BEDAH
DAFTAR ISI
1. Audiogram
2. Funduskopi / Opthalmoskopi
4. Irigasi Telinga
5. Irigasi Mata
7. Kompres Refraksi
8. Mengukur Visus
23. Pembidaian
TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan bagi perawat dalam melakukan pemeriksaan
audio gram dengan prosedur yang benar.
KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
PROSEDUR
1. Standar persiapan alat :
1.1. Audio metri
1.2. Kertas plastik
1.3. Pensil merah biru
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013 Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001
PENGERTIAN Adalah pemeriksaan bagian dalam mata termasuk lensa mata, saraf mata dan
retina mata.
TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan bagi perawat dalam melakukan pemeriksaan
mata dengan prosedur yang benar.
KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
PROSEDUR
1. Standar persiapan alat :
1.1. Obat tetes mata
1.2. Opthalmoskopi
1.3. Senter kecil
3. Standar tindakan
3.1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3.2. Pemeriksaan funduskopi langsung
3.3. Pemeriksaan ini tipe pemeriksaan yang paling sering digunakan
untuk memeriksa struktur dalam bagian mata.
3.3.1. Mata pasien harus dilebarkan dan pasien ditempatkan
didalam ruangan gelap dan meminta pasien untuk melihat
ke depan pada beberapa titik fokus dalam ruangan
3.3.2. Anjurkan pasien untuk memandang opthalmoskopi,
kemudian mata pemeriksa berada sangat dekat dengan
wajah pasien dan berikan pencahayaan terang pada salah
satu mata pasien.
TUJUAN Sebagai panduan perawat dalam mengganti verban luka non infeksi dengan
prosedur yang benar.
KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
IRIGASI TELINGA
PENGERTIAN Adalah suatu prosedur membersihkan telinga dari benda asing agar bersih
TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan bagi perawat dalam melakukan irigasi telinga
dengan prosedur yang benar
KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
3. Standar pelaksanaan :
3.1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3.2. Gunakan sarung tangan
3.3. Alat alat didekatkan dengan pasien
3.4. Tutupi pasien dengan 1 handuk
3.5. Berikan pasien posisi duduk
3.6. Tarik daun telinga ke atas dan ke belakang
3.7. Arahkan aliran cairan bagian atas telinga menggunakan spuit balon
1 water pile
3.8. Keringkan bagian luar telinga setelah irigasi dilakukan
UNIT TERKAIT1. Ruang Rawat Inap THT
2. Ruang VIP
3.
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan
IRIGASI MATA
TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan irigasi mata dengan prosedur yang benar.
TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam melakukan kompres hangat pada mata
dengan prosedur yang benar.
1. Standar persiapan :
PROSEDUR 1.1. Dokter menulis instruksi kompres hangat basah pada mata pada
status pasien
1.2. Perawat menyiapkan pasien dan memberikan penjelasan dalam
tindakan yang diberikan.
1.3. Perawat menyiapkan alat alat :
1.3.1. Mangkok berisi air hangat
1.3.2. Kain kasa 2 lembar
1.3.3. Pinset anatomis 2 buah
3. Standar pelaksanaan
3.1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3.2. Pasien dipersilahkan duduk dengan jarak 5 6 m
3.3. Perawat refraksi optopsi menganamnese
3.4. Perawat melakukan pemeriksaan objektif
3.5. Perawat mendokumentasikan hasil pemeriksaan
3.6. Dokter spesialis memberikan resep kaca mata sesuai pemeriksaan
TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan bagi petugas dalam memeriksa ketajaman mata
dengan prosedur yang benar
KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
3. Standar pelaksanaan :
3.1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3.2. Pasien dipersilahkan duduk dengan jarak 5 6 m
3.3. Pasien disuruh melihat optotip yang berjarak 5 6 meter
3.4. Pasien dipasang trial frame
3.5. Mata pasien ditutup sebelah sebelah satu persatu untuk melihat
ketajaman penglihatan pasien
3.6. Perawat mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
PENGERTIAN Ganti verban adalah tindakan untuk membersihkan luka dan mengganti
verban kotor.
TUJUAN 3. Sebagai panduan bagi perawat yang melaksanakan ganti verban pada bagian
luka infeksi dengan prosedur yang benar.
KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
2. Standar pelaksanaan
2.1. Mengatur posisi pasien sesuai dengan posisi luka
2.2. Petugas mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2.3. Menggunakan handskun steril
2.4. Membuka tutup luka
2.5. Membersihkan luka dengan NaCL / H2O2
2.6. Memberi obat sesuai dengan jenis luka
2.7. Menutup luka dengan kasa steri
2.8. Memberikan plaster diatas verban
2.9. Ingatkan pasien untuk menjaga kebersihan
2.10. Memasukkan sampah pada tempat yang tersedia
2.11. Menulis dan mendokumentasikan tindakan yang dilakukan, jenis
luka dan keadaan luka
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Poliklinik Bedah
3. Ruang Rawat Inap
4. Ruang Rawat Intensif
5.
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan
MENGGANTIKAN BALUTAN
PENGERTIAN Mengganti balutan yang kotor dengan balutan baru untuk membersihkan luka,
memberi obat pada luka dan memberi rasa nyaman kepada pasien.
PENGERTIAN Menerima pasien baru di ruang rawat inap bedah adalah pasien dengan kasus
bedah dari poliklinik bedah untuk mendapat pelayanan pengobatan sesuai
yang di butuhkan
TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan bagi perawat dalam menerima pasien baru di
ruang rawat bedah dengan prosedur yang benar.
2. Standar keperawatan
Siapkan tempat tidur yang sudah di verbedden
Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah
Jelaskan kepada keluarganya tentang penerimaan pasien baru diruang
bedah untuk tindakan pembedahan sesuai dengan instruksi dokter.
Bila pasien baru masuk dari IGD lakukan serah terima status pasien,
hasil pemeriksaan alat alat penunjang, obat obatan, catatan
perawatan dan pemeriksaan fisik.
Lakukan pengkajian keperawatan dan pemeriksaan fisik catat pada
catatan perawat.
Beritahukan kepada penanggung jawab ruangan atau dokter yang
bersangkutan
PENGERTIAN Menerima pasien post operasi suatu tindakan menerima pasien yang telah
dilakukan tindakan operasi diruang bedah.
TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam menerima pasien post operasi dengan
teknik yang benar.
PENGERTIAN Tindakan membalut luka adalah tindakan menutup luka dengan drainase
tertutup kontaminasi mikroorganisme yang dapat dilakukan dengan
menggunakan kain kasa steril yang tidak melekat pada jaringan luka.
PROSEDUR
1. Cek catatan perawatan dan catatan medic
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Siapkan alat dan bahan
Sarung tangan steril
Obat- obatan yang di perlukan
APD , alat monitor set
Cairan desinfektan
Nerbeken
Sampiran
Kasa dan balutan steril
Gunting steril
plaster
4. Berikan salam, panggil pasien dengan namanya
5. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
6. Pakai sarung tangan steril
7. Bersihkan luka pasien
8. Ambil kasa steril dan tutup daerah luka yang akan di balut
9. Lakukan pembalutan pada daerah luka
10. Setelah selesai lakukan fiksasi dengan plaster atau diikat / pengait.
11. Lepas sarung tangan
12. Dokumentasi prosedur dengan respon pasien
PENGERTIAN Pemeriksaan penunjang medis adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh
tenaga Laboratorium, Radiologi, Poli Diagnostik BPK RSUD Kota Langsa
PROSEDUR A. Rutin
1. Darah : Hb, Ht, Hitung Jenis, Leukosit, Golongan Darah,
Waktu Pembekuan dan Perdarahan
2. Urine : Protein, Reduksi, Sediment
3. Photo Thorax : Terutama untuk Bedah Mayor
4. Untuk umur lebih dari 40 Tahun, dilakukan pemeriksaan EKG,
Elektrolit Darah, Ureum, Creatinin, karena ditakutkan adanya Iskemik
Myokard / Iskemik Jantung
B. Khusus
1. EKG pada anak dan dewasa lebih kecil dari 40 tahun dengan tanda
tanda penyakit Kardiovaskular
2. Spirometri / Bronchospirometri pada kelainan fungsi paru secara
sederhana untuk mengetahui fungsi paru dapat di pakai test sakraser,
yaitu pasien di suruh menarik nafas dalam, kemudian tahan selama
beberapa saat. Paru normal bila pasien dapat menahan nafas selama 25
detik atau lebih
3. Fungsi hati (Bilirubin, Urobilin, dsb) bila di curigai adanya gangguan
fungsi hati
4. Fungsi ginjal (Ureum Creatinin) bila di curigai adanya gangguan
fungsi ginjal
5. Analisa Gas Darah Elektrolit pada pasien dengan Illius obstruktifus,
luka bakar atau bedah mayor
PEMBERSIHAN SERUMEN
dr. HERMAN I
Pembina Tingkat I/ IVb
NIP. 19630923 200003 1 001
PENGERTIAN Serumen adalah skret kelenjar sebase dan apokrin yang terdapat pada bagian
kartilaginosa
TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam pembersihan serumen dengan teknik
yang benar.
KEBIJAKAN
1. Persiapan alat :
PROSEDUR 1.1. Speculum telinga
1.2. Kapas alligator
1.3. Kuret
1.4. Cairan H2O2
1.5. Suction
2. Persiapan alat :
Perawat memberi penjelasan pada pasien tentang tindakan yang dilakukan
3. Pelaksanaan :
3.1. Perawat memanggil pasien
3.2. Perawat mendampingi dokter melakukan pemeriksaan
3.3. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3.4. Pasien di berikan cairan H2O2 diteteskan ke dalam telinga pasien
kurang lebih 10 tetes.
3.5. Suction serumen yang cair atau yang sudah lepas dari dinding
telinga
3.6. Jika masih ada serumen yang tersisa bersihkan dengan kapas yang
kering
3.7. Pasien diberi tahukan tindakan selesai
3.8. Dokumentasikan tindakan yang telah diberikan
dr. HERMAN I
Pembina Tingkat I/ IVb
NIP. 19630923 200003 1 001
PENGERTIAN Serumen adalah secret kelenjar sebasea dan apokrin yang terdapat pada
bagian kartilaginosa.
TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam pembersihan serumen dengan prosedur
yang benar.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
1.1.Speculum telinga
1.2.Kapas alligator
1.3.Kuret
1.4.Cairan H2O2
1.5.Suction
2. Persiapan pasien :
Perawat memberi penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan
3. Pelaksanaan :
3.1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3.2. Perawat memanggil pasien
3.3. Perawat mendampingi dokter melakukan pemeriksaan mata pada
pasien
3.4. Pasien diberikan cairan H2O2 ke dalam lebih kurang 10 tetes pada
telinga pasien
3.5. Suction strumen yang cair atau yang sudah lepas dari dinding
telinga
3.6. Jika masih ada yang tersisa bersihkan dengan kapas
3.7. Pasien diberitahukan tindakan selesai
3.8. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Kota Langsa
SPO Tanggal Diterbitkan
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001
PENGERTIAN Pemberian obat tetes telinga adalah memasukan obat telinga dengan menetes
ke dalam telinga.
TUJUAN Menjadi pedoman bagi petugas dalam memberikan obat tetes telinga dengan
prosedur yang benar.
KEBIJAKAN
2. Standar pelaksanaan :
2.1. Hangatkan larutan sehangat suhu badan
2.2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2.3. Pakai sarung tangan
2.4. Atur posisi telinga menghadap ke atas
2.5. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas dan ke
belakang
2.6. Teteskan obat pada dinding telinga
2.7. Pertahankan kepala pasien pada posisi tadi selama 2 3 menit
2.8. Keringkan telinga luar dari obat
2.9. Tutup telinga dengan kapas bila perlu
2.10. Mencatat jenis obat, nama obat, dosis, jam pemberian.
TUJUAN Sebagai panduan bagi perawat dalam melakukan penanganan trauma capitis
dengan prosedur yang benar
KEBIJAKAN
II. Bila penderita dalam keadaan sadar dengan tanda tanda sakit kepala
dan muntah muntah
1. Penderita di istirahatkan di tempat tidak dengan sikap rata
2. Perhatikan jalan nafas
3. Berikan cairan intra vena berupa dekstrose atau ringer lactate
4. Perhatikan tanda vital
5. Observasi selama 2 jam bila keadaan membaik pasien dapat
dipulangkan untuk berobat jalan
PENGERTIAN Adalah pendarahan pada hidung yang di akibatkan oleh pecahnya pembuluh
darah.
TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan dalam penanganan pasien epitaksis dengan
prosedur yang benar
KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
2. Pelaksanaan :
2.1. Perawat memanggil pasien dan memberi penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan
2.2. Perawat mendampingi dokter melakukan pemeriksaan terhadap pasien
2.3. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2.4. Darah yang keluar dari hidung akan dibersihkan dengan suction
2.5. Tampon dimasukkan ke dalam hidung pasien sampai darah berhenti
mengalir
2.6. Dokter menganjurkan pasien untuk bernafas melalui mulut
2.7. Perawat membereskan alat
2.8. Perawat mendokumentasikan hasil tindakan yang telah dilakukan pada
kartu berobat pasien
2.9. Dokter memberi resep untuk pasien melalui perawat
PENGERTIAN Suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas dalam memberikan pendidikan
kesehatan pada pasien
TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan bagi perawat dalam melakukan pendidikan
kesehatan pada pasien post operasi dengan prosedur yang benar
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013 Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001
PENGERTIAN Adalah tata cara pengambilan alat alat set gv steril untuk keperluan ganti
verban dari CSSD
TUJUAN Sebagai panduan perawat dalam pengambilan alat alat set ganti verban
dengan prosedur yang benar
PROSEDUR
1. Perawat menandatangani buku serah terima alat alat set GV
2. Perawat ruangan mengkonfirmasikan kembali bila alat alat set GV ada
yang kurang dengan menyebutkan nama alat dan jumlah alat yang
kurang
3. Perawat menyiapkan alat alat set GV sehingga siap digunakan
PENGERTIAN Pemberian obat tetes mata pada pasien, dapat berupa salep atau cair.
TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan bagi petugas dalam pemberian obat mata
dengan prosedur yang benar
KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
3. Standar pelaksanaan
3.1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3.2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3.3. Pakai handskoon
3.4. Bersihkan mata pasien dahulu bila terdapat kotoran
3.5. Anjurkan pasien untuk melihat ke arah bawah dan ke atas
3.6. Buka kelopak mata bawah dengan menarik kulit mata kebawah
3.7. Dekati mata bawah dari samping.
3.8. Teteskan obat mata pada pusat konjungtiva bawah
3.9. Hindari menyentuh mata dengan ujung obat tetes mata
3.10. Minta pasien untuk menutup mata
3.11. Berikan pasien lap atau tissue
3.12. Letakkan alat dan bahan yang telah kotor di nerbeken
3.13. Mengevaluasi efektifitas pemberian obat mata
3.14. Perawat mendokumentasikan diblangko catatan perawat
PEMBIDAIAN
PENGERTIAN Bidai adalah kawat dari kayu atau anyaman kawat, atau bahan lain yang kuat
tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang
yang patah tidak bergerak
TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam pemasangan bidai dengan teknik yang
benar
PROSEDUR
1. Standar Persiapan Alat :
1.1. Dokter menuliskan instruksi pemasangan bidai pada status pasien
1.2. Perawat menyiapkan pasien
1.2.1. Sepatu, jam, gelang dan alat pengikat harus dilepas
1.2.2. Tangkalkan kain yang menutupi daerah fraktur
INFORMED CONSENT
PENGERTIAN Penjelasan secara detil oleh dokter, tindakan apa yang dilakukan kepada
pasien disertai efek samping yang mungkin terjadi pada pasien setelah di
lakukan tindakan tersebut, juga memberikan alternative tindakan yang dapat
di pilih pasien
4. Setelah pasien dan keluarganya jelas dan telah memilih tindakan yang
akan dilakukan, maka pasien atau keluarga harus membubuhkan tanda
tangan pada kolom persetujuan dan dokter yang akan melakukan tindakan
5. Setelah bukti tertulis ada baru bisa dilakukan tindakan
TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan bagi petugas dalam mengukur tonometri sciotz
dengan prosedur yang benar
PROSEDUR
1. Standar persiapan alat :
1.1. Dokter menulis instruksi pemeriksaan tekanan bola mata pada status
pasien
1.2. Perawat menyiapkan pasien dan memberikan penjelasan prosedur
yang akan dilakukan.
1.3. Perawat menyiapkan alat :
1.3.1. Tonometri schiotz
1.3.2. Obat anestesi local
1.3.3. Kapas / kasa alkohol
1.3.4. Nurbeken
2. Standar pelaksanaan
2.1. Jelaskan prosedur tindakan
2.2. Perawat cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2.3. Atur posisi tidur pasien terlentang
2.4. Bersihkan tonometri dengan kapas
2.5. Perawat menunggu sampai pasien tidak merasa perih ( selama 3 5
menit )
2.6. Pasien meletakkan ibu jari tengah tegak harus di depan muka
2.7. Kelopak mata pasien di buka dengan telunjuk dan ibu jari
2.8. Pasien diminta untuk melihat ibu jari yang terletak didepannya
2.9. Letakkan telapak tonometer pada permukaan kornea mata yang akan
diperiksa
2.10. Perawat periksa efektifitas tekanan bola mata dan kaji rasa nyaman
pasien
2.11. Perawat mendokumentasikan hasil diblangko catatan perawat
2.12. Hasil pengukuran diberitahukan kedokter
2.13. Administrasi di catat dan dimasukkan ke komputer
TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam merawat pasien pre dan post operasi
telinga dengan prosedur yang benar.
PENGERTIAN Memberikan penyuluhan atau penkes pada pasien pasca bedah telinga
TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam memberikan penyuluhan pada pasien
bedah telinga dengan prosedur yang benar.
1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
2. Bekerja kembali setelah 1 minggu atau 3 minggu bagi yang bekerja berat
1.1. Jangan mendekati orang yang menderita infeksi saluran napas
1.2. Tidak naik ke dataran tinggi selama satu minggu
PENGERTIAN Perawatan dan penyuluhan pada pasien post operasi tonsilectomy adalah
perawatan yang diberikan kepada pasien yang baru selesai operasi dari kamar
bedah.
TUJUAN Sebagai panduan bagi perawat dalam memberikan perawatan pasien post
operasi dengan prosedur yang benar.
KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
PROSEDUR
1. Perawat mengatur posisi tidur miring ke salah satu sisi ( kiri atau kanan )
2. Perawat mengevaluasi keadaan umum pasien dan apakah ada pendarahan
dari mulut dan melakukan vital sign pada pasien.
3. Perawat memberikan kompres dingin di daerah leher.
PENGERTIAN Luka bakar adalah luka pada tubuh yang merupakan hasil dari terkena panas,
listrik dan zat kimia pada tubuh pasien
TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam merawat luka bakar dengan prosedur
yang benar.
PROSEDUR
1. Persiapan Alat :
1.1. Sarung tangan sekali pakai
1.2. Kasa steril
1.3. Set GV steril
1.4. Plaster
1.5. Kantung plastik untuk jaringan mati atau balutan kotor
1.6. Kom / Nurbekken
2. Persiapan klien :
2.1. Berikan analgesik bila diperlukan
2.2. Beritahu tindakan yang akan di lakukan serta komplikasi yang akan
terjadi pada klien dan keluarga
3. Cara kerja
3.1. Dekatkan peralatan yang akan digunakan pada pasien
3.2. Tutup pintu atau tirai
3.3. Letakkan kantong plastik dekat dengan jangkauan anda
3.4. Bantu klien pada posisi yang nyaman
3.5. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3.6. Tempatkan bantalan tahan air dibawah klien
3.7. Angkat jaringan mati
3.8. Inspeksi luka, perhatikan kondisinya
3.9. Bersihkan luka dengan kasa basah
3.10. Pemberian agen tropical sesuai dengan kolaborasi
3.11. Tutup luka dengan kasa steril
3.12. Plaster luka
3.13. Ubah posisi klien agar nyaman
3.14. Ucapkan terimakasih atas kerja sama klien
3.15. Bereskan alat dan buang barang yang kotor
3.16. Lepaskan sarung tangan
3.17. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
UNIT TERKAIT
5. Ruang Rawat Bedah
6. Ruang Rawat Inap
7. Ruang Rawat Intensif
PENGERTIAN Adalah perawatan paska bedah katarak yang memerlukan perawatan intensif
agar cepat sembuh.
TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam merawat pasien post op catarak dengan
prosedur yang benar.
PROSEDUR 1. Dokter menulis instruksi obat yang perlu diberikan pada pasien post op
katarak
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Penyiapan alat alat :
3.1. Kasa steril
3.2. Obat mata
3.3. Cotton bad
3.4. Bengkok
3.5. Plaster
4. Standar pelaksanaan :
4.1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
4.2. Dekatkan troli dan alat alat yang diperlukan
4.3. Buka perban secara cermat dan teliti
4.4. Bersihkan mata dengan cotton bad dan mulai dari daerah mata yang
bersih
4.5. Berikan obat mata sesuai ontruksi dokter
4.6. Tutup dengan kasa dan pasang dof mata baru plaster
4.7. Pasien selesai dibalut, atur posisi pasien senyaman mungkin dan
bereskan alat
4.8. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
PENGERTIAN Ruang tindakan yang digunakan untuk pasien yang memerlukan tindakan
kegawatdaruratan atau pertolongan segera.
TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam menjamin bahwa semua pasien yang
dirawat mendapat pelayanan yang baik dengan prosedur yang benar.
PROSEDUR 1. Pasien yang perlu perawatan segera dimasukkan keruang tindakan bedah
/ non bedah untuk segera dilakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien
2. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Catat tindakan yang akan dilakukan pada follow up perawatan untuk
dasar kelanjutan tindakan
4. Setelah gejala telah ditemukan catat juga hasil laboratorium
5. Setelah selesai bersihkan alat dan kembalikan ke tempatnya
6. Jangan memindahkan alat yang sudah disusun di tempatnya
TUJUAN Menjadi pedoman bagi petugas dalam melakukan suction dari trakea pada
pasien dengan prosedur yang benar
PENGERTIAN Adalah persiapan yang dilakukan perawat dan dokter kepada pasien yang
akan di operasi
TUJUAN Sebagai panduan bagi perawat dalam melakukan persiapan sebelum operasi
dengan prosedur yang benar
1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
PENGERTIAN Adalah persiapan yang di lakukan perawat dan dokter kepada pasien yang
sudah selesai di operasi
TUJUAN Sebagai panduan bagi perawat dalam melakukan persiapan setelah operasi di
ruangan dengan prosedur yang benar
7. Membolehkan pasien untuk makan dan minum setelah ada instruksi dari
dokter yang merawat pasien
8. Berikan diet / makanan sesuai instruksi dokter
9. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
PENGERTIAN Tonsillitis adalah peradangan atau infeksi pada tonsil yang di akibatkan mikro
organisme seperti virus dan bakteri
PENGERTIAN Katarak adalah kekeruhan (opasitas) dari lensa yang tidak dapat
menggambarkan objek dengan jelas di retina
PENGERTIAN Eviserasi Bulbi adalah membuang semua isi bola mata seperti kornea dengan
tetap mempertahankan sclera, kapsul tenan, konjungtiva serta nervus optikus
TUJUAN Mencegah kerusakan mata menjadi lebih hebat dengan jalan pengangkatan isi
bola mata
1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
PENGERTIAN Phetergium adalah suatu timbunan atau benjolan pada selaput lendir atau
konungtiva yang bentuknya seperti segitiga dengan puncak berada di arah
kornea
PENGERTIAN Sinusitis adalah peradangan sinus yang di sebabkan dari infeksi virus, bakteri
atau jamur
TUJUAN Mencegah penyakit sinus (infeksi yang lebih luas) yang dapat mempengaruhi
otak dan organ organ sensorik dan untuk memudahkan system drainase dari
hidung dengan menghilangkan sumbatan dan lendir yang terbentuk
PELAYANAN KEPERAWATAN
HAEMODIALISA
RUANG HAEMODIALISA
5. Pasien Overtime
9. Pengawasan Haemodialisis
14. Priming
TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam melakukan tindakan haemodialisa pada
pasien yang baru pertama kali melakukan HD dengan prosedur yang benar
TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam melakukan proses haemodialisa pada
pasien dengan prosedur yang benar
PROSEDUR I. Persiapan
1. Kasa steril
2. Bethadine solution
3. Microscope untuk fiksasi
4. Gelas ukur
PROSEDUR I. Persiapan
1. Piala ginjal
2. Kasa steril
3. Bethadine solution
4. Sarung tangan tidak steril
5. Perban gulung
6. Band Aid (pelekat)
7. Gunting
8. Nebaciten Powder anti biotic
9. Thermometer
10. Microscope
11. Kaca mata, apron, masker
TUJUAN Sebagai panduan bagi perawat dalam mengeluarkan darah dari tubuh pasien
masuk ke sirkulasi ekstra corporeal dengan prosedur yang benar
PROSEDUR Lakukan pemeriksaan fisik terutama tanda vital : kesadaran, tekanan darah,
nadi, respirasi dan auskultasi paru paru (tanda tanda udem)
1. Buat rekaman EKG dan tulis interpretasinya (perhatikan hyperkalemia
dan kondisi jantung / ischemia arrhythmia)
2. Lapor kepada dokter jaga dan minta persetujuannya HD serta program
HD
3. Lakukan HD sesuai instruksi dokter
4. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
TUJUAN Sebagai panduan bagi perawat dalam melakukan sarana untuk sirkulasi darah
dengan prosedur yang benar
PENGERTIAN Adalah prosedur dalam membersihkan dan merawat mesin bagian luar
PENGERTIAN Adalah prosedur akses untuk mengeluarkan darah yang di perlukan dari
pembuluh darah cimino
TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam mengeluarkan darah dari tubuh pasien
masuk ke sirkulasi ekstrakorporeal dengan prosedur yang benar
6. Hubungkan jarum fistula inlet dengan ABL (arteri blood line) dan
jalankan Blood Pump dengan kecepatan mulai dari 100 cc / menit sampai
seluruh blood line baik ABL maupun VBL terisi penuh. Baru di
sambungkan dengan bagian jarum fistula outlet. Jalankan lagi blood pump
perlahan lahan sampai 200 cc / menit. Setelah itu mulailah pemasangan
sensor dan batasan minimal dan maksimal baik pada blood monitoring
maupun dialysis monitoring
7. Kemudian set mesin HD sesuai program HD
8. Bila kecepatan aliran darah kurang dari 100 cc / menit karena ada
penyulit, pertimbangkan untuk dilakukan penusukan pada daerah paha /
femoral
9. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
PENGERTIAN Pengawasan mesin dan pasien setiap jam selama tindakan haemodialisa
berlangsung
TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas agar dapat melakukan penanganan dengan
prosedur yang benar jika ada komplikasi
2. Pengawasan Pasien
a. Melakukan pengawasan : keadaan umum kesadaran tekanan darah,
nadi setiap 1 jam sekali dan setiap ada keluhan atau sesuai dengan
kebutuhan
b. Pengawasan terhadap kemungkinan komplikasi selama haemodialisis
seperti mual, kram otot, masalah pada akses, dsb.
PENGERTIAN Pengisian sirkulasi ekstra corporeal dengan cairan normal saline (NaCL 0,9
%)
TUJUAN 1. Untuk membasahi dan membilas dialyzer dengan cairan normal saline
(NaCL 0,9 %) pada pemakaian pertama kali
2. Untuk membuang zat sterilisasi yang terdapat pada dialyzer
PROSEDUR 1. Dialyzer dipasang pada mesin dengan posisi merah di atas, biru di bawah
2. Blood line di pasang bagian arteri line di sambung dengan dialyzer bagian
atas merah bagian venous line di sambung dengan dialyzer bagian bawah
biru
3. Arteri line di isi dengan NaCL 0,9 % sampai bagian ujung
4. Isi kompartemen dialisat dari bawah menuju ke atas sampai merata
5. TMP dinyalakan sampai 200 mmHg
6. Balikkan posisi dialyzer menjadi biru di atas merah di bawah
7. Lakukan pembilasan kompartemen darah dengan NaCL 0,9 % sampai
habis 500 cc (sirkulasi terbuka)
REUSE DIALIZER
TUJUAN Sebagai panduan bagi perawat dalam merawat dialyzer agar dapat di gunakan
kembali oleh pasien yang sama
PROSEDUR I. Persiapan
a. Dialyzer
b. Air RO
c. Klem
d. Larutan peroksida (H2O2) 3 % dan formalin 3 5 % / renalin
e. Spuit 50 cc
PROSEDUR A. Persiapan
1. Thermometer
2. Tensimeter
3. EKG Monitor
4. Oksigen Nasal
5. Alat Tulis
6. Kertas Observasi (status pasien)
7. Kaca mata, masker, apron dan sarung tangan
8. Timbangan berat badan
B. Cara Kerja
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Memakai kaca mata, masker dan apron
3. Perhatikan keadaan umum pasien
4. Jika keadaan umum pasien baik, anjurkan pasien mencuci tangan
5. Anjurkan pasien menimbang berat badan
6. Anjurkan pasien berbaring di tempat tidur dialysis
7. Letak mesin cuci darah disesuaikan dengan cimino (Jika cimino ada di
sebelah kiri, maka mesin di letakkan di sebelah kiri)
8. Berikan posisi yang nyaman pada pasien
9. Lakukan pemeriksaan :
a. Tanda tanda vital (tensi, nadi, pernafasan dan suhu)
b. Anamneses riwayat dialysis yang lalu
c. Kaji keluhan pasien
d. Pasang oksigen (jika sesak)
e. Pasang EKG monitor (jika ada keluhan sakit dada atau riwayat
sakit jantung)
10. Tentukan daerah fungsi atau tusukan cimino, kalau perlu gunakan
stetoskop untuk memastikan desiran cimino
11. Jelaskan kepada pasien bahwa tindakan akan dimulai
12. Letakkan perlak atau kain kasa pada alas bagian bawah tangan pasien
13. Dekatkan alat alat fungsi ke tempat pasien
14. Pakai sarung tangan
15. Memulai fungsi cimino
PROSEDUR A. Persiapan
1. Siapkan cairan desinfektan
- Sodium Hypochloride 2,5 % / Havox / Bayclin 2,5 % sebanyak 50 cc
- Citrid acid 25 gr dilarutkan dalam 50 cc air RO
2. Cairan desinfektan lain untuk membersihkan badan mesin
3. Lap (waslap) dari bahan flannel
B. Cara Kerja
1. Setelah mesin digunakan oleh pasien, lepaskan set darah yang berada
di mesin
NB :
1. Pasien menggunakan Acetat Desinfektan Bayclin
2. Pasien menggunakan Bicnat Desinfektan Bayclin dan Citrid Acid
PRIMING
PENGERTIAN Pengisian pertama sirkulasi ekstra corporeal dengan cairan normal saline
(NaCL 0,9 %)
TUJUAN 1. Untuk membasahi dan membilas selang darah dengan dialyzer dengan
cairan normal saline (NaCL 0,9 %) pada pemakaian pertama kali
2. Untuk membuang zat sterilisasi yang terdapat pada selang darah dan
dialyzer
1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
A. Persiapan
PROSEDUR 1. Set infuse
2. Normal saline NaCL 0,9 % sebanyak 2000 cc
3. Swab alcohol
4. Klem
5. Selang darah (Blood Lines)
6. Dialyzer (artificial kidney)
7. Tempat sampah
8. Alas perlak
9. Mangkok untuk tempat tutup
10. Gelas ukur
11. Kacamata, masker, apron dan sarung tangan
B. Cara Kerja
1. Siapkan alat alat yang akan digunakan
2. Dekatkan alat alat ke mesin
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
4. Memakai kaca mata, masker, apron dan sarung tangan
5. Bukalah masing masing set yang telah disediakan
6. Sambungkan :
a. Normal saline dengan infuse set
b. Infuse set dengan selang darah arteri
c. Selang darah arteri dengan dialyzer
d. Dialyzer dengan selang darah venous
7. Masukkan selang segment ke dalam pompa darah, putar pompa darah
dengan menekan tombol tanda ^ atau v (pompa akan otomatis berputa
sesuai arah jarum jam)
8. Mulailah dengan pengisian normal saline sebanyak 500 cc. putarlah
Qb sebesar 100 Rpm
9. Teruskan pengisian normal saline sebanyak 1000 cc. putarlah Qb
sebesar 100 Rpm
10. Lakukan sirkulasi tertutup dengan normal saline 500 cc
Tekan tombol UFG : 500
Waktu sirkulasi 10 menit (dialer baru)
Waktu sirkulasi 20 menit (dialer reuse)
Tekan tombol time left : 10 atau 20 menit
Putarlah Qb sebesar 350 Rpm
Catatan : untuk Dializer Reuse, sebelum diberikan heparin sebaiknya
selang darah dan dialyzer di tes dahulu dengan tablet klinitest /
test trip formalin (bebas formalin) atau test trip renalin (bebas
renalin)
11. Berikan heparin lines sebanyak 1500 2000 unit ke dalam selang
arteri
12. Dialyzer siap dipakai ke pasien
13. Jika pasien lama datangnya, matikan flow dialisate agar cairan
konsentrat tidak boros
UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan
PROSEDUR A. Persiapan
Cairan Desinfektan Jenis :
B. Cara Kerja :
1. Khusus mesin type B, pilih salah satu jenis cairan yang anda inginkan
2. Sebelum mesin berakhir siapkan larutan desinfektan sesuai tempatnya
3. Letakkan tempat desinfektan di belakang mesin
4. Masukkan selang desinfektan ke dalam tempat desinfektan
5. Tekan tombol Desinfektan
6. Pilih menu program 1 atau 2
7. Tekan tombol confirm
8. Mesin akan otomatis melakukan desinfektan selama 30 menit dan
mesin akan mati dengan otomatis
9. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
TUJUAN Mengatasi terjadinya pembekuan darah pada dialyzer dengan prosedur yang
benar
TUJUAN Mengatasi terjadinya blood leak saat HD dengan prosedur yang benar
1. Kebocoran Kecil
PROSEDUR a. Qb di turunkan, TMP dan UFR = 0 dibiarkan selama 15 menit
b. Kemudian Qb, TMP, UFR dikembalikan ke program semula
c. Bila kebocoran teratasi, HD di teruskan tanpa mengganti dialyzer
d. HD di program kembali dengan observasi
e. Bila kebocoran tidak teratasi dengan cara ini, maka dialyzer harus di
ganti
2. Kebocoran Besar
a. Aliran dialisat di stop (posisi by pass)
b. Dialyzer harus segera di ganti
c. Bila kebocoran sudah berlangsung lama / besar maka jangan
dikembalikan darah ke dalam tubuh
1.
UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2.
UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3.
UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4.
PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
Cara Kerja :
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Posisi tidur horizontal / rata (tanpa bantal)
3. Qb dan TMP diturunkan
4. Observasi tensi, nadi, kesadaran, pernafasan (O2)
5. Drips NaCL 0,9 % sesuai kebutuhan
6. Drips Dex 40 % jika diperlukan
UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan
PENGERTIAN Emboli udara adalah udara dari sirkulasi ekstra corporeal masuk ke dalam
tubuh
TUJUAN Mengatasi terjadinya kram otot saat HD dengan prosedur yang benar
TUJUAN Mengatasi terjadinya sakit dada saat dilakukan HD dengan prosedur yang
benar
Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Kota Langsa
SPO
Tanggal Diterbitkan
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001
PENGERTIAN Hypertensi adalah suatu keadaan pasien dimana tekanan darah pasien berada
di atas batas normal
TUJUAN Mengatasi terjadinya hypertensi saat dilakukan HD dengan prosedur yang
benar
1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
Cara Kerja :
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Qb dan TMP di turunkan
3. Observasi tekanan darah dan denyut nadi
4. Memberikan obat obatan untuk menurunkan tekanan darah
UNIT Ruang Haemodialisa
TERKAIT
PENANGANAN PASIEN DENGAN
SAKIT KEPALA
PENGERTIAN Sakit kepala adalah nyeri pada kepala yang terjadi saat dilakukan HD
TUJUAN Mengatasi terjadinya sakit kepala saat dilakukan HD dengan prosedur yang
benar
1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
Cara Kerja :
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Qb dan TMP diturunkan
3. Memberikan obat obatan anti sakit (analgetik), penenang (sedative) dan
obat tensi tinggi (anti hypertensi)
UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan
PENGERTIAN Anemia adalah suatu keadaan dimana pasien mengalami kekurangan sel darah
merah
TUJUAN Mengatasi terjadinya anemia saat dilakukan HD dengan prosedur yang benar
1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
Cara Kerja :
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Memeriksa Hb dan Ht
3. Mencegah perdarahan / control perdarahan
4. Memberikan obat obatan penambah darah
5. Perhatikan kebocoran pada dialyzer
UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan
PENANGANAN PASIEN
DENGAN HEPATITIS
PENGERTIAN Hepatitis adalah peradangan hati, atau kerusakan sel hati dan struktur di
sekitarnya yang di sebabkan oleh virus atau over dosis obat obatan
aflatoksin, alkohol dan penyumbatan saluran empedu
TUJUAN Sebagai panduan bagi perawat dalam mencegah penularan hepatitis kepada
pasien lain
PENGERTIAN Kejang adalah terbebasnya neuron secara tiba tiba yang mengakibatkan
suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau memori yang bersifat
sementara
TUJUAN Sebagai panduan bagi perawat dalam mengatasi terjadinya kejang saat HD
dengan prosedur yang benar