Anda di halaman 1dari 42

BAB 3

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny."S" DENGAN DIAGNOSA


MEDIS GAGAL GINJAL KRONIK DAN HIPERTENSI DI RUANG
INTERNA I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. R. SOEDJONO SELONG
LOMBOK TIMUR
TANGGAL : 04 MARET S/D 06 MARET 2020

A. Pengkajian

1. Identitas Klien

Nama : Ny."S"

Usia : 51 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Mt. Betok

Status pernikahan : Sudah Menikah

Agama : Islam

Suku : Sasak

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

No. Rekam medik : 382463

Tanggal Masuk Rumah Sakit : 04 Maret 2020 Pukul 10:00 Wita

Tanggal Pengkajian : 04 Maret 2020 Pukul 11:00 Wita

Sumber Informasi : Klien dan Keluarga

Identitas Penaggung Jawab

104
105

Nama : Tn."A"

Setatus : Anak

Alamat : Mt. Betok

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

2. Status Kesehatan Saat Ini

a. Keluhan utama

Klien mengatakan mengeluh sakit kepala.

b. Lama keluhan

Klien mengatakan sakit kepala sejak 2 hari lalu.

c. Kualitas keluhan

Nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk, hilang timbul.

d. Faktor pemberat

Nyeri semakin dirasakan setelah pasien bergerak.

e. Upaya yang telah dilakukan

Klien sebelumnya dilakukan cuci darah sebelum akhirnya di rawat

inap di ruang Interna 1 RSUD Dr R. Soedjono Selong.

f. Diagnosa medis

Gagal Ginjal dan Hipertensi

g. Riwayat kesehatan saat ini

1) Saat Masuk Rumah Sakit

Klien datang ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. Soedjono

Selong datang untuk melakukan cuci darah pada 04 Maret 2020


106

pukul 09.00 Wita, Namun, pasien di rawat inap pada jam 10:00

karena terdapat komplikasi seperti sakit kepala dan terdapat

pembesaran pada abdomen sehingga perlu dilakukan observasi

lebih lanjut dan mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

Keluarga mengatakan klien melalaikan jadwal cuci darah selama

2 minggu.

2) Saat Pengkajian

Klien mengatakan sakit kepala, dan tengkuk terasa berat, nyeri

terasa ditusuk-tusuk pada bagian kepala, skala nyeri 6 dari (1-

10), hilang timbul, nyeri sangat dirasakan saat pasien bergerak

atau bangun, klien tampak meringis, klien tampak memegang

kepalanya yang sakit.

3. Riwayat Kesehatan Terdahulu

a. Penyakit yang pernah dialami

1) Kecelakaan

Klien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan seperti

kecelakaan lalu lintas atau sejenisnya.

2) Operasi

Klien mengatakan belum pernah melakukan operasi apapun.

3) Penyakit

Klien mengatakan sudah lama mengidap penyakit hipertensi

sejak tahun 2014 yang lalu.

b. Alergi

Klien mengatakan tidak ada alergi obat, makanan maupun plester.


107

c. Kebiasaan

Klien mengatakan tidak merokok, minum kopi atau mengkonsumsi

minuman ber-alkohol.

d. Obat-obat yang digunakan

Klien mengatakan jika ia sakit, biasanya mengkonsumsi obat yang ia

beli diwarung seperti bodrex dan obat sejenisnya.

4. Riwayat Keluarga

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit

seperti yang ia alami sekarang.

Gambar 3.1 Genogram Keluarga Ny."S"

Keterangan :

= Meninggal

= Laki-laki

= Perempuan

= Tinggal serumah

= Menikah
108

= Keturunan

= Klien

5. Pola Aktivitas Latihan

a. Dirumah

Klien mengatakan mudah lelah dalam beraktifitas namun dapat

makan/minum, mandi, berpakaian, berpindah, berjalan dengan

mandiri.

b. Dirumah sakit

Klien mengatakan dibantu oleh keluarga dalam aktifitas di rumah

sakit..

6. Pola Nutrisi Metabolik

a. Dirumah

Klien mengatakan nafsu makan baik, makan 3x sehari porsi sedang

dengan jenis diit sayur, nasi, tempe, tahu, daging. Pasien

menghindari makanan dengan banyak garam dan makanan

bersantan. Pasien mengatakan minum 5 sampai 6 kali dalam sehari

dengan air putih tanpa adanya keluhan.

b. Dirumah sakit

Klien mengatakan sempat makan sedikit sebelum ke rumah sakit dan

sampai saat dikaji pasien belum memakan apapun, hanya minum air

putih dan dibatasi.


109

7. Pola Eliminasi

a. BAB

1) Dirumah

Klien mengatakan BAB 1 kali dalam sehari dengan konsistensi

padat, warna kuning kecoklatan.

2) Dirumah sakit

Klien mengatakan terakhir BAB Jam 06:00 WITA dan belum

BAB sampai saat dikajian dirumah sakit.

b. BAK

1) Dirumah

Klien mengatakan BAK 3-5 kali dalam sehari warna putih

kekuningan tidak pekat.

2) Dirumah sakit

Klien terpasang dower kateter terisi ± 100 cc/2 jam saat dikaji,

warna kuning namun tidak pekat.

8. Pola Tidur Istirahat

a. Dirumah

Klien mengatakan tidur siang 2 jam dari jam 14.00 – 16.00 WITA

dan sebelum tidur klien biasanya sholat terlibih dulu serta pasien

merasa nyenyak dengan tidurnya tanpa ada gangguan sama sekali.

tidur malam 8 jam dari jam 22.00 – 05.00 WITA, klien menonton

TV sebelum tidur, dan tidak ada kesulitan dalam tidur.


110

b. Dirumah Sakit

Klien mengatakan terakhir tidur malam dari jam 22:00 – 05:00 Wita

dan belum tidur sampai saat dikaji.

9. Pola Kebersihan Diri

a. Dirumah

Klien mengatakan mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, keramas

3 kali seminggu, menggosok gigi 2 kali menggunakan odol pada

pagi dan malam hari tanpa adanya kesulitan.

b. Dirumah sakit

Klien mengatakan terakhir mandi tadi pagi sebelum dibawa ke

dirumah sakit dengan bantuan.

10. Pola Toleransi-Koping Stress

a. Pengambilan keputsan

Klien mengatakan dibantu anak dan suami dalam pengambilan

keputusan.

b. Utama terkait perawatan di RS atau penyakit

Klien kadang merasa hanya membebani dalam hal biaya di rumah

sakit.

c. Hal yang biasa dilakukan jika stress / menghadapi masalah

Klien mengatakan saat menghadapi masalah klien berupaya untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan cara berdoa dan

berzikir.
111

d. Harapan setelah menjalani perawatan

klien mengatakan berharap segera sembuh setelah mendapatkan

perawatan.

e. Perubahan yang dirasa setelah sakit

Klien merasa lebih sulit melakukan melakukan aktifitas yang

membuatnya merasa lebih baik.

11. Pola Peran Hubungan

a. Peran dalam keluarga

Klien mengatakan ia menjalani perannya sebagai ibu dari 3 orang

anak dalam keluarganya.

b. Sistem pendukung

Suami dan anak

c. Kesulitan

Tidak ada kesulitan yang berarti

d. Masalah peran/ hubungan dengan keluarga selama dirawat di rumah

sakit.

Klien tidak dapat mengurus anak dan suami dirumah

12. Pola Komunikasi

Klien mengatakan dapat berkomunikasi dengan baik dengan keluarga

maupun orang lain.

13. Pola Seksualitas

Tidak terkaji
112

14. Pola Nilai dan Kepercayaan

Klien beragama islam, klien selalu melaksanakan sholat 5 waktu dan

zikir, selama di rumah sakit klien juga selalu menjalankan ibadah sholat.

15. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum : Lemah.

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-tanda Vital :

1) Tekanan Darah : 180/100 mmHg

2) Respirasi : 25 x/menit

3) Nadi : 96 x/menit

4) Suhu : 38,5 0C

d. Tinggi Badan : 150 cm

e. Berat Badan : 52 kg

f. Pemeriksaan Fisik Head to toe

1) Kepala

Bentuk kepala normal, tidak ada lesi, distribusi rambut merata,

tidak ada massa atau jejas, tidak ada nyeri tekan, keluhan

pusing, warna kulit kepala putih bersih, tidak ada kelainan.

2) Mata

Bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor, bulu

mata dan alis warna hitam, pupil breaksi terhadap cahaya,

pergrerakan bola mata normal, sklera tidak ikterik, fungsi

pengelihatan baik, tidak menggunakan alat bantu mengelihatan,

tidak ada tanda-tanda radang.


113

3) Hidung

Bentuk simetris, tidak ada mukus, tidak terdapat polip atau

benjolan, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, tidak

ada perdarahan, tidak ada sinusitis, menggunakan alat bantu

pernafasan, tidak ada kelainan.

4) Mulut dan Tenggorokan

Mulut simetris, mukosa bibir kering, tidak ada ulkus, tidak

terdapat lesi, tidak ada massa, tidak tidak ada karies gigi, ada

kesulitan ketika menelan, tidak sakit tenggorokan, pasien bicara

normal.

5) Telinga

Bentuk telinga simetris, warna sawo matang, tidak terdapat lesi,

tidak ada massa atau benjolan, tidak ada nyeri atau nyeri tekan,

fungsi pendengaran baik, tidak menggunakan alat bantu dengar,

tidak ada kelainan.

6) Leher

Terdapat kekakuan pada leher, terdapat nyeri dibelakang leher,

tidak ada benjolan atau massa, tidak terdapat pembesaran vena

jugularis, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

kesulitan ketika menelan.

7) Dada

a) Jantung

(1) Inspeksi : tidak tampak denyut apeks jantung.

(2) Perkusi : bunyi jantung pekak.


114

(3) Palpasi : pergerakan dinding dada simetris, tidak ada

nyeri tekan.

(4) Auskultasi : S1 (Lub) dan S2 (Dub) reguler. Tidak ada

bunyi jantung tambahan.

b) Paru

(1) Inspeksi : pernafasan tidak teratur, tidak terdapat

retraksi dinding dada, frekuensi pernafasan 25 kali per-

menit.

(2) Perkusi : suara paru sonor.

(3) Palpasi : tidak ada nyeri tekan, ekspansi dada simetris.

(4) Auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas

tambahan.

8) Payudara dan Ketiak

Tidak ada benjolan atau massa, tidak ada nyeri tekan, tidak

terdapat pembengkakan.

9) Abdomen

a) Inspeksi : terdapat edema pada area abdomen.

b) Perkusi : terdapat suara pekak pada area abdomen.

c) Palpasi : terdapat nyeri tekan pada ulu hati atau epigastrium.

10) Ekstermitas

a) Ekstremitas atas

Kanan/kiri : Kekuatan otot menurun, pergerakan menurun,

tidak terdapat kontraktur , tidak terdapat nyeri tekan dan


115

edema, sensasi raba positif, terpasang IVFD NaCl 0,9 % 20

tetes/menit makro ditangan sebelah kanan.

b) Ekstremitas bawah

Kanan/kiri : kekuatan otot menurun, tidak fraktur atau

dislokasi, pergerakan sendi terbatas, terdapat edema.

11) Kulit dan Kuku

a) Kulit

Warna kulit sawo matang, turgor kulit < 2 detik, tidak

terdapat jaringan parut, tidak terdapat luka pada kulit namun

terdapat sejenis ruam-ruam pada kulit dan ektermitas.

b) Kuku

Bentuk kuku normal, warna kuku putih kekuningan,

pengisian kapiler < 2 detik, dan tidak terdapat lesi.

16. Pemeriksaan Penunjang

Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Ny.“S”

LAB RESULT NORMAL


ALT/GPT 19.0 u/L 0.0-40.0 u/L
AST/GOT 20.0 u/L 0.0-41.0 u/L
Urea 175 mg/dl 20.0-42 mg/dl
Creatinin 3.09 mg/dl 0.5-1.10 mg/dl
WHC 37.42 10ᵔ3/uL 3.20-10.0010ᵔ3/uL
RBC 4.80 10ᵔ3/uL 2.50-5.50 10ᵔ3/uL
HGB 9.2 g/dL 12.0-16.6 g/dL
PLT 509 10ᵔ3/uL 150-450 10ᵔ3/uL
116

17. Terapi Pengobatan

Tanggal 04 Maret 2020

a. Infus NaCl 20 tetes/menit (makro).

b. Cefotaxime 2 x 1 gr (IV)

c. Omeprazole 1 x 40 mg (IV)

d. Ketrolak 3x10 mg (IV)

e. Paracetamol 2 x 500 mg (IV)

f. Terapi O2 Nasal Kanul 3 Lpm

g. Tindakan cuci darah

Tanggal 05 Maret 2020

a. Infus NaCl 20 tetes/menit (makro).

b. Cefotaxime 2 x 1 gr (IV)

c. Omeprazole 1 x 40 mg (IV)

d. Ketrolak 2 x 10 mg (IV)

e. Terapi O2 Nasal Kanul 2 Lpm

Tanggal 06 Maret 2020

a. Infus NaCl 20 tetes/menit (makro).

b. Cefotaxime 2 x 1 gr (IV)

c. Omeprazole 1 x 40 mg (IV)

d. Ketrolak 1 x 10 mg (IV)
117

B. Diagnosa Keperawatan

1. Analisa Data

Tabel 3.2 Analisa data pada pasien Ny."S" dengan diagnosa medis Gagal
Ginjal Kronik dan Hipertensi di ruang Interna I Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. R. Soedjono Selong Lombok Timur.
No. Data-data Etiologi Problem
(1) (2) (3) (4)
1. Data Subyektif : Penurunan fungsi nefron Nyeri akut
- Klien mengatakan sakit 
kepala. detruksi struktur ginjal secara
- Klien mengatakan nyeri progresif
terasa ditusuk-tusuk, 
hilang timbul, skala nyeri GFR menurun
6 dari 
(1-10). Penumpukan toksik uremik di dalam
- Klien mengatakan nyeri darah dan ketidakseimbangan cairan
sangat dirasakan saat dan elektrolit
klien bergerak atau 
bangun.’ Aktivasi sistem Renin Angiotensin
Aldoseteron
Data Obyektif : 
- Klien tampak meringis. Hipertensi
- Klien tampak memegang 
kepalanya yang sakit. Peninjgkatan tekanan vaskular
- Tanda-Tanda Vital : serebral
- TD:180/100 mmHg 
- Nadi: 96 x/menit Nyeri kepala
- Suhu: 38,5 0C 
- RR : 25x/menit Nyeri akut

2 Data Subyektif : Penurunan fungsi nefron Kelebihan


- Keluarga mengatakan  Volume
klien melalaikan jadwal detruksi struktur ginjal secara Cairan
cuci darah 2 minggu progresif

Data Obyektif : GFR menurun
- Terdapat asites dan 
edema perifer.
Kegagalan mempertahankan
- Berat badan 52 kg
- Terpasang dower cateter metabolisme dan keseimbangan
- Urine 100 cc/2 jam cairan dan elektrolit
Berwarna kuning namun 
tidak pekat Volume cairan, hypernatremia,
- Tanda-Tanda Vital : hyperkalemia, pH ↓,
TD: 180/100 mmHg hiperpospatemia dan
Nadi: 96 x/menit hipokalsemia
Suhu: 38,5 0C 
RR : 25x/menit Kelebihan volume cairan
118

(1) (2) (3) (4)


3 Data Subyektif : Sindrom uremik Intoleransi
- Klien mengatakan nyeri  Aktivitas
sangat dirasakan saat Respon musculoskeletal dan
klien bergerak atau ureum pada jaringan otot
bangun. 
- Klien mengatakan
Restless leg sindrom, burning feet
mudah lelah dalam
beraktifitas.
sindrom,

Data Obyektif : Nyeri otot
- Klien tampak lemah 
- Terdapat asites dan Intoleransi aktivitas
edema perifer.
- Klien tampak kesulitan
dalam bergerak.
- Pergerakan sendi
ektermitas bawah
terbatas.
- Mobilisasi dibantu.
- Tanda-Tanda Vital :
TD: 180/100 mmHg
Nadi: 96 x/menit
Suhu: 38,5 0C
RR : 25 x/menit

2. Rumusan Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular

serebral ditandai dengan : klien mengatakan sakit kepala, klien

mengatakan nyeri kepala saat ia bangun, klien mengatakan nyeri

terasa di tusuk-tusuk, hilang timbul, skala nyeri 6 (1-10), klien

tampak meringis, klien tampak memegang kepala, TTV : TD :

180/100 mmHg, Nadi : 96x/menit, suhu : 38,5 0C, RR : 25 x/menit.

b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi cairan dan

natrium oleh ginjal di tandai dengan keluarga mengatakan klien

melalaikan jadwal cuci darah selama 2 minggu, terdapat asites dan


119

edema perifer, Berat Badan 52 Kg, terpasang cateter, urine 100 cc/2

jam berwarna kuning namun tidak pekat, TTV : TD : 180/100

mmHg, Nadi : 96 x/menit, Suhu : 38,5 0C, RR : 25x/menit.

c. Intolerensi aktivitas berhubungan dengan restless leg sindrom,

burning feet sindrom akibat respon musculoskeletal dan ureum pada

jaringan otot di tandai dengan klien mengatakan nyeri sangat

dirasakan saat klien bergerak atau bangun. klien mengatakan mudah

lelah dalam beraktifitas, klien tampak lemah dan kesulitan bergerak,

terdapat asites dan edema perifer, pergerakan sendi ektermitas bawah

terbatas, mobilisasi dibantu, TTV : TD : 170/100 mmHg, Nadi : 96

x/menit, Suhu : 38,5 0C, RR : 22x/menit.


120

C. Rencana Keperawatan

Tabel 3.3 Rencana Tindakan Keperawatan pada klien Ny."S" dengan


Diagnosa Medis Gagal Ginjal Kronik dan Hipertensi di Ruang
Interna I Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. Soedjono Selong
No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
(1) (2) (3) (4)
1. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri (Pain
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 Management) :
dengan peningkatan jam nyeri dapat berkurang
tekanan vaskular dengan kriteria hasil : 1. Kaji keluhan nyeri secara
serebral ditandai 1. Mengenal faktor komphrehensif, meliputi :
dengan : klien penyebab nyeri. lokasi, karakteristik dan
mengatakan sakit 2. Melaporkan nyeri onset, durasi, frekuensi,
kepala, klien berkurang skala nyeri kualitas, intensitas/beratnya
mengatakan nyeri 0-3 dari (1-10). nyeri, dan faktor-faktor
kepala saat ia 3. Klien tidak tampak presipitasi
bangun, klien meringis. 2. Observasi isyarat-isyarat
mengatakan nyeri 4. Vital sign dalam batas non verbal dari
terasa di tusuk- normal yaitu : ketidaknyamanan,
tusuk, hilang - TD : 120/80-140/90 khususnya dalam
timbul, skala nyeri mmHg, ketidakmampuan untuk
6 (1-10), klien - Nadi: 60-100 x/ komunikasi secara efektif
tampak meringis, menit, 3. Gunakan komunkiasi
klien tampak - Suhu : 36,5⁰C, terapeutik agar klien dapat
memegang kepala, - Respirasi: 16-20x/ mengekspresikan nyeri
TTV : TD : menit. 4. Kaji pengalaman individu
180/100 mmHg, terhadap nyeri, keluarga
Nadi : 96x/menit, dengan nyeri kronis
suhu : 38,5 0C, RR : 5. Mengajarkan teknik non
25 x/menit farmakologi (teknik nafas
dalam) saat nyeri
dirasakan.
6. Evaluasi tindakan non
farmakologi yang sudah
dilakukan
7. Pantau vital sign
8. Kolaborasi dengan dalam
pemberian analgetik.

2 Kelebihan volume Setelah dilakukan tindakan Manajemen Cairan (Fluid


cairan berhubungan keperawatan selama 3 x 24 management) :
dengan retensi jam diharapkan edema
cairan dan natrium dapat berkurang dengan 1. Pertahankan catatan intake
oleh ginjal di tandai Kriteria Hasil: dan output yang akurat
dengan keluarga 1. Acites dan Edema 2. Pasang urin kateter jika
mengatakan klien perifer berkurang. diperlukan
melalaikan jadwal

(1) (2) (3) (4)


121

cuci darah selama 2 2. Vital sign dalam batas 3. Monitor hasil LAB yang
minggu, terdapat normal yaitu Tekanan sesuai dengan retensi
asites dan edema Darah: 120/80-140/90 cairan (BUN, Hematokrit,
perifer, Berat mmHg, Nadi: 60-100 osmolalitas urin).
Badan 52 Kg, x/menit, Suhu : 36,5⁰C, 4. Monitor vital sign
terpasang cateter, Respirasi : 5. Kaji lokasi dan luas edema
urine 100 cc/2 jam 16-20x/menit. 6. Berikan diuretik sesuai
berwarna kuning interuksi
namun tidak pekat,
TTV : TD : Monitor Cairam (Fluid
180/100 mmHg, Monitoring) :
Nadi : 96 x/menit,
Suhu : 38,5 0C, 1. Tentukan riwayat jumlah
RR : 25x/menit dan tipe intake cairan dan
eliminasi
2. Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari ketidak
seimbangan cairan
3. Monitor adanya distensi
leher, rinchi, eodem perifer
dan penambahan BB

3. Intolerensi aktivitas Setelah dilakukan asuhan Manajemen Energi (Energy


berhubungan keperawatan selama 3 x 24 Management)
dengan restless leg jam klien menunjukkan 1. Tentukan keterbatasan
sindrom, burning toleransi terhadap klien terhadap aktivitas
feet sindrom akibat aktivitas (Activity 2. Tentukan penyebab lain
respon musculo- Tolerance) dengan kriteria : kelelahan
skeletal dan ureum 1. Keadaan umum klien 3. Dorong klien untuk
pada jaringan otot baik. mengungkapkan perasaan
di tandai dengan 2. Melaporkan peningka- tentang keterbatasannya
klien mengatakan tan aktivitas harian. 4. Monitor intake nutrisi
nyeri sangat 3. Vital sign dalam batas sebagai sumber energi
dirasakan saat klien normal yaitu : yang adekuat
bergerak atau - TD: 120/80-140/90 5. Monitor respon tanda-
bangun. klien mmHg, tanda vital terhadap
mengatakan mudah - Nadi: 60-100 aktivitas
lelah dalam x/menit, 6. Batasi stimulus lingkungan
beraktifitas, klien - Suhu : 36,5⁰C, (misalnya : pencahayaan
tampak lemah dan - Respirasi : 16-20x/ dan kegaduhan)
kesulitan bergerak, menit. 7. Dorong untuk melalukan
terdapat asites dan periode istirahat dan
edema perifer, aktivitas
pergerakan sendi 8. Bantu klien untung bangun
ektermitas bawah dari tempat tidur atau
terbatas, mobilisasi duduk di samping tempat
dibantu, TTV : tidur atau berjalan
TD : 170/100
mmHg, Nadi : 96
x/menit, Suhu :
38,5 0C, RR :
22x/menit
122

D. Tindakan Keperawatan

Tabel 3.4 Tindakan keperawatan pada klien Ny."S" dengan Diagnosa Medis Gagal
Ginjal Kronik dan Hipertensi di ruang Interna I Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. R. Soedjono Selong Lombok Timur.

Hari/
No Jam Dx Tindakan Evaluasi Hasil Paraf
Tanggal
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Rabu 04 12.00 1. Mengkajian nyeri 1. Klien mengatakan
Maret WITA secara kompre- nyeri kepala, terasa
2020 hensif termasuk ditusuk-tusuk, hilang
lokasi, karakte- timbul, skala nyeri 6
ristik, durasi, (skala 1-10), nyeri
frekuensi kualitas, dirasakan pada saat
faktor prepitasi. bangun

12.05 2. Mengobservasi 2. Ekspresi wajah pasien


WITA reaksi nonverbal tampak meringis.
dari ketidak-
nyamanan

12.06 3. Menggunakan 3. Klien menunjuk


WITA teknik komunikasi kepala bagian sambil
terapeutik agar klien meringis.
dapat mengekspre-
sikan nyeri.

12.10 4. Mengajarkan teknik 4. Klien tampak mampu


WITA non farmakologi melakukan teknik
(teknik nafas dalam) nafas dalam dengan
saat nyeri dirasakan. instruksi.

12.15 5. Berklaborasi 5. Klien diberikan


WITA dengan tim dokter injeksi Ketorolak (10
obat analgetik. mg) 3 x 1 ampul.

2 Rabu 04 12.20 II 1. Pasang urin kateter 1. Terpasang urine


Maret WITA jika diperlukan kateter terisi 100 cc / 2
2020 jam

12.30 2. Monitor vital sign 2. TD : 180/100 mmhg


WITA S : 38 ⁰C
N : 96x/menit
RR : 25x/menit
123

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


12.35 3. Kaji lokasi dan luas 3. Tampak acites dan
WITA edema edema perifer.

12.40 4. Berikan diuretik 4. Diberikan furosemide


WITA sesuai interuksi 40 mg IV

3 Rabu 04 12.45 III 1. Monitor respon 1. Klien tampak pucat,


Maret WITA cardiorespiratory terpasang O2 nasal
2020 terhadap aktivitas kanul 3 lpm frekwensi
(misalnya : pernafasan 25x/menit.
takhikardi, dyspneu,
diaporesis, pucat
dan frekwensi
pernafasan

12.50 2. Batasi stimulus 2. Sampiran ditutup


WITA lingkungan
(misalnya :
pencahayaan dan
kegaduhan)

12.52 3. Dorong untuk 3. Klien mengikuti apa


WITA melalukan periode yang diinstruksikan.
istirahat dan
aktivitas

4 Kamis 05 08.00 I 1. Mengkajian nyeri 1. Klien mengatakan nyeri


Maret WITA secara konperhensif kepala sudah berkurang,
2020 termasuk lokasi, terasa seperti ditusuk-
karakteristik, durasi, tusuk, skala nyeri 4 dari
frekuensi, (1-10), nyeri dirasakan
kualitas,faktor pada saat bangun
prepitasi.

08.05 2. Mengajarkan teknik 2. Klien tampak mampu


WITA non farmakologi melakukan teknik nafas
(teknik nafas dalam) dalam dengan mandiri.
saat nyeri dirasakan.

08.10 3. Berkolaborasi dengan3. Klien diberikan injeksi


WITA tim dokter obat Ketorolak (10 mg) 1 x 1
analgetik. ampul.
124

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


5 Kamis 05 08.20 II 1. Tentukan riwayat, 1. Urine bag terisi 300
Maret WITA jumlah dan tipe cc/3 jam
2020 intake cairan dan
eliminasi

08.30 2. Monitor vital sign 2. TD : 170/90 mmhg


WITA S : 36 ⁰C
N : 90x/menit
RR : 22x/menit

08.35 3. Kaji lokasi dan luas 3. Tampak acites dan


WITA edema edema perifer

08.40 4. Memerikan diuretik 4. Diberikan furosemide


WITA sesuai interuksi 40 mg IV

6 Kamis 05 08.45 III 1. Monitor respon 1. Terpasang O2 nasal


Maret WITA cardiorespiratory kanul 2 Lpm
2020 terhadap aktivitas frekwensi pernafasan
(misalnya : takhi- 22x/menit.
kardi, dyspneu,
diaporesis, pucat,
dan frekwensi
pernafasan)

08.50 2. Membatasi stimulus 2. Sampiran ditutup


WITA lingkungan (misal-
nya : pencahayaan
dan kegaduhan)

08.52 3. Mendorong untuk 3. Klien mengikuti apa


WITA melalukan periode yang diinstruksikan.
istirahat dan
aktivitas

08.54 4. Menjarkan klien dan 4. Pasien dan keluarga


WITA keluarga tehnik mengerti apa yang
untuk memenuhi diinstrukasikan.
kebutuhan sehari-
hari yang dapat
meminimalkan
penggunaan oksigen
125

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


7 Jumat 06 07.40 I 1. Mengkajian nyeri 1. Klien mengatakan
Maret WITA secara komprehen- nyeri berkurang ,
2020 sif meliputi : terasa ditusuk-tusuk,
lokasi, karakteris- hilang timbul, skala
tik, durasi, frek- nyeri 2 (skala 1-10),
wensi, kualitas, nyeri dirasakan pada
faktor prepitasi. saat bangun

07.45 2. Berklaborasi 2. Klien diberikan


WITA dengan tim dokter injeksi Ketorolak (10
obat analgetik. mg) 1 x 1 ampul.

8 Jumat 06 08.10 II 1. Metentukan jumlah 1. Urine Bag terisi 250


Maret WITA dan tipe intake cc/ 3 jam
2020 cairan dan eliminasi

08.20 1. Monitor vital sign 2. TD : 170/90 mmhg


WITA S : 38 ⁰C
N : 90x/menit
RR : 22x/menit

08.25 2. Kaji lokasi dan luas 3. Terdapat edema pada


WITA edema area abdomen

08.30 3. Memerikan diuretik 4. Diberikan furosemide


WITA sesuai interuksi 40 mg IV

9 Jumat 06 08.35 III 1. Monitor respon 1. Frekwensi


Maret WITA cardiorespiratory pernafasan
2020 terhadap aktivitas 20x/menit.

08.40 2. Membatasi 2. Sampiran ditutup


WITA stimulus
lingkungan

08.42 3. Mendorong untuk 3. Klien mengikuti apa


WITA melalukan periode yang diinstruksikan.
istirahat dan
aktivitas
126
127

E. Evaluasi Keperawatan

Tabel 3.5 Evaluasi Keperawatan pada klien Ny."S" dengan Diagnosa Medis Gagal
Ginjal kronik dan Hipertensi di ruang Interna I Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. R. Soedjono Selong Lombok Timur.

Hari/
No Jam Dx Catatan Perkembangan Paraf
Tanggal
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Rabu Maret 14.00 I S:
2020 WITA Klien mengatakan nyeri kepala, terasa
ditusuk-tusuk, hilang timbul, skala nyeri 6
dari (0-10)

O:
- Klien tampak meringis,
- Tanda- tanda vital :
TD : 180/ mmHg
S : 38⁰C
N : 96x/Menit
RR : 25x/Menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
1. Mengkajian nyeri secara konperhensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,faktor prepitasi.
2. Mengajarkan teknik non farmakologi
(teknik nafas dalam) saat nyeri
dirasakan.
3. Berklaborasi dengan tim dokter dalam
pemberian analgetik.

2 Rabu Maret 14.10 II S : Klien mengatakan bengak pada perutnya


2020 WITA
O:
- Tampak edema pada area abdomen dan
edema perifer
- Urine tampung 300 cc/4 jam,
- Tanda- tanda vital :
TD : 180/90 mmHg
S : 38⁰C
N : 96x/Menit
RR : 25x/Menit
128

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
1. Tentukan riwayat, jumlah dan tipe
intake cairan dan eliminasi
2. Monitor vital sign
3. Kaji lokasi dan luas edema
4. Memerikan diuretik sesuai interuksi

3 Rabu Maret 14.20 III S : Klien mengatakan mudah lelah


2020 WITA
O:
- Klien tampak pucat, tampak lemah,
- Terpasang O2 nasal kanul 3 Lpm,
- Tanda- tanda vital :
TD : 180/90 mmHg
S : 38⁰C
N : 96x/Menit
RR : 25x/Menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
1. Monitor respon cardiorespiratory
terhadap aktivitas (misalnya :
takhikardi, disritmia, dyspneu,
diaporesis, pucat, tekanan
hemodinamik dan frekwensi
pernafasan)
2. Membatasi stimulus lingkungan
(misalnya : pencahayaan dan
kegaduhan)
3. Mendorong untuk melalukan periode
istirahat dan aktivitas
4. Menjarkan klien dan keluarga tehnik
untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari yang dapat meminimalkan
penggunaan oksigen.

4. Kamis 05 14.00 I S:
Maret 2020 WITA Klien mengatakan nyeri kepala, terasa
ditusuk-tusuk, hilang timbul, skala nyeri 4
dari (0-10)
129

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


O:
- Klien tampak menunjuk bagian belakang
kepala yang sakit
- Tanda- tanda vital :
TD : 160/90 mmHg
S : 36⁰C
N : 90x/Menit
RR : 22x/Menit

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan
1. Mengkajian nyeri secara
konperhensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas,faktor prepitasi.
2. Berklaborasi dengan tim dokter obat
analgetik

5 Kamis 05 14.10 II S:
Maret 2020 WITA Klien mengatakan masih bengak pada
perutnya namun mengecil.

O:
- Tampak edema pada area abdomen dan
edema perifer berkurang, urine tampung
500 cc/7 jam,
- Tanda- tanda vital :
- TD : 160/90 mmHg
- S : 36⁰C
- N : 90x/Menit
- RR : 22x/Menit

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan
1. Tentukan riwayat, jumlah dan tipe
intake cairan dan eliminasi
2. Monitor vital sign
3. Kaji lokasi dan luas edema
4. Memerikan diuretik sesuai interuksi
130

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


6 Kamis 05 14.20 III S : Klien mengatakan masih mudah lelah
Maret 2020 WITA
O:
- Klien tampak lemah, terpasang O2 Nasal
Kanul 2 Lpm
- Tanda- tanda vital :
TD : 160/90 mmHg
S : 36⁰C
N : 90x/Menit
RR : 22x/Menit

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan
1. Monitor respon cardiorespiratory ter-
hadap aktivitas
2. Membatasi stimulus lingkungan (misal-
nya : pencahayaan dan kegaduhan).
3. Mendorong untuk melalukan periode
istirahat dan aktivitas.
4. Menjarkan klien dan keluarga tehnik
untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari yang dapat meminimalkan
penggunaan oksigen.

7. Jumat 06 10.50 I S : Klien mengatakan nyeri kepala berkurang,


Maret 2020 WITA skala nyeri 2 dari (0-10).

O:
- Klien tampak membaik
- Tanda- tanda vital :
- TD : 130/80 mmHg
- S : 36,5⁰C
- N : 90x/Menit
- RR : 20x/Menit

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan
1. Mengkajian nyeri secara konperhensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,faktor prepitasi.
131

2. Berklaborasi dengan tim dokter obat


analgetik.

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


8 Jumat 06 10.55 II S : Klien mengatakan bengkak pada perutnya
Maret 2020 WITA menyusut.

O:
- Tampak edema pada area abdomen dan
edema perifer mengecil , urine tampung
300cc/4 jam,
- Tanda- tanda vital :
TD : 130/80 mmHg
S : 36,5⁰C
N : 90x/Menit
RR : 20x/Menit

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan
1. Tentukan riwayat, jumlah dan tipe intake
cairan dan eliminasi
2. Monitor vital sign
3. Kaji lokasi dan luas edema
4. Memerikan diuretik sesuai interuksi

3 Jumat 06 11.00 III S : Klien mengatakan sudah merasa baik dan


Maret 2020 WITA tidak mudah lelah.

O:
- Keadaan umum pasien baik, O2 (-)
- Tanda- tanda vital :
- TD : 130/80 mmHg
- S : 36,5⁰C
- N : 90x/Menit
- RR : 20x/Menit

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan
Klien dipulangkan
132

BAB 4
PEMBAHASAN

Dalam BAB penbahasan ini penulis menjelaskan mengenai antara

kesenjangan antara tinjauan teori dengan gambaran kasus dalam pelaksanaan

proses keperawatan medikal bedah pada Ny."S" dengan diagnosa medis Gagal

Ginjal Kronis dan Hipertensi di Ruang Interna 1 Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

R. Soedjono Selong Lombok timur. Pembahsan ini dilakukan setiap proses

keperawatan, yaitu dari pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan

suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber

data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien

(Nursalam, 2008).

Dalam melakukan pengkajian penulis menemukan adanya

kesenjangan antara tinjauan teori dengan gambaraan kasus. Pada gambaran

kasus penulis menemukan adanya perbedaan antara tinjauan teori dengan

gambaran kasus, hal tersebut dikarenakan pengkajian yang dilakukan

memang pada kasus hipertensi yang sudah terjadi komplikasi yakni gagal

ginjal sehingga pemeriksaaan dan keluhan tidak seperti diteori yang

membahas hipertensi biasa pada umumnya.

Seperti pada kasus Ny."S" datang ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

R. Soedjono Selong dengan keluhan yaitu bengkak pada area abdomen dan

131
133

sakit kepala, secara umum hasil dari pengkajian pada klien Ny."S" sesuai

dengan yang tercantum dalam teori yaitu pengkajian keluhan utama pada

pasien hipertensi adalah nyeri kepala dan memang sudah terjadi komplikasi

dari hipertensi itu sendiri yaitu gagal ginjal sehingga klien Ny."S" harus

selalu rutin melakukan cuci darah.

Pada tinjauan kasus, penulis melakukan pengkajian berdasarkan

konsep yang ada di teori. Namun tidak semua pengkajian dilakukan seperti

mengkaji pola seksualitas dan genetalia. Secara umum penulis sudah

melakukan pengkajian sesuai dengan konsep dan sesuai format pengkajian,

ada hal yang terdapat pada konsep dan terdapat pada tinjauan kasus tetapi ada

pula yang ada ditinjauan kasus namun tidak ada dikonsep.

Pada konsep teori, pemeriksaan-pemeriksaan penunjang yang perlu

dilakukan untuk menegakkan diagnosa antara lain pemeriksaan darah, EKG.

Pada kasus Ny."S" dari pemeriksaan itu hanya dilakukan pemeriksaan darah

karena tidak dianggap terdapat komplikasi pada jantung sehingga tidak

dilakukan pemeriksaan EKG.

B. Diagnosa Keperawatan

Pada diagnosa keperawatan, tidak semua diagnosa keperawatan yang

ada pada teori bisa muncul pada saat dilakukannya perumusan diagnosa

keperawatan dan mengalami perubahan prioritas diagnosa dikarenakan harus

disesuaikan dengan kasus yakni gagal ginjal dan hipertensi.

Diagnosa keperawatan yang timbul pada klien dengan Gagal Ginjal

Kronis adalah :
134

1. Perubahan perfusi jaringan renal berhubungan dengan kerusakan nefron

sehingga tidak mampu mengeluarkan sisa metabolisme ditandai dengan

oliguria, anuria, asidosis dengan peningkatan serum hidrogen dan kalium,

penurunan pH dan bicarbonat, anemia , peningkatan : BUN, serum

kreatinin, penurunan kalsium dan peningkatan phosfat serta magnesium.

2. Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidak

seimbangan cairan dan elektrolit, gangguan frekuensi, irama, konduksi

jantung, akumulasi/penumpukan urea toksin, kalsifikasi jaringan lunak.

3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan ketidakmampuan ginjal

mengeskkresi air dan natrium ditandai dengan hipertensi, asites, oedema

presacral dan pretibial, gangguan bunyi napas (Cracles), takhikardi,

penambahan BB, orthopneu, peningkatan tekanan vena sentral, distensi

vena jugular, refleks hepatojugular positif.

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

pembatasan intake diit dan effect uremia yang mengakibatkan malnutrisi

protein – calori ditandai dengan klien melaporkan : anorexsia, nausea,

lemah, lelah, metalck taste, klien muntah, diare, hematemesis, napas bau

ureum, stomatitis, gingivitis, kehilangan BB.

5. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek uremia,

gangguan status metabolic, sirkulasi (anemia, iskemia jaringan) dan

sensasi (neuropati perifer).

6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada kepala.

7. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

penyakitnya.
135

Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien dengan

Hipertensi dikutip dari Aspiani, 2014 :

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,

vasokonstriksi pembuluh darah.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat peningkatan

afterload

3. Nyeri akut berhubungan dengan retensi pembuluh darah ke otak dan

iskemi miokard.

4. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan vaso konstriksi pembuluh

darah ginjal, retensi cairan dan natrium oleh ginjal, hipoperfusi ke

jaringan perifer.

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diit, dan perubahan

membran mukosa mulut.

Diagnosa keperawatan yang penulis dapatkan pada kasus adalah:

1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular serebral

ditandai dengan : klien mengatakan sakit kepala, klien mengatakan nyeri

kepala saat ia bangun, klien mengatakan nyeri terasa di tusuk-tusuk,

hilang timbul, skala nyeri 6 (1-10), klien tampak meringis, klien tampak

memegang kepala, TTV : TD : 180/100 mmHg, Nadi : 96x/menit, suhu :

38,5 0C, RR : 25 x/menit.

2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi cairan dan natrium

oleh ginjal di tandai dengan keluarga mengatakan klien melalaikan


136

jadwal cuci darah selama 2 minggu, terdapat asites dan edema perifer,

Berat Badan 52 Kg, terpasang cateter, urine 100 cc/2 jam berwarna

kuning namun tidak pekat,.

3. Intolerensi aktivitas berhubungan dengan restless leg sindrom, burning

feet sindrom akibat respon musculoskeletal dan ureum pada jaringan otot

di tandai dengan klien mengatakan nyeri sangat dirasakan saat klien

bergerak atau bangun. klien mengatakan mudah lelah dalam beraktifitas,

klien tampak lemah dan kesulitan bergerak, terdapat asites dan edema

perifer, pergerakan sendi ektermitas bawah terbatas, mobilisasi dibantu,

TTV : TD : 170/100 mmHg, Nadi : 96 x/menit, Suhu : 38,5 0C, RR :

22x/menit

Ada 6 (enam) diagnosa keperawatan yang ada pada teori tidak

ditemukan pada klien Ny. ”S” yaitu :

1. Perubahan perfusi jaringan renal berhubungan dengan kerusakan nefron

sehingga tidak mampu mengeluarkan sisa metabolism.

2. Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidak

seimbangan cairan dan elektrolit, gangguan frekuensi, irama, konduksi

jantung, akumulasi/penumpukan urea toksin, kalsifikasi jaringan lunak.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

pembatasan intake diit dan effect uremia yang mengakibatkan malnutrisi

protein – kalori.

4. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek uremia,

gangguan status metabolic, sirkulasi (anemia, iskemia jaringan) dan

sensasi (neuropati perifer).


137

5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada kepala.

6. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

penyakitnya.

Hal ini dikarenakan pada klien Ny. “S” belum ditemukan data-data

yang mendukung untuk mengangkat diagnosa tersebut.

C. Rencana Keperawatan

Rumusan tujuan dan kriteria hasil yang telah penulis tetapkan dalam

memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny."S" secara umum telah dapat

dicapai sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya yaitu :

3x24 jam.

Penulis telah menyusun rencana intervensi keperawatan yang akan

diberikan terhadap Ny."S" sesuai dengan tinjauan teori dan diagnosa

keperawatan yang muncul, penulis tidak sepenuhnya melaksanakan rencana

yang sudah disusun karena menyesuaikan dengan konsdisi klien saat itu dan

melaksanakan rencana yang kemungkinan dapat dilakukan terhadap kondisi

Ny."S".

D. Tindakan Keperawatan

Tindakan keperawatan yang dilakukan mengacu pada rencana tindakan

keperawatan yang telah disusun. Sedangkan pada kasus, tahap pelaksanaan

dilaksanaan sesuai dengan landasan teori dimana penulis menerapkan rencana

asuhan keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan meskipun

tidak semua rencana dilaksanakan namun mencangkup semua masalah pada

Ny."S".
138

E. Evaluasi Keperawatan

Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan

yang merupakan tahap perbandingan hasil yang dicapai dengan kriteria hasil

yang disebut pada perencanaan. Adapun pada tahapan evaluasi ini penulis

sudah melakukan evaluasi dengan melihat respon klien atau kriteria tujuan

dari beberapa diagnosa yang penulis buat maka semua diagnosa dapat diatasi,

hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah fasilitas

yang tersedia cukup memadai, pasien cukup kooperatif selama dilakukan

perawatan, serta peran perawat yang selalu memperhatikan kebutuhan klien

dan memberikan perawatan sesuai dengan prosedur rumah sakit sehingga

pasien dapat pulang dengan kondisi membaik setelah menjalani perawatan

selama 3 hari.
139

BAB 5
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan ini akan diuraikan berdasarkan urutan asuhan

keperawatan yaitu :

1. Pengkajian

Tahap pengkajian pada Ny."S" dilaksanakan sesuai dengan

konsep yaitu diawali dengan pengumpulan data dengan melakukan

wawancara langsung dengan klien dan keluarga pasien. Pasien Ny."S"

mengeluh sakit kepala. Jadi data yang didapatkan dari hasil pengakajian

Ny."S" hampir sama dengan konsep teori walaupun ada beberapa data

yang tidak ditemukan pada kasus nyata karena berkaitan dengan respon

masing-masing individu yang berbeda terhadap suatu penyakit.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan dirumuskan sesuai dengan masalah yang

ditemukan dari hasil pengkajian melalui wawancara dan observasi yang

dilakukan pada Ny.”S”. Namun perlu diperhatikan perbedaan yang

timbul antara konsep teori dan tinjauan kasus. Dalam Karya Tulis Ilmiah

ini diagnosa keperawatan yang muncul pada landasan teori terdapat juga

pada tinjauan kasus, agak sedikit berbeda dengan proiritas diagnosa pada

teori dikarenakan kasus Ny."S" sudah terdapat komplikasi yaitu gagal

ginjal yang mempengaruhi diagnosa utama yang penulis ambil.


140

3. Rencana Keperawatan
138
Menentukan prioritas diagnosa keperawatan merupakan hal yang

harus dilakukan pada tahap perencanaan ini dan selanjutnya menulis

rencana tindakan keperawatan. Pada tahap ini penulis sudah membuat

perencanan sesuai dengan diagnosa yang muncul pada pasien Ny."S".

Penulis menyusunnya berdasarkan pada kebutuhan klien pada saat itu

dan kebutuhan yang mengancam jiwa.

4. Tindakan Keperawatan

Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan prioritas masalah dan

fasilitas yang ada. Dalam tindakan keperawatan ini semua tindakan

dilaksanakan sesuai dengan teori sehingga tujuan dapat dicapai. Pada

tahap ini penulis tidak mengalami banyak kesulitan karena pasien dan

keluarganya sangat kooperatif. Penulis sudah melaksanakan tindakan

berdasarkan rencana yang telah di buat.

5. Evaluasi Keperawatan

Berdasarkan respon hasil selama melakukan tindakan semua

masalah yang ada dapat teratasi dengan tujuan yang ingin dicapai.

Evaluasi dilaksanakan melalui catatan perkembangan yang menggunakan

sistem SOAP.
141

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan

beberapa saran untuk kesempurnaan dan keberhasilan pelaksanaan asuhan

keperawatan secara umum dan khususnya keperawatan pada pasien dengan

hipertensi, antara lain :

1. Bagi Institusi Pendidikan

Dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan

hipertensi, bukanlah hal yang mudah, membutuhkan pengetahuan dan

keterampilan yang memadai serta keberanian, curahan pikiran, dan

tenaga yang tidak sedikit. Oleh karena itu penulis berharap Karya Tulis

Ilmiah ini dapat dijadikan sebagai kajian Pustaka dan pengembangan

ilmu keperawatan khususnya bidang keperawatan medikal bedah

selanjutnya sehingga perlunya dukungan dari pihak institusi untuk dapat

mengembangkan karya tulis ilmiah ini.

2. Bagi Lahan Praktek

Antara konsep dengan kenyataan dilapangan tidak serta merta

harus sesuai, seperti dalam hal sarana dan prasarana yang tidak lengkap

dilapangan, sehingga penulis berharap untuk selanjutnya sarana dan

perasarana terutama di Ruang Interna I RSUD Dr. R. Soedjono Selong

bisa tersedia dengan lengkap untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan

asuhan keperawatan untuk peneliti selanjutnya, serta sebagai bahan

masukan dalam penerapan asuhan keperawatan khususnya pada pasien

dengan hipertensi.
142

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Melakukan asuhan keperawatan sebenarnya adalah suatu yang

mudah jika dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tidak melewatkan

detail masalah seperti apapun dalam melakukan pengkajian sehingga

dapat memudahkan proses-proses selanjutnya yang akan dilakukan baik

diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi tentunya berdasarkan

sumber yang dapat di pertangungjawabkan.


143

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. (2001). Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya


Medika.

Arum, Yuniar Tri Gesela, (2019). Hipertensi pada Penduduk Usia Produktif (15-
64 Tahun). Dikutip dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia
(jumat 06-02-20 pukul 16:00 WITA).

Aspiani, Reny Y. (2014). Buku AjarAsuhan Keperawatan Gangguan


Kardiovaskular, Aplikasi NANDA NIC-NOC.Jakarta:EGC

Aspiani, Reny Y. (2015). Buku AjarAsuhan Keperawatan Gangguan Sistem


Perkemihan, Aplikasi NANDA NIC-NOC, Jakarta : Penerbit TIM

Beevers, (2002) dalam Jennie, (2007). Fisologis Tekanan Darah.


https://www.google.com/url?
=t&source=web&rct=http:eprints.undip.ac.id/44168/3/
Sari_R_G2A009015_Vab2.pdf (diakses 12 februari 2020 pukul 20:30
WITA)

Brunner, & Suddarth. (2001). Keperawatan Medical Bedah , Vol 2 . Jakarta :


EGC.

Darmojo, Boedhi. (2009). Buku Ajar Geriatri Edisi 3.Jakarta : Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia.

Dinas Kesehatan Provinsi NTB. (2018). https://www.depkes.go.id./


Profil_kesehatan_provinsi_NTB_2018 (Diakses Rabu 08 Januari 2020
pukul 20:32).

Gray, Henry. (2010). Perawatan Medikal Bedah. Jakarta:EGC

Hidayat, (2001). Proses keperawatan pada pasien dengan gangguan system


krdiovaskuler. Jakarta : EGC.

Hisan, Hasan (2019). Pathway hipertensi . https//:doku.pub/download/pathway-


hipertensi (diakses 13 februari 2020 pukul 17: 00)

Kementerian Kesehatan RI ,(2018).


http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/hari-hipertensi-dunia-
2019-know-your-number-kendalikan-tekanan-darahmu-dengan-cerdik,
( Diakses Rabu 29 Januari 2020 pukul 19:00 WITA ).
144

Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Slekta Kedokteran edisi 3 jilid 1. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia : Media Aescullapius

Masjoer, Arif. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-5, Jakarta : Bina
Rupa Aksara
.
Muttaqin & Sari. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.
142
Jakarta : Salemba Medika.

Nurarif, Amin huda. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis NANDA NIC-NOCc jilid 2. Jogjakarta : Mediation Jogja

Nursalam. (2009). Proses Dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba


Medika.

Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, (2013). infodatin-hipertensi.pdf


https://www.kemkes.go.id (diakses sabtu 08-februari 2020 pukul 20:00
WITA)

Ridwan, Amiruddin. (2009). Patologis: konsep klinis Proses-Proses penyakit.


Edisi 6. Jakarta : EGC

RSUD Soedjono Selong. (2019). Data Penderita Hipertensi di Ruang Interna I


RSUD Soedjono Selong.

RSUD Soedjono Selong. (2020). Rekam Medis di Ruang Interna I RSUD


Soedjono Selong.

Rufaida, Kamilla. (2014). Sistem kardiovaskuler. http://www.academi.edu.


Diakses jam 09.00 tanggal 14 Desember 2019.

Soeparman. Waspadji, Sarwono. 1990. Ilmu Penyaki tDalam. Jakarta : Balai


Penerbit FKUI.

Sudoyo, A. W; Bambang, S & Idrus, A. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam.Edisi Keempat Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

Suriadi. (2009). Buku Pegangan Praktik Klinik Asuhan Keperawatan. Jakarta

Syaifuddin, (2011). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Perwat Edisi 4. Buku


Kedokteran Jakarta : EGC/

Tim Pokja DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
Edisi 1. DPP PPNI: Jakarta
145

Anda mungkin juga menyukai