SOP
(STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)
it
BAGIAN PROSES-PABRIK KELAPA SAWIT
Saw
un
Keb
SOP juga telah ditetapkan sebagai salah 4. Pengelolaan Limbah
apa
satu indikator dalam mendapatkan ISPO.
Pada prinsip dan kriteria ISPO No. 2
Pengelola pabrik memastikan bahwa
limbah pabrik kelapa sawit dikelola sesuai
ean
(Penerapan Pedoman Teknis Budi daya dengan ketentuan yang berlaku.
Pab lola
aru
bahwa TBS yang dipanen harus segera lingkungan hidup. Oleh karena itu, harus
Me
dan
efisiensi dan mengurangi dampak di stasiun penerimaan buah ini sebagai
lingkungan. berikut.
(1) Seluruh truk pengangkut TBS kebun
it
Berikut contoh SOP Pabrik Kelapa maupun luar harus menyerahkan
Sawit yang menggunakan sistem horizontal surat pengantar TBS ke petugas di pos
Saw
un
sterillizer yang terdiri atas berikut. keamanan sebelum diizinkan masuk ke
1. Penerimaan Buah PKS.
2. Perebusan (2) Seluruh truk pengangkut TBS kebun atau
Keb
3. Pemisahan Brondolan luar harus melalui jembatan timbang
4. Pengadukan
apa untuk mengetahui berat TBS yang
5. Pemurnian dibawa, baik pada saat masuk maupun
6. Nut dan Serabut keluar PKS, serta menyerahkan surat
ean
7. Kernel Recovery pengantar TBS.
Pab ola
aru
dan
ke dalam: berkembang menjadi buah masak
(1) penerimaan TBS, normal, antara lain buah parenokarpi
(2) penampungan sementara, (> 50% brondol partenokarpi), buah
it
(3) persiapan untuk pengolahan. batu, dan buah sakit.
Saw
6. Buah Tangkai Panjang (Long Stalk)adalah
un
c. Tandan Buah Segar buah yang panjang gagangnya lebih
Tandan Buah Segar (TBS) merupakan dari 2 cm diukur dari potongan yang
bahan baku pengolahan di PKS. Hasil terdekat dengan sisi permukaan buah.
Keb
produksi serta kualitas CPO dan kernel yang 7. Buah Dimakan Tikus adalah janjangan
dihasilkan sangat tergantung dari mutu TBS
apa buah yang dimakan tikus, yaitu terdapat
tersebut. lebih dari tiga brondol dalam satu
janjang dijumpai bekas keratan baru
ean
d. Sortasi TBS gigitan tikus.
Pab lola
aru
dan
e. Capstan dan Guide Bollard
b. Loading Ramp Capstan berfungsi untuk menarik lori
Loading ramp merupakan tempat dilengkapi roll untuk menggulung tali
it
penampungan sementara buah sebelum dengan kecepatan gulung ± 20 m/menit,
diproses. Lantai hopper penampung sedangkan guide bollard berbentuk roller
Saw
un
terbuat dari besi pelat dan ada juga yang dilengkapi bearing berfungsi sebagai
dibuat dengan besi T dengan kisi-kisi yang pembantu untuk membalik arah tarikan lori
bercelah ± 10 mm yang berguna untuk yang ditarik capstan.
Keb
memisahkan/membuang pasir dan sampah
agar tidak ikut dalam proses pengolahan.
apa f. Transfer Carriage
Kapasitas loading ramp berkisar 100—300 Transfer carriage berfungsi untuk
ton. Loading ramp ini dilengkapi dengan memindahkan lori buah dari jalur rail
ean
hydrolik system untuk membuka dan loading ramp ke jalur rail sterilizer atau
Pab ola
aru
Lori dibuat dari besi pelat yang pada bagian Flow chart operasional di stasiun
hM
ng
dasar dan dinding kiri kanan dilubangi penerimaan dapat digambarkan sebagai
ole
Truk/Traktor
dari dalam buah lebih efektif. Ukuran lori Pengangkutan TBS
yang digunakan adalah 7,5 ton dengan
menggunakan tippler.
Pos Keamanan
d. Dirt Conveyor
Dirt conveyor yang biasa digunakan jenis Penimbangan TBS
rantai conveyor yang dilengkapi scrapper.
Fungsinya untuk membuang sampah Masuk ke Peron Loading Ramp
dari kisi-kisi loading ramp ke tempat
penampungan/gandengan. Brondolan
buah yang ikut dalam sampah sebelum Masuk ke Lori TBS
2. Prosedur Operasional • Kondisi ruangan dan lingkungan
a. Pos Keamanan jembatan timbang harus bersih.
dan
(1) Pengaturan Antrean • Mengaktifkan komputer timbangan dan
Petugas keamanan akan mengatur indikator sesuai password masing-masing
antrean jika terjadi antrean panjang. operator.
it
(2) Administrasi • Indikator menunjukkan beban angka
Saw
Menerima dan memeriksa surat “nol” pada beban kosong.
un
pengantar TBS dari supplier/kebun yang • Mobil boleh masuk ke timbangan
diantar supir dan mencatat ke dalam dengan posisi senter untuk selanjutnya
buku jurnal penerimaan TBS serta dilakukan penimbangan pertama.
Keb
menyerahkan kembali ke supir sesuai • Setelah pembongkaran TBS
antrean kedatangan.
apa dilaksanakan, dilakukan proses
(3) Keamanan Timbangan penimbangan kedua untuk diperoleh
Sebelum truk TBS ditimbang khususnya berat neto.
ean
dari kebun inti atau sepupu, segel • Setelah akhir penimbangan/timbangan
Pab lola
aru
dan
diserahkan ke kantor kebun/kantor tangkai panjang, buah abnormal, buah
pusat. busuk. Buah tersebut dikembalikan
d. Untuk setiap mobil yang masuk ke ke dalam truk dan dicatat pada Form
it
timbangan dilakukan pencatatan dalam Sortasi. Pengembalian TBS yang berasal
buku jurnal laporan. dari kebun inti dan/atau plasma atau
Saw
un
e. Setelah timbangan ditutup, krani pihak ketiga yang ditentukan sesuai
timbangan mem-print out keseluruhan dengan perjanjian dibuatkan Berita
hasil penimbangan TBS yang masuk dan Acara Pengembalian TBS rangkap empat
Keb
dibuat rekap sesuai sumber asal TBS dan dengan pendistribusian sebagai berikut.
dilaporkan ke atasan.
apa • Lembar pertama untuk pertinggal di
sortasi.
c. Loading Ramp • Lembar kedua untuk pertinggal di
ean
(1) Administras Loading Ramp PKS.
Pab ola
Sesampainya di loading ramp, supir truk • Lembar ketiga dan keempat untuk
am
Kel
aru
dan pengaman TBS yang meliputi segel, • Pembongkaran TBS ke dalam loading
ole
jaring, dan rantai sesuai dengan SP TBS. ramp harus diperhatikan apakah ada
Apabila ada kelainan dari kelengkapan benda asing terikut, seperti besi, batu,
Me
administrasi dan pengiriman TBS maka rantai, dan sebagainya. Jika ada segera
harus dilakukan verifikasi terhadap pihak diambil dan dilaporkan kepada atasan.
pengirim dan pihak transporter. • Pelaksanaan pengisian loading ramp
(2) Sortasi Timbangan harus dimulai dari pintu pertama hingga
Pelaksanaan sortasi dilakukan oleh pintu terakhir agar pengisian ke dalam
petugas sortasi yang berpengalaman lori dapat berlangsung dengan sistem
dan diawasi oleh asisten pabrik. Seluruh FIFO.
truk TBS inti, plasma, maupun pihak • Sisa TBS yang tidak diproses sebelumya
ketiga dilakukan sortasi TBS. Pelaksanaan harus diturunkan ke dalam lori. Hal ini
sortasi dilakukan beriringan/bersamaan untuk menghitung sisa TBS yang tidak
dengan proses pembongkaran TBS dari diolah pada hari sebelumnya.
(4) Pengisian TBS ke Lori • Kotoran atau sampah yang jatuh tepat di
• Pengisian TBS ke lori diawali dengan jalur roller chain dibersihkan agar gerakan
dan
menempatkan dan menyusun lori conveyor normal dan tidak macet.
kosong tepat di bawah hopper loading (6) Pengoperasian Capstan/Winches
ramp agar saat pengisian TBS dapat tepat • Sebelum menjalankan capstan pastikan
it
masuk lori. Apabila pada saat pertama terlebih dahulu kondisi tali capstan layak
Saw
membuka pintu ternyata TBS tidak mau atau tidak layak untuk digunakan. Bila
un
turun ke lori, dibantu menarik dengan tidak layak segera dilaporkan ke atasan
menggunakan alat tojok, satu atau dua untuk diganti.
janjang TBS sampai TBS berikutnya dapat • Memutar tali capstan harus dilakukan satu
Keb
meluncur masuk ke dalam lori. arah agar tidak merusak tali capstan dan
• Pengisian TBS ke dalam lori tidak boleh
apa mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
melebihi kapasitas lori atau menjunjung • Lori yang keluar dari rail track tidak
tinggi karena dapat menyebabkan diperkenankan untuk ditarik langsung
ean
brondolan berjatuhan ke rail track. dengan tali capstan karena bila tali putus
Pab lola
kosong tepat dibawah hopper ramp. kosong dipindahkan dari jalur rail track
e
aru
• Lori yang rusak harus disingkirkan dari yang satu ke jalur rail track lain dilakukan
rik
hM
ng
bawah ramp ke tempat reparasi lori agar dengan menggunakan transfer carriage.
tidak menggangu proses. Selanjutnya, • Pada saat keluar masuknya lori dari
ole
lori yang rusak diperbaiki agar tidak transfer carriage, kondisi transfer carriage
Me
dan
pada platform dan sekitarnya harus sebagai berikut.
dibersihkan. (1) Brondolan jatuh di rail track dan tergilas lori
(2) Setiap pagi platform harus diperiksa dari (2) Dapat merusak steam spreader pada
it
benda asing. Selain itu, kotoran yang ada sterilizer.
harus dibersihkan. (3) Buah akan terjatuh di dalam sterilizer
Saw
un
(3) KTU/manajer PKS secara rutin memeriksa sehingga roda lori terganjal, berkurangnya
kondisi monitor timbangan agar tetap minyak, dan menyumbat saringan
dalam kondisi berfungsi dengan baik. keluarnya air kondensat.
Keb
(4) CCTV harus diperiksa oleh KTU dan Pengisian TBS ke dalam lori dilakukan
diyakinkan dapat berfungsi dengan baik.
apa sedemikian rupa sehingga lori terisi
(5) Dalam keadaan “Force Majour” (petir, TBS dengan berat yang sesuai dengan
gempa bumi), krani timbang dapat kapasitas lori.
ean
langsung menghentikan operasi
Pab ola
kepada manajer PKS atau KTU. (1) Brondolan dan janjang yang jatuh di
ard
aru
(1) Untuk menghindari adanya brondolan (2) Tetesan minyak dan kotoran yang
rik
dan
lakukan penggantian dengan yang baru. (4) Record chart harus terpasang dan bekerja
(3) Melakukan pelumasan terhadap dengan baik.
peralatan-peralatan yang bergerak/
it
bergesekan untuk mengurangi keausan. b. Dasar–Dasar Operasional
Saw
(4) Mengecek volume pelumas pada gear (1) Pada dasarnya, dalam satu cycle proses
un
bos. Bila berkurang atau kekentalannya perebusan terdiri atas empat tahap
sudah encer, segera diganti dengan yang berikut.
baru. • Tahap deaerasi.
Keb
(5) Mengecek kondisi roda gigi, kopling • Tahap kenaikan steam.
maupun belting agar tetap dalam kondisi
apa • Tahap penahanan steam.
yang baik. • Tahap pembuangan steam dan kondensat.
(6) Mengecek semua sambungan mur- (2) Tujuan perebusan ialah sebagai berikut.
ean
bautnya. Bila ada yang kendur, segera TBS di loading ramp yang sudah diisi ke
Pab lola
dikencangkan. am
dalam lori selanjutnya dimasukkan ke
Kel
ard
(7) Bila ada pelat las-an yang terlepas segera dalam sterilizer untuk direbus.
dilaporkan ke atasan agar dilakukan Adapun tujuan dari perebusan TBS
li P
aru
dan
cangkang di stasiun inti. Perebusan yang menjalankan/mengoperasikan sterilizer
sempurna akan menurunkan kadar sesuai dengan langkah-langkah yang
air biji hingga 19—20% sehingga inti ada selama proses berlangsung.
it
menyusut, sedangkan cangkang tetap, • Pengontrolan dimaksudkan untuk
inti akan mudah lepas dari cangkang. mengetahui kesesuaian kerja peralatan
Saw
un
dengan sistem yang diprogramkan
c. Beberapa peralatan utama yang ada dengan cara melihat indikator baik
pada stasiun perebusan sebagai berikut. berupa lampu atau grafik.
Keb
(1) Bejana sterilizer Pemograman ditujukan untuk
Bejana sterilizer merupakan sebuah
apa menentukan waktu yang diperlukan
bejana tekan dengan tipe horizontal untuk setiap langkah perebusan.
dilengkapi dua unit pintu. Bodi terbuat (3) Kerangan steam
ean
dari pelat baja dengan ketebalan 15 Kerangan ini dilengkapi aktuator yang
Pab ola
BMS setebal 12 mm, besi siku untuk dengan bantuan tekanan angin secara
ard
rail track, dua buah nozzle steam inlet otomatis. Kerangan steam berfungsi
li P
aru
nozzle untuk steam exhaust dan drainase dan steam keluar dari bejana sterilizer.
rik
kondensat berdiameter 250 mm, serta Kerangan yang ada pada sterilizer
hM
ng
satu buah safety valve. Kapasitas satu terdiri dari kerangan steam masuk dan
ole
dan
No Kode Keterangan Perkiraan Waktu Menit Tekanan kg/cm2
Pemanasan kembali TBS restan hari
1. A 26 1—1,5
sebelumnya yang telah masak
2. B Buka/tutup pintu 20 -
it
3. C Puncak tekanan pertama 10 1,3—1,5
4. D Puncak tekanan kedua 10 2,2—2,5
Saw
un
5. E Rerata puncak tekanan ketiga 64 2,7—3,0
Interval waktu antarsiklus
6. X …………….. -
(sesuai jumlah rebusan tersedia di PKS)
Keterangan:
Keb
Siklus 5 dengan rebusan No. 1 dan siklus 6 dengan rebusan No. 2, dan sebagainya.
apa
e. Pengawasan Titik Kritis (3) Saluran pembuangan kondensat harus
Pengawasan titik kritis dalam proses lancar.
perebusan ialah sebagai berikut. (4) Bila dalam keadaan darurat, kerangan
ean
(1) Tekanan steam perebusan pada puncak inlet dan outlet harus dapat dioperasikan
Pab lola
aru
rik
hM
ng
ole
Me
f. Siklus Rebusan b. Pembukaan Pintu Sterilizer (Open Clutch
(1) Keterangan: Door)
• Siklus penguapan maksimum: A menit (1) Usahakan pintu sterilizer bagian belakang
dan
• Throughput pabrik terpasang: B ton/jam dibuka untuk menghindari terjadinya
• Jumlah rebusan terpasang: C unit salah pengertian dengan operator
• Jumlah lori/unit rebusan terpasang: D loading ramp. Pada saat menutup pintu,
it
unit tutuplah pintu sterilizer bagian depan.
• Kapasitas 1 unit lori: E ton/lori (2) Perhatikan pressure gauge yang ada
Saw
un
• Pintu terbuka sampai pintu tertutup: G pada rebusan sebelum membuka pintu
menit sterilizer. Pastikan valve safety device
dibuka dan steam yang keluar tidak
Keb
Maka dapat dirumuskan sebagai berikut. bertekanan (tekanan dalam sterilizer
* Siklus waktu perebusan maksimum (menit)
apa harus nol).
(3) Untuk memastikan tekanan dalam
C xDxE sterilizer nol, buka valve control steam
ean
(F) = x 60
B pada sterilizer (apabila masih ada tekanan
Pab ola
(2) Interval Waktu dalam menit baru pintu sterilizer dapat dibuka).
el
aru
B
bar berada di atas stopper.
ole
2. Prosedur Operasional (5) Dorong trolly dan pastikan posisi rel trolly
a. Start Operasional. tepat sejajar dengan rel sterilizer. kunci
Me
(1) Pastikan kompresor berfungsi dengan trolly dengan engsel yang telah tersedia.
baik. Setelah kedua pintu sterilizer terbuka dan
(2) Pasangkan grafik sterilizer sesuai dengan kedua trolly tepat pada posisinya, pintu
waktu perebusan dimulai. sterilizer sudah pada cantolan pengaman,
(3) Pastikan switch program atur pada posisi maka berilah aba-aba pada operator
automatis. loading ramp untuk memasukkan lori ke
(4) Atur waktu perebusan sesuai dengan dalam rebusan.
kebutuhan/kondisi buah. (6) Pastikan lori yang paling depan dan
paling belakang tidak terlalu dekat
dengan bibir pintu sterilizer (+ 30cm)
untuk menghindari agar lori tidak (1) Pengisian lori yang berisi TBS ke dalam
mundur dan menabrak pintu sterilizer. sterilizer.
dan
(7) Tutuplah pintu sterilizer bagian depan (2) Penutupan pintu sterilizer.
terlebih dahulu baru pintu bagian (3) Penguncian pintu pengaman sterilizer.
belakang. (4) Memasukan uap ke dalam dan
it
(8) Pastikan pintu rebusan terpasang dan mengeluarkan uap dari bejana sterilizer
Saw
tidak ada yang bocor. dengan membuka dan menutup
un
(9) Bersihkan brondolan yang jatuh di ring kerangan sesuai program otomatis
dan pintu rebusan. dengan urutan sebagai berikut.
Keb
Kondensat/ Main
c Penutupan Pintu Sterilizer (Closing Clutch Step
Exhaust Inlet
Door)
apa 1 Buka Buka
(1) Dorong pintu rebusan lalu putar tuas 2 Tutup Buka
Peak Pertama
kunci pintu rebusan ke atas sampai posisi 3 Buka Buka
ean
4 Buka Tutup
lock ring minimal 75% terkunci. Peak Kedua
Pab lola
5 Buka Buka
(2) Pastikan pada saat penguncian pintu am
Kel
6 Tutup Buka
ard
sterilizer, posisi lock ring harus menutup 7 Buka Buka
disc flange c/w tapered wedge minimal
li P
8 Buka Tutup
75% saat posisi pintu sterilizer tertutup 9 Buka Buka
e
aru
11 Buka Buka
(3) Setelah pintu sterilizer tertutup dengan Peak Ketiga
12 Tutup Buka
baik maka tekan tombol start yang ada
ole
13 Buka Buka
pada panel sterilizer. 14 Tutup Buka
Me
d. Siklus perebusan
Tahapan yang harus diikuti dalam satu siklus
proses perebusan sistem triple peak sebagai
berikut.
(5) Setelah tahapan ke-16 selesai dan panas steam ke dalam jaringan buah
tekanan sterilizer turun mencapai atau difusi. Deaerasi dilaksanakan saat
nol maka buah yang direbus telah dimulainya perebusan TBS dengan
dan
masak. Selanjutnya, dilanjutkan proses cara memasukkan uap dari bagian atas
pengeluaran buah dari rebusan . bejana rebusan dan mengeluarkan
(6) Buka kerangan safety device dekat pintu dari dasar bejana. Steam dimasukkan
it
dan cek secara visual apakah ada steam dari bagian atas rebusan melalui pipa
yang masih keluar. Pintu sterilizer dapat pemasukan yang dilengkapi dengan
Saw
un
dibuka bila steam yang keluar dari steam distributor dengan maksud agar
kerangan hand venting tidak ada lagi. penyebaran tekanan steam merata ke
(7) Tarik lori dari dalam sterilizer dengan semua bagian.
Keb
menggunakan capstan atau winches. (3) Pembuangan kondensat
(8) Sterilizer yang siap digunakan diisi
apa Pada proses perebusan, steam yang
kembali dengan lori TBS untuk siklus digunakan akan terkondensasi
berikutnya. menjadi kondensat yang terkumpul
ean
di bagian dasar sterilizer. Kondensat
Pab ola
aru
Dalam satu siklus perebusan, bila • Air kondensat yang tidak dibuang
rik
tekanan uap dapat mencapai 3 kg/cm2 dapat menggenangi buah yang direbus
hM
ng
dan bertahan dalam waktu 30 menit sehingga minyak akan terikut dalam air
ole
(2) Pembuangan udara dari sterilizer akan mempercepat keausan pada liner,
Udara merupakan penghantar panas dish end, dan bagian pintu sterilizer.
yang lambat sehingga akan menurunkan • Air yang terakumulasi akan
tekanan di dalam perebusan. Udara mengabsorbsi panas dari steam sehingga
yang ada di dalam bejana sterilizer harus panas dari steam akan berkurang.
dibuang dengan cara pengusiran oleh (4) Kebutuhan uap
uap. Cara tersebut disebut deaerasi. Jumlah uap yang dibutuhkan untuk
Deaerasi dilakukan selain untuk sekali perebusan dengan sistem tripple
pembuangan udara di dalam sterilizer, peak sekitar 250—360 kg/ton TBS
juga untuk pengusiran udara yang dengan perincian sebagai berikut.
berada di dalam TBS melalui penetrasi
• Pemanasan bejana perebusan: 80—120 kg Pemeriksaan meliputi hal-hal berikut.
• Proses perebusan: 120—140 kg • Packing pintu
dan
• Steam untuk deaerasi: 50—100 kg Bila packing pintu yang bocor tidak
segera diganti, akan mengakibatkan
(5) Waktu perebusan groove. Selain itu, parit dudukan packing
it
Perebusan membutuhkan waktu akan mudah terjadi keausan karena
Saw
penetrasi steam hingga ke bagian tandan tekanan steam. Pemeriksaan packing
un
yang paling dalam. Penetrasi panas ke dilakukan setiap hari sebelum proses. Bila
dalam tandan buah akan semakin cepat ada yang bocor, harus diganti.
bila tekanan uap semakin tinggi. Pada • Saringan buangan kondensat
Keb
sistem perebusan triple peak, pengusiran Saringan kondensat yang tersumbat
udara dari sela tandan buah terjadi
apa brondolan harus dibersihkan agar tidak
pada puncak kedua dengan tekanan terjadi genangan air kondensat.
sekitar 2,5 kg/cm2 yang diturunkan cepat • Trolly
ean
menjadi nol kg/cm2. Selanjutnya, buah Periksa apakah dudukan rail masih
Pab lola
aru
buah yang terpipil semakin tinggi. sekali perlu dilakukan untuk semua
Me
dan
Bila terjadi kebocoran, periksa segel segera lakukan proses pengeluaran
teplon. Jika rusak, harus diganti. dari dalam sterilizer dengan tetap
• Pintu memperhatikan keselamatan kerja.
it
Bagian pintu yang sering aus ialah di e. Bila ada packing yang terlepas/rusak,
bagian bawah karena sering terendam segera diganti untuk menghindari
Saw
un
air kondensat. Bila packing pintu tidak penurunan tekanan di dalam sterilizer
dapat lagi didudukkan pada groove akibat adanya steam yang terbuang.
atau parit maka groove pintu perlu
Keb
dilas. Kalau kerusakannya parah, harus C. SOP PEMISAHAN
dilakukan re-kondisi.
apa BRONDOLAN
• Inspeksi bejana sterilizer 1. Pendahuluan
Setiap empat tahun sekali, bejana a. Kebijakan Perusahaan
ean
sterilizer dilakukan inspeksi oleh Pada proses pemipilan (threshing) diusahakan
Pab ola
Disnaker, bagian-bagian bejana harus mungkin dengan batas brondolan yang tidak
ard
aru
pemeriksaan tidak terjadi hal-hal yang dalam stasiun ini dapat mempengaruhi
rik
tidak dikehendaki.
hM
ng
sebagai berikut.
pengeluaran lori buah ke sterilizer dan (1) Oil losses: 0,01 % di unstripped bunches
dari sterilizer, serta waktu membuka dan dan 0,30 % terhadap TBS di janjangan
menutup pintu harus diminimalkan. kosong.
b. Pemeriksaan/monitoring tekanan dari (2) Kernel losses: 0,01 % di unstripped bunches
grafik/chart setiap hari harus dilakukan terhadap TBS.
oleh asisten pabrik. Bila ada kondisi tidak
normal, dievaluasi dan diambil tindakan. b. Dasar –Dasar Pengolahan
c. Lamanya perebusan dapat bervariasi (1) Pemisahan brondolan/threshing
(1) Buah yang lewat matang/restan direbus sering juga disebut pemipilan buah/
dengan waktu yang lebih pendek. stripping. bertujuan untuk melepaskan
seluruh brondolan dari janjangan berputar dengan kecepatan 23 rpm,
secara maksimal sehingga kehilangan diameter sekitar 2.100 mm dan panjang
dan
brondolan dalam janjangan dapat 5.100 mm dengan kapasitas janjangan
dikurangi. yang dibrondol sekitar 45 ton FFB/jam.
(2) Pada prinsipnya kegiatan pemisahan Pada thresher ini dilengkapi dengan fruit
it
brondolan ada tiga bagian operasi, yaitu conveyor under thresher.
Saw
• Penuangan umpan melalui tippler ke (5) Bunch Crusher
un
auto feeder dan umpan ke thresher. Bunch crusher berfungsi untuk memecah
• Pemisahan brondolan dari tandannya janjangan kosong agar brondolan yang
menggunakan thresher. masih tertinggal mudah terlepas di
Keb
• Pengangkutan material yang dipisahkan, second thresher.
yakni brondolan ke digester dan tandan
apa (6) Thresher Kedua
kosong ke hopper tandan kosong. Tujuan dari thresher kedua adalah
menurunkan jumlah buah yang tidak
ean
c. Peralatan utama yang digunakan pada terpipil pada janjang kosong yang diolah
Pab lola
janjangan buah dari lori ke auto feeder yang berfungsi untuk membawa
e
aru
(2) Auto Feeder dan Bunch Hopper ke bunch crushner. Selain itu, dilengkapi
Auto feeder dan bunch hopper pula dengan fruit conveyor under second
ole
dan
bunch menjadi fiber yang akan dipakai Thresher
it
Fruit Elevator Bunch Crusher
d. Dalam praktik, tidak semua brondolan
Saw
un
dapat terpipil dari janjangannya. Kondisi Distributing Conveyor Second Thresher
Oil Loss < 5%
USB < 3% to FFB on NOS
Digester
berikut. Empty Bunch
Keb
Conveyor
(1) Buah yang diolah masih tergolong buah
mentah dan hard bunch.
apa Empty Bunch Break
Cutter
ean
tekanan steam yang kurang. a. Sebelum mengoperasikan peralatan
Pab ola
aru
stasiun pemisahan brondolan sebagai (1) Pastikan posisi breaker panel pada posisi
berikut. ON.
Me
(1) Oil loss in empty bunch: < 5,0% on NOS (2) Hidupkan semua conveyor empty bunch
(2) Unstripped bunches (USB): <3 % to EFB dari trhesher ke empty bunch break cutter.
(3) Hidupkan bunch crusher.
Flow chart di stasiun pemisahan (4) Hidupkan re-thresing conveyor.
brondolan dapat digambarkan sebagai (5) Hidupkan distributing conveyor.
berikut. (6) Hidupkan fruit elevator.
(7) Hidupkan fruit conveyor.
(8) Hidupkan fruit conveyor under second c. Penuangan buah.
thresher. (1) Lori berisi buah setelah direbus dalam
dan
(9) Hidupkan second thresher. sterilizer. Lalu, ditarik keluar dengan
(10) Hidupkan fruit conveyor under thresher. menggunakan capstan menuju transfer
(11) Hidupkan thresher. carriage. Selanjutnya, lori yang berisi
it
(12) Hidupkan bunch elevator/auto feeder. janjangan buah dengan bantuan
Saw
(13) Hidupkan tippler. transfer carriage dipindahkan ke jalur
un
(14) Periksa semua peralatan dan pastikan rail track untuk ditarik dengan capstan
berfungsi dengan baik. menuju tippler ke auto feeder.
(15) Hidupkan capstan untuk menarik lori
Keb
masuk ke bodi tippler. (2) Dalam mengoperasikan tippler, jangka
(16) Tekan tombol untuk memutar tippler
apa waktu penuangan janjang buah dari lori
secara perlahan-lahan sehingga buah menentukan tercapai tidaknya kapasitas
masuk ke hopper dan bunch elevator. pengolahan. Kecepatan penuangan
ean
(17) Hidupkan capstan untuk menarik lori harus disesuaikan dengan kapasitas
Pab lola
kosong. am
pengolahan.
Kel
ard
aru
(2) Pastikan umpan pada thresher, fruit terpipil. Untuk mengurangi USB,
Me
conveyor under thresher, dan second janjangan kosong dari thresher ini
thresher, serta fruit conveyor under second diumpan kembali ke bunch crusher dan
thresher telah kosong. Lalu alat tersebut second thresher. Selanjutnya, janjangan
dimatikan. kosong dikirim ke empty bunch break
(3) Matikan re-thresher elevator dan bunch cutter. Brondolan hasil pemipilan dikirim
crusher. ke digester.
(4) Matikan fruit conveyor, fruit elevator, dan
distributing conveyor. e Pemindahan Brondolan
(5) Matikan empty bunch conveyor. Brondolan hasil pemipilan di thresher
(6) Matikan breaker induk pada panel. dibawa dengan conveyor dan elevator
menuju digester untuk diproses lebih
lanjut.
f. Penanganan Janjangan Kosong 3. Pengendalian Proses
Janjangan kosong dari second thresher a. Kontinuitas umpan janjangan buah dari
dibawa ke empty bunch break cutter lori ke bunch conveyor atau elevator/
dan
untuk dicacah menjadi empty bunch fiber auto feeder harus disesuaikan dengan
sebagai bahan baku pembuatan pupuk kapasitas pabrik dan kapasitas lori agar
kompos. tidak overload.
it
b. Persentasi buah yang tidak terpipil
g. Pengoperasian Empty Bunch Break Cutter dengan sempurna (USB) dari second
Saw
un
Untuk mengoperasikan empty bunch thresher harus dimonitor dan tidak boleh
break cutter, pastikan power supply lebih 3% dari total janjang yang diolah.
sudah mencukupi dan stabil untuk USB ini dimonitor di conveyor janjangan
Keb
menghindari terjadinya overload pada kosong setiap dua jam terhadap 400
turbin/genset.
apa sampel janjangan kosong.
ean
proses berlangsung. dimonitor tidak boleh lebih dari 5% to
Pab ola
(2) Brondolan yang jatuh di sekitar tippler, d. Tutup thresher dan drum thresher drum
li P
lantai bunch elevator, fruit conveyor, dan pada bagian bawah harus dibersihkan
el
aru
(3) Seluruh sampah yang berserakan disapu e. Apabila second thresher rusak maka
ole
dan
(4) Mutu buah dan efisiensi proses buku laporan proses setiap akhir shift.
sebelumnya. (2) Dat jumlah lori buah yang didaur ulang
(5) Efisiensi proses perebusan buah. dicatat di dalam buku laporan proses.
it
Saw
g. Lakukan pencatatan terhadap hal berikut h. Beberapa permasalahan yang
un
ini. sering timbul dalam proses di
stasiun pemisahan brondolan serta
penanganannya sebagai berikut.
Keb
No. Permasalahan Penyebab Tindakan
1
apa
Oil losses di empty
bunch
a. TBS memar akibat bongkar
lantai.
a. Diusahakan agar buah kebun inti selalu
bongkar ke dalam loading ramp.
ean
b. Waktu perebusan terlalu lama. b. Buah dari kebun harus dikirim ke pabrik
dalam waktu kurang dari 24 jam.
Pab lola
aru
mentah.
rik
hM
ng
f. Rotor bunch crusher sudah aus. f. Merekondisi atau mengganti rotor
bunch crusher.
g. Threshing jalan satu unit. g. Memastikan kondisi threshing ada yang
ole
dan
a. Kebijakan Perusahaan dan expeller arm di mana alat tersebut
Melalui proses pengadukan dan dipasang pada satu poros yang berputar
pengempaan, diharapkan diperoleh minyak ± 25 rpm.
it
dari daging buah (mesocarp) secara maksimal Di dalam pengadukan di digester akan
dengan oil losses serendah mungkin dan menyebabkan terjadinya hal berikut.
Saw
un
Broken Nut yang minimum. - Daging buah terlepas dari nut
Standar total kehilangan minyak (oil sehingga nut lebih mudah
losses) dan nut pecah (broken nut) di dipisahkan.
Keb
proses pengempaan sebagai berikut. - Lumatnya daging buah sehingga
(1) Kehilangan minyal di fiber pres: < 7.0%
apa minyak mudah dikeluarkan.
on NOS - Massa buah akan lebih merata dan
(2) Broken nut to total nut: < 15% temperatur menjadi lebih homogen.
ean
- Sebagian minyak keluar dari daging
Pab ola
mudah dikeluarkan.
e
aru
dan
• Sand Trap Tank - Temperatur harus dijaga mencapai
Alat ini dibuat dari besi pelat berbentuk 95oC
tangki silinder, bagian bawahnya berupa - Temperatur digester harus 95o C.
it
kerucut. Fungsi dari peralatan ini adalah - Air panas sebagai dilution yang
Saw
untuk mengendapkan pasir dari minyak ditambahkan sekitar 1 : 1 terhadap
un
kasar hasil pengempaan. OER.
• Vibrating Screen - Pembuangan pasir dari sand trap
Alat ini berupa saringan yang bergetar tank minimum sekali setiap shift.
Keb
di mana ukuran frame saringan
Fruit Distributing
berdiameter sekitar 1,5 m dan lubang
apa Conveyor
Berondolan
saringan pada dek pertama 20 mesh dan
40 mesh pada dek kedua. Temperature : 95 oC
ean
Digester
aru
Crude oil tank berupa tangki berbentuk Vibrating Screen Bak Pasir
rik
hM
ng
dan
(3) Hidupkan vibrating screen dan ganti sepertiga volume screw press.
pompa ke otomatis. (6) Matikan screw press.
(4) Lakukan penyemprotan screen dengan (7) Matikan air dilusi.
it
air panas. (8) Lakukan pembersihan vibrating screen
(5) Buka steam pemanas untuk crude oil dengan air panas dan matikan vibrating
Saw
un
tank. screen.
(6) Pastikan pintu feeding ke press dalam (9) Matikan crude oil pump dan steam
keadaan tertutup. pemanas crude oil tank.
Keb
(7) Buka kerangan steam di digester.
(8) Hidupkan digester.
apa c. Pengadukan (Digesting)
(9) Buka pintu feeding digester dan diisi. (1) Buka kerang steam untuk pemanasan
(!0) Hidupkan screw press. massa digester. Pengaruh pemanasan
ean
(11) Setelah 20 menit pengadukan, buka di dalam digester akan menurunkan
Pab ola
(13) Buka kerangan air dilusi sesuai (2) Setelah digester dihidupkan, kemudian
el
aru
(14) Setelah beroperasi normal, kerangan sampai penuh. Volume massa buah di
hM
ng
drain bottom digester dibuka 2 jam sekali digester harus tetap penuh agar waktu
ole
dan
masuk ke press. Minyak yang keluar dari tinggi, tetapi efektifitas jumlah pasir
buah selama pengadukan, sebaiknya yang terbuang cukup tinggi. Bila saat
dikeluarkan secara langsung ke sand trap menguras sudah terlihat air yang keluar,
it
tank melalui lubang perforasi di dasar hentikan pengurasan.
Saw
digester dan juga dari bagian sisi chute. (2) Sand trap tank dipanaskan dengan
un
injection steam pada saat mulai proses
d. Pengempaan untuk pemanasan awal dan setelah
(1) Setelah press dihidupkan, kemudian panas kerangan steam injector ditutup.
Keb
umpan dari digester dimasukkan sampai
beberapa saat. Lalu, sistem hidraulik
apa f. Penyaringan Minyak Kasar
cone dihidupkan dan atur tekanan (1) Minyak kasar dari sand trap tank biasanya
cone agar diperoleh hasil press-an masih mengandung sedikit fiber dan
ean
dengan kehilangan minyak di ampas partikel lain. Kotoran tersebut dipisahkan
Pab lola
dan kebutuhan power sekitar 30—42 (2) Kotoran/partikel yang tidak lolos melalui
e
aru
selanjutnya dialirkan ke sand trap tank fruit conveyor untuk diproses ulang.
Me
dan
c. Temperatur digester dipertahankan 95 C. o
i. Temperatur air panas untuk dilution,
d. Lubang saringan di dasar digester dalam harus mencapai 95oC dan penambahan
keadaan tidak tersumbat dan kerangan ke crude oil sekitar 1 : 1 terhadap OER.
it
drain dari bawah digester harus selalu j. Setelah vibrating screen setelah
terbuka. beroperasi sekitar 250 jam maka harus
Saw
un
e. Pengaturan tekanan hidraulik pada dibersihkan atau disesuikan dengan
cone press harus dikontrol pada tekanan kondisi.
30—50 Bar dan arus listrik motor 30—42 k. Temperatur di crude oil tank
Keb
ampere. dipertahankan 95º C.
f. Setelah dioperasikan sehingga jarak
apa l. Seluruh alat ukur temperatur harus
celah gap antara worm screw dan press dalam keadaan baik dan dilakukan cross-
cage mencapai lebih 5 mm, sebaiknya check setiap tiga bulan sekali.
ean
dilakukan rekondisi untuk menjaga m. Instalasi pipa crude oil yang mengalami
Pab ola
efisiensi pengempaan agar tetap baik. kebocoran harus diganti dan pompa
am
Kel
sekitar tiga kali saja dan disesuaikan n. Tetesan minyak yang ada di peralatan,
li P
aru
dikosongkan hingga sisa sepertiganya. o. Bila terjadi masalah di stasiun lain, unit
hM
ng
Bila penghentian lebih dari dua digester dan press tidak boleh dimatikan
ole
dan
(3) Kadar kotoran (dirt) : < 0.015 %
(4) DOBI : > 2.70
it
Total kehilangan minyak (oil losses) di
Saw
stasiun pemurnian maksimal sebagai berikut.
un
Oil losses di sludge centrifuge : < 1 % terhadap
sample.
Keb
b. Dasar–Dasar Pengolahan
Pada dasarnya prinsip pengolahan di
apa
pemurnian sebagai berikut. Gambar Tan k i Pe mur n i an
(1) Proses pemisahan minyak dengan
ean
pengendapan secara gravitasi. - Continuous Settling Tank/Clarifier
Pab lola
aru
dan
minyak murni hasil pemisahan overflow.
di CST, memanaskan minyak - Sludge Buffer Tank
sebelum di proses ke purifier, serta Sludge buffer tank berfungsi
it
mengendapkan kotoran yang terikut sebagai tangki penampung sludge
dalam minyak. Tangki ini berbentuk untuk umpan ke sludge centrifuge
Saw
un
silinder dan bagian dasarnya dengan kapasitas tangki ± 3 m3 dan
berbentuk kerucut serta dilengkapi ketebalan pelat tangki 4,5 mm serta
bodi isolasi . dilengkapi dengan overflow yang
Keb
- Oil Purifier menuju ke sludge tank.
Oil purifier berfungsi sebagai alat
apa - Sand Cyclone
pengolah minyak dari POT untuk Sand cyclone berfungsi sebagai alat
mengurangi kadar kotoran secara pengurang kandungan pasir di
ean
maksimal dengan kapasitas olah sludge sebelum diproses pada mesin
Pab ola
aru
- Sludge Centrifuge
ole
dan
untuk mengurangi kadar air di CPO katalisator oksidasi yang akhirnya dapat
secara maksimal yang berbentuk menurunkan nilai DOBI.
tabung silinder berkapasitas 15 ton/ (5) Pipa pemanas dengan menggunakan
it
jam. Alat ini dilengkapi dengan sumber panas uap pada stasiun
Saw
nozzle penyemprot, gelas penduga, klarifikasi berfungsi untuk memanaskan
un
dan katup apung pengontrol level minyak sawit agar terhindar dari
CPO dari bahan stainless. Alat ini pembekuan serta mempertahankan
bekerja dengan tekanan –0,8 sampai viskositasnya yang berperan dalam
Keb
-1,0 Bar. pemisahan minyak dengan air dan zat
(2) Beberapa kritikal poin yang harus
apa padat berdasarkan berat jenis.
dipenuhi pada stasiun pemurnian (6) Efektivtas dari Clarifier Tank ditentukan
sebagai berikut. oleh tingkat kejernihan minyak yang
ean
• Temperatur sludge di clarifier: 85ºC— disaring melalui Skimmer dan sludge
Pab lola
90ºC am
underflow yang keluar kandungan
Kel
ard
• Tekanan vacuum dryer: - 0,8 Bar sampai minyaknya < 10%.
-1,0 Bar
li P
Temperature 85 s/d 90 oC
Clarifier Tank
• Tekanan sand cyclone: 2 Bar Under Flow : < 10% oil to sample
e
o
aru
Temperature minimal 90 C
• Kadar air CPO ex vacuum dryer: < 0,15 % Purifier Tek : -0,8 s/d -1 Bar Sand Cyclone
Dirt : < 0,015%
Vacuum Drier
Sludge Buffer Tank Tanki Pasir
< 0,015 %
Me
Light Phase
• Oil loss in heavy phase sludge centrifuge: <
Sludge Separator
Storage Tank
dan
nut, cangkang, dan kernel selanjutnya 20 Hp dengan putaran sekitar 70—80 rpm
dipecah dengan Cake Breaker Conveyor (CBC) diameter screw sekitar 60 cm dan 80 cm.
sehingga mudah dipisahkan dengan hisapan • Depericarper Column
it
blower fan di antara fraksi ringan dan fraksi Fungsinya sebagai kolom pemisah
berat. Fraksi ringan terdiri atas serabut, kernel campuran serabut, nut, cangkang, dan
Saw
un
pecah halus, pecahan cangkang tipis, dan kernel. Fraksi yang berat seperti nut, kernel
debu, sedangkan fraksi berat terdiri dari nut bulat, kernel pecah, dan partikel berat
utuh, nut pecah, kernel utuh, dan kernel pecah. lainnya akan jatuh ke dalam nut polishing
Keb
Dengan adanya daya hisap dari blower fan drum.
maka bagian dari ampas yang berat jenisnya
apa • Fibre Cyclone dan Air Lock
ringan terhisap dan jatuh di fibre cyclone, Fibre cyclone fungsinya memisahkan
sedangkan bagian yang berat jenisnya lebih udara dan serabut dengan bantuan
ean
tinggi jatuh ke polishing drum. efek sentrifugal. Air lock berfungsi
Pab ola
meminimalkan/mencegah kebocoran
am
Kel
(1) Faktor –faktor yang mempengaruhi udara pada discharge fibre cyclone dan
ard
efektifitas pemisahan nut dan serabut. mengeluarkan serabut dari fibre cyclone ke
li P
aru
kering ampas press yang dikeluarkan. dalam jumlah yang cukup untuk menaikkan
ole
• Kemungkinan adanya kebocoran atau fiber dari depericarper ke fibre cyclone. Fan
sumbatan pada ducting yang digunakan tekanan medium dengan
Me
dan
destoner berkisar 25 sampai 30 m/detik (5) Hidupkan Air Lock Fibre Cyclone
• Nut Silo (6) Hidupkan Fan Fibre Cyclone
Fungsinya menampung nut dari (7) Hidupkan Nut Polishing Drum
it
destoner sebelum diolah di ripple mill.
Saw
Kapasitas nut silo disesuaikan dengan Mematikan peralatan di stasiun
un
kapasitas pabrik. Pada bagian dalam, silo pemisahan nut kebalikan dari menghidupkan
diberi sekat-sekat segitiga horizontal. peralatannya dimulai dari awal ke akhir.
Tujuan dari penyekatan adalah agar
Keb
nut di dalam nut silo mempunyai Pada umumnya, proses pemisahan
permukaan yang dapat kontak langsung
apa nut dan fiber dengan sistem pneumatik
dengan udara lebih luas, sehingga udara meliputi proses berikut.
dapat dengan mudah melalui semua • Pemecahan gumpalan ampas press
ean
permukaan dari nut. • Pemisahan nut dari fiber
Pab lola
• am
Proses pembersihan nut dari sisa fiber
Kel
ard
• Pemisahan fiber dengan udara.
li P
aru
Ga m ba r N ut p o l i s h i n g d r u m
pisau-pisau atau screw yang berputar dengan
ampas press dan dinding-dinding CBC maka
2. Prosedur Operasional
nut akan terpisah dari fiber.
a. Pengoperasian mesin dan peralatan
Beberapa faktor yang berpengaruh dalam
Sebelum mengoperasikan peralatan di
proses pemecahan ampas press di CBC
stasiun ini, setiap operator wajib memastikan
sebagai berikut.
tidak ada orang/benda asing yang dapat
(1) Proses di digester dan press yang
menyebabkan kecelakaan kerja/kerusakan
memadai sehingga ampas press tidak
alat. Menghidupkan peralatan di stasiun
banyak mengandung minyak dan air.
pemisahan nut dimulai dari akhir ke awal
(2) Kecepatan paddle atau pisau
proses dengan urutan sebagai berikut.
direkomendasikan 2,4 meter/detik.
(1) Hidupkan Nut Distribusi Conveyor
(3) Sudut pemasangan pisau atau pitch
(2) Hidupkan Air Lock Nut Cyclone
screw menentukan kecepatan conveyor.
c. Pemisahan nut dan fiber di depericarper nut semakin lama bergerak ke ujung
Ampas press yang telah dipecah di dalam drum dan nut akhirnya jatuh di bagian
CBC akan ditransfer menuju Column De er. paling ujung pada lubang nut polishing
dan
Dengan adanya daya hisap dari blower maka drum. Nut yang keluar oleh conveyor
bagian dari ampas yang berat jenisnya ringan diteruskan ke kolom destoner di mana
terhisap dan jatuh di fibre cyclone, sedangkan nut akan terhisap blower dan masuk ke
it
bagian yang berat jenisnya lebih tinggi jatuh nut silo, sedangkan batu akan jatuh ke
dan masuk ke polishing drum. Ampas press bawah. Bila proses di nut polishing drum
Saw
un
yang basah akan menurunkan efektifitas tidak sempurna, akan menyebabkan
pemisahan nut dengan fiber. terjadinya hal–hal berikut.
Proses pemisahan nut dengan fiber di (1) Proses pemecahan nut di ripple mill
Keb
dericarper bila tidak bersih dapat disebabkan effisiensinya berkurang.
oleh berikut
apa (2) Fiber/sampah akan mengotori
(1) Tidak sempurnanya proses sebelumnya lingkungan dan menganggu bekerjanya
seperti di sterilizer dan pengadukan di alat.
ean
digester. (3) Kadar kotoran kernel meningkat dan
Pab ola
(2) Ampas press yang tidak cukup kering. menyebabkan penurunan mutu
am
Kel
kapasitas.
li P
(4) Kecepatan hisapan udara yang e. Pemisahan fiber dengan udara di fibre
el
aru
ducting, ducting tersumbat dan belting Fiber dihisap ke bagian atas fibre cyclone
hM
ng
depricarper fan longgar, dan sebagainya. karena adanya efek sentrifugal yang
ole
dan
pemisahan fiber dengan udara. i. Lakukan pelumasan terhadap bearing fan,
(1) Adanya kebocoran udara dari air lock. CBC, air lock, dan hanger bearing, serta
(2) Ampas press yang basah dan kandungan rantai transmisi seminggu sekali.
it
minyaknya tinggi.
G. SOP KERNEL RECOVERY
Saw
(3) Hisapan depericarper fan kurang atau
un
tidak cukup kuat. 1. Pendahuluan
(4) Kemungkinan adanya kebocoran atau a. Kebijakan Perusahaan
penyumbatan pada ducting. Kernel recovery meliputi aspek kegiatan
Keb
pemecahan biji, pemisahan kernel dari
3. Pengendalian Proses
apa cangkang, pengeringan, serta penyimpanan
a. Pembersihan impeller fan, ducting di fibre kernel. Kebijakan yang ditetapkan sebagai
cyclone seminggu sekali dan lakukan berikut.
ean
pemeriksaan ada tidaknya kebocoran (1) Melalui proses pemecahan biji
Pab lola
pada ducting. am
diharapkan diperoleh efisiensi
Kel
ard
b. Penyetelan paddle CBC atau pengelasan pemecahan yang tinggi dan kernel pecah
ribbon conveyor semi screw dilaksanakan yang rendah.
li P
aru
kecepatan putaran depericarper fan secara kualitas sesuai standar dan kehilangan
berkala. kernel minimal.
ole
fan dan velocity box disesuaikan dengan kadar air kernel produksi sesuai standar
kebutuhan untuk menaikkan atau sehingga lebih tahan disimpan.
menurunkan hisapan. Adapun standar kualitas yang ditetapkan
e. Fiber, sisa tandan kering, dan benda ialah sebagai berikut.
asing yang terikut ke nut polishing drum • Kadar air kernel : maksimal 8,00%
setelah sampai di ujung dikeluarkan dan terhadap sampel
dikumpulkan di suatu tempat. • Kadar kotoran (dirt) : maksimal 8,00%
f. Nut dan batu yang jatuh dari destoner terhadap sampel
dipisahkan secara manual. Selanjutnya, • kernel pecah (broken kernel) : maksimal
nut dimasukkan ke nut silo/ripple mill. 5,00 % terhadap sampel
g. Lakukan pembersihan nut silo enam
bulan sekali.
Total kehilangan kernel (kernel losses) di stage, yaitu Light Tenera Dry Separator
stasiun pemisahan kernel maksimal ialah (LTDS) I & II, sedangkan pemisahan cara
sebagai berikut. basah dengan menggunakan sistem Clay
dan
• Kernel losses di dry shell: 2,0 % terhadap bath atau Hydrocyclone Separator.
sampel (4) Silo Kernel
• Kernel losses di wet shell: 2,0 % terhadap Kernel dari hasil pemisahan masuk ke
it
sampel silo kernel masih mempunyai kadar air
yang tinggi sekitar 12%—15%. Untuk
Saw
un
b. Dasar–Dasar Pengolahan mengawetkan kernel agar tidak mudah
(1) Pemecahan Nut berjamur maka diperlukan pengeringan
Tujuan pemecahan nut adalah di silo kernel sehingga kadar air kernel
Keb
memecahkan cangkang/tempurung dari mencapai 7%—8 %. Pengeringan di
nut sehingga kernel dapat dipisahkan
apa silo kernel sekitar 15 jam yang dilakukan
pada proses selanjutnya. Alat yang dengan hembusan udara panas yang
digunakan untuk memecah nut adalah telah melalui Heater Radiator.
ean
ripple mill. (5) Kernel Bulking Silo
Pab ola
nut agar kernel-nya terlepas dari sIstem pneumatik atau kernel elevator ke
li P
cangkangnya sehingga mudah untuk bulk silo untuk disimpan sebelum dikirim.
el
aru
separator. Alat ini terdiri dari rotor bar dan Pengawasan titik kritis dalam kernel
hM
ng
ripple bar atau ripple plate yang terbuat recovery sebagai berikut.
ole
dari besi tuang. Kapasitas ripple mill • Efisiensi pemecahan nut di ripple mill
umumnya 4.000—8.000 kg nut setiap minimal: 97%
Me
dan
Ripple Mill Efficiency : > 95% drum.
Cracked Mixture
Kernel Losses :
(13) Hidupkan air lock LTDS I
< 2,5% (Dry Shell)
Separating Column
(14) Hidupkan fan LTDS I.
it
Kernel Losses : (15) Hidupkan air lock cracked mixture to
Hydrocyclone / < 3,5% (Wet Shell)
Saw
Dry Kernel
Claybath
LTDS I.
un
Wet Kernel
(16) Hidupkan cracked mixture elevator.
Kernel Silo Shell Bin
(17) Hidupkan cracked mixture conveyor.
Moisture : < 7,00%
(18) Hidupkan ripple mill.
Keb
Kernel Bulk Silo Dirt : < 7,00%
Broken Kernel : < 15,00%
F l ow c h a r t p ro s e s d i s t a s i u n
(19) Hidupkan silo kernel fan.
pemisahan kernel.
apa (20) Hidupkan blower fan bulk silo kernel.
2. Prosedur Operasional
b. Pemecahan nut dengan ripple mill
ean
a. Sebelum mengoperasikan peralatan
Pengoperasian alat ini dimulai dengan
Pab lola
aru
dan
memisahkan batu dan benda asing ke kolom pemisah pertama. Adanya
lainnya dengan nut karena batu, baut, hisapan udara cangkang yang ringan
atau logam lain dapat menyebabkan dan tipis akan terhisap ke shell cyclone
it
kerusakan ripple plate dan rod. dan diteruskan ke silo cangkang,
(4) Kapasitas ripple mill tidak overload. sedangkan kernel yang berbentuk bulat
Saw
un
(5) Putaran rotor yang terlalu rendah <900 dan cangkang tebal melalui air lock
rpm akan menurunkan efisiensi (banyak akan jatuh ke kernel grading drum. Fraksi
nut tak pecah), sedangkan putaran berat yang tidak terhisap, seperti batu,
Keb
terlampau tinggi kernel yang hancur potongan besi, dan material lainnya akan
akan meningkat.
apa jatuh ke lantai. Pada kernel grading drum
nut dan sampah akan jatuh ke bawah,
c. Pemisahan kernel dengan cangkang sedangkan kernel dan cangkang kasar
ean
Pemisahan kernel dan cangkang dari cracked lewat chute masuk kolom pemisahan
Pab ola
- Pemisahan dengan hisapan angin Pada kolom kedua, kernel bulat yang
li P
aru
(1) Pemisahan system pneumatik kernel pecah melalui chute dan air lock
Pemisahan cangkang dengan kernel akan masuk ke Hydrocyclone/Clay bath.
Me
dan
dua tahap agar hasil pemisahan lebih
sempurna.
Cara kerja Hydrocyclone
it
Sebelum terisi campuran cangkang dan
Saw
kernel, bak Hydocyclone terlebih dahulu
un
diisi air. Selanjutnya mengikuti cara kerja
berikut.
• Campuran kernel dan cangkang masuk
Keb
d. Pemisahan dengan clay bath
ke bak ”A1” yang sudah berisi air.
Prinsip pemisahan dengan clay bath didasari
Selanjutnya, campuran plus air dengan
apa dengan perbedaan berat jenis kernel basah
pompa P1 dipompa ke cyclone “ C1”.
yang mempunyai berat jenis 1,07; sedangkan
• Pada cyclone “C1” dengan adanya gaya
ean
cangkang mempunyai berat jenis 1,30.
sentrifugal, fraksi cangkang terlempar di
Pab lola
aru
dan
dimasukkan ke silo kernel untuk dikeringkan akan menyebabkan terjadinya discoloring
hingga kadar airnya mencapai 7%—8 %. dan juga menyebabkan minyak meleleh
Agar pengeringan berjalan dengan baik, level dari permukaan kernel. Hal itu akan
it
kernel di silo kernel diatur stabil 80% volume menurunkan mutu kernel.
silo. Kadar air kernel yang rendah sangat (3) Penyimpanan kernel
Saw
un
penting sebelum disimpan di bulk silo. Hal Kernel yang sudah kering keluar dari silo
ini untuk menghindari tumbuhnya jamur kernel ke kernel conveyor selanjutnya
yang dapat menurunkan kualitas kernel. melalui sistem pneumatik/kernel elevator
Keb
Lamanya pengeringan sekitar 15 jam dengan dikirim ke bulk silo kernel. Selama di bulk
temperatur udara pengering 70 C—80 C.
apa o o
silo sebaiknya blower silo fan dihidupkan
Pengeringan yang biasa digunakan ada untuk mencegah terjadinya kondensasi,
dua tipe. di mana air yang timbul dari kondensasi
ean
- Pengering tipe rectangular dapat mempercepat korosi dinding bulk
Pab ola
yakni dengan mengalirkan udara panas Kadar air maksimal 7%—8%, kadar
el
aru
kelemahannya karena bentuk silo kotak plate) harus diatur sesuai dengan ukuran
sering kernel melekat pada sudut silo nut (nut size). Hal ini bertujuan untuk
sehingga penurunannya tidak merata. memperkecil terjadinya broken kernel
(2) Pengering tipe cylindrical dan persentase nut yang tidak pecah.
Silo ini berbentuk silinder dilengkapai Apabila jarak antara rotor dengan ripple
dengan heater yang berada di plate terlalu lebar, akan berakibat banyak
bagian bawah silinder. Udara panas nut yang tidak pecah. Sebaliknya, jarak
dihembuskan melalui pipa di tengah yang terlalu dekat akan berakibat banyak
silinder kemudian disebarkan ke kernel yang pecah.
seluruh dinding silo. Dengan silo yang b. Untuk menjaga efisiensi ripple mill
berbentuk silinder, kernel keluar lebih operator diwajibkan mengambil dan
memeriksa sampel setiap dua jam.
c. Pemeriksaan dan penggantian rotor bar h. Dalam pengoperasiannya, posisi silo
secara berkala setiap 250 jam operasi. kernel harus selalu terisi penuh atau
dan
Hal ini untuk menjaga agar efisiensi minimal 80% dari daya tampungnya dan
pemecahan nut tetap tinggi. suhu dijaga pada 70—80º C agar efisiensi
d. Agar kehilangan kernel rendah di pengeringan dapat tercapai.
it
pemisahan dengan sistem pneumatik i. Diperlukan perawatan secara terjadwal
Saw
perlu dilakukan penyetelan damper untuk pengosongan silo kernel diperiksa
un
pengaturan kecepatan udara secara trial dan dibersihkan dengan minimal tiga
and error sampai didapat kondisi yang bulan sekali, sedangkan untuk heater
optimum dan stabil. radiator dibersihkan dengan compressor
Keb
e. Lakukan pemeriksaan terhadap keausan/ minimal satu minggu sekali.
kebocoran semua air lock sebulan sekali
apa j. Waktu penimbunan kernel di dalam
untuk mencegah losses kernel yang bulk silo usahakan tidak terlalu lama
tinggi. karena akan berpengaruh terhadap
ean
f. Faktor-faktor yang harus diperhatikan mutu kernel. Begitu pula untuk
Pab lola
aru
(2) Permukaan cone harus rata supaya k. Beberapa permasalahan yang sering
rik
hM
ng
dan
b. Vortex finder telah aus. b. Penggantian vortex finder.
c. Feeding terlalu besar. c. Pengaturan feeding stabil.
d. Efisiensi ripple mill terlalu rendah d. Melakukan perbaikan ripple mill untuk
(<97%). pencapaian efisiensi > 97%.
it
e. Volume dan kualitas air e. Menjaga volume dan kualitas air tetap
hydrocyclone kurang penuh dan penuh dan baik.
Saw
kurang bersih.
un
f. Kapasitas pompa kurang (putaran f. Pemeriksaan impeller pompa secara
rendah, impeller aus). berkala.
2 Kadar air tinggi a. Heater dalam keadaan bocor a. Memperbaiki/mengganti heater yang
atau aliran steam ke heater tidak bocor.
Keb
berfungsi.
b. Air dari hydrocyclone terikut b. Menghindari masuknya air dari hydro
masuk kedalam silo kernel. cyclone ke silo kernel.
apa c. Steam trap tidak berfungsi c. Pemeriksaan instalasi pipa steam.
dengan baik
ean
d. Saluran udara panas dalam silo d. Memastikan steam trap berfungsi
kernel tersumbat oleh kernel atau dengan baik.
Pab ola
benda lainnya.
am
Kel
e. Melekatnya fiber pada bodi e. Membersihkan strainer silo kernel fan.
ard
silo kernel yang menyebabkan Heater silo kernel dicuci minimal satu
terjadinya isolasi, retention time di minggu sekali. Kernel silo bagian dalam
li P
aru
ole
dan
mengalir melalui pipa api, sedangkan Bila perlakuan air tidak dilakukan dengan
air boiler berada di luar atau di sekeliling baik maka akan mempercepat terbentuknya
pipa. Boiler jenis ini kapasitasnya kecil. kerak pada pipa yang selanjutnya akan
it
(b) Jenis pipa air menurunkan efisiensi boiler.
Saw
Pada boiler pipa air, gas, atau api,
un
pembakaran melalui celah-celah pipa e. Pemanasan Air Umpan
yang terisi air. Keuntungan jenis ini Pemanasan air umpan di deaerator bertujuan
tingkat penguapan tinggi, sirkulasi menghilangkan kandungan oksigen pada
Keb
air cepat dan seragam (konstan) air boiler. Bila oksigen tidak dihilangkan,
menghasilkan perpindahan panas
apa akan menyebabkan proses oksidasi dengan
yang baik, heating surface besar yang logam sehingga akan menyebabkan
mengijinkan kenaikan uap cepat, aman korosi. Pemanasan air boiler berlangsung
ean
dalam pengoperasian, membutuhkan pada tekanan tetap (tekanan isobarik) di
Pab lola
aru
Kapasitas dan tekanan steam boiler yang ke dalam deaerator melalui nozzle sehingga
rik
hM
ng
dipilih/digunakan harus disesuaikan dengan terjadi kontak langsung antara uap dengan
kebutuhan steam untuk pembangkit tenaga air. Uap yang lebih panas melepaskan panas,
ole
dan keperluan proses di pabrik minyak kelapa sedangkan air yang dingin menyerap panas
Me
sawit. Steam yang dihasilkan boiler digunakan sehingga temperatur air di dearator naik
sebagai berikut. dari 85o C menjadi lebih dari 105o C dengan
(1) Penggerak utama steam turbin untuk tekanan 5 Psi.
pembangkit tenaga listrik.
(2) Perebusan buah di sterilizer. f. Proses Terbentuknya Steam
(3) Pemanasan crude oil, air, kernel, minyak di Air umpan di dalam drum atas berada di
storage tank, dan lain-lain. bagian bawah dari drum dan selanjutnya
dialirkan ke drum bawah header-header
d. Air Boiler melewati pipa-pipa turun. Dari header-
Sebelum digunakan untuk umpan boiler, air header, air didistribusikan masuk ke pipa-
harus mengalami treatment secara internal pipa pemanas karena pipa-pipa pemanas
dan eksternal. Hal ini dimaksudkan untuk mendapat pemanasan baik secara radiasi
menghilangkan/menurunkan kandungan maupun konveksi dari pembakaran bahan
bakar maka di dalam pipa-pipa pemanas menghembuskan udara pembakaran
terjadi perubahan fase air dari cair menjadi dan abu sisa pembakaran. Bagian sisi
uap. Dari pipa-pipa pemanas masuk ke drum depan ruang bakar terdapat main
dan
atas, oleh steam separator yang terdapat di hole untuk mengatur agar proses
dalam drum atas dipisahkan antara uap dan pembakaran sempurna. Selain itu,
air. Uap terkumpul di bagian atas drum dan sebagai jalan untuk inspeksi dan
it
air berada di bagian bawah drum bercampur perawatan saat tidak beroperasi.
dengan air masukan yang baru. Selanjutnya, (3) Drum Boiler
Saw
un
air mengalami sirkulasi, sedangkan uapnya Drum boiler ada dua, yaitu drum atas
merupakan uap basah yang mengalir ke (upper/steam drum) dan drum bawah
pipa-pipa superheater untuk dipanaskan lagi (lower/mud drum). Kedua drum ini
Keb
menjadi uap kering. dilengkapi dengan main hole yang
apa berfungsi untuk mengontrol, memeriksa,
g. Beberapa bagian utama dan membersihkan bagian dalam drum.
perlengkapan boiler yang penting Fungsi dari masing-masing drum sebagai
ean
sebagai berikut. berikut.
Pab ola
aru
digerakkan oleh elektromotor atau turbin umpan ke header dan lower drum.
ole
Ruang bakar berfungsi sebagai tempat dan header-header antara drum atas dan
pembakaran bahan bakar (cangkang drum bawah. Pada drum ini dilakukan
dan serabut) untuk memanaskan dan drain kotoran/endapan (blow down).
menguapkan air yang mengalir di (4) Header Air Umpan.
dalam pipa-pipa pendidih. Ruang bakar Header berfungsi sebagai tempat
ini pada bagian bawahnya disekat menampung air umpan dan
dengan susunan roster yang dapat mendistribusikan air tersebut ke pipa-
dibuka/ditutup dengan cara hidrolik pipa pendidih untuk dipanaskan menjadi
dengan bantuan kompresor. Bagian uap. Header merupakan bejana baja
bawah ruang bakar ada ruangan untuk berbentuk silinder yang dipasang di
sekeliling dapur pembakaran pada
bagian bottom/dasar sisi-sisi dinding ini masih berupa air sebab pipa ini tidak
boiler. Pada header dilengkapi dengan mendapatkan pemanasan langsung.
dan
handhole untuk pemeriksaan dan (7) Fan/Blower
pipa drain untuk pengeluaran kotoran Ada tiga jenis fan yang digunakan yang
saat pembersihan kerak di pipa- masing-masing dilengkapi dengan
it
pipa pemanas. Header ini dilengkapi damper yang dikontrol secara elektronis
Saw
dengan handhole yang berfungsi untuk atau otomatis. Damper ini untuk
un
memeriksa bagian dalam header. mengatur jumlah kapasitas udara yang
(5) Pipa Pemanas mengalir pada ducting fan. Ketiga jenis
Pipa pemanas ini berfungsi untuk fan tersebut sebagai berikut.
Keb
mengubah air menjadi uap dengan • Induced Draft Fan (IDF) berfungsi untuk
bantuan pemanasan secara konveksi
apa membantu isapan gas hasil pembakaran
dari udara panas hasil pembakaran di agar dapat lancar terbuang lewat
ruang bakar. Pipa-pipa pemanas ini cerobong.
ean
berupa pipa-pipa baja yang tersusun • Force Draft Fan (FDF) berfungsi untuk
Pab lola
aru
bawah dihubungkan pada header dan • Secondary Force Draft Fan berfungsi
rik
hM
ng
drum atas. Susunan pipa-pipa pada mengatur jatuhan bahan bakar yang
Me
dan
yang mengalir. Hasil pemisahan masuk • Automatic Modulating Control
ke dalam hopper abu (dust collector) yang Fungsinya untuk mengatur volume air
selanjutnya keluar dari dust collector di dalam drum atas secara otomatis.
it
melewati damper yang operasinya Pada bagian ini dipasangkan level switch
dilakukan secara otomatis. Pada ujung yang berfungsi untuk membatasi air di
Saw
un
keluaran dari dust collector dipasang dalam drum baik kondisi maksimum
bak penampung abu, dengan tujuan maupun minimum. Level switch di set
agar abu tidak berserakan dan mudah berdasarkan tekanan di dalam tabung.
Keb
pembuangannya. Apabila level air naik, akan menambah
(10) Cerobong Asap
apa tekanan di dalam tabung sehingga akan
Fungsinya untuk membuang gas sisa menggerakkan kontak listrik dan sirene
pembakaran ke udara luar agar tidak berbunyi. Selain itu, tanda air di dalam
ean
menimbulkan polusi udara. drum atas berada pada skala maksimum
Pab ola
bahan bakar ke dalam ruang bakar boiler. Sebaliknya, apabila air di dalam tabung
li P
aru
keadaan selama boiler beroperasi untuk menjaga level air tetap stabil pada
hM
ng
agar tidak terjadi sesuatu hal yang level normal di dalam drum atas boiler.
ole
dan
sebagai petunjuk bahwa posisi level air ambang batas yang ditentukan agar
di drum kurang dari batas minimal atau boiler dapat terjaga dengan baik.
posisi air melebihi batas maksimal yang • Panel Kontrol
it
diatur oleh modulating control. Fungsinya untuk mengontrol
Saw
beroperasinya peralatan listrik untuk
un
boiler. Umumnya panel ini berisi volt
meter, ampere meter, lampu indikator,
sirene, dan PLC.
Keb
apa 3. Prosedur Operasional
Sebelum mengoperasikan peralatan
di stasiun ini, setiap operator wajib
ean
memastikan tidak ada orang/benda asing
Pab lola
am
yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja/
Kel
ard
kerusakan alat.
a. Operasional Boiler
li P
aru
dan
• Periksa kondisi rooster dan coba - Operasikan double damper.
operasikan dumping grate. - Operasikan draft control pada posisi
• Periksa jumlah dan kecukupan bahan “close” (damper ID fan tutup 100%).
it
bakar dan persedian air di feed water - Operasikan blower ID fan.
tank. - Operasikan handle draft control ke
Saw
un
• Periksa instrumen panel terutama sistem posisi “auto”.
cut off dan interlock. - Operasikan blower FD fan dengan
• Periksa posisi air di drum dengan terlebih dahulu damper tutup penuh.
Keb
memonitor level air di gelas penduga - Operasikan secondary FD fan dengan
dengan cara mengurangi dan
apa terlebih dahulu damper tutup penuh.
menambah air di dalam drum hingga Setelah operasi normal damper buka
alarm berfungsi. ± 70%.
ean
• Periksa pressure gauge pada superheater • Operasikan rotary feeder dan masukkan
Pab ola
• Pastikan control damper ID fan dapat • Pertahankan tekanan ruang dapur pada
li P
aru
superheater pada posisi terbuka penuh • Buka damper utama FD fan (melalui
hM
ng
• Buka kerangan drain valve pada - Untuk tekanan <15 kg/cm2 damper
superheater dan starting valve pada posisi buka 40%—70%.
Me
dan
- Pembukaan secara tiba-tiba akan diberikan pada suplai bahan bakar dan
mengakibatkan turunnya tekanan udara pembakaran.
secara tiba-tiba dan kenaikan level air • Perhatikan densitas dari asap. Asap
it
yang tiba-tiba akan mengakibatkan dengan densitas tebal yang keluar dari
Saw
bahaya lanjutan. cerobong menunjukkan kekurangan
un
- Air kondensat harus benar-benar udara atau pembakaran yang tidak
sempurna, akan dikhawatirkan sempurna.
kemungkinan terjadinya water • Perhatikan temperatur gas buang
Keb
hammering. (normal 350o C—370o C). Temperatur
• Tutup starting valve dan kerangan drain
apa gas buang terlalu tinggi mengakibatkan
pada superheater header. berkurangnya efisiensi ketel.
• Periksa semua peralatan-peralatan atas
ean
suara-suara yang abnormal. b. Penghentian Operasi
Pab lola
yang direncanakan dan lakukan suplai uap lainnya, serta air vent.
e
aru
kerangan pengaman (safety valve) pada penduga (harus high water level)
superheater dan upper drum. Hal ini untuk - Turunkan tekanan hingga < 10 kg/
ole
dan
“ON”. down dari lower drum dan unit header.
• Boiler stop operasi dalam waktu yang • Periksa temperatur air umpan
lama. (temperatur air umpan ≥100o C akan
it
Berhentikan boiler secara normal dan terjadi vacum pada feed water pump)
lakukan sirkulasi air secara kontinu. • Periksa kuantitas air pada feed water tank
Saw
un
- Perawatan "cara kering” dan peralatan-peralatan pada feed water
* Air dalam boiler dikosongkan. tank.
* Masukkan gas Nitrogen (N2) • Periksa feed water pump atas kesalahan
Keb
hingga tekanan 2 kg/cm . 2
fungsinya.
- Perawatan “cara basah”
apa • Apabila sistem piping pada feed water
* Boiler harus tetap dipanaskan pump diparalel untuk boiler yang lain,
hingga tekanan ± 2 kg/cm . 2
periksa kerangan-kerangan paralelnya.
ean
* Setiap hari air ketel harus • Hentikan pengisian bahan bakar dan
Pab ola
penggantian air.
li P
aru
c. Pemberhentian boiler secara darurat Bila terjadi kekurangan air akan dapat
rik
air umpan dari electric pump ke steam boiler menjadi rusak. Kondisi kekurangan
pump. air dapat diketahui dari posisi level air di
Me
dan
titik terendah air di dalam boiler, sedang nozzle pipa di dalam drum sudah
boiler masih beroperasi. terpasang dengan arah yang benar.
- Matikan supply bahan bakar - Periksa apakah masih ada orang,
it
- Tutup semua kerangan supply uap peralatan kain kotor, dan barang
Saw
- Matikan semua blower (ID fan, FD fan, asing lainnya yang tertinggal di
un
dan secondary FD fan) dalamnya. Setelah yakin dalam drum
- Tutup semua damper. telah bersih, pintu main hole pada
- Tarik api secepatnya dari ruang bakar. drum ditutup.
Keb
- Tutup rapat semua main hole. • Pemeriksaan Casing
- Biarkan boiler dingin secara alami.
apa Perhatikan pemasangan baut pada
- Setelah boiler dingin, isi air dan casing yang terletak di bawah upper
periksa apakah terdapat kerusakan drum lubang baut berbentuk panjang
ean
(kebocoran) pada pipa atau rol (oval) dan pemasangan bautnya harus
Pab lola
pipanya. am
mempunyai spasi ± 20 mm.
Kel
ard
- Bila hasil hydro test tidak terdapat • Pemeriksaan Kerangan dan Flange
kebocoran boiler dapat dipanaskan Periksa pemasangan kerangan secara
li P
aru
Boiler yang digunakan di PKS mempunyai pada sambungan flange telah terpasang
tekanan yang cukup tinggi maka dalam dengan sempurna.
mengoperasikannya harus memperhatikan • Pemeriksaan Switch Board dari instrumen
beberapa hal berikut. panel serta elektro-motor
(1) Pengoperasian Boiler Baru Periksa apakah semua komponen listrik
Mengoperasikan boiler baru atau boiler dan pasangan wiringnya sudah benar
yang telah lama tidak dijalankan harus dan dapat berfungsi dengan baik. Cek
mengikuti prosedur sebagai berikut. arah putaran elektromotor pada semua
• Pemeriksaan Upper Drum dan Lower alat satu per satu . Periksa instrumen
Drum panel apakah sistem kontrol pada boiler
- Buka main hole dan periksa tersebut semuanya sudah dapat bekerja
pemasangan packing-packing dan secara sempurna, terutama terhadap
baut-baut internal upper drum, sistem kontrol pada tinggi rendah air
dalam boiler.
• Pemeriksaan Draft Control - Selama operasi perhatikan
Tekanan dapur harus dijaga pada –5 casing, ducting, bearing, dan
sampai –10 mm H2O dengan melakukan komponen-komponen lainnya akan
dan
penyetelan di draft control. kemungkinan terdapatnya bunyi,
• Pemeriksaan Blower (Fan) vibrasi, atau kepanasan yang kurang
- Sebelum blower dioperasikan harus normal.
it
dilakukan pemeriksaan berikut. - Pada waktu operasi dihentikan,
* Bagian dalam blower dan pastikan periksa setiap baut, bearing, dan
Saw
un
tidak ada lagi barang-barang asing komponen lainnya akan adanya
tertinggal di dalamnya. kemungkinan menjadi longgar.
* Angker-angker baut mur dan - Pergunakan minyak pelumas dengan
Keb
baut-baut sambungan flange, sisi jumlah yang memadai.
isap dan sisi tolak, centering dari
apa • Hydrostatic Test
sambungan coupling serta protektor Sebelum dioperasikan, harus terlebih
untuk pengamanan, apakah telah dahulu dilakukan hydrotest guna
ean
terpasang dengan sempurna. mengetahui apakah sistem pengerolan
Pab ola
aru
dan
menaikkan tekanan kerja dari tekanan 0 secara perlahan-lahan sehingga air
s.d. tekanan kerja sekitar 2 jam—3 jam. dalam gelas penduga turun sampai
Pemakaian bahan bakar komposisinya +85 mm di atas normal water level,
it
terdiri dari serabut 75% dan cangkang alarm HWL akan berhenti dan lampu
Saw
25%. Sistem pemasukan bahan bakar hijau pada panel mati.
un
dibantu dengan hembusan udara - Lakukan blowdown kembali sehingga
ventilator yang berasal dari feeder fan air di dalam gelas penduga turun
agar bahan bakar merata tersebar di atas sampai 1st low water level, air dalam
Keb
kisi-kisi dapur atau fire grate. gelas penduga harus berada pada
ean
• Pengisian boiler dengan air menyala, operasikan kembali feed
Pab lola
- Periksa banyaknya air yang water level berhenti dan lampu kuning
e
aru
langsung ke dalam tangki. 1st low water level. Pada saat alarm 1st
Me
- Periksa semua kerangan, apakah low water level berbunyi dan lampu
kerangan yang seharusnya terbuka kuning menyala, alarm 1st low water
sudah benar terbuka dan yang level diriset. Lalu, lakukan blowdown
seharusnya tertutup sudah benar sehingga air di dalam gelas penduga
tertutup. Periksa semua handle berada pada
operasinya apakah sudah mudah –120 mm di bawah NWL dan alarm
dioperasikan. untuk 2nd LWL berbunyi bersamaan
- Operasikan electric feed water pump dengan lampu merah menyala.
hingga air dalam gelas penduga Operasikan kembali feed water pump
mencapai high water level dan alarm hingga air dalam gelas penduga
untuk HWL berbunyi, serta lampu berada pada –105 mm di bawah NWL
hijau pada panel menyala.Perhatikan dan alarm untuk 2nd low water level
apakah kondisi air dalam gelas berhenti serta lampu merah mati.
- Setelah HWL, 1st LWL, 2nd LWL • Inspeksi dan persiapan pengapian
alarm serta lampu indikator bekerja - Pastikan bahwa semua yang
dengan baik, operasikan kembali berputar dan bergerak telah diberi
dan
feed water pump hingga air dalam minyak pelumas secukupnya.
gelas penduga tepat pada normal Pemberian jenis bahan mutu minyak
water level. pelumas disesuaikan dengan standar
it
yang diperlukan.
• Pengamanan untuk low water level - Cek ruang pembakaran dan periksa
Saw
un
- Operasikan feed water pump hingga secara hati-hati kondisi roster,
high water level. Operasikan semua kondisi dinding dapur, dan nozzle-
blower dan peralatan sesuai dengan nozzle udara, apakah kemungkinan
Keb
prosedur pengoperasian. Lakukan tersumbat. Pastikan tidak ada orang
blowdown secara perlahan-lahan
apa tertinggal di dalam dapur maupun
hingga air dalam gelas penduga boiler proper dan gas duct.
turun sampai –60 mm di bawah - Pastikan bahwa alat kontrol tekanan
ean
NWL (pada kondisi 1st LWL). Timer ruang dapur telah berfungsi dengan
Pab ola
otomatis akan mati, kecuali electric udara untuk dicoba dan diteliti,
li P
aru
- Operasikan kembali feed water pump penyetel dengan posisi damper, buka
rik
hingga air di dalam gelas penduga penuh damper induced draft fan.
hM
ng
dan
- Periksa meter tekanan (pressure • Setiap 4 jam
gauge) pada superheater dan drum, Abu yang terbentuk dari proses
termometer pada superheater, serta pembakaran bahan bakar harus sering
it
flue gas (gas buang). dibersihkan agar tidak menutupi
Saw
- Operasikan peralatan pengisi bahan ventilator sehingga suplai udara ke
un
bakar dalam keadaan kosong untuk dalam ruang bakar tetap terjamin.
mengamati operasinya. Apabila telah - Lakukan soot blowing pada saat
beroperasi normal, masukkan bahan beban boiler sedang kecil atau pada
Keb
bakar ke dalam ruang bakar hingga saat temperatur outlet gas >3500C.
merata di atas rangka bakar.
apa Tekanan uap untuk soot blowing
harus lebih
(3) Pengawasan Rutin 15 kg/cm2 dan level air dari drum
ean
Setelah boiler berjalan normal, hal-hal harus diamati. Prosedur pelaksanaan
Pab lola
aru
dan
maka lakukan blowing. Jangan
memakai soot blowing tanpa • Setiap 2 minggu
memutarnya untuk jangka waktu - Memeriksa dan membersihkan
it
yang lama. strainer air dan uap.
* Setelah selesai operasi soot blowing, - Memeriksa rooster dan
Saw
un
kerangan utama dari shoot blower menggantinya jika ada yang patah.
harus ditutup dan kerangan drain - Membersihkan pipa-pipa dan
harus dibiarkan terbuka. dinding batu dari abu-abu sisa
Keb
- Tarik dan buang kerak abu dari atas pembakaran yang melekat.
rooster.
apa - Membersihkan abu-abu dari dalam
Abu dibersihkan dengan cara dikorek cerobong.
keluar melalui pintu dapur 3—4 jam - Memeriksa serta membersihkan
ean
sekali. Pengorekan abu dilakukan abu pada rotor blower ID fan dan fan
Pab ola
aru
- Jika dijumpai bara api dan abu - Membersihkan bagian luar semua
hM
ng
jatuh ke bawah maka harus segera pipa-pipa, drum, dan header dari
ole
dan
dalam boiler harus diusahakan normal. harus dibuang dengan membuka penuh
Permukaan air yang terlalu rendah kerangan drain header superheater dan
dapat menyebabkan overheating kerangan air vent untuk menghindari
it
pada drum dan pipa. Hal tersebut kerusakan pipa. Kerangan air vent dan
Saw
dapat berakibat pecahnya pipa boiler, drain header harus ditutup kembali
un
sedangkan permukaan air yang terlalu setelah boiler dioperasikan mencapai
tinggi dapat menyebabkan terikutnya tekanan 8 kg/cm2.
air ke dalam superheater sehingga dapat (6) Blowdown
Keb
merusak peralatan turbin dan pipa Blowdown air boiler dilakukan dengan
boiler bila terjadi foaming. Pada saat
apa maksud untuk mengurangi dan
boiler beroperasi, gelas penduga harus membatasi konsentrasi padatan atau TDS
dioperasikan kedua unitnya dengan sampai batas yang diizinkan. Pengaturan
ean
memperhatikan batas air normal, yaitu blowdown dapat dilakukan dengan tiga
Pab lola
aru
• Tutup keran saluran uap yang masuk ke periode dan waktu tertentu, dengan cara
gelas penduga. mengawasi konsentrasi TDS dalam air
ole
dan
T = TDS air boiler dalam satuan ppm dari instrumen kontrol ke dalam jurnal
dan diinspeksi oleh asisten proses setiap
Jika diumpamakan, hasil analisis shift.
it
laboratorium menunjukkan hasil bahwa
air umpan boiler= 80 ppm dan air boiler= f. Semua kerusakan harus dilaporkan di
Saw
un
1900 ppm. jurnal dan diperbaiki.
Maka % blowdown air boiler: g. Melaksanakan test safety valve drum dan
Keb
80 superheater satu kali setiap shift.
= --------------- x 100%
1900 – 80
apa h. Setiap melakukan penarikan abu dari
ruang dapur harus menggunakan alat
ean
Bila diinginkan TDS berada pada batas keselamatan kerja.
1900 ppm, maka perlu dilakukan blowdown
Pab ola
am
4,39% per jamnya.
Kel
b. Roaster/fire grate yang bocor harus shift untuk memastikan pompa dapat
l
aru
bekerja normal.
Hal ini untuk menghindari terjadinya
rik
hM
ng
api jatuh di bawah fire grate yang dapat j. Pengisian bahan bakar harus merata
ole
dan
genset dengan turbin maksimum 10% dari Pelaksanaan paralel genset dilakukan
jam operasi pabrik. apabila tekanan steam jatuh di bawah
20 kg/cm2.
it
b. Dasar-Dasar Operasi (4) Steam turbin digerakkan oleh
Saw
Sumber pembangkit tenaga listrik yang lazim superheater steam boiler pada tekanan
un
digunakan ada dua jenis. minimal 28 Bar. Turbin ini dikopel dengan
- Turbo generator. alternator untuk menghasilkan tenaga
- Diesel genset. listrik.
Keb
(1) Turbo Generator (Steam Turbine (5) Pelaksanaan sinkron atau paralel
Generator)
apa disebabkan oleh beberapa hal, di
Fungsi dari turbo generator sebagai antaranya sebagai berikut.
sumber pembangkit tenaga listrik utama • Frekuensi generator turbin turun.
ean
yang digunakan untuk menggerakkan • Voltage generator turbin turun
Pab lola
aru
digerakkan oleh tekanan uap dari boiler (6) Beberapa peralatan pendukung yang
rik
hM
ng
yang melalui nozzle menggerakkan sudu- dipergunakan pada steam turbin ialah
sudu yang kemudian menggerakkan sebagai berikut.
ole
generator sehingga diperoleh tenaga • Oil cooler dan pompa sirkulasi air
Me
dan
• Prim L.O pump casing rotor apabila terjadi beberapa hal
Fungsinya untuk melakukan pelumasan berikut.
pendahuluan sebelum turbin beroperasi - Putaran turbin terlalu tinggi.
it
normal. - Bila putaran terlalu tinggi melebihi
• Valve hand nozzle batas yang ditentukan maka
Saw
un
Fungsinya untuk meringankan putaran peralatan pada over speed trip
turbin apabila tekanan steam drop, akan bekerja dan mendorong tuas
dengan cara membuka nozzle. Bila melepaskan kaitan. Klep pengaman
Keb
kondisi normal, nozzle ditutup. menutup dengan cepat karena
• Sistem kontrol
apa tarikan pegas yang kuat.
Fungsinya untuk pengaturan tekanan - Putaran terlalu rendah.
uap. - Bila putaran terlalu rendah dari
ean
• Alat-alat ukur putaran yang diijinkan, akan
Pab ola
voltage, ampere, dan level indikator tuas (valve trip level) dan emergency
el
aru
Fungsinya untuk mengatur buka dan unit pengolahan. Bejana ini dilengkapi
tutup pembuangan uap bekas turbin. dengan bagian-bagian berikut.
Keran ini dibuka sebelum turbin • Make up valve yang berfungsi untuk
beroperasi dan ditutup bila turbin menaikkan atau menambah tekanan.
berhenti. • Safety valve dan surplus valve berfungsi
• Hand trip untuk membuang kelebihan steam.
Fungsinya untuk mematikan turbin • Kerangan-kerangan berfungsi untuk
secara otomatis apabila terdapat problem distribusi steam ke stasiun pengolahan.
emergency. • Steam trap berfungsi untuk membuang
kondensat.
• Pressure gauge dan recorder berfungsi (9) Kemudian, buka steam valve inlet sedikit
untuk mengukur dan mencatat tekanan. untuk pemanasan casing turbin +5
dan
menit.
2. Prosedur Operasional (10) Sesudah pemanasan, putar load limit
a. Sebelum mengoperasikan peralatan pada angka tiga untuk menghindari
it
di stasiun ini, setiap operator harus putaran kejutan pada shaft.
Saw
menggunakan alat pengaman (11) Buka steam inlet valve secara berangsur-
un
pendengaran (ear move) dan wajib angsur dan putaran turbin sudah
memastikan tidak ada pekerjaan mencapai 500 rpm. Putar kembali load
perawatan/benda asing yang dapat limit pada angka sepuluh.
Keb
menyebabkan kecelakaan kerja/ (!2) Putar speed setting secara perlahan-
kerusakan alat.
apa lahan sampai putaran turbin mencapai
Menghidupkan steam turbin harus 4.500 rpm, ON-kan breaker frekuensi
dilaksanakan berurutan sesuai dengan pada panel turbin dan perhatikan
ean
prosedur pengoperasian berikut. frekuensinya, setting sampai 50 Hz.
Pab lola
aru
0,3 kg/cm .
2.
(1) Kurangi beban turbin secara berangsur-
(5) Buka penuh keran drain untuk drain angsur.
separator, governor valve, exhaust casing, (2) Pindahkan sisa beban ke diesel genset
pipa steam utama (main steam pipa) dan dengan cara sinkronisasi/paralel steam
buka semua steam trap. turbo alternator dengan diesel genset.
(6) Buka penuh keran exhaust (di atas BPV). (3) Putuskan hubungan arus listrik dari
(7) Pastikan semua peralatan trip pada steam turbo alternator dengan panel
kondisi reset dengan cara menarik knob utama engine room dengan cara melepas
reset yang ada pada turbin. atau meng-OFF-kan ACB dan dilanjutkan
(8) Setelah tekanan di boiler 20 kg/cm , 2
dengan meng-OFF-kan neutral switch.
buka kerangan by pass pada make up (4) Putar speed setting pada woodward
kira-kira 25% keran drain pada BPV. Valve governor berlawanan arah jarum jam
blowdown dibuka. sampai habis putarannya.
(5) Tutup keran uap masuk (steam inlet keseluruhan kerangan kondensat untuk
valve). mengurangi beban tekanan pada turbin.
(6) Jika kecepatan putaran turbin menurun
dan
maka secara otomatis priming LO pump d. Prosedur pengoperasian generator set
akan beroperasi untuk mempertahankan sebagai berikut.
tekanan minyak pelumas agar berada (1) Lakukan pemeriksaan peralatan pada
it
pada batas 0,2 kg/cm2—0,3 kg/cm2. generator, air radiator, oli pelumas ,
(7) Ketika turbin sudah berhenti, buka belting, baterai, dan buka keran bahan
Saw
un
semua keran drain pada turbin untuk bakar.
mengeluarkan air dan sisa uap dari (2) Pindahkan tongkat (handle) pada posisi
dalam turbin. start.
Keb
(8) Biarkan air pendingin dan priming LO (3) Tekan tombol pada posisi start dan
pump tetap beroperasi selama +30 menit
apa tunggu hingga mesin berjalan normal
setelah turbin berhenti (bertujuan untuk lebih kurangma l menit.
mendinginkan gear bearing dan casing (4) Pastikan voltage dan frekuensi pada
ean
turbin). keadaan normal (380 Volt, 50 Hz).
Pab ola
untuk oil cooler dan stop priming LO e. Prosedur penghentian generator set
ard
bahwa temperatur bearing turbin sudah (1) Turunkan putaran mesin (putaran
el
aru
(1) Pada saat keadaan darurat, kita dapat (2) Matikan mesin dengan cara
menekan knop emergency stop yang ada memindahkan switch ke posisi off.
pada panel MCB. (3) Tutup kran aliran bahan bakar.
(2) Lokal stopping tekan hand trip yang
terdapat di atas trip casing maka spindel f. Prosedur pelaksanaan sinkronisasi atau
akan bergerak menekan kebawah dan paralel antarturbin dan genset sebagai
governor valve segera menutup yang berikut.
digerakan oleh mekanisme trip dan (1) Setel multi step switch (line in selector)
turbin segera berhenti beroperasi. ke posisi sumber arus listrik yang akan
(3) Melakukan pembuangan steam secara masuk ke panel utama engine room multi
manual melalui relief valve dan membuka step switch:
• Posisi 1= Diesel genset No. 1 (250 KW) (8) Lakukan pemindahan beban dari genset
• Posisi 2= Diesel genset No. 2 (400 KW) ke turbin secara perlahan sampai beban
dan
• Posisi 3= Diesel genset No. 3 (500 KW) pada genset nol baru OFF-kan breaker
• Posisi 4 = Diesel genset No. 3 (500 KW) genset.
• Posisi 5 = Steam turbo altenator (9) Setelah beban seluruhnya berada pada
it
(2100 KW) turbin maka lakukan penyesuaian Cos φ.
Saw
• Posisi 6 = Steam turbo alternator (10) Putar switch kapasitor bank dari manual
un
(1600 KW) ke otomatis.
(2) Key switch di ON-kan untuk sumber arus (11) Tutup kerangan drain separator dan
listrik yang akan masuk ke panel utama. kerangan by pass steam trap.
Keb
(3) Selanjutnya, pompa air circuit breaker (12) Setelah semuanya berjalan normal maka
turbin sampai tombol push on keluar.
apa operator memperhatikan pressure gauge.
(4) Sebelum melakukan sinkronisasi, Apabila tekanan boiler mendekati 30
dilakukan penutupan blowdown BVP, kg/cm2 maka operator harus membuka
ean
kerangan exhaust dan steam trap by pass steam by pass ke BPV agar boiler tidak
Pab lola
• frekuensi turbin dan genset harus sama Uap dari boiler harus melalui steam separator
e
aru
• putaran jarum sinkronoskop harus diset yang selanjutnya diteruskan ke rotor yang
Me
searah jarum jam (+), dan dipasangkan seri dengan poros. Rotor
• atur posisi jarum tepat tegak (berada berputar di dalam lilitan-lilitan kumparan
pada jam 12) serta lampu sinkronoskop yang mengakibatkan medan magnet. Garis-
mati. garis medan magnet yang terpotong oleh
(6) Setelah semua dilalui maka dapat kita putaran rotor menimbulkan tegangan listrik
lakukan sinkronisasi dengan menekan dan arus. Arus yang timbul diserap oleh pole-
push ON yang ada pada ACB sehingga pole sebagai tegangan yang dibangkitkan.
terjadilah sinkronisasi. Selanjutnya, didistribusikan untuk memenuhi
(7) Untuk setiap pembebanan/pemasukan kebutuhan lewat panel distribusi.
arus listrik ke panel utama engine room
harus terlebih dahulu dipastikan bahwa h. Prinsip Kerja BPV
neutral switch sudah berada pada posisi Prinsip kerja BPV, yaitu menampung steam
ON. buangan turbin sampai tekanan maksimum
3,5 kg/cm². Agar tekanannya stabil maka g. Dilarang membuka main inlet steam
dilengkapi dengan make up valve. valve dan exhaust steam valve bila tidak
menghidupkan priming L.O Pump turbin.
dan
3. Pengendalian Proses
a. Lakukan pengujian terhadap fungsi h. Sebelum mengoperasikan turbin, harus
hand trip satu minggu sekali dan over dilakukan pembukaan keran by pass
it
speed trip dilaksanakan setiap enam kondensat untuk menghindari uap basah
bulan sekali oleh teknisi turbin untuk sebab dapat merusak sudu-sudu turbin.
Saw
un
memastikan bahwa sistem trip masih Di samping itu, akan menimbulkan
berfungsi dengan baik. pressure drop yang tinggi.
Keb
b. Apabila frekuensi turun akibat tekanan i. Pengoperasian genset tidak dibenarkan
uap yang masuk ke turbin kurang,
apa over load yang ditandai dengan
jangan menambah frekuensi putaran memerahnya turbo charger. Jika genset
turbin. Akan tetapi, buka exhaust di BPV beroperasi 20 jam terus-menerus, harus
ean
secara manual. diberhentikan sekurang-kurangnya dua
Pab ola
jam.
am
Kel
beban pada turbin, dapat dilakukan j. Pemeriksaan level air radiator, air battery,
li P
aru
normal (4.500 rpm) sebab putaran di atas k. Pada saat sinkronisasi frekuensi turbin
ole
e. Jika terjadi trip pada ACB jangan posisi nol dan lampu sinkron padam.
langsung menghidupkan kembali Jika tidak maka proses sinkronisasi tidak
turbin yang masih berputar. Tunggu dapat dilakukan.
hingga putaran turbin berhenti. Lakukan
pemeriksaan terhadap penyebab l. Pastikan semua alat proteksi pada
trip. Jika tidak ada masalah dapat MCB dalam keadaan baik atau dapat
dioperasikan kembali. bekerja pada kondisi abnormal (Referse
Power, Over Current, Earth Fault) untuk
f. Apabila terjadi keadaan bahaya matikan menghindari kerusakan alat pembangkit
turbin dengan mempergunakan listrik.
emergency switch.
m. Operator harus melakukan pencatatan di dalam air dan tidak berubah bentuk,
operasi turbin dan genset pada buku seperti lumpur, pasir, bahan-bahan
dan
jurnal setiap jam yang ditandatangani organik, minyak, dan bakteri. Bila
oleh asisten proses setiap shift. jumlahnya besar, akan menyebabkan
kekeruhan dalam air.
it
J. SOP PENGOLAHAN AIR • Dissolved solid
Saw
Adalah padatan yang larut di dalam
un
1. Pendahuluan air yang bergabung dengan molekul-
a. Kebijakan Perusahaan molekul air atau di dalam larutan seperti
Pada umumnya Pabrik Kelapa Sawit garam-garam dan asam. Komposisi
Keb
memerlukan air bersih untuk kepentingan padatan yang larut tergantung dari
pengolahan, air pendingin, air umpan
apa macam sumber air dan lokasi sumber air.
boiler, pencucian, dan keperluan domestik. Padatan terlarut yang banyak dijumpai
Sumber air yang digunakan umumnya dalam air, antara lain alkalilinitas,
ean
berasal dari sungai atau anak sungai. Oleh kesadahan, garam sodium, besi, mangan,
Pab lola
dapat memenuhi syarat sesuai kriteria yang Adalah gas-gas yang ada di air yang
e
aru
air yang digunakan untuk keperluan pabrik Gas-gas ini tidak stabil dan dapat dilepas
dan domestik sebelumnya harus melalui dengan perubahan suhu, tekanan, atau
ole
dan
lumpur yang tersuspensi/melayang kesadahan, silika, dan total dissolved
di dalam air dengan bantuan solid (TDS).
penambahan bahan kimia. Proses - Deaerator
it
penjernihan air dapat dibagi atas Merupakan alat pemanas air
empat langkah proses. umpan boiler dengan tujuan untuk
Saw
un
* Perbaikan PH (6,8—7,2). menghilangkan gas terlarut seperi
* Koagulasi oksigen, karbon dioksida, dan
* Flokulasi amonia yang dapat menyebabkan
Keb
* Sedimentasi korosi.
- Penyaringan (Filtrasi)
apa • Internal treatment
Penyaringan merupakan tahap akhir Internal treatment merupakan proses
dari proses penjernihan air. Alat yang perlakuan air di dalam boiler dengan
ean
digunakan berupa pressure sand filter. tujuan untuk mencegah pembentukan
Pab ola
Disinfeksi adalah proses pemusnahan terjadinya carry over. Air umpan boiler
ard
bakteri dan virus yang ada di dalam dengan analisis kimia dapat diketahui
li P
air. Prosesnya dengan menambahkan jenis dan jumlah kandungan zat yang
el
aru
menurunkan kesadahan air, silika, dan yang tidak larut. Pengaruh dari
TDS sehingga air memenuhi syarat untuk pembentukan kerak adalah
digunakan sebagai air umpan boiler. berkurangnya proses perpindahan
Bila garam kesadahan dalam air tidak panas yang mengakibatkan pipa
dihilangkan atau dikurangkan, akan menjadi overheating sehingga
menyebabkan kerak pada pipa boiler. mengakibatkan penggembungan
Pelunakan air sering dilakukan dengan atau pembengkokan pipa serta
peralatan berikut. pelepuhan pipa.
- Softener - Korosi
Merupakan resin penukar ion yang Korosi di air umpan boiler terjadi
berfungsi untuk menurunkan ketika air asam atau pH rendah,
kesadahan air atau total hardness. air mengandung oksigen yang
terlarut, dan karbon dioksida, serta baik, akan menimbulkan kerak di dalam
konsentrasi dari kaustik tinggi. dinding pipa-pipa pemanas maupun
dan
Biasanya, pH rendah ditandai dengan dinding drum. Adanya kerak ini akan
hilangnya logam, oksigen, dan gas- mengakibatkan beberapa hal sebagai
gas korosif yang menyebabkan berikut.
it
lubang-lubang besar. Pengaruh dari • Proses pemanasan air di dalam pipa-pipa
Saw
korosi ini adalah rusaknya pipa boiler. pemanas berlangsung lama.
un
- Carry over • Bahan bakar untuk menaikan steam
Carry over di air umpan boiler terjadi diperlukan banyak.
karena masuknya air dan solid • Uap yang dihasilkan kurang, bermutu
Keb
melalui uap boiler. Hal ini disebabkan jelek, dan kapasitasnya berkurang.
oleh kelebihan solid yang terlarut dan
apa • Kemungkinan terjadinya pemanasan
tidak terlarut, tingginya alkalinitas, lokal pada pipa yang berakibat
serta tingginya kandungan minyak overheating dan ledakan/pecahnya pipa.
ean
di air umpan boiler. Pengaruh dari • Efisiensi kerja boiler rendah.
Pab lola
aru
dan
sebelum diinjeksi ke dalam clarifier tank. sehingga dapat mengurangi kandungan
• Bak pengendap/tangki basin tank gas O2 dan CO2.
Fungsinya untuk mengendapkan pasir, • Tangki penampung air umpan
it
lumpur, dan gumpalan-gumpalan partikel Fungsinya untuk menampung air umpan
yang terbawa dalam air. sebelum dialirkan ke dalam deaerator.
Saw
un
• Water basin pump (6) Beberapa kritikal poin yang harus
Fungsinya untuk mentransfer air yang dipenuhi di dalam pengolahan air, yaitu
telah diendapkan di dalam bak pengendap sebagai berikut.
Keb
masuk ke dalam pressure sand filter. • Penjernihan air
• Pressure sand filter
apa - Suspended solid (Turbiditi) : < 2 Ntu
Fungsinya untuk menyaring padatan- • Air umpan boiler
padatan yang terdapat dalam air yang - pH: 7,0—8,5
ean
masuk ke pressure sand filter melalui media - Total hardness: Trace
Pab ola
aru
dan
level air di sungai dan memastikan tidak butiran menjadi diameter lebih besar.
sedang ada kerusakan/perbaikan di Koagulan mangalami difusi di dalam
instalasi pompa. air oleh pencampuran yang kuat
it
(2) Operator pada saat melakukan untuk mendapatkan waktu kontak
Saw
pencampuran bahan kimia harus yang cukup di antara partikel-partikel
un
menggunakan masker penutup hidung, dan bahan kimia penjernih air. Untuk
sarung tangan, dan kaca mata, terutama menetukan dosis bahan kimia yang
dalam penanganan HCl, H2SO4 dan NaOH ditambahkan perlu dilakukan jar test.
Keb
agar tidak kontak langsung dengan tubuh Urutan penambahan kimia dalam proses
yang akan mengganggu kesehatan.
apa koagulasi sebagai berikut.
• Penambahan bahan kimia dilakukan
b. Proses penjernihan air injeksi pump pada pipa masuk ke clarifier
ean
Proses penjernihan air melalui tahapan dengan dosis bahan yang ditambahkan
Pab lola
alat pressure sand filter. Di clarifier, air proses • Jarak titik injeksi bahan kimia yang
e
aru
dan
* Soda ash (Sodium Carbonat)
Ppm Chemical x Kap. Pompa RWP x 1 jam = X kg Bahan Kimia
* Kaustik soa (NaOH) 1000000
* Polyelectrolit
Sementara itu, untuk menentukan
it
Alum bereaksi dengan alkali
sehingga membentuk alumunium kapasitas chemical pump dengan
Saw
un
hidrokside yang akan mengikat konsentrasi larutan kimia sebesar y%
padatan halus yang terdapat ialah sebagai berikut.
dalam air.
Keb
X kg/y% x 100 % = Z liter /jam
Reaksi Kimia:
apa
Al2( SO4)3 + 6 Na HCO3 2 AL(OH)3 + 3 Na2SO4 + 6 CO2
Di mana :
Alum Sulfat Sodium Aluminium Sodium Carbon
RWP = Raw Water Pump
ean
Bicarbonat Hydroxide Sulfat Dioxide X kg = Jumlah chemical yang
Pab ola
chemical tank
pH yang terbaik pada saat proses
li P
aru
yang diinginkan
—7,2 karena aluminium hydroxide
rik
- Konsentrasi larutan
hM
ng
dan
terhisap ke tubuh yang akan sand filter dan masuk ke water tank untuk
mengganggu kesehatan. didistribusikan.
(3) Flokulasi
it
Flokulasi merupakan kelanjutan dari c. Pelunakan air
Saw
proses koagulasi. Pada proses ini terjadi Pelunakan air merupakan proses
un
pembentukan partikel yang lebih besar penghilangan zat-zat yang terlarut
atau flok dengan sistem pengadukan dalam air atau kesadahan air yang dapat
sehingga flok yang terbentuk bertambah menimbulkan masalah pada boiler dan
Keb
besar, bertambah berat, dan mudah steam line.
mengendap.
apa (1) Softener plant
(4) Sedimentasi Softener plant adalah alat berupa tabung
Merupakan proses pengendapan silinder berisi resin yang digunakan
ean
partikel-partikel yang ukurannya relatif untuk menghilangkan kandungan
Pab lola
aru
air setelah proses penjernihan dengan tersebut akan jenuh (tidak mampu
melewatkan air pada media yang mengikat lagi) dan perlu diaktifkan
berpori. Media berpori merupakan kembali dengan cara regenerasi dengan
campuran pasir dan kerikil kuarsa larutan NaCl.
dari yang halus sampai yang kasar • Reaksi pada saat proses:
dan disusun secara berlapis-lapis. Air
yang sudah diendapkan dalam bak 2 Na R + CaSO4 Na2 SO4 + Ca R2
Resin Calsium Sodium Resin
pengendapan kemudian dipompakan Sulfat Sulfat
ke dalam pressure sand filter. Hal tersebut 2 Na R + Ca(HCO3)2 2 Na HCO3 + Ca R2
dilakukan karena adanya tekanan air Resin Calsium Sodium Resin
Bicarbonat Bicarbonat
merembes ke pori-pori yang terbuat
2 Na R + MgCO3 Na2 CO3 + Mg R2
dari lapisan pasir dan kerikil sehingga Resin Magnesium Sodium Resin
kotoran berbentuk gumpalan akan Carbonat Carbonat
- Air yang mengandung ion kalsium resin. Larutan garam akan mencuci
dan magnesium masuk ke dalam lapisan permukaan resin. Regenerasi
bejana penukar ion. terjadi dengan cara sodium dalam
dan
- Dalam bejana terdapat sejumlah larutan garam menggantikan kalsium
butiran/partikel resin dan tiap dan magnesium hardness pada
partikel mengandung ion natrium. resin penukar ion. Lamanya regerasi
it
Pertukaran ion mulai berlangsung. berkisar 30—45 menit. Jumlah garam
Ion kalsium dan ion magnesium yang dibutuhkan berkisar 0,1—0,2
Saw
un
diserap oleh resin dan sebaliknya, kg/liter resin dengan kecepatan laju
resin akan melepaskan ion natrium. aliran 0,03—0,07 l/menit per liter
- Air yang keluar dari softener sudah resin.
Keb
rendah hardness-nya selanjutnya - Pembilasan/rinse
apaditampung di feed water tank. Air dipaksa mengalir melalui
- Lama-kelamaan resin akan kehabisan lapisan resin untuk menghilangkan
ion natriumnya dan jenuh dengan kelebihan garam. Setelah mencapai
ean
ion kalsium serta ion magnesium trace pada hardness, unit dapat
Pab ola
aru
dan
O2 dan CO2 akan terbebas dan keluar dari kemudian ditambahkan bahan kimianya.
deaerator. Air yang sudah di-deaerasi,
diaduk oleh uap yang datang terus- f. Tangki yang digunakan harus tahan
it
menerus membuat sisa-sisa gas yang ada terhadap sifat asam atau basa sehingga
Saw
menjadi hilang. Setelah pengadukan kebocoran dapat dicegah.
un
oleh uap, air yang sudah di-deaerasi
diumpankan ke boiler. g. Pastikan flow meter berfungsi dengan
baik dan dicatat pemakaian air setiap
Keb
3. Pengendalian Proses hari.
a. Instalasi pipa dan pompa dari raw water
apa
tidak ada kebocoran dan selang–selang K. SOP LABORATORIUM
dan pompa injeksi kimia tidak ada yang 1. Pendahuluan
ean
pecah/bocor. a. Kebijakan Perusahaan
Pab lola
am
Laboratorium di PKS sangat berperan penting
Kel
ard
b. Melakukan backwash di sand filter agar manajemen memperoleh data efisiensi
setiap hari dan pembuangan endapan proses, kehilangan minyak dan kernel serta
li P
di clarifier tank setiap shift. Pemeriksaan kualitas produk yang dihasilkan. Oleh karena
e
aru
kondisi dan volume pasir sand filter itu, laboratorium harus dapat memberikan
rik
hM
ng
dan
mengurangi kehilangan yang tinggi. merusak peralatan dan gedung.
• Menentukan kandungan minyak dalam (4) Peraturan-peraturan pengambilan
FFB dan lain sebagainya bila diperlukan. sampel
it
• Memeriksa sampel air boiler sehingga • Alat-alat yang digunakan untuk
perlakuan kimia terhadap air baku dapat mengambil sampel harus dijaga kering
Saw
un
dilakukan dengan tepat. dan bersih.
• Memeriksa air limbah agar proses • Sampel, tempat sampel, dan alat
dekomposisi dapat berjalan dengan baik. mengambil sampel harus disimpan di
Keb
(2) Kebersihan dan pemeliharaan tempat yang aman dari kontaminasi
Laboratorium harus selalu dijaga tetap
apa kotoran maupun air.
bersih dan rapi. Barang-barang yang • Semua sampel harus disimpan di
tidak digunakan harus disimpan di dalam tempat sampel yang bersih
ean
dalam lemari. Bila barang telah selesai dan kering. Ukuran tempat sampel
Pab ola
gelas harus ditangani dengan hati-hati plastik 2 liter dan untuk sampel padat
li P
dan alat-alat yang memiliki presisi tinggi, menggunakan ember plastik 20 liter
el
aru
harus dijaga dengan sangat hati-hati. • Setiap tempat sampel harus diberi nama
hM
ng
Selain itu, barang tersebut juga harus atau identitas yang jelas.
ole
dan
Sampel diambil pada tempat dan cara sebagai berikut.
Tempat
Frekuensi
No. Nama Sampel Pengambilan Analisis yang Dilakukan Tujuan
dan Jumlah
Sampel
it
1 Sterilizer Tiap individual Saat a) Rutin: % air, minyak, - Mengetahui jumlah
Kondensat sterilizer, dari blowdown dan NOS. minyak yang hilang
Saw
un
keran pipa outlet (200 ml). b) Nonrutin: FFA, PV, dan di sterilizer.
blowdown. Fe dalam minyak. - Memonitor efisiensi
sterilizer.
- Memonitor FFB
ripeness.
Keb
2 Mass Passing to Di bawah 2 jam (1 kg). Mesocarp, normal parthe- Untuk memonitor
Digester (MPD) thresher. nocarpic, dan abnormal kualitas FFB.
parthenocarpic, calyx,
3
apa
Empty Fruit
Bunch (EFB)
EFB conveyor
setelah thresher
2 jam (1
tandan).
dirt, nut, kernel, minyak.
% air, minyak, NOS. Mengetahui
kehilangan minyak
ean
ke-2. dan kernel di EFB.
4 EFB conveyor 2 jam (400 % USB dan minyak dalam Mengetahui
Pab lola
bagian samping
kiri, kanan, dan
e
aru
tengah atas.
6 Crude oil Crude oil tank 2 jam (200 % air, minyak, NOS. Mengetahui komposisi
rik
hM
ng
7 Clarifier Pipa underflow 2 jam (200 % air, minyak, NOS. Mengetahui efisiensi
underflow CS Tank (sebelum ml). clarifier.
vibrating screen).
Me
8 Sludge Pipa heavy 2 jam (@200 % air, minyak, NOS. Mengetahui efisiensi
sesudah sludge phase ex-sludge ml). centrifuge dan minyak
centrifuge centrifuge. yang hilang.
9 CPO sebelum Pada keran pipa 2 jam (@200 % air, minyak, NOS. Mengetahui efisiensi
dan sesudah feeding dan ml). purifier dalam
purifier ex-purifier. memisahkan air dan
kotoran.
10 CPO produksi Pada keran pipa 2 jam (200 % air, FFA, dirt, dan PV Menentukan kualitas
ex vacuum drier. ml). CPO produksi dan
efisiensi vacuum drier.
11 Wet nut Ex-depericarper. 2 jam (1 kg). Kehilangan minyak di nut Menentukan
dan nut size. kehilangan minyak di
wet nut dan nut size.
12 Cracked mixture Ex–nut cracker/ 2 jam (1 kg). % nut utuh dan pecah, Menentukan efisiensi
ripple mill. kernel utuh dan pecah, dari cracker/ripple mill.
shell.
13 Pneumatik Ex- pneumatik 2 jam (1 kg). % kernel. Menentukan
blower (LTDS-1) blower. kehilangan kernel.
Lanjutan Tabel Tempat dan Cara Pengambilan Sampel.
Tempat
Frekuensi
No. Nama Sampel Pengambilan Analisis yang Dilakukan Tujuan
dan Jumlah
Sampel
14 Wet shell Ex-hydrocyclone/ 2 jam (1 kg). % kernel. Menentukan efisiensi
dan
clay bath. hydrocyclone/clay bath
15 Wet kernel Ex–hydrocyclone/ 2 jam (1kg). % total dirt, broken kernel. Menentukan efisiensi
clay bath. hydrocyclone/clay bath
dan kualitas wet kernel.
16 Dry shell Di bawah air-lock 2 jam (1 kg). % kernel. Menentukan
it
(LTDS-2) dry shell. kehilangan kernel di
dry shell.
Saw
un
17 Cyclone fibre Di bawah air-lock 2 jam (1 kg). % kernel. Menentukan
fibre cyclone. kehilangan kernel.
18 Wet kernel Sebelum silo 2 jam (1 kg). % air, kernel pecah, dan Menentukan kualitas
kernel. utuh, dirt. kernel produksi
sebelum silo kernel.
Keb
19 Kernel produksi Sesudah silo 2 jam (1 kg). % air, kernel pecah dan Menentukan kualitas
kernel. utuh, dirt. Bila perlu % kernel produksi yang
minyak dan FFA. akan masuk ke bunker
apa silo.
20 Kernel i) Diambil dari 1 kg per titik % air, kernel pecah,total Menentukan kualitas
pengiriman kernel yang (500 g). dirt, dan warna jika perlu. kernel
ean
sudah dituang
Pab ola
ke dalam am
truk dengan
Kel
21 CPO-Storage Main hole di atas 2 x sehari % air, FFA, PV, dan dirt. Menentukan kualitas
ard
aru
pengisian di pipa
hM
ng
feeding tangki.
Jika
ole
menggunakan 1 sampel
pontoon diambil tiap palka
tiap palka (@200 ml).
Me
pada bagian
bawah dengan
menggunakan
boom sampel.
23 Sludge Dari keran pipa 2 jam (200 % air, minyak, NOS. Menentukan
ex-recovery ex-recovery tank. ml). kehilangan minyak.
24 Air baku Dari keran 1 x sehari Jar test. Menentukan
pipa raw water dan/atau kualitas air baku dan
sebelum chemical sesuai kebutuhan bahan
treatment. kebutuhan kimia.
apabila
terjadi
perubahan
kondisi air
baku. (5 liter)
Lanjutan Tabel Tempat dan Cara Pengambilan Sampel.
Tempat
Frekuensi
No. Nama Sampel Pengambilan Analisis yang Dilakukan Tujuan
dan
dan Jumlah
Sampel
25 Air feed boiler Diambil dari air 1x per shift pH, TH, silika. Menentukan efektifitas
feed tank. (2 liter). perlakuan kimia
terhadap air boiler.
26 Air boiler Diambil dari 1 x setiap 2 pH, konduktivitas, Menentukan
it
blowdown. jam. M-Alkalinitas, kualitas air boiler
O-Alkalinitas, silika, dan menentukan
Saw
sulphite, fosfat, iron, perlakuan terhadap
un
total alkalinitas, Kaustik boiler dan air umpan
Alkalinity, TDS, total boiler.
hardness.
Keb
b. Persiapan sampel bentuk padatan (shell, kantong plastik, diikat dengan baik
apaMPD, press cake, kernel, nut, cyclone fibre)
Cara quartering sampel sebagai berikut.
dan diserahkan ke laboratorium untuk
dianalisis.
ean
(1) Sampel dituang ke atas meja atau lantai
Pab lola
yang bersih. c. am
Persiapan sampel empty fruit bunch
Kel
(2) Kemudian, sampel dicampur merata dan (1) Sampel empty fruit bunch yang diambil
ard
dibagi menjadi empat bagian yang sama. sebanyak dua janjang setiap dua jam
li P
(3) Setengah bagian dari sampel tersebut dipotong menjadi empat bagian secara
e
aru
(4) Sisa sampel yang setengah lagi dicampur menggunakan parang yang tajam.
kembali hingga rata. (2) Satu bagian dari potongan tersebut
ole
(5) Sampel kemudian dibagi lagi menjadi disimpan di wadah yang tertutup. Sisa
Me
empat bagian yang sama dan setengah yang tiga bagian lagi dibuang.
bagian darinya dibuang secara diagonal. (3) Setelah selesai proses/shift kerja,
Sisanya diaduk kembali hingga rata. potongan-potongan sampel ini
(6) Demikian seterusnya hingga diperoleh dicincang menjadi bagian-bagian yang
sampel yang beratnya ± 1 kg. halus ± 1 cm2.
• Sampel tersebut dimasukkan ke (4) Potongan-potongan tersebut kemudian
wadah yang dapat ditutup rapat atau dicampur hingga rata dan di-quartering
seperti di atas hingga didapat sampel - Petri dish, crystallizing dish (25 ml)
sekitar 1 kg. dengan diameter 5,5 cm—7,0 cm.
(5) Sampel ditempatkan di wadah yang • Persiapan sampel
dan
tertutup atau kantong plastik, diikat Penentuan volatile matter ini merupakan
dengan baik, dan diserahkan ke tes yang pertama dilakukan terhadap
laboratorium untuk dianalisis. sampel minyak. Sampel harus diencerkan
it
dahulu pada suhu sekitar 60o C hingga
d. Persiapan sampel decanter solid 70oC dan dihomogenkan dengan baik
Saw
un
(1) Sampel harus disimpan dalam stoples sebelum diambil untuk analisis.
atau wadah tertutup untuk mencegah • Cara kerja
penguapan air. - Panaskan petri dish dalam oven pada
Keb
(2) Setelah selesai proses kerja, sampel suhu 103 ± 2o C paling sedikit selama
diaduk sampai homogen dengan tangan
apa 15 menit. Dinginkan dalam desikator
memakai sarung tangan plastik bersih. dan timbang berat kosongnya
(3) Sampel yang telah homogen tersebut hingga 0,1 mg terdekat.
ean
diambil sekitar 100 g ke dalam wadah - Tuang ke dalam petri dish sebanyak
Pab ola
tertutup atau kantong plastik bersih dan 10 ± 1,0 g sampel minyak yang telah
am
Kel
aru
(1) Setelah selesai proses kerja, sampel CPO petri dish dengan minyak tersebut
hM
ng
dan
gooch crucible dan dicuci dengan
(W2 – W3) x 100
% Volatile Matter (VM) = sekitar 10 ml dengan bantuan pompa
(W2 – W1)
vacuum dan keringkan selama 30
it
menit dalam oven pada suhu 103 ± 2o
Saw
W1 = Berat petri dish kosong (g) C.
un
W2 = Berat petri dish dan minyak (g) - Dinginkan dalam desikator dan
W3 = Berat petri dish dan minyak setelah timbang berat kosongnya sampai
dipanaskan (g) 0,1 mg terdekat.
Keb
(2) Analisis kadar kotoran (impurities) dalam - Timbang minyak ke dalam conical
sampel CPO
apa flask sebanyak 20 g dan tambahkan
• Alat – alat 100 ml pelarut. Panaskan di hot-plate
- Porcelain gooch crucible, diameter dan digoyang–goyang agar sampel
ean
dasar bagian dalam 20 mm terlarut dengan baik.
Pab lola
- Neraca analitik
am
- Larutan tersebut disaring melalui
Kel
ard
- Whatman glass fibre filter GF/B atau gooch crucible dengan bantuan
yang setara vacuum. Gunakan pelarut yang bersih
li P
aru
- Vacuum filter flask 1 liter dengan dalam gooch crucible. Kemudian, cuci
adaptor dan ring karet untuk gooch gooch crucible hingga bersih dari
ole
- Conical flask 250 ml flat bottom - Vacuum dibuka dengan hati-hati dan
- Desikator dengan silica gel gooch crucible dilap bersih dengan
• Bahan kertas tisu dan dikeringkan dalam
- Pelarut n-heksana yang telah disaring oven pada suhu 103 ± 2o C selama
melalui whatman glass filter GF/B 30 menit.
atau yang setara. - Dinginkan dalam desikator hingga
• Persiapan sampel suhu kamar dan ditimbang hingga
Sampel harus dipanaskan pada suhu 0,1 mg terdekat.
sekitar 60oC hingga 70o C dan di • Perhitungan:
homogenkan dengan baik sebelum
(W3 – W2) x 100
diambil untuk dianalisis. % Kotoran (impurities) =
W1
W1 = Berat sampel minyak (g) * Ukur 300 ml acetic acid glacial ke
W2 = Berat gooch cricible dengan glass dalam beaker 1000 ml.
fibre filter (g) * Ukur 200 ml chloroform dan tuang
dan
W3 = Berat gooch crucible dengan glass dengan perlahan sambil diaduk ke
fibre filter ditambah kotoran (g) dalam beaker yang berisi acetic acid
tersebut.
it
• Pengulangan * Campuran larutan tersebut disimpan
Beda dari dua hasil analisis kadar kotoran dalam botol bahan kimia.
Saw
un
yang dilakukan secara berturut dalam - Larutan Sodium Thiosulphate 0,1 N
waktu yang singkat oleh analis yang (Larutan Stock)
sama harus tidak melebihi 0,003% untuk * Timbang dengan tepat 25 g sodium
Keb
kandungan kotoran yang berkisar antara thiosulphate (Na2S2O3. 5H2O) dalam
0,040% dan 0,300%.
apa beaker 50 ml.
* Larutkan ke dalam volumetric flask
(3) Analisis bilangan peroksida dalam 1 liter dengan aquades hingga tanda
ean
sampel CPO tera.
Pab ola
aru
dan
- Larutan Potassium Lodide distandardisasi hingga warna coklat
* Tuangkan 3 ml aquades yang telah berubah menjadi kuning pucat.
dididihkan ke dalam test tube kecil * Tambahkan dua tetes larutan kanji
it
(sebaiknya yang mempunyai tutup). (timbul warna biru).
Saw
* Tambahkan potassium Iodide (KI) * Lanjutkan titrasi tetes demi tetes
un
sambil di goyang hingga jenuh (tidak hingga warna biru hilang.
larut lagi). * Standardisasi ini dilakukan sebanyak
Note: Larutan ini dibuat terakhir tiga kali dan hasilnya dirata-ratakan.
Keb
apabila tes sudah hendak * Perhitungan:
dijalankan dan semua keperluan
apa
telah dipersiapkan. Larutan KI ini
Wt KIO3 x ml KIO3 x 24
Normalitas Larutan Sodium Thiosuphate =
harus digunakan secepat mungkin
ean
214 x ml Na2S2O3
sebelum teroksidasi. Apabila warna
Pab lola
aru
dan
terlarut. - Buret 25 ml dengan ketelitian skala
- Tambahkan dengan pipet tepat 0,5 0,05 ml
ml larutan potassium iodide jenuh - Conical flask 250 ml dan 500 ml
it
dan larutan digoyang selama satu - Hot-plate dengan temperatur kontrol
menit tepat. - Neraca analitik
Saw
un
- Tambahkan 30 ml aquades yang baru • Bahan
dididihkan dan telah didinginkan. - Larutan Indikator Phenolphthalein 1%
Kemudian, larutan digoyang. w/v dalam Etanol 95%
Keb
- Tambahkan 0,5 ml larutan kanji. * Timbang 1 g phenolphthalein ke
- Titrasi dengan larutan sodium
apa dalam beaker 50 ml.
thiosulphate 0,01 N dengan * Pindahkan ke dalam volumetric flask
goncangan kuat dan konstan 100 ml dengan corong saring.
ean
setiap kali penambahan dilakukan. * Cuci beaker beberapa kali dengan
Pab ola
Titrasi dilakukan hingga warna biru etanol dan tambahkan semua cucian
am
Kel
aru
Bilangan Peroksida =
(V1 – V2) x N x 1000 homogen.
ole
dan
- Larutan NaOH 0,1 N V = Volume larutan NaOH yang
* Timbang 4,0 g NaOH grade AR ke digunakan untuk titrasi (ml)
dalam beaker 50 ml.
it
* Larutkan dengan aquades. • Persiapan sampel
Saw
* Dengan corong saring, pindahkan Sampel dicairkan pada suhu 60o C hingga
un
larutan ini ke volumetric flask 1 liter. 70o C dan dihomogenkan sebelum
* Cuci flask beberapa kali dengan diambil untuk dianalisis.
aquades dan tambahkan semua • Cara kerja
Keb
cucian ke dalam flask. - Timbang ± 5 g sampel minyak ke
* Tambahkan aquades hingga tanda
apa dalam conical flask 250 ml
tera - Tambahkan 50 ml isopropil alkohol
* Tutup dan goyang larutan agar netral dan panaskan larutan di
ean
tercampur homogen. hot-plate pada suhu ± 40o C sambil
Pab lola
aru
dan
kedele dan minyak cair yang lainnya,
konstanta yang digunakan ialah 28,2.
W1 = Berat petri dish kosong (g)
W2 = Berat petri dish dan kernel (g)
it
(5) Analisis volatile matter dalam sampel
W3 = Berat petri dish dan kernel setelah
kernel produksi dan pengiriman
Saw
dipanaskan (g)
un
• Alat-alat
- Neraca analitik
(6) Analisis kadar kotoran, kernel pecah, dan
- Moisture tin atau glass dish dengan
kernel utuh dalam kernel produksi
Keb
dia. >50 mm dan tinggi 30—40 mm,
• Alat-alat
lengkap dengan tutup
apa - Neraca top loading dengan ketelitian
- Oven listrik
0,01 g
- Desikator dengan silica gel
ean
• Cara kerja
• Cara kerja
Pab ola
utuh.
- Pisahkan menjadi bagian total
li P
aru
kernel pecah.
atau kantong plastik kecil untuk
- Pisahkan shell dengan kernel dari
ole
mencegah penguapan.
nut utuh dan nut pecah. Shell-nya
- Aduk sampel tersebut agar homogen
Me
dan
W3 = Berat kernel pecah (g) - Timbang sampel yang telah
W4 = Berat kernel utuh (g) dihomogenkan sebanyak ± 50 g ke
dalam evaporating dish tersebut.
it
- Hasil perhitungan dinyatakan hingga - Letakkan dish berisi sampel tersebut
Saw
dua desimal. di water-bath sampai kering.
un
- Panaskan di oven pada suhu 103 ±
(7) Analisis kadar air, minyak, dan NOS dalam 2oC selama empat jam.
sampel sludge - Keluarkan dan dinginkan dalam
Keb
• Alat dan bahan desikator.
- Alat-alat
apa - Timbang berat dish dan sampel
* Neraca analitik kering tersebut.
* Oven - Sampel kering dikorek bersih dan
ean
* Desikator dengan silica gel digiling dengan mortar sampai halus.
Pab lola
tong flask 250 ml (flat bottom) dish dan mortar) ke dalam thimble
e
aru
½ jam.
- Perhitungan: - Perhitungan :
dan
% Minyak dalam sampel = (W5 – W4) x 100 Berat Total Nut Pecah:
(W2 – W1)
(Wet basis) Nut pecah + Kernel utuh + Kernel pecah + Shell
% Minyak dalam sampel kering = (W5 – W4) x 100
(Dry basis) (W3 – W1) % Nut dalam Press cake:
Berat Total Nut x 100 Berat Sampel
it
% NOS (Non Oily Solid) =100 – (% Air dalam sampel) –(% Minyak dalam sampel)
Saw
(W3 – W1) – (W5 – W4)
100 – (% Nut dalam Press cake)
un
W1 = Berat evaporating dish kosong (g)
% Nut Pecah dalam Press cake:
Berat Total Nut Pecah x 100 Berat Sampel
ean
W4 = Berat tong flask kosong (g)
• Alat dan bahan
Pab ola
am
W5 = Berat tong flask berisi minyak (g)
- Alat-alat
Kel
* Neraca analitik
• Alat-alat
* Oven
li P
l
aru
hingga 0,01 g
* Evaporating dish 100 ml atau moisture
rik
hM
ng
tin
• Cara kerja
* Soxhlet extraction set 100 ml dengan
ole
• Cara Kerja
- Panaskan evaporating dish dan tong
flask yang bersih dan kering dalam
oven dengan suhu 103 ± 2o C selama
½ jam.
- Dinginkan dalam desikator. - Perhitungan:
- Quartering sampel press fibre dari
dan
penentuan nut dan fibre ratio hingga (W2 – W3) x 100
% Air =
(W2 – W1)
diperoleh berat ± 50 g.
(W6 – W5) x 100
- Gunting fibre tersebut hingga halus % Minyak dalam sampel kering =
it
(dry basis) W4
dengan panjang ± 5 mm
% Minyak dalam sampel basah (wet basis) :
Saw
- Fibre ini harus disimpan dalam wadah
un
(% Minyak dalam Sampel Kering) x (100-%air)
atau kantong plastik agar tidak 100
mengering dan dianalisis secepatnya % NOS = 100 - % air - % minyak dalam sampel basah
- Timbang berat kosong evaporating
Keb
(W6 – W5) x 100
dish langsung dari desikator. % Minyak dalam NOS =
W4 – (W6 – W5)
- Aduk fibre yang telah dipotong halus
apa
dengan sendok dan timbang ± 10 g
W1 = Berat evaporating dish kosong (g)
ke dalam dish tersebut.
ean
W2 = Berat evaporating dish dengan
- Panaskan dalam oven pada suhu 103
Pab lola
aru
diekstraksi (g)
homogen dan timbang ± 3 g ke
rik
dalam thimble.
W6 = Berat tong flask dengan minyak (g)
- Timbang berat kosong tong flask
ole
dan
• Cara kerja - Perhitungan:
- Panaskan evaporating dish dan tong
flask yang bersih dan kering dalam
(W2 – W3) x 100
it
oven dengan suhu 103 ± 2o C selama % Air =
(W2 – W1)
½ jam.
Saw
(W6 – W5) x 100
un
% Minyak dalam sampel basah =
- Dinginkan dalam desikator. (wet basis) W4
- Quartering nut utuh dari penentuan
% Minyak dalam sampel kering (dry basis):
nut dan fibre ratio hingga diperoleh % Minyak dalam sampel kering) x 100
Keb
berat ± 100 g. ( 100 - % air )
ean
tidak terikut nut yang retak atau pecah W1 = Berat evaporating dish kosong (g)
Pab ola
tidak terikut).
am
W2 = Berat evaporating dish dengan
Kel
aru
(g)
2 C selama delapan jam.
o
W5 = Berat tong flask kosong (g)
ole
- Dinginkan dalam desikator dan W6 = Berat tong flask dengan minyak (g)
timbang beratnya.
Me
- Timbang berat dari satu bagian nut (11) Analisis kehilangan kernel, kadar air,
yang tersisa dan masukkan ke thimble. minyak, dan NOS dalam sampel fibre
- Timbang berat kosong tong flask cyclone
dan pasang ke soxhlet dan ekstraksi • Alat dan bahan
dengan heksana selama enam jam - Alat-alat
hingga warna heksana jernih. * Neraca analitik
- Destilasi pelarut heksana dan panaskan * Neraca top loading dengan ketelitian
tong flask berisi minyak dalam oven 0,01 g
pada suhu 103 ± 2 C selama satu jam
o
* Oven
untuk menghilangkan sisa–sisa pelarut * Desikator dengan silica gel
heksana.
* Evaporating dish 100 ml atau moisture - Panaskan dalam oven pada suhu 103
tin ± 2o C selama empat jam.
dan
* Soxhlet extraction set 100 ml dengan - Dinginkan dalam desikator dan
tong flask 250 ml (flat bottom) timbang beratnya.
* Extraction thimble 30 ml x 100 ml - Aduk fiber kering tersebut agar
it
* Gunting homogen dan timbang ± 3 g ke
Saw
- Bahan dalam thimble.
un
* n-heksana - Timbang berat kosong tong flask
* Kapas dan pasang ke soxhlet dan ekstraksi
• Cara kerja dengan heksana selama enam jam
Keb
- Panaskan evaporating dish dan tong hingga warna heksana jernih.
flask yang bersih dan kering dalam
apa - Destilasi pelarut heksana dan
oven dengan suhu 103 ± 2 C selama
o
panaskan tong flask berisi minyak
½ jam. dalam oven pada suhu 103
ean
- Dinginkan dalam desikator. ± 2o C selama satu jam untuk
Pab lola
aru
dan
W6 = Berat tong flask dengan minyak (g) - Alat-alat
* Neraca analitik
(12) Analisis kehilangan kernel, dalam sampel * Neraca top loading
it
wet shell, dry shell, dan pneumatic blower * Timbangan biasa minimal cap. 5 kg
(LTDS) * Counter
Saw
un
• Alat dan bahan * Sarung tangan kulit tebal
- Neraca top loading dengan ketelitian * Gancu
0.01 g * Pisau
Keb
• Cara kerja * Oven
- Timbang sampel ± 1 kg dengan
apa * Desikator dengan silica gel
neraca top loading dan sebarkan di * Saringan 10 mesh (2 mm)
atas meja yang bersih. * Blender
ean
- Pisahkan nut utuh, nut pecah, kernel * Beaker 500 ml
Pab ola
- Pecahkan nut utuh dan timbang * Soxhlet extraction set 100 ml dengan
ard
aru
kernel-nya. - Bahan
rik
pecah. * Kapas
ole
% Kehilangan kernel dalam nut utuh = proses, 400 buah janjangan kosong
Berat kernel dalam nut utuh x 100 ………..(A) yang keluar dari thresher diperiksa
berat sampel
dan dihitung jumlah janjangan
% Kehilangan kernel dalam nut pecah =
Berat kernel dalam nut pecah x 100 ……...(B) kosong yang masih mengandung
berat sampel
brondolan yang tidak terlepas (USB).
% Kehilangan kernel utuh = - Yang termasuk USB adalah janjangan
Berat kernel utuh x 100 ……………..……. (C)
berat sampel kosong yang mengandung minimal
% Kehilangan kernel pecah = 30 brondolan yang tidak terlepas.
Berat kernel pecah x 100 …………………(D) - Untuk menentukan kehilangan
berat sampel
minyak dan kernel dalam USB, pada
% Total kehilangan kernel = (A+B+C+D)
salah satu penentuan USB, janjangan
kosong yang masih mengandung - Ekstraksi minyak dalam mesocarp
brondolan (USB), dikeluarkan dari tersebut ke dalam tong flask dengan
dan
conveyor dan dikumpulkan di tempat soxhlet selama tiga jam sampai
yang bersih. pelarut heksana jernih.
- Timbang berat semua janjangan - Destilasi semua pelarut heksana dari
it
tersebut. Kemudian, lepaskan semua campuran minyak dalam tong flask.
Saw
brondolannya. - Panaskan tong flask berisi minyak
un
- Timbang berat semua brondolan dan dalam oven pada suhu 103
kemudian pisahkan menjadi daging ± 2oC selama satu jam untuk
buah (mesocarp), kernel dan shell. menghilangkan sisa–sisa pelarut
Keb
- Timbang berat mesocarp, kernel dan heksana.
shell di atas.
apa - Dinginkan dalam desikator dan
- Mesocarp diaduk dan ditimbang timbang berat tong flask berisi
sebanyak ± 50 g (jika cukup) ke minyak tersebut.
ean
beaker 500 ml yang telah dipanaskan - Perhitungan:
Pab lola
aru
timbang beratnya. W4 x W2
% Kernel dalam USB = x 100
- Blender mesocarp tersebut dan saring W2 W1
ole
melalui saringan 10 mesh % Kernel USB dalam EFB = (% kernel dalam USB x % USB) :100
Me
(2 mm).
- Timbang sekitar 10 g mesocarp yang
telah halus ke dalam evaporating dish W1 = Berat total janjangan USB (g)
dan panaskan kembali dalam oven W2 = Berat brondolan yang terdapat di
pada suhu 103 ± 2 C selama satu jam
o
USB (g)
- Dinginkan dalam desikator dan W3 = Berat mesocarp (g)
timbang ± 3 g ke dalam amplop W4 = Berat kernel (g)
kertas saring. W5 = Berat beaker kosong (g)
- Tong flask kosong yang bersih dan W6 = Berat beaker berisi mesocarp
kering dipanaskan dalam oven basah (g)
pada suhu 103 ± 2oC selama ½ jam, W7 = Berat beaker berisi mesocarp
dinginkan dalam desikator dan kering (g)
timbang berat kosongnya W8 = Berat mesocarp yang diekstraksi (g)
W9 = Berat tong flask kosong (g) ke dalam tong flask yang telah
W10 = Berat tong flask berisi minyak (g) diketahui berat kosongnya dengan
menggunakan pelarut heksana
dan
(14) Analisis kehilangan minyak dalam selama enam jam sampai pelarutnya
sampel empty fruit bunch (EFB) jernih.
• Alat dan bahan - Destilasi semua pelarut dari
it
- Alat-alat campuran minyak dalam tong flask.
* Neraca analitik - Panaskan tong flask berisi minyak
Saw
un
* Oven dalam oven pada suhu 103
* Desikator dengan silica gel ± 2o C selama satu jam untuk
* Parang atau pisau atau gunting tajam menghilangkan sisa pelarut.
Keb
* Petri dish dia. 7,0 cm - Dinginkan dalam desikator dan
* Soxhlet extraction set 100 ml dengan
apa timbang beratnya
tong flask 250 ml (flat bottom) - Perhitungan:
* Extraction thimble 30 mm x 100 mm
ean
(W2 – W3) x 100
- Bahan % Air dalam EFB =
(W2 – W1)
Pab ola
* n-heksana
am
(W5 – W4) x 100
% Minyak dalam EFB =
Kel
(W2–W1)
- Sampel EFB sebanyak ± 1 kg
el
aru
sebanyak ± 200 g.
hM
ng
basah (g)
agar sampel tidak mengering.
W3 = Berat petri dish dengan sampel EFB
- Timbang ± 10 g ke petri dish yang
kering (g)
telah diketahui berat kosongnya.
W4 = Berat tong flask kosong (g)
- Panaskan dalam oven pada suhu 103
W5 = Berat tong flask berisi minyak (g)
± 2o C selama empat jam.
- Dinginkan dalam desikator dan
(15) Analisis mass passing to digester (MPD)
timbang beratnya.
• Alat-alat
- Pindahkan semua sampel kering
- Talam plastik
tersebut ke dalam thimble (termasuk
- Pisau
partikel–partikel kecil).
- Ekstraksi minyaknya dengan soxhlet
• Cara Kerja (16) Analisis cracking efficiency dalam sampel
- Sampel MPD (± 1 kg) ditimbang cracked mixture
dan
beratnya dengan teliti dan sebarkan • Alat-alat
di talam plastik yang bersih. - Neraca top loading cap. 2 kg,
- Pisahkan: Buah, daging buah ketelitian 0,01g
it
(mesocarp), nut, abnormal • Cara kerja
Saw
parthenocarpic, normal - Timbang berat sampel dan sebarkan
un
parthenocarpic, calyx leave, dan dirt. di atas meja yang bersih.
- Pisahkan daging buah dari buah - Pisahkan menjadi bagian-bagian
dengan pisau tajam. Minyak yang berikut.
Keb
lengket di tangan diambil dengan * Cangkang (shell)
pisau dan dilap ke daging buah.
apa * Nut utuh
- Daging buah yang diperoleh di * Nut pecah
masukkan ke tempat daging buah * Kernel utuh
ean
dan nut-nya ke tempat nut. * Kernel pecah
Pab lola
aru
W6 x 100
% Calyx leave dalam MPD =
rik
W1
hM
ng
W7 x 100 W2 x 100
% Dirt dalam MPD = % Cangkang =
W1 W1
W2 x 100
ole
W1
W4 x 100 W4 x 100
% Abnormal parthenocarpic dalam MPD = % Nut pecah =
W1 W1
W5 x 100
% Normal parthenocarpic dalam MPD = W5 x 100
W1 % Kernel utuh =
W1
W6 x 100
W1 = Berat sampel MPD (g) % Kernel pecah =
W1
W2 = Berat daging buah (g)
Cracking efficiency (%):
W3 = Berat nut (g) 100 – (% nut utuh + % nut pecah)
W4 = Berat abnormal parthenocarpic (g)
W5 = Berat normal parthenocarpic (g) W1 = Berat sampel (g)
W6 = Berat calyx leave (g) W2 = Berat shell (g)
W7 = Berat dirt (g) W3 = Berat nut utuh (g)
W4 = Berat nut pecah (g)
W5 = Berat kernel utuh (g)
W6 = Berat kernel pecah (g)
(17) Analisis alkalinitas pada sampel air baku - Tambahkan 2—3 tetes indikator
• Alat dan bahan phenolphthalein.
- Alat-alat - Secepatnya titrasi dengan 0,1 N
dan
* Buret cap 25 ml dengan ketelitian NaOH yang telah distandardisasi
0,1 ml hingga muncul warna merah muda
* Conical 250 ml yang permanen
it
* Gelas ukur 100 ml - Perhitungan:
- Bahan
Saw
un
* Indikator phenolphthalein
N1 x V1
* Indikator methyl orange Normalitas Larutan Asam Sulfat =
V2
* Asam sulfat pekat 98 %, Sp. Gravity
Keb
= 1,84
• Pembuatan bahan kimia
apa N1 = Normalitas dari NaOH yang
- Indikator Phenolphthalein digunakan untuk standardisasi
* Larutkan 1 g phenolphthalein dalam V1 = Volume dari NaOH yang digunakan
ean
100 ml etanol 95 %. untuk titrasi (ml)
Pab ola
aru
- Larutan Asam Sulfat 0,1 N Sampel harus bersih dan bebas dari
benda–benda tersuspensi. Jika sampel air
rik
tera. Aduk hingga merata. kertas saring whatman no. 1 atau yang
- Larutan Asam Sulfat 0.02 N ekuivalen.
* Pipet 100 ml larutan asam sulfat 0,1 N • Cara kerja
ke dalam volumetric flask 500 ml. - Phenolphthalein alkalinity
* Tambahkan aquades hingga tanda * Ukur 100 ml sampel air yang telah
tera dan aduk hingga merata diaduk homogen dengan gelas ukur
• Standardisasi larutan asam sulfat 0,02 N dan masukkan ke dalam conical flask
- Pipet 50 ml larutan asam sulfat yang 250 ml.
akan distandardisasi ke dalam conical * Tambahkan 10 tetes indikator
flask 250 ml. phenolphthalein.
* Jika larutan tetap tidak berwarna analisis dengan sampel yang lebih
maka tidak ada phenolphthalein sedikit.
dan
alkalinity dan lanjutkan ke point 6.2. * Perhitungan:
* Jika larutan menjadi berwarna merah
M.O. Alkalinitas (ppm CaCO3) :
jambu, titrasi dengan larutan 0,02 N
it
1.000 x total ml 0,02N asam sulfat yang digunakan x N/0,02
asam sulfat sambil digoyang hingga ml sampel yang digunakan
Saw
warna merah jambu hilang. Kaustik alkalinitas (ppm CaCO3) = (2 x P.Alkalinity) - M.O. Alkalinity
un
* Jika diperlukan lebih dari 20 ml 0,02
N asam sulfat dalam titrasi, ulangi
(18) Analisis klorida pada sampel air
analisis ini dengan sampel yang lebih
Keb
• Alat dan bahan
sedikit.
- Alat-alat
* Catat volume (ml) asam sulfat yang
apa * Buret cap 25 ml dengan ketelitian
digunakan.
0,1 ml
* Perhitungan:
ean
* Pipet skala 5 ml
Pab lola
* Conical 250 ml
Phenolphthalein alkalinity (ppm CaCO3):
am
Kel
1.000 x ml 0,02 N asam sulfat yang digunakan x N/0,02
* Gelas ukur 100 ml
ard
aru
berwarna kuning.
- Indikator Methyl Orange
* Tanpa mengisi kembali larutan 0,02
* Sama dengan indikator untuk analisis
N asam sulfat dalam buret, titrasi
alkalinitas.
larutan sampel sambil diaduk hingga
- Indikator Potasium kromat
warna kuning berubah menjadi
* Larutkan 5 g potasium kromat
orange sebagai titik akhir.
(K2CrO4) dalam 100 ml aquades dalam
* Catat total volume 0,02 N asam sulfat
beaker 250 ml.
yang digunakan.
* Biarkan dingin dan simpan dalam
* Jika total volume dari larutan 0,02
botol indikator.
N asam sulfat dalam titrasi untuk
- Larutan Asam Sulfat 0,02 N
phenolphthalein dan methyl orange
* Sama pembuatannya pada analisis
alkalinity melebihi 30 ml, ulangi
alkalinitas.
- Larutan Perak Nitrat 0,02 N V2 = Volume dari AgNO3 yang
* Larutkan 1,7031 perak nitrat (AgNO3) digunakan untuk titrasi (ml)
dalam volumetric flask 500 ml yang
dan
telah berisi 200 ml aquades. (19) Analisis flokulasi pada sampel air
* Tambahkan aquades hingga tanda • Alat dan bahan
tera dan aduk hingga merata. - Alat-alat:
it
* Simpan dalam botol reagent gelap. * Flocculator/jar mixer
• Cara kerja * Beaker 1000 ml
Saw
un
- Jika menggunakan sampel dari * Pipet skala 5 ml
analisis methyl orange alkalinity, - Bahan:
lanjutkan ke poin 5, penambahan 10 * Alum
Keb
tetes indikator potasium kromat. * Abu soda
- Jika yang dianalisis adalah sampel
apa • Pembuatan bahan kimia
air yang baru, ukur 100 ml sampel air - Larutan 2000 ppm Alum
dengan gelas ukur ke dalam conical * Larutkan 2 g alum dalam volumetric
ean
250 ml. flask 1000 ml yang telah berisi 500 ml
Pab ola
- Titrasi dengan asam sulfat 0,02 N tera dan aduk hingga merata.
li P
aru
oranye.
rik
dan
10, 20, 30, dan 40 ppm (dengan dalam tangki bahan kimia (%)
perhitungan setiap 1 ml larutan alum
2000 ppm yang ditambahkan = 4 Konsentrasi larutan kimia yang efektif dalam
it
ppm). tangki bahan kimia ialah sebagai berikut.
Saw
- Aduk menggunakan flocculator Larutan alum: 5%—15%
un
dengan kecepatan 70 rpm selama Larutan soda ash (Na2SO3): 5%—15%
satu menit. Kemudian, turunkan Larutan poly electrolyte: 0,01%— 0,05%
kecepatannya menjadi 30 rpm
Keb
selama 15 menit. Kebutuhan bahan kimia untuk mendapatkan
- Diamkan selama 10 menit.
apa konsentrasi yang diinginkan (%) ialah sebagai
- Jika flokulasi didapat pada berikut.
penambahan 20 dan 30 ppm, ulangi
ean
Y% x Volume tangki kimia
lagi untuk penambahan 20, 24, 26,
Pab lola
100
28, dan 30 ppm seperti prosedur di am
Kel
ard
atas.
- Apabila telah didapat konsentrasi (20) Analisis total hardness pada sampel air
li P
aru
- Bahan
Alum yang dibutuhkan (kg/jam): * E.D.T.A 0.02 N / so - 274
Dosis alum (ppm) x kapasitas pompa (ton/jam) x 1.000 x 1 kg
1.000.000 * Indicator/so-277
Abu soda yang dibutuhkan (kg/jam): * Buffer solution/so–275
Dosis abu soda (ppm) x kapasitas pompa (ton/jam) x 1000 x 1 kg
1.000.000
• Cara kerja
- Ukur 50 ml sampel air ke dalam
Kapasitas chemical pump yang diinginkan conical flask 250 ml.
dengan konsentrasi yang tepat ialah sebagai - Tambahkan 2 ml larutan buffer (so
berikut. –275) dan diaduk.
- Tambahkan sedikit indikator (so –
dan
- Catat volume larutan E.D.T.A 0.02N
yang terpakai. R = Range switch yang digunakan
- Perhitungan: P = Angka yang ditunjuk oleh meter.
it
Total hardness (ppm CaCO3):
(22) Analisis sulfit pada sampel air
Saw
20 x ml larutan E.D.T.A 0,02N yang digunakan
un
• Alat dan bahan
- Alat
(21) Analisis total dissolved solid pada sampel * Buret 25 ml dengan ketelitian 0,1 ml
Keb
air * Gelas ukur 50 ml
• Alat dan bahan
apa * Pipet skala 5 ml
- Alat-alat * Conical flask 250 ml
* TDS-meter - Bahan
ean
* Conical flask 250 ml * Indikator iodin
Pab ola
am
- Bahan * Potasium iodat (KIO3)
Kel
aru
dan
conical flask. tambahkan aquades hingga
* Tambahkan 4 ml larutan asam sulfat tanda tera.
6,5%. * Goyang hingga bercampur
it
* Tambahkan sedikit ± 0,5 g indikator sempurna.
Saw
iodin. - Larutan Indikator Phenolpthalein
un
* Titrasi dengan larutan potasium * Sama pembuatannya pada analisis
iodat-iodide hingga warna menjadi alkalinitas sampel air.
biru. - Larutan Sodium Hydroxide 0,1 N
Keb
* Perhitungan: * Sama dengan pembuatan larutan
ean
V = Volume larutan potasium iodad hingga homogen disaring ke dalam
Pab lola
aru
dan
jam sebanyak ¼ putaran (di mana jarum jam sebanyak ¼ putaran (di
uap mengalir bebas keluar dan ke mana uap mengalir ke dua arah,
dalam tabung luar). bebas keluar, dan ke dalam tabung
it
* Letakkan conical flask 250 ml di luar).
bawah condenser. * Alat hoskin apparatus siap untuk
Saw
un
* Buka stopper dan tuangkan filtrat digunakan kembali.
yang telah ditambah asam sulfat ke - Tambahkan 2—3 tetes indikator
dalam ‘tabung dalam’ melalui cup. phenolpthalein ke dalam destilat.
Keb
* Cuci beaker dua kali dengan 5 ml - Titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N
aquades dan tambahkan semua
apa hingga timbul warna merah jambu
cucian ke dalam cup. sebagai titik akhir.
* Tutup kembali stopper dan tuangkan - Perhitungan:
ean
sekitar 10 ml aquades ke dalam cup
(T – B) x N x 60 x 1.000
Pab ola
dalam tabung.
ard
aru
dan
• Pembuatan bahan kimia V2 = Volume larutan 0.1N H2SO4 yang
- Larutan Asam Sulfat 0,1 N digunakan (ml)
* Pipet 100 ml larutan asam sulfat 0,5 N
it
dari analisis VFA di depan. 3. Pengendalian Proses
Saw
* Masukkan ke volumetric flask 500 ml, a. Sampel jangan dibiarkan terbuka
un
tambahkan aquadest hingga tanda tera untuk menghindari pengeringan dan
dan kocok hingga tercampur merata. kontaminasi.
- Standardisasi Larutan Asam Sulfat
Keb
0,1 N b. Kuantitas sampel yang dianalisis
* Sama dengan standardisasi larutan harus mencukupi untuk memperkecil
apa
asam sulfat 0,02 N pada analisis kesalahan penimbangan.
alkalinitas air baku.
ean
- Cara kerja c. Sampel yang dianalisis kadar airnya,
Pab lola
yang telah dikalibrasi dengan baik biru) dan ditimbang secepatnya sesudah
e
aru
* Jika pH lebih besar dari 4,50; dengan sampel harus diaduk homogen terlebih
tetap membaca pH-nya, tambahkan dahulu dan segera ditimbang (panaskan
H2SO4 0.1 N setetes demi setetes jika perlu). Untuk sampel padat, harus
dengan buret sambil diaduk dengan dicampur/diaduk homogen terlebih
batang kaca (hati–hati jangan dahulu sebelum dianalisis.
menyentuh elektroda) hingga pH
mencapai 4,50. e. Pada saat analisis kadar air sedang
* Catat volume larutan H2SO4 yang berlangsung dalam oven terutama
digunakan. untuk sampel CPO, sebaiknya pintu oven
* Perhitungan: jangan dibuka-buka atau mendudukkan
bahan yang kandungan airnya tinggi,
V2 x N x 50000
Total Alkalinitas (ppm) =
V1 seperti sampel sludge atau solid.
f. Pada analisis FFA, sampel CPO dalam • Limbah Padat
pelarut isopropanol dipanaskan agar Limbah padat yang dihasilkan oleh PKS
melarut sempurna dan segera dititrasi. semuanya dimanfaatkan di antaranya,
dan
Larutan NaOH yang digunakan harus cangkang dan serabut yang digunakan
distandardisasi setiap minggu dan setiap sebagai bahan bakar boiler. Sebagian
pembuatan larutan yang baru. Larutan cangkang yang berlebih digunakan
it
jangan dibiarkan terbuka. untuk pelapis jalan. Janjangan kosong
diaplikasikan sebagai bahan pembuatan
Saw
un
g. Pada analisis dirt, sampel CPO dalam pupuk kompos yang kemudian dibawa
pelarut heksana dipanaskan agar melarut ke lahan sebagai pupuk organik. Kerak
sempurna dan segera disaring melalui boiler dimanfaatkan untuk pelapis jalan
Keb
gooch crucible. serta solid dimanfaatkan sebagai pupuk
apa organik atau makanan ternak.
h. Untuk mencegah kerusakan alat seperti • Limbah Cair
timbangan dan pH meter, alat-alat ini Limbah cair yang dihasilkan oleh PKS
ean
dihubungkan dengan stabilizer tegangan bersumber dari air kondensat, air cucian
Pab ola
LIMBAH
e
aru
dan
pada bahan organik dianggap dapat (4) Dari acidification pond, air limbah
menimbulkan efek samping yang dialirkan ke primary anaerobic pond.
membahayakan terhadap pemakai air. Tujuannya adalah untuk penguraian
it
• Reaksi Biokimia senyawa-senyawa kompleks menjadi
Saw
Reaksi biokimia terjadi bila perombakan senyawa-senyawa sederhana. Proses
un
organik menjadi senyawa sederhana ini ditandai dengan terbentuknya
dengan bantuan mikroba. Reaksi gelembung-gelembung gas metana dan
perombakan ini terjadi dengan dua CO2 sebagai hasil dari proses fermentasi
Keb
cara, yaitu secara anaerobik dan secara secara anaerob. Kandungan BOD air
aerobik.
apa limbah yang diharapkan setelah proses
ini adalah <5.000 ppm.
2. Prosedur Operasional (5) Dari primary anaerobic pond, sebagian air
ean
a. Mekanisme penanganan limbah cair limbah akan:
Pab lola
aru
mempunyai kisaran BOD 25,000 ppm. • Dialirkan ke lahan tanaman untuk land
rik
hM
ng
memenuhi baku mutu limbah cair yang secondary anaerobic pond adalah untuk
dipersyaratkan. penguraian senyawa-senyawa sederhana
(2) Air limbah dari recovery tank dipompakan menjadi senyawa-senyawa terlarut. Pada
menuju cooling pond. Tujuan proses ini gelembung-gelembung gas
penampungan limbah di cooling pond metana dan CO2 sudah berkurang.
adalah untuk pendinginan air limbah (7) Air limbah dari secondary anaerobic
agar mencapai suhu ± 40o C. dialirkan ke aerobic pond. Air limbah di
(3) Dari cooling pond, air limbah dialirkan ke aerobic pond dilakukan penambahan
acidification pond. Tujuan penampungan oksigen dengan menggunakan aerator.
di acidification pond adalah untuk Hal ini dimaksudkan agar kandungan
terjadinya proses pengasaman dan BOD menurun hingga <100 ppm.
pembiakan bakteri anaerob. Setelah (8) Dari aerobic pond air limbah dialirkan
melalui proses ini, pH air limbah yang ke sedimentasi pond. Tujuannya adalah
untuk mengendapkan padatan yang • Suhu
terlarut dalam air limbah. Air limbah dari Suhu limbah yang keluar pabrik
sedimentasi pond selanjutnya dialirkan umumnya 50o C—70o C tergantung
dan
ke sungai. pada kondisi pengolahan di fat pit atau
recovery tank. Mikroba menghendaki
b. Reaksi Perombakan Cairan Limbah suhu cairan sesuai dengan jenis mikroba
it
(1) Reaksi anaerobik yang dikembangkan. Sifat adaptasi
Proses perombakan anaerobik bakteri terhadap suhu lingkungan
Saw
un
berlangsung tanpa adanya oksigen. sebagai berikut.
Perombakan ini dibantu oleh bakteri - Phsycrophill, yaitu bakteri yang dapat
anaerobik yang aktif menghasilkan hidup dan aktif pada suhu
Keb
enzim dan merombak bahan organik. 10o C. Bakteri ini banyak ditemukan di
Jenis mikroba yang berperan dalam
apa daerah sub-tropis.
reaksi perombakan bahan organik adalah - Mesophill, yaitu bakteri yang dapat
bakteri yang membutuhkan lingkungan hidup pada suhu 10o C— 50o C.
ean
reaksi sebagai berikut. Bakteri ini merupakan jenis bakteri
Pab ola
Kehidupan mikroba dalam cairan panas dan aktif pada suhu 50oC—
el
aru
cocok, antara lain pH, suhu, nutrisi, dan pada tambang minyak yang berasal
hM
ng
• Nutrisi
• Keasaman limbah Limbah cair mengandung karbohidrat,
Me
dan
urea. bersinggungan dengan udara.
• Udara
Reaksi perombakan anaerobik tidak Beberapa parameter air limbah yang
it
menghendaki kehadiran oksigen karena digunakan sebagai kendali mutu (quality
Saw
oksigen tersebut dapat menonaktifkan control) antara lain sebagai berikut.
un
bakteri. Oksigen pada cairan limbah - PH
dapat bersumber dari air hujan atau Digunakan untuk menyatakan
kontak air limbah dengan udara. intensitas dari asam dan basa (larutan
Keb
Perombakan bahan organik limbah yang alkali).
berlangsung dengan baik menunjukkan
apa - Biological Oxygen Demand (BOD)
gelembung-gelembung gas yang keluar Adalah jumlah oksigen yang
dari permukaan kolam. Pada waktu dibutuhkan oleh populasi
ean
hujan turun, gelembung-gelembung mikroorganisme untuk oksidasi
Pab lola
tersebut berhenti. am
biologikal dari bahan-bahan organik
Kel
ard
(2) Reaksi aerobik di dalam waktu dan suhu tertentu.
Reaksi aerobik atau fermentasi aerobik - Chemical Oxygen Demand (OCD)
li P
aru
dalam cairan dalam bentuk gelembung - Solids (total solids, suspended solids,
halus kemudian oksigen melarut dalam dissolved solids, volatile suspended
cairan. solids)
• Aeration blowing, yaitu mengangkut air * Total Solids
dengan kipas (propeller) sehingga air naik Adalah bahan-bahan yang
dan membentuk lapisan tipis dan kontak tertinggal di dish setelah penguapan
dengan udara. dan pengeringan di oven pada
• Sprinkle, yaitu alat yang memompa temperatur 105o C.
cairan limbah melalui nozzle sehingga * Suspended Solids
membentuk siraman halus dan kontak Terdiri dari bahan organik dan
dengan udara. inorganik yang tak terlarut di dalam
• Aeration tower, yaitu menara tempat air limbah yang dapat dihilangkan
pembentukan butiran air yang kecil dengan kertas saringan.
* Dissolved Solids - Total Organik Nitrogen dan
Terdiri dari bahan-bahan organik dan Ammoniacal Nitrogen
anorganik yang dapat larut. Adalah nitrogen organik sebagai
dan
* Volatile Suspended Solids protein yang secara keseluruhan
Adalah sebuah indikasi dari diubah secara biologi ke dalam
konsentrasi bakteri yang ada di nitrogen amonia dan akhirnya diubah
it
dalam proses pengolahan limbah ke nitrogen atau nitrogen inorganik,
dan dapat ditentukan dengan seperti nitrat.
Saw
un
pengeringan sebuah sampel limbah (3) Pengendalian mutu air limbah
di dalam dapur (oven) pada Cairan limbah PKS sebelum dibuang ke
suhu 55o C. sungai terlebih dahulu ditampung dan
Keb
- Oli dan Grease diolah di kolam limbah sampai cairan
Grease dihubungkan dengan
apa tersebut memenuhi syarat untuk dibuang.
berbagai bahan-bahan organik Beberapa perlakuan pengendalian mutu
termasuk hidrokarbon, lemak-lemak, air limbah, meliputi pendinginan, deoiling
ean
minyak, lilin dan molekul-molekul pond, pengasaman, netralisasi, kolam
Pab ola
berat, serta asam lemak tinggi. Besar pembiakan bakteri, kolam anaerobik,
am
Kel
kecilnya parameter oil dan grease di kolam fakultatif, kolam aerasi, dan kolam
ard
aru
penanganan atau pengolahan. Air limbah segar yang keluar dari pabrik
rik
- Total Volatile Acid (TVA) umumnya masih panas (50o C—70o C) dan
hM
ng
dan
hingga kadar minyak 0,4%. Deoiling dapat berjalan lancar jika kontak antara
pond ini merupakan instalasi tambahan limbah dengan bakteri yang berasal
membantu fat pit yang hanya mengutip dari kolam pembiakan lebih baik. Untuk
it
minyak. mengefektifkan proses perombakan
Saw
(6) Pengasaman dalam kolam anaerobik maka perlu
un
Limbah yang segar mengandung diperhatikan beberapa faktor, yaitu
senyawa organik yang mudah dihidrolis sirkulasi, resirkulasi, kandungan minyak,
dan menghasilkan senyawa asam. kedalaman, dan volume kolam.
Keb
Agar senyawa ini tidak mengganggu • Sirkulasi
proses pengendalian limbah maka
apa Untuk mempertinggi frekuensi
dilakukan pengasaman. Dalam kolam persinggungan antara bakteri dengan
ini, pH limbah umumnya berkisar 3—4. substrat maka dilakukan sirkulasi
ean
Kemudian, pH-nya naik setelah asam- dalam kolam itu sendiri. Sirkulasi dalam
Pab lola
Limbah yang masih asam tidak sesuai ditempatkan di dasar kolam limbah
e
aru
alkali. Bahan yang sering ditambahkan Resirkulasi adalah pemasukan hasil olah
Me
ialah soda api, kapur thor, abu tandan limbah dari kolam di hilir ke kolam di
kosong, dan cairan limbah yang sudah hulu dengan tujuan untuk memperbaiki
netral. Penambahan alkali dilakukan atas kondisi substrat dalam pH, nutrisi, dan
dasar pH air limbah. Netralisasi dapat kelarutan.
dibantu dengan perlakuan sirkulasi, yaitu • Kandungan minyak
memakai sludge yang berasal dari kolam Kandungan minyak yang masuk ke
fakultatif yang mempunyai pH netral. dalam kolam akan mempengaruhi
(8) Kolam pembiakan bakteri aktivitas bakteri. Minyak tersebut
Kolam pembiakan limbah dibuat berperan sebagai isolasi antara substrat
untuk membiakkan bakteri pada awal dengan bakteri. Minyak tersebut bila
pengoperasian pengendalian limbah. bereaksi dengan alkali dapat membentuk
(9) Kolam anaerobik sabun berbusa yang sering mengapung
Limbah yang telah dinetralkan dialirkan di permukaan kolam dan bercampur
dengan benda-benda lain yang disebut (11) Kolam fakultatif
scum. Untuk mengaktifkan proses Kolam ini merupakan kolam peralihan
perombakan maka scum yang terlalu dari kolam anaerobik menjadi kolam
dan
tebal di atas permukaan limbah perlu aerobik. Di dalam kolam ini proses
dibuang. Hal itu karena scum yang tebal perombakan anaerobik masih tetap
menyulitkan gas metana keluar ke udara berjalan, yaitu menyelesaikan pekerjaan
it
terbuka dan menghambat pergerakan yang belum diselesaikan pada kolam
limbah sehingga penyebaran bakteri anaerobik. Pada bagian hulu kolam,
Saw
un
dan lumpur aktif yang dimasukkan tidak masih menunjukkan adanya gelembung
merata. udara yang keluar dari dalam air limbah,
• Kedalaman dan volume kolam sedangkan pada bagian hilir kolam
Keb
Kedalaman kolam anaerobik harus hampir tidak ada.
dipertahankan dengan melakukan
apa (12) Kolam aerasi
pengorekan secara terjadwal. Kedalaman Pada kolam aerasi ditempatkan alat yang
yang berkurang akan menyebabkan dapat meningkatkan jumlah oksigen
ean
aktivitas bakteri menurun. Begitu pula terlarut dalam air, dengan tujuan agar
Pab ola
untuk volume kolam yang kecil akan dapat berlangsung reaksi oksidasi
am
Kel
menurunkan retention time, yang berarti dengan baik. Pemberian oksigen dapat
ard
aru
substrat maka dibuat kolam anaerobik Kedalaman kolam ini yang dangkal
hM
ng
atas dua tahap, yaitu anaerobik primer sekitar 2,5 m menjadikan adanya kontak
ole
retention time. Setiap partikel mempunyai adalah kolam yang terakhir. Pada kolam
kesempatan yang sama dan waktu ini, air limbah telah dapat dialirkan ke
tunggu yang sama. sungai
(10) Jenis bakteri yang dikembangkan (14) Beberapa kendala yang sering timbul di
Bahan organik yang terkandung dalam dalam pengolahan limbah di antaranya
limbah didominasi oleh karbohidrat, disebabkan oleh sebagai berikut.
selulosa, protein, lignin, dan minyak. Oleh - Kelebihan umpan.
karena itu, dicari bakteri yang mampu - Kapasitas berkurang karena solid
merombak bahan organik tersebut dan menumpuk/mengendap.
satu dengan yang lain tidak antagonis. - Kadar minyak tinggi.
- Pengawasan yang tidak baik. pada kandungan senyawa-senyawa
- Pencampuran/sirkulasi tidak baik organik yang dibutuhkan untuk
dan
karena pompa rusak. pertumbuhan kelapa sawit.
(15) Parameter baku mutu limbah cair untuk Masalah yang sering menghambat
industri minyak kelapa sawit sesuai penyerapan tanah pada kolam land
it
Kepmen LH No. Kep-51/MenLH/10/1995, aplikasi adalah pendangkalan. Oleh
Saw
yaitu. sebab itu, perlu dilakukan pengorekan
un
- pH: 6—9 kembali kolam tersebut dua tahun sekali
- BOD: 100 mg/liter untuk memperbesar kontak penyerapan
- COD: 350 mg/liter air limbah.
Keb
- Padatan Tersuspensi Total (TSS):
250 mg/liter
apa 3. Pengendalian Proses
- Minyak dan lemak: 25 mg/liter a. Secara rutin melakukan pengukuran,
- NH3 – N amoniak nitrogen: 50 mg/ pencatatan, dan pengambilan sampel air
ean
liter limbah untuk dianalisis agar kondisi air
Pab lola
mengairi kebun kelapa sawit dengan lakukan pemeriksaan secara rutin untuk
e
aru
jumlah yang banyak sehingga dapat c. Pengiriman air limbah ke lahan atau land
Me
dan
dengan membuat kolam-kolam flat-bed dan mencapai kinerja yang lebih baik
sehingga dapat menekan pemakaian serta berjalan seiring dengan anggaran.
pupuk dan pembuangan limbah ke
it
badan sungai.
Saw
un
***
Keb
apa
ean
Pab ola
am
Kel
ard
li P
el
aru
rik
hM
ng
ole
Me