Anda di halaman 1dari 44

Pengenalan Sediaan &

Tehnik Pemberian Obat

Kuliah Pendahuluan
Clinical Skill Lab I
dr. Jason Sriwijaya, Sp.FK
Departemen Farmakologi dan Terapi FK UNHAS
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari keterampilan pengenalan sediaan obat dan


tehnik pemberian obat ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengetahui bermacam-macam jenis sediaan obat
2. Mengetahui makna dari setiap logo-logo obat
3. Melakukan tehnik pemberian secara sublingual
4. Melakukan tehnik pemberian obat secara per-rectal
5. Melakukan tehnik pemberian obat secara per-vaginal
6. Melakukan tehnik pemberian obat secara trans-dermal
(patch)
I. Jenis Sediaan Obat
Routes of Drug Administration
2. Makna Logo Obat
• Menurut Permenkes Nomor 917/
MENKES/PER/X/1993 tentang Golongan obat
disebutkan bahwa penggolongan dimaksudkan untuk
peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan
serta pengamanan distribusi yang terdiri dari
1. Obat bebas
2. Obat bebas terbatas
3. Obat keras
4. Obat wajib apotek ( OWA )
5. Psikotropika
6. Narkotika
10
PENULISAN RESEP YANG RASIONAL
Guide To Good Prescribing
WHO
TIU
• Mampu mengaplikasikan
penulisan resep rasional setelah
menyelesaikan pendidikan
dokter sesuai SNPPDI 2019
TIK:
• Melatih mahasiswa kedokteran
dalam penulisan resep yang
rasional metode WHO
• Minimalkan kesalahan dalam
penulisan resep
Definisi
• Resep adalah permintaan tertulis
dari dokter kepada
apoteker/farmasi pengelola
apotek untuk memberikanobat
jadi atau meracik obat dalam
bentuk tertentu sesuai dengan
keahliannya, takaran dan jumlah
obat sesuai dengan yang diminta,
kemudian menyerahkannya
kepada yang berhak/pasien.
• Menurut WHO, peresepan yang
rasional adalah memberikan
obat sesuai dengan keperluan
klinik, dosis sesuai dengan
kebutuhan pasien, diberikan
dalam jangka waktu yang sesuai
dengan penyakit, dan dengan
biaya termurah menurut pasien
dan komunitasnya.
Dasar HUKUM
• Menurut Permenkes No. 919/Menkes/Per/X/1993
• Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter
gigi, dokter hewan kepada apoteker pengelola
apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat
bagi penderita sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Yang berhak menulis resep
adalah dokter, dokter gigi dan dokter hewan
sedangkan yang berhak menerima resep adalah
apoteker pengelola apotek yang bila berhalangan
tugasnya dapat digantikan Apoteker Pendamping/
Apoteker Pengganti atau Asisten Apoteker Kepala di
bawah pengawasan dan tanggung jawab Apoteker
Pengelola Apotek (Kepmenkes No. 280/Menkes
/SK/V/1981, Anonim 1981)
Waspada!!!
• UU Kesehatan No. 23 Th 1992 serta UU
Perlindungan Konsumen No. 8 Th 1999 yang
menjamin hak-hak konsumen (pasien)
dalam mendapatkan, kenyamanan,
keamanan & keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan/atau jasa,
menyebabkan penyedia jasa tenaga
kesehatan (dokter maupun farmasis) harus
waspada, karena adanya penyimpangan
pelayanan dari ketentuan yang ada akan
membuka celah bagi konsumen (pasien)
dalam melakukan gugatan. (Purnomo, 2000)
SNPPDI 2019
WHO-Guide to Good
Prescribing
Penulisan Resep

Blanko resep untuk penulisan


resep secara umum di Indonesia
terdiri dari 3 bagian yaitu :
1. Identitas dokter
2. Obat
3. Identitas pasien
Keterangan:
1. Identitas dokter
Identitas dokter umumnya terletak paling atas dari blanko resep dan
berisi nama dokter, nomor SP / SIP, alamat praktik dan nomor tilpun.
2. Obat

Bagian inti dari resep ini pada sudut kanan atas tempat dan tanggal
resep ditulis, kemudian dibawahnya mengawali penulisan obat dengan
R/ singkatan dari recipe yang artinya ambillah, kemudian nama obat,
dosis, jumlah, aturan pembuatan kalau resep obat racikan, dan aturan
minum atau aturan pakai, diakhiri paraf atau tanda tangan dokter.
3. Identitas pasien
dentitas pasien meliputi nama pasien, umur dan alamat tempat tinggal
Bagian-bagian dari Blangko
Resep
Pedoman Menulis Resep
BAHASA LATIN DALAM RESEP
• Bahasa latin digunakan untuk penulisan :
1. nama obat,
2. ketentuan mengenai pembuatan
3. bentuk obat
4. petunjuk aturan pemakaian obat ditulis
berupa singkatan → Signatura.
BAHASA LATIN
• Utk menghindari salah interpretasi
singkatan bahasa Indonesia sedapat
mungkin dihindari
• Contoh :
- “Obat batuk Hitam” jgn disingkat o.b.h
→ Potio nigra contra tussim (Pot.nigra
c.t)
- “Kalau perlu” jgn disingkat K.P → Pro re
nata (p.r.n)
BAHASA LATIN DALAM RESEP
• Beberapa alasan penggunaan Bahasa Latin :
1. Bahasa latin adalah bahasa mati dan tdk
dipakai dlm percakapan sehari-hari.
2. bahasa latin mrp bahasa Internasional
dalam dunia profesi kedokteran & farmasi.
BAHASA LATIN
DALAM RESEP
3. Dengan bahasa latin tdk akan terjadi mis-
interpretasi ttg bahan yg dimaksud dalam
resep.
4. Dalam hal tertentu, krn faktor psikologi
ada baiknya Px tdk perlu mengetahui obat
yg diberikan kepadanya.→ saat ini sudah
berubah pasien berhak tahu obat yang
diberikan
PENULISAN JUMLAH OBAT
• Penulisan jumlah obat dinyatakan dalam
angka romawi :
I =1
V =5
X = 10
L = 50
C = 100
M = 1000
SINGKATAN LATIN
DALAM RESEP
• Singkatan latin yang sering dipakai di
resep
a.c = sebelum makan
a.n = malam sebelum tidur
ad lib = secukupnya
u.e = untuk obat luar
u.i = untuk obat dalam
SINGKATAN LATIN
DALAM RESEP
C = sendok makan (15 ml)
cth = sendok teh (5 ml)
dc = sedang makan
dd = sehari
dext = kanan
dtd = berikan sebanyak dosis tersebut
SINGKATAN LATIN
DALAM RESEP
f. = buat, harap dibuatkan
f.l.a = buat menurut cara semestinya
g = gram
gr = grain
gtt = tetes
gtt auric = obat tetes telinga
gtt nasal = obat tetes hidung
gtt opth = obat tetes mata
SINGKATAN LATIN
DALAM RESEP
i.m.m = berikan ke tangan dokter
inf = infus
inj = injeksi
iter = harap diulang
lot = obat cair untuk obat luar
m = campur , harap dicampur
m.f = campurlah dan buatlah
mg = miligram
SINGKATAN LATIN
DALAM RESEP
o.m = tiap pagi
o.n = tiap malam
a.C = ante coenam
p.c = sesudah makan
p.r.n = kalau perlu
pulv = serbuk tunggal
pulveres = serbuk terbagi
S = tandailah
sol = larutan
SINGKATAN LATIN
DALAM RESEP
u.c = aturan pakai diketahui
u.e = obat luar
Ungt = salep
RESEP CITO
• Bila pasien harus mendapat obat segera maka
dokter memberi tanda pada bagian atas resep
dengan cara menulis kata CITO !
• Resep cito pembuatannya harus didahulukan
• Dokter yg meminta resep cito hendaknya
sunguh2 pasien dalam kondisi gawat dan
penundaan pemberian obat akan
membahayakan jiwa pasien.
• Persamaan istilah cito → statim (amat segera)
atau P.I.M (Periculum in Mora = berbahaya bila
ditunda)
Resep tidak Rasional, apabila:

• > 5 obat dalam 1 resep (kecuali dengan komorbid)


• Jumlah obat terlalu banyak > 30 biji (kecuali pasien yang
alamat jauh)
• Untuk Antibiotik terlalu singkat < 3 hari
• Tidak memperhatikan sosial ekonomi penderita
• Meresepkan tanpa indikasi karena adanya Kerjasama dengan
pihak Farmasi tertentu
Aspek etika

• Menuliskan kode rahasia dikertas resep


• Dokter tidak bisa menjual/memberikan langsung obat ke pasien
• Tidak boleh menyuruh pasien membeli obatnya di apotik tertentu
• Status penderita (rekam medik) wajib disimpan baik oleh dokter
• Dokter tidak boleh menerima imbalan dari pabrik obat atas resep
yg dituliskan→hati-hati KPK!
Aspek Legal Resep
Kesimpulan
• Untuk terampil menulis resep perlu banyak
berlatih menulis dengan berbagai diagnosa
penyakit
• Penulisan obat dalam resep harus dikuasai
dengan baik, mengenai dosis maupun cara
pemberiannya.

Anda mungkin juga menyukai