Anda di halaman 1dari 82

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PRILAKU MASYARAKAT

TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DEMAM


BERDARAH DENGUE (DBD)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CAKRANEGARA

Dokter Muda FK UNIZAR Puskesmas Cakranegara


PENDAHULUAN
• Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial
maupun ekonomi.

• Demam berdarah dengue di dunia memiliki peluang menjangkiti 2/3


penduduk dunia

• Dalam kurun waktu 50 tahun terakhir meningkat 30 kali lipat dengan


LATAR lebih dari 1 milyar kejadian dan lebih dari 100 negara endemis di dunia.

BELAKANG • Indonesia sendiri berada di peringkat 8 dunia dengan kasus kematian


terbanyak.

• Di ASEAN Indonesia menempati urutan ke-4 dalam angka Case Fatality


Rate setelah Bhutan, India dan Myanmar yaitu 1,01 kasus kematian per
1.000 penduduk.

• Seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit


DBD
Kejadian DBD

• Kota Mataram termasuk kedalam 3 kabupaten/kota madya dengan kejadian DBD


terbanyak di provinsi NTB.

• Kejadian DBD di Puskesmas Cakranegara pada bulan januari sampai bulan desember
2019 diperkirakan mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari jumlah kasus
berikut :
 Pada akhir tahun 2019 sebanyak 80 kasus.
 Pada tahun 2018 sebanyak 38 kasus.
 Pada tahun 2017 sebanyak 51 kasus.

• Dari data penderita DBD, kelurahan Mandalika khususnya Lendang Lekong merupakan
lingkungan yang hampir tiap bulannya terjangkit DBD yaitu dibulan April, Juni,
Agustus dan September 2019.
Upaya Pencegahan

• Upaya penanggulangan DBD diprogramkan secara teratur sejak tahun 1974 namun
hingga saat ini upaya pemberantasan DBD belum berhasil di Indonesia

• Permasalahan utama dalam upaya menekan angka kesakitan adalah masih belum
berhasilnya upaya menggerakkan peran serta masyarakat dalam PSN DBD melalui
Gerakan 3M yang mulai di intensifkan sejak 1992.

• Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) tak cukup dilakukan satu-dua kali,
melainkan rutin atau berkala terlebih setiap musim jangkitan DBD.
Peran Masyarakat

• Membasmi jentik nyamuk tak cukup dilakukan pemerintah saja, melainkan butuh
partisipasi seluruh masyarakat juga, perlu kesediaan, kemauan dan tindakan nyata.

• Untuk meningkatkan upaya pemberantasan penyakit DBD diperlukan adanya


partisipasi masyarakat dalam melakukan pemeriksaan jentik secara berkala dan terus
menerus serta menggerakkan masyarakat dalam melaksanakan PSN DBD

• Keluarga memiliki peranan yang cukup penting dalam kegiatan ini agar tidak
membiarkan nyamuk-nyamuk penular DBD berkembang biak dirumah dan lingkungan
mereka.

• Pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang pencegahan DBD pada umumnya


masih kurang.
Berdasarkan penjelasan dalam rumusan latar belakang di
atas maka masalah dalam penelitian ini antara lain:

RUMUSAN 1. Bagaimana pengetahuan masyarakat di wilayah kerja


Puskesmas Cakranegara tentang Pencegahan DBD
MASALAH
2. Bagaimana prilaku masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Cakranegara tentang Pencegahan DBD
Tujuan Umum
• Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan prilaku
masyarakat dalam upaya pencegahan DBD di wilayah
kerja Puskesmas Cakranegara.

TUJUAN Tujuan Khusus


• Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat
PENELITIAN dalam upaya pencegahan DBD di wilayah kerja
Puskesmas Cakranegara.
• Untuk mengetahui prilaku masyarakat dalam upaya
pencegahan DBD di wilayah kerja Puskesmas
Cakranegara.
Manfaat Teoritis

MANFAAT • Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber


informasi dalam meningkatkan pelayanan Kedokteran
PENELITIAN Keluarga terutama untuk melakukan intervensi terhadap
pengetahuan dan prilaku masyarakat dalam pencegahan
dan pemberantasan DBD.
Manfaat Praktis
• Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan bagi institusi pelayanan kesehatan untuk
membentuk kebijakan dalam upaya pencegahan dan
pemberantasan DBD di wilayah kerja Puskesmas
MANFAAT Cakranegara.

PENELITIAN • Hasil Penelitian ini juga dapat digunakan peneliti


selanjutnya sebagai bahan perbandingan atau referensi
tambahan terkait dengan pengetahuan dan prilaku
dalam upaya pencegahan dan pemberantasan DBD di
wilayah kerja Puskesmas Cakranegara.
GAMBARAN UMUM
DAN PERILAKU
PENDUDUK
TAHUN 2018
 
PUSKESMAS
CAKRANEGARA

Batas Wilayah
Sebelah Timur : Kecamatan Narmada
Puskesmas Cakranegara adalah salah
satu Puskesmas dari 11 Puskesmas
Sebelah Barat : Kelurahan Cakra Barat
yang ada di wilayah Kota Mataram, Sebelah Utara : Kelurahan Cakra Utara
yang terletak paling timur dari Kota Sebelah Selatan : Kelurahan Babakan
Mataram, terletak di Kecamatan
Sandubaya yang merupakan pusat
perdagangan/ekonomi berlokasi di
Jalan Brawijaya No. 3b Cakranegara
Luas Wilayah, Jumlah
Kelurahan serta Jumlah
Lingkungan pada wilayah kerja
Puskesmas Cakranegara
JUMLAH
PENDUDU
K DAN
KEPALA
KELUARG
A
MATA PENCAHARIAN PENDUDUK

EKONOMI
DAN
SOSIAL
ORGANISASI SOSIAL MASYARAKAT

EKONOMI
DAN
SOSIAL
SARANA PENDIDIKAN

EKONOMI
DAN
SOSIAL
TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK

EKONOMI
DAN
SOSIAL
JUMLAH POSYANDU, KADER AKTIF DAN STRATA
POSYANDU

EKONOMI
DAN
SOSIAL
SARANA KESEHATAN TERSEDIA

EKONOMI
DAN
SOSIAL
KEADAAN
PUSKESM
AS
KEADAAN
PUSKESM
AS
SARANA
DAN
PRASARA
NA
SARANA
DAN
PRASARA
NA
TINJAUAN MASALAH
KESEHATAN
ANGKA
KESAKITA
N

Hasil pemantauan
jentik dan
abatisasi (2018)
Kasus DBD tahun
2019
Kasus DBD pada
Kelurahan
Mandalika (2019)
10 macam
penyakit
terbanyak
LANDASAN TEORI
Definisi
Demam • DBD/Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Berdarah dengue sejenis virus yang tergolong
Arbovirus dan masuk kedalam tubuh
Dengue penderita melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti (betina), terutama menyerang anak
(DBD) remaja dan dewasa yang seringkali
menyebabkan kematian.
Tanda dan Gejala
• Penderita mendadak panas tinggi selama 2
hingga 7 hari yang sering di ikuti dengan
Demam rasa sakit pada uluhati dan biasanya tanpa
Berdarah sebab yang jelas.
• Munculnya bintik-bintik merah pada kulit.
Dengue • Kadang disertai perdarahan pada hidung.
• Bisa jadi si penderita muntah darah dan
(DBD) berak.
• Jika telah parah, penderita merasa gelisah,
tangan dan kakinya dingin serta berkeringat.
Etiologi
Demam • Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue
Berdarah dari kelompok Arbovirus B
• arthropod-borne atau virus yang disebarkan
Dengue oleh artropoda.
• Virus ini termasuk genus flavivirus dari
(DBD) famili flaviviridae.
Faktor yang berperan dalam penularan penyakit
DBD
• Faktor penjamu (Target penyakit, inang),
dalam hal ini adalah manusia yang rentan
tertular penyakit DBD.
Demam
• Faktor penyebar (vektor) dan penyebab
Berdarah penyakit (agen), dalam hal ini adalah virus
Dengue DEN tipe 1-4 sebagai agen penyebab
penyakit, sedangkan nyamuk Aedes Aegypti
(DBD) dan Aedes albopictus yang berperan sebagai
vektor penyebar penyakit DBD.

• Faktor lingkungan yaitu lingkungan yang


memudahkan terjadinya kontak penularan
penyakit DBD.
Definisi
• respon atau reaksi seseorang terhadap
PERILAKU stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena
itu perilaku ini terjadi melalui proses adanya
stimulus terhadap individu, dan kemudian
individu tersebut merespon, .
Hubungan Pengetahuan dengan perilaku
• Perilaku manusia adalah suatu aktifitas dari
individu itu sendiri atau yang bersangkutan.
• Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah
suatu respon individu terhadap rangsangan
yang terkait dengan sakit dan penyakit,
PERILAKU sistem pelayanan kesehatan, makanan serta
lingkungan.
• Pengetahuan seseorang sangat berpengaruh
dalam perilaku pencegahan demam
berdarah dengue karena pengetahuan
merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
perilaku seseorang dalam bidang kesehatan,
yaitu sebagai berikut:
PERILAKU • Latar Belakang
• Kepercayaan dan Kesiapan Mental
• Sarana
• Faktor Pencetus
Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi
perubahan perilaku seseorang atau kelompok
yaitu:
PERILAKU • Faktor yang mempermudah (Presdisposing
Factor)
• Faktor pendukung (Enabling Factor)
• Faktor Pendorong (Reinforcing Factor)
Prinsip tepat dalam pencegahan DHF/DBD
PERILAKU • Manfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat
pengaruh alamiah dengan melaksanakan
PENCEGAH pemberantasan pada saat sedikit terdapatnya
DHF / DSS.

AN DEMAM • Memutuskan lingkaran penularan dengan


menahan kepadatan vektor pada tingkat sangat

BERDARAH rendah untuk memberikan kesempatan


penderita veremia.

DENGUE • Mengusahakan pemberantasan vektor di pusat


daerah pengambaran yaitu sekolah dan RS,
termasuk pula daerah penyangga sekitarnya.
(DBD) • Mengusahakan pemberantasan vektor di semua
daerah berpotensi penularan tinggi.
PERILAKU  Cara pencegahan Demam Berdarah Dengue
PENCEGAH • Menguras Tempat Penampungan Air untuk
keperluan sehari-hari dilakukan seminggu sekali dan
AN DEMAM terus-menerus.
• Menutup rapat-rapat Tempat Penampungan Air,
BERDARAH sehingga nyamuk tidak dapat masuk dan
berkembangbiak.
DENGUE • Mengubur barang-barang bekas yang menjadi
Tempat Penampungan Air.
(DBD)
PERILAKU
PENCEGAH Modifikasi habitat larva yang dibuat manusia dalam
menerapkan pemberantasan sarang jentik nyamuk (PSJN)
AN DEMAM dengan beberapa cara yaitu:
• Larvasida Biologis
BERDARAH • Abatisasi

DENGUE • Pengasapan (Fogging)

(DBD)
Survei jentik dilakukan dengan cara sebagai berikut:
• Semua tempat atau bejana yang dapat menjadi
tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti
diperiksa (dengan mata telanjang) untuk mengetahui
ada tidaknya jentik.
• Jika memeriksa tempat penampungan air yang
PEMERIKS berukuran besar seperti bak mandi, tempayan, drum
dan bak penampungan air lainnya, jika pandangan
AAN pertama tidak menemukan jentik maka harus
ditunggu selama ½-1 menit untuk memastikan
JENTIK bahwa benar jentik tidak ada.
• Jika memeriksa tempat penampungan air yang
berukuran kecil seperti vas bunga, pot tanaman dan
botol yang airnya keruh, maka airnya perlu
dipindahkan ke tempat lain.
• Ketika memeriksa jentik di tempat yang agak gelap
atau airnya keruh,maka digunakan senter.
Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kepadatan jentik
nyamuk Aedes aegypti

PEMERIKS
AAN
JENTIK
KARAKTERI
STIK
Faktor yang secara langsung mempengaruhi
KEPALA keikutsertaan masyarakat dalam perilaku
KELUARGA pencegahan DBD antara lain sebagai berikut:
• Umur
DALAM • Pendidikan

PERILAKU •

Pekerjaan
Pendapatan/Ekonomi
PENCEGAHA
N DBD
Definisi
• Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu.
PENGETAHU • Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yaitu indera penglihatan, indera
AN pendengaran, indera penciuman, indera perasa
dan indera peraba.
• Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang.
Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan didalam domain kognitif
meliputi 6 hal menurut sebagai berikut:
• Tahu (Know)
PENGETAHU • Memahami (Comprehension)
AN • Aplikasi (Aplication)
• Analisis (Analysis)
• Sintesis (Synthesis)
• Evaluasi (Evaluation)
KERANGKA
TEORI
KERANGKA
KONSEP
METODE PENELITIAN
Jenis • Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kuantitatif.
Penelitian
• Penelitian ini hanya akan memberikan gambaran mengenai
fenomena yang terjadi berdasarkan hasil dari pengamatan
langsung tanpa memberikan intervensi pada variabel subjek
penelitian sehingga nantinya dapat dijadikan data dasar untuk
penelitian yang lebih konklusif.
Tempat dan • Tempat Penelitian
• Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja
Waktu Puskesmas Cakranegara khususnya di Lingkungan
Penelitian Lendang Lekong, Mandalika.

• Waktu Penelitian
• Dilaksanakan pada bulan Januari 2020 sampai
bulan Februari 2020.
• Variabel penelitian
• Tingkat pengetahuan
Variabel dan • Perilaku
Definisi
Operasional • Definisi Operasional
Populasi Target

Subyek dan • Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara

Sampel Populasi Terjangkau

Penelitian • Seluruh keluarga yang berdomisili di wilayah kerja


Puskesmas Cakranegara dan terdaftar di daftar
kependudukan lingkungan Lendang Lekong, Kelurahan
Mandalika.

Sampel Penelitian
• Sampel pada penelitian ini merupakan populasi terjangkau
yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak mempunyai
kriteria eksklusi dan terpilih sebagai sampel dengan
Variabilitas Populasi menggunakan teknik sampling.
Subyek dan Purposive Sampling
Sampel
Penelitian
Sampling Frame

Teknik Pengambilan
Sampel Simple Random Sampling
Subyek dan Kriteria Inklusi
Sampel • Berusia lebih dari atau sama dengan 18 tahun
Penelitian • Bersedia menjadi responden dalam penelitian

Kriteria Eksklusi
• Sampel yang terpilih meninggal
• Sampel yang terpilih sudah tidak tinggal di
lingkungan Lendang Lekong

Kriteria Subjek
Subyek dan
Sampel
Penelitian

Besaran Sampel

• Jadi, berdasarkan perhitungan tersebut jumlah sampel


Bahan dan
Instrumen
Penelitian

Lembar Informed
Consent
• Kuesioner terdiri dari empat bagian, yaitu :
Bagian pertama (surat pernyataan kesediaan
menjadi responden)
Bahan dan Bagian kedua (identitas responden)
Instrumen Bagian ketiga (kuesioner tingkat pengetahuan
mengenai pencegahan DBD)
Penelitian Bagian keempat (kuesioner prilaku)

• Kuesioner bagian pertama sampai keempat diisi dan


dijawab oleh responden sendiri namun tetap
ditemani oleh peneliti

Kuesioner • Metode yang digunakan adalah dengan wawancara


dan observasi langsung.
Bahan dan
Instrumen
Penelitian

Kuesioner
Bahan dan
Instrumen
Penelitian

Kuesioner
Bahan dan
Instrumen
Penelitian

Kuesioner
Bahan dan
Instrumen
Penelitian

Kuesioner
Bahan dan
Instrumen
Penelitian

Kuesioner
Persiapan Izin dan Kerjasama

Alur
Penentuan Subjek Penelitian
Penelitian (sampling)

Pengumpulan Data

Pengolahan Data dan Analisis


HASIL PENELITIAN
Gambaran
Karakteristik
Responden
Gambaran
Karakteristik
Responden
Gambaran
Karakteristik
Responden
Gambaran
Tingkat
Pengetahuan
Responden
Gambaran
Prilaku
Responden
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian didapatkan responden yang
mendominasi adalah pada rentang umur 36-45
tahun 30 responden yakni sebanyak 45%

Gambaran • Hal serupa juga didapatkan pada penelitian


yang dilakukan di Sungai Jawi, Pontianak tahun
Karakteristik 2011.

Responden • Pada penelitian tersebut responden yang


mendominasi ialah rentang umur 31-55 tahun.
Persentase responden dengan rentang umur
31-55 tahun sebanyak 64,7% atau sejumlah 75
orang dari total sampel sebesar 116 responden
( Urray, 2013).
Responden yang mengikuti penelitian peneliti
didominasi dengan jenis kelamin perempuan
(61%),

• Hal ini berbeda dengan penelitian yang


dilakukan oleh Itrat dkk pada tahun 2006 yang
didominasi oleh laki-­laki (63.3%). Pada
Gambaran penelitian Itrat dkk, sampel diambil dengan
cara ​convenience sampling pada orang—orang

Karakteristik yang berkunjung ke rumah sakit di Karachi.

Responden • Hal ini mungkin disebabkan oleh karena


kebanyakan responden adalah ibu rumah
tangga sehingga peneliti lebih banyak bertemu
ibu dan menjadikannya sebagai responden
penelitian. 

• Perbedaan ini bisa jadi dikarenakan cara


pemilihan sampel yang berbeda,
lokasi penelitian, maupun hal lainnya.
Berdasarkan analisis data penelitian ditemukan
bahwa tingkat pengetahuan cukup
mendominasi seluruh tingkat pendidikan
responden.

• Hal ini sesuai dengan Notoadmodjo (2003)


Gambaran yang menyebutkan bahwa tingkat pendidikan
turut menentukan mudah tidaknya seseorang
Tingkat memahami pengetahuan yang mereka peroleh
pada umumnya, semakin tinggi pendidikan
Pengetahuan seseorang maka semakin baik pula
pengetahuannya.
Responden • Sigalingging (2011) juga menyebutkan tingkat
pendidikan mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap kemauan keluarga untuk memelihara
lingkungan yang bersih, yang artinya dengan
makin tingginya pendidikan responden maka
akan lebih mudah menerima informasi yang
diberikan. 
Dari analisa data, hasil dari responden yang
pernah mendapatkan informasi (92%) dan yang
tidak pernah mendapatkan informasi
Gambaran sebelumnya (8%).

Tingkat • Hal sesuai dengan penelitian Herlambang


(2011) yang menyatakan bahwa status
Pengetahuan pekerjaan responden lebih banyak sebagai IRT
dan wiraswasta akan menyebabkan
Responden masyarakat di wilayah tersebut lebih sering
untuk menukarkan informasi yang mereka
dapatkan, mereka mendapatkan informasi
lebih banyak dari mulut kemulut.
Menurut analisa data, prilaku keluarga
responden tentang PSN adalah cukup (48%) dan
yang paling sedikit yang memiliki prilaku kelurga
yang buruk (20 %)

• Hal ini sejalan dengan penelitian yang di


lakukan oleh Bestari dkk (2018) yang

Gambaran menemukan bahwa kebanyakan responden


memiliki prilaku keluarga cukup yaitu 42

Prilaku responden (57,5%) dan hanya 13 responden


(17,8%) yang memiliki praktik keluarga baik.

Responden • Hal yang sama juga ditemukan oleh Marini


(2009) yang menemukan bahwa kebanyakan
keluarga di Padang Bulan memiliki tindakan
pencegahan demam berdarah yang cukup
(83,3%).

Salah satu yang mungkin mempengaruhi hal ini adalah kesamaan


karakteristik responden yaitu sama­-sama kebanyakan respondennya
memiliki tingkat pendidikan terakhir SD dan pekerjaan ibu
rumah tangga dan wiraswasta.
Prilaku keluarga responden baik dalam
penelitian ini hanya berjumlah 21 dari 66
responden (32%).

Gambaran • Hal ini dapat menjadi salah satu penyebab


tingginya kasus demam berdarah di daerah
Prilaku tersebut sebab praktik pencegahan demam
berdarah yang baik oleh masyarakat
Responden merupakan hal yang paling penting dan efektif
yang harus di lakukan oleh setiap anggota
masyarakat untuk mencegah demam berdarah
terutama pada lingkungan yang beresiko tinggi
(Wong dkk, 2015).
KESIMPULAN
&
SARAN
KESIMPULAN
• Tingkat pengetahuan responden tentang pencegahan
 demam berdarah di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara
kebanyakan  adalah cukup.

• Responden di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara


kebanyakan memiliki prilaku keluarga yang cukup tentang
pencegahan demam berdarah.
SARAN
• Bagi pemerintah
diharapkan dapat membantu masyarakat dalam upaya pencegahan
demam berdarah dengue dengan melakukan pemberian bubuk
abate  setiap 2­3 bulan sekali dan memberikan informasi tentang PSN
yaitu 3M Plus.

• Bagi puskesmas
diharapkan pada data profil tinjauan kesehatan untuk kuantitas
kejadian DBD dicantumkan rentang usia berdasarkan WHO terbaru.

• Bagi peneliti
diharapkan untuk memperkuat validitas hasil penelitian dengan
memperjelas cara pemilihan sampel dan teknik pengambilan
sampel serta memperpanjang waktu penelitian.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai