Anda di halaman 1dari 135

PELAYANAN KEPERAWATAN

BEDAH

RUMAH SAKIT UMUM KOTA LANGSA

DAFTAR ISI

KELOMPOK KERJA PELAYANAN KEPERAWATAN BEDAH

1. Audiogram

2. Funduskopi / Opthalmoskopi

3. Ganti Verban Non Infeksi

4. Irigasi Telinga
5. Irigasi Mata

6. Kompres Hangat Basah Pada Mata

7. Kompres Refraksi

8. Mengukur Visus

9. Menggantikan Verban Pada Luka Infeksi

10. Menggantikan Balutan

11. Menerima Pasien Baru Di Ruang Rawat Inap Bedah

12. Menerima Pasien Post Operasi

13. Memasang Pembalut Pada Luka

14. Pemeriksaan Penunjang Medis Sebelum Pasien di bawa Ke Ruang Bedah

15. Pembersihan Serumen

16. Pembersihan Serumen Pada Telinga

17. Pemberian Obat Tetes Telinga

18. Cedera Kepala ( Trauma Capitis )

19. Penanganan Pasien Epitaksis

20. Pendidikan Kesehatan Pada Pasien Post Operasi Katarak

21. Pengambilan Alat alat Set Ganti Verban Ke CSSD

22. Pemberian Obat Mata

23. Pembidaian

24. Informed Consent

25. Pengukur Tekanan Bola Mata Dengan Tonometri Sciotz

26. Perawatan Pre dan Post Operasi Telinga

27. Penyuluhan Kepada Pasien Pasca Bedah Operasi Telinga

28. Perawatan Penyuluhan Pada Pasien Post Operasi Tonsilectomy

29. Perawatan Drainage


30. Perawatan Luka Bakar

31. Perawatan Pada Pasien Post Op Katarak

32. Sistem Pelayanan Di Ruang Tindakan Untuk Bedah / Non Bedah

33. Suction Dari Trachea Pada Pasien Dengan Tracheostomy

34. Persiapan Sebelum Operasi

35. Persiapan Sesudah Operasi

36. Persiapan Pre Operasi Tonsilitis

37. Persiapan Pre Operasi Katarak

38. Persiapan Pre Operasi Eviserasi Bulbi

39. Persiapan Pre Operasi Phetergium

40. Persiapan Pre Operasi Sinusitis


AUDIO GRAM

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu grafik yang berfungsi untuk merekam pendengaran.

TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan bagi perawat dalam melakukan pemeriksaan
audio gram dengan prosedur yang benar.
KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR
1. Standar persiapan alat :
1.1. Audio metri
1.2. Kertas plastik
1.3. Pensil merah biru

2. Standar persiapan alat


2.1. Dokter menulis instruksi pemeriksaan untuk melakukan
pemeriksaan audiogram
2.2. Perawat menyiapkan pasien dan menjelaskan prosedur tindakan
yang akan dilakukan pada pasien

3. Standar pelaksanaan tindakan


3.1. Pemeriksaan liang telinga untuk memastikan bahwa kanal tidak
tersumbat
3.2. Akan terdengar serangkaian bunyi pada sebelah telinga.
3.3. Mulai mendengar pada bagian telinga yang baik untuk menyeleksi
telinga
3.4. Urutan frekuensi dimulai pada 1000 Hz dimana pendengaran paling
stabil.
3.5. Pasien duduk dikursi dan menghadap sudut 30 derajat dari posisi
pemeriksaan , sehingga tidak dapat melihat gerakan tangan.
3.6. Untuk memperoleh intensitasnya awal dengan menyusurinya mulai
dari 0 dB sampai diperoleh respon pasien
3.7. Perawat menjelaskan pasien bahwa tindakan selesai
3.8. Pasien membayar administrasi ditempat yang telah ditentukan
3.9. Perawat memberikan resep dari dokter ke pasien
3.10. Pasien boleh pulang
3.11. Perawat mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
3.12. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

UNIT TERKAIT Poli klinik Rawat Jalan THT


Ruang Rawat THT

Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh


Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
FUNDUSKOPI / OPTHALMOSKOPI

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa

PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013 Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Adalah pemeriksaan bagian dalam mata termasuk lensa mata, saraf mata dan
retina mata.

TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan bagi perawat dalam melakukan pemeriksaan
mata dengan prosedur yang benar.
KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR
1. Standar persiapan alat :
1.1. Obat tetes mata
1.2. Opthalmoskopi
1.3. Senter kecil

2. Standar persiapan pasien


2.1. Perawat menanyakan apakah keluarga pasien memiliki riwayat
glukoma dan menanyakan apakah pasien memiliki alergi terhadap
obat tetes mata

3. Standar tindakan
3.1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3.2. Pemeriksaan funduskopi langsung
3.3. Pemeriksaan ini tipe pemeriksaan yang paling sering digunakan
untuk memeriksa struktur dalam bagian mata.
3.3.1. Mata pasien harus dilebarkan dan pasien ditempatkan
didalam ruangan gelap dan meminta pasien untuk melihat
ke depan pada beberapa titik fokus dalam ruangan
3.3.2. Anjurkan pasien untuk memandang opthalmoskopi,
kemudian mata pemeriksa berada sangat dekat dengan
wajah pasien dan berikan pencahayaan terang pada salah
satu mata pasien.

4. Pemeriksaan funduskopi tidak langsung.


4.1. Pemeriksaan tipe ini memberikan hasil yang lebih komplit daripada
pemeriksaan funduskopi langsung.
4.2. Mata pasien dilebarkan dan kemudian minta pasien melakukan
posisi berbaring atau semi fowler dalam ruang gelap.
4.3. Buka mata pasien dan berikan pencahayaan yang sangat terang ke
dalam mata dan periksa dengan lensa khusus
4.4. Pemeriksa meminta pasien untuk melihat ke arah yang berada di
depan dan berikan tekanan pada bola mata hingga kelopak mata
dengan alat tumpul kecil untuk membawa tepi fundus untuk dilihat.
4.5. Pemeriksaan dilakukan 10 15 menit

UNIT TERKAIT 1. Poliklinik Mata


2. Ruang Rawat Inap Mata
3.
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

GANTI VERBAN NON INFEKSI

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2


Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Adalah mengganti verban luka yang tidak infeksi.

TUJUAN Sebagai panduan perawat dalam mengganti verban luka non infeksi dengan
prosedur yang benar.
KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Petugas menyiapkan alat


1.1. Set steril
1.1.1. Korentang
1.1.2. Chirurgica forcep
1.1.3. Anatomical forcep
1.1.4. Clamp arteri
1.1.5. Gunting jaringan
1.1.6. Kasa steril
1.1.7. Kapas steril
1.1.8. Hand scoon steril
1.1.9. Com betadhine
1.1.10. Com NaCL
1.1.11. Betadine
1.1.12. H2O2
1.1.13. Alcohol 70 %
1.1.14. Verban gulung
1.1.15. Plester
1.1.16. Gunting verban
1.1.17. Bengkok / Waskom
1.1.18. Perlak / sampiran
1.1.19. Bak sampah tertutup

2. Standar pelaksanaan tindakan


2.1. Mengatur posisi pasien sesuai dengan posisi luka
2.2. Petugas mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2.3. Menggunakan handskun steril
2.4. Membuka tutup luka
2.5. Membersihkan areal luka dengan alkohol
2.6. Memberikan obat sesuai kebutuhan luka
2.7. Menutup luka dengan kasa steril
2.8. Ingatkan pasien untuk menjaga kebersihan
2.9. Perawat mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Poli klinik bedah
3. Ruang Rawat Inap
4. Ruang Rawat Intensif
5.
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

IRIGASI TELINGA

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2


Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu prosedur membersihkan telinga dari benda asing agar bersih

TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan bagi perawat dalam melakukan irigasi telinga
dengan prosedur yang benar
KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Standar persiapan alat


1.1. Sarung tangan non steril
1.2. Alat irigasi telinga dengan penghisap
1.3. Air hangat
1.4. Bengkok untuk menampung cairan
1.5. Handuk
1.6. 1 laken untuk menutupi pakaian pasien

2. Standar persiapan alat


2.1. Dokter menulis instruksi untuk irigasi telinga pada status pasien
2.2. Perawat menyiapkan pasien dan memberikan penjelasan tindakan
yang dilakukan

3. Standar pelaksanaan :
3.1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3.2. Gunakan sarung tangan
3.3. Alat alat didekatkan dengan pasien
3.4. Tutupi pasien dengan 1 handuk
3.5. Berikan pasien posisi duduk
3.6. Tarik daun telinga ke atas dan ke belakang
3.7. Arahkan aliran cairan bagian atas telinga menggunakan spuit balon
1 water pile
3.8. Keringkan bagian luar telinga setelah irigasi dilakukan
UNIT TERKAIT1. Ruang Rawat Inap THT
2. Ruang VIP
3.
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

IRIGASI MATA

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001
PENGERTIAN Adalah suatu prosedur membersihkan mata dari kotoran kotoran supaya
mata kembali bersih

TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan irigasi mata dengan prosedur yang benar.

KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 4. Standar persiapan :


Dokter menulis instruksi debridemen / irigasi mata pada status pasien
Perawat menyiapkan pasien dan beri penjelasan tentang prosedur
yang akan dilakukan.

5. Perawat menyiapkan alat


Anestesi lokal
Cairan irigasi steril (topical) biasa dipakai larutan garam fisiologis
(Nacl 0,9 %)
Retractor desmares (alat mengail mata pada kelopak mata / hak mata)
Spuit / semprit irigasi mata
Kasa
Bengkok atau nerbeken
Handuk / laken untuk menutupi pakaian pasien
Kain steril
Handskun

6. Standar pelaksanaan tindakan


Jelaskan prosedur tindakan
Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Atur posisi pasien
Berikan handuk / laken di bawah kepala pasien
Beri anestesi lokal
Gunakan retraktor desmares atau hak mata
Membuka kelopak mata harus di tahan dengan kasa
Untuk menahan kelopak mata agar tetap terbuka berikan tekanan pada
tulang promin pada alis dan pipi, tidak pada bola mata.
Arahkan jatuhnya irigasi langsung pada bagian yang bulat serta
bagian atas dan bawah vornikes
Keringkan bagian luar air mata dan daerah sekitarnya setelah
melakukan irigasi.
UNIT TERKAIT4. Ruang Rawat Inap THT / Mata
5. Ruang Tindakan
6. Ruang Rawat Intensif
7.
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

KOMPRES HANGAT BASAH PADA MATA

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001
PENGERTIAN Adalah memberikan kompres dengan menggunakan air hangat pada mata
untuk mengurangi rasa nyeri dan membersihkan mata.

TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam melakukan kompres hangat pada mata
dengan prosedur yang benar.

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

1. Standar persiapan :
PROSEDUR 1.1. Dokter menulis instruksi kompres hangat basah pada mata pada
status pasien
1.2. Perawat menyiapkan pasien dan memberikan penjelasan dalam
tindakan yang diberikan.
1.3. Perawat menyiapkan alat alat :
1.3.1. Mangkok berisi air hangat
1.3.2. Kain kasa 2 lembar
1.3.3. Pinset anatomis 2 buah

2. Standar pelaksanaan tindakan


2.1. Jelaskan prosedur yang dilakukan
2.2. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2.3. Kain kasa direndam dalam air panas pada mangkok
2.4. Ambil kasa yang pertama lalu diperas dengan pinset
2.5. Panas kasanya dicoba dengan punggung tangan
2.6. Kemudian diletakkan pada mata pasien

UNIT TERKAIT Poliklinik Mata


Ruang Rawat Inap Mata
Ruang Rawat Intensif

Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh


Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
KOMPRES REFRAKSI

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Kompres refraksi adalah pengukuran ketajaman pada mata

TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam mengoreksi refraksi


KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Persiapan alat dan bahan


1.1. Ruang berjarak 5 6 m
1.2. Optotip
1.3. Tril frame
1.4. Trial lens
1.5. Auto refraksi keratometer

2. Standar persiapan pasien


2.1. Perawat mempersiapkan pasien dengan memberitahukan tindakan
yang akan dilakukan

3. Standar pelaksanaan
3.1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3.2. Pasien dipersilahkan duduk dengan jarak 5 6 m
3.3. Perawat refraksi optopsi menganamnese
3.4. Perawat melakukan pemeriksaan objektif
3.5. Perawat mendokumentasikan hasil pemeriksaan
3.6. Dokter spesialis memberikan resep kaca mata sesuai pemeriksaan

UNIT TERKAIT Poliklinik Mata


Ruang Rawat Inap Mata
1.
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
MENGUKUR VISUS

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Visus adalah tingkat ketajaman penglihatan mata.

TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan bagi petugas dalam memeriksa ketajaman mata
dengan prosedur yang benar
KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Standar Persiapan Alat :


1.1. Ruang berjarak 5 6 meter
1.2. Optotip
1.3. Trial frame
1.4. Trial lens
1.5. Optoptik proyektor

2. Standar persiapan pasien


2.1. Perawat meyiapkan pasien dan memberitahukan prosedur tindakan
yang akan dilakukan

3. Standar pelaksanaan :
3.1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3.2. Pasien dipersilahkan duduk dengan jarak 5 6 m
3.3. Pasien disuruh melihat optotip yang berjarak 5 6 meter
3.4. Pasien dipasang trial frame
3.5. Mata pasien ditutup sebelah sebelah satu persatu untuk melihat
ketajaman penglihatan pasien
3.6. Perawat mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

UNIT TERKAIT Poliklinik Mata


Ruang Rawat Inap Mata

Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh


Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
MENGGANTIKAN VERBAN PADA
LUKA INFEKSI

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Ganti verban adalah tindakan untuk membersihkan luka dan mengganti
verban kotor.

TUJUAN 3. Sebagai panduan bagi perawat yang melaksanakan ganti verban pada bagian
luka infeksi dengan prosedur yang benar.
KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Petugas menyiapkan alat


1.1. Set steril, berisi :
1.1.1.Korentang
1.1.2.Chirurgica forcep
1.1.3.Anatomical forcep
1.1.4.Clamp arteri
1.1.5.Gunting jaringan
1.1.6.Kasa steril
1.1.7.Kapas steril
1.1.8.Hand scoon steril
1.1.9.Kom betadhine
1.1.10. Kom NaCL
1.1.11. Betadine
1.1.12. H2O2
1.1.13. Alcohol 70 %
1.1.14. Verban gulung
1.1.15. Plester
1.1.16. Gunting verban
1.1.17. Bengkok
1.1.18. Perlak
1.1.19. Bak sampah tertutup / Waskom
1.1.20. Sampiran
1.1.21. Troli instrument

2. Standar pelaksanaan
2.1. Mengatur posisi pasien sesuai dengan posisi luka
2.2. Petugas mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2.3. Menggunakan handskun steril
2.4. Membuka tutup luka
2.5. Membersihkan luka dengan NaCL / H2O2
2.6. Memberi obat sesuai dengan jenis luka
2.7. Menutup luka dengan kasa steri
2.8. Memberikan plaster diatas verban
2.9. Ingatkan pasien untuk menjaga kebersihan
2.10. Memasukkan sampah pada tempat yang tersedia
2.11. Menulis dan mendokumentasikan tindakan yang dilakukan, jenis
luka dan keadaan luka
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Poliklinik Bedah
3. Ruang Rawat Inap
4. Ruang Rawat Intensif
5.
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

MENGGANTIKAN BALUTAN

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Mengganti balutan yang kotor dengan balutan baru untuk membersihkan luka,
memberi obat pada luka dan memberi rasa nyaman kepada pasien.

TUJUAN Untuk memberikan penjelasan mengenai prosedur penggantian balutan


dengan prosedur yang benar.
KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Cek catatan perawat dan medis


2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Siapkan alat dan bahan :
3.1. Satu set perban balutan steril
3.2. Plaster, gunting perban
3.3. Obat desinfektan yang diperlukan
3.4. Depper / kasa steril
3.5. Obat luka
3.6. Sarung tangan steril
3.7. Kantung plastik
3.8. Bengkok

4. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya


5. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
6. Dekatkan troli / meja instrument ke dekat tempat tidur pasien.
7. Atur posisi pasien sehingga memudahkan perawat dalam bekerja
8. Buka set balutan, tambahkan kasa steril bila perlu
9. Masukkan tangan ke dalam kantong plastik, buka balutan dan angkat
balutan, tarik kantung plastik sehingga kotoran berada dalam kantung
plastik.
10. Ambilkan depper yang telah dicelupkan ke dalam cairan desinfektan
dengan pinset ( memakai sarung tangan ) dan bersihkan luka.
11. Luka diberi obat lalu beri kasa untuk menutupi luka, lalu balut atau
diplaster.
12. Setelah selesai, pasien dirapikan kembali.
13. Buang sampah pada tempat yang telah di sediakan
14. Alat dibersihkan dan di kembalikan di tempat sterilisasi.
15. Dokumentasi hasil tindakan dan respon pasien

UNIT TERKAIT IGD


Poliklinik Rawat Jalan
Ruang Rawat Inap
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

MENERIMA PASIEN BARU DIRUANG RAWAT INAP


BEDAH

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Menerima pasien baru di ruang rawat inap bedah adalah pasien dengan kasus
bedah dari poliklinik bedah untuk mendapat pelayanan pengobatan sesuai
yang di butuhkan
TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan bagi perawat dalam menerima pasien baru di
ruang rawat bedah dengan prosedur yang benar.

KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Standar Pelaksanaan


Tempat tidur terbuka lengkap dengan alatnya : tiang infus, penyangga,
papan nama / identitas
Meja / lemari
Kursi / sofa
Oksigen di dinding / tabung dengan selang oksigen dan humidifier
berisi aquadest steril
Seperangkat suction dan 1 buah guedel
Berkas catatan medik dan perawatan
Alat alat pemeriksaan fisik

2. Standar keperawatan
Siapkan tempat tidur yang sudah di verbedden
Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah
Jelaskan kepada keluarganya tentang penerimaan pasien baru diruang
bedah untuk tindakan pembedahan sesuai dengan instruksi dokter.
Bila pasien baru masuk dari IGD lakukan serah terima status pasien,
hasil pemeriksaan alat alat penunjang, obat obatan, catatan
perawatan dan pemeriksaan fisik.
Lakukan pengkajian keperawatan dan pemeriksaan fisik catat pada
catatan perawat.
Beritahukan kepada penanggung jawab ruangan atau dokter yang
bersangkutan

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap


Ruang Rawat Intensif
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

MENERIMA PASIEN POST OPERASI

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 /RSUD / 2013 01 1dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Menerima pasien post operasi suatu tindakan menerima pasien yang telah
dilakukan tindakan operasi diruang bedah.
TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam menerima pasien post operasi dengan
teknik yang benar.

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Standar pelaksanaan


1.1. Baca laporan operasi dan instruksi post operasi dan serah terima dari
perawat COT
1.2. Perawat memakai sarung tangan
1.3. Pindahkan pasien dari brankar ke tempat tidur dengan cara yang
benar
1.4. Gantung cairan infuse pada standar infuse : atur tetesan sesuai
indikasi
1.5. Bila terpasang kateter dan urine back atur posisi lebih rendah dari
posisi pasien

1.6. Pastikan selang kateter dan drain tidak terjepit


1.7. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang aturan mobilisasi
1.8. Pantau vital sign dan keadaan umum pasien setiap jam atau sesuai
indikasi
1.9. Catat intake dan output, jumlah cairan yang keluar
1.10. Berikan terapi obat obatan sesuai dengan instruksi dokter

UNIT TERKAIT 1. Ruang Rawat Inap


2. Ruang Pavilyun
3. Ruang Intensive
4. Ruang COT

Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh


Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
MEMASANG PEMBALUT PADA LUKA

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Tindakan membalut luka adalah tindakan menutup luka dengan drainase
tertutup kontaminasi mikroorganisme yang dapat dilakukan dengan
menggunakan kain kasa steril yang tidak melekat pada jaringan luka.

TUJUAN Memberikan balutan luka yang sesuia untuk mempercept penyembuhannya.


KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR
1. Cek catatan perawatan dan catatan medic
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Siapkan alat dan bahan
Sarung tangan steril
Obat- obatan yang di perlukan
APD , alat monitor set
Cairan desinfektan
Nerbeken
Sampiran
Kasa dan balutan steril
Gunting steril
plaster
4. Berikan salam, panggil pasien dengan namanya
5. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
6. Pakai sarung tangan steril
7. Bersihkan luka pasien
8. Ambil kasa steril dan tutup daerah luka yang akan di balut
9. Lakukan pembalutan pada daerah luka
10. Setelah selesai lakukan fiksasi dengan plaster atau diikat / pengait.
11. Lepas sarung tangan
12. Dokumentasi prosedur dengan respon pasien

UNIT TERKAIT IGD


Ruang Rawat Inap
Ruang Rawat Intensif
Poli klinik bedah

Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh


Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PEMERIKSAAN PENUNJANG MEDIS SEBELUM PASIEN
DIBAWA KE RUANG BEDAH

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Pemeriksaan penunjang medis adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh
tenaga Laboratorium, Radiologi, Poli Diagnostik BPK RSUD Kota Langsa

TUJUAN Untuk mengetahui hasil pemeriksaan Penunjang Medis


1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR A. Rutin
1. Darah : Hb, Ht, Hitung Jenis, Leukosit, Golongan Darah,
Waktu Pembekuan dan Perdarahan
2. Urine : Protein, Reduksi, Sediment
3. Photo Thorax : Terutama untuk Bedah Mayor
4. Untuk umur lebih dari 40 Tahun, dilakukan pemeriksaan EKG,
Elektrolit Darah, Ureum, Creatinin, karena ditakutkan adanya Iskemik
Myokard / Iskemik Jantung

B. Khusus
1. EKG pada anak dan dewasa lebih kecil dari 40 tahun dengan tanda
tanda penyakit Kardiovaskular
2. Spirometri / Bronchospirometri pada kelainan fungsi paru secara
sederhana untuk mengetahui fungsi paru dapat di pakai test sakraser,
yaitu pasien di suruh menarik nafas dalam, kemudian tahan selama
beberapa saat. Paru normal bila pasien dapat menahan nafas selama 25
detik atau lebih
3. Fungsi hati (Bilirubin, Urobilin, dsb) bila di curigai adanya gangguan
fungsi hati
4. Fungsi ginjal (Ureum Creatinin) bila di curigai adanya gangguan
fungsi ginjal
5. Analisa Gas Darah Elektrolit pada pasien dengan Illius obstruktifus,
luka bakar atau bedah mayor

UNIT TERKAIT IGD


Ruang Rawat Inap
Instalasi Bedah
Laboratorium
Radiologi
Poli Diagnostik
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

PEMBERSIHAN SERUMEN

No Dokumen No Revisi Halaman

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan,


Direktur RSUD Langsa
SPO

dr. HERMAN I
Pembina Tingkat I/ IVb
NIP. 19630923 200003 1 001
PENGERTIAN Serumen adalah skret kelenjar sebase dan apokrin yang terdapat pada bagian
kartilaginosa

TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam pembersihan serumen dengan teknik
yang benar.
KEBIJAKAN

1. Persiapan alat :
PROSEDUR 1.1. Speculum telinga
1.2. Kapas alligator
1.3. Kuret
1.4. Cairan H2O2
1.5. Suction
2. Persiapan alat :
Perawat memberi penjelasan pada pasien tentang tindakan yang dilakukan
3. Pelaksanaan :
3.1. Perawat memanggil pasien
3.2. Perawat mendampingi dokter melakukan pemeriksaan
3.3. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3.4. Pasien di berikan cairan H2O2 diteteskan ke dalam telinga pasien
kurang lebih 10 tetes.
3.5. Suction serumen yang cair atau yang sudah lepas dari dinding
telinga
3.6. Jika masih ada serumen yang tersisa bersihkan dengan kapas yang
kering
3.7. Pasien diberi tahukan tindakan selesai
3.8. Dokumentasikan tindakan yang telah diberikan

UNIT Poli THT


TERKAIT Ruang Rawat THT
PEMBERSIHAN SERUMEN PADA TELINGA

No Dokumen No Revisi Halaman

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan,


Direktur RSUD Langsa
SPO

dr. HERMAN I
Pembina Tingkat I/ IVb
NIP. 19630923 200003 1 001
PENGERTIAN Serumen adalah secret kelenjar sebasea dan apokrin yang terdapat pada
bagian kartilaginosa.

TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam pembersihan serumen dengan prosedur
yang benar.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
1.1.Speculum telinga
1.2.Kapas alligator
1.3.Kuret
1.4.Cairan H2O2
1.5.Suction
2. Persiapan pasien :
Perawat memberi penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan
3. Pelaksanaan :
3.1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3.2. Perawat memanggil pasien
3.3. Perawat mendampingi dokter melakukan pemeriksaan mata pada
pasien
3.4. Pasien diberikan cairan H2O2 ke dalam lebih kurang 10 tetes pada
telinga pasien
3.5. Suction strumen yang cair atau yang sudah lepas dari dinding
telinga
3.6. Jika masih ada yang tersisa bersihkan dengan kapas
3.7. Pasien diberitahukan tindakan selesai
3.8. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

UNIT Poliklinik THT


TERKAIT Ruang Rawat Inap THT
PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA

No Dokumen No Revisi Halaman

Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Kota Langsa
SPO Tanggal Diterbitkan

Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Pemberian obat tetes telinga adalah memasukan obat telinga dengan menetes
ke dalam telinga.

TUJUAN Menjadi pedoman bagi petugas dalam memberikan obat tetes telinga dengan
prosedur yang benar.
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Standar persiapan pasien


1.1. Dokter menulis instruksi pemberian obat tetes telinga satu pasien
1.2. Berikan penjelasan yang akan dilakukan
1.3. Perawat menyiapkan alat
1.3.1. Handscoon
1.3.2. Mangkok berisi air hangat
1.3.3. Waslap
1.3.4. Bengkok
1.3.5. Kapas
1.3.6. Cairan / obat tetes telinga

2. Standar pelaksanaan :
2.1. Hangatkan larutan sehangat suhu badan
2.2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2.3. Pakai sarung tangan
2.4. Atur posisi telinga menghadap ke atas
2.5. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas dan ke
belakang
2.6. Teteskan obat pada dinding telinga
2.7. Pertahankan kepala pasien pada posisi tadi selama 2 3 menit
2.8. Keringkan telinga luar dari obat
2.9. Tutup telinga dengan kapas bila perlu
2.10. Mencatat jenis obat, nama obat, dosis, jam pemberian.

UNIT Poliklinik THT


TERKAIT Ruang Rawat Inap THT
Ruang Rawat Intensif
CEDERA KEPALA (TRAUMA CAPITIS)

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 3

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Trauma capitis adalah gangguan traumatik yang menyebabkan gangguan


fungsi otak di sertai atau tanpa di sertai perdarahan intestinal dan tidak
mengganggu jaringan otak

TUJUAN Sebagai panduan bagi perawat dalam melakukan penanganan trauma capitis
dengan prosedur yang benar

KEBIJAKAN

PROSEDUR I. Penderita penderita yang tak sadarkan diri


1. Perbaiki / perhatikan pernafasan, bila ada muntah penderita di
baringkan telentang dengan posisi kepala miring dan di jaga lidah
jangan sampai terjatuh ke belakang kalau perlu pakai suction
2. Bersihkan jalan nafas dan kalau perlu pemberian oksigen, bila perlu
memakai intobatie / indotracheal tube
3. Bila shock / tanpa shock berikan cairan (intravenous fluit therapy),
untuk mempermudah pemberian therapy
4. Setelah dilakukan resusitasi

5. Perhatikan tanda tanda vital dan buat catatan observasi penderita


selama 2 jam dan tanda neurology
6. Periksa mata reaksi pupil, apakah isocori / an iscuri menilai
apakah tanda tanda pendarahan intra cranial
7. Selama dalam observasi dipersiapkan untuk
a. Pemeriksaan laboratorium rutin, darah (HB dan Golongan
Darah) dan urine rutin
b. Foto rontgen (Kepala AP / L)
8. Selama dalam observasi di beri pengobatan sbb :
- Pemberian cairan dekstrose 5 % dan RL
- Porticosteroid dosis tinggi
- Hemostatik
- Antibiotika

Dalam 2 jam pertama keadaan penderita status quo penderita di


mobilisasikan ke ICU / ruang rawat inap
Bila sewaktu terjadi perubahan, adanya tanda pendarahan intra cranial
berupa :
- Denyut nadi menjadi cepat
- Frekuensi pernafasan menjadi cepat
- Tekanan darah turun
- Suhu tetap tinggi
- Perubahan pada pupil, maka :
Penderita di anjurkan untuk di rujuk ke rumah sakit yang mempunyai
sarana / fasilitas scanning dan adanya ahli bedah saraf

II. Bila penderita dalam keadaan sadar dengan tanda tanda sakit kepala
dan muntah muntah
1. Penderita di istirahatkan di tempat tidak dengan sikap rata
2. Perhatikan jalan nafas
3. Berikan cairan intra vena berupa dekstrose atau ringer lactate
4. Perhatikan tanda vital
5. Observasi selama 2 jam bila keadaan membaik pasien dapat
dipulangkan untuk berobat jalan

III. Bila penderita sadar, kemudain dalam observasi terjadi penurunan


kesadaran tanpa tanda tanda pendarahan intra cranial setelah jalan
nafas dan tanda vitalnya baik, pasien di rawat secara konservatif
1. Puasa
2. Tidur rata
3. Pemberian Cortico steroid dosis tinggi
4. Hemostatika
5. Anti biotika
6. Neurotropin agent
7. Antacida
8. Kateter
Bila tidak sadarkan diri 2 x 24 jam diberikan Nasogastric tube dan
pasien dianjurkan untuk di rawat inap

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap


Ruang Rawat Intensif
Instalasi
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

PENANGANAN PASIEN EPITAKSIS

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2


Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Adalah pendarahan pada hidung yang di akibatkan oleh pecahnya pembuluh
darah.

TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan dalam penanganan pasien epitaksis dengan
prosedur yang benar
KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Persiapan alat :


1.1. Speculum hidung
1.2. Tampon
1.3. Force bayonet
1.4. Suction

2. Pelaksanaan :
2.1. Perawat memanggil pasien dan memberi penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan
2.2. Perawat mendampingi dokter melakukan pemeriksaan terhadap pasien
2.3. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2.4. Darah yang keluar dari hidung akan dibersihkan dengan suction
2.5. Tampon dimasukkan ke dalam hidung pasien sampai darah berhenti
mengalir
2.6. Dokter menganjurkan pasien untuk bernafas melalui mulut
2.7. Perawat membereskan alat
2.8. Perawat mendokumentasikan hasil tindakan yang telah dilakukan pada
kartu berobat pasien
2.9. Dokter memberi resep untuk pasien melalui perawat

UNIT TERKAIT IGD


Ruang Rawat Inap
Ruang Rawat Intensif
1.
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA PASIEN POST OPERASI


KATARAK

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2


Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas dalam memberikan pendidikan
kesehatan pada pasien

TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan bagi perawat dalam melakukan pendidikan
kesehatan pada pasien post operasi dengan prosedur yang benar

KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Perawat memberi pendidikan kesehatan pada pasien post op katarak


meliputi :
1.1. Pembatasan aktivitas
1.2. Aktivitas yang diperbolehkan
1.2.1. Menonton TV, membaca buku
1.2.2. Mengurangi aktivitas yang biasa dilakukan
1.2.3. Jika mandi, awalnya menggunakan waslap, selanjutnya
menggunakan bak mandi gayung atau shower
1.2.4. Codongkan kepala sedikit ke belakang saat mencuci tangan,
jangan sampai mata terkena air
1.2.5. Duduk mengenakan kacamata hitam untuk kenyamanan
mata, supaya mata tidak terkena cahaya matahari yang
berlebihan
1.2.6. Berlutut atau jongkok saat mengambil sesuatu dilantai

2. Aktivitas yang perlu dihindari


2.1.Tidur pada sisi mata yang sakit
2.2.Menggosok mata dan menekan kelopak mata
2.3.Memakai sabun yang mengenai mata
2.4.Mengangkat benda lebih dari 7 kg
2.5.Hubungan seks
2.6.Tidur telungkup
2.7.Membungkuk pada wastapel atau bak mandi
2.8.Mengendarai kendaraan
2.9.Batuk dan bersin
2.10. Mata tidak boleh kena air selama satu bulan

3. Perawat mengevaluasi kenyamanan pasien

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap


Ruang Rawat Intensif
Ruang VIP

Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh


Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

PENGAMBILAN ALAT ALAT SET GANTI VERBAN


KE CSSD

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2


Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Kota Langsa

PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013 Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Adalah tata cara pengambilan alat alat set gv steril untuk keperluan ganti
verban dari CSSD

TUJUAN Sebagai panduan perawat dalam pengambilan alat alat set ganti verban
dengan prosedur yang benar

KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR
1. Perawat menandatangani buku serah terima alat alat set GV
2. Perawat ruangan mengkonfirmasikan kembali bila alat alat set GV ada
yang kurang dengan menyebutkan nama alat dan jumlah alat yang
kurang
3. Perawat menyiapkan alat alat set GV sehingga siap digunakan

UNIT TERKAIT 4. Ruang Rawat Inap


5. Ruang Rawat Intensif
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PEMBERIAN OBAT MATA

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2


Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Pemberian obat tetes mata pada pasien, dapat berupa salep atau cair.

TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan bagi petugas dalam pemberian obat mata
dengan prosedur yang benar
KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Standar persiapan


1.1. Dokter menulis instruksi jenis obat dan dosis pemberian obat mata
pada lembar catatan dokter pada status pasien
1.2. Perawat menyiapkan pasien dan memberikan penjelasan terhadap
obat mata yang diberikan.

2. Perawat menyiapkan alat


2.1. Obat tetes mata salf mata
2.2. Handscoon
2.3. Kasa steril
2.4. Bengkok
2.5. Tissue
2.6. Cutton but

3. Standar pelaksanaan
3.1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3.2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3.3. Pakai handskoon
3.4. Bersihkan mata pasien dahulu bila terdapat kotoran
3.5. Anjurkan pasien untuk melihat ke arah bawah dan ke atas
3.6. Buka kelopak mata bawah dengan menarik kulit mata kebawah
3.7. Dekati mata bawah dari samping.
3.8. Teteskan obat mata pada pusat konjungtiva bawah
3.9. Hindari menyentuh mata dengan ujung obat tetes mata
3.10. Minta pasien untuk menutup mata
3.11. Berikan pasien lap atau tissue
3.12. Letakkan alat dan bahan yang telah kotor di nerbeken
3.13. Mengevaluasi efektifitas pemberian obat mata
3.14. Perawat mendokumentasikan diblangko catatan perawat

UNIT TERKAIT 1. Poliklinik mata


2. Ruang Rawat Inap Mata
3. Ruang Rawat Inap Intensif
4.
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

PEMBIDAIAN

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2


Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Bidai adalah kawat dari kayu atau anyaman kawat, atau bahan lain yang kuat
tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang
yang patah tidak bergerak

TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam pemasangan bidai dengan teknik yang
benar

KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR
1. Standar Persiapan Alat :
1.1. Dokter menuliskan instruksi pemasangan bidai pada status pasien
1.2. Perawat menyiapkan pasien
1.2.1. Sepatu, jam, gelang dan alat pengikat harus dilepas
1.2.2. Tangkalkan kain yang menutupi daerah fraktur

1.3. Perawat menyiapkan alat


1.3.1. Kasa gulung sebagai pembalut bidai dengan tali pengikat
1.3.2. Kapas sebagai pembalut
1.3.3. Sarung tangan yang bersih
1.3.4. Gunting
1.3.5. Nurbekken

2. Standar Pelaksanaan Tindakan


2.1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2.2. Ukur panjang bidai pada anggota badan yang tidak sakit
2.3. Bidai dibalut dengan kasa gulung yang sebelumnya dilapisi
dengan kapas
2.4. Siapkan tali pengikat, ikatan harus cukup jumlahnya
2.5. Pasang sarung tangan
2.6. Masukkan bidai dari sisi bawah anggota tubuh secara perlahan
dengan sudut 0 5
2.7. Masukkan tali pengikat melalui bagian bawah bidai sesuai dengan
keperluan
2.8. Masukkan bidai selanjutnya sebelah kiri dan kanan bagian tubuh
yang fraktur
2.9. Tarik dan sesuaikan posisi tubuh yang fraktur sesuai dengan
anatomis
2.10. Ikat bidai dengan tali pengikat yang telah disediakan dan di
usahakan ikatan jangan terlalu ketat dan terlalu kendor

UNIT TERKAIT IGD


Radiologi
Poliklinik Bedah
Poliklinik Saraf
Ruang Bedah
Ruang Saraf

Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh


Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

INFORMED CONSENT

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Penjelasan secara detil oleh dokter, tindakan apa yang dilakukan kepada
pasien disertai efek samping yang mungkin terjadi pada pasien setelah di
lakukan tindakan tersebut, juga memberikan alternative tindakan yang dapat
di pilih pasien

TUJUAN Melindungi langkah langkah Informed Consent pada pasien

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Disediakan format informed consent yang berisi :


2. Sebelum tindakan dilakukan, pasien / keluarga pasien di suruh membaca
informed consent sehingga mengerti apa tujuannya, bila pasien tidak
dapat membaca dan jelaskan tentang arti dari format informed consent
3. Dokter yang akan melakukan tindakan memberikan penjelasan mengenai
tindakan yang akan dilakukan, kemungkinan efek samping dan
membersihkan alternative lain yang bisa dipilih oleh pasien

4. Setelah pasien dan keluarganya jelas dan telah memilih tindakan yang
akan dilakukan, maka pasien atau keluarga harus membubuhkan tanda
tangan pada kolom persetujuan dan dokter yang akan melakukan tindakan
5. Setelah bukti tertulis ada baru bisa dilakukan tindakan

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Jalan


Ruang Rawat Inap
Ruang Rawat Intensif
Instalasi
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

PENGUKUR TEKANAN BOLA MATA DENGAN TONOMETRI


SCIOTZ

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2


Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Pengukuran tekanan bola mata dengan menggunakan tonometri sciotz.

TUJUAN Prosedur ini sebagai panduan bagi petugas dalam mengukur tonometri sciotz
dengan prosedur yang benar

KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR
1. Standar persiapan alat :
1.1. Dokter menulis instruksi pemeriksaan tekanan bola mata pada status
pasien
1.2. Perawat menyiapkan pasien dan memberikan penjelasan prosedur
yang akan dilakukan.
1.3. Perawat menyiapkan alat :
1.3.1. Tonometri schiotz
1.3.2. Obat anestesi local
1.3.3. Kapas / kasa alkohol
1.3.4. Nurbeken

2. Standar pelaksanaan
2.1. Jelaskan prosedur tindakan
2.2. Perawat cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2.3. Atur posisi tidur pasien terlentang
2.4. Bersihkan tonometri dengan kapas
2.5. Perawat menunggu sampai pasien tidak merasa perih ( selama 3 5
menit )
2.6. Pasien meletakkan ibu jari tengah tegak harus di depan muka
2.7. Kelopak mata pasien di buka dengan telunjuk dan ibu jari
2.8. Pasien diminta untuk melihat ibu jari yang terletak didepannya
2.9. Letakkan telapak tonometer pada permukaan kornea mata yang akan
diperiksa
2.10. Perawat periksa efektifitas tekanan bola mata dan kaji rasa nyaman
pasien
2.11. Perawat mendokumentasikan hasil diblangko catatan perawat
2.12. Hasil pengukuran diberitahukan kedokter
2.13. Administrasi di catat dan dimasukkan ke komputer

UNIT TERKAIT 6. Poliklinik Mata


7. Ruang Rawat Inap Mata
8.
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

PERAWATAN PRE DAN POST OPERASI TELINGA

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001
PENGERTIAN Adalah perawatan sebelum dan sesudah operasi telinga pada pasien.

TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam merawat pasien pre dan post operasi
telinga dengan prosedur yang benar.

KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Perawatan pre operasi


1.1. Beri penjelasan tindakan dan masalah yang timbul apabila operasi
seperti nyeri telinga, yang akan hilang berangsur angsur dan
tidak akan menjadi masalah.

2. Perawatan post operasi


2.1. Tidurkan pasien selama 4 jam dengan telinga yang baru dioperasi
berada disebelah atas pasien
2.2. Pasang penghalang tempat tidur bila ada gejala vertigo
2.3. Amati pasien ambulatory bila masih ada vertigo
2.4. Lakukan pengawasan pada pasien setelah operasi

3. Perubahan pendengaran tinitus atau vertigo


3.1. Sakit kepala
3.2. Paralis wajah terutama pada pembedahan telinga internal
3.3. Instrusikan pasien agar buka mulut saat batuk dan bersin
3.4. Mencegah peningkatan tekanan pada telinga tengah dan masuknya
bakteri ke dalam telinga
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap THT

Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh


Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PENYULUHAN KEPADA PASIEN PASCA BEDAH OPERASI
TELINGA

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Memberikan penyuluhan atau penkes pada pasien pasca bedah telinga

TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam memberikan penyuluhan pada pasien
bedah telinga dengan prosedur yang benar.
1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Petugas menyampaikan materi penyuluhan antara lain :


1.1 Mengganti tampon setiap hari
1.2 Mulut harus terbuka bila bersin dan batuk
1.3 Pertahankan keadaan telinga agar tetap kering
1.4 Gunakan pelindung bila ada suara yang mengganggu
1.5 Hentikan kegiatan fisik selama 1 minggu
1.6 Jangan berlatih / berolah raga selama 3 minggu

2. Bekerja kembali setelah 1 minggu atau 3 minggu bagi yang bekerja berat
1.1. Jangan mendekati orang yang menderita infeksi saluran napas
1.2. Tidak naik ke dataran tinggi selama satu minggu

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap THT


Ruang Rawat VIP
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PERAWATAN PENYULUHAN PADA PASIEN POST OPERASI
TONSILECTOMY

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Perawatan dan penyuluhan pada pasien post operasi tonsilectomy adalah
perawatan yang diberikan kepada pasien yang baru selesai operasi dari kamar
bedah.
TUJUAN Sebagai panduan bagi perawat dalam memberikan perawatan pasien post
operasi dengan prosedur yang benar.
KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR
1. Perawat mengatur posisi tidur miring ke salah satu sisi ( kiri atau kanan )
2. Perawat mengevaluasi keadaan umum pasien dan apakah ada pendarahan
dari mulut dan melakukan vital sign pada pasien.
3. Perawat memberikan kompres dingin di daerah leher.

4. Perawat menganjurkan pasien untuk tidak banyak bicara


5. Selama 2 minggu pasien tidak boleh berenang
6. Jelaskan jenis jenis makanan yang dapat di konsumsi setelah operasi
seperti ice cream
7. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
UNIT TERKAIT 1. Ruang Rawat Inap
2. Ruang Rawat Intensif
3.
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PERAWATAN DRAINAGE

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Suatu tindakan perawatan pada pasien yang dipasang drainage

TUJUAN Sebagai panduan untuk melakukan tindakan perawatan dengan pemasangan


drainage dengan prosedur yang benar.

KEBIJAKAN UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang Izin
dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR Standar persiapan alat :


Sarung tangan
Cairan antiseptik
Kasa steril
Plester
Set GV steril
Troli instrument
Kom / Nurbekken

Standar pelaksanaan tindakan


Menjelaskan tindakan dan prosedur yang dilakukan
Perawat cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Gunakan sarung tangan
Evaluasi posisi drainage
Monitor jumlah dan warna drainage
Catat jumlah cairan setiap kali mengganti botol drainage
Daerah drainage dibersihkan dengan cairan antiseptik, keringkan kulit
mengelilingi selang drainage
Fixasi selang drainage dengan baik
Lepaskan sarung tangan
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dan cairan yang keluar.

UNIT TERKAIT Ruang Bedah


Ruang Rawat Intensif

Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh


Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PERAWATAN LUKA BAKAR

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Luka bakar adalah luka pada tubuh yang merupakan hasil dari terkena panas,
listrik dan zat kimia pada tubuh pasien

TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam merawat luka bakar dengan prosedur
yang benar.

KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR
1. Persiapan Alat :
1.1. Sarung tangan sekali pakai
1.2. Kasa steril
1.3. Set GV steril
1.4. Plaster
1.5. Kantung plastik untuk jaringan mati atau balutan kotor
1.6. Kom / Nurbekken

2. Persiapan klien :
2.1. Berikan analgesik bila diperlukan
2.2. Beritahu tindakan yang akan di lakukan serta komplikasi yang akan
terjadi pada klien dan keluarga

3. Cara kerja
3.1. Dekatkan peralatan yang akan digunakan pada pasien
3.2. Tutup pintu atau tirai
3.3. Letakkan kantong plastik dekat dengan jangkauan anda
3.4. Bantu klien pada posisi yang nyaman
3.5. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3.6. Tempatkan bantalan tahan air dibawah klien
3.7. Angkat jaringan mati
3.8. Inspeksi luka, perhatikan kondisinya
3.9. Bersihkan luka dengan kasa basah
3.10. Pemberian agen tropical sesuai dengan kolaborasi
3.11. Tutup luka dengan kasa steril
3.12. Plaster luka
3.13. Ubah posisi klien agar nyaman
3.14. Ucapkan terimakasih atas kerja sama klien
3.15. Bereskan alat dan buang barang yang kotor
3.16. Lepaskan sarung tangan
3.17. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan

UNIT TERKAIT
5. Ruang Rawat Bedah
6. Ruang Rawat Inap
7. Ruang Rawat Intensif

Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh


Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

PERAWATAN PADA PASIEN POST OP KATARAK

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2


Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Adalah perawatan paska bedah katarak yang memerlukan perawatan intensif
agar cepat sembuh.

TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam merawat pasien post op catarak dengan
prosedur yang benar.

KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Dokter menulis instruksi obat yang perlu diberikan pada pasien post op
katarak
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Penyiapan alat alat :
3.1. Kasa steril
3.2. Obat mata
3.3. Cotton bad
3.4. Bengkok
3.5. Plaster

3.6. Kaca mata pelindung


3.7. Sarung tangan bersih
3.8. Baki Troli ganti balutan

4. Standar pelaksanaan :
4.1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
4.2. Dekatkan troli dan alat alat yang diperlukan
4.3. Buka perban secara cermat dan teliti
4.4. Bersihkan mata dengan cotton bad dan mulai dari daerah mata yang
bersih
4.5. Berikan obat mata sesuai ontruksi dokter
4.6. Tutup dengan kasa dan pasang dof mata baru plaster
4.7. Pasien selesai dibalut, atur posisi pasien senyaman mungkin dan
bereskan alat
4.8. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap Mata


Ruang Rawat Intensif
Ruang VIP

Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh


Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

SISTEM PELAYANAN DI RUANG TINDAKAN


UNTUK BEDAH / NON BEDAH

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2


Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Ruang tindakan yang digunakan untuk pasien yang memerlukan tindakan
kegawatdaruratan atau pertolongan segera.

TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam menjamin bahwa semua pasien yang
dirawat mendapat pelayanan yang baik dengan prosedur yang benar.

KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Pasien yang perlu perawatan segera dimasukkan keruang tindakan bedah
/ non bedah untuk segera dilakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien
2. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Catat tindakan yang akan dilakukan pada follow up perawatan untuk
dasar kelanjutan tindakan
4. Setelah gejala telah ditemukan catat juga hasil laboratorium
5. Setelah selesai bersihkan alat dan kembalikan ke tempatnya
6. Jangan memindahkan alat yang sudah disusun di tempatnya

UNIT TERKAIT IGD


Poliklinik Rawat Jalan
Ruang Rawat Inap

Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh


Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
SUCTION DARI TRACHEA PADA PASIEN
DENGAN TRACHEOSTOMY

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001
PENGERTIAN Menghisap sekresi trakea dari canule tracheostomy untuk membebaskan jalan
napas pada pasien

TUJUAN Menjadi pedoman bagi petugas dalam melakukan suction dari trakea pada
pasien dengan prosedur yang benar

KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Standar persiapan pasien :


1.1. Perawat menyiapkan pasien dan memberi penjelasan pada pasien
1.2. Menyiapkan alat :
1.2.1. Suction lengkap
1.2.2. Aqua bidest steril
1.2.3. Tabung oksigen
1.2.4. Canul oksigen
1.2.5. Sarung tangan bersih

2. Standar pelaksanaan tindakan


2.1. Atur posisi pasien dengan semi fowler
2.2. Berikan pre-oksigen pada pasien selama 2 menit
2.3. Hidupkan suction mesin
2.4. Basahi suction dengan aqua bidest
2.5. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2.6. Pakai sarung tangan steril pada tangan kanan, ambil suction melalui
canule trakeostomy sepanjang 10 20 cm
2.7. Perhatikan pernapasan pasien
2.8. Dengan tangan kiri, hubungkan mesin suction dengan selang suction
2.9. Lakukan oksigenisasi dengan beberapa kali pernapasan
2.10. Spuling dengan aqua bidest
2.11. Ulangi bila skret masih banyak pada pasien
2.12. Matikan mesin suction
2.13. Bereskan alat
2.14. Lakukan evaluasi terhadap pernapasan pasien
2.15. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

UNIT TERKAIT Instalasi


Ruang Rawat Inap
Ruang Rawat Intensif
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

PERSIAPAN SEBELUM OPERASI

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Adalah persiapan yang dilakukan perawat dan dokter kepada pasien yang
akan di operasi

TUJUAN Sebagai panduan bagi perawat dalam melakukan persiapan sebelum operasi
dengan prosedur yang benar
1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Konsul dokter anestesi


2. Lapor kamar bedah
3. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga bahwa akan ada tindakan
yang akan dilakukan pada pasien
4. Cek kembali tanda tanda vital
5. Lakukan pemeriksaan kembali terhadap kelengkapan administrasi
6. Cek kelengkapan status pasien ( hasil laboratorium, USG, Rontgen dan
termasuk SIO )
7. Cek persiapan darah
8. Anjurkan pasien berpuasa sesuai instruksi dari dokter
9. Pasang infus sesuai instruksi dokter
10. Lakukan klisma pada pasien atau memberikan obat pencahar sesuai
instruksi dokter
11. Lakukan pencukuran / pembersihan pada daerah yang akan dilakukan
operasi
12. Lakukan pemeriksaan ulang secara keseluruhan
13. Pasien siap di bawa ke kamar bedah
14. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

UNIT TERKAIT Instalasi


Ruang Rawat Inap
Ruang Rawat Intensif

Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh


Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PERSIAPAN SESUDAH OPERASI

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Adalah persiapan yang di lakukan perawat dan dokter kepada pasien yang
sudah selesai di operasi

TUJUAN Sebagai panduan bagi perawat dalam melakukan persiapan setelah operasi di
ruangan dengan prosedur yang benar

KEBIJAKAN 1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Cek tanda tanda vital


2. Berikan O2 sesuai intruksi dari dokter, jika diperlukan
3. Pasien dalam posisi supine
4. Anjurkan pasien berpuasa sesuai instruksi dari dokter
5. Anjurkan pasien untuk tidak duduk sebelum ada instruksi dari dokter
6. Cek kembali apakah infus, kateter, drain dan vakum berfungsi

7. Membolehkan pasien untuk makan dan minum setelah ada instruksi dari
dokter yang merawat pasien
8. Berikan diet / makanan sesuai instruksi dokter
9. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap


Ruang Rawat Intensif

Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh


Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PERSIAPAN PRE OPERASI
TONSILITIS

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Tonsillitis adalah peradangan atau infeksi pada tonsil yang di akibatkan mikro
organisme seperti virus dan bakteri

TUJUAN Mencegah tonsil kembali infeksi (infeksi berulang) dengan jalan


pengangkatan tonsil di karenakan jika tonsil membesar (amandel) dapat
mengganggu jalan nafas (pernafasan)

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Pasien diperiksa darah di laboratorium dengan pemeriksaan : Darah Rutin,


CTBT dan KGDS
2. Bawa pasien untuk di lakukan pemeriksaan jantung, EKG, Radiologi dan
Foto Thorax
3. Melakukan konsultasi pada doktes spesialis penyakit dalam / anak dan
dokter anestesi
4. Hasil pemeriksaan dokter spesialis penyakit dalam / anak dan anestesi di
laporkan kembali kepada dokter spesialis THT

5. Dokter spesialis THT merekomendasikan bahan persiapan untuk di ruang


operasi, berupa :
- Cairan RL 1 flakon
- 1 flakon cairan NaCL 0,9 %
- 2 buah spuit 5 cc
- 2 buah spuit 3 cc
6. Dokter anestesi merekomendasikan bahan persiapan untuk di ruang
operasi berupa :
- 1 buah abocath
- 1 buah infuse set
- 1 flakon cairan RL
- 1 buah dulcolax supp
- 1 buah dulcolax tab
- Puasa
7. Menjelaskan dan membacakan informed consent (Surat Ijin Operasi)
kepada keluarga pasien untuk di tanda tangani
8. Melakukan persiapan pada pasien. Adapun bahan yang dipersiapkan :
- Plaster
- Cairan alkohol
- Cairan bethadine
- Kain kasa
- Kapas
- Handskun
9. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
10. Pada malam jam 22.00 beri dulcolax tab, gunakan handskun dan beri
dulcolax supp pada jam 05.00
11. Pasang infus pada pasien

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap THT / Mata


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

PERSIAPAN PRE OPERASI KATARAK

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Katarak adalah kekeruhan (opasitas) dari lensa yang tidak dapat
menggambarkan objek dengan jelas di retina

TUJUAN Memulihkan penglihatan dengan jalan pengangkatan lensa mata dengan


prosedur yang benar

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

1. Lakukan pemeriksaan darah di laboratorium dengan pemeriksaan : Darah


PROSEDUR Rutin, CTBT dan KGDS
2. Bawa pasien untuk dilakukan pemeriksaan jantung, EKG, Radiologi dan
Foto Thorax
3. Melakukan konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam
4. Hasil pemeriksaan dokter spesialis penyakit dalam di laporkan kembali
kepada dokter spesialis mata.
5. Dokter spesialis mata merekomendasikan bahan persiapan untuk di ruang
operasi berupa alat dan bahan :
2 Flakon cairan RL
1 buah infus set makro
1 ampul Gentamycin
1 ampul Dexamethasone
1 buah Gentamycin Zalf
1 buah Gentamycin tetes
1 buah spuit 20 cc
1 buah spuit 10 cc
1 buah spuit 5 cc
1 buah spuit 3 cc
2 buah spuit 1 cc
6. Menjelaskan dan membacakan informed consent (Surat Ijin Operasi)
kepada keluarga pasien untuk di tanda tangani
7. Melakukan persiapan pada pasien, adapun alat yang dipersiapkan :
- Gunting
- Handskun
- Kain kasa
8. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan cuci tangan
9. Gunakan handskun
10. Oleskan Gentamycin Zalf pada gunting
11. Gunting bulu mata pasien pada mata yang akan di operasi
12. Usapkan mata yang sudah di potong bulu matanya dengan menggunakan
kain kasa untuk menyingkirkan potongan bulu mata
13. Teteskan Gentamycin tetes pada mata yang sudah di gunting bulu mata
(yang akan di operasi)

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap THT / Mata


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

PERSIAPAN PRE OPERASI


EVISERASI BULBI

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Eviserasi Bulbi adalah membuang semua isi bola mata seperti kornea dengan
tetap mempertahankan sclera, kapsul tenan, konjungtiva serta nervus optikus

TUJUAN Mencegah kerusakan mata menjadi lebih hebat dengan jalan pengangkatan isi
bola mata
1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Pasien di periksa darah di laboratorium : darah rutin, CTBT, KGDS


2. Bawa pasien untuk dilakukan pemeriksaan Jantung, EKG, Radiologi dan
Foto Thorax
3. Melakukan konsul kepada dokter spesialis penyakit dalam dan dokter
anestesi
4. Hasil pemeriksaan dokter spesialis penyakit dalan dan dokter anestesi
dilaporkan kembali kepada dokter spesialis mata

5. Dokter anestesi merekomendasikan bahan persiapan untuk di ruang


operasi :
- Dulcolax supp 1 buah
- Dulcolax tab 1 buah
- Puasa
- Abocath 1 buah
- Infus set 1 buah
- Cairan RL 1 flakon
6. Dokter spesialis mata merekomendasikan bahan persiapan untuk di ruang
operasi :
- 1 flakon cairan RL
- 1 flakon cairan NaCL 0,9 %
- 1 ampul Dexamethasone
- 1 ampul Gentamycin
- 1 buah spuit 20 cc
- 1 buah spuit 10 cc
- 1 buah spuit 5 cc
- 1 buah spuit 3 cc
- 2 buah spuit 1 cc
- 1 buah infus set makro
7. Menjelaskan dan membacakan informed consent (Surat Ijin Operasi)
kepada keluarga pasien untuk di tanda tangani
8. Melakukan persiapan pada pasien. Adapun bahan yang dipersiapkan :
- Plaster
- Kain kasa
- Handskun 2 pasang
9. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
10. Beri dulcolax tab pada malam hari jam 22.00. Gunakan handskun beri
dulcolax tab pada jam 05.00 pagi.
11. Gunakan handskun dan tutup mata pasien yang akan di operasi dengan
kain kasa dan plaster

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap THT / Mata


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

PERSIAPAN PRE OPERASI


PHETERGIUM

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Phetergium adalah suatu timbunan atau benjolan pada selaput lendir atau
konungtiva yang bentuknya seperti segitiga dengan puncak berada di arah
kornea

TUJUAN Mencegah mata merah, memulihkan penglihatan. Operasi memberikan rasa


nyaman pada mata akibat adanya benjolan
1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Pasien diperiksa darah di laboratorium : darah rutin, CTBT, KGDS


2. Hasil laboratorium di laporkan kembali kepada dokter spesialis mata
3. Dokter spesialis mata merekomendasikan bahan persiapan untuk di ruang
operasi :
- 1 flakon cairan RL
- 1 buah spuit 10 cc
- 1 buah spuit 3 cc
- 2 buah spuit 1 cc
- 1 buah infus set makro

4. Menjelaskan dan membacakan informed consent (Surat Ijin Operasi)


kepada keluarga pasien untuk di tanda tangani
5. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap THT / Mata
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PERSIAPAN PRE OPERASI
SINUSITIS

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Sinusitis adalah peradangan sinus yang di sebabkan dari infeksi virus, bakteri
atau jamur

TUJUAN Mencegah penyakit sinus (infeksi yang lebih luas) yang dapat mempengaruhi
otak dan organ organ sensorik dan untuk memudahkan system drainase dari
hidung dengan menghilangkan sumbatan dan lendir yang terbentuk

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Pasien di periksa darah di laboratorium dengan pemeriksaan : Darah


Rutin, CTBT dan KGDS
2. Melakukan konsultasi pada dokter anestesi
3. Hasil pemeriksaan dokter anestesi di laporkan kembali kepada dokter
spesialis THT
4. Dokter anestesi merekomendasikan bahan persiapan untuk di ruang
operasi, berupa :
- Cairan RL 1 flakon
- 1 buah Pantocain
- 1 buah infus set
- 1 buah abocath

5. Dokter spesialis THT merekomendasikan bahan persiapan untuk di ruang


operasi berupa :
- 1 flakon cairan RL
- 1 flakon cairan NaCL 0,9 %
- 2 buah spuit 5 cc
- 2 buah spuit 3 cc

6. Menjelaskan dan membacakan informed consent (Surat Ijin Operasi)


kepada keluarga pasien untuk di tanda tangani

7. Melakukan persiapan pada pasien. Adapun bahan yang dipersiapkan :


- Plaster
- Cairan alcohol
- Cairan bethadine
- Kain kasa
- Kapas
- Handskun

8. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan


9. Gunakan handskun
10. Pasang infuse pada pasien

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap THT / Mata


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

PELAYANAN KEPERAWATAN

HAEMODIALISA

RUMAH SAKIT UMUM KOTA LANGSA


DAFTAR ISI

RUANG HAEMODIALISA

1. Penerimaan Pasien Baru

2. Memulai Mesin dan Pasien

3. Prosedur Mengakhiri Dialisis (Pasien)

4. Vascular Akses Pada Vena Femoralis

5. Pasien Overtime

6. Prosedur Tetap Pemasangan Blood Lines

7. Perawatan Mesin Bagian Luar

8. Vascular Akses Pada Cimino

9. Pengawasan Haemodialisis

10. Pembilasan Dializer Baru

11. Reuse Dializer

12. Persiapan Pasien Untuk Tindakan Haemodialisa

13. Mengakhiri Drailisis (Mesin)

14. Priming

15. Perawatan Mesin Bagian Dalam

16. Penanganan Pasien Dengan Dialyzer Clot

17. Penanganan Pasien Dengan Kebocoran Dialyzer ( Blood Leak )

18. Penanganan Pasien Dengan Hypotensi

19. Penanganan Pasien Dengan Emboli Udara


20. Penanganan Pasien Dengan Kedinginan / Mengigil / Demam

21. Penanganan Pasien Dengan Hyperkalemia

22. Penanganan Pasien Dengan Mual dan Muntah

23. Penanganan Pasien Dengan Kram Otot

24. Penanganan Pasien Dengan Sakit Dada

25. Penanganan Pasien Dengan Hypertensi

26. Penanganan Pasien Dengan Sakit Kepala

27. Penanganan Pasien Dengan Anemia

28. Penanganan Pasien Dengan Hepatitis

29. Penanganan Pasien Dengan Kejang


PENERIMAAN PASIEN BARU

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan haemodialisa

TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam melakukan tindakan haemodialisa pada
pasien yang baru pertama kali melakukan HD dengan prosedur yang benar

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR Periksa kelengkapan administrasi


1. Pasien baru : surat rujukan dari dokter nefrologi, karcis persetujuan
tindakan dari administrasi
2. Pasien pindahan : travling dialysis karcis persetujuan tindakan dari
administrasi
3. Untuk pasien baru yang belum pernah HD harus membawa hasil
laboratorium terakhir yang berisi : Hb, Ureum, Kreatinin, Hbs Ag, HCV,
HIV, Kalium ,KGD
4. Pasien diperiksa dahulu oleh dokter jaga
5. Dokter jaga memberikan persetujuan tindakan HD

6. Buat surat persetujuan tindakan haemodialisa kronik. Informed consent


dapat diberikan oleh dokter dan perawat
7. Bila ketentuan di atas sudah lengkap, maka tindakan HD dapat dilakukan
UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

MEMULAI MESIN DAN PASIEN

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 3


Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Memulai mengeluarkan darah dari tubuh pasien ke sirkulasi ekstrakorporeal


yang berada pada mesin

TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam melakukan proses haemodialisa pada
pasien dengan prosedur yang benar

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR I. Persiapan
1. Kasa steril
2. Bethadine solution
3. Microscope untuk fiksasi
4. Gelas ukur

II. Cara kerja


1. Memulai program mesin B, caranya :
a. Lakukan reset data pada (No. 7.1) tekan confirm, layar akan
otomatis menunjukkan angka nol (0) pada UV Volume, UFR,
UFG dan time left

b. Membuat program dialysis dengan :


Menghitung UFG = target cairan yang akan di tarik, BB
datang BB standar + jumlah intake saat proses HD
Tekan tombol left = waktu yang akan di program
c. Aturlah consentrate sesuai kebutuhan pasien
(Jangan merubah Base Na+, karena teknisi sudah mengatur
sesuai dengan angka yang berada di gallon Na = 140 mmoi)
untuk menghitung kebutuhan natrium caranya : (Hasil Na + post
HD x 2) Hasil Na + Pre HD
d. Tekan tombol temperature (suhu mesin = 36 C 37 C)
e. Buatlah model profil yang sesuai dengan keadaan pasien
f. Berikan kecepatan aliran darah mulai dengan 100 Rpm

2. Menyambung selang fistula inlet dengan selang darah arteri


a. Matikan pompa darah
b. Matikan klem selang infuse
c. Sambungkan selang arteri dengan fistula arteri (inlet)
d. Masing masing kedua ujung selang darah arteri dan fistula di
swab dengan kasa betadin dan desinfektan
e. Ujung selang darah venous masukkan dalam gelas ukur
f. Hidupkan pompa darah dan tekan tombol ^ atau v mulai dari 100
Rpm
g. Perhatikan aliran cimino apakah lancar, fiksasi selang darah
dengan mikroskop, jika aliran cimino tidak lancar rubahlah posisi
jarum fistula
h. Perhatikan darah buble trip tidak boleh penuh (kosong)
sebaiknya terisi bagian
i. Cairan normal saline yang tersisa di tamping dalam gelas ukur
namanya cairan sisa priming
j. Setelah darah mengisi semua selang dan dialyzer, matikan
pompa darah

3. Menyambung selang darah venous dengan fistula outlet


a. Sambungkan ujung selang darah venous ke ujung AV fistula
outlet (kedua ujungnya diberi kasa betadin sebagai desinfektan)
b. Masing masing sambungan dikencangkan
c. Bukalah klem pada selang arteri dan venous, sedangkan klem
infuse ditutup
d. Pastikan tidak ada udara pada selang venous, lalu hidupkan
pompa darah dari 100 Rpm sampai dengan yang di inginkan
e. Tekan tombol : UF, pada layar monitor terbaca DIALISIS
f. Selama proses HD ada 7 lampu hijau menyala (lampu monitor,
ON, Dialisis start, Pompa, Heparin, UF dan Flow)

Catatan : Saat posisi dialysis : dialyzer merah arteri berada di atas


Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PROSEDUR MENGAKHIRI DIALISIS (PASIEN)

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001
PENGERTIAN Memasukkan darah dari sirkulasi ekstracorpareal ke dalam tubuh pasien

TUJUAN Sebagai panduan bagi perawat dalam melakukan tindakan HD supaya


tercapainya HD yang adekuat dengan prosedur yang benar

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR I. Persiapan
1. Piala ginjal
2. Kasa steril
3. Bethadine solution
4. Sarung tangan tidak steril
5. Perban gulung
6. Band Aid (pelekat)
7. Gunting
8. Nebaciten Powder anti biotic
9. Thermometer
10. Microscope
11. Kaca mata, apron, masker

II. Cara kerja


1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Perawat memakai sarung tangan steril
3. Mesin menunjukkan UFG reached = UFG sudah tercapai (angka UV
volume = angka UFG)
4. Jika proses HD sudah selesai, posisi mesin akan terbaca,
Reinfussion tekan confirm
5. Sebelum 5 menit selesai , pasien di observasi TTV (Tensi, Nadi dan
Suhu)
6. Kecilkan kecepatan aliran darah (pompa darah)
7. Klem pada fistula arteri dan selang darah arteri
8. Cabutlah fistula arteri dan selang darah arteri, tekan bekas tusukan
dengan kasa betadin
9. Bilaslah fistula, selang darah dan dialyzer dengan normal saline
0,9% sampai bersih dan gunakan Qb 100 Rpm
10. Cabutlah fistula outlet (venous), tekan bekas tusukan dengan kasa
betadin
11. Jika tidak ada darah pada bekas tusukan, maka berilah nebacitin
powder (K/p) dan tutuplah dengan Band Aid
12. Kalau perlu berilah perban gulung pada luka tusukan dan fiksasi
13. Observasi tanda tanda vital pasien, timbang BB
14. Perawat melepas sarung tangan

UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

VASCULAR AKSES PADA VENA FEMORALIS

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001
PENGERTIAN Adalah akses jalan untuk mengeluarkan darah yang di perlukan dari
pembuluh vena femoralis

TUJUAN Sebagai panduan bagi perawat dalam mengeluarkan darah dari tubuh pasien
masuk ke sirkulasi ekstra corporeal dengan prosedur yang benar

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan


2. Identifikasi tempat tusukan yaitu vena femoralis lakukan tindakan dan
antiseptik dengan membersihkan tempat yang akan dilakukan penusukan
3. Lakukan anestesi lokal secara infiltrasi dengan lidokain sebanyak 2 cc
pada tempat yang akan di pasang fistula
4. Bila terlihat ada tekanan pada seiring waktu penusukan berarti tertusuk
pembuluh arteri, segera harus di cabut lagi dan di tekan lama
5. Pembuluh darah yang sudah di dapatkan, segera lakukan penyambungan
dengan ABL dan VBL dengan kecepatan mulai 100 cc / menit sampai 200
cc / menit atau sesuai dengan program haemodialisis

6. Set mesin haemodialisis sesuai program yang telah ditentukan untuk


masing masing pasien
UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PASIEN OVERTIME

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Adalah tindakan medis yang harus segera dilakukan


TUJUAN Sebagai panduan bagi perawat dalam memberi tindakan haemodialisa
tambahan kepada pasien dengan prosedur yang benar
1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR Lakukan pemeriksaan fisik terutama tanda vital : kesadaran, tekanan darah,
nadi, respirasi dan auskultasi paru paru (tanda tanda udem)
1. Buat rekaman EKG dan tulis interpretasinya (perhatikan hyperkalemia
dan kondisi jantung / ischemia arrhythmia)
2. Lapor kepada dokter jaga dan minta persetujuannya HD serta program
HD
3. Lakukan HD sesuai instruksi dokter
4. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PROSEDUR TETAP PEMASANGAN BLOOD LINES

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Memasang selang untuk sirkulasi darah pada mesin

TUJUAN Sebagai panduan bagi perawat dalam melakukan sarana untuk sirkulasi darah
dengan prosedur yang benar

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Ambil 1 set blood lines


2. Pastikan blood lines terdiri dari
a. Arterial line merah
b. Venous line biru
3. Buka blood lines dari kantongnya
4. Pertama kali pasang bagian arterial line dengan urutan sebagai berikut
- Pertama kali pasang bagian arterial detector pada tempatnya dengan
posisi tegak. Kemudian di putar searah jarum jam sampai menempati
tempatnya dengan baik
- Kemudian masukkan segmen pump arterial line ke dalam segmen
pump mesin dengan cara memasukkan dari bagian bawah terlebih
dahulu kemudian putar berlawanan dengan arah jarum jam
- Pasang bubble trap arteri sedemikian rupa sehingga tegak
- Sambungkan inlet arterial line dengan inlet dialyzer
5. Pasangkan venous line dengan memasukkan bubble trap vena ke dalam
venous detector dari atas sambil di tekan dari bagian samping untuk
mempermudah pemasangan sampai posisi bubble trap tegak
6. Sambungkan bagian outlet dari venous line dengan outlet dialyzer bila di
teruskan dengan priming, maka isi blood line dengan NaCL 0,9 % sampai
bubble vena terisi nya
7. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PERAWATAN MESIN BAGIAN LUAR

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Adalah prosedur dalam membersihkan dan merawat mesin bagian luar

TUJUAN 1. Mesin tidak mudah rusak


2. Tidak menularkan penyakit kepada pasien
3. Memudahkan pemberian pelayanan kepada pasien

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
I. Persiapan
PROSEDUR - Kain lap bersih yang dapat menyerap air
- Cairan desinfektan, misal : presept, cidex
- Tempat cairan bentuk spray

II. Cara kerja


- Masukkan cairan desinfektan ke dalam tempat spray
- Semprotkan cairan desinfektan ke arah kain lap
- Bersihkan badan mesin dengan lap, mulai dari bagian atas ke bawah,
bagian depan dan belakang mesin. Khusus bagian layar mesin, cukup
dengan lap kering saja
- Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

III. Kebutuhan ruang reuse meliputi :


- Air RO
- Coppler untuk menyambung ke kompartemen dialisate
- Tutup dialyzer
- Lemari tertutup tanpa kaca untuk tempat penyimpanan dialyzer
- Apron (bentuk)
- Masker
- Sarung tangan
- Kaca mata
- Exhause fan (penyedot bau formalin)
- Consentrate : H202 (peroksida), formalin 3 5 %, Hibicep untuk
rendam instrument dan tutup dialyzer, dan Hibiscrup untuk cuci
tangan
- Mangkok stainless bertutup
- Buku reuse (untuk dokumentasi)
- Pulpen
- Stecky label
- Spidol 70 (hitam atau biru)
- Lap
- Tempat sampah

UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
VASCULAR AKSES PADA CIMINO

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Adalah prosedur akses untuk mengeluarkan darah yang di perlukan dari
pembuluh darah cimino

TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam mengeluarkan darah dari tubuh pasien
masuk ke sirkulasi ekstrakorporeal dengan prosedur yang benar

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Lakukan tindakan a dan antiseptic dengan membersihkan tempat yang


akan di lakukan penusukan dengan betadin 10 %, kemudian bersihkan
dengan alkohol 70 %
2. Depper dan kasa yang telah dipakai, di buang ke tempat sampah yang
telah di sediakan
3. Cari tempat yang paling mudah dilakukan penusukan
4. Jarak penusukan inlet dengan outlet di usahakan lebih dari 7 cm
5. Lakukan penusukan pertama kali pada daerah vena outlet di sertai
pemberian loading heparin 2000 IU atau sesuai dengan dosis kemudian di
lakukan penusukan pada daerah inlet

6. Hubungkan jarum fistula inlet dengan ABL (arteri blood line) dan
jalankan Blood Pump dengan kecepatan mulai dari 100 cc / menit sampai
seluruh blood line baik ABL maupun VBL terisi penuh. Baru di
sambungkan dengan bagian jarum fistula outlet. Jalankan lagi blood pump
perlahan lahan sampai 200 cc / menit. Setelah itu mulailah pemasangan
sensor dan batasan minimal dan maksimal baik pada blood monitoring
maupun dialysis monitoring
7. Kemudian set mesin HD sesuai program HD
8. Bila kecepatan aliran darah kurang dari 100 cc / menit karena ada
penyulit, pertimbangkan untuk dilakukan penusukan pada daerah paha /
femoral
9. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PENGAWASAN HAEMODIALISIS

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Pengawasan mesin dan pasien setiap jam selama tindakan haemodialisa
berlangsung

TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas agar dapat melakukan penanganan dengan
prosedur yang benar jika ada komplikasi

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Pengawasan Mesin


a. Pengawasan sirkulasi darah di luar tubuh (ekstra corporeal) pada
blood monitor
Pengawasan kecepatan aliran darah QB
Pengawasan terhadap tekanan :
- Arteri : bila alarm berbunyi pada druk berarti tekanan rendah
- Venous pressure : di lihat pada indicator (hati hati bila
tinggi)
Pengawasan heparin pump

b. Pengawasan terhadap sirkulasi dialisat pada Dialisat Monitor


Kebocoran dialyzer (blood leak)
Low temperature atau high temperature
Low conductivity atau high conductivity
Transmembran pressure

2. Pengawasan Pasien
a. Melakukan pengawasan : keadaan umum kesadaran tekanan darah,
nadi setiap 1 jam sekali dan setiap ada keluhan atau sesuai dengan
kebutuhan
b. Pengawasan terhadap kemungkinan komplikasi selama haemodialisis
seperti mual, kram otot, masalah pada akses, dsb.

UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

PEMBILASAN DIALIZER BARU

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2


Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Pengisian sirkulasi ekstra corporeal dengan cairan normal saline (NaCL 0,9
%)
TUJUAN 1. Untuk membasahi dan membilas dialyzer dengan cairan normal saline
(NaCL 0,9 %) pada pemakaian pertama kali
2. Untuk membuang zat sterilisasi yang terdapat pada dialyzer

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Dialyzer dipasang pada mesin dengan posisi merah di atas, biru di bawah
2. Blood line di pasang bagian arteri line di sambung dengan dialyzer bagian
atas merah bagian venous line di sambung dengan dialyzer bagian bawah
biru
3. Arteri line di isi dengan NaCL 0,9 % sampai bagian ujung
4. Isi kompartemen dialisat dari bawah menuju ke atas sampai merata
5. TMP dinyalakan sampai 200 mmHg
6. Balikkan posisi dialyzer menjadi biru di atas merah di bawah
7. Lakukan pembilasan kompartemen darah dengan NaCL 0,9 % sampai
habis 500 cc (sirkulasi terbuka)

8. Kemudian hubungkan arteri line dan venous line dan QB dijalankan


perlahan lahan mulai dari 100 cc/menit dinaikkan menjadi 200 cc/menit
dengan menggunakan NaCL 0,9 % yang telah di isi dengan heparin 1000
IU sampai habis (sirkulasi tertutup)
9. Heparin dapat dimasukkan pula melalui latex pada arteri line
10. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

REUSE DIALIZER

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001
PENGERTIAN Pemakaian ulang dialyzer oleh pasien yang sama

TUJUAN Sebagai panduan bagi perawat dalam merawat dialyzer agar dapat di gunakan
kembali oleh pasien yang sama

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR I. Persiapan
a. Dialyzer
b. Air RO
c. Klem
d. Larutan peroksida (H2O2) 3 % dan formalin 3 5 % / renalin
e. Spuit 50 cc

II. Cara kerja


a. Isilah gallon dengan larutan H2O2 3 %
b. Isilah gallon dengan larutan formalin 3 5 %
c. Bilaslah dialyzer dengan air RO secara bergantian pada
kompartemen darah Dialisate

d. Dialyzer bagian kompartemen darah


- Bilaslah dengan air RO dan H2O2 selama 5 10 menit
- Pembilasan tergantung dari bekuan darah yang ada di dialyzer.
Jika bekuan darah banyak, pembilasan dilakukan dengan H2O2,
tutuplah pada salah satu bagian kompartemen darah
e. Dialyzer bagian kompartemen dialisate, bilas dengan air RO atau
H2O2 selama 5 10 menit, tutuplah pada salah satu bagian
kompartemen dialisate
f. Jika cara pembilasan di atas menggunakan H2O2, maka bilas
kembali dialyzer dengan air RO, baik pada kompartemen darah
maupun dialisate. Pastikan bahwa dialyzer telah terbebas dari udara
g. Tutuplah selang dialyzer pada salah satu bagian
h. Cara mengukur total volume :
- Siapkan gelas ukur
- Letakkan dialyzer di atas gelas ukur
- Bebaskan air RO dalam dialyzer, doronglah dengan spuit 50 cc
- Pastikan air RO sudah tidak ada dalam dialyzer
- Lihat dalam gelas ukur, berapa jumlah air yang terdapat dalam
gelas ukur
- Jika jumlah air < 80 % dari jumlah volume dialyzer baru maka
dialyzer tersebut tidak boleh digunakan kembali ke pasien
i. Isilah dialyzer dengan formalin 3 5 % pada kompartemen darah
dan kompartemen dialisate
j. Perhatikan tidak boleh ada udara saat pengisian
k. Tutuplah dialyzer dengan rapat dan kencang agar formalin tidak
menetes
l. Beri stecky label pada dialyzer
m. Cantumkan : tanggal reuse, code (reuse dializr yang ke berapa),
jumlah volume dalam dialyzer dan nama yang mereuse dialyzer)
n. Letakkan dialyzer di lemari tertutup yang tidak terkena sinar
matahari
o. Letakkan posisi kompartemen dilisate ke arah atas
p. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

PERSIAPAN PASIEN UNTUK


TINDAKAN HAEMODIALISA

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan haemodialisa

TUJUAN Sebagai panduan bagi petugas dalam melakukan tindakan haemodialisa


dengan prosedur yang benar

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR A. Persiapan
1. Thermometer
2. Tensimeter
3. EKG Monitor
4. Oksigen Nasal
5. Alat Tulis
6. Kertas Observasi (status pasien)
7. Kaca mata, masker, apron dan sarung tangan
8. Timbangan berat badan

B. Cara Kerja
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Memakai kaca mata, masker dan apron
3. Perhatikan keadaan umum pasien
4. Jika keadaan umum pasien baik, anjurkan pasien mencuci tangan
5. Anjurkan pasien menimbang berat badan
6. Anjurkan pasien berbaring di tempat tidur dialysis
7. Letak mesin cuci darah disesuaikan dengan cimino (Jika cimino ada di
sebelah kiri, maka mesin di letakkan di sebelah kiri)
8. Berikan posisi yang nyaman pada pasien
9. Lakukan pemeriksaan :
a. Tanda tanda vital (tensi, nadi, pernafasan dan suhu)
b. Anamneses riwayat dialysis yang lalu
c. Kaji keluhan pasien
d. Pasang oksigen (jika sesak)
e. Pasang EKG monitor (jika ada keluhan sakit dada atau riwayat
sakit jantung)
10. Tentukan daerah fungsi atau tusukan cimino, kalau perlu gunakan
stetoskop untuk memastikan desiran cimino
11. Jelaskan kepada pasien bahwa tindakan akan dimulai
12. Letakkan perlak atau kain kasa pada alas bagian bawah tangan pasien
13. Dekatkan alat alat fungsi ke tempat pasien
14. Pakai sarung tangan
15. Memulai fungsi cimino

UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

MENGAKHIRI DRAILISIS (MESIN)

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Prosedur mensterilkan mesin dialyzer


TUJUAN 1. Supaya mesin dapat bekerja dengan sempurna
2. Mesin dapat digunakan segera bila diperlukan
3. Mengurangi frekuensi kerusakan
4. Supaya mesin tahan lama (awet)

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR A. Persiapan
1. Siapkan cairan desinfektan
- Sodium Hypochloride 2,5 % / Havox / Bayclin 2,5 % sebanyak 50 cc
- Citrid acid 25 gr dilarutkan dalam 50 cc air RO
2. Cairan desinfektan lain untuk membersihkan badan mesin
3. Lap (waslap) dari bahan flannel

B. Cara Kerja
1. Setelah mesin digunakan oleh pasien, lepaskan set darah yang berada
di mesin

2. Masukkan set darah dan dialyzer yang telah digunakan ke dalam


plastiK kotor (sampah medis)
3. Lepaskan selang konsentrat acid dan Bicnat dan masukkan ke dalam
tempatnya atau lepaskan Bi-Bag dari tempatnya
4. Lepaskan selang dialisat dari dialyzer, masukkan ke shunt cover yang
berada di samping kanan mesin
5. Masukkan selang desinfektan ke dalam cairan sodium / havox khusus
mesin type B
6. Lakukan desinfektan dengan menggunakan program 1 (F-D-M)
7. Mesin akan otomatis melakukan desinfektan sampai rinse selesai
8. Posisi mesin terakhir Mandatory Rinse And
9. Jika mesin akan digunakan ke pasien berikutnya maka lakukan Test
10. Jika pasien berikutnya tidak ada, maka desinfektan dengan Bayclin
atau Citrid Acid yang telah dilarutkan dengan air RO
11. Tekan tombol desinfektan program 2, suhu yang di pakai 84 C
12. Bersihkan badan mesin dengan cairan desinfektan
13. Mesin siap pakai untuk HD berikutnya
14. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

NB :
1. Pasien menggunakan Acetat Desinfektan Bayclin
2. Pasien menggunakan Bicnat Desinfektan Bayclin dan Citrid Acid

UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

PRIMING

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Pengisian pertama sirkulasi ekstra corporeal dengan cairan normal saline
(NaCL 0,9 %)

TUJUAN 1. Untuk membasahi dan membilas selang darah dengan dialyzer dengan
cairan normal saline (NaCL 0,9 %) pada pemakaian pertama kali
2. Untuk membuang zat sterilisasi yang terdapat pada selang darah dan
dialyzer
1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
A. Persiapan
PROSEDUR 1. Set infuse
2. Normal saline NaCL 0,9 % sebanyak 2000 cc
3. Swab alcohol
4. Klem
5. Selang darah (Blood Lines)
6. Dialyzer (artificial kidney)
7. Tempat sampah
8. Alas perlak
9. Mangkok untuk tempat tutup
10. Gelas ukur
11. Kacamata, masker, apron dan sarung tangan

B. Cara Kerja
1. Siapkan alat alat yang akan digunakan
2. Dekatkan alat alat ke mesin
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
4. Memakai kaca mata, masker, apron dan sarung tangan
5. Bukalah masing masing set yang telah disediakan
6. Sambungkan :
a. Normal saline dengan infuse set
b. Infuse set dengan selang darah arteri
c. Selang darah arteri dengan dialyzer
d. Dialyzer dengan selang darah venous
7. Masukkan selang segment ke dalam pompa darah, putar pompa darah
dengan menekan tombol tanda ^ atau v (pompa akan otomatis berputa
sesuai arah jarum jam)
8. Mulailah dengan pengisian normal saline sebanyak 500 cc. putarlah
Qb sebesar 100 Rpm
9. Teruskan pengisian normal saline sebanyak 1000 cc. putarlah Qb
sebesar 100 Rpm
10. Lakukan sirkulasi tertutup dengan normal saline 500 cc
Tekan tombol UFG : 500
Waktu sirkulasi 10 menit (dialer baru)
Waktu sirkulasi 20 menit (dialer reuse)
Tekan tombol time left : 10 atau 20 menit
Putarlah Qb sebesar 350 Rpm
Catatan : untuk Dializer Reuse, sebelum diberikan heparin sebaiknya
selang darah dan dialyzer di tes dahulu dengan tablet klinitest /
test trip formalin (bebas formalin) atau test trip renalin (bebas
renalin)

11. Berikan heparin lines sebanyak 1500 2000 unit ke dalam selang
arteri
12. Dialyzer siap dipakai ke pasien
13. Jika pasien lama datangnya, matikan flow dialisate agar cairan
konsentrat tidak boros
UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

PERAWATAN MESIN BAGIAN DALAM

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 3

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Mensterilkan mesin bagian dalam

TUJUAN 1. Supaya mesin bekerja dengan sempurna


2. Mesin dapat digunakan segera bila diperlukan
3. Mengurangi frekuensi kerusakan
4. Supaya mesin tahan lama (awet)
1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR A. Persiapan
Cairan Desinfektan Jenis :

Sodium Hypochloride 2,5 % (50 cc) Posisi : Desinfektan


Havox / Bayclin 5,25 % (50 cc) Posisi : Desinfektan
Citosterul 3 % (50 cc) Posisi : Hot
Desinfektan
Puristeril 3 % (50 cc) Posisi : Desinfektan

Renalin 4 % (50 cc) Posisi : Desinfektan


Citrid Acid 50 % (50 cc) Posisi : Hot
Desinfektan
(50 cc) Posisi : Desinfektan
Actril 0,7 %
Gelas ukur plastik

Cara melarutkan cairan desinfektan :


1. Sodium Hypochloride 2,5 %
Untuk 1 kali tindakan, memerlukan 25 cc sodium hypochloride + 25
cc air RO
2. Citrid Acid 0,7 %
Komposisi : Hydrogen Peroxide 0,9 % + Peroxyacetic Acid 0,7 % lain
2 : 99,03 %
3. Citrid Acid 50 %
Asal nama cairan dari Citrid Acid bubuk
Caranya : 1 Kg Bubuk citrid acid + 2 liter air RO
Untuk 1 kali tindakan memerlukan 25 gr Bubuk citrid acid + 50 cc air
RO
4. Renalin 4 %
Komposisi : Hydrogen Peroxide 24,0 % + Peroxyacetic Acid 4,0 % +
lain lain 72,0 %
Caranya : 1 galon berisi 2 liter + 8 liter air RO = 10 liter
Untuk 1 kali tindakan memerlukan 50 cc

B. Cara Kerja :
1. Khusus mesin type B, pilih salah satu jenis cairan yang anda inginkan
2. Sebelum mesin berakhir siapkan larutan desinfektan sesuai tempatnya
3. Letakkan tempat desinfektan di belakang mesin
4. Masukkan selang desinfektan ke dalam tempat desinfektan
5. Tekan tombol Desinfektan
6. Pilih menu program 1 atau 2
7. Tekan tombol confirm
8. Mesin akan otomatis melakukan desinfektan selama 30 menit dan
mesin akan mati dengan otomatis
9. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PENANGANAN PASIEN DENGAN
DIALYZER CLOT

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Terjadi pembekuan darah pada dialyzer

TUJUAN Mengatasi terjadinya pembekuan darah pada dialyzer dengan prosedur yang
benar

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
1. Dialyzer beku (clot) sebagian / warna agak hitam
PROSEDUR a. Beri kestra heparin injeksi 2000 iu
b. Qb dinaikkan ( > 200 cc / menit)
c. Dialyzer di bilas dengan NaCL
d. Bila clot teratasi maka HD diteruskan tanpa mengganti dialyzer
dengan meliputi observasi
e. HD di programkan kembali : Qb tinggi, ekstra heparin 1000 iu / jam
bilas setiap jam
f. Bila clot tidak teratasi dengan cara ini maka dialyzer harus diganti

2. Dialyzer beku (clot) seluruhnya / warna hitam pekat


a. Dialyzer harus segera di ganti
b. Kembalikan darah ke dalam tubuh pasien
c. Jumlah cairan NaCL yang masuk dalam proses ini, diperhitungkan
3. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PENANGANAN PASIEN DENGAN KEBOCORAN
DIALYZER ( BLOOD LEAK )

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Terjadinya kebocoran pada dialyzer saat proses HD

TUJUAN Mengatasi terjadinya blood leak saat HD dengan prosedur yang benar

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

1. Kebocoran Kecil
PROSEDUR a. Qb di turunkan, TMP dan UFR = 0 dibiarkan selama 15 menit
b. Kemudian Qb, TMP, UFR dikembalikan ke program semula
c. Bila kebocoran teratasi, HD di teruskan tanpa mengganti dialyzer
d. HD di program kembali dengan observasi
e. Bila kebocoran tidak teratasi dengan cara ini, maka dialyzer harus di
ganti
2. Kebocoran Besar
a. Aliran dialisat di stop (posisi by pass)
b. Dialyzer harus segera di ganti
c. Bila kebocoran sudah berlangsung lama / besar maka jangan
dikembalikan darah ke dalam tubuh

3. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan


UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PENANGANAN PASIEN DENGAN HYPOTENSI

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 1

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Hypotensi adalah tekanan darah di bawah batasan normal

TUJUAN Mengatasi terjadinya hypotensi saat HD dengan prosedur yang benar

1.
UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2.
UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3.
UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4.
PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
Cara Kerja :
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Posisi tidur horizontal / rata (tanpa bantal)
3. Qb dan TMP diturunkan
4. Observasi tensi, nadi, kesadaran, pernafasan (O2)
5. Drips NaCL 0,9 % sesuai kebutuhan
6. Drips Dex 40 % jika diperlukan
UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PENANGANAN PASIEN DENGAN
EMBOLI UDARA

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Emboli udara adalah udara dari sirkulasi ekstra corporeal masuk ke dalam
tubuh

TUJUAN Mengatasi terjadinya emboli saat HD dengan prosedur yang benar

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan


2. Posisi Trendelenberg (kaki lebih tinggi daripada kepala)
3. Berbaring ke sisi kiri badan
4. Qb dan TMP di turunkan
5. Pemberian o2
6. Perhatikan jalan nafas
7. Jika diperlukan, stop HD sementara

UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PENANGANAN PASIEN DENGAN
KEDINGINAN / MENGGIGIL / DEMAM

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Adalah perubahan suhu tubuh yang abnormal

TUJUAN Mengatasi terjadinya kedinginan / mengigil / demam saat HD dengan


prosedur yang benar

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR Cara Kerja :

1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan


2. Jika diperlukan memasang selimut tebal
3. Mengukur suhu badan
4. Memberikan obat obatan (anti histamine, anti piretik)
5. Bila karena reaksi transfuse, transfuse di stop sementara dan mengecek
kembali ke PMI
6. Bila karena terjadi kesalahan / kerusakan mesin HD, maka HD di stop
sementara
7. Perhatikan sterilitas, bekerja secara aseptis dan anti sepsis

UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PENANGANAN PASIEN DENGAN
HYPERKALEMIA

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Hyperkalemia adalah gangguan keseimbangan elektrolit (High Serum


Potassium)

TUJUAN Mengatasi terjadinya hyperkalemia saat dilakukan HD dengan prosedur yang


benar

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR Cara Kerja :


1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Menegakkan diagnose hyperkalemia
3. Jika hyperkalemia ringan : saat HD dengan TMP tinggi dialisat free
potassium
4. Bila dialisat free potassium tidak tersedia, pada awal HD beri Ca glukonas
10 cc, ulangi setiap 115 menit sampai 3 kali, kemudian lakukan EKG
ulang
5. Bila ditemukan edema paru, setelah EKG normal, dapat dilakukan
sequential ultrafiltrasi sampai edema paru berkurang. Selanjutnya,
lakukan HD seperti biasa
6. Penyuluhan kesehatan tentang diet
UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PENANGANAN PASIEN DENGAN
MUAL DAN MUNTAH

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 1

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Mual dan muntah adalah gangguan saluran pencernaan


TUJUAN Mengatasi terjadinya mual dan muntah saat dilakukan HD dengan prosedur
yang benar
1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
Cara Kerja :
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Qb dan TMP diturunkan
3. Memberikan obat obatan anti mual dan muntah
4. Jika diperlukan berikan NaCL 0,9 % dan glukosa 40 %
UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PENANGANAN PASIEN DENGAN
KRAM OTOT

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Vasokontraksi pembuluh darah di otot

TUJUAN Mengatasi terjadinya kram otot saat HD dengan prosedur yang benar

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR Cara Kerja :


1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Qb dan TMP diturunkan
3. Di atasi secara manual namun bila memungkinkan pasien berdiri /
menginjak telapak kaki
4. Bolus NaCL 0,9 % (100 ml atau sesuai kebutuhan) dan jika diperlukan
berikan glukosa 40 %, manitol atau albumin, calcium gluconas injeksi
5. Perhatikan UF yang terlalu cepat dan banyak
6. By pass dialisat
7. Pemberian O2 untuk mempertahankan myocardial

UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

PENANGANAN PASIEN DENGAN


SAKIT DADA

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2


Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Sakit dada adalah oksigenasi otot jantung terganggu

TUJUAN Mengatasi terjadinya sakit dada saat dilakukan HD dengan prosedur yang
benar

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR Cara Kerja :


1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Qb dan TMP diturunkan
3. Pemberian O2
4. Kolaborasi dengan dokter untuk diberikan obat penghilang sakit dada
5. Perhatikan UF yang terlalu cepat dan banyak
6. Jika diperlukan lakukan EKG

UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa


PENANGANAN PASIEN DENGAN
HYPERTENSI

No Dokumen No Revisi Halaman

Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Kota Langsa
SPO
Tanggal Diterbitkan
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Hypertensi adalah suatu keadaan pasien dimana tekanan darah pasien berada
di atas batas normal
TUJUAN Mengatasi terjadinya hypertensi saat dilakukan HD dengan prosedur yang
benar
1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
Cara Kerja :
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Qb dan TMP di turunkan
3. Observasi tekanan darah dan denyut nadi
4. Memberikan obat obatan untuk menurunkan tekanan darah
UNIT Ruang Haemodialisa
TERKAIT
PENANGANAN PASIEN DENGAN
SAKIT KEPALA

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 1


Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Sakit kepala adalah nyeri pada kepala yang terjadi saat dilakukan HD

TUJUAN Mengatasi terjadinya sakit kepala saat dilakukan HD dengan prosedur yang
benar
1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
Cara Kerja :
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Qb dan TMP diturunkan
3. Memberikan obat obatan anti sakit (analgetik), penenang (sedative) dan
obat tensi tinggi (anti hypertensi)
UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

PENANGANAN PASIEN DENGAN


ANEMIA

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 1


Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Anemia adalah suatu keadaan dimana pasien mengalami kekurangan sel darah
merah
TUJUAN Mengatasi terjadinya anemia saat dilakukan HD dengan prosedur yang benar
1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO
Cara Kerja :
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Memeriksa Hb dan Ht
3. Mencegah perdarahan / control perdarahan
4. Memberikan obat obatan penambah darah
5. Perhatikan kebocoran pada dialyzer
UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

PENANGANAN PASIEN
DENGAN HEPATITIS

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2


Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Hepatitis adalah peradangan hati, atau kerusakan sel hati dan struktur di
sekitarnya yang di sebabkan oleh virus atau over dosis obat obatan
aflatoksin, alkohol dan penyumbatan saluran empedu

TUJUAN Sebagai panduan bagi perawat dalam mencegah penularan hepatitis kepada
pasien lain

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR Cara Kerja :

1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan


2. Lakukan pemeriksaan labor Hbshg dan anti HCV pada pasien baru dan
tiap 6 bulan pada pasien reguler
3. Perhatikan sterilitas bekerja secara aseptis dan anti septis
4. Darah yang akan di transfusikan harus di cek Hbshg dan anti ACV
5. Lakukan isolasi pada pasien

UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002
PENANGANAN PASIEN
DENGAN KEJANG

No Dokumen No Revisi Halaman

445 / 26 / RSUD / 2013 01 1 dari 2

Tanggal Diterbitkan Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Kota Langsa
PROSEDUR
TETAP 2 Januari 2013
Dr. H. Herman. I
Pembina Tk. I ( IV/b )
Nip. 19630923 200003 1 001

PENGERTIAN Kejang adalah terbebasnya neuron secara tiba tiba yang mengakibatkan
suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau memori yang bersifat
sementara

TUJUAN Sebagai panduan bagi perawat dalam mengatasi terjadinya kejang saat HD
dengan prosedur yang benar

1. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


KEBIJAKAN 2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KESEHATAN
3. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang RUMAH SAKIT
4. PERMENKES RI Nomor HK 02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat dan Bidan
5. PERMENKES RI Nomor 1796 / MENKES / PER / 8 / 2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. KEPMENKES RI Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. SK Direktur RSUDL No. 445 / 26 / 2013 Tentang Pemberlakuan SPO

PROSEDUR Cara Kerja :

1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan


2. Qb dan TMP di turunkan
3. Pemberian O2
4. Jika diperlukan lakukan injeksi Valium
5. Perhatikan jalan nafas
6. Bila muntah, kepala di miringkan
7. Jika diperlukan, HD stop sementara
UNIT TERKAIT Ruang Haemodialisa
Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Komite Keperawatan Kepala Bidang Keperawatan Wadir Pelayanan

H. Abdullah Usman, AMK Marsiah, SKM dr. Hj. Dahniar, M.Kes


Nip. 19580715 197811 1 001 Nip. 19690321 198803 2 001 Nip. 19620909 198812 2 002

Anda mungkin juga menyukai