Anda di halaman 1dari 4

Percobaan II

Analisis Kualitatif Piridoksin Hidroklorida

Tujuan Percobaan

Dasar Teori

Alat dan bahan

Langkah kerja

Hasil percobaan

No Uji Larutan uji Hasil


Aquadest (H2O) Tidak larut, larutan berwarna bening,
kecoklatan, serbuk lebih halus
Etanol Larut sebagian, masih terdapat endapan
1 Uji kelarutan
Kloroform Tidak larut, masih terdapat endapan
NaOH Larut tidak sempurna, serbuk menempel pada
tabung reaksi
2 Uji FeCl3 5% 3 tetes FeCl3 5% Berwarna merah tua/merah bata, masih terdapat
endapan (tidak larut)
3 Uji asam 1 mL H2SO4 + 1 Larut Sebagian
sulfanilat mL NaOH 3 N

Lalu + asam Larut sempurna. Muncul buih-buih kecil tidak


asetat 3N tahan lama
4 Uji CuSO4 2% 500mg sampel + Larut, larutan berwarna kuning, muncul buih-
1 mL aquadest + buih kecil
2 tetes CuSO4
2%
Pembahasan

Pyridoxine adalah suplemen vitamin yang bermanfaat untuk membantu tubuh dalam mengolah makanan
menjadi energi, mengoptimalkan fungsi sel saraf, menjaga kesehatan kulit, dan memproduksi sel darah
merah yang sehat. Piridoksin hcl disebut juga dengan vitamin B6.

Pada praktikum kali ini dilakukan analisis kualitatif pada piridoksin hcl. Langkah pertama yang dilakukan
adalah uji organoleptis sesuai dengan pemerian pada beberapa literatur. Piridoksin hcl merupakan serbuk
atau serbuk hablur, memiliki warna pang putih atau hampir putih.

Selanjutnya dilakukan uji kelarutan dengan beberapa pelarut. Pada sejumlah sampel yang di masukkan
dalam masing masing tabung reaksi kemudian di teteskan 1 mL larutan uji. Pertama ditambahkan 1 mL
aquadest dan terlihat bahwa piridoksin tidak larut, larutan berwarna bening, kecoklatan, serbuk
lebih halus. Hal ini bertolak belakang dengan literatur (Vandamme, 1998 dan Dirjen POM, 1995)
yang menyatakan bahwa piridoksin mudah larut dalam air. Selain itu, dalam Farmakope
Indonesia VI tahun 2020 juga disebutkan bahwa piridoksin hcl mudah larut dalam air.
kemungkinan yang terjadi adalah kurangnya pengadukan atau waktu pengadukan sehingga
berpengaruh pada kelarutannya.

Kemudian pada tabung berikutnya ditambahkan 1 mL etanol. Hasil pengamatan diperoleh


piridoksin larut sebagian, masih terdapat endapan. Dalam literatur disebutkan bahwa piridoksin
hcl sukar larut dalam etanol. Hal ini sejalan dengan hasil pengamatan dimana hanya larut
Sebagian dari piridoksin. Pada tabung ketiga ditambahkan 1 mL kloroform dan terlihat bahwa
piridoksin hcl tidak larut, masih terdapat endapan. Namun dalam Farmakope Indonesia Edisi IV
tahun 1995 dinyatakan bahwa sangat mudah larut dalam air, dalam etanol dan dalam kloroform.
Hal ini juga dapat dikarenakan kurangnya pengadukan atau kurang lamanya proses pengadukan.
Selain itu dapat pula dikarenakan kemungkinan bahan obat rusak akibat penyimpanan atau hal
lainnya.

Dan uji kelarutan terakhir adalah menggunakan 1 ml NaOH pada tabung reaksi lain yang berisi
sampel piridoksin hcl. Hasil pengamatan adalah larut tidak sempurna, serbuk menempel pada
tabung reaksi. Piridoksin dalam Farmakope Indonesia edisi VI dinyatakan memiliki Ph lebih
kurang 3. Sehingga dapat dikatakan bahwa piridoksin memiliki sifat asam. Sedangkan NaOH
adalah larutan basa. Sehingga pada pelarutan asam dan basa menghasilkan larutan netral yang
terdiri dari air dan garam. Kemungkinan serbuk yang menempel di dinding tabung reaksi
tersebut merupakan produk hasil pencampuran piridoksin dengan NaOH.

Selanjutnya piridoksin hcl diuji dengan pereaksi FeCl3 5%. Hasil yang diperoleh pada reaksi
tersebut adalah berwarna merah tua/merah bata, masih terdapat endapan (tidak larut). Ini sejalan
dengan literatur yang menyatakan bahwa hasil akan positif juka menghasilkan warna jingga
sampai merah tua. Dimana reaksi yang terjadi adalah piridoksin hcl bereaksi sebagai zat fenolik
dengan FeCl3, dan FeCl3 memberikan tambahan gugus penarik electron pada senyawa
piridoksin hcl sehingga memberikan warna meraha tua (merah kecoklatan).

Lalu pada tabung reaksi lain yang berisi sampel piridoksin hcl dilakukan uji sulfanilat. Mula
mula-dimasukkan 1 mL H2SO4 dan juga 1 mL NaOH 3 N. Terlihat piridoksin hanya larut
Sebagian. Lalu ditambahkan lagi 1 mL asam asetat. Terlihat bahwa piridoksin larut sempurna.
Selain itu juga muncul buih-buih kecil tidak namun tidak tahan lama.

Terakhir dilakukan uji dengan larutan CuSO4 2%. Pada tabung reaksi yang berisi piridoksin hcl
sebanyak 500 mg dilarutkan dalam 1 ml aquades kemudian ditambahkan 2 tetes CuSO4 2%.
Terlihat bahwa piridoksin hcl larut, dan larutan yang dihasilkan berwarna kuning. Selain itu juga
muncul buih-buih kecil. Pada beberapa literatur disebutkan bahwa pengujian dengan larutan uji
CuSo4 2% seharusnya memberikan warna ungu. Sehingga dapat dinyatakan bahwa
kemungkingkan yang terjadi adalah sampel uji yang rusak atau terjadi kontaminasi pada bahan-
bahan uji.

Kesimpulan

Dari hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa

1. Pyridoxine hcl adalah suplemen vitamin yang bermanfaat untuk membantu tubuh dalam
mengolah makanan menjadi energi, mengoptimalkan fungsi sel saraf, menjaga kesehatan kulit,
dan memproduksi sel darah merah yang sehat
2. Dilakukan uji kelarutan dengan aquadest, kloroform, etanol dan NaOH.
3. Uji dengan peraksi FeCl3 dinyatakan positif
4. Uji sulfanilat menghasilkan buih-buih kecil dan piridoksin larut sempurna
5. Uji dengan larutan CuSO4 tidak menghasilkan warna ungu seperti pada literatur
Daftar pustaka

Tim asisten Lab Farmasi. 2022. Panduan Praktikum Kimia Farmasi. Farmasi. Universitas Sains
dan Teknologi. Jayapura

Tim Dosen Anfar. 2022. Vitamin dan Antibiotik. Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.
Jakarta

Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: DepKes.

Dirjen POM. 2020. Farmakope Indonesia Edisi Keenam. Jakarta: DepKes.

https://pionas.pom.go.id/monografi/piridoksin-hidroklorida-vitamin-b6 diakses pada 16


November 2022.

Anda mungkin juga menyukai