Anda di halaman 1dari 39

ANEMIA HEMOLITIK NON-IMUN

Dr. Amirah Zatil Izzah, SpA, M. Biomed

Divisi Hematoonkologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak


FK Unand-RS Dr. M. Djamil Padang

Anemia -Patofisiologi

Bahan pembentuk sel darah merah kurang

(defisiensi gizi: besi, asam folat, vit. B12)


Produksi sel darah merah berkurang (kegagalan SST:
anemia aplastik, metastase tumor)
Kehilangan sel darah merah (perdarahan)
Penghancuran sel darah merah (hemolisis : imun,
non-imun)

Pendahuluan
Eritrosit normal:
Usia eritrosit : 120 hari
Dihancurkan ekstravaskuler oleh makrofag sistem RES
Bentuk : bikonkaf tebal dipinggir, tipis ditengah, dengan diameter
8 um

Mekanisme hemolisis :
Ekstravaskuler
intravaskuler

EXTRAVASCULAR
pemecahan eritrosit oleh
makrofag sistem RES (hati,
limpa) kerusakan yg tidak
berat

INTRAVASCULAR Lisis
eritrosit terjadi dalam sirkulasi
tjd pd kerusakan yg hebat

Anemia Hemolitik

Usia eritrosit pendek akibat hancurnya eritrosit anemia

Klasifikasi berdasarkan :

terjadi bila SST tdk dpt mengkompensasi

1. Tempat kelainan :
Kelainan

dr eritrosit (Intrakorpuskuler)

membran, enzim, hemoglobin


Kelainan
Imun

diluar eritrosit (ekstrakorpuscular)

(>>) dan nonimun

Klasifikasi Anemia hemolitik

Klasifikasi lain:

2. Herediter/kongenital dan didapat


3. Imun dan nonimun

Gejala Klinis

Penurunan Hb cepat/perlahan (anemia)


Kuning ( bilirubin indirect )
Splenomegali
Urin berwarna gelap (hemolisis intravaskuler)
Batu empedu
Riw. Keluarga (+/-)

Laboratorium
Bukti adanya katabolisme Hb akibat usia eritrosit
yang pendek

1.

bilirubin indirek
LDH (lactate dehidrogenase)
haptoglobin (mengikat hemoglobin bebas di dalam
darah)
urobilinogen feses dan urin
Hemoglobinuria, hemosiderinuria hemolisis intravaskuler

laboratorium

2. Bukti adanya eritropoeisis


Retikulositosis

dapat mencapai 100-200 o/oo

(N 5-15 o/oo)
Ditemukannya sel eritrosit muda di darah tepi
(normoblast)

ANEMIA HEMOLITIK NON-IMUN

Klasifikasi
Anemia Hemolitik Non-imun
1. Kongenital (korpuskuler):
A.

B.
C.

Defek membran (sferositosis, eliptositosis, stomatositosis


herediter)
Defek enzim (G6PD, piruvat kinase)
Defek hemoglobin (Hemoglobinopati, talasemia)

2. Didapat (ekstrakorpuskuler):
A.

B.
C.
D.

Anemia mikroangiopati
Infeksi
Toksin
Penyakit sistemik

1 a. DEFEK MEMBRAN
Paling

banyak :
Sferositosis herediter sferosit
Eliptositosis herediter elips

Disebabkan

oleh adanya defek pada salah satu


protein dinding sel bentuk tdk lentur
difagosit makrofag hemolisis ekstravaskuler

Membran eritrosit

Sferositosis herediter

Eliptositosis herediter

1b.DEFEK ENZIM

Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase
(G6PD) Deficiency
Glukosa 6 Pospat dehidrogenase

Enzim yg berperan dlm pentosa monopospat shunt


(metabolisme glukosa)

Merubah G6P + NADP 6-Phosphoglukonat + NADPH

NADPH

melindungi eritrosit thdp stres oksidatif (antioksidan)

mempertahankan glutation dlm bentuk tereduksi (GSH) berguna


utk merubah H2O2 (radikal bebas) menjadi air

Pentose Shunt

Glyceraldehyde-3-phosphate
+
Fructose-6-phosphate
Ribose-5-phosphate
NADPH
NADP
+

6-Phosphogluconate
NADPH
G6P
Dehydrogenase

Glyceraldehyde3-phosphate

GSH
GSH
reductase

GSSG

NADP+

Glucose6-phosphate

H2O2

Glucose

ADP ATP

H2O

Catalase

O2

Defek enzim tersering -10% populasi dunia

X-linked

Terjadi hemolisis bila terpapar dengan obat, zat kimia atau


infeksi yg dapat mengoksidasi GSH (kapasitas utk membentuk
GSH kembali pd pasien G6PD terbatas)

Faktor Pencetus
Obat :

obat antimalaria

sulfonamides (antibiotik)

aspirin

non-steroidal anti-inflammatory drugs (AINS)

nitrofurantoin

quinidine

quinine

dll
Lain-lain:
Terpapar dengan kapur barus atau fava bean

Klinis:

Terjadi hemolisis setelah terpapar obat, infeksi, memakan


fava bean

Pucat

Kuning

Urin berwarna gelap

Splenomegali

Laboratorium:
Darah

tepi: Bite cells, blister cells, irregular small


cells, Heinz bodies, polikromasi
Kadar G6PD rendah

1c.DEFEK HEMOGLOBIN

Talasemia
Penyakit anemia hemolitik akibat terjadinya mutasi

genetik gangguan pembentukan Hb sintesis

rantai globin (kuantitatif)


Diturunkan secara autosomal resesif

Insiden di Indonesia 3-8%


Ditemukan tersebar di seluruh ras Mediterania, Timur

Tengah, India sampai Asia Tenggara

Klasifikasi
Berdasarkan rantai polipeptida yg mengalami gangguan:
Talasemia
Talasemia

Berdasarkan Klinis:
Talasemia Mayor gejala klinis berat
Talasemia Intermediat
Talasemia Minor gejala klinis ringan

Klinis
Talasemia Mayor

Anemia gejala muncul usia 6 bulan-2 tahun


Kuning, biasanya ringan
Hepatosplenomegali
Fasies abnormal (fasies Cooley) Dahi lebar, depresi nasal bridge,
penonjolan tulang pipi, maloklusi gigi
Gagal tumbuh

Laboratorium
Hematologi:

Anemia mikrositik, hipokrom


Retikulositosis
Darah tepi: sel target, anisositosis (ukuran berbeda),
poikilositosis (bentuk berbeda)
SST : Hiperplasia eritroid
Feritin serum meningkat

Gambaran Darah tepi

Diagnosis

Gejala Klinis
Elektroforesis hemoglobin
Analisis DNA bila analisis Hb normal sdg klinis sesuai

dg thalassemia/Hbpati

Hemoglobinopati
Anemia hemolitik yang disebakan karena gangguan pada

rantai globin dimana terjadi penggantian asam amino


(kualitatif)
Contoh :

Hb C penggantian asam amino lisin dari seharusnya asam


glutamat (posisi 6 rantai beta)
Hb S (anemia sel sabit) penggantian valin dari seharusnya asam
glutamat (posisi 6 rantai beta)
Hb E penggantian asam amino lisin dari seharusnya asam
glutamat (posisi 26 rantai beta)

2. Anemia Didapat
Hemolisis disebabkan oleh faktor ekstrinsik yang

merusak sel darah merah


A. Anemia hemolitik mikroangiopatik
hemolisis krn gangguan mekanik eritrosit di dalam sirkulasi
Ex: Sindrom hemolitik uremik, luka bakar, katup prothesis

B. Infeksi
hemolisis krn invasi langsung organisme ke dalam SDM dg
melepaskan produk yang merusak membran sel, atau
mencetuskan tjdnya DIC
Ex: malaria, hepatitis virus, streptococus

C. Toksin kimia/Obat
hemolisis karena merusak membran sel
Ex; benzene, fenasetin

D. Penyakit sistemik
penyakit hati instabilitas membran
luka bakar panas merusak SDM secara mekanik dan
osmotik

Terapi
Kongenital:
Folic Acid 1 mg mencegah defisiensi sekunder as
folat

G6PD hindari pencetus


Transfusi darah + kelasi besi
Splenektomi berat

Didapat:

Suportif transfusi jika diperlukan

Terapi penyakit dasar

Prognosis
Kongenital : dubia ad bonam
Didapat : bonam

Anda mungkin juga menyukai