Anda di halaman 1dari 16

KONSEP HOME CARE

INTERVENSI DAN DIAGNOGA KEPERAWATAN

Disusun Oleh :
1. Deah Karina Saputri 6. Evi Suzana

2. Dessy Triani 7. Fitri Angria Sari

3. Devi Erianti 8. Latifa

4. Elma Henda 9. M. Syarifuddin

5. Emi Yusnita

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MITRA ADIGUNA
PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN NON REGULER
TAHUN 2021-2022
KONSEP DASAR HOME CARE

A.    Sejarah
1. 1988 -1992 → terjadi peningkatan perawat yang bekerja sebagai “Home
Health Nursing”
2. 1859 → William Rathone (Liverpool, Inggris) → memulai sekolah yang
mendidik perawat yang dapat melakukan kunjungan rumah untuk
membantu orang miskin yang sakit di rumahnya.
3. 1800-an akhir → VNA’S (Visiting Nurse Associations) brdiri di USA
yang didirikan oleh Philantropist (Dermawan).
4. 1947→ Montefior Hospital membuat program home care, mengacu
kepada perawatan akut, post perawatan RS.
5. 1965 → Home Health Care berubah dari Socil Security Act (yan
dilakukan oleh VNA’S) menjadi → Medicare Legislation yang fokusnya
untuk perawatan lansia.

B.     Pengertian Home Care


Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care
adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang
diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan
untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.
Pelayanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien atau keluarga yang
direncanakan dan dikoordinasi oleh pemberi pelayanan melalui staf yang diatur
berdasarkan perjanjian bersama. Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen (2001)
menyatakan home health care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan
pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-
orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya. Home Care
(HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan kesehatan yang
dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993), Sehingga home care
dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah
melalui sejarah yang panjang. Di beberapa negara maju,” home care “ (perawatan
di rumah ), bukan merupakan konsep yang baru, tapi telah dikembangkan oleh
William Rathbon sejak tahun 1859 yang dia namakan perawatan di rumah dalam
bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk mengobati klien yang
sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit.

C.    Konsep / Model Teori Keperawatan Yang Mendukung Home Care


1. Teori Lingkungan (Florence Nightingale)
Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang
mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima komponen
lingkungan terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu yang meliputi
a. udara bersih,
b. air yang bersih,
c. pemeliharaan yang efisien
d. kebersihan, serta
e. penerangan/pencahayaan
Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada
lingkungan sosial dan psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci
dalam tulisannya. Penekanannya terhadap lingkungan sangat jelas
melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan masalah
kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah,
kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji fisik/tubuhnya.
2. Teori konsep manusia sebagai unit (Martha E. Rogers)
Dalam memahami konsep model dan teori ini,Rogers berasumsi bahwa manusia
merupakan satu kesatuan yang utuh,yang memiliki sifat dan karakter yang
berbeda – beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia dalam
proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan
manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri. Asumsi tersebut
didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan
manusia dan lingkungan,kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan
yang utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik
yang terdiri dari integritas,resonansi dan helicy. Integritas berarti individu sebagai
satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan, dan saling
mempengaruhi satu dengan yang lain. Resonansi mengandung arti bahwa proses
kehidupan antara individu dengan lingkungan berlangsung dengan berirama
dengan frekuensi yang bervariasi dan helicy merupakan proses terjadinya
interaksi antara manusia dengan lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan
– lahan maupun berlangsung dengan cepat. Menurut Rogers (1970), tujuan
keperawatan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan,
mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak
mampu dengan pendekatan humanistik keperawatan. Menurut Rogers, 1979
Kerangka Kerja Praktik: “Manusia utuh” meliputi proses sepanjang hidup. Klien
secara terus menerus berubah dan menyelaraskan dengan lingkungannya.\

D.    Masalah / problem yang muncul pada Home Health Care


1. Gaya hidup dan sumber-sumber kehidupan
2. Status kesehatan saat inidan penyimpangannya
3. Pola dan pengetahuan keluarga dalam mempertahankan kesehatannya.
4. Struktur keluarga dan dinamisasinya.

E.     Keuntungan dan Kerugian Home Health Care


i. Keuntungan:
2) Setting rumah dapat lebih memberikan kenyamanan klien dalam menjalani
perawatan secara individul.
3) Banyak klien yang lebih suka dirawat di rumah.
4) Pengkajian mengenai faktor-faktor lingkungan yang menunjang kese-
hatan dapat lebih lengkap karena dapat diobservasi secara langsung
sehingga dapat langsung dipertim-bangkan mengenai pelayanan apa yang
cocok untuk klien secara financial, dll.
5) Pengkajian mengenai pola hidup dan norma-norma keluarga lebih mudah
dilakukan.
6) Partisipasi anggota keluarga dapat terfasilitasi dengan baik.
7) Anggota keluarga mungkin akan lebih bersemangat untuk menerima dan
mempelajari hal-hal yang dapat meningkatkan atau menunjang
kesehatannya karena aplikatif dan sesuai dengan kondisi di rumah.
8) Dapat memperpendek masa rawat di rumah sakit sehingga biaya
perawatan dapat menurun.
9) Menurunkan nosocomial infection.
Kerugian:
1. Biaya perjalanan perawat atau pemberi pelayanan kesehatan di rumah
mahal.
2. Kurang efisien dari praktek keperawa-tan bersama atau kunjungan klien
ke ruang rawat.
3. Distraksi misalnya : anak-nak dan suara TV sulit untuk dihindari.
4. Keamanan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan tidak begitu
terjaga.
F.     Landasan Hukum Home Care
Fungsi Hukum dalam Praktik Perawat :
a. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana
yang sesuai dengan hukum.
b. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain
c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan
mandiri
d. Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan
meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.
Landasan Hukum :
a. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
b. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
c. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
d. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
e. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
f. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
g. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan
Perkesmas.
h. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal
perawat.
i. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
j. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta
G.    Skill Dasar Yang Harus Dikuasai Perawat
Home Care SK Dirjen Dirjen YAN MED NO HK. 00.06.5.1.311
menyebutkan ada 23 tindakan keperawatan mandiri yang bisa dilakukan oleh
perawat home care antara lain :
1) vital sign
2) memasang nasogastric tube
3) memasang selang susu besar
4) memasang cateter
5) penggantian tube pernafasan
6) merawat luka decubitus
7) Suction
8) memasang peralatan O2
9) penyuntikan (IV,IM, IC,SC)
10) Pemasangan infus maupun obat
11) Pengambilan preparat
12) Pemberian huknah/laksatif
13) Kebersihan diri
14) Latihan dalam rangka rehabilitasi medis
15) Tranpostasi klien untuk pelaksanaan pemeriksaan diagnostic
16) Penkes
17) Konseling kasus terminal
18) Konsultasi/telepon
19) Fasilitasi ke dokter rujukan
20) Menyiapkan menu makanan
21) Membersihkan Tempat tidur pasien
22) Fasilitasi kegiatan sosial pasien
23) Fasilitasi perbaikan sarana klien.

H.    Perizinan dan akreditasi homecare


Perizinan yang menyangkut operasional pengelolaan pelayanan kesehatan
rumah dan praktik yang dilaksanakan oleh tenaga profesional dan non
professional diatur sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, baik oleh
pemerintah pusatmaupun pemerintah daerah.
Persyaratan perizinan:
1. Berbadan hukum yang ditetapkan di badan kesehatan akte
notaristentang yayasan di badan kesehatan.
2. Mengajukan permohonan izin usaha pelayanan kesehatan rumahkepada
Dinas Kesehatan Kota setempat dengan melampirkan:
3. Rekomendasi dari organisasi profesi.
4. Izin lokasi bangunan.
5. Izin lingkungan.
6. Izin usaha.
7. Persyaratan tata ruangan bangunan melipti ruang direktur,
ruangmanajemen pelayanan, gudang sarana dan peralatan, sarana
komunikasi,dan sarana transportasi.
8. Izin persyaratan tenaga meliputi izin praktik profesional dan
sertifikasipelayanan kesehatan rumah.
9. Memiliki SIP, SIK dan SIPP.
10. Perawat dapat melaksankan praktik keperwatan pada saran
pelayanankesehatan, praktik perorangan dan/atau berkelompok.
11. Perawat yang melaksanakan praktik keperawatan pada saranapelayanan
kesehatan harus memiliki SIK.
12. Perawat yang praktik perorangan/berkelompok harus memiliki
SIPPAkreditasi
a. Penilaian kembali terhadap mutu pelayanan kesehatan yang diterima
masyarakat, dilakukan baik oleh pemerintah atau badan independen
yang akan mengendalikan pelayanan kesehatan rumah. Tujuan proses
akreditasi, agar seluruhkomponen pelayanan dapat berfungsi secara
optimal, tidak terjadi penyalahgunaanserta penyimpangan.

Komponen evaluasi meliputi:


a. Pelayanan masyarakat
b. Organisasi dan admnistrasi
c. Program
d. Staf/personal
e. Evaluasi
f. Rencana yang akan datang
Standar penilaian akreditasi khusus home care yang dikeluarkan oleh
KomiteJoint Commission International (JCI) ini merupakan standar
penilaian penerapanhome care berfokus pada pasien. Penilaian tersebut
meliputi keselamatan pasien,akses dan asesmen pasien, hak dan
tanggung jawab pasien, perawatan pasien dankontinuitas pelayanan,
manajemen obat pasien, serta pendidikan pasien dankeluarga.Perawat
yang memiliki peran advokasi bertanggung jawab dalam
mempertahankan keamanan pasien, mencegah terjadinya kecelakaan
dan melindungi pasien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan.
Penerapan pendidikan bagi pasien dan keluarga perawat dapat
memberikan informasi tambahan untuk pasien yang sedang berusaha
memutuskan suatu masalah,memberikan pendidikan kesehatan yang
menunjang kesehatan pasien. Hal – hal tersebut diatas dapat ditunjang
dengan pengetahuan perawat terkait penerapan danpelaksanaan
pendidikan pada pasien dak keluarga di unit pelayanan home care.

I.       Kebijakan Home Care di Indonesia


Perawat dalam melakukan praktek harus sesuai dengan kewenangan
yang diberikan, berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam
memberikan pelayanan berkewajiban mematuhi standar praktek. Perawat
dalam menjalankan praktek harus membantu program pemerintah dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Perawat dalam menjalankan
praktik keperawatan harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan
profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik
diselenggarakan oleh pemerintah maupun organisasi profesi. Dalam keadaan
darurat yang mengancam jiwa seseorang/pasien, perawat berwenang untuk
melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenanga.Pelayanan dalam keadaan
darurat ditujukan untuk penyelamatan jiwa. Perawat yang menjalankan
praktik perorangan harus mencantumkan SIPP diruang prakteknya. Perawat
yang menjalankan praktek perorangan tidak diperbolehkan memasang papan
praktek. Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan keperawatan
dalam bentuk kunjungan rumah. Perawat dalam melakukan asuhan
keperawatandalambentuk   kunjungan   rumah   harus   membawa   perlengka
pan  perawatan   sesuaikebutuhan.Perawat   dalam   menjalankan   praktik   pe
rorangan  sekurangkurangnyamemenuhi   persyaratan,   yang   sesuai   dengan 
  standar  perlengkapan   asuhankeperawatan yang ditetapkan oleh organisasi
profesi:
1. Memiliki tempat praktik yang memenuhi syarat kesehatan.
2. Memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan.
3. Keperawatan maupun kunjungan rumah.
4. Memiliki   perlengkapan   administrasi   yang   meliputi   buku   catatanku
njungan, formulir catatan tindakan asuhan keperawatan, serta formulir
rujukan.
 
J.    Hak-hak klien dalam pelayanan Home Care
Klien mempunyai hak untuk diberi informasi secara tertulis sebelum
pengobatan diberikan.Klien dan petugas mempunyai hak dan kewajiban
untuk saling menghargai dan menghormati.Petugas dilarang menerima
pemberian pribadi maupun meminjam sesuatu dari klien.
Klien mempunyai hak untuk :
1) Membina hubungan dengan petugas sesuai dengan standar etik
2) Memperoleh informasi tentang prosedur-prosedur yang harus
diikuti
3) Mengekspresikan kesedihan dan ketakutannya
4) Klien mempunyai hak dalam pengambilan keputusan, dalam hal ini
klien mempunyai hak untuk diberi tahu secara tertulis tentang
pengaturan, jenis pelayanan kesehatan yang diberikan, dan jumlah
kunjungan rumah yang akan dilakukan
5) Klien mempunyai hak untuk memperoleh nasehat-nasehat tentang
rencana-rencana perubahan yang akan dilakukan
6) Mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam perencanaan pelayanan
keperawatan, perencanaan perubahan pelayanan serta nasehat-
nasehat lainnya
7) Klien mempunyai hak untuk menolak rencana perubahan tersebut
8) Dalam hal “privacy”, klien mempunyai hak untuk dijaga
kerahasiaan kondisikesehatannya, hal-hal yang berhubungan dengan
sosial ekonomi, serta hal-hal yang dilakukan di rumahnya
9) Perawat atau petugas hanya akan memberikan informasi bila
diperlukan secara hukum atau bila diperlukan oleh klien atau
keluarganya
10) Dalam hal finansial, klien mempunyai hak untuk diberi informasi
tentang biaya yang harus dikeluarkan, memberikan informasi
pembiayaan dengan jelas.
11) Klien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan
dengan kualitas yang tinggi, serta berhak mendapat informasi
tentang hal-hal yang berhubungan dengan keadaan emergensi/
darurat
INTERVENSI DAN DIAGNOSA
PASIEN HOME CARE DENGAN STROKE

Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul, yaitu :


1. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d O2 otak menurun
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk
mengabsorpsi nutrient
3. Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot.
4. Risiko kerusakan integritas kulit b.d factor risiko : lembap
5. Gangguan komunikasi verbal b.d. kerusakan neuromuscular, kerusakan sentral bicara
Intervensi
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional
1 Gangguan perfusi jaringan Tujuan (NOC) : Gangguan Intervensi (NIC) 1. Peningkatan tekanan darah
serebral b.d O2 otak menurun perfusi jaringan dapat 1. Pantau TTV tiap jam dan catat sistemik yang diikuti dengan
tercapai secara optimal hasilnya penurunan tekanan darah diastolik
Kriteria hasil : 2. Kaji respon motorik terhadap merupakan tanda peningkatan TIK.
a) Mampu perintah sederhana Napas tidak teratur menunjukkan
mempertahankan tingkat 3. Pantau status neurologis secara adanya peningkatan TIK
kesadaran b) Fungsi teratur 2. Mampu mengetahui tingkat respon
sensori dan motorik 4. Dorong latihan kaki aktif/ pasif motorik pasien
membaik 5. Kolaborasi pemberian obat 3. Mencegah/
sesuai indikasi menurunkan atelektasis
4. Menurunkan statis vena
5. Menurunkan resiko terjadinya
komplikasi
2 Ketidakseimbangan nutrisi : Tujuan (NOC) : Intevensi (NIC) : 1. Motivasi klien mempengaruhi
kurang dari kebutuhan tubuh b.d 1. Status gizi 1. Pengelolaan gangguan dalam perubahan nutrisi
ketidakmampuan untuk 2. Asupan makanan makanan 2. Makanan kesukaan klien untuk
mengabsorpsi nutrien 3. Cairan dan zat gizi 2. Pengelulaan nutrisi mempermudah pemberian nutrisi
Kritria evaluasi: 3. Bantuan menaikkan BB 3. Merujuk kedokter untuk
a) Menjelaskan komponen mengetahui perubahan klien serta
kedekatan diet Aktivitas keperawatan : untuk proses penyembuhan
b) Nilai laboratorium 1. Tentukan motivasi klien untuk 4. Membantu makan untuk
c) (mis,trnsferin, mengubah kebiasaan makan mengetahui perubahan nutrisi serta
albumin,dan eletrolit) 2. Ketahui makanan kesukaan untuk pengkajian
d) Melaporkan klien 3. Rujuk kedokter untuk 5. Menciptakan lingkungan untuk
keadekuatan tingkat gizi menentukan penyebab perubahan kenyamanan istirahat klien serta utk
e) Nilai laboratorium nutrisi ketenangan dalam ruangan/kamar.
(mis : trasferin,albomen 4. Bantu makan sesuai dengan
dan eletrolit kebutuhan klien
f) Toleransi terhadap gizi 5. Ciptakan lingkungan yang
yang dianjurkan. menyenangkan untuk makan
Hambatan mobilitas fisik b.d Tujuan (NOC): Klien Intevensi (NIC) : 1. Mengajarkan klien tentang dan
penurunan kekuatan otot diminta menunjukkan 1. Terapi aktivitas, ambulasi pantau penggunaan alat bantu
tingkat mobilitas, ditandai 2. Terapi aktivitas, mobilitas mobilitas klien lebih mudah.
dengan indikator berikut sendi. 2. Membantu klien dalam proses
(sebutkan nilainya 1 – 5) : 3. Perubahan posisi Aktivitas perpindahan akan membantu klien
ketergantungan (tidak Keperawatan : latihan dengan cara tersebut.
berpartisipasi) 1. Ajarkan klien tentang dan 3. Pemberian penguatan positif
membutuhkan bantuan pantau penggunaan alat selama aktivitas akan mem-bantu
orang lain atau alat 2. Bantu mobilitas. klien semangat dalam latihan.
membutuhkan bantuan 3. Ajarkan dan bantu klien dalam 4. Mempercepat klien dalam
orang lain, mandiri dengan proses perpindahan. mobilisasi dan mengkendorkan otot-
pertolongan alat bantu atau 4. Berikan penguatan positif otot 5. Mengetahui perkembngan
mandiri penuh). selama beraktivitas. mobilisasi klien sesudah latihan
Kriteria Evaluasi : 5. Dukung teknik latihan ROM ROM
a) Menunjukkan 6. Kolaborasi dengan tim medis 6. Kolaborasi dengan tim medis
penggunaan alat bantu tentang mobilitas klien dapat membatu peningkatkan
secara benar dengan mobilitas pasien seperti kolaborasi
pengawasan. dengan fisioterapis
b) Meminta bantuan untuk
beraktivitas mobilisasi jika
diperlukan.
c) Menyangga BAB
d) Menggunakan kursi
roda secara efektif.
DAFTAR PUSTAKA

www.homecare.com/en.wikipedia.org/wiki/Home_care

http://www.tugastikes.com/pasien-keperawatan-home-care.html

http://alulumaulana.blogspot.com/

http://kuliahiskandar.blogspot.com/2012/05/home-care.html

http://siskaelvinapurba.blogspot.co.id/2015/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-

none_9.html

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1239/Menkes/Sk/Xi/2001.Tentang Registrasi Dan Praktik

PerawatMulyanasari, Fertin. 2014.  Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan Pasien

Dan KeluargaPada Pelayanan Home Care Berstandar Joint Commission

International Di Rumah

Sakit   Panti   Rapih   Yogyakarta.  Yogyakarta   :   Universitas   Gadjah  Mada.http

://etd.ugm.ac.id/index.php?

mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=

73268&is_local=1. 27 Oktober 2014

Peraturan   Menteri   Kesehatan   Republik  IndonesiaNomor.HK.02.02/

MENKES/148/I/2010 tentang izin dan penyelenggaraan

praktikperawatWerdati, Sri, 1999. Home Care Dan Homeservice, Makalah

Seminar Implementasi Dan Praktik Keperawatan Mandiri. Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas muhammadiyah Yogyakarta : Yogyakarta.

Zang, S.M & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. (2004). Manual Perawatan

dirumah (Home Care Manual) Edisi Terjemahan Cetakan I. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai