Anda di halaman 1dari 108

dan

SOP
(STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

it
BAGIAN PROSES-PABRIK KELAPA SAWIT

Saw
un
Keb
SOP juga telah ditetapkan sebagai salah 4. Pengelolaan Limbah
apa
satu indikator dalam mendapatkan ISPO.
Pada prinsip dan kriteria ISPO No. 2
Pengelola pabrik memastikan bahwa
limbah pabrik kelapa sawit dikelola sesuai

ean
(Penerapan Pedoman Teknis Budi daya dengan ketentuan yang berlaku.
Pab lola

dan Pengolahan Kelapa Sawit) poin 2.2 am


Kel
(Penerapan Pedoman Teknis Pengolahan 5. Pengelolaan Limbah B3
ard

Hasil Perkebunan) disebutkan tersedia SOP Limbah B3 merupakan limbah yang


li P

sebagai berikut. mengandung bahan berbahaya dan/


e

aru

atau beracun yang karena sifat dan


rik
hM
ng

1. Pengangkutan Buah konsentrasinya dan atau jumlahnya


Pengelola perkebunan harus memastikan dapat mencemarkan dan/atau merusak
ole

bahwa TBS yang dipanen harus segera lingkungan hidup. Oleh karena itu, harus
Me

diangkut ke tempat pengolahan untuk dilakukan upaya optimal agar kualitas


menghindari penurunan kualitas. lingkungan kembali kepada fungsi semula.

2. Penerimaan TBS di Pabrik 6. Gangguan dari Sumber yang Tidak


Pengelola pabrik memastikan bahwa TBS Bergerak
yang diterima sesuai dengan persyaratan Gangguan sumber yang tidak bergerak
yang telah ditetapkan. berupa baku tingkat kebisingan, baku
tingkat getaran, baku tingkat kebauan,
3. Pengolahan TBS dan baku tingkat gangguan lainnya
Pengelola pabrik harus merencanakan ditetapkan dengan mempertimbangkan
dan melaksanakan pengolahan TBS aspek kenyamanan terhadap manusia dan/
melalui penerapan praktik pengelolaan/ atau aspek keselamatan sarana fisik serta
pengolahan terbaik (GHP/GMP). kelestarian bangunan.
7. Pemanfaatan Limbah terhadap penerimaan TBS di PKS, harus
Pengelola perkebunan/pabrik harus dilaksanakan dengan hati-hati.
memanfaatkan limbah untuk meningkatkan Kebijakan yang harus dilaksanakan

dan
efisiensi dan mengurangi dampak di stasiun penerimaan buah ini sebagai
lingkungan. berikut.
(1) Seluruh truk pengangkut TBS kebun

it
Berikut contoh SOP Pabrik Kelapa maupun luar harus menyerahkan
Sawit yang menggunakan sistem horizontal surat pengantar TBS ke petugas di pos

Saw
un
sterillizer yang terdiri atas berikut. keamanan sebelum diizinkan masuk ke
1. Penerimaan Buah PKS.
2. Perebusan (2) Seluruh truk pengangkut TBS kebun atau
Keb
3. Pemisahan Brondolan luar harus melalui jembatan timbang
4. Pengadukan
apa untuk mengetahui berat TBS yang
5. Pemurnian dibawa, baik pada saat masuk maupun
6. Nut dan Serabut keluar PKS, serta menyerahkan surat

ean
7. Kernel Recovery pengantar TBS.
Pab ola

8. Boiler (3) Seluruh truk pengangkut TBS harus


am
Kel

9. Listrik melakukan proses antrian masuk ke PKS.


ard

10. Pengolahan air Kontrol penerimaan buah diatur oleh


li P

11. Laboratorium petugas pos dengan prioritas TBS kebun


el

aru

12. Pengolahan Limbah inti.


rik

(4) Sortasi Mutu Buah


hM
ng

A. SOP PENERIMAAN BUAH Seluruh truk pengangkut TBS dari inti,


ole

1. Pendahuluan luar, dan plasma harus dilakukan sortasi


a. Kebijakan Perusahaan terhadap mutu buah sebelum dibongkar
Me

Stasiun penerimaan buah sebagai di loading ramp.


tahapan awal dari seluruh tahapan
proses pengolahan di pabrik kelapa sawit b. Dasar–Dasar Operasional
merupakan stasiun yang paling vital. Oleh 1. Pos Keamanan
karena dari stasiun penerimaan ini bisa Pos keamanan bertugas sebagai berikut.
diketahui mutu buah yang akan diolah (1) Mengatur antrean penerimaan
untuk mendapatkan hasil olahannya kendaraan pengangkut TBS.
berupa CPO dan kernel. Artinya, bila TBS (2) Mengawasi pemeriksaan keamanan
yang diterima bermutu jelek, maka hasil terhadap TBS yang dierima untuk
olahannya sudah pasti bermutu jelek dan mencegah terjadinya manipulasi.
sebaliknya. Begitu juga di dalam perlakuan
2. Secara umum, fungsi dari stasiun 5. Buah Abnormal (Abnormal Bunch)
penerimaan dapat diklasifikasikan adalah janjang buah yang gagal

dan
ke dalam: berkembang menjadi buah masak
(1) penerimaan TBS, normal, antara lain buah parenokarpi
(2) penampungan sementara, (> 50% brondol partenokarpi), buah

it
(3) persiapan untuk pengolahan. batu, dan buah sakit.

Saw
6. Buah Tangkai Panjang (Long Stalk)adalah

un
c. Tandan Buah Segar buah yang panjang gagangnya lebih
Tandan Buah Segar (TBS) merupakan dari 2 cm diukur dari potongan yang
bahan baku pengolahan di PKS. Hasil terdekat dengan sisi permukaan buah.
Keb
produksi serta kualitas CPO dan kernel yang 7. Buah Dimakan Tikus adalah janjangan
dihasilkan sangat tergantung dari mutu TBS
apa buah yang dimakan tikus, yaitu terdapat
tersebut. lebih dari tiga brondol dalam satu
janjang dijumpai bekas keratan baru

ean
d. Sortasi TBS gigitan tikus.
Pab lola

Sortasi TBS di PKS bertujuan untuk am


Kel
ard
mengetahui mutu buah yang diterima. Kriteria TBS ini adalah untuk
Mutu buah yang diterima di PKS terdiri dari menjelaskan mutu buah yang dipanen dan
li P

beberapa kriteria, yaitu disortasi pada hari yang sama.


e

aru

1. Buah Mentah Merah (Unripe) adalah Peralatan pendukung di stasiun


rik
hM
ng

janjangan buah yang membrondol penerimaan TBS terdiri atas.


kurang dari satu brondol per kilogram
ole

janjang. a. Jembatan Timbang


Me

2. Buah Masak (Ripe) adalah janjang Merupakan timbangan yang menggunakan


yang warnanya kemerahan dan sistem elektronik yang terdiri atas jembatan
memberondol paling sedikit dua timbang dan ruang timbang. Ruang
brondol per kilogram janjang dan paling timbang dilengkapi indikator dan komputer
banyak 50%. digunakan operator untuk mengoperasikan
3. Buah Terlalu Masak (Over-Ripe) adalah jembatan timbang. Kondisi ruang
janjang buah yang membrondol lebih timbangan harus bersih, rapi, dan cukup
dari 50% hingga maksimum 90%. dingin. Adapun fungsi jembatan timbang
4. Janjangan Kosong (Empty Bunch), sebagai berikut.
adalah janjang buah yang membrondol • Mengetahui jumlah berat TBS yang
lebih dari 90% hingga membrondol masuk.
seluruhnya. • Mengetahui jumlah berat hasil produksi
(CPO dan Kernel) yang keluar PKS.
• Menimbang barang-barang yang masuk conveyor dijalankan dikutip kembali dan
dan keluar, yang berhubungan dengan dikembalikan ke dalam lori.
pabrik maupun kebun.

dan
e. Capstan dan Guide Bollard
b. Loading Ramp Capstan berfungsi untuk menarik lori
Loading ramp merupakan tempat dilengkapi roll untuk menggulung tali

it
penampungan sementara buah sebelum dengan kecepatan gulung ± 20 m/menit,
diproses. Lantai hopper penampung sedangkan guide bollard berbentuk roller

Saw
un
terbuat dari besi pelat dan ada juga yang dilengkapi bearing berfungsi sebagai
dibuat dengan besi T dengan kisi-kisi yang pembantu untuk membalik arah tarikan lori
bercelah ± 10 mm yang berguna untuk yang ditarik capstan.
Keb
memisahkan/membuang pasir dan sampah
agar tidak ikut dalam proses pengolahan.
apa f. Transfer Carriage
Kapasitas loading ramp berkisar 100—300 Transfer carriage berfungsi untuk
ton. Loading ramp ini dilengkapi dengan memindahkan lori buah dari jalur rail

ean
hydrolik system untuk membuka dan loading ramp ke jalur rail sterilizer atau
Pab ola

menutup pintu. sebaliknya. Kontruksi transfer carriage


am
Kel

terbuat dari besi pelat tebal ± 10 mm yang


ard

c. Lori difabrikasi dilengkapi rail dan digerakkan


li P

Lori atau keranjang buah berfungsi untuk oleh sistem hidrolik.


el

aru

penampungan buah yang akan direbus.


rik

Lori dibuat dari besi pelat yang pada bagian Flow chart operasional di stasiun
hM
ng

dasar dan dinding kiri kanan dilubangi penerimaan dapat digambarkan sebagai
ole

(diameter lubang ± 10 mm) agar penetrasi berikut.


steam ke dalam buah dan penguapan air
Me

Truk/Traktor
dari dalam buah lebih efektif. Ukuran lori Pengangkutan TBS
yang digunakan adalah 7,5 ton dengan
menggunakan tippler.
Pos Keamanan

d. Dirt Conveyor
Dirt conveyor yang biasa digunakan jenis Penimbangan TBS
rantai conveyor yang dilengkapi scrapper.
Fungsinya untuk membuang sampah Masuk ke Peron Loading Ramp
dari kisi-kisi loading ramp ke tempat
penampungan/gandengan. Brondolan
buah yang ikut dalam sampah sebelum Masuk ke Lori TBS
2. Prosedur Operasional • Kondisi ruangan dan lingkungan
a. Pos Keamanan jembatan timbang harus bersih.

dan
(1) Pengaturan Antrean • Mengaktifkan komputer timbangan dan
Petugas keamanan akan mengatur indikator sesuai password masing-masing
antrean jika terjadi antrean panjang. operator.

it
(2) Administrasi • Indikator menunjukkan beban angka

Saw
Menerima dan memeriksa surat “nol” pada beban kosong.

un
pengantar TBS dari supplier/kebun yang • Mobil boleh masuk ke timbangan
diantar supir dan mencatat ke dalam dengan posisi senter untuk selanjutnya
buku jurnal penerimaan TBS serta dilakukan penimbangan pertama.
Keb
menyerahkan kembali ke supir sesuai • Setelah pembongkaran TBS
antrean kedatangan.
apa dilaksanakan, dilakukan proses
(3) Keamanan Timbangan penimbangan kedua untuk diperoleh
Sebelum truk TBS ditimbang khususnya berat neto.

ean
dari kebun inti atau sepupu, segel • Setelah akhir penimbangan/timbangan
Pab lola

harus diperiksa keutuhannya. Jika ada am


tutup, operator mematikan seluruh
Kel
ard
kecurigaan kerusakan gembok, segel, peralatan timbangan.
jaring, harus dilaporkan ke atasan. Pada (2) Administrasi Timbangan
li P

saat penimbangan truk TBS, petugas • Sebelum dilakukan penimbangan


e

aru

keamanan bertugas mengatur posisi supir menyerahkan SP TBS yang sudah


rik
hM
ng

senter truk, mengecek ada atau tidaknya diperiksa di pos keamanan.


penumpang atau benda asing di dalam • Bila ada potongan sortasi/denda maka
ole

truk, dan bentuk-bentuk kecurangan krani timbangan akan menghitung berat


Me

lainnya. neto dikurangi dengan potongan/denda.


(4) Keamanan Loading Ramp • Krani timbang setelah melakukan
Petugas keamanan di loading ramp proses penimbangan membuat print
bertugas menjaga keamanan dan out rangkap empat dan menyerahkan
ketertiban saat pembongkaran dan kembali ke supir dengan perincian
pelaksanaan sortasi. sebagai berikut.
- Kartu timbang warna putih diberikan
b. Jembatan Timbang kepada supir untuk dokumen
(1) Pengoperasian Jembatan Timbang penagihan atas material atau barang
Di dalam pengoperasian jembatan yang dikirim.
timbang harus diperhatikan beberapa - Kartu timbang warna merah muda
hal sebagai berikut. diberikan kepada supir sebagai
dokumen penagihan atas biaya
pengangkutan.
- Kartu timbangan warna hijau truk ke lantai loading ramp. Kemudian,
petinggal pabrik/PKS. buah yang masuk kriterianya dipisahkan,
- Kartu timbang warna kuning antara lain buah mentah, janjang kosong,

dan
diserahkan ke kantor kebun/kantor tangkai panjang, buah abnormal, buah
pusat. busuk. Buah tersebut dikembalikan
d. Untuk setiap mobil yang masuk ke ke dalam truk dan dicatat pada Form

it
timbangan dilakukan pencatatan dalam Sortasi. Pengembalian TBS yang berasal
buku jurnal laporan. dari kebun inti dan/atau plasma atau

Saw
un
e. Setelah timbangan ditutup, krani pihak ketiga yang ditentukan sesuai
timbangan mem-print out keseluruhan dengan perjanjian dibuatkan Berita
hasil penimbangan TBS yang masuk dan Acara Pengembalian TBS rangkap empat
Keb
dibuat rekap sesuai sumber asal TBS dan dengan pendistribusian sebagai berikut.
dilaporkan ke atasan.
apa • Lembar pertama untuk pertinggal di
sortasi.
c. Loading Ramp • Lembar kedua untuk pertinggal di

ean
(1) Administras Loading Ramp PKS.
Pab ola

Sesampainya di loading ramp, supir truk • Lembar ketiga dan keempat untuk
am
Kel

kembali melapor dan menyerahkan kebun pengirim TBS, satu lembar


ard

SP TBS ke petugas mutu buah (sortasi) dikembalikan ke PKS setelah


li P

untuk dilakukan pencatatan. Sebelum ditandatangani sebagai tanda/bukti


el

aru

melakukan sortasi, petugas sortasi sudah diterima.


rik

memeriksa kelengkapan administrasi (3) Pembongkaran TBS


hM
ng

dan pengaman TBS yang meliputi segel, • Pembongkaran TBS ke dalam loading
ole

jaring, dan rantai sesuai dengan SP TBS. ramp harus diperhatikan apakah ada
Apabila ada kelainan dari kelengkapan benda asing terikut, seperti besi, batu,
Me

administrasi dan pengiriman TBS maka rantai, dan sebagainya. Jika ada segera
harus dilakukan verifikasi terhadap pihak diambil dan dilaporkan kepada atasan.
pengirim dan pihak transporter. • Pelaksanaan pengisian loading ramp
(2) Sortasi Timbangan harus dimulai dari pintu pertama hingga
Pelaksanaan sortasi dilakukan oleh pintu terakhir agar pengisian ke dalam
petugas sortasi yang berpengalaman lori dapat berlangsung dengan sistem
dan diawasi oleh asisten pabrik. Seluruh FIFO.
truk TBS inti, plasma, maupun pihak • Sisa TBS yang tidak diproses sebelumya
ketiga dilakukan sortasi TBS. Pelaksanaan harus diturunkan ke dalam lori. Hal ini
sortasi dilakukan beriringan/bersamaan untuk menghitung sisa TBS yang tidak
dengan proses pembongkaran TBS dari diolah pada hari sebelumnya.
(4) Pengisian TBS ke Lori • Kotoran atau sampah yang jatuh tepat di
• Pengisian TBS ke lori diawali dengan jalur roller chain dibersihkan agar gerakan

dan
menempatkan dan menyusun lori conveyor normal dan tidak macet.
kosong tepat di bawah hopper loading (6) Pengoperasian Capstan/Winches
ramp agar saat pengisian TBS dapat tepat • Sebelum menjalankan capstan pastikan

it
masuk lori. Apabila pada saat pertama terlebih dahulu kondisi tali capstan layak

Saw
membuka pintu ternyata TBS tidak mau atau tidak layak untuk digunakan. Bila

un
turun ke lori, dibantu menarik dengan tidak layak segera dilaporkan ke atasan
menggunakan alat tojok, satu atau dua untuk diganti.
janjang TBS sampai TBS berikutnya dapat • Memutar tali capstan harus dilakukan satu
Keb
meluncur masuk ke dalam lori. arah agar tidak merusak tali capstan dan
• Pengisian TBS ke dalam lori tidak boleh
apa mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
melebihi kapasitas lori atau menjunjung • Lori yang keluar dari rail track tidak
tinggi karena dapat menyebabkan diperkenankan untuk ditarik langsung

ean
brondolan berjatuhan ke rail track. dengan tali capstan karena bila tali putus
Pab lola

• Setelah lori yang berada di bawah hopper am


dapat membahayakan operator.
Kel
ard
loading ramp terisi penuh, pindahkan (7) Pengoperasian Transfer Carriage
lori tersebut dan tempatkan kembali lori • Lori yang sudah berisi TBS ataupun lori
li P

kosong tepat dibawah hopper ramp. kosong dipindahkan dari jalur rail track
e

aru

• Lori yang rusak harus disingkirkan dari yang satu ke jalur rail track lain dilakukan
rik
hM
ng

bawah ramp ke tempat reparasi lori agar dengan menggunakan transfer carriage.
tidak menggangu proses. Selanjutnya, • Pada saat keluar masuknya lori dari
ole

lori yang rusak diperbaiki agar tidak transfer carriage, kondisi transfer carriage
Me

kekurangan lori yang dapat menggangu harus dalam keadaan terkunci.


kapasitas pabrik. • Bila ada roda lori yang anjlok
• Brondalan yang berjatuhan di lantai keluar dari rail transfer carriage
maupun yang menyangkut di cantolan lakukan pengangkatan lori dengan
lori harus dibersihkan untuk menjaga menggunakan dongkrak. Selanjutrnya,
kebersihan dan mencegah kerugian. roda lori diatur tepat berada di atas rail
(5) Pengoperasian Dirt Conveyor transfer carriage.
• Sebelum mengoperasikan dirt • Penempatan rail track transfer carriage
conveyor, pastikan kalau trailer kosong harus satu jalur dengan rail track lori
ditempatkan di ujung bawah dirt yang akan dipindahkan agar pada saat
conveyor agar kotoran atau sampah yang menarik lori ke transfer carriage, roda lori
jatuh tidak berserakan. tidak anjlok ke luar jalur rail track.
3. Pengendalian Proses c. Pengisian TBS ke Lori
a. Jembatan Timbang Pengisian TBS ke dalam lori jangan sampai
(1) Brondolan/janjang yang jatuh melebihi kapasitas lori. Hal ini dapat berakibat

dan
pada platform dan sekitarnya harus sebagai berikut.
dibersihkan. (1) Brondolan jatuh di rail track dan tergilas lori
(2) Setiap pagi platform harus diperiksa dari (2) Dapat merusak steam spreader pada

it
benda asing. Selain itu, kotoran yang ada sterilizer.
harus dibersihkan. (3) Buah akan terjatuh di dalam sterilizer

Saw
un
(3) KTU/manajer PKS secara rutin memeriksa sehingga roda lori terganjal, berkurangnya
kondisi monitor timbangan agar tetap minyak, dan menyumbat saringan
dalam kondisi berfungsi dengan baik. keluarnya air kondensat.
Keb
(4) CCTV harus diperiksa oleh KTU dan Pengisian TBS ke dalam lori dilakukan
diyakinkan dapat berfungsi dengan baik.
apa sedemikian rupa sehingga lori terisi
(5) Dalam keadaan “Force Majour” (petir, TBS dengan berat yang sesuai dengan
gempa bumi), krani timbang dapat kapasitas lori.

ean
langsung menghentikan operasi
Pab ola

jembatan timbang dan melaporkan d. Transfer Carriage


am
Kel

kepada manajer PKS atau KTU. (1) Brondolan dan janjang yang jatuh di
ard

tranfer carriage diambil dan dimasukkan


li P

b. Loading Ramp/Sortasi kembali ke lori.


el

aru

(1) Untuk menghindari adanya brondolan (2) Tetesan minyak dan kotoran yang
rik

maupun janjangan tergilas oleh melekat di transfer carriage harus


hM
ng

kendaraan maka sebelum truk dibersihkan setiap hari.


ole

melakukan pembongkaran, seluruh


lantai loading ramp harus dibersihkan e. Pemeriksaan Rutin
Me

dari brondolan ataupun janjangan. (1) Untuk mendapatkan hasil timbangan


(2) Sortasi buah dilakukan dekat ramp akurat
hopper agar saat disorong dengan alat • Timbangan harus dikalibarsi oleh
berat tidak banyak yang tergilas dan metrologi setahun sekali.
memar. • Service contract dua kali dalam setahun
(3) Seluruh kebersihan area sortasi atau lebih bila diperlukan.
merupakan tugas dan tanggung jawab • Cross-check jembatan timbang dengan
petugas mutu buah atau petugas sortasi. menggunakan batu timbang dua
(4) Truk yang melakukan pembongkaran bulan sekali oleh assistant maintenance
diatur sedemikan rupa sehingga tidak (pelaksanaan disesuaikan dengan
ada buah yang tercampur karena dapat prosedur yang berlaku).
menyulitkan proses sortasi.
(2) Mengecek wire rope secara rutin. Apabila (3) Pressure gauge dan alat pengaman lainnya
wire rope sudah tidak layak, segera berfungsi dengan baik.

dan
lakukan penggantian dengan yang baru. (4) Record chart harus terpasang dan bekerja
(3) Melakukan pelumasan terhadap dengan baik.
peralatan-peralatan yang bergerak/

it
bergesekan untuk mengurangi keausan. b. Dasar–Dasar Operasional

Saw
(4) Mengecek volume pelumas pada gear (1) Pada dasarnya, dalam satu cycle proses

un
bos. Bila berkurang atau kekentalannya perebusan terdiri atas empat tahap
sudah encer, segera diganti dengan yang berikut.
baru. • Tahap deaerasi.
Keb
(5) Mengecek kondisi roda gigi, kopling • Tahap kenaikan steam.
maupun belting agar tetap dalam kondisi
apa • Tahap penahanan steam.
yang baik. • Tahap pembuangan steam dan kondensat.
(6) Mengecek semua sambungan mur- (2) Tujuan perebusan ialah sebagai berikut.

ean
bautnya. Bila ada yang kendur, segera TBS di loading ramp yang sudah diisi ke
Pab lola

dikencangkan. am
dalam lori selanjutnya dimasukkan ke
Kel
ard
(7) Bila ada pelat las-an yang terlepas segera dalam sterilizer untuk direbus.
dilaporkan ke atasan agar dilakukan Adapun tujuan dari perebusan TBS
li P

perbaikan pengelasan. sebagai berikut.


e

aru

• Menonaktifkan enzim Lipase yang


rik
hM
ng

B. SOP PEREBUSAN bertindak sebagai katalisator dalam


1. Pendahuluan pembentukan asam lemak bebas (FFA)
ole

a. Kebijakan Perusahaan dan enzim Oksidase yang berperan dalam


Me

Perebusan dilakukan dengan bejana sterilizer pembentukan peroksida. Kemudian,


pada kondisi dan cycle tertentu sehingga berubah menjadi gugus aldehide dan keton
dapat berlangsung sempurna dan efisien. di mana bila senyawa tersebut teroksidasi
Beberapa kebijakan perusahaan yang harus akan terbentuk asam lemak bebas.
dilaksanakan ialah sebagai berikut. Enzim ini hancur di daging buah, pada
(1) Perebusan dilakukan dengan sistem temperatur 55o C karena pada temperatur
tripple peak dan dioperasikan dengan ini enzim tidak aktif.
sistem automatik programer. • Memudahkan buah lepas dari tandannya
(2) Faktor keselamatan kerja harus sehingga jumlah brondolan yang diperoleh
diutamakan dengan safety lock berfungsi pada proses pemipilan maksimum.
dengan baik dan pintu harus tertutup • Melunakkan daging buah sehingga nut
dengan kondisi ring pengunci pintu mudah dipisahkan dari serat pericarp
minimal 75% terkunci. selama pengadukan di digester.
Selanjutnya, dipisahkan dengan dan pemrograman dengan fungsinya
sempurna di depericarper column. masing-masing sebagai berikut.
• Membantu proses pelepasan inti dari • Pengoperasian dimaksudkan untuk

dan
cangkang di stasiun inti. Perebusan yang menjalankan/mengoperasikan sterilizer
sempurna akan menurunkan kadar sesuai dengan langkah-langkah yang
air biji hingga 19­—20% sehingga inti ada selama proses berlangsung.

it
menyusut, sedangkan cangkang tetap, • Pengontrolan dimaksudkan untuk
inti akan mudah lepas dari cangkang. mengetahui kesesuaian kerja peralatan

Saw
un
dengan sistem yang diprogramkan
c. Beberapa peralatan utama yang ada dengan cara melihat indikator baik
pada stasiun perebusan sebagai berikut. berupa lampu atau grafik.
Keb
(1) Bejana sterilizer Pemograman ditujukan untuk
Bejana sterilizer merupakan sebuah
apa menentukan waktu yang diperlukan
bejana tekan dengan tipe horizontal untuk setiap langkah perebusan.
dilengkapi dua unit pintu. Bodi terbuat (3) Kerangan steam

ean
dari pelat baja dengan ketebalan 15 Kerangan ini dilengkapi aktuator yang
Pab ola

mm yang dilengkapi liner dari pelat berfungsi untuk menggerakan valve


am
Kel

BMS setebal 12 mm, besi siku untuk dengan bantuan tekanan angin secara
ard

rail track, dua buah nozzle steam inlet otomatis. Kerangan steam berfungsi
li P

berdiameter 150 mm, empat buah untuk pengontrolan steam masuk


el

aru

nozzle untuk steam exhaust dan drainase dan steam keluar dari bejana sterilizer.
rik

kondensat berdiameter 250 mm, serta Kerangan yang ada pada sterilizer
hM
ng

satu buah safety valve. Kapasitas satu terdiri dari kerangan steam masuk dan
ole

unit sterilizer 40—50 ton TBS. Dalam kerangan kondensat.


perencanaan kebutuhan unit sterilizer
Me

yang disesuaikan dengan kapasitas d. Sistem Perebusan


pabrik, dengan pendekatan perhitungan Sistem perebusan yang lazim digunakan
berikut. di pabrik kelapa sawit adalah single peak,
double peak, dan tripple peak. Pemilihan
Kapasitas pabrik x siklus perebusan (menit) sistem perebusan disesuaikan dengan
Kebutuhan unit sterilizer =
Isi sterilizer x 60 menit
kepasitas boiler yang tersedia agar tujuan
perebusan dapat dicapai. Keberhasilan
(2) Programmable sterilizer sistem perebusan triple peak dipengaruhi
Programmable sterilizer dilengkapi tersedianya steam yang cukup, kapasitas
dengan sistem yang dapat berfungsi di sterilizer, dan lamanya perebusan.
dalam pengoperasian, pengontrolan,
TABEL GRAFIK INTERVAL

dan
No Kode Keterangan Perkiraan Waktu Menit Tekanan kg/cm2
Pemanasan kembali TBS restan hari
1. A 26 1—1,5
sebelumnya yang telah masak
2. B Buka/tutup pintu 20 -

it
3. C Puncak tekanan pertama 10 1,3—1,5
4. D Puncak tekanan kedua 10 2,2—2,5

Saw
un
5. E Rerata puncak tekanan ketiga 64 2,7—3,0
Interval waktu antarsiklus
6. X …………….. -
(sesuai jumlah rebusan tersedia di PKS)
Keterangan:
Keb
Siklus 5 dengan rebusan No. 1 dan siklus 6 dengan rebusan No. 2, dan sebagainya.

apa
e. Pengawasan Titik Kritis (3) Saluran pembuangan kondensat harus
Pengawasan titik kritis dalam proses lancar.
perebusan ialah sebagai berikut. (4) Bila dalam keadaan darurat, kerangan

ean
(1) Tekanan steam perebusan pada puncak inlet dan outlet harus dapat dioperasikan
Pab lola

ketiga minimal 2,80 kg/cm2.


am
secara manual.
Kel
ard
(2) Saat beroperasi pintu harus tertutup
minimal 75% dari lock ring.
li P
e

aru
rik
hM
ng

ole
Me
f. Siklus Rebusan b. Pembukaan Pintu Sterilizer (Open Clutch
(1) Keterangan: Door)
• Siklus penguapan maksimum: A menit (1) Usahakan pintu sterilizer bagian belakang

dan
• Throughput pabrik terpasang: B ton/jam dibuka untuk menghindari terjadinya
• Jumlah rebusan terpasang: C unit salah pengertian dengan operator
• Jumlah lori/unit rebusan terpasang: D loading ramp. Pada saat menutup pintu,

it
unit tutuplah pintu sterilizer bagian depan.
• Kapasitas 1 unit lori: E ton/lori (2) Perhatikan pressure gauge yang ada

Saw
un
• Pintu terbuka sampai pintu tertutup: G pada rebusan sebelum membuka pintu
menit sterilizer. Pastikan valve safety device
dibuka dan steam yang keluar tidak
Keb
Maka dapat dirumuskan sebagai berikut. bertekanan (tekanan dalam sterilizer
* Siklus waktu perebusan maksimum (menit)
apa harus nol).
(3) Untuk memastikan tekanan dalam
C xDxE sterilizer nol, buka valve control steam

ean
(F) = x 60
B pada sterilizer (apabila masih ada tekanan
Pab ola

steam yang keluar, jangan sekali-kali


am
Kel

Siklus penguapan maksimum (A) = F - G membuka pintu sterilizer, tekanan di


ard

dalam sterilizer harus benar-benar nol,


li P

(2) Interval Waktu dalam menit baru pintu sterilizer dapat dibuka).
el

aru

(4) Angkat tuas safety bar pintu sterilizer.


DxE
rik

(H) = x 60 Pada saat pintu sterilizer terbuka, safety


hM
ng

B
bar berada di atas stopper.
ole

2. Prosedur Operasional (5) Dorong trolly dan pastikan posisi rel trolly
a. Start Operasional. tepat sejajar dengan rel sterilizer. kunci
Me

(1) Pastikan kompresor berfungsi dengan trolly dengan engsel yang telah tersedia.
baik. Setelah kedua pintu sterilizer terbuka dan
(2) Pasangkan grafik sterilizer sesuai dengan kedua trolly tepat pada posisinya, pintu
waktu perebusan dimulai. sterilizer sudah pada cantolan pengaman,
(3) Pastikan switch program atur pada posisi maka berilah aba-aba pada operator
automatis. loading ramp untuk memasukkan lori ke
(4) Atur waktu perebusan sesuai dengan dalam rebusan.
kebutuhan/kondisi buah. (6) Pastikan lori yang paling depan dan
paling belakang tidak terlalu dekat
dengan bibir pintu sterilizer (+ 30cm)
untuk menghindari agar lori tidak (1) Pengisian lori yang berisi TBS ke dalam
mundur dan menabrak pintu sterilizer. sterilizer.

dan
(7) Tutuplah pintu sterilizer bagian depan (2) Penutupan pintu sterilizer.
terlebih dahulu baru pintu bagian (3) Penguncian pintu pengaman sterilizer.
belakang. (4) Memasukan uap ke dalam dan

it
(8) Pastikan pintu rebusan terpasang dan mengeluarkan uap dari bejana sterilizer

Saw
tidak ada yang bocor. dengan membuka dan menutup

un
(9) Bersihkan brondolan yang jatuh di ring kerangan sesuai program otomatis
dan pintu rebusan. dengan urutan sebagai berikut.
Keb
Kondensat/ Main
c Penutupan Pintu Sterilizer (Closing Clutch Step
Exhaust Inlet
Door)
apa 1 Buka Buka
(1) Dorong pintu rebusan lalu putar tuas 2 Tutup Buka
Peak Pertama
kunci pintu rebusan ke atas sampai posisi 3 Buka Buka

ean
4 Buka Tutup
lock ring minimal 75% terkunci. Peak Kedua
Pab lola

5 Buka Buka
(2) Pastikan pada saat penguncian pintu am
Kel
6 Tutup Buka
ard
sterilizer, posisi lock ring harus menutup 7 Buka Buka
disc flange c/w tapered wedge minimal
li P

8 Buka Tutup
75% saat posisi pintu sterilizer tertutup 9 Buka Buka
e

aru

dan safety bar harus di samping stopper. 10 Tutup Buka


rik
hM
ng

11 Buka Buka
(3) Setelah pintu sterilizer tertutup dengan Peak Ketiga
12 Tutup Buka
baik maka tekan tombol start yang ada
ole

13 Buka Buka
pada panel sterilizer. 14 Tutup Buka
Me

(4) Program sterilizer harus dioperasikan full 15 Buka Buka


automatic/semi otomatis. Pastikan door 16 Buka Tutup
limit switch, safety interlock, safety valve
berfungsi dengan baik.
(5) Periksalah bearing engsel pintu dan
lock ring secara berkala (apakah ada
keretakan akibat lori anjlok).

d. Siklus perebusan
Tahapan yang harus diikuti dalam satu siklus
proses perebusan sistem triple peak sebagai
berikut.
(5) Setelah tahapan ke-16 selesai dan panas steam ke dalam jaringan buah
tekanan sterilizer turun mencapai atau difusi. Deaerasi dilaksanakan saat
nol maka buah yang direbus telah dimulainya perebusan TBS dengan

dan
masak. Selanjutnya, dilanjutkan proses cara memasukkan uap dari bagian atas
pengeluaran buah dari rebusan . bejana rebusan dan mengeluarkan
(6) Buka kerangan safety device dekat pintu dari dasar bejana. Steam dimasukkan

it
dan cek secara visual apakah ada steam dari bagian atas rebusan melalui pipa
yang masih keluar. Pintu sterilizer dapat pemasukan yang dilengkapi dengan

Saw
un
dibuka bila steam yang keluar dari steam distributor dengan maksud agar
kerangan hand venting tidak ada lagi. penyebaran tekanan steam merata ke
(7) Tarik lori dari dalam sterilizer dengan semua bagian.
Keb
menggunakan capstan atau winches. (3) Pembuangan kondensat
(8) Sterilizer yang siap digunakan diisi
apa Pada proses perebusan, steam yang
kembali dengan lori TBS untuk siklus digunakan akan terkondensasi
berikutnya. menjadi kondensat yang terkumpul

ean
di bagian dasar sterilizer. Kondensat
Pab ola

e. Aspek Perebusan dibuang melalui dasar bejana yang


am
Kel

Beberapa aspek yang dapat mempengaruhi pembuangannya dikontrol dengan


ard

efektifitas perebusan sebagai berikut. kerangan otomatis. Kondensat ini harus


li P

(1) Tekanan uap dibuang karena hal berikut.


el

aru

Dalam satu siklus perebusan, bila • Air kondensat yang tidak dibuang
rik

tekanan uap dapat mencapai 3 kg/cm2 dapat menggenangi buah yang direbus
hM
ng

dan bertahan dalam waktu 30 menit sehingga minyak akan terikut dalam air
ole

pada peak ketiga akan memberikan hasil kondensat.


yang memuaskan. • Air kondensat bersifat korosif sehingga
Me

(2) Pembuangan udara dari sterilizer akan mempercepat keausan pada liner,
Udara merupakan penghantar panas dish end, dan bagian pintu sterilizer.
yang lambat sehingga akan menurunkan • Air yang terakumulasi akan
tekanan di dalam perebusan. Udara mengabsorbsi panas dari steam sehingga
yang ada di dalam bejana sterilizer harus panas dari steam akan berkurang.
dibuang dengan cara pengusiran oleh (4) Kebutuhan uap
uap. Cara tersebut disebut deaerasi. Jumlah uap yang dibutuhkan untuk
Deaerasi dilakukan selain untuk sekali perebusan dengan sistem tripple
pembuangan udara di dalam sterilizer, peak sekitar 250—360 kg/ton TBS
juga untuk pengusiran udara yang dengan perincian sebagai berikut.
berada di dalam TBS melalui penetrasi
• Pemanasan bejana perebusan: 80—120 kg Pemeriksaan meliputi hal-hal berikut.
• Proses perebusan: 120—140 kg • Packing pintu

dan
• Steam untuk deaerasi: 50—100 kg Bila packing pintu yang bocor tidak
segera diganti, akan mengakibatkan
(5) Waktu perebusan groove. Selain itu, parit dudukan packing

it
Perebusan membutuhkan waktu akan mudah terjadi keausan karena

Saw
penetrasi steam hingga ke bagian tandan tekanan steam. Pemeriksaan packing

un
yang paling dalam. Penetrasi panas ke dilakukan setiap hari sebelum proses. Bila
dalam tandan buah akan semakin cepat ada yang bocor, harus diganti.
bila tekanan uap semakin tinggi. Pada • Saringan buangan kondensat
Keb
sistem perebusan triple peak, pengusiran Saringan kondensat yang tersumbat
udara dari sela tandan buah terjadi
apa brondolan harus dibersihkan agar tidak
pada puncak kedua dengan tekanan terjadi genangan air kondensat.
sekitar 2,5 kg/cm2 yang diturunkan cepat • Trolly

ean
menjadi nol kg/cm2. Selanjutnya, buah Periksa apakah dudukan rail masih
Pab lola

di dalam rebusan memasuki puncak am


selevel dengan rail di sterilizer.
Kel
ard
ketiga dengan tekanan 2,8—3,0 kg/cm 2
• Manometer
dalam waktu 35—45 menit tergantung Manometer sebagai alat indikator
li P

kebutuhan. Hubungan waktu perebusan tekanan perlu diperiksa masih berfungsi


e

aru

dengan efisiensi ekstraksi minyak sawit atau tidak.


rik
hM
ng

sebagai berikut. (2) Pemeliharaan


• Semakin lama waktu perebusan, jumlah Pengecekan secara teratur seminggu
ole

buah yang terpipil semakin tinggi. sekali perlu dilakukan untuk semua
Me

• Semakin lama perebusan, kehilangan bagian peralatan sterilizer, seperti pada


minyak di kondensat dan di tandan liner, railtrack, strainer pipa, dan steam
kosong semakin tinggi. valve. Bila ditemukan kerusakan pada
• Semakin lama perebusan, mutu minyak bagian sterilizer maka harus segera
sawit akan semakin menurun karena diambil tindakan berikut.
akan terjadi penurunan nilai DOBI. • Kebocoran liner body atau pintu harus
diperbaiki dengan dilas kembali agar
f. Beberapa hal yang perlu diperhatikan efektifitas perebusan tidak berkurang.
sebagai berikut. Bila pelat aus (tipis kurang dari 4 mm),
(1) Sebelum dioperasikan harus diganti.
Sterilizer merupakan bejana bertekanan • Pipa uap dan pipa kondensat
yang mempunyai risiko tinggi maka Bila terjadi kebocoran, harus segera
sebelum dioperasikan harus diperiksa. diganti. Jika tidak diganti, akan
menyebabkan kebisingan dan mengotori
lingkungan sekitarnya.
• Kerangan/valve (2) Buah kurang masak dan buah mentah
Kerangan butterfly pada buangan memerlukan ekstra penambahan waktu.
kondensat sering mengalami kebocoran. d. Bila ada roda lori anjlok di dalam sterilizer,

dan
Bila terjadi kebocoran, periksa segel segera lakukan proses pengeluaran
teplon. Jika rusak, harus diganti. dari dalam sterilizer dengan tetap
• Pintu memperhatikan keselamatan kerja.

it
Bagian pintu yang sering aus ialah di e. Bila ada packing yang terlepas/rusak,
bagian bawah karena sering terendam segera diganti untuk menghindari

Saw
un
air kondensat. Bila packing pintu tidak penurunan tekanan di dalam sterilizer
dapat lagi didudukkan pada groove akibat adanya steam yang terbuang.
atau parit maka groove pintu perlu
Keb
dilas. Kalau kerusakannya parah, harus C. SOP PEMISAHAN
dilakukan re-kondisi.
apa BRONDOLAN
• Inspeksi bejana sterilizer 1. Pendahuluan
Setiap empat tahun sekali, bejana a. Kebijakan Perusahaan

ean
sterilizer dilakukan inspeksi oleh Pada proses pemipilan (threshing) diusahakan
Pab ola

instansi Disnaker. Sebelum inspeksi dari


am
brondolan terpipil dari janjang semaksimal
Kel

Disnaker, bagian-bagian bejana harus mungkin dengan batas brondolan yang tidak
ard

dilakukan pemeriksaan menyeluruh terlepas dari janjang (unstripped bunches) <


li P

sebagai pengawasan internal, agar saat


l

3% terhadap EFB. Proses yang tidak sempurna


e

aru

pemeriksaan tidak terjadi hal-hal yang dalam stasiun ini dapat mempengaruhi
rik

tidak dikehendaki.
hM
ng

efisiensi pabrik. Batas total kehilangan minyak


(oil losses) dan kehilangan kernel (kernel losses)
ole

3. Pengendalian Proses pada proses pemisahan brondolan maksimal


a. Waktu untuk pemasukan dan
Me

sebagai berikut.
pengeluaran lori buah ke sterilizer dan (1) Oil losses: 0,01 % di unstripped bunches
dari sterilizer, serta waktu membuka dan dan 0,30 % terhadap TBS di janjangan
menutup pintu harus diminimalkan. kosong.
b. Pemeriksaan/monitoring tekanan dari (2) Kernel losses: 0,01 % di unstripped bunches
grafik/chart setiap hari harus dilakukan terhadap TBS.
oleh asisten pabrik. Bila ada kondisi tidak
normal, dievaluasi dan diambil tindakan. b. Dasar –Dasar Pengolahan
c. Lamanya perebusan dapat bervariasi (1) Pemisahan brondolan/threshing
(1) Buah yang lewat matang/restan direbus sering juga disebut pemipilan buah/
dengan waktu yang lebih pendek. stripping. bertujuan untuk melepaskan
seluruh brondolan dari janjangan berputar dengan kecepatan 23 rpm,
secara maksimal sehingga kehilangan diameter sekitar 2.100 mm dan panjang

dan
brondolan dalam janjangan dapat 5.100 mm dengan kapasitas janjangan
dikurangi. yang dibrondol sekitar 45 ton FFB/jam.
(2) Pada prinsipnya kegiatan pemisahan Pada thresher ini dilengkapi dengan fruit

it
brondolan ada tiga bagian operasi, yaitu conveyor under thresher.

Saw
• Penuangan umpan melalui tippler ke (5) Bunch Crusher

un
auto feeder dan umpan ke thresher. Bunch crusher berfungsi untuk memecah
• Pemisahan brondolan dari tandannya janjangan kosong agar brondolan yang
menggunakan thresher. masih tertinggal mudah terlepas di
Keb
• Pengangkutan material yang dipisahkan, second thresher.
yakni brondolan ke digester dan tandan
apa (6) Thresher Kedua
kosong ke hopper tandan kosong. Tujuan dari thresher kedua adalah
menurunkan jumlah buah yang tidak

ean
c. Peralatan utama yang digunakan pada terpipil pada janjang kosong yang diolah
Pab lola

stasiun pemisah brondolan sebagai berikut. am


pada thresher pertama sebelum dibuang
Kel
ard
(1) Tippler ke hopper. Thresher kedua ini dilengkapi
Tippler berfungsi untuk menuang dengan peralatan rethresher conveyor
li P

janjangan buah dari lori ke auto feeder yang berfungsi untuk membawa
e

aru

atau bunch hopper. janjangan kosong dari thresher pertama


rik
hM
ng

(2) Auto Feeder dan Bunch Hopper ke bunch crushner. Selain itu, dilengkapi
Auto feeder dan bunch hopper pula dengan fruit conveyor under second
ole

berfungsi sebagai wadah sementara thresher untuk menghantar brondolan ke


Me

penampungan janjangan buah sebelum fruit conveyor.


dibawa ke thresher. (7) Fruit Conveyor, Fruit Elevator, dan
(3) Bunch Conveyor/Elevator Distributing Conveyor
Bunch conveyor/elevator berfungsi untuk Fruit conveyor dan fruit elevator berfungsi
membawa atau mengangkat janjangan untuk membawa dan mengangkat
ke thresher yang dilengkapi dengan brondolan terpipil menuju distributing
scraper/bucket sebagai tempat janjangan conveyor. Selanjutnya, dari distributing
hasil tuangan dari tippler. conveyor brondolan didistribusikan ke
(4) Drum Thresher setiap digester.
Thresher berfungsi untuk melepaskan (8) Empty bunch conveyor
brondolan dari janjangan buah dengan Empty bunch conveyor berfungsi untuk
cara bantingan. Alat ini berupa mesin membawa janjangan kosong ke empty
berbentuk drum berkisi-kisi yang bunch hopper.
(9) Empty bunch break cutter TIPPLER

Empty bunch break cutter berfungsi Auto Feeder /


Bunch Hopper
sebagai alat untuk mencacah empty

dan
bunch menjadi fiber yang akan dipakai Thresher

sebagai bahan baku pembuatan pupuk Berondolan Janjangan Kosong

kompos. Fruit Conveyor Rethreshing Conveyor

it
Fruit Elevator Bunch Crusher
d. Dalam praktik, tidak semua brondolan

Saw
un
dapat terpipil dari janjangannya. Kondisi Distributing Conveyor Second Thresher
Oil Loss < 5%
USB < 3% to FFB on NOS

ini dapat disebabkan oleh beberapa hal Berondolan Janjangan Kosong

Digester
berikut. Empty Bunch
Keb
Conveyor
(1) Buah yang diolah masih tergolong buah
mentah dan hard bunch.
apa Empty Bunch Break
Cutter

(2) Proses perebusan di sterilizer tidak


sempurna karena waktu perebusan dan 2. Prosedur Operasional

ean
tekanan steam yang kurang. a. Sebelum mengoperasikan peralatan
Pab ola

(3) Kapasitas janjangan buah yang masuk ke


am
di stasiun ini, setiap operator wajib
Kel

thresher berlebih. memastikan tidak ada orang/benda


ard

(4) Putaran thresher tidak normal. asing yang dapat menyebabkan


li P

(5) Sudu–sudu bantingan dan pengarah


l

kecelakaan kerja/kerusakan alat.


e

aru

thresher tidak berfungsi dengan baik. Kemudian, hidupkan peralatan di stasiun


rik
hM
ng

pemisahan brondolan dimulai dari ujung


e. Critical point yang harus dipenuhi pada ke awal dengan urutan sebagai berikut.
ole

stasiun pemisahan brondolan sebagai (1) Pastikan posisi breaker panel pada posisi
berikut. ON.
Me

(1) Oil loss in empty bunch: < 5,0% on NOS (2) Hidupkan semua conveyor empty bunch
(2) Unstripped bunches (USB): <3 % to EFB dari trhesher ke empty bunch break cutter.
(3) Hidupkan bunch crusher.
Flow chart di stasiun pemisahan (4) Hidupkan re-thresing conveyor.
brondolan dapat digambarkan sebagai (5) Hidupkan distributing conveyor.
berikut. (6) Hidupkan fruit elevator.
(7) Hidupkan fruit conveyor.
(8) Hidupkan fruit conveyor under second c. Penuangan buah.
thresher. (1) Lori berisi buah setelah direbus dalam

dan
(9) Hidupkan second thresher. sterilizer. Lalu, ditarik keluar dengan
(10) Hidupkan fruit conveyor under thresher. menggunakan capstan menuju transfer
(11) Hidupkan thresher. carriage. Selanjutnya, lori yang berisi

it
(12) Hidupkan bunch elevator/auto feeder. janjangan buah dengan bantuan

Saw
(13) Hidupkan tippler. transfer carriage dipindahkan ke jalur

un
(14) Periksa semua peralatan dan pastikan rail track untuk ditarik dengan capstan
berfungsi dengan baik. menuju tippler ke auto feeder.
(15) Hidupkan capstan untuk menarik lori
Keb
masuk ke bodi tippler. (2) Dalam mengoperasikan tippler, jangka
(16) Tekan tombol untuk memutar tippler
apa waktu penuangan janjang buah dari lori
secara perlahan-lahan sehingga buah menentukan tercapai tidaknya kapasitas
masuk ke hopper dan bunch elevator. pengolahan. Kecepatan penuangan

ean
(17) Hidupkan capstan untuk menarik lori harus disesuaikan dengan kapasitas
Pab lola

kosong. am
pengolahan.
Kel
ard

b Menghentikan peralatan di stasiun d. Pemipilan


li P

pemisahan brondolan diurutkan sebagai Janjang buah yang dituang ke bunch


e

aru

berikut. conveyor/auto feeder kemudian


rik
hM
ng

(1) Pastikan umpan pada bunch elevator diumpankan ke thresher untuk


telah habis. Lalu, alat tersebut dimatikan. perlakuan pembantingan agar buah
ole

(2) Pastikan umpan pada thresher, fruit terpipil. Untuk mengurangi USB,
Me

conveyor under thresher, dan second janjangan kosong dari thresher ini
thresher, serta fruit conveyor under second diumpan kembali ke bunch crusher dan
thresher telah kosong. Lalu alat tersebut second thresher. Selanjutnya, janjangan
dimatikan. kosong dikirim ke empty bunch break
(3) Matikan re-thresher elevator dan bunch cutter. Brondolan hasil pemipilan dikirim
crusher. ke digester.
(4) Matikan fruit conveyor, fruit elevator, dan
distributing conveyor. e Pemindahan Brondolan
(5) Matikan empty bunch conveyor. Brondolan hasil pemipilan di thresher
(6) Matikan breaker induk pada panel. dibawa dengan conveyor dan elevator
menuju digester untuk diproses lebih
lanjut.
f. Penanganan Janjangan Kosong 3. Pengendalian Proses
Janjangan kosong dari second thresher a. Kontinuitas umpan janjangan buah dari
dibawa ke empty bunch break cutter lori ke bunch conveyor atau elevator/

dan
untuk dicacah menjadi empty bunch fiber auto feeder harus disesuaikan dengan
sebagai bahan baku pembuatan pupuk kapasitas pabrik dan kapasitas lori agar
kompos. tidak overload.

it
b. Persentasi buah yang tidak terpipil
g. Pengoperasian Empty Bunch Break Cutter dengan sempurna (USB) dari second

Saw
un
Untuk mengoperasikan empty bunch thresher harus dimonitor dan tidak boleh
break cutter, pastikan power supply lebih 3% dari total janjang yang diolah.
sudah mencukupi dan stabil untuk USB ini dimonitor di conveyor janjangan
Keb
menghindari terjadinya overload pada kosong setiap dua jam terhadap 400
turbin/genset.
apa sampel janjangan kosong.

h. Hal–hal yang harus diperhatikan selama c. Kehilangan minyak di janjang kosong

ean
proses berlangsung. dimonitor tidak boleh lebih dari 5% to
Pab ola

(1) Penuangan di tippler/auto feeder harus NOS atau 0,30 % to TBS.


am
Kel

diatur agar tidak overload.


ard

(2) Brondolan yang jatuh di sekitar tippler, d. Tutup thresher dan drum thresher drum
li P

lantai bunch elevator, fruit conveyor, dan pada bagian bawah harus dibersihkan
el

aru

elevator harus dibersihkan segera dan minimal satu minggu sekali.


rik

dimasukkan ke fruit conveyor.


hM
ng

(3) Seluruh sampah yang berserakan disapu e. Apabila second thresher rusak maka
ole

dan dibuang ke tong/lubang sampah. janjangan kosong yang keluar dari


Kotoran minyak yang berjatuhan di lantai thresher harus disortir secara manual.
Me

dibersihkan dengan fiber. Selanjutnya, Janjangan kosong yang tidak terpipil


fiber dimasukkan ke fruit conveyor. dengan sempurna dimasukkan ke dalam
(4) Janjangan kosong yang menyangkut lori kemudian direbus kembali.
pada kisi-kisi thresher dan conveyor empty
bunch harus selalu dibersihkan. f. Efisiensi pemipilan dipengaruhi
(5) Bila saat operasional ditemukan benda beberapa faktor sebagai berikut.
asing atau terdengar suara yang (1) Kecepatan putar drum thresher 23 rpm.
mencurigakan pada peralatan, harus (2) Sudut kemiringan sudu-sudu thresher
dilakukan pemeriksaan. 5o—7o.
(3) Jarak antara roller crusher disesuaikan (1) Data jumlah lori buah yang dituang ke
dengan rata-rata besar janjang kosong. auto feeder/bunch hopper dipindahkan ke

dan
(4) Mutu buah dan efisiensi proses buku laporan proses setiap akhir shift.
sebelumnya. (2) Dat jumlah lori buah yang didaur ulang
(5) Efisiensi proses perebusan buah. dicatat di dalam buku laporan proses.

it
Saw
g. Lakukan pencatatan terhadap hal berikut h. Beberapa permasalahan yang

un
ini. sering timbul dalam proses di
stasiun pemisahan brondolan serta
penanganannya sebagai berikut.
Keb
No. Permasalahan Penyebab Tindakan
1
apa
Oil losses di empty
bunch
a. TBS memar akibat bongkar
lantai.
a. Diusahakan agar buah kebun inti selalu
bongkar ke dalam loading ramp.

ean
b. Waktu perebusan terlalu lama. b. Buah dari kebun harus dikirim ke pabrik
dalam waktu kurang dari 24 jam.
Pab lola

c. Buah restan dan busuk am c. Restan di pabrik maksimal untuk proses


Kel
selama 4 jam.
ard
d. Kisi-kisi drum threshing kotor/ d. Membersihkan kisi-kisi drum threshing
tersumbat. dari sampah minimum sekali seminggu.
li P

2 USB tinggi e. Persentase buah mentah e. Mengoordinasikan dengan pihak kebun


tinggi. untuk menurunkan persentase buah
e

aru

mentah.
rik
hM
ng

f.  Rotor bunch crusher sudah aus. f.  Merekondisi atau mengganti rotor
bunch crusher.
g. Threshing jalan satu unit. g. Memastikan kondisi threshing ada yang
ole

stand by dalam keadaan baik.


h. Feeding threshing terlalu besar. h. Mengatur feeding yang masuk ke
Me

thresher kontinu dan sesuai kapasitas.


D. SOP PENGADUKAN DAN setebal 12 mm yang bagian dalamnya
PENGEMPAAN dilapisi liner atau pelat aus. Digester ini
1. Pendahuluan juga dilengkapi dengan digester arm

dan
a. Kebijakan Perusahaan dan expeller arm di mana alat tersebut
Melalui proses pengadukan dan dipasang pada satu poros yang berputar
pengempaan, diharapkan diperoleh minyak ± 25 rpm.

it
dari daging buah (mesocarp) secara maksimal Di dalam pengadukan di digester akan
dengan oil losses serendah mungkin dan menyebabkan terjadinya hal berikut.

Saw
un
Broken Nut yang minimum. - Daging buah terlepas dari nut
Standar total kehilangan minyak (oil sehingga nut lebih mudah
losses) dan nut pecah (broken nut) di dipisahkan.
Keb
proses pengempaan sebagai berikut. - Lumatnya daging buah sehingga
(1) Kehilangan minyal di fiber pres: < 7.0%
apa minyak mudah dikeluarkan.
on NOS - Massa buah akan lebih merata dan
(2) Broken nut to total nut: < 15% temperatur menjadi lebih homogen.

ean
- Sebagian minyak keluar dari daging
Pab ola

buah kemudian dikeluarkan melalui


am
b. Dasar–Dasar Pengolahan
Kel

(1) Pengadukan berfungsi untuk lubang pelat bawah digester.


ard

melumatkan daging buah agar minyak Selama pengadukan, diperlukan


li P

pemanasan yang kontinu sehingga


l

mudah dikeluarkan.
e

aru

(2) Pengempaan berfungsi untuk massa buah dan kekentalan (viscosity)


rik

minyak menurun yang berakibat minyak


hM
ng

mengeluarkan minyak dari daging buah


yang sudah dilumatkan. akan mudah dikeluarkan.
ole

(3) Beberapa unit peralatan dan pendukung • Screw Press


Komponen utama alat ini terdiri dari
Me

yang digunakan sebagai berikut.


- Digester. double worm screw untuk pendorong,
- Screw Press. press cage untuk menyaring minyak yang
- Crude Oil Gutter. keluar, dan cone untuk penekan. Alat
- Sand trap tank. ini juga dilengkapi sistem hidraulik dan
- Vibrating screen. gearbox motor untuk penggerak putaran
- Crude oil tank. screw.
• Digester Kapasitas screw press yang digunakan
Alat ini berbentuk silinder dengan 15—17 ton TBS/jam dan 25 ton TBS/jam.
diameter sekitar 1.200 mm dan volume • Crude Oil Gutter
3.500 liter, terbuat dari pelat BMS Merupakan saluran crude oil dari press ke
sand trap sebelum masuk vibrating screen
dengan tujuan untuk mengurangi pasir maksimal 7,0% on NOS dan broken
yang masuk ke crude oil tank. nut di bawah 15% to total nut.

dan
• Sand Trap Tank - Temperatur harus dijaga mencapai
Alat ini dibuat dari besi pelat berbentuk 95oC
tangki silinder, bagian bawahnya berupa - Temperatur digester harus 95o C.

it
kerucut. Fungsi dari peralatan ini adalah - Air panas sebagai dilution yang

Saw
untuk mengendapkan pasir dari minyak ditambahkan sekitar 1 : 1 terhadap

un
kasar hasil pengempaan. OER.
• Vibrating Screen - Pembuangan pasir dari sand trap
Alat ini berupa saringan yang bergetar tank minimum sekali setiap shift.
Keb
di mana ukuran frame saringan
Fruit Distributing
berdiameter sekitar 1,5 m dan lubang
apa Conveyor
Berondolan
saringan pada dek pertama 20 mesh dan
40 mesh pada dek kedua. Temperature : 95 oC

ean
Digester

Fungsi dari peralatan ini adalah untuk Buah Lumat


Pab lola

menyaring serabut dan kotoran lain yang Sludge


am Tekanan : 30 – 50 bar
Kel
Screw Press Broken Nut : < 15% on total Nut
ard
Oil Losses : < 7,0% on NOS
terikut dalam minyak kasar dari sand trap
Minyak Kasar / Crude Oil Ampas Press / Fibre
tank.
li P

Sand Trap Tank Cake Breaker Conveyor

• Crude Oil Tank


e

aru

Minyak Kasar / Crude Oil Pasir / Sand

Crude oil tank berupa tangki berbentuk Vibrating Screen Bak Pasir
rik
hM
ng

persegi yang terbuat dari bahan stainless


Temperature : 95 oC
steel berfungsi sebagai penampung Crude Oil Tank
ole

Water Dilution : 1:1 terhadap OER

minyak dari hasil penyaringan di Flow char t pe n go l ah an buah di stasi un


Me

pe n gaduk an dan pe n ge mpaan


vibrating screen. Tangki ini dilengkapi
steam coil untuk pemanasan yang
2. Prosedur Operasional
mencapai suhu 95oC. Selama proses
a. Persiapan Pengoperasian.
dilakukan penambahan air dilution
Sebelum mengoperasikan stasiun ini operator
sekitar 20%— 24% terhadap TBS atau
harus memastikan tidak ada pekerja atau
1 : 1 terhadap OER.
benda asing yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja atau kerusakan peralatan.
Beberapa kritikal poin pada stasiun
Mengoperasikan peralatan di stasiun
pengadukan dan pengempaan sebagai
pengadukan dan pengempaan dimulai
berikut.
dari ujung sampai awal dengan urutan
- Pengisian digester harus kontinu dan
sebagai berikut
selalu terisi penuh.
- Kehilangan minyak di fiber pres
(1) Pastikan posisi breaker pada panel dalam (4) Control hidraulik cone ke posisi OFF.
posisi ON. (5) Lakukan pengeluaran press cake dari
(2) Pastikan CBC sudah berjalan. screw press hingga tersisa sekitar

dan
(3) Hidupkan vibrating screen dan ganti sepertiga volume screw press.
pompa ke otomatis. (6) Matikan screw press.
(4) Lakukan penyemprotan screen dengan (7) Matikan air dilusi.

it
air panas. (8) Lakukan pembersihan vibrating screen
(5) Buka steam pemanas untuk crude oil dengan air panas dan matikan vibrating

Saw
un
tank. screen.
(6) Pastikan pintu feeding ke press dalam (9) Matikan crude oil pump dan steam
keadaan tertutup. pemanas crude oil tank.
Keb
(7) Buka kerangan steam di digester.
(8) Hidupkan digester.
apa c. Pengadukan (Digesting)
(9) Buka pintu feeding digester dan diisi. (1) Buka kerang steam untuk pemanasan
(!0) Hidupkan screw press. massa digester. Pengaruh pemanasan

ean
(11) Setelah 20 menit pengadukan, buka di dalam digester akan menurunkan
Pab ola

pintu feeding ke press. kekentalan minyak dan massa digester


am
Kel

(12) Hidupkan hidraulik press dan dikontrol sehingga memudahkan proses


ard

cone pada posisi normal. pengadukan.


li P

(13) Buka kerangan air dilusi sesuai (2) Setelah digester dihidupkan, kemudian
el

aru

kebutuhan. diisi buah dari distribution conveyor


rik

(14) Setelah beroperasi normal, kerangan sampai penuh. Volume massa buah di
hM
ng

drain bottom digester dibuka 2 jam sekali digester harus tetap penuh agar waktu
ole

dengan memperhatikan ampere digester. dan proses pengadukan berlangsung


sempurna dengan memperhatikan
Me

b. Menghentikan Pengoperasian. temperatur tetap mencapai 95 ºC.


Untuk menghentikan pengoperasian, Bila temperatur terlalu rendah, dapat
peralatan di stasiun pengadukan dan mengakibatkan minyak mengental
pengempaan ini dimulai dari awal sampai sehingga sulit keluar melalui lubang di
ujung dengan urutan sebagai berikut. dasar digester. Di samping itu, daging
(1) Pastikan umpan ke digester sudah buah akan sulit terlepas dari nut-nya.
berhenti dan steam ditutup. (3) Lamanya pengadukan di digester sekitar
(2) Pastikan isi digester sudah kosong dan 20 menit. Hal ini sangat penting karena
pintu feeding ditutup. dengan waktu pengadukan yang cukup,
(3) Matikan digester dan tutup pintu feeding akan tercapai kondisi pelumatan yang
ke press. diinginkan sehingga memudahkan
proses pengepresan.
(4) Buka chute dari digester ke press agar pembuangan pasir ini diharapkan
buah yang sudah lumat di digester dapat tidak terjadi kehilangan minyak yang

dan
masuk ke press. Minyak yang keluar dari tinggi, tetapi efektifitas jumlah pasir
buah selama pengadukan, sebaiknya yang terbuang cukup tinggi. Bila saat
dikeluarkan secara langsung ke sand trap menguras sudah terlihat air yang keluar,

it
tank melalui lubang perforasi di dasar hentikan pengurasan.

Saw
digester dan juga dari bagian sisi chute. (2) Sand trap tank dipanaskan dengan

un
injection steam pada saat mulai proses
d. Pengempaan untuk pemanasan awal dan setelah
(1) Setelah press dihidupkan, kemudian panas kerangan steam injector ditutup.
Keb
umpan dari digester dimasukkan sampai
beberapa saat. Lalu, sistem hidraulik
apa f. Penyaringan Minyak Kasar
cone dihidupkan dan atur tekanan (1) Minyak kasar dari sand trap tank biasanya
cone agar diperoleh hasil press-an masih mengandung sedikit fiber dan

ean
dengan kehilangan minyak di ampas partikel lain. Kotoran tersebut dipisahkan
Pab lola

press rendah dan nut pecah seminimal am


dengan menggunakan vibrating screen.
Kel
ard
mungkin. Tekanan cone pada operasi Minyak kasar yang telah disaring
normal bekerja sekitar 30—50 Bar dialirkan ke crude oil tank.
li P

dan kebutuhan power sekitar 30—42 (2) Kotoran/partikel yang tidak lolos melalui
e

aru

ampere. saringan ayakan dan kandungan


rik
hM
ng

Hasil pengempaan berupa minyak minyaknya masih tinggi, dicampur


kasar dan ampas press. Minyak kasar kembali dengan brondolan yang ada di
ole

selanjutnya dialirkan ke sand trap tank fruit conveyor untuk diproses ulang.
Me

melalui oil gutter. Kemudian, disaring


melalui vibrating screen dan masuk ke oil g. Penanganan Minyak Kasar
tank, sedangkan ampas press jatuh ke Minyak kasar dari vibrating screen
CBC. ditampung sementara di tangki crude
(2) Minyak kasar hasil pengempaan oil yang dipanaskan dengan steam
diencerkan dengan ditambah air panas coil sampai 95o C agar mudah untuk
bersuhu sekitar 95oC jumlahnya 1 : 1 dipompa dan memudahkan pemisahan
terhadap OER. minyak pada proses selanjutnya.

e. Pengendapan Pasir 3. Pengendalian Proses


(1) Setiap awal shift, tangki sand trap harus a. Dalam keadaan operasi, isi digester harus
dikuras untuk membuang endapan selalu penuh minimal 75%.
pasir. Perlu diperhatikan bahwa dalam
b. Stirring arm dan expeller arm harus dan kapasitas press menurun. Maka dari
diganti setelah beroperasi sekitar 2.500 itu, perlu dilakukan pengeboran ulang
jam atau bila kondisinya telah aus/tipis. press cage atau pembongkaran.

dan
c. Temperatur digester dipertahankan 95 C. o
i. Temperatur air panas untuk dilution,
d. Lubang saringan di dasar digester dalam harus mencapai 95oC dan penambahan
keadaan tidak tersumbat dan kerangan ke crude oil sekitar 1 : 1 terhadap OER.

it
drain dari bawah digester harus selalu j. Setelah vibrating screen setelah
terbuka. beroperasi sekitar 250 jam maka harus

Saw
un
e. Pengaturan tekanan hidraulik pada dibersihkan atau disesuikan dengan
cone press harus dikontrol pada tekanan kondisi.
30—50 Bar dan arus listrik motor 30—42 k. Temperatur di crude oil tank
Keb
ampere. dipertahankan 95º C.
f. Setelah dioperasikan sehingga jarak
apa l. Seluruh alat ukur temperatur harus
celah gap antara worm screw dan press dalam keadaan baik dan dilakukan cross-
cage mencapai lebih 5 mm, sebaiknya check setiap tiga bulan sekali.

ean
dilakukan rekondisi untuk menjaga m. Instalasi pipa crude oil yang mengalami
Pab ola

efisiensi pengempaan agar tetap baik. kebocoran harus diganti dan pompa
am
Kel

Worm screw dapat direkondisi sampai yang bocor segera diperbaiki.


ard

sekitar tiga kali saja dan disesuaikan n. Tetesan minyak yang ada di peralatan,
li P

dengan jarak press cage-nya. platform, dan lantai harus segera


el

aru

g. Setiap akhir proses screw press, harus dibersihkan dengan fiber.


rik

dikosongkan hingga sisa sepertiganya. o. Bila terjadi masalah di stasiun lain, unit
hM
ng

Bila penghentian lebih dari dua digester dan press tidak boleh dimatikan
ole

hari maka sebelumnya dilakukan dengan tiba-tiba. Pintu feeding ke


pengosongan dengan menggunakan digester dan press harus ditutup terlebih
Me

nut. dahulu. Fiber yang keluar dari press harus


h. Press cage yang biasa digunakan ditampung hingga tersisa sepertiganya.
mempunyai jumlah lubang 22.000 dan
berdiameter 3—5 mm. Bila sejumlah E. SOP PEMURNIAN
lubang tersumbat, akan menyebabkan 1. Pendahuluan
kapasitas press berkurang dan a. Kebijakan Perusahaan
kehilangan minyak di ampas menjadi Melalui proses pemurnian minyak di stasiun
tinggi. Pemeriksaan lubang press pemurnian, diharapkan dapat diperoleh
cage perlu dilakukan setiap hari. Bila CPO produksi yang berkualitas baik dan
terjadi banyak penyumbatan, akan kehilangan minyak yang minimal. Adapun
menyebabkan kehilangan yang tinggi standar kualitas yang ditetapkan sebagai
berikut.
(1) FFA : < 2.50 %
(2) Kadar air (moisture) : < 0.15 %

dan
(3) Kadar kotoran (dirt) : < 0.015 %
(4) DOBI : > 2.70

it
Total kehilangan minyak (oil losses) di

Saw
stasiun pemurnian maksimal sebagai berikut.

un
Oil losses di sludge centrifuge : < 1 % terhadap
sample.
Keb
b. Dasar–Dasar Pengolahan
Pada dasarnya prinsip pengolahan di
apa
pemurnian sebagai berikut. Gambar Tan k i Pe mur n i an
(1) Proses pemisahan minyak dengan

ean
pengendapan secara gravitasi. - Continuous Settling Tank/Clarifier
Pab lola

• Proses pemisahan minyak dengan gaya am


Continuous settling tank berfungsi
Kel
memisahkan minyak murni
ard
sentrifugal menggunakan alat putaran
tinggi. dari minyak kasar yang masih
li P

Adapun tujuan pengolahan di stasiun mengandung air dan zat padat


e

aru

pemurnian ialah sebagai berikut. secara gravitasi. Alat ini berbentuk


rik
hM
ng

- Melakukan penjernihan dengan cara tangki silinder dan dilengkapi stirrer


pengendapan minyak kasar hasil untuk menahan retensi minyak dan
ole

press-an yang masih mengandung air bagian dasarnya berbentuk kerucut


Me

dan kotoran lainnya. berfungsi untuk mengefektifkan


- Melakukan pemisahan minyak pengendapan pasir. Kapasitas clarifier
dengan air dan zat padat yang ada bervariasi 60—90 ton dengan retensi
pada sludge dengan bantuan sludge waktu 2—3 jam.
centrifuge. - Sludge Tank
- Menurunkan kandungan kotoran Sludge tank berfungsi menampung
dan air yang ada di CPO melalui sludge dari underflow di CST atau
proses di purifier dan vacuum dryer. clarifier tank. Alat ini umumnya
- Mendapatkan minyak CPO yang berbentuk silinder dan bagian
memenuhi standar mutu yang dasarnya berupa kerucut. Bodi tangki
disyaratkan secara maksimal. diisolasi dengan rockwool tujuannya
• Beberapa peralatan di stasiun pemurnian agar tidak terjadi penurunan
sebagai berikut. temperatur sludge dalam tangki.
- Pure Oil Tank (POT) ± 6 m3. Tangki ini dilengkapi dengan
Pure oil tank berfungsi sebagai katup pengapung untuk mengontrol
penampungan sementara air masuk serta pipa untuk air yang

dan
minyak murni hasil pemisahan overflow.
di CST, memanaskan minyak - Sludge Buffer Tank
sebelum di proses ke purifier, serta Sludge buffer tank berfungsi

it
mengendapkan kotoran yang terikut sebagai tangki penampung sludge
dalam minyak. Tangki ini berbentuk untuk umpan ke sludge centrifuge

Saw
un
silinder dan bagian dasarnya dengan kapasitas tangki ± 3 m3 dan
berbentuk kerucut serta dilengkapi ketebalan pelat tangki 4,5 mm serta
bodi isolasi . dilengkapi dengan overflow yang
Keb
- Oil Purifier menuju ke sludge tank.
Oil purifier berfungsi sebagai alat
apa - Sand Cyclone
pengolah minyak dari POT untuk Sand cyclone berfungsi sebagai alat
mengurangi kadar kotoran secara pengurang kandungan pasir di

ean
maksimal dengan kapasitas olah sludge sebelum diproses pada mesin
Pab ola

8 ton per jam. sludge centrifuge sehingga umur lebih


am
Kel

panjang pakai nozzle sludge centifuge.


ard

Alat ini bekerja dengan sistem


li P

sentrifugal di mana fraksi berat turun


el

aru

ke bawah, sedangkan fraksi ringan


rik

keluar dari bagian atas.


hM
ng

- Sludge Centrifuge
ole

Sludge centrifuge berfungsi


sebagai alat pengolah sludge agar
Me

pemisahan menjadi dua fase,


yaitu light phase dan heavy phase.
Alat ini bekerja dengan putaran
Ga m b a r O i l P u r i f i e r tinggi sekitar 1.400 rpm. Dengan
pengaruh gaya sentrifugal sludge,
- Hot Water Tank yang mengandung minyak dan
Hot water tank berfungsi sebagai air akan dipisahkan di mana light
tanki air panas bersuhu 95 C, o
phase dialirkan ke tangki klarifikasi,
digunakan di proses pemurnian dan heavy phase dialirkan ke effluent
proses press yang mengalir secara fit. Kapasitas olah sludge centrifuge
gravitasi dengan kapasitas tangki 6.000—12.000 liter sludge per jam.
- Vacuum Dryer kuningan/bronze karena bila disertai
Vacuum dryer berfungsi sebagai alat temperatur yang tinggi, akan menjadi

dan
untuk mengurangi kadar air di CPO katalisator oksidasi yang akhirnya dapat
secara maksimal yang berbentuk menurunkan nilai DOBI.
tabung silinder berkapasitas 15 ton/ (5) Pipa pemanas dengan menggunakan

it
jam. Alat ini dilengkapi dengan sumber panas uap pada stasiun

Saw
nozzle penyemprot, gelas penduga, klarifikasi berfungsi untuk memanaskan

un
dan katup apung pengontrol level minyak sawit agar terhindar dari
CPO dari bahan stainless. Alat ini pembekuan serta mempertahankan
bekerja dengan tekanan –0,8 sampai viskositasnya yang berperan dalam
Keb
-1,0 Bar. pemisahan minyak dengan air dan zat
(2) Beberapa kritikal poin yang harus
apa padat berdasarkan berat jenis.
dipenuhi pada stasiun pemurnian (6) Efektivtas dari Clarifier Tank ditentukan
sebagai berikut. oleh tingkat kejernihan minyak yang

ean
• Temperatur sludge di clarifier: 85ºC— disaring melalui Skimmer dan sludge
Pab lola

90ºC am
underflow yang keluar kandungan
Kel
ard
• Tekanan vacuum dryer: - 0,8 Bar sampai minyaknya < 10%.
-1,0 Bar
li P

Temperature 85 s/d 90 oC
Clarifier Tank

• Tekanan sand cyclone: 2 Bar Under Flow : < 10% oil to sample
e

o
aru

Temperature minimal 90 C

Pure Oil Tank Sludge Tank


• Oil underflow: < 10%
rik
hM
ng

• Kadar air CPO ex vacuum dryer: < 0,15 % Purifier Tek : -0,8 s/d -1 Bar Sand Cyclone
Dirt : < 0,015%

• Kadar kotoran CPO ex vacuum dryer:


Moist : < 0,15%
ole

Vacuum Drier
Sludge Buffer Tank Tanki Pasir

< 0,015 %
Me

Light Phase
• Oil loss in heavy phase sludge centrifuge: <
Sludge Separator
Storage Tank

Oil Losses : < 1% to sample

1 % to sample Heavy Phase

(3) Temperatur yang terlalu rendah akan Fat Fit

menyulitkan proses pemisahan minyak Fl ow ch ar t di agram pro se s stasi un k l ar i f i k asi


dengan air dan sludge, sedangkan
temperatur yang terlalu tinggi >100oC F. SOP NUT DAN SERABUT
menyebabkan terjadinya emulsi dan 1. Pendahuluan
mutu minyak yang dihasilkan kurang baik. a. Kebijakan Perusahaan
(4) Pipa minyak/sludge yang digunakan Proses pemisahan nut dan serabut dari ampas
sebaiknya dari bahan stainless steel agar press bertujuan untuk memperoleh nut yang
lebih tahan terhadap korosi baik asam bersih dengan kehilangan kernel serendah
atau oksidasi. Pemakaian kerangan mungkin dan mempermudah proses
tidak dibenarkan menggunakan bahan selanjutnya di stasiun kernel recovery.
b. Dasar–Dasar Pengolahan paddle yang dipasang dengan sudut
Ampas press yang keluar dari screw press tertentu atau dapat juga berupa semi screw
berupa gumpalan yang terdiri dari serabut, conveyor. Penggerak motor dan Gearbox

dan
nut, cangkang, dan kernel selanjutnya 20 Hp dengan putaran sekitar 70—80 rpm
dipecah dengan Cake Breaker Conveyor (CBC) diameter screw sekitar 60 cm dan 80 cm.
sehingga mudah dipisahkan dengan hisapan • Depericarper Column

it
blower fan di antara fraksi ringan dan fraksi Fungsinya sebagai kolom pemisah
berat. Fraksi ringan terdiri atas serabut, kernel campuran serabut, nut, cangkang, dan

Saw
un
pecah halus, pecahan cangkang tipis, dan kernel. Fraksi yang berat seperti nut, kernel
debu, sedangkan fraksi berat terdiri dari nut bulat, kernel pecah, dan partikel berat
utuh, nut pecah, kernel utuh, dan kernel pecah. lainnya akan jatuh ke dalam nut polishing
Keb
Dengan adanya daya hisap dari blower fan drum.
maka bagian dari ampas yang berat jenisnya
apa • Fibre Cyclone dan Air Lock
ringan terhisap dan jatuh di fibre cyclone, Fibre cyclone fungsinya memisahkan
sedangkan bagian yang berat jenisnya lebih udara dan serabut dengan bantuan

ean
tinggi jatuh ke polishing drum. efek sentrifugal. Air lock berfungsi
Pab ola

meminimalkan/mencegah kebocoran
am
Kel

(1) Faktor –faktor yang mempengaruhi udara pada discharge fibre cyclone dan
ard

efektifitas pemisahan nut dan serabut. mengeluarkan serabut dari fibre cyclone ke
li P

• Pengaruh dari efektifitas perebusan fibre conveyor.


el

aru

• Pengaruh dari efektifitas pengadukan • Fibre Cyclone Fan


rik

• Proses pengempaan apakah cukup Fungsi utamanya adalah menghisap udara


hM
ng

kering ampas press yang dikeluarkan. dalam jumlah yang cukup untuk menaikkan
ole

• Kemungkinan adanya kebocoran atau fiber dari depericarper ke fibre cyclone. Fan
sumbatan pada ducting yang digunakan tekanan medium dengan
Me

• Kecepatan putaran polishing drum kapasitas hisapnya dapat mencapai


mempengaruhi gaya gesekan antara 45.000 m3 per jam.
drum dan nut. • Nut Polishing Drum
(2) Beberapa peralatan utama yang ada Fungsinya untuk membersihkan nut dari
pada stasiun pemisahan nut antara lain serabut yang jatuh dari depericarper column.
sebagai berikut. Nut polishing drum yang biasa digunakan
• Cake Breaker Conveyor (CBC) berbentuk rotary drum dengan putaran
Fungsi alat ini adalah memecah sekitar 12—15 rpm.
gumpalan ampas press yang terdiri dari • Destoner
serabut dan nut yang kandungan airnya Fungsi destoner untuk memisahkan batu,
masih tinggi. Cake breaker conveyor besi, kotoran lainnya yang lebih berat dari
terdiri dari sebuah as dilengkapi dengan
nut dengan bantuan hisapan udara dari (3) Hidupkan Fan Nut Cyclone
blower fan. Kecepatan udara di kolom (4) Hidupkan Nut Conveyor

dan
destoner berkisar 25 sampai 30 m/detik (5) Hidupkan Air Lock Fibre Cyclone
• Nut Silo (6) Hidupkan Fan Fibre Cyclone
Fungsinya menampung nut dari (7) Hidupkan Nut Polishing Drum

it
destoner sebelum diolah di ripple mill.

Saw
Kapasitas nut silo disesuaikan dengan Mematikan peralatan di stasiun

un
kapasitas pabrik. Pada bagian dalam, silo pemisahan nut kebalikan dari menghidupkan
diberi sekat-sekat segitiga horizontal. peralatannya dimulai dari awal ke akhir.
Tujuan dari penyekatan adalah agar
Keb
nut di dalam nut silo mempunyai Pada umumnya, proses pemisahan
permukaan yang dapat kontak langsung
apa nut dan fiber dengan sistem pneumatik
dengan udara lebih luas, sehingga udara meliputi proses berikut.
dapat dengan mudah melalui semua • Pemecahan gumpalan ampas press

ean
permukaan dari nut. • Pemisahan nut dari fiber
Pab lola

• am
Proses pembersihan nut dari sisa fiber
Kel
ard
• Pemisahan fiber dengan udara.
li P

b. Pemecahan gumpalan ampas press


e

aru

Ampas press yang berupa gumpalan jatuh


rik
hM
ng

ke Cake Breaker Conveyor (CBC) akan dicacah


dan dilempar oleh pisau-pisau atau semi
ole

screw conveyor. Akibat adanya gesekan antara


Me

Ga m ba r N ut p o l i s h i n g d r u m
pisau-pisau atau screw yang berputar dengan
ampas press dan dinding-dinding CBC maka
2. Prosedur Operasional
nut akan terpisah dari fiber.
a. Pengoperasian mesin dan peralatan
Beberapa faktor yang berpengaruh dalam
Sebelum mengoperasikan peralatan di
proses pemecahan ampas press di CBC
stasiun ini, setiap operator wajib memastikan
sebagai berikut.
tidak ada orang/benda asing yang dapat
(1) Proses di digester dan press yang
menyebabkan kecelakaan kerja/kerusakan
memadai sehingga ampas press tidak
alat. Menghidupkan peralatan di stasiun
banyak mengandung minyak dan air.
pemisahan nut dimulai dari akhir ke awal
(2) Kecepatan paddle atau pisau
proses dengan urutan sebagai berikut.
direkomendasikan 2,4 meter/detik.
(1) Hidupkan Nut Distribusi Conveyor
(3) Sudut pemasangan pisau atau pitch
(2) Hidupkan Air Lock Nut Cyclone
screw menentukan kecepatan conveyor.
c. Pemisahan nut dan fiber di depericarper nut semakin lama bergerak ke ujung
Ampas press yang telah dipecah di dalam drum dan nut akhirnya jatuh di bagian
CBC akan ditransfer menuju Column De er. paling ujung pada lubang nut polishing

dan
Dengan adanya daya hisap dari blower maka drum. Nut yang keluar oleh conveyor
bagian dari ampas yang berat jenisnya ringan diteruskan ke kolom destoner di mana
terhisap dan jatuh di fibre cyclone, sedangkan nut akan terhisap blower dan masuk ke

it
bagian yang berat jenisnya lebih tinggi jatuh nut silo, sedangkan batu akan jatuh ke
dan masuk ke polishing drum. Ampas press bawah. Bila proses di nut polishing drum

Saw
un
yang basah akan menurunkan efektifitas tidak sempurna, akan menyebabkan
pemisahan nut dengan fiber. terjadinya hal–hal berikut.
Proses pemisahan nut dengan fiber di (1) Proses pemecahan nut di ripple mill
Keb
dericarper bila tidak bersih dapat disebabkan effisiensinya berkurang.
oleh berikut
apa (2) Fiber/sampah akan mengotori
(1) Tidak sempurnanya proses sebelumnya lingkungan dan menganggu bekerjanya
seperti di sterilizer dan pengadukan di alat.

ean
digester. (3) Kadar kotoran kernel meningkat dan
Pab ola

(2) Ampas press yang tidak cukup kering. menyebabkan penurunan mutu
am
Kel

(3) Pengisian umpan yang melebihi produksi.


ard

kapasitas.
li P

(4) Kecepatan hisapan udara yang e. Pemisahan fiber dengan udara di fibre
el

aru

berkurang, antara lain adanya kebocoran cyclone


rik

ducting, ducting tersumbat dan belting Fiber dihisap ke bagian atas fibre cyclone
hM
ng

depricarper fan longgar, dan sebagainya. karena adanya efek sentrifugal yang
ole

melingkar sehingga terjadi aliran pusar atau


d. Pembersihan nut dari fiber di polishing cyclone. Akibatnya, fiber yang terhisap akan
Me

drum berputar seperti spiral di sekeliling dinding


Nut di dalam nut polishing drum cyclone. Oleh karena berat jenisnya maka fiber
mengalami bantingan akibat adanya jatuh di dasar silinder dan dikeluarkan melalui
putaran secara terus menerus sehingga air lock. Di dalam fiber yang keluar masih
terjadi gesekan-gesekan antara nut didapati adanya kernel pecah, nut pecah, dan
dengan dinding drum dan antara nut nut yang berukuran kecil. Hal ini memang
dengan nut. Hal tersebut mengakibatkan sulit dihindari, namun harus diminimalisir
fiber-fiber yang terdapat pada nut dengan pengontrolan hisapan melalui velocity
terlepas. Oleh karena posisi polishing box dan bukaan damper pada suction fibre
drum yang miring dan adanya alur maka cyclone fan.
Berikut beberapa faktor yang sering h. Lakukan pemeriksaan keausan,
menyebabkan tidak sempurnanya kebocoran air lock sebulan sekali.

dan
pemisahan fiber dengan udara. i. Lakukan pelumasan terhadap bearing fan,
(1) Adanya kebocoran udara dari air lock. CBC, air lock, dan hanger bearing, serta
(2) Ampas press yang basah dan kandungan rantai transmisi seminggu sekali.

it
minyaknya tinggi.
G. SOP KERNEL RECOVERY

Saw
(3) Hisapan depericarper fan kurang atau

un
tidak cukup kuat. 1. Pendahuluan
(4) Kemungkinan adanya kebocoran atau a. Kebijakan Perusahaan
penyumbatan pada ducting. Kernel recovery meliputi aspek kegiatan
Keb
pemecahan biji, pemisahan kernel dari
3. Pengendalian Proses
apa cangkang, pengeringan, serta penyimpanan
a. Pembersihan impeller fan, ducting di fibre kernel. Kebijakan yang ditetapkan sebagai
cyclone seminggu sekali dan lakukan berikut.

ean
pemeriksaan ada tidaknya kebocoran (1) Melalui proses pemecahan biji
Pab lola

pada ducting. am
diharapkan diperoleh efisiensi
Kel
ard
b. Penyetelan paddle CBC atau pengelasan pemecahan yang tinggi dan kernel pecah
ribbon conveyor semi screw dilaksanakan yang rendah.
li P

seminggu sekali. (2) Pemisahan kernel dengan cangkang


e

aru

c. Pemeriksaan tegangan belting dan diharapkan diperoleh kernel dengan


rik
hM
ng

kecepatan putaran depericarper fan secara kualitas sesuai standar dan kehilangan
berkala. kernel minimal.
ole

d. Peyetelan damper suction fibre cyclone (3) Dengan pengeringan diharapkan


Me

fan dan velocity box disesuaikan dengan kadar air kernel produksi sesuai standar
kebutuhan untuk menaikkan atau sehingga lebih tahan disimpan.
menurunkan hisapan. Adapun standar kualitas yang ditetapkan
e. Fiber, sisa tandan kering, dan benda ialah sebagai berikut.
asing yang terikut ke nut polishing drum • Kadar air kernel : maksimal 8,00%
setelah sampai di ujung dikeluarkan dan terhadap sampel
dikumpulkan di suatu tempat. • Kadar kotoran (dirt) : maksimal 8,00%
f. Nut dan batu yang jatuh dari destoner terhadap sampel
dipisahkan secara manual. Selanjutnya, • kernel pecah (broken kernel) : maksimal
nut dimasukkan ke nut silo/ripple mill. 5,00 % terhadap sampel
g. Lakukan pembersihan nut silo enam
bulan sekali.
Total kehilangan kernel (kernel losses) di stage, yaitu Light Tenera Dry Separator
stasiun pemisahan kernel maksimal ialah (LTDS) I & II, sedangkan pemisahan cara
sebagai berikut. basah dengan menggunakan sistem Clay

dan
• Kernel losses di dry shell: 2,0 % terhadap bath atau Hydrocyclone Separator.
sampel (4) Silo Kernel
• Kernel losses di wet shell: 2,0 % terhadap Kernel dari hasil pemisahan masuk ke

it
sampel silo kernel masih mempunyai kadar air
yang tinggi sekitar 12%—15%. Untuk

Saw
un
b. Dasar–Dasar Pengolahan mengawetkan kernel agar tidak mudah
(1) Pemecahan Nut berjamur maka diperlukan pengeringan
Tujuan pemecahan nut adalah di silo kernel sehingga kadar air kernel
Keb
memecahkan cangkang/tempurung dari mencapai 7%—8 %. Pengeringan di
nut sehingga kernel dapat dipisahkan
apa silo kernel sekitar 15 jam yang dilakukan
pada proses selanjutnya. Alat yang dengan hembusan udara panas yang
digunakan untuk memecah nut adalah telah melalui Heater Radiator.

ean
ripple mill. (5) Kernel Bulking Silo
Pab ola

(2) Ripple Mill Kernel produksi yang keluar dari silo


am
Kel

Ripple mill berfungsi untuk memecahkan kernel selanjutnya ditransfer dengan


ard

nut agar kernel-nya terlepas dari sIstem pneumatik atau kernel elevator ke
li P

cangkangnya sehingga mudah untuk bulk silo untuk disimpan sebelum dikirim.
el

aru

dipisahkan pada proses pemisahan di (6) Pengawasan Titik Kritis


rik

separator. Alat ini terdiri dari rotor bar dan Pengawasan titik kritis dalam kernel
hM
ng

ripple bar atau ripple plate yang terbuat recovery sebagai berikut.
ole

dari besi tuang. Kapasitas ripple mill • Efisiensi pemecahan nut di ripple mill
umumnya 4.000—8.000 kg nut setiap minimal: 97%
Me

jam. • Kehilangan minyak di nut maksimal:


(3) Kernel Separator 1,0%
Fungsinya memisahan kernel dan • Kehilangan kernel terhadap sampel
cangkang dari cracked mixture hasil cangkang basah maksimal: 2,0%
pemecahan nut di ripple mill. Pemisahan • Kehilangan kernel terhadap sampel
tersebut biasanya menggunakan cangkang kering maksimal: 2,0%
dua cara, yakni cara kering dan cara
basah. Pemisahan cara kering dengan
menggunakan sistem pneumatik dua
Nut Silo (11) Hidupkan kernel grading drum.
(12) Hidupkan air lock stage to kernel grading

dan
Ripple Mill Efficiency : > 95% drum.
Cracked Mixture
Kernel Losses :
(13) Hidupkan air lock LTDS I
< 2,5% (Dry Shell)
Separating Column
(14) Hidupkan fan LTDS I.

it
Kernel Losses : (15) Hidupkan air lock cracked mixture to
Hydrocyclone / < 3,5% (Wet Shell)

Saw
Dry Kernel
Claybath
LTDS I.

un
Wet Kernel
(16) Hidupkan cracked mixture elevator.
Kernel Silo Shell Bin
(17) Hidupkan cracked mixture conveyor.
Moisture : < 7,00%
(18) Hidupkan ripple mill.
Keb
Kernel Bulk Silo Dirt : < 7,00%
Broken Kernel : < 15,00%

F l ow c h a r t p ro s e s d i s t a s i u n
(19) Hidupkan silo kernel fan.
pemisahan kernel.
apa (20) Hidupkan blower fan bulk silo kernel.

2. Prosedur Operasional
b. Pemecahan nut dengan ripple mill

ean
a. Sebelum mengoperasikan peralatan
Pengoperasian alat ini dimulai dengan
Pab lola

di stasiun ini, setiap operator wajib am


menghidupkan motor dan diberikan feeding
Kel
memastikan tidak ada orang/benda
ard
secara perlahan hingga kapasitas normal.
asing yang dapat menyebabkan
Setelah beroperasi satu jam, ambil sampel
li P

kecelakaan kerja/kerusakan alat.


untuk memeriksa efisiensi ripple mill.
e

aru

Menghidupkan peralatan di stasiun


Mekanisme pemecahan nut dengan
rik

pemisahan kernel (kernel recovery)


hM
ng

ripple mill, yakni dengan penekanan nut yang


dimulai dari yang paling ujung ke bagian
masuk oleh rotor pada dinding bergerigi
ole

awal proses, sedangkan pemberhentian


sehingga menyebabkan pecahnya nut.
peralatan kebalikan dari awal proses.
Me

Kecepatan rotor pemecah biji sekitar 900—


Urutan menghidupkan peralatan sebagai
1000 rpm. Alat ini dapat memecah nut tanpa
berikut.
melalui pemeraman dan pengeringan di
(1) Hidupkan kernel transport fan.
nut silo.
(2) Hidupkan kernel sortir conveyor.
Berikut beberapa faktor yang
(3) Hidupkan wet shell transport fan.
berpengaruh terhadap efisiensi
(4) Hidupkan kernel elevator.
ripple mill.
(5) Hidupkan air lock LTDS II
(1) Kondisi geriginya sudah tumpul dan rod
(6) Hidupkan air lock LTDS II ke hydrocyclone.
yang aus menyebabkan banyak nut yang
(7) Hidupkan fan LTDS II.
tidak pecah.
(8) Hidupkan vibrator Hydrocyclon.
(2) Jarak rotor dan ripple plate yang
(9) Hidupkan hydrocyclon Pump No.I & II.
terlampau rapat menyebabkan nut
(10) Hidupkan air lock kernel grading drum.
yang hancur cukup tinggi, jarak
direkomendasikan minimal seperempat • Kolom pemisahan pertama (LTDS I)
inchi . Nut hasil pemecahan dari ripple mill
(3) Destoner yang bekerja efektif berupa crack mixture yang masuk

dan
memisahkan batu dan benda asing ke kolom pemisah pertama. Adanya
lainnya dengan nut karena batu, baut, hisapan udara cangkang yang ringan
atau logam lain dapat menyebabkan dan tipis akan terhisap ke shell cyclone

it
kerusakan ripple plate dan rod. dan diteruskan ke silo cangkang,
(4) Kapasitas ripple mill tidak overload. sedangkan kernel yang berbentuk bulat

Saw
un
(5) Putaran rotor yang terlalu rendah <900 dan cangkang tebal melalui air lock
rpm akan menurunkan efisiensi (banyak akan jatuh ke kernel grading drum. Fraksi
nut tak pecah), sedangkan putaran berat yang tidak terhisap, seperti batu,
Keb
terlampau tinggi kernel yang hancur potongan besi, dan material lainnya akan
akan meningkat.
apa jatuh ke lantai. Pada kernel grading drum
nut dan sampah akan jatuh ke bawah,
c. Pemisahan kernel dengan cangkang sedangkan kernel dan cangkang kasar

ean
Pemisahan kernel dan cangkang dari cracked lewat chute masuk kolom pemisahan
Pab ola

mixture hasil pemecahan nut di ripple mill kedua.


am
Kel

dilakukan dengan dua cara. • Kolom Pemisahan kedua (LTDS II)


ard

- Pemisahan dengan hisapan angin Pada kolom kedua, kernel bulat yang
li P

atau sistem pneumatik. merupakan fraksi berat akan jatuh ke


el

aru

- Pemisahan cara basah dengan bawah masuk ke conveyor selanjutnya


rik

menggunakan Hydrocyclone atau masuk ke silo kernel, sedangkan


hM
ng

Clay bath. cangkang tebal dan kernel ukuran kecil,


ole

(1) Pemisahan system pneumatik kernel pecah melalui chute dan air lock
Pemisahan cangkang dengan kernel akan masuk ke Hydrocyclone/Clay bath.
Me

dilakukan berdasarkan perbedaan (2) Hydrocyclone


berat dan bentuk dari tiap fraksi. Fraksi Hydrocyclone berfungsi untuk
yang ringan lebih mudah dipisahkan memisahkan kernel dari cangkang yang
dibanding yang berat. Di samping memakai prinsip berdasarkan perbedaan
itu, fraksi yang berbentuk gepeng/ berat jenis yang pemisahannya dilakukan
lempengan lebih mudah dipisahkan. dengan pusingan gaya sentrifugal.
Kernel yang dihasilkan melalui proses Untuk memperbesar selisih berat jenis
kering sekitar 75% sampai 85% dari total kernel dan cangkang maka campuran
kernel. Secara garis besarnya, pemisahan dilewatkan melalui siklon sehingga
kernel dan cangkang dapat dilakukan inti akan keluar lewat atas permukaan
melalui dua kolom pemisah. siklon, sedangkan cangkang akan keluar
lewat bagian bawah cone. Pemisahan
kernel di hydrocyclone dilakukan dengan

dan
dua tahap agar hasil pemisahan lebih
sempurna.
Cara kerja Hydrocyclone

it
Sebelum terisi campuran cangkang dan

Saw
kernel, bak Hydocyclone terlebih dahulu

un
diisi air. Selanjutnya mengikuti cara kerja
berikut.
• Campuran kernel dan cangkang masuk
Keb
d. Pemisahan dengan clay bath
ke bak ”A1” yang sudah berisi air.
Prinsip pemisahan dengan clay bath didasari
Selanjutnya, campuran plus air dengan
apa dengan perbedaan berat jenis kernel basah
pompa P1 dipompa ke cyclone “ C1”.
yang mempunyai berat jenis 1,07; sedangkan
• Pada cyclone “C1” dengan adanya gaya

ean
cangkang mempunyai berat jenis 1,30.
sentrifugal, fraksi cangkang terlempar di
Pab lola

Pemisahan ini dengan menggunakan bak


dinding cyclone. Selanjutnya, akan turun am
Kel
yang bagian bawahnya berbentuk kerucut.
ard
keluar melalui bagian bawah cyclone
Bak ini diisi air dengan berat jenisnya 1,0,
terus masuk ke bak “B1”, sedangkan
li P

kemudian ditambahkan kaolin atau tanah


sebagian besar kernel yang becampur
e

aru

clay hingga BJ cairan 1,20. Selanjutnya,


air akan keluar melalui vortex bagian
campuran kernel dan cangkang dimasukkan
rik
hM
ng

atas cyclone “C1”. Kernel tersebut akan


maka kernel akan naik kepermukaan dan
ditiriskan dengan ayakan getar sebelum
ole

cangkang akan turun di bagian dasar.


dikeringkan di silo kernel.
Pemilihan pemisahan cangkang
Me

• Fraksi cangkang yang masuk ke bak


dengan clay bath mempunyai beberapa
”B1” masih mengandung lempengan
kelemahan sebagai berikut.
atau pecahan kernel. Selanjutnya, akan
(1) Keterbatasan tanah clay dari sekitar
dipompa “P2” ke cyclone “C2”.
pabrik sehingga harus didatangkan dari
• Pada cyclone “C2” merupakan tahap akhir
daerah lain yang akan meningkatkan
pemisahan kernel dan cangkang di mana
biaya pemisahan kernel.
cangkang yang keluar akan ditiriskan
(2) Campuran tanah clay akan mengotori
sebelum ditransfer ke silo cangkang,
sekitarnya sehingga diperlukan
sedangkan kernel yang keluar ditransfer
kebersihan ekstra.
kembali ke bak "A1".
(3) Penggantian tanah secara periodik
memerlukan pengontrolan yang lebih
banyak.
e. Pengeringan kernel lancar karena tidak ada yang melekat di
Kernel yang berasal dari hasil pemisahan dinding dan pemanasan lebih homogen.
sistem pneumatik dan hydrocyclone Pengeringan suhunya terlampau tinggi

dan
dimasukkan ke silo kernel untuk dikeringkan akan menyebabkan terjadinya discoloring
hingga kadar airnya mencapai 7%—8 %. dan juga menyebabkan minyak meleleh
Agar pengeringan berjalan dengan baik, level dari permukaan kernel. Hal itu akan

it
kernel di silo kernel diatur stabil 80% volume menurunkan mutu kernel.
silo. Kadar air kernel yang rendah sangat (3) Penyimpanan kernel

Saw
un
penting sebelum disimpan di bulk silo. Hal Kernel yang sudah kering keluar dari silo
ini untuk menghindari tumbuhnya jamur kernel ke kernel conveyor selanjutnya
yang dapat menurunkan kualitas kernel. melalui sistem pneumatik/kernel elevator
Keb
Lamanya pengeringan sekitar 15 jam dengan dikirim ke bulk silo kernel. Selama di bulk
temperatur udara pengering 70 C—80 C.
apa o o
silo sebaiknya blower silo fan dihidupkan
Pengeringan yang biasa digunakan ada untuk mencegah terjadinya kondensasi,
dua tipe. di mana air yang timbul dari kondensasi

ean
- Pengering tipe rectangular dapat mempercepat korosi dinding bulk
Pab ola

- Pengering tipe cylindrical silo. Kernel produksi yang dihasilkan


am
Kel

(1) Pengering tipe rectangular harus memenuhi standard mutu sebagai


ard

Pengeringan kernel dengan udara panas, berikut.


li P

yakni dengan mengalirkan udara panas Kadar air maksimal 7%—8%, kadar
el

aru

melalui heater. Pemanasan dilakukan kotoran maksimal 7%—8 % dan kernel


rik

dengan tiga tingkat yang berbeda-beda, pecah maksimal 15%.


hM
ng

yaitu suhu bagian atas 80o C, bagian


ole

tengah 70o C, dan bagian bawah 3. Pengendalian Proses


60 C. Pengeringan tipe rectangular ada
o
a. Jarak antara rotor dengan housing (ripple
Me

kelemahannya karena bentuk silo kotak plate) harus diatur sesuai dengan ukuran
sering kernel melekat pada sudut silo nut (nut size). Hal ini bertujuan untuk
sehingga penurunannya tidak merata. memperkecil terjadinya broken kernel
(2) Pengering tipe cylindrical dan persentase nut yang tidak pecah.
Silo ini berbentuk silinder dilengkapai Apabila jarak antara rotor dengan ripple
dengan heater yang berada di plate terlalu lebar, akan berakibat banyak
bagian bawah silinder. Udara panas nut yang tidak pecah. Sebaliknya, jarak
dihembuskan melalui pipa di tengah yang terlalu dekat akan berakibat banyak
silinder kemudian disebarkan ke kernel yang pecah.
seluruh dinding silo. Dengan silo yang b. Untuk menjaga efisiensi ripple mill
berbentuk silinder, kernel keluar lebih operator diwajibkan mengambil dan
memeriksa sampel setiap dua jam.
c. Pemeriksaan dan penggantian rotor bar h. Dalam pengoperasiannya, posisi silo
secara berkala setiap 250 jam operasi. kernel harus selalu terisi penuh atau

dan
Hal ini untuk menjaga agar efisiensi minimal 80% dari daya tampungnya dan
pemecahan nut tetap tinggi. suhu dijaga pada 70—80º C agar efisiensi
d. Agar kehilangan kernel rendah di pengeringan dapat tercapai.

it
pemisahan dengan sistem pneumatik i. Diperlukan perawatan secara terjadwal

Saw
perlu dilakukan penyetelan damper untuk pengosongan silo kernel diperiksa

un
pengaturan kecepatan udara secara trial dan dibersihkan dengan minimal tiga
and error sampai didapat kondisi yang bulan sekali, sedangkan untuk heater
optimum dan stabil. radiator dibersihkan dengan compressor
Keb
e. Lakukan pemeriksaan terhadap keausan/ minimal satu minggu sekali.
kebocoran semua air lock sebulan sekali
apa j. Waktu penimbunan kernel di dalam
untuk mencegah losses kernel yang bulk silo usahakan tidak terlalu lama
tinggi. karena akan berpengaruh terhadap

ean
f. Faktor-faktor yang harus diperhatikan mutu kernel. Begitu pula untuk
Pab lola

dalam pengoperasian hydrocyclone am


tempat penyimpanannya, dihindari
Kel
ard
sebagai berikut. dari tempat yang lembab sebab akan
(1) Tekanan pompa air yang melalui cyclone memungkinkan timbulnya jamur pada
li P

sekitar 2 Bar. kernel.


e

aru

(2) Permukaan cone harus rata supaya k. Beberapa permasalahan yang sering
rik
hM
ng

putaran cyclone baik. timbul di dalam proses di stasiun


(3) Air yang sudah lama dipakai dan pemisahan kernel serta penanganannya
ole

mengandung partikel halus atau dapat dibuatkan sebagai berikut.


Me

debu harus diganti karena akan


mempengaruhi berat jenis cairan
sehingga pemisahan kernel dan
cangkang berlangsung tidak sebagai
mana mestinya.
(4) Vortex finder harus diperiksa setiap tiga
bulan. Bila ada keausan harus diganti.

g. Jika menggunakan clay bath, BJ air


campuran di tanki clay bath harus dijaga
pada 1,15g/ml—1,20 g/ml dan harus
diperiksa setiap jam.
No. Permasalahan Penyebab Tindakan
1 Kadar kotoran tinggi a. Cone wet kernel telah aus dan a. Penggantian cone wet kernel.
lubang sudah berbentuk oval.

dan
b. Vortex finder telah aus. b. Penggantian vortex finder.
c. Feeding terlalu besar. c. Pengaturan feeding stabil.
d. Efisiensi ripple mill terlalu rendah d. Melakukan perbaikan ripple mill untuk
(<97%). pencapaian efisiensi > 97%.

it
e. Volume dan kualitas air e. Menjaga volume dan kualitas air tetap
hydrocyclone kurang penuh dan penuh dan baik.

Saw
kurang bersih.

un
f. Kapasitas pompa kurang (putaran f. Pemeriksaan impeller pompa secara
rendah, impeller aus). berkala.
2 Kadar air tinggi a. Heater dalam keadaan bocor a. Memperbaiki/mengganti heater yang
atau aliran steam ke heater tidak bocor.
Keb
berfungsi.
b. Air dari hydrocyclone terikut b. Menghindari masuknya air dari hydro
masuk kedalam silo kernel. cyclone ke silo kernel.
apa c. Steam trap tidak berfungsi c. Pemeriksaan instalasi pipa steam.
dengan baik

ean
d. Saluran udara panas dalam silo d. Memastikan steam trap berfungsi
kernel tersumbat oleh kernel atau dengan baik.
Pab ola

benda lainnya.
am
Kel
e. Melekatnya fiber pada bodi e. Membersihkan strainer silo kernel fan.
ard

silo kernel yang menyebabkan Heater silo kernel dicuci minimal satu
terjadinya isolasi, retention time di minggu sekali. Kernel silo bagian dalam
li P

silo kernel kurang. dibersihkan minimal tiga bulan sekali.


l

f. Volume silo kernel dijaga tetap penuh


e

aru

minimal 80% sehingga retention time


tercapai.
rik
hM
ng

ole

H. SOP BOILER harus memenuhi syarat untuk tujuan


1. Pendahuluan pengolahan di pabrik minyak kelapa
Me

a. Kebijakan Perusahaan sawit.


Boiler adalah suatu bejana/pesawat yang (2) Pengoperasian boiler dilakukan sesuai
berfungsi sebagai tempat produksi uap dengan prosedur dan petunjuk yang
yang merupakan hasil dari pemanasan air ditetapkan dari supplier pembuat boiler.
pada suhu tertentu. Kebijakan yang harus (3) Mengutamakan keselamatan kan
dilakukan sebagai berikut. kesehatan kerja operator.
(1) Air yang digunakan untuk umpan
boiler harus memenuhi persyaratan b. Dasar-Dasar Operasi
tertentu dan steam yang dihasilkan (1) Jenis Boiler
Menurut konstruksi dan cara kerjanya
ada dua jenis boiler.
(a) Jenis pipa api hardness dan mineral-mineral yang ada dalam
Di mana api atau gas pembakaran air sampai memenuhi persyaratan tertentu.

dan
mengalir melalui pipa api, sedangkan Bila perlakuan air tidak dilakukan dengan
air boiler berada di luar atau di sekeliling baik maka akan mempercepat terbentuknya
pipa. Boiler jenis ini kapasitasnya kecil. kerak pada pipa yang selanjutnya akan

it
(b) Jenis pipa air menurunkan efisiensi boiler.

Saw
Pada boiler pipa air, gas, atau api,

un
pembakaran melalui celah-celah pipa e. Pemanasan Air Umpan
yang terisi air. Keuntungan jenis ini Pemanasan air umpan di deaerator bertujuan
tingkat penguapan tinggi, sirkulasi menghilangkan kandungan oksigen pada
Keb
air cepat dan seragam (konstan) air boiler. Bila oksigen tidak dihilangkan,
menghasilkan perpindahan panas
apa akan menyebabkan proses oksidasi dengan
yang baik, heating surface besar yang logam sehingga akan menyebabkan
mengijinkan kenaikan uap cepat, aman korosi. Pemanasan air boiler berlangsung

ean
dalam pengoperasian, membutuhkan pada tekanan tetap (tekanan isobarik) di
Pab lola

tempat kecil untuk konstruksi, serta am


mana air umpan boiler dari feed boiler tank
Kel
ard
mudah perawatan. dipompakan masuk ke deaerator dengan
cara disemprotkan melalui lubang-lubang
li P

c. Kegunaan Steam kecil. Begitu pula uap dari boiler dimasukkan


e

aru

Kapasitas dan tekanan steam boiler yang ke dalam deaerator melalui nozzle sehingga
rik
hM
ng

dipilih/digunakan harus disesuaikan dengan terjadi kontak langsung antara uap dengan
kebutuhan steam untuk pembangkit tenaga air. Uap yang lebih panas melepaskan panas,
ole

dan keperluan proses di pabrik minyak kelapa sedangkan air yang dingin menyerap panas
Me

sawit. Steam yang dihasilkan boiler digunakan sehingga temperatur air di dearator naik
sebagai berikut. dari 85o C menjadi lebih dari 105o C dengan
(1) Penggerak utama steam turbin untuk tekanan 5 Psi.
pembangkit tenaga listrik.
(2) Perebusan buah di sterilizer. f. Proses Terbentuknya Steam
(3) Pemanasan crude oil, air, kernel, minyak di Air umpan di dalam drum atas berada di
storage tank, dan lain-lain. bagian bawah dari drum dan selanjutnya
dialirkan ke drum bawah header-header
d. Air Boiler melewati pipa-pipa turun. Dari header-
Sebelum digunakan untuk umpan boiler, air header, air didistribusikan masuk ke pipa-
harus mengalami treatment secara internal pipa pemanas karena pipa-pipa pemanas
dan eksternal. Hal ini dimaksudkan untuk mendapat pemanasan baik secara radiasi
menghilangkan/menurunkan kandungan maupun konveksi dari pembakaran bahan
bakar maka di dalam pipa-pipa pemanas menghembuskan udara pembakaran
terjadi perubahan fase air dari cair menjadi dan abu sisa pembakaran. Bagian sisi
uap. Dari pipa-pipa pemanas masuk ke drum depan ruang bakar terdapat main

dan
atas, oleh steam separator yang terdapat di hole untuk mengatur agar proses
dalam drum atas dipisahkan antara uap dan pembakaran sempurna. Selain itu,
air. Uap terkumpul di bagian atas drum dan sebagai jalan untuk inspeksi dan

it
air berada di bagian bawah drum bercampur perawatan saat tidak beroperasi.
dengan air masukan yang baru. Selanjutnya, (3) Drum Boiler

Saw
un
air mengalami sirkulasi, sedangkan uapnya Drum boiler ada dua, yaitu drum atas
merupakan uap basah yang mengalir ke (upper/steam drum) dan drum bawah
pipa-pipa superheater untuk dipanaskan lagi (lower/mud drum). Kedua drum ini
Keb
menjadi uap kering. dilengkapi dengan main hole yang
apa berfungsi untuk mengontrol, memeriksa,
g. Beberapa bagian utama dan membersihkan bagian dalam drum.
perlengkapan boiler yang penting Fungsi dari masing-masing drum sebagai

ean
sebagai berikut. berikut.
Pab ola

(1) Pompa Feed Water • Drum atas: menampung air umpan


am
Kel

Pompa ini berfungsi untuk menyuplai/ sebelum dipanaskan di pipa pendidih,


ard

mengalirkan air umpan boiler dari menampung dan mengalirkan uap


li P

deaerator ke dalam upper drum. basah (saturated steam) yang telah


el

aru

Umumnya pompa yang digunakan berpisah dengan air ke superheater serta


rik

adalah pompa multi-stage yang mengalirkan dan mendistribusikan air


hM
ng

digerakkan oleh elektromotor atau turbin umpan ke header dan lower drum.
ole

uap. • Drum bawah: menampung dan


(2) Ruang Bakar mendistribusikan air ke pipa pendidih
Me

Ruang bakar berfungsi sebagai tempat dan header-header antara drum atas dan
pembakaran bahan bakar (cangkang drum bawah. Pada drum ini dilakukan
dan serabut) untuk memanaskan dan drain kotoran/endapan (blow down).
menguapkan air yang mengalir di (4) Header Air Umpan.
dalam pipa-pipa pendidih. Ruang bakar Header berfungsi sebagai tempat
ini pada bagian bawahnya disekat menampung air umpan dan
dengan susunan roster yang dapat mendistribusikan air tersebut ke pipa-
dibuka/ditutup dengan cara hidrolik pipa pendidih untuk dipanaskan menjadi
dengan bantuan kompresor. Bagian uap. Header merupakan bejana baja
bawah ruang bakar ada ruangan untuk berbentuk silinder yang dipasang di
sekeliling dapur pembakaran pada
bagian bottom/dasar sisi-sisi dinding ini masih berupa air sebab pipa ini tidak
boiler. Pada header dilengkapi dengan mendapatkan pemanasan langsung.

dan
handhole untuk pemeriksaan dan (7) Fan/Blower
pipa drain untuk pengeluaran kotoran Ada tiga jenis fan yang digunakan yang
saat pembersihan kerak di pipa- masing-masing dilengkapi dengan

it
pipa pemanas. Header ini dilengkapi damper yang dikontrol secara elektronis

Saw
dengan handhole yang berfungsi untuk atau otomatis. Damper ini untuk

un
memeriksa bagian dalam header. mengatur jumlah kapasitas udara yang
(5) Pipa Pemanas mengalir pada ducting fan. Ketiga jenis
Pipa pemanas ini berfungsi untuk fan tersebut sebagai berikut.
Keb
mengubah air menjadi uap dengan • Induced Draft Fan (IDF) berfungsi untuk
bantuan pemanasan secara konveksi
apa membantu isapan gas hasil pembakaran
dari udara panas hasil pembakaran di agar dapat lancar terbuang lewat
ruang bakar. Pipa-pipa pemanas ini cerobong.

ean
berupa pipa-pipa baja yang tersusun • Force Draft Fan (FDF) berfungsi untuk
Pab lola

sejajar (inline) di sekeliling sisi dari ruang am


membantu memasukkan udara
Kel
ard
bakar. Susunan pipa-pipanya antara pembakaran ke dalam ruang bakar dan
satu dengan yang lainnya berjarak ± sekaligus mengatur agar pembakaran
li P

2,5 diameter pipa. Ujung pipa bagian berjalan sempurna.


e

aru

bawah dihubungkan pada header dan • Secondary Force Draft Fan berfungsi
rik
hM
ng

drum bawah, sedangkan ujung pipa untuk menambah kebutuhan oksigen


bagian atas berhubungan dengan pada proses pembakaran dan untuk
ole

drum atas. Susunan pipa-pipa pada mengatur jatuhan bahan bakar yang
Me

dinding ruang bakar Boiler direncanakan dimasukkan dari distributing conveyor.


sedemikian rupa sehingga luas bidang (8) Superheater
pemanas besar dan panas yang diserap Fungsinya untuk menaikkan temperatur
banyak serta efisiensi ketel tinggi. Untuk uap jenuh (uap basah) sampai menjadi
mengurangi panas yang terbuang maka uap kering (superheater steam).
dinding ruang bakar harus diisolasi Superheater merupakan pipa-pipa
dengan bahan yang sesuai. yang ujungnya dihubungkan dengan
(6) Pipa Down Comer drum atas, sedangkan ujung yang lain
Fungsi dari pipa ini adalah untuk berhubungan dengan header output
mengalirkan air umpan boiler dari upper superheater.
drum ke lower drum, dari upper drum (9) Dust Collector
header atau lower drum ke header. Fluida Fungsinya untuk mengatur pengeluaran
yang mengalir di dalam pipa-pipa turun abu yang terbawa gas asap agar tidak
terbuang langsung lewat cerobong. drum atas, bagian atas yang mengalir
Peralatan ini terdiri dari filter/separasi abu berupa uap, sedangkan pada bagian
untuk memisahkan abu dari gas asap bawah berupa air.

dan
yang mengalir. Hasil pemisahan masuk • Automatic Modulating Control
ke dalam hopper abu (dust collector) yang Fungsinya untuk mengatur volume air
selanjutnya keluar dari dust collector di dalam drum atas secara otomatis.

it
melewati damper yang operasinya Pada bagian ini dipasangkan level switch
dilakukan secara otomatis. Pada ujung yang berfungsi untuk membatasi air di

Saw
un
keluaran dari dust collector dipasang dalam drum baik kondisi maksimum
bak penampung abu, dengan tujuan maupun minimum. Level switch di set
agar abu tidak berserakan dan mudah berdasarkan tekanan di dalam tabung.
Keb
pembuangannya. Apabila level air naik, akan menambah
(10) Cerobong Asap
apa tekanan di dalam tabung sehingga akan
Fungsinya untuk membuang gas sisa menggerakkan kontak listrik dan sirene
pembakaran ke udara luar agar tidak berbunyi. Selain itu, tanda air di dalam

ean
menimbulkan polusi udara. drum atas berada pada skala maksimum
Pab ola

(11) Fuel Feeder maka modulating control valve akan


am
Kel

Fungsinya untuk mengatur pemasukan menutup pemasukan air ke boiler.


ard

bahan bakar ke dalam ruang bakar boiler. Sebaliknya, apabila air di dalam tabung
li P

(12) Peralatan Kontrol levelnya berkurang maka modulating


el

aru

Fungsinya untuk mengontrol kondisi/ akan beroperasi secara proporsional


rik

keadaan selama boiler beroperasi untuk menjaga level air tetap stabil pada
hM
ng

agar tidak terjadi sesuatu hal yang level normal di dalam drum atas boiler.
ole

membahayakan. Adapun peralatan- • Safety Valve


peralatan yang dimaksud, yaitu Di boiler ada dua buah safety valve, yaitu
Me

• Kerangan Induk di drum dan di superheater. Fungsinya


Kerangan yang berfungsi untuk untuk membatasi besarnya tekanan
membuka dan menutup aliran steam operasi di dalam drum atau di dalam
dari boiler. Biasanya di samping header superheater. Safety valve pada
kerangan induk dipasang non-return header superheater diset lebih rendah
valve untuk menjaga agar steam tidak dibanding setting pada safety valve di
masuk ke boiler, terutama pabrik yang drum atas. Hal tersebut dimaksudkan
mengoperasikan lebih dari satu boiler. agar saat safety valve superheater blow off
• Glass Penduga header dan pipa tetap terisi steam dari
Fungsinya untuk menunjukkan level di drum.
dalam drum atas. Pada bagian dalam
• Alarm drum boiler yang meliputi silica, TDS, dan
Alarm atau alat tanda bahaya berfungsi mineral lainnya yang telah melampaui

dan
sebagai petunjuk bahwa posisi level air ambang batas yang ditentukan agar
di drum kurang dari batas minimal atau boiler dapat terjaga dengan baik.
posisi air melebihi batas maksimal yang • Panel Kontrol

it
diatur oleh modulating control. Fungsinya untuk mengontrol

Saw
beroperasinya peralatan listrik untuk

un
boiler. Umumnya panel ini berisi volt
meter, ampere meter, lampu indikator,
sirene, dan PLC.
Keb
apa 3. Prosedur Operasional
Sebelum mengoperasikan peralatan
di stasiun ini, setiap operator wajib

ean
memastikan tidak ada orang/benda asing
Pab lola

am
yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja/
Kel
ard
kerusakan alat.
a. Operasional Boiler
li P

• Pressure Gauge Pengoperasian boiler secara rutin terdiri dari


e

aru

Merupakan alat untuk mengukur beberapa tahapan yang meliputi:


rik
hM
ng

tekanan uap pada drum dan superheater. - Persiapan pengoperasian


- Pengapian (Fire Up)
ole

Dengan melihat skala dari pressure gauge


maka dapat diukur besarnya tekanan - Pengoperasian
Me

uap yang bekerja sehingga proses dapat - Pengawasan


senantiasa terkontrol. - Penghentian operasi
• Blow Down Valve (1) Persiapan Pengoperasian
Merupakan katup untuk pembuangan Setiap akan mengoperasikan boiler
air dari dalam drum atas. Blow down harus dilakukan persiapan dengan baik.
valve dipasang dua tingkat. Satu buah Persiapan pengoperasian perlu dan
merupakan keran buka cepat dan satu harus dilaksanakan agar tidak terjadi
lagi keran ulir. Bahan dari blow down kegagalan saat boiler dioperasikan.
valve ini terbuat dari bahan yang tahan Persiapan pengoperasian meliputi
tekanan dan temperatur tinggi. Adapun kegiatan berikut.
fungsi dari proses blow down, yaitu • Periksa kebersihan ruang dapur atas
untuk mengontrol kualitas air di dalam benda-benda asing.
• Sistem level air harus dicoba untuk • Setelah tekanan ± 8 kg/cm2, operasikan
memastikan masih berfungsi dengan peralatan-peralatan (boiler full operation)
baik yang meliputi berikut.

dan
• Periksa kondisi rooster dan coba - Operasikan double damper.
operasikan dumping grate. - Operasikan draft control pada posisi
• Periksa jumlah dan kecukupan bahan “close” (damper ID fan tutup 100%).

it
bakar dan persedian air di feed water - Operasikan blower ID fan.
tank. - Operasikan handle draft control ke

Saw
un
• Periksa instrumen panel terutama sistem posisi “auto”.
cut off dan interlock. - Operasikan blower FD fan dengan
• Periksa posisi air di drum dengan terlebih dahulu damper tutup penuh.
Keb
memonitor level air di gelas penduga - Operasikan secondary FD fan dengan
dengan cara mengurangi dan
apa terlebih dahulu damper tutup penuh.
menambah air di dalam drum hingga Setelah operasi normal damper buka
alarm berfungsi. ± 70%.

ean
• Periksa pressure gauge pada superheater • Operasikan rotary feeder dan masukkan
Pab ola

dan upper drum. bahan bakar secara perlahan-lahan dan


am
Kel

• Periksa termometer pada superheater. merata.


ard

• Pastikan control damper ID fan dapat • Pertahankan tekanan ruang dapur pada
li P

bekerja. tekanan yang direncanakan (-5 sampai


el

aru

• Kerangan air vent pada drum dan -10 mm H2O)


rik

superheater pada posisi terbuka penuh • Buka damper utama FD fan (melalui
hM
ng

100%. instrumen panel)


ole

• Buka kerangan drain valve pada - Untuk tekanan <15 kg/cm2 damper
superheater dan starting valve pada posisi buka 40%—70%.
Me

terbuka penuh 100%. - Untuk tekanan >15 kg/cm2 damper


• Masukkan bahan bakar ke ruang bakar buka 20%—40%.
secara merata. • Pindahkan supply air melalui modulating
• Boiler sudah siap untuk pengapian. control valve.
• Buka valve continuous blow down ±
(2) Pengapian (Fire Up) 20%—30%.
• Pada tahap pemanasan awal, laksanakan • Naikkan tekanan hingga ± 10 kg/cm2.
pembakaran dalam ruang dapur tanpa
ada blower yang dioperasikan. (3) Pengoperasian
• Setelah tekanan ± 0,5 kg/cm , tutup
2
• Pada tekanan >21 kg/cm2 buka
penuh air vent pada superheater dan kerangan induk perlahan-lahan dengan
upper drum.
memperhatikan variasi pada tekanan (pressure gauge) dan meter level air
boiler dan level air. (gelas penduga). Perhatian khusus harus

dan
- Pembukaan secara tiba-tiba akan diberikan pada suplai bahan bakar dan
mengakibatkan turunnya tekanan udara pembakaran.
secara tiba-tiba dan kenaikan level air • Perhatikan densitas dari asap. Asap

it
yang tiba-tiba akan mengakibatkan dengan densitas tebal yang keluar dari

Saw
bahaya lanjutan. cerobong menunjukkan kekurangan

un
- Air kondensat harus benar-benar udara atau pembakaran yang tidak
sempurna, akan dikhawatirkan sempurna.
kemungkinan terjadinya water • Perhatikan temperatur gas buang
Keb
hammering. (normal 350o C—370o C). Temperatur
• Tutup starting valve dan kerangan drain
apa gas buang terlalu tinggi mengakibatkan
pada superheater header. berkurangnya efisiensi ketel.
• Periksa semua peralatan-peralatan atas

ean
suara-suara yang abnormal. b. Penghentian Operasi
Pab lola

• Pertahankan level air pada drum • am


Boiler stop operasi secara normal.
Kel
ard
dikondisi yang ditentukan. - Hentikan suplai bahan bakar.
• Naikkan tekanan boiler sesuai tekanan - Tutup kerangan uap utama dan
li P

yang direncanakan dan lakukan suplai uap lainnya, serta air vent.
e

aru

percobaan pembuangan uap pada - Perhatikan level air pada gelas


rik
hM
ng

kerangan pengaman (safety valve) pada penduga (harus high water level)
superheater dan upper drum. Hal ini untuk - Turunkan tekanan hingga < 10 kg/
ole

memastikan bahwa kerangan pengaman cm2 (sirkulasi).


Me

bekerja normal. - Stop FD fan dan secondary FD fan.


• Pertahankan tekanan boiler pada operasi - Keluarkan abu-abu sisa pembakaran
normal. Pengurangan tekanan yang dari atas rooster.
berlebihan mengakibatkan naiknya - Stop ID fan dan buka damper 100%.
beban dalam ruang uap dan separator - Operasikan dumping grate dan
uap kurang berfungsi sehingga dapat mengeluarkan abu dari pintu abu.
mengakibatkan bahaya lanjutan. Hal - Stop double damper dust collector.
ini sangat tergantung pada quantity - Buka pintu dapur dan pintu abu,
pemberian bahan bakar dan level air. pintu-pintu yang lainnya tetap
• Pertahankan pemakaian uap agar tertutup.
konstan. Perlu dijaga agar fluktuasi - Periksa semua kerangan blow down
beban uap kecil. Hal tersebut dengan dan continuous blow down (harus
jalan mengawasi meter tekan uap tertutup dengan sempurna dan tidak
terdapat kebocoran).
- Posisikan semua breaker peralatan (2) Akibat level air turun terus menerus
ke posisi “OFF”, sedangkan • Periksa semua kerangan blow down,
instrumen panel tetap pada posisi apakah ada yang terbuka, terutama blow

dan
“ON”. down dari lower drum dan unit header.
• Boiler stop operasi dalam waktu yang • Periksa temperatur air umpan
lama. (temperatur air umpan ≥100o C akan

it
Berhentikan boiler secara normal dan terjadi vacum pada feed water pump)
lakukan sirkulasi air secara kontinu. • Periksa kuantitas air pada feed water tank

Saw
un
- Perawatan "cara kering” dan peralatan-peralatan pada feed water
* Air dalam boiler dikosongkan. tank.
* Masukkan gas Nitrogen (N2) • Periksa feed water pump atas kesalahan
Keb
hingga tekanan 2 kg/cm . 2
fungsinya.
- Perawatan “cara basah”
apa • Apabila sistem piping pada feed water
* Boiler harus tetap dipanaskan pump diparalel untuk boiler yang lain,
hingga tekanan ± 2 kg/cm . 2
periksa kerangan-kerangan paralelnya.

ean
* Setiap hari air ketel harus • Hentikan pengisian bahan bakar dan
Pab ola

dianalisis. lakukan penarikan bahan bakar dari


am
Kel

* Setiap satu bulan diadakan ruang bakar hingga api padam.


ard

penggantian air.
li P

(3) Kekurangan air pada boiler


el

aru

c. Pemberhentian boiler secara darurat Bila terjadi kekurangan air akan dapat
rik

(1) Akibat mati listrik menyebabkan pipa-pipa boiler menjadi


hM
ng

• Pindahkan secepatnya sistem pengisian overheated dan akhirnya bengkok atau


ole

air umpan dari electric pump ke steam boiler menjadi rusak. Kondisi kekurangan
pump. air dapat diketahui dari posisi level air di
Me

• Tutup valve main steam (kerangan gelas penduga.


induk) • Bila level air gelas penduga di bawah
• Buka pintu dapur dan pintu abu. batas terendah maka lakukan hal berikut.
• Buka damper ID fan 100% secara - Matikan suplly bahan bakar dan tarik
manual. api dari dalam ruang dapur.
• Pindahkan sistem pengisian air umpan - Tutup kerangan uap utama dan
dari modulating control valve ke supply uap lainnya.
kerangan by pass. - Matikan semua blower.
• Hentikan pengisian bahan bakar dan - Periksa semua pompa dan sistem
lakukan penarikan bahan bakar dari kontrol air.
ruang bakar.
• Bila air dalam gelas penduga kosong apakah sudah terpasang secara
sehingga tidak diketahui sampai di mana sempurna. Periksa apakah nozzle-

dan
titik terendah air di dalam boiler, sedang nozzle pipa di dalam drum sudah
boiler masih beroperasi. terpasang dengan arah yang benar.
- Matikan supply bahan bakar - Periksa apakah masih ada orang,

it
- Tutup semua kerangan supply uap peralatan kain kotor, dan barang

Saw
- Matikan semua blower (ID fan, FD fan, asing lainnya yang tertinggal di

un
dan secondary FD fan) dalamnya. Setelah yakin dalam drum
- Tutup semua damper. telah bersih, pintu main hole pada
- Tarik api secepatnya dari ruang bakar. drum ditutup.
Keb
- Tutup rapat semua main hole. • Pemeriksaan Casing
- Biarkan boiler dingin secara alami.
apa Perhatikan pemasangan baut pada
- Setelah boiler dingin, isi air dan casing yang terletak di bawah upper
periksa apakah terdapat kerusakan drum lubang baut berbentuk panjang

ean
(kebocoran) pada pipa atau rol (oval) dan pemasangan bautnya harus
Pab lola

pipanya. am
mempunyai spasi ± 20 mm.
Kel
ard
- Bila hasil hydro test tidak terdapat • Pemeriksaan Kerangan dan Flange
kebocoran boiler dapat dipanaskan Periksa pemasangan kerangan secara
li P

dan dioperasikan kembali. cermat dan teliti terutama terhadap arah


e

aru

aliran masuk dan keluar serta spesifikasi


rik
hM
ng

4. Pengendalian dan Pengawasan materialnya, apakah telah sesuai untuk


Boiler setiap jenis pemakaian. Periksa apakah
ole

a. Hal-hal yang perlu diperhatikan semua packing-packing dan baut-baut


Me

Boiler yang digunakan di PKS mempunyai pada sambungan flange telah terpasang
tekanan yang cukup tinggi maka dalam dengan sempurna.
mengoperasikannya harus memperhatikan • Pemeriksaan Switch Board dari instrumen
beberapa hal berikut. panel serta elektro-motor
(1) Pengoperasian Boiler Baru Periksa apakah semua komponen listrik
Mengoperasikan boiler baru atau boiler dan pasangan wiringnya sudah benar
yang telah lama tidak dijalankan harus dan dapat berfungsi dengan baik. Cek
mengikuti prosedur sebagai berikut. arah putaran elektromotor pada semua
• Pemeriksaan Upper Drum dan Lower alat satu per satu . Periksa instrumen
Drum panel apakah sistem kontrol pada boiler
- Buka main hole dan periksa tersebut semuanya sudah dapat bekerja
pemasangan packing-packing dan secara sempurna, terutama terhadap
baut-baut internal upper drum, sistem kontrol pada tinggi rendah air
dalam boiler.
• Pemeriksaan Draft Control - Selama operasi perhatikan
Tekanan dapur harus dijaga pada –5 casing, ducting, bearing, dan
sampai –10 mm H2O dengan melakukan komponen-komponen lainnya akan

dan
penyetelan di draft control. kemungkinan terdapatnya bunyi,
• Pemeriksaan Blower (Fan) vibrasi, atau kepanasan yang kurang
- Sebelum blower dioperasikan harus normal.

it
dilakukan pemeriksaan berikut. - Pada waktu operasi dihentikan,
* Bagian dalam blower dan pastikan periksa setiap baut, bearing, dan

Saw
un
tidak ada lagi barang-barang asing komponen lainnya akan adanya
tertinggal di dalamnya. kemungkinan menjadi longgar.
* Angker-angker baut mur dan - Pergunakan minyak pelumas dengan
Keb
baut-baut sambungan flange, sisi jumlah yang memadai.
isap dan sisi tolak, centering dari
apa • Hydrostatic Test
sambungan coupling serta protektor Sebelum dioperasikan, harus terlebih
untuk pengamanan, apakah telah dahulu dilakukan hydrotest guna

ean
terpasang dengan sempurna. mengetahui apakah sistem pengerolan
Pab ola

* Kondisi pelumasan. pipa-pipa water tube tersebut tidak


am
Kel

* Kawat proteksi pada inlet udara yang terdapat kebocoran.


ard

berfungsi mencegah bahan-bahan Ketentuan hydrotest sebagai berikut:


li P

asing terisap ke dalamnya. - Untuk boiler baru.


el

aru

* Gerakkan bagian-bagian yang Tekanan kerja >10 kg/cm2.


rik

berputar dengan tangan, untuk Tekanan uji = Tekanan kerja x 1½ .


hM
ng

memeriksa apakah terdapat kondisi - Untuk boiler yang sudah pernah


ole

yang abnormal. dipakai Tekanan uji = Tekanan kerja +


- Sebelum blower dioperasikan secara maksimum 3 kg/cm2.
Me

terus menerus, operasikan dahulu


untuk selang waktu yang pendek, (2) Pada boiler baru, pengisian bahan
untuk memeriksa apakah ada bakar ke dalam ruang bakar boiler
kemungkinan terdapat bunyi atau harus dilakukan dengan api yang kecil
vibrasi yang kurang normal. guna memanasi dinding, ruang bakar,
- Operasikan fan tersebut dengan dan pipa boiler. Sebaiknya, pemanasan
damper tertutup penuh sambil dilakukan dengan menggunakan
mengamati ampere meter. Pastikan kayu bakar yang kering. Pemanasan
bahwa Fan sudah mencapai memerlukan waktu sampai dua minggu.
kecepatan yang ditentukan dan Apabila ruang bakar dan pipa sudah
ampere dalam keadaan stabil. cukup panas, tekanan dinaikkan secara
bertahap sampai mencapai tekanan penduga berada +100 mm di atas
kerja. Waktu yang dibutuhkan untuk normal water level. Lakukan blowdown

dan
menaikkan tekanan kerja dari tekanan 0 secara perlahan-lahan sehingga air
s.d. tekanan kerja sekitar 2 jam—3 jam. dalam gelas penduga turun sampai
Pemakaian bahan bakar komposisinya +85 mm di atas normal water level,

it
terdiri dari serabut 75% dan cangkang alarm HWL akan berhenti dan lampu

Saw
25%. Sistem pemasukan bahan bakar hijau pada panel mati.

un
dibantu dengan hembusan udara - Lakukan blowdown kembali sehingga
ventilator yang berasal dari feeder fan air di dalam gelas penduga turun
agar bahan bakar merata tersebar di atas sampai 1st low water level, air dalam
Keb
kisi-kisi dapur atau fire grate. gelas penduga harus berada pada

apa –60 mm di bawah NWL dan alarm


Persiapan pengapian harus mengikuti untuk 1st low water level berbunyi.
prosedur sebagai berikut. Bersamaan dengan lampu kuning

ean
• Pengisian boiler dengan air menyala, operasikan kembali feed
Pab lola

Operasikan Electric Feed Water pump am


water pump sehingga dalam gelas
Kel
ard
untuk pengisian air ke Boiler dengan penduga naik sampai –50 mm di
prosedur berikut. bawah NWL dan alarm untuk 1st low
li P

- Periksa banyaknya air yang water level berhenti dan lampu kuning
e

aru

terkandung di dalam tangki air, mati.


rik
hM
ng

bukan hanya dilihat melalui level - Lakukan blowdown sehingga air


penunjuk air, tetapi harus juga dilihat dalam gelas penduga turun sampai
ole

langsung ke dalam tangki. 1st low water level. Pada saat alarm 1st
Me

- Periksa semua kerangan, apakah low water level berbunyi dan lampu
kerangan yang seharusnya terbuka kuning menyala, alarm 1st low water
sudah benar terbuka dan yang level diriset. Lalu, lakukan blowdown
seharusnya tertutup sudah benar sehingga air di dalam gelas penduga
tertutup. Periksa semua handle berada pada
operasinya apakah sudah mudah –120 mm di bawah NWL dan alarm
dioperasikan. untuk 2nd LWL berbunyi bersamaan
- Operasikan electric feed water pump dengan lampu merah menyala.
hingga air dalam gelas penduga Operasikan kembali feed water pump
mencapai high water level dan alarm hingga air dalam gelas penduga
untuk HWL berbunyi, serta lampu berada pada –105 mm di bawah NWL
hijau pada panel menyala.Perhatikan dan alarm untuk 2nd low water level
apakah kondisi air dalam gelas berhenti serta lampu merah mati.
- Setelah HWL, 1st LWL, 2nd LWL • Inspeksi dan persiapan pengapian
alarm serta lampu indikator bekerja - Pastikan bahwa semua yang
dengan baik, operasikan kembali berputar dan bergerak telah diberi

dan
feed water pump hingga air dalam minyak pelumas secukupnya.
gelas penduga tepat pada normal Pemberian jenis bahan mutu minyak
water level. pelumas disesuaikan dengan standar

it
yang diperlukan.
• Pengamanan untuk low water level - Cek ruang pembakaran dan periksa

Saw
un
- Operasikan feed water pump hingga secara hati-hati kondisi roster,
high water level. Operasikan semua kondisi dinding dapur, dan nozzle-
blower dan peralatan sesuai dengan nozzle udara, apakah kemungkinan
Keb
prosedur pengoperasian. Lakukan tersumbat. Pastikan tidak ada orang
blowdown secara perlahan-lahan
apa tertinggal di dalam dapur maupun
hingga air dalam gelas penduga boiler proper dan gas duct.
turun sampai –60 mm di bawah - Pastikan bahwa alat kontrol tekanan

ean
NWL (pada kondisi 1st LWL). Timer ruang dapur telah berfungsi dengan
Pab ola

satu bekerja, dalam waktu ±3 menit sempurna.


am
Kel

semua peralatan dan blower secara - Periksa semua damper pengatur


ard

otomatis akan mati, kecuali electric udara untuk dicoba dan diteliti,
li P

feed water pump. perbandingan pembukaan alat


el

aru

- Operasikan kembali feed water pump penyetel dengan posisi damper, buka
rik

hingga air di dalam gelas penduga penuh damper induced draft fan.
hM
ng

naik kembali sampai NWL (lampu - Periksa banyaknya bahan bakar,


ole

kuning mati). Operasikan kembali apakah sudah cukup tersedia untuk


semua blower dan peralatan sesuai pengoperasian awal.
Me

dengan prosedur pengoperasian. - Periksa banyaknya air dalam feed


Lakukan blowdown perlahan-lahan water tank.
hingga air dalam gelas penduga - Periksa pemasangan kerangan-
turun sampai –120 mm di bawah kerangan dan pelengkap, apakah
NWL (pada kondisi 2nd LWL), timer sudah sesuai dengan fungsinya.
dua bekerja, dalam waktu ±10 detik, - Buka kerangan air vent pada 100%
semua peralatan dan blower secara dan kerangan starting valve 100%.
otomatis akan mati, kecuali electric - Jika boiler dilengkapi dengan
feed water pump. superheater, buka kerangan starting
valve pada superheater 100 % dan
kerangan blowdown dari superheater tidak boleh dilakukan melalui header
header 100%. saat boiler beroperasi.

dan
- Periksa meter tekanan (pressure • Setiap 4 jam
gauge) pada superheater dan drum, Abu yang terbentuk dari proses
termometer pada superheater, serta pembakaran bahan bakar harus sering

it
flue gas (gas buang). dibersihkan agar tidak menutupi

Saw
- Operasikan peralatan pengisi bahan ventilator sehingga suplai udara ke

un
bakar dalam keadaan kosong untuk dalam ruang bakar tetap terjamin.
mengamati operasinya. Apabila telah - Lakukan soot blowing pada saat
beroperasi normal, masukkan bahan beban boiler sedang kecil atau pada
Keb
bakar ke dalam ruang bakar hingga saat temperatur outlet gas >3500C.
merata di atas rangka bakar.
apa Tekanan uap untuk soot blowing
harus lebih
(3) Pengawasan Rutin 15 kg/cm2 dan level air dari drum

ean
Setelah boiler berjalan normal, hal-hal harus diamati. Prosedur pelaksanaan
Pab lola

yang perlu diperhatikan sebagai berikut. am


soot blowing sebagai berikut.
Kel
ard
• Setiap 45 menit * Pastikan kerangan stop uap pada
- Buang abu ex dust collector dan dust mechanical soot blowing sudah
li P

hopper. ditutup. Pastikan bahwa kerangan


e

aru

- Amati ruang abu di bawah drain telah dibuka.


rik
hM
ng

rangka baker. Jika ada api, * Kerangan utama dari mechanical


segera dipadamkan dengan cara soot blowing dibuka sedikit untuk
ole

dikeluarkan. menghangatkan pipa. Kemudian,


Me

• Setiap 1 jam dibuka bertahap sedikit demi sedikit


- Periksa level air gelas penduga. hingga terbuka penuh dan kerangan
- Pengisian jurnal operasi boiler. buangan ditutup.
- Pengambilan sampel air umpan dan * Soot blowing harus dilakukan satu
air boiler. demi satu dari kerangan shoot blower
• Setiap 2 jam sepanjang arah pengaliran gas
- Petugas sampling harus mengambil pembakaran.
sampel air boiler untuk dites di * Memutar soot blowing dalam batas
laboratorium. yang ditunjukkan oleh indikator dari
- Apabila hasil tes TDS Laboratorium pegangan operasi yang berada di
terlalu tinggi maka harus dilakukan depan blowing dan lakukan selama ±
blowdown melalui lower drum valve, 4 menit dengan masa putar tiga kali
dan diputar secara perlahan-lahan.
* Apabila dari cerobong asap diketahui - Penghentian operasi seluruh
asap yang keluar masih bercampur abu yang berada di ash-pit setiap
dengan abu dalam jumlah besar tingkatan harus dibersihkan.

dan
maka lakukan blowing. Jangan
memakai soot blowing tanpa • Setiap 2 minggu
memutarnya untuk jangka waktu - Memeriksa dan membersihkan

it
yang lama. strainer air dan uap.
* Setelah selesai operasi soot blowing, - Memeriksa rooster dan

Saw
un
kerangan utama dari shoot blower menggantinya jika ada yang patah.
harus ditutup dan kerangan drain - Membersihkan pipa-pipa dan
harus dibiarkan terbuka. dinding batu dari abu-abu sisa
Keb
- Tarik dan buang kerak abu dari atas pembakaran yang melekat.
rooster.
apa - Membersihkan abu-abu dari dalam
Abu dibersihkan dengan cara dikorek cerobong.
keluar melalui pintu dapur 3—4 jam - Memeriksa serta membersihkan

ean
sekali. Pengorekan abu dilakukan abu pada rotor blower ID fan dan fan
Pab ola

bertahap pintu per pintu untuk lainnya.


am
Kel

menjaga kestabilan steam. Saat


ard

pengorekan diharuskan secondary • Setiap tiga bulan


li P

fan dimatikan untuk menghindari - Memeriksa dan membersihkan


el

aru

gejolak api. bagian luar dan dalam boiler.


rik

- Jika dijumpai bara api dan abu - Membersihkan bagian luar semua
hM
ng

jatuh ke bawah maka harus segera pipa-pipa, drum, dan header dari
ole

ditarik ke luar, sedangkan sisa abu kotoran.


yang tidak jatuh akan terakumulasi - Memeriksa dan melaksanakan
Me

pada rooster di dapur maka harus pengecatan cerobong.


dibersihkan dengan menggerakkan
fire grate setelah boiler stop • Setiap satu tahun
beroperasi. - Periksa dan perawatan pada casing.
- Periksa dan perawatan pada gas duct
• Setiap 24 jam dan dust collector.
- Setiap pagi periksa semua peralatan - Periksa dan perawatan pada
yang bergerak dan berputar atas controller, peralatan, dan instrumen.
bunyi-bunyi yang abnormal. - Periksa dan perawatan pada valve,
- Lumasi semua bearing, pemakaian cock, dan piping.
minyak pelumas harus yang sesuai.
(4) Batas Level Air (5) Superheater.
Selama beroperasi, ketinggian air Sebelum beroperasi, sisa kondensat

dan
dalam boiler harus diusahakan normal. harus dibuang dengan membuka penuh
Permukaan air yang terlalu rendah kerangan drain header superheater dan
dapat menyebabkan overheating kerangan air vent untuk menghindari

it
pada drum dan pipa. Hal tersebut kerusakan pipa. Kerangan air vent dan

Saw
dapat berakibat pecahnya pipa boiler, drain header harus ditutup kembali

un
sedangkan permukaan air yang terlalu setelah boiler dioperasikan mencapai
tinggi dapat menyebabkan terikutnya tekanan 8 kg/cm2.
air ke dalam superheater sehingga dapat (6) Blowdown
Keb
merusak peralatan turbin dan pipa Blowdown air boiler dilakukan dengan
boiler bila terjadi foaming. Pada saat
apa maksud untuk mengurangi dan
boiler beroperasi, gelas penduga harus membatasi konsentrasi padatan atau TDS
dioperasikan kedua unitnya dengan sampai batas yang diizinkan. Pengaturan

ean
memperhatikan batas air normal, yaitu blowdown dapat dilakukan dengan tiga
Pab lola

berada sedikit di atas batas pertengahan cara:am


Kel
ard
gelas penduga. Ketinggian pada gelas • Blowdown kontinu dibuka secara
penduga harus diamati dan diperiksa bertahap sesuai hasil analisis TDS.
li P

kebenarannya dengan cara seperti • Blowdown yang bekerja secara otomatis.


e

aru

berikut. • Blowdown secara manual dengan


rik
hM
ng

• Tutup keran saluran uap yang masuk ke periode dan waktu tertentu, dengan cara
gelas penduga. mengawasi konsentrasi TDS dalam air
ole

• Buka keran bagian bawah/drain sampai boiler .


Me

air boiler bebas keluar. Kemudian, tutup


keran drain. Banyaknya air boiler yang harus
• Buka keran steam, tutup keran air ke dikeluarkan pada blowdown dapat dihitung
gelas penduga, keran drain dibuka dengan rumus yang sering digunakan
sampai steam bebas keluar. sebagai berikut.:
• Langkah terakhir tutup keran drain dan
buka kerangan air serta kerangan steam
tetap terbuka. Kemudian, amati kenaikan F
B = x 100 %
T- F
air di gelas penduga. Bila ada kelainan,
lakukan pemeriksaan saluran air/uap dari
gelas penduga.
B = persentase blowdown air boiler e. Setiap jam operator boiler harus
F = TDS dalam air umpan boiler dalam satuan mengontrol semua bagian boiler dan
ppm lakukan pencatatan terhadap parameter

dan
T = TDS air boiler dalam satuan ppm dari instrumen kontrol ke dalam jurnal
dan diinspeksi oleh asisten proses setiap
Jika diumpamakan, hasil analisis shift.

it
laboratorium menunjukkan hasil bahwa
air umpan boiler= 80 ppm dan air boiler= f. Semua kerusakan harus dilaporkan di

Saw
un
1900 ppm. jurnal dan diperbaiki.

Maka % blowdown air boiler: g. Melaksanakan test safety valve drum dan
Keb
80 superheater satu kali setiap shift.
= --------------- x 100%
1900 – 80
apa h. Setiap melakukan penarikan abu dari
ruang dapur harus menggunakan alat

ean
Bila diinginkan TDS berada pada batas keselamatan kerja.
1900 ppm, maka perlu dilakukan blowdown
Pab ola

am
4,39% per jamnya.
Kel

i. Feed pump yang stand-by harus


ard

dioperasikan minimal satu jam setiap


li P

b. Roaster/fire grate yang bocor harus shift untuk memastikan pompa dapat
l

segera diganti saat boiler tidak operasi.


e

aru

bekerja normal.
Hal ini untuk menghindari terjadinya
rik
hM
ng

api jatuh di bawah fire grate yang dapat j. Pengisian bahan bakar harus merata
ole

menyebabkan overheating pada bearer tidak menumpuk pada satu bagian.


dan fire grate.
Me

c. Variasi naik turunnya level air pada drum I. SOP LISTRIK


harus dipertahankan konstan. Usahakan
1. Pendahuluan
kedudukannya 15 mm di atas batas
a. Kebijakan Perusahaan
normal level air.
Power listrik yang digunakan di PKS berasal
dari turbo alternator yang digerakkan dengan
d. Apabila tekanan steam mulai naik, cek
uap kering dan diesel genset. Sebagai
semua keran yang dioperasikan, seperti
pembangkit tenaga listrik, turbin dan diesel
keran induk maupun keran buang, dan
genset harus beroperasi secara efisien.
alat ukur tekanan, apakah berfungsi
Kebijakan perusahaan di dalam penggunaan
dengan baik.
kelistrikan, yakni bahwa jam turbin harus dengan diesel alternator agar tidak
beroperasi secara efisisen dan jam paralel terganggu jalannya proses produksi.

dan
genset dengan turbin maksimum 10% dari Pelaksanaan paralel genset dilakukan
jam operasi pabrik. apabila tekanan steam jatuh di bawah
20 kg/cm2.

it
b. Dasar-Dasar Operasi (4) Steam turbin digerakkan oleh

Saw
Sumber pembangkit tenaga listrik yang lazim superheater steam boiler pada tekanan

un
digunakan ada dua jenis. minimal 28 Bar. Turbin ini dikopel dengan
- Turbo generator. alternator untuk menghasilkan tenaga
- Diesel genset. listrik.
Keb
(1) Turbo Generator (Steam Turbine (5) Pelaksanaan sinkron atau paralel
Generator)
apa disebabkan oleh beberapa hal, di
Fungsi dari turbo generator sebagai antaranya sebagai berikut.
sumber pembangkit tenaga listrik utama • Frekuensi generator turbin turun.

ean
yang digunakan untuk menggerakkan • Voltage generator turbin turun
Pab lola

mesin-mesin dan peralatan pabrik, • am


Beban generator turbin atau genset
Kel
ard
kebutuhan listrik untuk kantor dan mencapai titik maksimum.
laboratorium, penerangan, serta • Mengatasi beban yang tidak stabil untuk
li P

kebutuhan domestik perumahan. Alat ini menghindari trip panel.


e

aru

digerakkan oleh tekanan uap dari boiler (6) Beberapa peralatan pendukung yang
rik
hM
ng

yang melalui nozzle menggerakkan sudu- dipergunakan pada steam turbin ialah
sudu yang kemudian menggerakkan sebagai berikut.
ole

generator sehingga diperoleh tenaga • Oil cooler dan pompa sirkulasi air
Me

listrik. Fungsinya untuk melakukan proses


(2) Diesel Genset pendinginan minyak pelumas pada gear
Diesel alternator (generator set) box turbin.
merupakan sumber tenaga listrik • Steam separator
utama pada saat turbo alternator Fungsinya untuk menghindari uap basah
tidak beroperasi dan membantu turbo masuk ke dalam turbin.
generator saat mengalami kekurangan • Klep valve turbin
power. Fungsinya mengatur tekanan steam yang
(3) Apabila tekanan steam boiler jatuh masuk ke turbin.
sehingga turbo alternator tidak • Governor
beroperasi dengan baik di mana Fungsinya mengatur cara kerja klep/valve
tegangan listrik akan turun, sedangkan turbin agar putaran turbin dapat stabil.
kebutuhan tetap maka dilakukan paralel
• Speed adjusting • Emergency valve trip
Fungsinya untuk menaikkan dan Fungsinya untuk menutup secara
menurunkan frekuensi. otomatis aliran uap masuk ke dalam

dan
• Prim L.O pump casing rotor apabila terjadi beberapa hal
Fungsinya untuk melakukan pelumasan berikut.
pendahuluan sebelum turbin beroperasi - Putaran turbin terlalu tinggi.

it
normal. - Bila putaran terlalu tinggi melebihi
• Valve hand nozzle batas yang ditentukan maka

Saw
un
Fungsinya untuk meringankan putaran peralatan pada over speed trip
turbin apabila tekanan steam drop, akan bekerja dan mendorong tuas
dengan cara membuka nozzle. Bila melepaskan kaitan. Klep pengaman
Keb
kondisi normal, nozzle ditutup. menutup dengan cepat karena
• Sistem kontrol
apa tarikan pegas yang kuat.
Fungsinya untuk pengaturan tekanan - Putaran terlalu rendah.
uap. - Bila putaran terlalu rendah dari

ean
• Alat-alat ukur putaran yang diijinkan, akan
Pab ola

Fungsinya untuk mengukur atau menyebabkan tekanan minyak


am
Kel

mengetahui parameter selama operasi, pelumas rendah. Alat pengaman


ard

seperti tekanan, temperatur, putaran, tekanan minyak akan melepaskan


li P

voltage, ampere, dan level indikator tuas (valve trip level) dan emergency
el

aru

pelumas. valve menutup dengan cepat.


rik

• AVR (7) Back Pressure Vessel (BPV)


hM
ng

Fungsinya untuk stabilisator tegangan BPV merupakan bejana tekan yang


ole

generator. berfungsi untuk menampung steam


• Keran uap bekas buangan turbin untuk didistribusikan ke
Me

Fungsinya untuk mengatur buka dan unit pengolahan. Bejana ini dilengkapi
tutup pembuangan uap bekas turbin. dengan bagian-bagian berikut.
Keran ini dibuka sebelum turbin • Make up valve yang berfungsi untuk
beroperasi dan ditutup bila turbin menaikkan atau menambah tekanan.
berhenti. • Safety valve dan surplus valve berfungsi
• Hand trip untuk membuang kelebihan steam.
Fungsinya untuk mematikan turbin • Kerangan-kerangan berfungsi untuk
secara otomatis apabila terdapat problem distribusi steam ke stasiun pengolahan.
emergency. • Steam trap berfungsi untuk membuang
kondensat.
• Pressure gauge dan recorder berfungsi (9) Kemudian, buka steam valve inlet sedikit
untuk mengukur dan mencatat tekanan. untuk pemanasan casing turbin +5

dan
menit.
2. Prosedur Operasional (10) Sesudah pemanasan, putar load limit
a. Sebelum mengoperasikan peralatan pada angka tiga untuk menghindari

it
di stasiun ini, setiap operator harus putaran kejutan pada shaft.

Saw
menggunakan alat pengaman (11) Buka steam inlet valve secara berangsur-

un
pendengaran (ear move) dan wajib angsur dan putaran turbin sudah
memastikan tidak ada pekerjaan mencapai 500 rpm. Putar kembali load
perawatan/benda asing yang dapat limit pada angka sepuluh.
Keb
menyebabkan kecelakaan kerja/ (!2) Putar speed setting secara perlahan-
kerusakan alat.
apa lahan sampai putaran turbin mencapai
Menghidupkan steam turbin harus 4.500 rpm, ON-kan breaker frekuensi
dilaksanakan berurutan sesuai dengan pada panel turbin dan perhatikan

ean
prosedur pengoperasian berikut. frekuensinya, setting sampai 50 Hz.
Pab lola

(1) Pastikan bahwa turbo altenator telah siap am


(13) Selanjutnya, turbin siap untuk menerima
Kel
ard
untuk dioperasikan/distart. beban atau menerima peralihan beban
(2) Periksa level oli pelumas di dalam tangki, dari diesel genset ke steam turbin
li P

woodward governor, LO Cooler. altenator dengan sinkronisasi.


e

aru

(3) Buka kerangan oil cooler.


rik
hM
ng

(4) Nyalakan priming LO pump (switch b. Menghentikan steam turbin harus


pada posisi Auto) dan pastikan tekanan dilaksanakan berurutan sesuai prosedur
ole

pelumas mencapai 0,2 kg/cm — 2.


berikut.
Me

0,3 kg/cm .
2.
(1) Kurangi beban turbin secara berangsur-
(5) Buka penuh keran drain untuk drain angsur.
separator, governor valve, exhaust casing, (2) Pindahkan sisa beban ke diesel genset
pipa steam utama (main steam pipa) dan dengan cara sinkronisasi/paralel steam
buka semua steam trap. turbo alternator dengan diesel genset.
(6) Buka penuh keran exhaust (di atas BPV). (3) Putuskan hubungan arus listrik dari
(7) Pastikan semua peralatan trip pada steam turbo alternator dengan panel
kondisi reset dengan cara menarik knob utama engine room dengan cara melepas
reset yang ada pada turbin. atau meng-OFF-kan ACB dan dilanjutkan
(8) Setelah tekanan di boiler 20 kg/cm , 2
dengan meng-OFF-kan neutral switch.
buka kerangan by pass pada make up (4) Putar speed setting pada woodward
kira-kira 25% keran drain pada BPV. Valve governor berlawanan arah jarum jam
blowdown dibuka. sampai habis putarannya.
(5) Tutup keran uap masuk (steam inlet keseluruhan kerangan kondensat untuk
valve). mengurangi beban tekanan pada turbin.
(6) Jika kecepatan putaran turbin menurun

dan
maka secara otomatis priming LO pump d. Prosedur pengoperasian generator set
akan beroperasi untuk mempertahankan sebagai berikut.
tekanan minyak pelumas agar berada (1) Lakukan pemeriksaan peralatan pada

it
pada batas 0,2 kg/cm2—0,3 kg/cm2. generator, air radiator, oli pelumas ,
(7) Ketika turbin sudah berhenti, buka belting, baterai, dan buka keran bahan

Saw
un
semua keran drain pada turbin untuk bakar.
mengeluarkan air dan sisa uap dari (2) Pindahkan tongkat (handle) pada posisi
dalam turbin. start.
Keb
(8) Biarkan air pendingin dan priming LO (3) Tekan tombol pada posisi start dan
pump tetap beroperasi selama +30 menit
apa tunggu hingga mesin berjalan normal
setelah turbin berhenti (bertujuan untuk lebih kurangma l menit.
mendinginkan gear bearing dan casing (4) Pastikan voltage dan frekuensi pada

ean
turbin). keadaan normal (380 Volt, 50 Hz).
Pab ola

(9) Setelah itu, tutup keran air pendingin


am
Kel

untuk oil cooler dan stop priming LO e. Prosedur penghentian generator set
ard

pump. Akan tetapi, harus dipastikan sebagai berikut.


li P

bahwa temperatur bearing turbin sudah (1) Turunkan putaran mesin (putaran
el

aru

di bawah 500C. rendah) selama 3 menit—5 menit untuk


rik

memberikan kesempatan pendinginan


hM
ng

c. Untuk pemberhentian darurat di ruang pembakaran bagi minyak


ole

(emergency) prosedur pelaksanaannya pelumas dan air pendinginan yang


sebagai berikut. bersirkulasi.
Me

(1) Pada saat keadaan darurat, kita dapat (2) Matikan mesin dengan cara
menekan knop emergency stop yang ada memindahkan switch ke posisi off.
pada panel MCB. (3) Tutup kran aliran bahan bakar.
(2) Lokal stopping tekan hand trip yang
terdapat di atas trip casing maka spindel f. Prosedur pelaksanaan sinkronisasi atau
akan bergerak menekan kebawah dan paralel antarturbin dan genset sebagai
governor valve segera menutup yang berikut.
digerakan oleh mekanisme trip dan (1) Setel multi step switch (line in selector)
turbin segera berhenti beroperasi. ke posisi sumber arus listrik yang akan
(3) Melakukan pembuangan steam secara masuk ke panel utama engine room multi
manual melalui relief valve dan membuka step switch:
• Posisi 1= Diesel genset No. 1 (250 KW) (8) Lakukan pemindahan beban dari genset
• Posisi 2= Diesel genset No. 2 (400 KW) ke turbin secara perlahan sampai beban

dan
• Posisi 3= Diesel genset No. 3 (500 KW) pada genset nol baru OFF-kan breaker
• Posisi 4 = Diesel genset No. 3 (500 KW) genset.
• Posisi 5 = Steam turbo altenator (9) Setelah beban seluruhnya berada pada

it
(2100 KW) turbin maka lakukan penyesuaian Cos φ.

Saw
• Posisi 6 = Steam turbo alternator (10) Putar switch kapasitor bank dari manual

un
(1600 KW) ke otomatis.
(2) Key switch di ON-kan untuk sumber arus (11) Tutup kerangan drain separator dan
listrik yang akan masuk ke panel utama. kerangan by pass steam trap.
Keb
(3) Selanjutnya, pompa air circuit breaker (12) Setelah semuanya berjalan normal maka
turbin sampai tombol push on keluar.
apa operator memperhatikan pressure gauge.
(4) Sebelum melakukan sinkronisasi, Apabila tekanan boiler mendekati 30
dilakukan penutupan blowdown BVP, kg/cm2 maka operator harus membuka

ean
kerangan exhaust dan steam trap by pass steam by pass ke BPV agar boiler tidak
Pab lola

BPV untuk menjaga kestabilan tekanan am


blow OFF.
Kel
ard
steam ke turbin.
(5) Pada saat akan melakukan paralel: g. Prinsip Kerja Turbin
li P

• frekuensi turbin dan genset harus sama Uap dari boiler harus melalui steam separator
e

aru

(50 Hz), sebelum dialirkan untuk menggerakkan


rik
hM
ng

• voltage harus sama (380 V), sudu-sudu turbin. Sudu-sudu Turbin


• hidupkan sistem sinkronisasi, berputar menggerakkan poros gear box
ole

• putaran jarum sinkronoskop harus diset yang selanjutnya diteruskan ke rotor yang
Me

searah jarum jam (+), dan dipasangkan seri dengan poros. Rotor
• atur posisi jarum tepat tegak (berada berputar di dalam lilitan-lilitan kumparan
pada jam 12) serta lampu sinkronoskop yang mengakibatkan medan magnet. Garis-
mati. garis medan magnet yang terpotong oleh
(6) Setelah semua dilalui maka dapat kita putaran rotor menimbulkan tegangan listrik
lakukan sinkronisasi dengan menekan dan arus. Arus yang timbul diserap oleh pole-
push ON yang ada pada ACB sehingga pole sebagai tegangan yang dibangkitkan.
terjadilah sinkronisasi. Selanjutnya, didistribusikan untuk memenuhi
(7) Untuk setiap pembebanan/pemasukan kebutuhan lewat panel distribusi.
arus listrik ke panel utama engine room
harus terlebih dahulu dipastikan bahwa h. Prinsip Kerja BPV
neutral switch sudah berada pada posisi Prinsip kerja BPV, yaitu menampung steam
ON. buangan turbin sampai tekanan maksimum
3,5 kg/cm². Agar tekanannya stabil maka g. Dilarang membuka main inlet steam
dilengkapi dengan make up valve. valve dan exhaust steam valve bila tidak
menghidupkan priming L.O Pump turbin.

dan
3. Pengendalian Proses
a. Lakukan pengujian terhadap fungsi h. Sebelum mengoperasikan turbin, harus
hand trip satu minggu sekali dan over dilakukan pembukaan keran by pass

it
speed trip dilaksanakan setiap enam kondensat untuk menghindari uap basah
bulan sekali oleh teknisi turbin untuk sebab dapat merusak sudu-sudu turbin.

Saw
un
memastikan bahwa sistem trip masih Di samping itu, akan menimbulkan
berfungsi dengan baik. pressure drop yang tinggi.
Keb
b. Apabila frekuensi turun akibat tekanan i. Pengoperasian genset tidak dibenarkan
uap yang masuk ke turbin kurang,
apa over load yang ditandai dengan
jangan menambah frekuensi putaran memerahnya turbo charger. Jika genset
turbin. Akan tetapi, buka exhaust di BPV beroperasi 20 jam terus-menerus, harus

ean
secara manual. diberhentikan sekurang-kurangnya dua
Pab ola

jam.
am
Kel

c. Apabila frekuensi turun akibat kelebihan


ard

beban pada turbin, dapat dilakukan j. Pemeriksaan level air radiator, air battery,
li P

pembukaan hand nozzle valve. oli, tegangan belting, dan pembersihan


el

aru

saringan udara setiap hari.


rik

d. Menjalankan turbin harus pada putaran


hM
ng

normal (4.500 rpm) sebab putaran di atas k. Pada saat sinkronisasi frekuensi turbin
ole

normal akan merusak AVR di generator. dengan genset harus seimbang.


Ditunjukkan dengan monitor jarum pada
Me

e. Jika terjadi trip pada ACB jangan posisi nol dan lampu sinkron padam.
langsung menghidupkan kembali Jika tidak maka proses sinkronisasi tidak
turbin yang masih berputar. Tunggu dapat dilakukan.
hingga putaran turbin berhenti. Lakukan
pemeriksaan terhadap penyebab l. Pastikan semua alat proteksi pada
trip. Jika tidak ada masalah dapat MCB dalam keadaan baik atau dapat
dioperasikan kembali. bekerja pada kondisi abnormal (Referse
Power, Over Current, Earth Fault) untuk
f. Apabila terjadi keadaan bahaya matikan menghindari kerusakan alat pembangkit
turbin dengan mempergunakan listrik.
emergency switch.
m. Operator harus melakukan pencatatan di dalam air dan tidak berubah bentuk,
operasi turbin dan genset pada buku seperti lumpur, pasir, bahan-bahan

dan
jurnal setiap jam yang ditandatangani organik, minyak, dan bakteri. Bila
oleh asisten proses setiap shift. jumlahnya besar, akan menyebabkan
kekeruhan dalam air.

it
J. SOP PENGOLAHAN AIR • Dissolved solid

Saw
Adalah padatan yang larut di dalam

un
1. Pendahuluan air yang bergabung dengan molekul-
a. Kebijakan Perusahaan molekul air atau di dalam larutan seperti
Pada umumnya Pabrik Kelapa Sawit garam-garam dan asam. Komposisi
Keb
memerlukan air bersih untuk kepentingan padatan yang larut tergantung dari
pengolahan, air pendingin, air umpan
apa macam sumber air dan lokasi sumber air.
boiler, pencucian, dan keperluan domestik. Padatan terlarut yang banyak dijumpai
Sumber air yang digunakan umumnya dalam air, antara lain alkalilinitas,

ean
berasal dari sungai atau anak sungai. Oleh kesadahan, garam sodium, besi, mangan,
Pab lola

karena air tersebut tidak dapat langsung am


silika, klorida, sulfat, fosfat, dan bahan-
Kel
ard
digunakan maka diperlukan suatu proses bahan organik.
pengolahan air agar air yang dihasilkan • Dissolved gas
li P

dapat memenuhi syarat sesuai kriteria yang Adalah gas-gas yang ada di air yang
e

aru

ditetapkan. Kebijakan yang ditetapkan bahwa bergabung dengan molekul-molekul air.


rik
hM
ng

air yang digunakan untuk keperluan pabrik Gas-gas ini tidak stabil dan dapat dilepas
dan domestik sebelumnya harus melalui dengan perubahan suhu, tekanan, atau
ole

perlakuan tertentu untuk mengurangi atau interaksi mekanikal, contohnya oksigen


Me

menghilangkan zat yang tidak diperlukan dan karbon dioksida.


sehingga diperoleh mutu air yang memenuhi (2) Perlakuan air
syarat. Proses perlakuan air di Pabrik Minyak
Sawit dilakukan dengan cara berikut.
b. Dasar–Dasar Pengolahan - Penjernihan air
(1) Kandungan Zat - Pelunakan air dengan cara
Air yang berasal dari perairan umum pertukaran ion
atau sungai masih mengandung kotoran - Boiler internal treatment.
(impurities) yang dikelompokkan sebagai • Penjernihan air
berikut. Pengolahan air baku (mentah) bertujuan
• Suspended solid untuk menghilangkan kotoran-kotoran
Adalah semua senyawa/padatan yang yang ada di air. Metode pengolahan air
tidak larut, melayang, atau mengapung ada tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
- Penjernihan (clarification) - Demineralizer plant
Proses penjernihan merupakan Merupakan resin penukar kation dan
proses pengendapan kotoran/ anion berfungsi untuk menurunkan

dan
lumpur yang tersuspensi/melayang kesadahan, silika, dan total dissolved
di dalam air dengan bantuan solid (TDS).
penambahan bahan kimia. Proses - Deaerator

it
penjernihan air dapat dibagi atas Merupakan alat pemanas air
empat langkah proses. umpan boiler dengan tujuan untuk

Saw
un
* Perbaikan PH (6,8—7,2). menghilangkan gas terlarut seperi
* Koagulasi oksigen, karbon dioksida, dan
* Flokulasi amonia yang dapat menyebabkan
Keb
* Sedimentasi korosi.
- Penyaringan (Filtrasi)
apa • Internal treatment
Penyaringan merupakan tahap akhir Internal treatment merupakan proses
dari proses penjernihan air. Alat yang perlakuan air di dalam boiler dengan

ean
digunakan berupa pressure sand filter. tujuan untuk mencegah pembentukan
Pab ola

- Klorinasi (Disinfeksi) kerak, mencegah korosi, serta mencegah


am
Kel

Disinfeksi adalah proses pemusnahan terjadinya carry over. Air umpan boiler
ard

bakteri dan virus yang ada di dalam dengan analisis kimia dapat diketahui
li P

air. Prosesnya dengan menambahkan jenis dan jumlah kandungan zat yang
el

aru

klorin atau kaporit pada air yang terkandung di dalamnya.


rik

akan dikirim ke water tank. - Kerak


hM
ng

• Pelunakan Air Kerak di air umpan boiler terbentuk


ole

Pelunakan air merupakan proses yang dari kotoran-kotoran, biasanya dari


bertujuan untuk menghilangkan atau campuran kalsium dan magnesium
Me

menurunkan kesadahan air, silika, dan yang tidak larut. Pengaruh dari
TDS sehingga air memenuhi syarat untuk pembentukan kerak adalah
digunakan sebagai air umpan boiler. berkurangnya proses perpindahan
Bila garam kesadahan dalam air tidak panas yang mengakibatkan pipa
dihilangkan atau dikurangkan, akan menjadi overheating sehingga
menyebabkan kerak pada pipa boiler. mengakibatkan penggembungan
Pelunakan air sering dilakukan dengan atau pembengkokan pipa serta
peralatan berikut. pelepuhan pipa.
- Softener - Korosi
Merupakan resin penukar ion yang Korosi di air umpan boiler terjadi
berfungsi untuk menurunkan ketika air asam atau pH rendah,
kesadahan air atau total hardness. air mengandung oksigen yang
terlarut, dan karbon dioksida, serta baik, akan menimbulkan kerak di dalam
konsentrasi dari kaustik tinggi. dinding pipa-pipa pemanas maupun

dan
Biasanya, pH rendah ditandai dengan dinding drum. Adanya kerak ini akan
hilangnya logam, oksigen, dan gas- mengakibatkan beberapa hal sebagai
gas korosif yang menyebabkan berikut.

it
lubang-lubang besar. Pengaruh dari • Proses pemanasan air di dalam pipa-pipa

Saw
korosi ini adalah rusaknya pipa boiler. pemanas berlangsung lama.

un
- Carry over • Bahan bakar untuk menaikan steam
Carry over di air umpan boiler terjadi diperlukan banyak.
karena masuknya air dan solid • Uap yang dihasilkan kurang, bermutu
Keb
melalui uap boiler. Hal ini disebabkan jelek, dan kapasitasnya berkurang.
oleh kelebihan solid yang terlarut dan
apa • Kemungkinan terjadinya pemanasan
tidak terlarut, tingginya alkalinitas, lokal pada pipa yang berakibat
serta tingginya kandungan minyak overheating dan ledakan/pecahnya pipa.

ean
di air umpan boiler. Pengaruh dari • Efisiensi kerja boiler rendah.
Pab lola

carry over adalah terjadinya pukulan am


(4) Beberapa peralatan pendukung yang
Kel
ard
air (water hammer) pada pipa digunakan pada proses pengolahan air,
dan sudu-sudu turbin sehingga yaitu sebagai berikut.
li P

akan menurunkan efisiensi turbin, • Pompa raw water


e

aru

menyebabkan kerusakan pada pipa Fungsinya untuk memompa air dari


rik
hM
ng

superheater, dan kerusakan pada waduk/sungai sampai ke water clarifier


sudu-sudu turbin. tank.
ole

Proses masuknya air dan uap terbagi • Water clarifier tank


Me

dua sebagai berikut. Fungsinya sebagai tempat proses


* Priming koagulasi dengan tahapan
Hal ini terjadi karena penurunan pencampuran, penggumpalan, dan
tekanan secara tiba-tiba yang pengendapan bahan yang tidak larut
disebabkan oleh meningkatnya dalam air. Alat ini juga dilengkapi
permintaan uap secara cepat atau kerangan drain untuk membuang
hasil kelebihan high water level. endapan lumpur ynag terbentuk.
* Foaming • Chemical dosing pump
Hal ini terjadi karena adanya Fungsinya untuk mengalirkan larutan
gelembung uap pada permukaan air bahan kimia dengan cara injeksi dari
di dalam drum uap. tangki larutan kimia ke dalam clarifier
(3) Proses pengolahan air umpan boiler tank.
apabila tidak dilaksanakan dengan
• Chemical solution tank • Deaerator
Fungsinya untuk pencampuran bahan Fungsinya untuk menaikkan temperatur
kimia dengan air pada konsentrasi tertentu air umpan mendekati titik didihnya

dan
sebelum diinjeksi ke dalam clarifier tank. sehingga dapat mengurangi kandungan
• Bak pengendap/tangki basin tank gas O2 dan CO2.
Fungsinya untuk mengendapkan pasir, • Tangki penampung air umpan

it
lumpur, dan gumpalan-gumpalan partikel Fungsinya untuk menampung air umpan
yang terbawa dalam air. sebelum dialirkan ke dalam deaerator.

Saw
un
• Water basin pump (6) Beberapa kritikal poin yang harus
Fungsinya untuk mentransfer air yang dipenuhi di dalam pengolahan air, yaitu
telah diendapkan di dalam bak pengendap sebagai berikut.
Keb
masuk ke dalam pressure sand filter. • Penjernihan air
• Pressure sand filter
apa - Suspended solid (Turbiditi) : < 2 Ntu
Fungsinya untuk menyaring padatan- • Air umpan boiler
padatan yang terdapat dalam air yang - pH: 7,0—8,5

ean
masuk ke pressure sand filter melalui media - Total hardness: Trace
Pab ola

berpori atau pasir. - Silika: <5 ppm


am
Kel

• Water tower tank • Air boiler


ard

Fungsinya sebagai tempat penimbunan air - pH: 10,5—11,5


li P

yang sudah bersih hasil dari pengolahan - Konduktivitas: < 2.500


el

aru

dan sebagai tempat pengaturan distribusi - M-Alkalinitas: < 700 ppm


rik

air untuk domestik maupun untuk - O-Alkalinitas: minimum 2,5 silika


hM
ng

keperluan pabrik. - Silika: < 90 ppm


ole

(5) Beberapa peralatan pendukung yang - Sulphit: 30 ppm—50 ppm


digunakan pada proses pelunakan air, yaitu - Fosfat: 30 ppm—50 ppm
Me

sebagai berikut. - Iron: Maksimum 2 ppm.


• Regenerasi pump - Total alkalilinitas: 2,5 silika
Fungsinya untuk mengalirkan air yang - Coustic alkalilitas: 300 ppm—
telah di-treatment ke dalam unit penukar 500 ppm
kation. - Total dissolve solid: <1750 ppm
• Softener - Total hardness: Trace
Fungsinya sebagai tempat berlangsungnya
pertukaran ion kalsium dan magnesium. 2. Prosedur Operasional
• Deaerator water pump a. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk
Fungsinya untuk mentransfer air dari bak menjaga keselamatan kerja sebagai
penampung ke deaerator. berikut.
(1) Sebelum air dipompa ke pabrik, operator destabilisasi dalam air sehingga
secara visual harus memeriksa kondisi terjadi penggabungan beberapa

dan
level air di sungai dan memastikan tidak butiran menjadi diameter lebih besar.
sedang ada kerusakan/perbaikan di Koagulan mangalami difusi di dalam
instalasi pompa. air oleh pencampuran yang kuat

it
(2) Operator pada saat melakukan untuk mendapatkan waktu kontak

Saw
pencampuran bahan kimia harus yang cukup di antara partikel-partikel

un
menggunakan masker penutup hidung, dan bahan kimia penjernih air. Untuk
sarung tangan, dan kaca mata, terutama menetukan dosis bahan kimia yang
dalam penanganan HCl, H2SO4 dan NaOH ditambahkan perlu dilakukan jar test.
Keb
agar tidak kontak langsung dengan tubuh Urutan penambahan kimia dalam proses
yang akan mengganggu kesehatan.
apa koagulasi sebagai berikut.
• Penambahan bahan kimia dilakukan
b. Proses penjernihan air injeksi pump pada pipa masuk ke clarifier

ean
Proses penjernihan air melalui tahapan dengan dosis bahan yang ditambahkan
Pab lola

perbaikan pH, koagulasi, flokulasi, dan am


harus sama seperti jar test (contoh
Kel
ard
sedimentasi dilakukan di clarifier, sedangkan perhitungan sesuai dengan subbab dosis
proses penyaringan dilaksanakan dengan bahan kimia).
li P

alat pressure sand filter. Di clarifier, air proses • Jarak titik injeksi bahan kimia yang
e

aru

penjernihan memerlukan waktu penahanan normal sekitar 10—15 m sebelum masuk


rik
hM
ng

sekitar 1,5 jam—2 jam. ke clarifier.


• Untuk menghilangkan warna,
ole

(1) Perbaikan pH koagulan harus ditambahkan di depan


Me

Proses perbaikan pH dilakukan dengan semua bahan kimia alkaline untuk


menginjeksi NaOH pada air sebelum pembentukan flok.
masuk ke clarifier sampai didapatkan pH • Untuk menghilangkan kekeruhan,
air 6,7—8,2. pengaturan pH diatur di depan
(2) Koagulasi penambahan koagulan.
Proses koagulasi dilakukan untuk • Bahan kimia alkaline (NaOH) terkadang
merubah sifat suspensi koloid yang dapat ditambahkan secara simultan
mempunyai muatan listrik sama dengan dengan bahan koagulan (Alum).
air yang menyebabkan sulit mengendap. • Bahan koagulan/flokulan (polimer)
Proses koagulasi dilakukan dengan pembantu harus ditambahkan terakhir.
menambahkan koagulan yang dapat - Bahan koagulan
menetralkan muatan listrik dari partikel Bahan kimia yang sering digunakan
koloid. Partikel tersebut mengalami untuk koagulan sebagai berikut.
* Alumunium sulfat (Al2 (SO4)3.18 kapasitas pompa raw water pump
H2O. atau Alum. dapat dilakukan dengan rumus
* Poly Almunium Chloride (PAC) berikut.

dan
* Soda ash (Sodium Carbonat)
Ppm Chemical x Kap. Pompa RWP x 1 jam = X kg Bahan Kimia
* Kaustik soa (NaOH) 1000000
* Polyelectrolit
Sementara itu, untuk menentukan

it
Alum bereaksi dengan alkali
sehingga membentuk alumunium kapasitas chemical pump dengan

Saw
un
hidrokside yang akan mengikat konsentrasi larutan kimia sebesar y%
padatan halus yang terdapat ialah sebagai berikut.
dalam air.
Keb
X kg/y% x 100 % = Z liter /jam
Reaksi Kimia:
apa
Al2( SO4)3 + 6 Na HCO3 2 AL(OH)3 + 3 Na2SO4 + 6 CO2
Di mana :
Alum Sulfat Sodium Aluminium Sodium Carbon
RWP = Raw Water Pump

ean
Bicarbonat Hydroxide Sulfat Dioxide X kg = Jumlah chemical yang
Pab ola

dibutuhkan untuk satu jam


am
Kel

y% = Konsentrasi larutan kimia di


ard

chemical tank
pH yang terbaik pada saat proses
li P

Z = Kapasitas chemical pump


l

koagulasi dan flokulasi adalah 6,8


e

aru

yang diinginkan
—7,2 karena aluminium hydroxide
rik

- Konsentrasi larutan
hM
ng

tidak larut pada pH tersebut


Konsentrasi bahan kimia di dalam
sehingga proses pengikatan partikel
ole

chemical tank dibuat untuk masing-


zat-zat padatan terjadi dengan baik.
masing bahan sebagai berikut.
Me

Dengan terbentuknya alumunium


* Larutan Alum/tawas = 5%—15%
hydroxide, alkalilitas air dan pH
* Larutan soda ash/kaustik soda =
air mengalami penurunan. Untuk
5%—15%
menaikkan pH air sebelum diolah,
* Larutan polyelectrolit= 0,01% - 0,06%
ditambahkan kaustik soda atau soda
- Dengan pengaturan konsentrasi
ash agar alumunium dapat berfungsi
pada batas yang ditentukan bahan
optimal.
kimia akan bekerja lebih efektif
- Dosis bahan kimia
setelah diinjeksikan. Pada saat
Dosis bahan kimia yang digunakan
melakukan pencampuran bahan
untuk proses koagulasi dan flokulasi
kimia, harus menggunakan masker
untuk kebutuhan perjam air sesuai
penutup hidung dan sarung tangan,
atau menutup mulut dan hidung tertinggal di lapisan permukaan. Air
sehingga gas HCl tidak langsung yang jernih ke bagian bawah tabung

dan
terhisap ke tubuh yang akan sand filter dan masuk ke water tank untuk
mengganggu kesehatan. didistribusikan.
(3) Flokulasi

it
Flokulasi merupakan kelanjutan dari c. Pelunakan air

Saw
proses koagulasi. Pada proses ini terjadi Pelunakan air merupakan proses

un
pembentukan partikel yang lebih besar penghilangan zat-zat yang terlarut
atau flok dengan sistem pengadukan dalam air atau kesadahan air yang dapat
sehingga flok yang terbentuk bertambah menimbulkan masalah pada boiler dan
Keb
besar, bertambah berat, dan mudah steam line.
mengendap.
apa (1) Softener plant
(4) Sedimentasi Softener plant adalah alat berupa tabung
Merupakan proses pengendapan silinder berisi resin yang digunakan

ean
partikel-partikel yang ukurannya relatif untuk menghilangkan kandungan
Pab lola

besar/flok yang ada di dalam air pada am


kesadahan (hardness) yang terdiri dari
Kel
ard
suatu wadah sehingga pemisahan flok unsur kalsium dan magnesium.
dengan air jernih dapat terjadi dengan • Prinsip kerjanya
li P

sempurna. Sedimentasi biasanya Softener tank yang berisi resin dengan


e

aru

dilakukan di water basin. unsur natrium akan mengikat setiap


rik
hM
ng

(5) Penyaringan/Filtrasi kesadahan dari air yang melewatinya.


Filtrasi adalah suatu teknik pemisahan Apabila resin telah penuh dengan
ole

padatan-padatan tersuspensi dalam kesadahan yang diikat maka resin


Me

air setelah proses penjernihan dengan tersebut akan jenuh (tidak mampu
melewatkan air pada media yang mengikat lagi) dan perlu diaktifkan
berpori. Media berpori merupakan kembali dengan cara regenerasi dengan
campuran pasir dan kerikil kuarsa larutan NaCl.
dari yang halus sampai yang kasar • Reaksi pada saat proses:
dan disusun secara berlapis-lapis. Air
yang sudah diendapkan dalam bak 2 Na R + CaSO4 Na2 SO4 + Ca R2
Resin Calsium Sodium Resin
pengendapan kemudian dipompakan Sulfat Sulfat
ke dalam pressure sand filter. Hal tersebut 2 Na R + Ca(HCO3)2 2 Na HCO3 + Ca R2
dilakukan karena adanya tekanan air Resin Calsium Sodium Resin
Bicarbonat Bicarbonat
merembes ke pori-pori yang terbuat
2 Na R + MgCO3 Na2 CO3 + Mg R2
dari lapisan pasir dan kerikil sehingga Resin Magnesium Sodium Resin
kotoran berbentuk gumpalan akan Carbonat Carbonat
- Air yang mengandung ion kalsium resin. Larutan garam akan mencuci
dan magnesium masuk ke dalam lapisan permukaan resin. Regenerasi
bejana penukar ion. terjadi dengan cara sodium dalam

dan
- Dalam bejana terdapat sejumlah larutan garam menggantikan kalsium
butiran/partikel resin dan tiap dan magnesium hardness pada
partikel mengandung ion natrium. resin penukar ion. Lamanya regerasi

it
Pertukaran ion mulai berlangsung. berkisar 30—45 menit. Jumlah garam
Ion kalsium dan ion magnesium yang dibutuhkan berkisar 0,1—0,2

Saw
un
diserap oleh resin dan sebaliknya, kg/liter resin dengan kecepatan laju
resin akan melepaskan ion natrium. aliran 0,03—0,07 l/menit per liter
- Air yang keluar dari softener sudah resin.
Keb
rendah hardness-nya selanjutnya - Pembilasan/rinse
apaditampung di feed water tank. Air dipaksa mengalir melalui
- Lama-kelamaan resin akan kehabisan lapisan resin untuk menghilangkan
ion natriumnya dan jenuh dengan kelebihan garam. Setelah mencapai

ean
ion kalsium serta ion magnesium trace pada hardness, unit dapat
Pab ola

sehingga resin tidak aktif lagi. Oleh dioperasikan kembali. Lamanya


am
Kel

karena itu, perlu dilakukan regenerasi pembilasan lambat sekitar 60 menit


ard

dengan larutan natrium klorida. dan pembilasan cepat sekitar


li P

- Regenerasi dilakukan jika hasil 15 menit.


el

aru

pemeriksaan terdapat hardness (tidak


rik

trace) pada air umpan. d. Deaerator


hM
ng

Gas-gas yang terlarut dalam air umpan,


ole

• Regenerasi seperti oksigen, karbon dioksida,


Prosedur regenerasi dilakukan dengan dan amonia dapat menyebabkan
Me

empat langkah berikut. korosi pada feed water lines, heaters,


- Backwash economizers, boiler, dan kondensat
Aliran air dibalikkan dari bawah ke lines. Untuk menghilangkan gas yang
atas melalui bed resin. Proses ini terlarut tersebut maka diperlukan proses
menghilangkan kotoran/padatan deaerasi dengan menggunakan alat yang
yang terkumpul. Selama backwash, dinamakan deaerator.
lapisan resin mengalami ekspansi (1) Prinsip kerja
paling sedikit 50%. Lamanya Di dalam deaerator, air disemprotkan ke
backwash 15—25 menit. ruang deaerasi melalui nozzle. Butiran
- Regenerasi air yang jatuh akan kontak langsung
Langkah ini menginjeksikan larutan dengan uap dan temperatur air menjadi
garam 5—10 % ke dalam bejana
naik hampir mendekati temperatur uap. yang ditentukan. Dalam pencampuran,
Dalam kondisi tersebut, 97%—98% gas air harus diisikan terlebih dahulu lalu

dan
O2 dan CO2 akan terbebas dan keluar dari kemudian ditambahkan bahan kimianya.
deaerator. Air yang sudah di-deaerasi,
diaduk oleh uap yang datang terus- f. Tangki yang digunakan harus tahan

it
menerus membuat sisa-sisa gas yang ada terhadap sifat asam atau basa sehingga

Saw
menjadi hilang. Setelah pengadukan kebocoran dapat dicegah.

un
oleh uap, air yang sudah di-deaerasi
diumpankan ke boiler. g. Pastikan flow meter berfungsi dengan
baik dan dicatat pemakaian air setiap
Keb
3. Pengendalian Proses hari.
a. Instalasi pipa dan pompa dari raw water
apa
tidak ada kebocoran dan selang–selang K. SOP LABORATORIUM
dan pompa injeksi kimia tidak ada yang 1. Pendahuluan

ean
pecah/bocor. a. Kebijakan Perusahaan
Pab lola

am
Laboratorium di PKS sangat berperan penting
Kel
ard
b. Melakukan backwash di sand filter agar manajemen memperoleh data efisiensi
setiap hari dan pembuangan endapan proses, kehilangan minyak dan kernel serta
li P

di clarifier tank setiap shift. Pemeriksaan kualitas produk yang dihasilkan. Oleh karena
e

aru

kondisi dan volume pasir sand filter itu, laboratorium harus dapat memberikan
rik
hM
ng

dilakukan setiap tahun. data yang cepat dan akurat sehingga


manajemen dapat mengambil tindakan
ole

c. Pencucian water basin dan clarifier tank perbaikan jika diperlukan.


Me

minimal enam bulan sekali.


b. Dasar–Dasar Pengolahan
d. Jar test harus dilakukan setiap hari. (1) Fungsi laboratorium
Pencampuran bahan kimia untuk Laboratorium di PMKS memiliki
pemurnian air dibuat berdasarkan hasil beberapa fungsi sebagai berikut.
tes ini. • Memeriksa kualitas dari minyak dan
kernel yang diproduksi setiap hari.
e. Resin harus diregenerasi bila parameter Jika terdapat penyimpangan, harus
silika dan hardness melewati batas yang diberitahukan kepada manajemen pabrik
ditetapkan dan pemeriksaan kualitas agar dapat diambil tindakan-tindakan
resin dilakukan minimal setahun sekali. koreksi.
Pencampuran bahan kimia untuk • Menentukan kehilangan-kehilangan
regenerasi harus sesuai dengan takaran minyak dan kernel selama proses secara
teratur dan juga efisiensi dari proses tidak diperhatikan. Ketidakhati-hatian
pengolahan. Hal ini memungkinkan dapat menyebabkan nyala api yang
diambilnya langkah-langkah untuk seketika dan dapat melukai manusia atau

dan
mengurangi kehilangan yang tinggi. merusak peralatan dan gedung.
• Menentukan kandungan minyak dalam (4) Peraturan-peraturan pengambilan
FFB dan lain sebagainya bila diperlukan. sampel

it
• Memeriksa sampel air boiler sehingga • Alat-alat yang digunakan untuk
perlakuan kimia terhadap air baku dapat mengambil sampel harus dijaga kering

Saw
un
dilakukan dengan tepat. dan bersih.
• Memeriksa air limbah agar proses • Sampel, tempat sampel, dan alat
dekomposisi dapat berjalan dengan baik. mengambil sampel harus disimpan di
Keb
(2) Kebersihan dan pemeliharaan tempat yang aman dari kontaminasi
Laboratorium harus selalu dijaga tetap
apa kotoran maupun air.
bersih dan rapi. Barang-barang yang • Semua sampel harus disimpan di
tidak digunakan harus disimpan di dalam tempat sampel yang bersih

ean
dalam lemari. Bila barang telah selesai dan kering. Ukuran tempat sampel
Pab ola

digunakan, harus dibersihkan dengan disesuaikan dengan kebutuhan. Ukuran


am
Kel

baik sebelum disimpan. Barang-barang sampel cairan dapat digunakan jeriken


ard

gelas harus ditangani dengan hati-hati plastik 2 liter dan untuk sampel padat
li P

dan alat-alat yang memiliki presisi tinggi, menggunakan ember plastik 20 liter
el

aru

seperti neraca analitik dan pH-meter yang dilengkapi dengan tutup.


rik

harus dijaga dengan sangat hati-hati. • Setiap tempat sampel harus diberi nama
hM
ng

Selain itu, barang tersebut juga harus atau identitas yang jelas.
ole

dilindungi dengan voltage stabilizer • Tempat pengambilan sampel harus


untuk mencegah kerusakan karena dibuat sedemikian rupa agar tidak
Me

tegangan listrik yang tidak stabil. berbahaya bagi keselamatan petugas


(3) Pencegahan terhadap bahaya kebakaran pengambil sampel.
Bahaya kebakaran dapat terjadi kapan • Semua sampel harus dianalisis secepat
saja di laboratorium yang menggunakan mungkin.
pelarut heksana dan alkohol apabila
tindakan-tindakan untuk pencegahan
2. Prosedur Operasional
a. Tempat dan Cara Pengambilan Sampel

dan
Sampel diambil pada tempat dan cara sebagai berikut.
Tempat
Frekuensi
No. Nama Sampel Pengambilan Analisis yang Dilakukan Tujuan
dan Jumlah
Sampel

it
1 Sterilizer Tiap individual Saat a)  Rutin: % air, minyak, -    Mengetahui jumlah
Kondensat sterilizer, dari blowdown dan NOS. minyak yang hilang

Saw
un
keran pipa outlet (200 ml). b) Nonrutin: FFA, PV, dan di sterilizer.
blowdown. Fe dalam minyak. -   Memonitor efisiensi
sterilizer.
-    Memonitor FFB
ripeness.
Keb
2 Mass Passing to Di bawah 2 jam (1 kg). Mesocarp, normal parthe- Untuk memonitor
Digester (MPD) thresher. nocarpic, dan abnormal kualitas FFB.
parthenocarpic, calyx,

3
apa
Empty Fruit
Bunch (EFB)
EFB conveyor
setelah thresher
2 jam (1
tandan).
dirt, nut, kernel, minyak.
% air, minyak, NOS. Mengetahui
kehilangan minyak

ean
ke-2. dan kernel di EFB.
4 EFB conveyor 2 jam (400 % USB dan minyak dalam Mengetahui
Pab lola

(USB) setelah thresher


ke-2.
janjang). USB.am kehilangan minyak
dan kernel di USB.
Kel
ard
5 Press cake Ex-individual 2 jam (1 kg). % air, NOS, nut pecah, Mengetahui efisiensi
screw press di minyak di nut dan fiber. screw press.
li P

bagian samping
kiri, kanan, dan
e

aru

tengah atas.
6 Crude oil Crude oil tank 2 jam (200 % air, minyak, NOS. Mengetahui komposisi
rik
hM
ng

(setelah vibrating ml). dari crude oil dan


screen). kodisi dari screen.
ole

7 Clarifier Pipa underflow 2 jam (200 % air, minyak, NOS. Mengetahui efisiensi
underflow CS Tank (sebelum ml). clarifier.
vibrating screen).
Me

8 Sludge Pipa heavy 2 jam (@200 % air, minyak, NOS. Mengetahui efisiensi
sesudah sludge phase ex-sludge ml). centrifuge dan minyak
centrifuge centrifuge. yang hilang.
9 CPO sebelum Pada keran pipa 2 jam (@200 % air, minyak, NOS. Mengetahui efisiensi
dan sesudah feeding dan ml). purifier dalam
purifier ex-purifier. memisahkan air dan
kotoran.
10 CPO produksi Pada keran pipa 2 jam (200 % air, FFA, dirt, dan PV Menentukan kualitas
ex vacuum drier. ml). CPO produksi dan
efisiensi vacuum drier.
11 Wet nut Ex-depericarper. 2 jam (1 kg). Kehilangan minyak di nut Menentukan
dan nut size. kehilangan minyak di
wet nut dan nut size.
12 Cracked mixture Ex–nut cracker/ 2 jam (1 kg). % nut utuh dan pecah, Menentukan efisiensi
ripple mill. kernel utuh dan pecah, dari cracker/ripple mill.
shell.
13 Pneumatik Ex- pneumatik 2 jam (1 kg). % kernel. Menentukan
blower (LTDS-1) blower. kehilangan kernel.
Lanjutan Tabel Tempat dan Cara Pengambilan Sampel.
Tempat
Frekuensi
No. Nama Sampel Pengambilan Analisis yang Dilakukan Tujuan
dan Jumlah
Sampel
14 Wet shell Ex-hydrocyclone/ 2 jam (1 kg). % kernel. Menentukan efisiensi

dan
clay bath. hydrocyclone/clay bath
15 Wet kernel Ex–hydrocyclone/ 2 jam (1kg). % total dirt, broken kernel. Menentukan efisiensi
clay bath. hydrocyclone/clay bath
dan kualitas wet kernel.
16 Dry shell Di bawah air-lock 2 jam (1 kg). % kernel. Menentukan

it
(LTDS-2) dry shell. kehilangan kernel di
dry shell.

Saw
un
17 Cyclone fibre Di bawah air-lock 2 jam (1 kg). % kernel. Menentukan
fibre cyclone. kehilangan kernel.
18 Wet kernel Sebelum silo 2 jam (1 kg). % air, kernel pecah, dan Menentukan kualitas
kernel. utuh, dirt. kernel produksi
sebelum silo kernel.
Keb
19 Kernel produksi Sesudah silo 2 jam (1 kg). % air, kernel pecah dan Menentukan kualitas
kernel. utuh, dirt. Bila perlu % kernel produksi yang
minyak dan FFA. akan masuk ke bunker
apa silo.
20 Kernel i) Diambil dari 1 kg per titik % air, kernel pecah,total Menentukan kualitas
pengiriman kernel yang (500 g). dirt, dan warna jika perlu. kernel

ean
sudah dituang
Pab ola

ke dalam am
truk dengan
Kel

21 CPO-Storage Main hole di atas 2 x sehari % air, FFA, PV, dan dirt. Menentukan kualitas
ard

tank storage tank. (200 ml). CPO.


li P

22 CPO Jika 3 x setiap % air, dirt, dan FFA. Menentukan kualitas


l

Pengiriman menggunakan 1/3 bagian CPO pengiriman.


e

aru

truk tangki isi tangki.


diambil pada saat
rik

pengisian di pipa
hM
ng

feeding tangki.
Jika
ole

menggunakan 1 sampel
pontoon diambil tiap palka
tiap palka (@200 ml).
Me

pada bagian
bawah dengan
menggunakan
boom sampel.
23 Sludge Dari keran pipa 2 jam (200 % air, minyak, NOS. Menentukan
ex-recovery ex-recovery tank. ml). kehilangan minyak.
24 Air baku Dari keran 1 x sehari Jar test. Menentukan
pipa raw water dan/atau kualitas air baku dan
sebelum chemical sesuai kebutuhan bahan
treatment. kebutuhan kimia.
apabila
terjadi
perubahan
kondisi air
baku. (5 liter)
Lanjutan Tabel Tempat dan Cara Pengambilan Sampel.
Tempat
Frekuensi
No. Nama Sampel Pengambilan Analisis yang Dilakukan Tujuan

dan
dan Jumlah
Sampel
25 Air feed boiler Diambil dari air 1x per shift pH, TH, silika. Menentukan efektifitas
feed tank. (2 liter). perlakuan kimia
terhadap air boiler.
26 Air boiler Diambil dari 1 x setiap 2 pH, konduktivitas, Menentukan

it
blowdown. jam. M-Alkalinitas, kualitas air boiler
O-Alkalinitas, silika, dan menentukan

Saw
sulphite, fosfat, iron, perlakuan terhadap

un
total alkalinitas, Kaustik boiler dan air umpan
Alkalinity, TDS, total boiler.
hardness.
Keb
b. Persiapan sampel bentuk padatan (shell, kantong plastik, diikat dengan baik


apaMPD, press cake, kernel, nut, cyclone fibre)
Cara quartering sampel sebagai berikut.
dan diserahkan ke laboratorium untuk
dianalisis.

ean
(1) Sampel dituang ke atas meja atau lantai
Pab lola

yang bersih. c. am
Persiapan sampel empty fruit bunch
Kel
(2) Kemudian, sampel dicampur merata dan (1) Sampel empty fruit bunch yang diambil
ard

dibagi menjadi empat bagian yang sama. sebanyak dua janjang setiap dua jam
li P

(3) Setengah bagian dari sampel tersebut dipotong menjadi empat bagian secara
e

aru

dibuang secara diagonal. memanjang (longitudinal) dengan


rik
hM
ng

(4) Sisa sampel yang setengah lagi dicampur menggunakan parang yang tajam.
kembali hingga rata. (2) Satu bagian dari potongan tersebut
ole

(5) Sampel kemudian dibagi lagi menjadi disimpan di wadah yang tertutup. Sisa
Me

empat bagian yang sama dan setengah yang tiga bagian lagi dibuang.
bagian darinya dibuang secara diagonal. (3) Setelah selesai proses/shift kerja,
Sisanya diaduk kembali hingga rata. potongan-potongan sampel ini
(6) Demikian seterusnya hingga diperoleh dicincang menjadi bagian-bagian yang
sampel yang beratnya ± 1 kg. halus ± 1 cm2.
• Sampel tersebut dimasukkan ke (4) Potongan-potongan tersebut kemudian
wadah yang dapat ditutup rapat atau dicampur hingga rata dan di-quartering
seperti di atas hingga didapat sampel - Petri dish, crystallizing dish (25 ml)
sekitar 1 kg. dengan diameter 5,5 cm­—7,0 cm.
(5) Sampel ditempatkan di wadah yang • Persiapan sampel

dan
tertutup atau kantong plastik, diikat Penentuan volatile matter ini merupakan
dengan baik, dan diserahkan ke tes yang pertama dilakukan terhadap
laboratorium untuk dianalisis. sampel minyak. Sampel harus diencerkan

it
dahulu pada suhu sekitar 60o C hingga
d. Persiapan sampel decanter solid 70oC dan dihomogenkan dengan baik

Saw
un
(1) Sampel harus disimpan dalam stoples sebelum diambil untuk analisis.
atau wadah tertutup untuk mencegah • Cara kerja
penguapan air. - Panaskan petri dish dalam oven pada
Keb
(2) Setelah selesai proses kerja, sampel suhu 103 ± 2o C paling sedikit selama
diaduk sampai homogen dengan tangan
apa 15 menit. Dinginkan dalam desikator
memakai sarung tangan plastik bersih. dan timbang berat kosongnya
(3) Sampel yang telah homogen tersebut hingga 0,1 mg terdekat.

ean
diambil sekitar 100 g ke dalam wadah - Tuang ke dalam petri dish sebanyak
Pab ola

tertutup atau kantong plastik bersih dan 10 ± 1,0 g sampel minyak yang telah
am
Kel

dikirim ke laboratorium untuk dianalisis. dicairkan.


ard

- Kembalikan petri dish ke dalam


li P

e. Sampel berbentuk cairan (CPO dan desikator sampai minyak di dalamnya


el

aru

sludge) kembali dingin. Lalu, timbang berat


rik

(1) Setelah selesai proses kerja, sampel CPO petri dish dengan minyak tersebut
hM
ng

atau sludge dikocok dengan baik agar sampai 0,1 mg terdekat.


ole

sampel bercampur merata. Jika sampel - Letakkan sampel tersebut pada


telah membeku, panaskan di water-bath rak bagian tengah dari oven dan
Me

pada suhu 50o C hingga 60o C. panaskan selama empat jam


(2) Setelah dikocok merata, 500 ml sampel pada suhu 103 ± 2o C. Pintu oven
dituang ke wadah yang tertutup dan jangan dibuka selama pemanasan
diserahkan ke laboratorium. berlangsung.
- Dinginkan dalam desikator selama
f. Prosedur Analisis 30 hingga 45 menit dan timbang
(1) Analisis volatile matter dalam sampel CPO kembali beratnya sampai 0,1 mg
• Alat-alat terdekat.
- Neraca analitik
- Oven listrik,
- Desikator dengan silca gel yang aktif
• Perhitungan: • Cara kerja
- Whatman glass fibre diletakkan dalam

dan
gooch crucible dan dicuci dengan
(W2 – W3) x 100
% Volatile Matter (VM) = sekitar 10 ml dengan bantuan pompa
(W2 – W1)
vacuum dan keringkan selama 30

it
menit dalam oven pada suhu 103 ± 2o

Saw
W1 = Berat petri dish kosong (g) C.

un
W2 = Berat petri dish dan minyak (g) - Dinginkan dalam desikator dan
W3 = Berat petri dish dan minyak setelah timbang berat kosongnya sampai
dipanaskan (g) 0,1 mg terdekat.
Keb
(2) Analisis kadar kotoran (impurities) dalam - Timbang minyak ke dalam conical
sampel CPO
apa flask sebanyak 20 g dan tambahkan
• Alat – alat 100 ml pelarut. Panaskan di hot-plate
- Porcelain gooch crucible, diameter dan digoyang–goyang agar sampel

ean
dasar bagian dalam 20 mm terlarut dengan baik.
Pab lola

- Neraca analitik
am
- Larutan tersebut disaring melalui
Kel
ard
- Whatman glass fibre filter GF/B atau gooch crucible dengan bantuan
yang setara vacuum. Gunakan pelarut yang bersih
li P

- Oven listrik untuk membilas flask dari semua


e

aru

- Hot-plate minyak dan bahan tidak terlarut ke


rik
hM
ng

- Vacuum filter flask 1 liter dengan dalam gooch crucible. Kemudian, cuci
adaptor dan ring karet untuk gooch gooch crucible hingga bersih dari
ole

crucible minyak dengan heksana bersih.


Me

- Conical flask 250 ml flat bottom - Vacuum dibuka dengan hati-hati dan
- Desikator dengan silica gel gooch crucible dilap bersih dengan
• Bahan kertas tisu dan dikeringkan dalam
- Pelarut n-heksana yang telah disaring oven pada suhu 103 ± 2o C selama
melalui whatman glass filter GF/B 30 menit.
atau yang setara. - Dinginkan dalam desikator hingga
• Persiapan sampel suhu kamar dan ditimbang hingga
Sampel harus dipanaskan pada suhu 0,1 mg terdekat.
sekitar 60oC hingga 70o C dan di • Perhitungan:
homogenkan dengan baik sebelum
(W3 – W2) x 100
diambil untuk dianalisis. % Kotoran (impurities) =
W1
W1 = Berat sampel minyak (g) * Ukur 300 ml acetic acid glacial ke
W2 = Berat gooch cricible dengan glass dalam beaker 1000 ml.
fibre filter (g) * Ukur 200 ml chloroform dan tuang

dan
W3 = Berat gooch crucible dengan glass dengan perlahan sambil diaduk ke
fibre filter ditambah kotoran (g) dalam beaker yang berisi acetic acid
tersebut.

it
• Pengulangan * Campuran larutan tersebut disimpan
Beda dari dua hasil analisis kadar kotoran dalam botol bahan kimia.

Saw
un
yang dilakukan secara berturut dalam - Larutan Sodium Thiosulphate 0,1 N
waktu yang singkat oleh analis yang (Larutan Stock)
sama harus tidak melebihi 0,003% untuk * Timbang dengan tepat 25 g sodium
Keb
kandungan kotoran yang berkisar antara thiosulphate (Na2S2O3. 5H2O) dalam
0,040% dan 0,300%.
apa beaker 50 ml.
* Larutkan ke dalam volumetric flask
(3) Analisis bilangan peroksida dalam 1 liter dengan aquades hingga tanda

ean
sampel CPO tera.
Pab ola

• Alat-alat * Larutan ini mempunyai konsentrasi


am
Kel

- Conical flask 250 ml, dengan tutup ± 0,1 N.


ard

dari kaca - Larutan Sodium Thiosulphate 0,01 N


li P

- Buret 25 ml dengan ketelitian 0,05 ml (Larutan Kerja)


el

aru

- Pipet skala 1 ml, dengan ketelitian * Pipet 100 ml larutan sodium


rik

skala 0,01 ml thiosulphate 0,1 N ke dalam


hM
ng

- Gelas ukur 50 ml volumetric flask 1 liter.


ole

- Neraca analitik * Tambahkan aquades hingga tanda


- Jam beker yang mempunyai jarum tera dan stabilkan larutan dengan
Me

detik atau stop-watch 1 ml chloroform.


• Bahan: * Standardisasi larutan ini setiap kali
- Acetic acid glacial akan digunakan.
- Chloroform - Larutan Starch (Kanji) 1%
- Potassium iodide * Timbang 0,5 g soluble starch ke dalam
- Potassium iodate beaker 50 ml.
- Sodium Thiosulphate * Tambahkan 10 ml aquades panas
- Soluble starch agar membentuk pasta.
- Sulphuric Acid (pekat) * Kemudian, tambahkan 40 ml
• Pembuatan bahan kimia aquades mendidih dan aduk agar
- Larutan Acetic acid–chloroform (3 : 2) kanji terlarut.
Note: Larutan kanji yang telah lama * Titrasi dengan larutan sodium
tidak baik untuk digunakan. thiosulphate yang akan

dan
- Larutan Potassium Lodide distandardisasi hingga warna coklat
* Tuangkan 3 ml aquades yang telah berubah menjadi kuning pucat.
dididihkan ke dalam test tube kecil * Tambahkan dua tetes larutan kanji

it
(sebaiknya yang mempunyai tutup). (timbul warna biru).

Saw
* Tambahkan potassium Iodide (KI) * Lanjutkan titrasi tetes demi tetes

un
sambil di goyang hingga jenuh (tidak hingga warna biru hilang.
larut lagi). * Standardisasi ini dilakukan sebanyak
Note: Larutan ini dibuat terakhir tiga kali dan hasilnya dirata-ratakan.
Keb
apabila tes sudah hendak * Perhitungan:
dijalankan dan semua keperluan
apa
telah dipersiapkan. Larutan KI ini
Wt KIO3 x ml KIO3 x 24
Normalitas Larutan Sodium Thiosuphate =
harus digunakan secepat mungkin

ean
214 x ml Na2S2O3
sebelum teroksidasi. Apabila warna
Pab lola

larutan ini telah menjadi kuning am


Wt KIO3 = Berat KIO3 yang
Kel
digunakan (g)
ard
kehijauan maka larutan ini tidak
boleh digunakan lagi dan buatlah ml KIO3 = Volume KIO3 yang
li P

yang baru. digunakan (ml)


e

aru

- Standardisasi Larutan Sodium ml Na2S2O3 = Volume Na2S2O3 yang


rik
hM
ng

Thiosulphate 0.01 N digunakan untuk titrasi


* Timbang ke dalam beaker 50 ml (ml)
ole

sebanyak 0,0892 g potassium iodate


Me

(KIO3) yang telah dipanaskan pada • Persiapan sampel:


suhu 120 C selama dua jam.
o Jika sampel beku, cairkan pada suhu
* Pindahkan ke volumetric flask 50o C hingga 60o C dalam water-bath dan
250 ml, cuci beaker dengan aquades dihomogenisasi sebelum diambil untuk
dan tambahkan semua cucian ke dianalisis. Hindari pemanasan yang
dalam flask. Kemudian, tambahkan berlebihan saat mencairkan sampel.
aquades hingga tanda tera. Semua sampel harus dianalisis sesegera
* Pipet 25 ml larutan potassium iodate mungkin jikalau tidak harus disimpan
ini ke dalam conical flask 250 ml. dalam tempat yang dingin dan gelap
* Tambahkan ke dalam conical flask. sebelum dianalisis.
* 1 ml larutan potassium iodide jenuh. • Cara kerja
* 2—3 tetes H2SO4 pekat. - Timbang 5 g sampel minyak ke
* Flask digoyang setiap penambahan dalam conical flask 250 ml yang
dilakukan. berpenutup kaca.
- Tambahkan 30 ml larutan acetic acid : (4) Analisis Free Fatty Acid (FFA) dalam
chloroform sampel CPO
- Goyang conical flask agar minyak • Alat-alat

dan
terlarut. - Buret 25 ml dengan ketelitian skala
- Tambahkan dengan pipet tepat 0,5 0,05 ml
ml larutan potassium iodide jenuh - Conical flask 250 ml dan 500 ml

it
dan larutan digoyang selama satu - Hot-plate dengan temperatur kontrol
menit tepat. - Neraca analitik

Saw
un
- Tambahkan 30 ml aquades yang baru • Bahan
dididihkan dan telah didinginkan. - Larutan Indikator Phenolphthalein 1%
Kemudian, larutan digoyang. w/v dalam Etanol 95%
Keb
- Tambahkan 0,5 ml larutan kanji. * Timbang 1 g phenolphthalein ke
- Titrasi dengan larutan sodium
apa dalam beaker 50 ml.
thiosulphate 0,01 N dengan * Pindahkan ke dalam volumetric flask
goncangan kuat dan konstan 100 ml dengan corong saring.

ean
setiap kali penambahan dilakukan. * Cuci beaker beberapa kali dengan
Pab ola

Titrasi dilakukan hingga warna biru etanol dan tambahkan semua cucian
am
Kel

menghilang. ke dalam flask.


ard

- Lakukan titrasi terhadap blanko * Larutan ini digoyang agar semua


li P

- Perhitungan: phenolphthalein terlarut.


el

aru

* Tambahkan etanol hingga tanda tera.


rik

* Tutup dan goyang larutan ini agar


hM
ng

Bilangan Peroksida =
(V1 – V2) x N x 1000 homogen.
ole

W * Simpan ke dalam botol indikator.


- Isopropil Alkohol/Isopropanol Netral
Me

V1 = Volume sodium thiosulphate yang


* Tuang sekitar 300 ml isopropil alkohol
digunakan dalam titrasi (ml)
ke dalam conical flask 500 ml
V2 = Volume sodium thiosulphate yang
* Tambahkan tiga tetes indikator
digunakan untuk blanko (ml)
phenolphthalein, larutan digoyang.
N = Normalitas sodium thiosulphate
* Panaskan di hot-plate hingga keluar
W = Berat contoh minyak (g)
gelembung-gelembung kecil.
* Sambil diaduk dengan batang kaca,
* (Hasil biasanya dinyatakan dalam
tambahkan larutan NaOH
bentuk 1 desimal)
0,1 N tetes demi tetes hingga timbul
warna merah jambu lembut yang
permanen.
* Simpan alkohol netral ini dalam botol W = Berat potassium hidrogen
reagent. phthalate yang digunakan (g)

dan
- Larutan NaOH 0,1 N V = Volume larutan NaOH yang
* Timbang 4,0 g NaOH grade AR ke digunakan untuk titrasi (ml)
dalam beaker 50 ml.

it
* Larutkan dengan aquades. • Persiapan sampel

Saw
* Dengan corong saring, pindahkan Sampel dicairkan pada suhu 60o C hingga

un
larutan ini ke volumetric flask 1 liter. 70o C dan dihomogenkan sebelum
* Cuci flask beberapa kali dengan diambil untuk dianalisis.
aquades dan tambahkan semua • Cara kerja
Keb
cucian ke dalam flask. - Timbang ± 5 g sampel minyak ke
* Tambahkan aquades hingga tanda
apa dalam conical flask 250 ml
tera - Tambahkan 50 ml isopropil alkohol
* Tutup dan goyang larutan agar netral dan panaskan larutan di

ean
tercampur homogen. hot-plate pada suhu ± 40o C sambil
Pab lola

- Standardisasi Larutan NaOH 0,1 N am


digoyang dengan perlahan hingga
Kel
ard
* Timbang 0,3 g potassium hidrogen sampel minyak terlarut semua
phthalate (C8H5KO4) yang telah - Tambahkan dua tetes indikator
li P

dipanaskan pada suhu 120 C selama


o
phenolphthalein.
e

aru

dua jam ke dalam conical flask - Titrasi dengan larutan standar


rik
hM
ng

150 ml. NaOH 0,1 N hingga didapat warna


* Tambahkan 25 ml aquades dan merah jambu muda yang permanen
ole

digoyang perlahan sampai semua sebagai titik akhir.


Me

potassium hidrogen phthalate larut. - Perhitungan :


* Tambahkan dua tetes indikator
phenolphthalein. V x N x 25.6
% FFA =
W
* Titrasi dengan NaOH sampai
mendapatkan warna merah jambu
muda yang permanen. V = Volume NaOH 0,1 N yang
* Perhitungan: digunakan untuk titrasi (ml)
N = Normalitas NaOH yang digunakan
Normalitas NaOH = W x 1000 W = Berat sampel minyak yang
V x 204,2
digunakan (g)

* Untuk minyak kelapa, minyak inti


sawit dan fraksi-raksinya, konstanta
yang digunakan dalam perhitungan - Perhitungan:
ialah 20,0.
(W2 – W3) x 100
* Untuk minyak jagung, minyak kacang % Volatile Matter (VM) =
(W2 – W1 )

dan
kedele dan minyak cair yang lainnya,
konstanta yang digunakan ialah 28,2.
W1 = Berat petri dish kosong (g)
W2 = Berat petri dish dan kernel (g)

it
(5) Analisis volatile matter dalam sampel
W3 = Berat petri dish dan kernel setelah
kernel produksi dan pengiriman

Saw
dipanaskan (g)

un
• Alat-alat
- Neraca analitik
(6) Analisis kadar kotoran, kernel pecah, dan
- Moisture tin atau glass dish dengan
kernel utuh dalam kernel produksi
Keb
dia. >50 mm dan tinggi 30—40 mm,
• Alat-alat
lengkap dengan tutup
apa - Neraca top loading dengan ketelitian
- Oven listrik
0,01 g
- Desikator dengan silica gel

ean
• Cara kerja
• Cara kerja
Pab ola

- Sampel kernel di-quartering hingga


am
- Timbang berat sampel kernel dan
Kel

diperoleh sekitar 50 biji kernel yang


sebarkan di atas meja yang bersih.
ard

utuh.
- Pisahkan menjadi bagian total
li P

- Iris tipis (dengan ketebalan ±


l

kotoran (cangkang, fiber, batu, dan


e

aru

1 mm) kernel tersebut dan langsung


lain-lain), nut utuh, nut pecah, dan
rik

dimasukkan ke dalam kontainer


hM
ng

kernel pecah.
atau kantong plastik kecil untuk
- Pisahkan shell dengan kernel dari
ole

mencegah penguapan.
nut utuh dan nut pecah. Shell-nya
- Aduk sampel tersebut agar homogen
Me

dicampur ke bagian kotoran dan


dan timbang dengan teliti sekitar
kernel-nya dicampur ke bagian kernel
10 g ke dalam moisture tin atau
utuh.
glass dish yang sebelumnya telah
- Timbang berat masing–masing
dipanaskan dan ditimbang berat
bagian di atas.
kosongnya.
- Perhitungan:
- Panaskan dalam oven dengan suhu
103 ± 2o C selama empat jam.
% Total Kotoran = W2 x 100
- Dinginkan dalam desikator dan W1

setelah dingin ditimbang beratnya. % Kernel Pecah = W3 x 100


W1

% Kernel Utuh = W4 x 100


W1
W1 = Berat sampel kernel (g) - Dinginkan dalam desikator dan
W2 = Berat total kotoran (g) timbang berat kosongnya.

dan
W3 = Berat kernel pecah (g) - Timbang sampel yang telah
W4 = Berat kernel utuh (g) dihomogenkan sebanyak ± 50 g ke
dalam evaporating dish tersebut.

it
- Hasil perhitungan dinyatakan hingga - Letakkan dish berisi sampel tersebut

Saw
dua desimal. di water-bath sampai kering.

un
- Panaskan di oven pada suhu 103 ±
(7) Analisis kadar air, minyak, dan NOS dalam 2oC selama empat jam.
sampel sludge - Keluarkan dan dinginkan dalam
Keb
• Alat dan bahan desikator.
- Alat-alat
apa - Timbang berat dish dan sampel
* Neraca analitik kering tersebut.
* Oven - Sampel kering dikorek bersih dan

ean
* Desikator dengan silica gel digiling dengan mortar sampai halus.
Pab lola

* Evaporating dish 100 ml am


- Masukkan semua sampel yang telah
Kel
ard
* Water-bath halus dan semua sisa minyak (jangan
* Soxhlet extraction set 100 ml dengan ada yang terjatuh atau tertinggal di
li P

tong flask 250 ml (flat bottom) dish dan mortar) ke dalam thimble
e

aru

* Extraction thimble 30 x 100 mm atau amplop kertas saring dengan


rik
hM
ng

* Mortar bantuan kapas yang dibasahi dengan


- Bahan sedikit pelarut heksana.
ole

* n-heksana - Ekstraksi sampel tersebut dengan


Me

* Kapas soxhlet selama enam jam sampai


• Persiapan sampel pelarut jernih.
Sebelum ditimbang, sampel dikocok - Destilasi pelarut heksana dari minyak
terlebih dahulu agar homogen. Apabila di tong flask.
sampel telah membeku, cairkan terlebih - Panaskan di oven pada suhu 103
dahulu pada suhu 50 C sampai
o
± 2o C selama satu jam untuk
60o C di water-bath lalu dikocok sampai menghilangkan sisa–sisa pelarut
homogen. heksana.
• Cara kerja - Dinginkan dalam desikator dan
- Panaskan evaporating dish dan tong timbang berat tong flask berisi
flask yang kering dan bersih dalam sampel minyak tersebut.
oven dengan suhu 103 ± 2 C selama
o

½ jam.
- Perhitungan: - Perhitungan :

Berat Total Nut:


% Air (moisture) dalam sampel = (W2 – W3) x 100 Nut utuh + Nut pecah + Kernel utuh + Kernel pecah + Shell
( W2 – W1)

dan
% Minyak dalam sampel = (W5 – W4) x 100 Berat Total Nut Pecah:
(W2 – W1)
(Wet basis) Nut pecah + Kernel utuh + Kernel pecah + Shell
% Minyak dalam sampel kering = (W5 – W4) x 100
(Dry basis) (W3 – W1) % Nut dalam Press cake:
Berat Total Nut x 100 Berat Sampel

it
% NOS (Non Oily Solid) =100 – (% Air dalam sampel) –(% Minyak dalam sampel)

% Minyak dalam NOS = (W5 – W 4) x 100 % Fiber dalam Press cake:

Saw
(W3 – W1) – (W5 – W4)
100 – (% Nut dalam Press cake)

un
W1 = Berat evaporating dish kosong (g)
% Nut Pecah dalam Press cake:
Berat Total Nut Pecah x 100 Berat Sampel

% Nut Pecah dalam Total Nut:


Keb
Berat Total Nut Pecah x 100 Berat Total I
W2 = Berat evaporating dish berisi
apa sampel (g)
W3 = Berat evaporating dish berisi
(9) Analisis kadar air, minyak, dan NOS dalam
sampel kering (g)
sampel press fibre

ean
W4 = Berat tong flask kosong (g)
• Alat dan bahan
Pab ola

am
W5 = Berat tong flask berisi minyak (g)
- Alat-alat
Kel

(8) Analisis nut ratio dalam sampel press cake


ard

* Neraca analitik
• Alat-alat
* Oven
li P
l

- Neraca top loading dengan ketelitian


* Desikator dengan silica gel
e

aru

hingga 0,01 g
* Evaporating dish 100 ml atau moisture
rik
hM
ng

tin
• Cara kerja
* Soxhlet extraction set 100 ml dengan
ole

- Timbang berat sampel press cake


tong flask 250 ml (flat bottom)
Me

dengan neraca top loading dan


* Extraction thimble 30 x 100 ml
sebarkan di meja yang bersih.
* Gunting
- Pisahkan nut utuh, nut pecah, kernel
- Bahan
utuh, kernel pecah, dan shell.
* n-heksana
- Timbang berat masing–masing
* Kapas
bagian tersebut.

• Cara Kerja
- Panaskan evaporating dish dan tong
flask yang bersih dan kering dalam
oven dengan suhu 103 ± 2o C selama
½ jam.
- Dinginkan dalam desikator. - Perhitungan:
- Quartering sampel press fibre dari

dan
penentuan nut dan fibre ratio hingga (W2 – W3) x 100
% Air =
(W2 – W1)
diperoleh berat ± 50 g.
(W6 – W5) x 100
- Gunting fibre tersebut hingga halus % Minyak dalam sampel kering =

it
(dry basis) W4
dengan panjang ± 5 mm
% Minyak dalam sampel basah (wet basis) :

Saw
- Fibre ini harus disimpan dalam wadah

un
(% Minyak dalam Sampel Kering) x (100-%air)
atau kantong plastik agar tidak 100
mengering dan dianalisis secepatnya % NOS = 100 - % air - % minyak dalam sampel basah
- Timbang berat kosong evaporating
Keb
(W6 – W5) x 100
dish langsung dari desikator. % Minyak dalam NOS =
W4 – (W6 – W5)
- Aduk fibre yang telah dipotong halus
apa
dengan sendok dan timbang ± 10 g
W1 = Berat evaporating dish kosong (g)
ke dalam dish tersebut.

ean
W2 = Berat evaporating dish dengan
- Panaskan dalam oven pada suhu 103
Pab lola

sampel fiber (g)


± 2o C selama empat jam. am
Kel
W3 = Berat evaporating dish dengan
ard
- Dinginkan dalam desikator dan
sampel fiber kering (g)
timbang beratnya.
li P

W4 = Berat sampel fiber kering yang


- Aduk fibre kering tersebut agar
e

aru

diekstraksi (g)
homogen dan timbang ± 3 g ke
rik

W5 = Berat tong flask kosong (g)


hM
ng

dalam thimble.
W6 = Berat tong flask dengan minyak (g)
- Timbang berat kosong tong flask
ole

dan pasang ke soxhlet dan ekstraksi


(10) Analisis kadar air, minyak, dan NOS dalam
Me

dengan heksana selama enam jam


sampel Nut
hingga warna heksana jernih.
• Alat dan bahan
- Destilasi pelarut heksana dan
- Alat-alat
panaskan tong flask berisi minyak
* Neraca analitik
dalam oven pada suhu 103
* Oven
± 2o C selama satu jam untuk
* Desikator dengan silica gel
menghilangkan sisa-sisa pelarut
* Evaporating dish 100 ml atau moisture
heksana .
tin
- Dinginkan dalam desikator dan
* Soxhlet extraction set 100 ml dengan
timbang berat tong flask berisi
tong flask 250 ml (flat bottom)
minyak.
* Extraction thimble 30 ml x 100 ml
- Bahan - Dinginkan dalam desikator dan
* n-heksana timbang berat tong flask berisi
* Kapas minyak.

dan
• Cara kerja - Perhitungan:
- Panaskan evaporating dish dan tong
flask yang bersih dan kering dalam
(W2 – W3) x 100

it
oven dengan suhu 103 ± 2o C selama % Air =
(W2 – W1)
½ jam.

Saw
(W6 – W5) x 100

un
% Minyak dalam sampel basah =
- Dinginkan dalam desikator. (wet basis) W4
- Quartering nut utuh dari penentuan
% Minyak dalam sampel kering (dry basis):
nut dan fibre ratio hingga diperoleh % Minyak dalam sampel kering) x 100
Keb
berat ± 100 g. ( 100 - % air )

- Bersihkan semua fibre dari nut tersebut


apa % NOS = 100 - % air - % minyak dalam sampel basah
(W6 – W5) x 100
dan kemudian di-quartering menjadi % minyak dalam NOS =
W4 – (% air x W4) - (W6 – W5)
dua bagian (periksa nut tersebut agar

ean
tidak terikut nut yang retak atau pecah W1 = Berat evaporating dish kosong (g)
Pab ola

tidak terikut).
am
W2 = Berat evaporating dish dengan
Kel

- Timbang berat kosong evaporating sampel nut (g)


ard

dish langsung dari desikator W3 = Berat evaporating dish dengan


li P

- Timbang satu bagian dari nut tersebut


l

sampel nut kering (g)


e

aru

ke dalam evaporating dish W4 = Berat sampel nut yang diekstraksi


rik

- Panaskan dalam oven pada suhu 103 ±


hM
ng

(g)
2 C selama delapan jam.
o
W5 = Berat tong flask kosong (g)
ole

- Dinginkan dalam desikator dan W6 = Berat tong flask dengan minyak (g)
timbang beratnya.
Me

- Timbang berat dari satu bagian nut (11) Analisis kehilangan kernel, kadar air,
yang tersisa dan masukkan ke thimble. minyak, dan NOS dalam sampel fibre
- Timbang berat kosong tong flask cyclone
dan pasang ke soxhlet dan ekstraksi • Alat dan bahan
dengan heksana selama enam jam - Alat-alat
hingga warna heksana jernih. * Neraca analitik
- Destilasi pelarut heksana dan panaskan * Neraca top loading dengan ketelitian
tong flask berisi minyak dalam oven 0,01 g
pada suhu 103 ± 2 C selama satu jam
o
* Oven
untuk menghilangkan sisa–sisa pelarut * Desikator dengan silica gel
heksana.
* Evaporating dish 100 ml atau moisture - Panaskan dalam oven pada suhu 103
tin ± 2o C selama empat jam.

dan
* Soxhlet extraction set 100 ml dengan - Dinginkan dalam desikator dan
tong flask 250 ml (flat bottom) timbang beratnya.
* Extraction thimble 30 ml x 100 ml - Aduk fiber kering tersebut agar

it
* Gunting homogen dan timbang ± 3 g ke

Saw
- Bahan dalam thimble.

un
* n-heksana - Timbang berat kosong tong flask
* Kapas dan pasang ke soxhlet dan ekstraksi
• Cara kerja dengan heksana selama enam jam
Keb
- Panaskan evaporating dish dan tong hingga warna heksana jernih.
flask yang bersih dan kering dalam
apa - Destilasi pelarut heksana dan
oven dengan suhu 103 ± 2 C selama
o
panaskan tong flask berisi minyak
½ jam. dalam oven pada suhu 103

ean
- Dinginkan dalam desikator. ± 2o C selama satu jam untuk
Pab lola

- Timbang berat sampel cyclone fibre am


menghilangkan sisa–sisa pelarut
Kel
ard
dan sebarkan di meja yang bersih. heksana.
- Pisahkan semua kernel dan nut dari - Dinginkan dalam desikator dan
li P

fiber. timbang berat tong flask berisi


e

aru

- Pecahkan nut dan kernel-nya minyak.


rik
hM
ng

dicampur bersama kernel yang lain. - Perhitungan:


- Timbang berat kernel tersebut.
ole

- Quartering cyclone fibre yang telah (W2 – W3) x 100


% Air =
Me

dibersihkan kernel-nya hingga (W2 – W1)

diperoleh berat ± 50 g. % Minyak dalam sampel kering =


(W6 – W5) x 100
(dry basis) W4
- Gunting fiber tersebut hingga halus
dengan panjang ± 5 mm. % Minyak dalam sampel basah:
(% Minyak dalam sampel kering) x (100-%air)
- Fiber ini harus disimpan dalam wet Basis)100
wadah atau kantong plastik agar
% NOS = 100 - % air - % minyak dalam sampel basah
tidak mengering dan dianalisis (W6 – W5) x 100
% Minyak dalam NOS =
secepatnya. W4 – (W6 – W5)
- Timbang berat kosong evaporating
W1 = Berat evaporating dish kosong (g)
dish langsung dari desikator.
W2 = Berat evaporating dish dengan
- Aduk fiber yang telah dipotong halus
sampel fiber (g)
dengan sendok dan timbang ± 10 g
W3 = Berat evaporating dish dengan
ke dalam dish tersebut.
sampel fiber kering (g)
W4 = Berat sampel fiber kering yang (13) Analisis kehilangan kernel dan minyak
diekstraksi (g) dalam sampel un-stripped bunch (USB)
W5 = Berat tong flask kosong (g) • Alat dan bahan

dan
W6 = Berat tong flask dengan minyak (g) - Alat-alat
* Neraca analitik
(12) Analisis kehilangan kernel, dalam sampel * Neraca top loading

it
wet shell, dry shell, dan pneumatic blower * Timbangan biasa minimal cap. 5 kg
(LTDS) * Counter

Saw
un
• Alat dan bahan * Sarung tangan kulit tebal
- Neraca top loading dengan ketelitian * Gancu
0.01 g * Pisau
Keb
• Cara kerja * Oven
- Timbang sampel ± 1 kg dengan
apa * Desikator dengan silica gel
neraca top loading dan sebarkan di * Saringan 10 mesh (2 mm)
atas meja yang bersih. * Blender

ean
- Pisahkan nut utuh, nut pecah, kernel * Beaker 500 ml
Pab ola

utuh, dan kernel pecah. * Evaporating dish


am
Kel

- Pecahkan nut utuh dan timbang * Soxhlet extraction set 100 ml dengan
ard

kernel-nya. tong flask 250 ml (flat bottom)


li P

- Pecahkan nut pecah dan timbang * Extraction thimble 30 mm x 100 mm


el

aru

kernel-nya. - Bahan
rik

- Timbang berat kernel utuh dan kernel * n-heksana


hM
ng

pecah. * Kapas
ole

- Perhitungan: • Cara kerja


- Setiap dua jam sekali selama masa
Me

% Kehilangan kernel dalam nut utuh = proses, 400 buah janjangan kosong
Berat kernel dalam nut utuh x 100 ………..(A) yang keluar dari thresher diperiksa
berat sampel
dan dihitung jumlah janjangan
% Kehilangan kernel dalam nut pecah =
Berat kernel dalam nut pecah x 100 ……...(B) kosong yang masih mengandung
berat sampel
brondolan yang tidak terlepas (USB).
% Kehilangan kernel utuh = - Yang termasuk USB adalah janjangan
Berat kernel utuh x 100 ……………..……. (C)
berat sampel kosong yang mengandung minimal
% Kehilangan kernel pecah = 30 brondolan yang tidak terlepas.
Berat kernel pecah x 100 …………………(D) - Untuk menentukan kehilangan
berat sampel
minyak dan kernel dalam USB, pada
% Total kehilangan kernel = (A+B+C+D)
salah satu penentuan USB, janjangan
kosong yang masih mengandung - Ekstraksi minyak dalam mesocarp
brondolan (USB), dikeluarkan dari tersebut ke dalam tong flask dengan

dan
conveyor dan dikumpulkan di tempat soxhlet selama tiga jam sampai
yang bersih. pelarut heksana jernih.
- Timbang berat semua janjangan - Destilasi semua pelarut heksana dari

it
tersebut. Kemudian, lepaskan semua campuran minyak dalam tong flask.

Saw
brondolannya. - Panaskan tong flask berisi minyak

un
- Timbang berat semua brondolan dan dalam oven pada suhu 103
kemudian pisahkan menjadi daging ± 2oC selama satu jam untuk
buah (mesocarp), kernel dan shell. menghilangkan sisa–sisa pelarut
Keb
- Timbang berat mesocarp, kernel dan heksana.
shell di atas.
apa - Dinginkan dalam desikator dan
- Mesocarp diaduk dan ditimbang timbang berat tong flask berisi
sebanyak ± 50 g (jika cukup) ke minyak tersebut.

ean
beaker 500 ml yang telah dipanaskan - Perhitungan:
Pab lola

dan ditimbang berat kosongnya. am


Kel
Jumlah janjangan USB x 100
% USB =
ard
- Panaskan beaker berisi mesocarp Jumlah janjangan kosong yang dihitung
tersebut dalam oven pada suhu 103 ±
li P

(W10–W9) x (W7 – W5) x W3 x W2 x 100


% Minyak dalam USB =
2o C selama empat jam. W8 (W6 – W5) W2 W1
e

aru

- Dinginkan dalam desikator dan


rik

% Minyak USB dalam EFB = (% minyak dalam USB x % USB) :100


hM
ng

timbang beratnya. W4 x W2
% Kernel dalam USB = x 100
- Blender mesocarp tersebut dan saring W2 W1
ole

melalui saringan 10 mesh % Kernel USB dalam EFB = (% kernel dalam USB x % USB) :100
Me

(2 mm).
- Timbang sekitar 10 g mesocarp yang
telah halus ke dalam evaporating dish W1 = Berat total janjangan USB (g)
dan panaskan kembali dalam oven W2 = Berat brondolan yang terdapat di
pada suhu 103 ± 2 C selama satu jam
o
USB (g)
- Dinginkan dalam desikator dan W3 = Berat mesocarp (g)
timbang ± 3 g ke dalam amplop W4 = Berat kernel (g)
kertas saring. W5 = Berat beaker kosong (g)
- Tong flask kosong yang bersih dan W6 = Berat beaker berisi mesocarp
kering dipanaskan dalam oven basah (g)
pada suhu 103 ± 2oC selama ½ jam, W7 = Berat beaker berisi mesocarp
dinginkan dalam desikator dan kering (g)
timbang berat kosongnya W8 = Berat mesocarp yang diekstraksi (g)
W9 = Berat tong flask kosong (g) ke dalam tong flask yang telah
W10 = Berat tong flask berisi minyak (g) diketahui berat kosongnya dengan
menggunakan pelarut heksana

dan
(14) Analisis kehilangan minyak dalam selama enam jam sampai pelarutnya
sampel empty fruit bunch (EFB) jernih.
• Alat dan bahan - Destilasi semua pelarut dari

it
- Alat-alat campuran minyak dalam tong flask.
* Neraca analitik - Panaskan tong flask berisi minyak

Saw
un
* Oven dalam oven pada suhu 103
* Desikator dengan silica gel ± 2o C selama satu jam untuk
* Parang atau pisau atau gunting tajam menghilangkan sisa pelarut.
Keb
* Petri dish dia. 7,0 cm - Dinginkan dalam desikator dan
* Soxhlet extraction set 100 ml dengan
apa timbang beratnya
tong flask 250 ml (flat bottom) - Perhitungan:
* Extraction thimble 30 mm x 100 mm

ean
(W2 – W3) x 100
- Bahan % Air dalam EFB =
(W2 – W1)
Pab ola

* n-heksana
am
(W5 – W4) x 100
% Minyak dalam EFB =
Kel

* Kapas (W2 – W1)


ard

• Cara kerja [(W3–W1) – (W5–W4)] x 100


% NOS =
li P

(W2–W1)
- Sampel EFB sebanyak ± 1 kg
el

aru

di-quartering hingga didapat sampel (W5–W4) x 100


% Minyak dalam NOS =
[(W3 – W1) – (W5 – W4)]
rik

sebanyak ± 200 g.
hM
ng

- Potong sampel tersebut sampai


W1 = Berat petri dish kosong (g)
ole

halus dengan panjang ± 0,5 cm.


W2 = Berat petri dish dengan sampel EFB
- Masukkan ke dalam kantong plastik
Me

basah (g)
agar sampel tidak mengering.
W3 = Berat petri dish dengan sampel EFB
- Timbang ± 10 g ke petri dish yang
kering (g)
telah diketahui berat kosongnya.
W4 = Berat tong flask kosong (g)
- Panaskan dalam oven pada suhu 103
W5 = Berat tong flask berisi minyak (g)
± 2o C selama empat jam.
- Dinginkan dalam desikator dan
(15) Analisis mass passing to digester (MPD)
timbang beratnya.
• Alat-alat
- Pindahkan semua sampel kering
- Talam plastik
tersebut ke dalam thimble (termasuk
- Pisau
partikel–partikel kecil).
- Ekstraksi minyaknya dengan soxhlet
• Cara Kerja (16) Analisis cracking efficiency dalam sampel
- Sampel MPD (± 1 kg) ditimbang cracked mixture

dan
beratnya dengan teliti dan sebarkan • Alat-alat
di talam plastik yang bersih. - Neraca top loading cap. 2 kg,
- Pisahkan: Buah, daging buah ketelitian 0,01g

it
(mesocarp), nut, abnormal • Cara kerja

Saw
parthenocarpic, normal - Timbang berat sampel dan sebarkan

un
parthenocarpic, calyx leave, dan dirt. di atas meja yang bersih.
- Pisahkan daging buah dari buah - Pisahkan menjadi bagian-bagian
dengan pisau tajam. Minyak yang berikut.
Keb
lengket di tangan diambil dengan * Cangkang (shell)
pisau dan dilap ke daging buah.
apa * Nut utuh
- Daging buah yang diperoleh di * Nut pecah
masukkan ke tempat daging buah * Kernel utuh

ean
dan nut-nya ke tempat nut. * Kernel pecah
Pab lola

- Timbang berat masing–masing am


- Timbang berat masing-masing
Kel
ard
bagian tersebut bagian tersebut.
- Perhitungan: - Perhitungan:
li P
e

aru

W6 x 100
% Calyx leave dalam MPD =
rik

W1
hM
ng

W7 x 100 W2 x 100
% Dirt dalam MPD = % Cangkang =
W1 W1
W2 x 100
ole

% Daging Buah dalam MPD = W3 x 100


W1 % Nut utuh =
W3 x 100 W1
% Nut dalam MPD =
Me

W1
W4 x 100 W4 x 100
% Abnormal parthenocarpic dalam MPD = % Nut pecah =
W1 W1
W5 x 100
% Normal parthenocarpic dalam MPD = W5 x 100
W1 % Kernel utuh =
W1

W6 x 100
W1 = Berat sampel MPD (g) % Kernel pecah =
W1
W2 = Berat daging buah (g)
Cracking efficiency (%):
W3 = Berat nut (g) 100 – (% nut utuh + % nut pecah)
W4 = Berat abnormal parthenocarpic (g)
W5 = Berat normal parthenocarpic (g) W1 = Berat sampel (g)
W6 = Berat calyx leave (g) W2 = Berat shell (g)
W7 = Berat dirt (g) W3 = Berat nut utuh (g)
W4 = Berat nut pecah (g)
W5 = Berat kernel utuh (g)
W6 = Berat kernel pecah (g)
(17) Analisis alkalinitas pada sampel air baku - Tambahkan 2—3 tetes indikator
• Alat dan bahan phenolphthalein.
- Alat-alat - Secepatnya titrasi dengan 0,1 N

dan
* Buret cap 25 ml dengan ketelitian NaOH yang telah distandardisasi
0,1 ml hingga muncul warna merah muda
* Conical 250 ml yang permanen

it
* Gelas ukur 100 ml - Perhitungan:
- Bahan

Saw
un
* Indikator phenolphthalein
N1 x V1
* Indikator methyl orange Normalitas Larutan Asam Sulfat =
V2
* Asam sulfat pekat 98 %, Sp. Gravity
Keb
= 1,84
• Pembuatan bahan kimia
apa N1 = Normalitas dari NaOH yang
- Indikator Phenolphthalein digunakan untuk standardisasi
* Larutkan 1 g phenolphthalein dalam V1 = Volume dari NaOH yang digunakan

ean
100 ml etanol 95 %. untuk titrasi (ml)
Pab ola

- Indikator Methyl Orange V2 = Volume dari larutan asam sulfat


am
Kel

* Larutkan 0,5 g methyl orange dalam yang distandardisasi (ml)


ard

500 ml aquades dalam volumetric


li P

flask. Aduk hingga merata. • Persiapan sampel


el

aru

- Larutan Asam Sulfat 0,1 N Sampel harus bersih dan bebas dari
benda–benda tersuspensi. Jika sampel air
rik

* Pipet 2,72 ml asam sulfat pekat ke


hM
ng

dalam volumetric flask 1000 ml yang keruh dan mengandung benda-benda


ole

berisi ± 200 ml aquades. tersuspensi, harus disaring sebelum


* Tambahkan aquades hingga tanda dianalisis dengan menggunakan
Me

tera. Aduk hingga merata. kertas saring whatman no. 1 atau yang
- Larutan Asam Sulfat 0.02 N ekuivalen.
* Pipet 100 ml larutan asam sulfat 0,1 N • Cara kerja
ke dalam volumetric flask 500 ml. - Phenolphthalein alkalinity
* Tambahkan aquades hingga tanda * Ukur 100 ml sampel air yang telah
tera dan aduk hingga merata diaduk homogen dengan gelas ukur
• Standardisasi larutan asam sulfat 0,02 N dan masukkan ke dalam conical flask
- Pipet 50 ml larutan asam sulfat yang 250 ml.
akan distandardisasi ke dalam conical * Tambahkan 10 tetes indikator
flask 250 ml. phenolphthalein.
* Jika larutan tetap tidak berwarna analisis dengan sampel yang lebih
maka tidak ada phenolphthalein sedikit.

dan
alkalinity dan lanjutkan ke point 6.2. * Perhitungan:
* Jika larutan menjadi berwarna merah
M.O. Alkalinitas (ppm CaCO3) :
jambu, titrasi dengan larutan 0,02 N

it
1.000 x total ml 0,02N asam sulfat yang digunakan x N/0,02
asam sulfat sambil digoyang hingga ml sampel yang digunakan

Saw
warna merah jambu hilang. Kaustik alkalinitas (ppm CaCO3) = (2 x P.Alkalinity) - M.O. Alkalinity

un
* Jika diperlukan lebih dari 20 ml 0,02
N asam sulfat dalam titrasi, ulangi
(18) Analisis klorida pada sampel air
analisis ini dengan sampel yang lebih
Keb
• Alat dan bahan
sedikit.
- Alat-alat
* Catat volume (ml) asam sulfat yang
apa * Buret cap 25 ml dengan ketelitian
digunakan.
0,1 ml
* Perhitungan:

ean
* Pipet skala 5 ml
Pab lola

* Conical 250 ml
Phenolphthalein alkalinity (ppm CaCO3):
am
Kel
1.000 x ml 0,02 N asam sulfat yang digunakan x N/0,02
* Gelas ukur 100 ml
ard

ml dari sampel yang digunakan - Bahan


li P

* Indikator methyl orange


e

aru

* Indikator potasium kromat


- Methyl orange alkalinity
* Asam sulfat pekat 98 %, Sp. Gravity
rik
hM
ng

* Sampel dari phenolphthalein alkalinity


= 1,84
ditambah tiga tetes indikator methyl
ole

* Larutan perak nitrat 0,02 N


orange dan larutan sampel akan
• Pembuatan Bahan Kimia
Me

berwarna kuning.
- Indikator Methyl Orange
* Tanpa mengisi kembali larutan 0,02
* Sama dengan indikator untuk analisis
N asam sulfat dalam buret, titrasi
alkalinitas.
larutan sampel sambil diaduk hingga
- Indikator Potasium kromat
warna kuning berubah menjadi
* Larutkan 5 g potasium kromat
orange sebagai titik akhir.
(K2CrO4) dalam 100 ml aquades dalam
* Catat total volume 0,02 N asam sulfat
beaker 250 ml.
yang digunakan.
* Biarkan dingin dan simpan dalam
* Jika total volume dari larutan 0,02
botol indikator.
N asam sulfat dalam titrasi untuk
- Larutan Asam Sulfat 0,02 N
phenolphthalein dan methyl orange
* Sama pembuatannya pada analisis
alkalinity melebihi 30 ml, ulangi
alkalinitas.
- Larutan Perak Nitrat 0,02 N V2 = Volume dari AgNO3 yang
* Larutkan 1,7031 perak nitrat (AgNO3) digunakan untuk titrasi (ml)
dalam volumetric flask 500 ml yang

dan
telah berisi 200 ml aquades. (19) Analisis flokulasi pada sampel air
* Tambahkan aquades hingga tanda • Alat dan bahan
tera dan aduk hingga merata. - Alat-alat:

it
* Simpan dalam botol reagent gelap. * Flocculator/jar mixer
• Cara kerja * Beaker 1000 ml

Saw
un
- Jika menggunakan sampel dari * Pipet skala 5 ml
analisis methyl orange alkalinity, - Bahan:
lanjutkan ke poin 5, penambahan 10 * Alum
Keb
tetes indikator potasium kromat. * Abu soda
- Jika yang dianalisis adalah sampel
apa • Pembuatan bahan kimia
air yang baru, ukur 100 ml sampel air - Larutan 2000 ppm Alum
dengan gelas ukur ke dalam conical * Larutkan 2 g alum dalam volumetric

ean
250 ml. flask 1000 ml yang telah berisi 500 ml
Pab ola

- Tambahkan tiga tetes indikator aquades.


am
Kel

methyl orange. * Tambahkan aquades hingga tanda


ard

- Titrasi dengan asam sulfat 0,02 N tera dan aduk hingga merata.
li P

hingga warna berubah menjadi * Simpan dalam botol reagent.


el

aru

oranye.
rik

- Tambahkan sepuluh tetes indikator - Larutan 2000 ppm Abu Soda


hM
ng

potasium kromat (warna akan * Larutkan 2 g abu soda sama dengan


ole

berubah menjadi kuning tua). cara di atas.


- Titrasi dengan perak nitrat 0,02 N
Me

sambil diaduk hingga warna berubah • Cara kerja


dari kuning menjadi kecokelatan. - Tuangkan masing-masing 500 ml
- Catat volume perak nitrat yang sampel air ke dalam empat buah
digunakan. beaker 1.000 ml.
- Perhitungan: - Periksa pH sampel airnya. Jika
pH-nya di antara 6,8 dan 7,2 maka
1000 x (V2–0,2) jar test dapat dilanjutkan. Bila lebih
Klorida (ppm CaCO3) =
V1
kecil, tambahkan larutan abu soda
untuk menaikkan pH ke 6,0 atau
V1 = Volume dari sampel air yang lebih (dengan perhitungan 1 ml
dianalisis (ml) larutan abu soda 2000 ppm yang
ditambahkan = 4 ppm).
- Tambahkan larutan alum ke beaker X = Kebutuhan bahan kimia per jam (kg)
berisi air tersebut masing–masing Y = Konsentrasi larutan yang efektif

dan
10, 20, 30, dan 40 ppm (dengan dalam tangki bahan kimia (%)
perhitungan setiap 1 ml larutan alum
2000 ppm yang ditambahkan = 4 Konsentrasi larutan kimia yang efektif dalam

it
ppm). tangki bahan kimia ialah sebagai berikut.

Saw
- Aduk menggunakan flocculator Larutan alum: 5%—15%

un
dengan kecepatan 70 rpm selama Larutan soda ash (Na2SO3): 5%—15%
satu menit. Kemudian, turunkan Larutan poly electrolyte: 0,01%— 0,05%
kecepatannya menjadi 30 rpm
Keb
selama 15 menit. Kebutuhan bahan kimia untuk mendapatkan
- Diamkan selama 10 menit.
apa konsentrasi yang diinginkan (%) ialah sebagai
- Jika flokulasi didapat pada berikut.
penambahan 20 dan 30 ppm, ulangi

ean
Y% x Volume tangki kimia
lagi untuk penambahan 20, 24, 26,
Pab lola

100
28, dan 30 ppm seperti prosedur di am
Kel
ard
atas.
- Apabila telah didapat konsentrasi (20) Analisis total hardness pada sampel air
li P

alum yang sesuai, ukur pH-nya • Alat dan bahan


e

aru

kembali. Bila lebih kecil dari 7, - Alat-alat


rik
hM
ng

tambahkan larutan soda ash hingga * Buret 25 ml dengan ketelitian 0,1 ml


pH mencapai 7,2—7,5. * Gelas ukur 50 ml
ole

- Perhitungan: * Conical flask 250 ml


Me

- Bahan
Alum yang dibutuhkan (kg/jam): * E.D.T.A 0.02 N / so - 274
Dosis alum (ppm) x kapasitas pompa (ton/jam) x 1.000 x 1 kg
1.000.000 * Indicator/so-277
Abu soda yang dibutuhkan (kg/jam): * Buffer solution/so–275
Dosis abu soda (ppm) x kapasitas pompa (ton/jam) x 1000 x 1 kg
1.000.000
• Cara kerja
- Ukur 50 ml sampel air ke dalam
Kapasitas chemical pump yang diinginkan conical flask 250 ml.
dengan konsentrasi yang tepat ialah sebagai - Tambahkan 2 ml larutan buffer (so
berikut. –275) dan diaduk.
- Tambahkan sedikit indikator (so –

Kapasitas chemical pump (ltr/jam) =


X kg x 100% 277) dan diaduk (jika warna langsung
Y%
menjadi biru maka total hardness
sangat kecil/trace)
- Titrasi dengan larutan E.D.T.A 0,02N - Perhitungan:
hingga warna berubah dari merah ke
biru. TDS (ppm) = R x P

dan
- Catat volume larutan E.D.T.A 0.02N
yang terpakai. R = Range switch yang digunakan
- Perhitungan: P = Angka yang ditunjuk oleh meter.

it
Total hardness (ppm CaCO3):
(22) Analisis sulfit pada sampel air

Saw
20 x ml larutan E.D.T.A 0,02N yang digunakan

un
• Alat dan bahan
- Alat
(21) Analisis total dissolved solid pada sampel * Buret 25 ml dengan ketelitian 0,1 ml
Keb
air * Gelas ukur 50 ml
• Alat dan bahan
apa * Pipet skala 5 ml
- Alat-alat * Conical flask 250 ml
* TDS-meter - Bahan

ean
* Conical flask 250 ml * Indikator iodin
Pab ola

am
- Bahan * Potasium iodat (KIO3)
Kel

* Larutan H2SO4 6N * Potasium iodide (KI)


ard

* Indikator phenolphthalein * Asam sulfat


li P
l

• Cara kerja * Sodium hydrogen carbonate


e

aru

- Masukkan sekitar 100 ml sampel air • Pembuatan bahan kimia


rik
hM
ng

ke dalam conical flask. - Larutan Potasium Iodat-Iodide 0,02 N


- Tambahkan dua tetes indikator * Larutkan 0,713 g potasium iodat
ole

phenolphthalein. Bila warna sampel dalam sekitar 200 ml aquades.


Me

air menjadi merah, netralkan dengan * Tambahkan 7 g potasium iodide dan


larutan H2SO4 6N sambil digoyang 0,5 g sodium hydrogen carbonate.
sampai warna merah hilang. * Larutkan ke 1000 ml dengan aquades
- Bilas cell cup pada TDS-meter dengan menggunakan volumetric flask.
sampel air yang telah dinetralkan. - Larutan Asam Sulfat 6,5% v/v
- Tuang sampel air yang telah netral * Dengan pelan dan hati–hati, pipet
tersebut ke dalam cell cup sampai 6,8 ml asam sulfat pekat ke dalam
penuh. volumetric flask 100 ml yang telah
- Tekan tombol baca dan atur range berisi sekitar 50 ml aquades.
switch pada kelipatan yang sesuai. * Tambahkan aquades hingga tanda
tera dan aduk hingga merata.
- Cara kerja * Setelah dingin, pindahkan ke
* Ukur 50 ml sampel air ke dalam volumetric flask 1.000 ml dan

dan
conical flask. tambahkan aquades hingga
* Tambahkan 4 ml larutan asam sulfat tanda tera.
6,5%. * Goyang hingga bercampur

it
* Tambahkan sedikit ± 0,5 g indikator sempurna.

Saw
iodin. - Larutan Indikator Phenolpthalein

un
* Titrasi dengan larutan potasium * Sama pembuatannya pada analisis
iodat-iodide hingga warna menjadi alkalinitas sampel air.
biru. - Larutan Sodium Hydroxide 0,1 N
Keb
* Perhitungan: * Sama dengan pembuatan larutan

apa NaOH 0,1 N pada analisis FFA minyak.


Kadar sulfit (ppm Na2SO3) = 25 x V • Persiapan sampel
- Sampel air limbah yang telah diaduk

ean
V = Volume larutan potasium iodad hingga homogen disaring ke dalam
Pab lola

-iodide yang digunakan (ml)


am
conical flask 100 ml melalui corong
Kel
ard
yang diberi lapisan kapas.
(23) Analisis Volatile Fatty Acid (VFA) pada - Kumpulkan sebanyak 50 ml filtrat
li P

sampel air limbah tersebut.


e

aru

• Alat dan bahan • Cara kerja


rik
hM
ng

- Alat - Ukur 10 ml filtrat sampel dengan


* Hoskin apparatus gelas ukur ke dalam beaker 50 ml,
ole

* Buret 25 ml dengan ketelitian 0,1 ml - Tambahkan 10 ml larutan H2SO4 0,5


Me

* Gelas ukur 10 ml N, goyang larutan agar bercampur.


* Beaker 50 ml - Destilasi filtrat tersebut dengan
* Conical flask 100 ml hoskin apparatus melalui cara berikut.
* Corong penyaring * Perhatikan posisi mula-mula lobang
- Bahan keran pada kenop ‘T’ yang harus
* Asam sulfat 0,5 N mengalirkan uap ke dua arah, yaitu
* Indikator phenolpthalein keluar bebas dan ke tabung luar.
* Sodium hydroxide 0,1 N * Hidupkan hot-plate untuk
• Pembuatan Bahan Kimia mendidihkan air dalam conical flask.
- Larutan Asam Sulfat 0,5 N * Buka outlet ‘X’ agar uap dapat
* Larutkan 14 ml asam sulfat pekat mengalir keluar.
ke dalam beaker 500 ml yang telah * Putar kenop ‘T’ berlawanan arah
berisi sekitar 300 ml aquades. jarum jam sebanyak ¼ putaran
(di mana uap mengalir menuju ke * Buka outlet ‘X’ untuk mengalirkan sisa
tabung luar) selama dua menit. filtrat sampel ke tabung luar.
* Putar kembali kenop ‘T’ searah jarum * Putar kenop ‘T’ berlawanan arah

dan
jam sebanyak ¼ putaran (di mana jarum jam sebanyak ¼ putaran (di
uap mengalir bebas keluar dan ke mana uap mengalir ke dua arah,
dalam tabung luar). bebas keluar, dan ke dalam tabung

it
* Letakkan conical flask 250 ml di luar).
bawah condenser. * Alat hoskin apparatus siap untuk

Saw
un
* Buka stopper dan tuangkan filtrat digunakan kembali.
yang telah ditambah asam sulfat ke - Tambahkan 2—3 tetes indikator
dalam ‘tabung dalam’ melalui cup. phenolpthalein ke dalam destilat.
Keb
* Cuci beaker dua kali dengan 5 ml - Titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N
aquades dan tambahkan semua
apa hingga timbul warna merah jambu
cucian ke dalam cup. sebagai titik akhir.
* Tutup kembali stopper dan tuangkan - Perhitungan:

ean
sekitar 10 ml aquades ke dalam cup
(T – B) x N x 60 x 1.000
Pab ola

untuk mencegah keluarnya gas dari Volatile Fatty Acid (ppm) =


am
(sebagai asam asetat) V
Kel

dalam tabung.
ard

* Putar kenop ‘T’ berlawanan arah T = Volume NaOH yang digunakan


li P

jarum jam sebanyak ¼ putaran (di


l

dalam titrasi (ml)


e

aru

mana uap mengalir hanya ke dalam B = Volume NaOH yang digunakan


rik

tabung luar saja).


hM
ng

dalam blanko (ml)


* Tutup kembali outlet ‘X’ dan biarkan V = Volume sampel yang digunakan
ole

destilasi berjalan hingga terkumpul ± (ml)


100 ml destilat. N = Normalitas NaOH yang digunakan
Me

* Turunkan conical berisi destilat


tersebut. (24) Analisis pH dan alkalinitas pada sampel
* Putar kenop ‘T’ berlawanan arah air limbah
jarum jam sebanyak ½ putaran • Alat dan bahan
sehingga uap hanya mengalir bebas - Alat-alat
ke luar. Buka stopper agar air dalam * pH-meter
cup masuk ke dalam tabung untuk * Beaker 100 ml
mencuci tabung dalam’. * Buret 10 ml dengan ketelitian 0,02 ml
* Letakkan kembali stopper. * Gelas ukur 50 ml
* Batang pengaduk kaca
- Bahan V1 = Volume sampel air limbah yang
* Asam sulfat 0,1 N dianalisis (ml)

dan
• Pembuatan bahan kimia V2 = Volume larutan 0.1N H2SO4 yang
- Larutan Asam Sulfat 0,1 N digunakan (ml)
* Pipet 100 ml larutan asam sulfat 0,5 N

it
dari analisis VFA di depan. 3. Pengendalian Proses

Saw
* Masukkan ke volumetric flask 500 ml, a. Sampel jangan dibiarkan terbuka

un
tambahkan aquadest hingga tanda tera untuk menghindari pengeringan dan
dan kocok hingga tercampur merata. kontaminasi.
- Standardisasi Larutan Asam Sulfat
Keb
0,1 N b. Kuantitas sampel yang dianalisis
* Sama dengan standardisasi larutan harus mencukupi untuk memperkecil
apa
asam sulfat 0,02 N pada analisis kesalahan penimbangan.
alkalinitas air baku.

ean
- Cara kerja c. Sampel yang dianalisis kadar airnya,
Pab lola

* Ukur 50 ml sampel air limbah ke dalam am


wadah sampel harus dipanaskan. Setelah
Kel
itu, didinginkan dalam desikator yang
ard
beaker 100 ml.
* Baca pH sampel dengan pH-meter berisis silica gel yang masih aktif (warna
li P

yang telah dikalibrasi dengan baik biru) dan ditimbang secepatnya sesudah
e

aru

(hati–hati agar elektroda tidak dikeluarkan dari desikator. Demikian juga


rik
hM
ng

menyentuh dasar beaker). setelah pengeringan sampel.


* Catat pH sampel tersebut setelah
ole

pembacaan stabil. d. Untuk analisis sludge dan waste water,


Me

* Jika pH lebih besar dari 4,50; dengan sampel harus diaduk homogen terlebih
tetap membaca pH-nya, tambahkan dahulu dan segera ditimbang (panaskan
H2SO4 0.1 N setetes demi setetes jika perlu). Untuk sampel padat, harus
dengan buret sambil diaduk dengan dicampur/diaduk homogen terlebih
batang kaca (hati–hati jangan dahulu sebelum dianalisis.
menyentuh elektroda) hingga pH
mencapai 4,50. e. Pada saat analisis kadar air sedang
* Catat volume larutan H2SO4 yang berlangsung dalam oven terutama
digunakan. untuk sampel CPO, sebaiknya pintu oven
* Perhitungan: jangan dibuka-buka atau mendudukkan
bahan yang kandungan airnya tinggi,
V2 x N x 50000
Total Alkalinitas (ppm) =
V1 seperti sampel sludge atau solid.
f. Pada analisis FFA, sampel CPO dalam • Limbah Padat
pelarut isopropanol dipanaskan agar Limbah padat yang dihasilkan oleh PKS
melarut sempurna dan segera dititrasi. semuanya dimanfaatkan di antaranya,

dan
Larutan NaOH yang digunakan harus cangkang dan serabut yang digunakan
distandardisasi setiap minggu dan setiap sebagai bahan bakar boiler. Sebagian
pembuatan larutan yang baru. Larutan cangkang yang berlebih digunakan

it
jangan dibiarkan terbuka. untuk pelapis jalan. Janjangan kosong
diaplikasikan sebagai bahan pembuatan

Saw
un
g. Pada analisis dirt, sampel CPO dalam pupuk kompos yang kemudian dibawa
pelarut heksana dipanaskan agar melarut ke lahan sebagai pupuk organik. Kerak
sempurna dan segera disaring melalui boiler dimanfaatkan untuk pelapis jalan
Keb
gooch crucible. serta solid dimanfaatkan sebagai pupuk
apa organik atau makanan ternak.
h. Untuk mencegah kerusakan alat seperti • Limbah Cair
timbangan dan pH meter, alat-alat ini Limbah cair yang dihasilkan oleh PKS

ean
dihubungkan dengan stabilizer tegangan bersumber dari air kondensat, air cucian
Pab ola

listrik. pabrik, air hydrocyclone atau clay bath.


am
Kel

Semua limbah cair ini ditampung


ard

dan diolah di kolam limbah. Setelah


li P

L. SOP PENGELOLAAN memenuhi syarat, air buangan dapat


l

LIMBAH
e

aru

dibuang ke sungai atau dimanfaatkan


rik

1. Pendahuluan untuk mengairi kebun kelapa sawit


hM
ng

a. Kebijakan Perusahaan melalui sistem land application serta


ole

Melalui pengelolaan limbah PKS akan dapat dimanfaatkan sebagai sumber


dipenuhi syarat buangan limbah yang sesuai energi dengan aplikasi biogas.
Me

dengan peraturan pemerintah dan terhindar (2) Mekanisme perombakan limbah


dari dampak sosial di masyarakat. Proses perombakan bahan organik air
limbah dapat dilakukan melalui reaksi
b. Dasar-Dasar Pengolahan kimia dan reaksi biokimia.
(1) Karakteristik limbah • Reaksi Kimia
Limbah yang dihasilkan oleh PMKS Limbah PKS yang terdiri dari bahan
berupa limbah padat dan limbah organik dapat dirombak melalui reaksi
cair. Limbah padat berupa cangkang, oksidasi dengan bahan kimia seperti
janjangan kosong, serabut, solid, dan KMnO4. Reaksi ini dapat terjadi jika
kerak boiler, sedangkan limbah cair terdapat katalisator oksida dalam air
berupa air limbah. limbah. Reaksi ini umumnya berjalan
lambat karena tidak seluruh karbohidrat keluar berkisar 6—8 sehingga proses
dapat dioksidasi. Penerapan oksidasi selanjutnya dapat berjalan dengan baik.

dan
pada bahan organik dianggap dapat (4) Dari acidification pond, air limbah
menimbulkan efek samping yang dialirkan ke primary anaerobic pond.
membahayakan terhadap pemakai air. Tujuannya adalah untuk penguraian

it
• Reaksi Biokimia senyawa-senyawa kompleks menjadi

Saw
Reaksi biokimia terjadi bila perombakan senyawa-senyawa sederhana. Proses

un
organik menjadi senyawa sederhana ini ditandai dengan terbentuknya
dengan bantuan mikroba. Reaksi gelembung-gelembung gas metana dan
perombakan ini terjadi dengan dua CO2 sebagai hasil dari proses fermentasi
Keb
cara, yaitu secara anaerobik dan secara secara anaerob. Kandungan BOD air
aerobik.
apa limbah yang diharapkan setelah proses
ini adalah <5.000 ppm.
2. Prosedur Operasional (5) Dari primary anaerobic pond, sebagian air

ean
a. Mekanisme penanganan limbah cair limbah akan:
Pab lola

dari pabrik ke Instalasi Pengolahan Air • am


Dipompakan kembali ke acidification
Kel
ard
Limbah (IPAL) ialah sebagai berikut. pond dengan tujuan untuk
(1) Air limbah yang dihasilkan dari proses meningkatkan kecepatan pembiakan
li P

produksi di Pabrik Minyak Kelapa Sawit bakteri anaerobic.


e

aru

mempunyai kisaran BOD 25,000 ppm. • Dialirkan ke lahan tanaman untuk land
rik
hM
ng

Pengolahan air limbah dimaksudkan aplikasi.


agar kandungan zat-zat yang merupakan (6) Dialirkan ke secondary anaerobic pond.
ole

bahan pencemar dapat berkurang dan Tujuan penampungan air limbah di


Me

memenuhi baku mutu limbah cair yang secondary anaerobic pond adalah untuk
dipersyaratkan. penguraian senyawa-senyawa sederhana
(2) Air limbah dari recovery tank dipompakan menjadi senyawa-senyawa terlarut. Pada
menuju cooling pond. Tujuan proses ini gelembung-gelembung gas
penampungan limbah di cooling pond metana dan CO2 sudah berkurang.
adalah untuk pendinginan air limbah (7) Air limbah dari secondary anaerobic
agar mencapai suhu ± 40o C. dialirkan ke aerobic pond. Air limbah di
(3) Dari cooling pond, air limbah dialirkan ke aerobic pond dilakukan penambahan
acidification pond. Tujuan penampungan oksigen dengan menggunakan aerator.
di acidification pond adalah untuk Hal ini dimaksudkan agar kandungan
terjadinya proses pengasaman dan BOD menurun hingga <100 ppm.
pembiakan bakteri anaerob. Setelah (8) Dari aerobic pond air limbah dialirkan
melalui proses ini, pH air limbah yang ke sedimentasi pond. Tujuannya adalah
untuk mengendapkan padatan yang • Suhu
terlarut dalam air limbah. Air limbah dari Suhu limbah yang keluar pabrik
sedimentasi pond selanjutnya dialirkan umumnya 50o C—70o C tergantung

dan
ke sungai. pada kondisi pengolahan di fat pit atau
recovery tank. Mikroba menghendaki
b. Reaksi Perombakan Cairan Limbah suhu cairan sesuai dengan jenis mikroba

it
(1) Reaksi anaerobik yang dikembangkan. Sifat adaptasi
Proses perombakan anaerobik bakteri terhadap suhu lingkungan

Saw
un
berlangsung tanpa adanya oksigen. sebagai berikut.
Perombakan ini dibantu oleh bakteri - Phsycrophill, yaitu bakteri yang dapat
anaerobik yang aktif menghasilkan hidup dan aktif pada suhu
Keb
enzim dan merombak bahan organik. 10o C. Bakteri ini banyak ditemukan di
Jenis mikroba yang berperan dalam
apa daerah sub-tropis.
reaksi perombakan bahan organik adalah - Mesophill, yaitu bakteri yang dapat
bakteri yang membutuhkan lingkungan hidup pada suhu 10o C— 50o C.

ean
reaksi sebagai berikut. Bakteri ini merupakan jenis bakteri
Pab ola

yang paling banyak dijumpai


am
Kel

CnH2nOn + O CO2 + H2O terutama di daerah tropis.


ard

- Thermophill, yaitu bakteri yang tahan


li P

Kehidupan mikroba dalam cairan panas dan aktif pada suhu 50oC—
el

aru

memerlukan keadaan lingkungan yang 80oC. Bakteri ini banyak dijumpai


rik

cocok, antara lain pH, suhu, nutrisi, dan pada tambang minyak yang berasal
hM
ng

udara. dari perut bumi.


ole

• Nutrisi
• Keasaman limbah Limbah cair mengandung karbohidrat,
Me

Derajat keasaman pada mikroba, protein, lemak, dan mineral yang


yaitu pada pH 5—9. Oleh sebab dibutuhkan oleh mikroba. Karakteristik
itu, limbah yang bersifat asam (pH limbah tersebut berbeda dengan
4—5) merupakan media yang tidak karakteristik yang diinginkan oleh
cocok untuk pertumbuhan bakteri. bakteri sehingga tidak dapat langsung
Untuk mengaktifkan bakteri, cairan memakannya. Oleh sebab itu, agar reaksi
limbah tersebut dinetralisasi dengan anaerobik berjalan dengan baik maka
penambahan alkali. Perubahan alkali diberikan starter, yaitu makanan awal
harus dibatasi agar keasamannya tidak bakteri sebagai dasar penyesuaian diri
melebihi pH 9, karena pada pH 5 dan pH untuk berkembang. Komposisi limbah
9 dapat menyebabkan terganggunya perlu diperbaiki dengan penambahan
enzim bakteri.
nutrisi, seperti unsur P dan N, yang melalui lubang-lubang halus dan
diberikan dalam bentuk pupuk TSP dan jatuh bebas. Saat air jatuh bebas akan

dan
urea. bersinggungan dengan udara.
• Udara
Reaksi perombakan anaerobik tidak Beberapa parameter air limbah yang

it
menghendaki kehadiran oksigen karena digunakan sebagai kendali mutu (quality

Saw
oksigen tersebut dapat menonaktifkan control) antara lain sebagai berikut.

un
bakteri. Oksigen pada cairan limbah - PH
dapat bersumber dari air hujan atau Digunakan untuk menyatakan
kontak air limbah dengan udara. intensitas dari asam dan basa (larutan
Keb
Perombakan bahan organik limbah yang alkali).
berlangsung dengan baik menunjukkan
apa - Biological Oxygen Demand (BOD)
gelembung-gelembung gas yang keluar Adalah jumlah oksigen yang
dari permukaan kolam. Pada waktu dibutuhkan oleh populasi

ean
hujan turun, gelembung-gelembung mikroorganisme untuk oksidasi
Pab lola

tersebut berhenti. am
biologikal dari bahan-bahan organik
Kel
ard
(2) Reaksi aerobik di dalam waktu dan suhu tertentu.
Reaksi aerobik atau fermentasi aerobik - Chemical Oxygen Demand (OCD)
li P

menggunakan oksigen yang berasal dari Adalah jumlah oksigen yang


e

aru

udara yang dipompakan ke dalam cairan. dibutuhkan untuk merombak bahan


rik
hM
ng

Pemberian oksigen dilakukan dengan organik dan anorganik. Umumnya,


beberapa cara berikut. nilai COD dua kali atau lebih dari nilai
ole

• Diffuse, yaitu menginjeksikan udara BOD.


Me

dalam cairan dalam bentuk gelembung - Solids (total solids, suspended solids,
halus kemudian oksigen melarut dalam dissolved solids, volatile suspended
cairan. solids)
• Aeration blowing, yaitu mengangkut air * Total Solids
dengan kipas (propeller) sehingga air naik Adalah bahan-bahan yang
dan membentuk lapisan tipis dan kontak tertinggal di dish setelah penguapan
dengan udara. dan pengeringan di oven pada
• Sprinkle, yaitu alat yang memompa temperatur 105o C.
cairan limbah melalui nozzle sehingga * Suspended Solids
membentuk siraman halus dan kontak Terdiri dari bahan organik dan
dengan udara. inorganik yang tak terlarut di dalam
• Aeration tower, yaitu menara tempat air limbah yang dapat dihilangkan
pembentukan butiran air yang kecil dengan kertas saringan.
* Dissolved Solids - Total Organik Nitrogen dan
Terdiri dari bahan-bahan organik dan Ammoniacal Nitrogen
anorganik yang dapat larut. Adalah nitrogen organik sebagai

dan
* Volatile Suspended Solids protein yang secara keseluruhan
Adalah sebuah indikasi dari diubah secara biologi ke dalam
konsentrasi bakteri yang ada di nitrogen amonia dan akhirnya diubah

it
dalam proses pengolahan limbah ke nitrogen atau nitrogen inorganik,
dan dapat ditentukan dengan seperti nitrat.

Saw
un
pengeringan sebuah sampel limbah (3) Pengendalian mutu air limbah
di dalam dapur (oven) pada Cairan limbah PKS sebelum dibuang ke
suhu 55o C. sungai terlebih dahulu ditampung dan
Keb
- Oli dan Grease diolah di kolam limbah sampai cairan
Grease dihubungkan dengan
apa tersebut memenuhi syarat untuk dibuang.
berbagai bahan-bahan organik Beberapa perlakuan pengendalian mutu
termasuk hidrokarbon, lemak-lemak, air limbah, meliputi pendinginan, deoiling

ean
minyak, lilin dan molekul-molekul pond, pengasaman, netralisasi, kolam
Pab ola

berat, serta asam lemak tinggi. Besar pembiakan bakteri, kolam anaerobik,
am
Kel

kecilnya parameter oil dan grease di kolam fakultatif, kolam aerasi, dan kolam
ard

air limbah menunjukkan kesukaran sedimentasi.


li P

atau ketidaksukaran di dalam (4) Pendinginan


el

aru

penanganan atau pengolahan. Air limbah segar yang keluar dari pabrik
rik

- Total Volatile Acid (TVA) umumnya masih panas (50o C—70o C) dan
hM
ng

Adalah ukuran daripada jumlah masih diperlakukan pendinginan sesuai


ole

penguapan asam yang dapat dengan kondisi pengendalian limbah yang


disaring dari sampel air limbah. TVA diinginkan bakteri. Pendinginan dilakukan
Me

ini sangat berguna sebagai control dengan dua cara berikut.


test. • Menara pendingin, yaitu pendinginan air
- Total Alkalinitas (TA) limbah dengan menggunakan menara
Digunakan untuk menunjukkan yang kemudian dibantu dengan bak
kapasitas dari limbah menerima pendingin. Alat ini mampu menurunkan
proton-proton dan TA yang suhu limbah dari 60o C menjadi 40o C.
dihubungkan dengan jumlah • Kolam pendingin, yaitu pendinginan
kebutuhan asam untuk mencapai limbah dengan kolam. Pendinginan ini
titik keseimbangan pH 4,5 di dalam dikombinasikan dengan pengutipan
sistem. minyak.
(5) Deoiling pond ke dalam kolam anaerobik untuk di
Berfungsi untuk mengutip minyak proses. Proses perombakan limbah

dan
hingga kadar minyak 0,4%. Deoiling dapat berjalan lancar jika kontak antara
pond ini merupakan instalasi tambahan limbah dengan bakteri yang berasal
membantu fat pit yang hanya mengutip dari kolam pembiakan lebih baik. Untuk

it
minyak. mengefektifkan proses perombakan

Saw
(6) Pengasaman dalam kolam anaerobik maka perlu

un
Limbah yang segar mengandung diperhatikan beberapa faktor, yaitu
senyawa organik yang mudah dihidrolis sirkulasi, resirkulasi, kandungan minyak,
dan menghasilkan senyawa asam. kedalaman, dan volume kolam.
Keb
Agar senyawa ini tidak mengganggu • Sirkulasi
proses pengendalian limbah maka
apa Untuk mempertinggi frekuensi
dilakukan pengasaman. Dalam kolam persinggungan antara bakteri dengan
ini, pH limbah umumnya berkisar 3—4. substrat maka dilakukan sirkulasi

ean
Kemudian, pH-nya naik setelah asam- dalam kolam itu sendiri. Sirkulasi dalam
Pab lola

asam organik terurai kembali oleh proses am


kolam anaerobik semakin efektif jika
Kel
ard
hidrolis yang berlanjut. inlet kapasitas pompa sirkulasi setara
(7) Netralisasi dengan kapasitas outlet. Hisapan sirkulasi
li P

Limbah yang masih asam tidak sesuai ditempatkan di dasar kolam limbah
e

aru

untuk pertumbuhan mikroba. Oleh dan dicegah agar tidak bersinggungan


rik
hM
ng

sebab itu, perlu dinetralkan dengan dengan udara.


penambahan bahan kimia atau cairan • Resirkulasi
ole

alkali. Bahan yang sering ditambahkan Resirkulasi adalah pemasukan hasil olah
Me

ialah soda api, kapur thor, abu tandan limbah dari kolam di hilir ke kolam di
kosong, dan cairan limbah yang sudah hulu dengan tujuan untuk memperbaiki
netral. Penambahan alkali dilakukan atas kondisi substrat dalam pH, nutrisi, dan
dasar pH air limbah. Netralisasi dapat kelarutan.
dibantu dengan perlakuan sirkulasi, yaitu • Kandungan minyak
memakai sludge yang berasal dari kolam Kandungan minyak yang masuk ke
fakultatif yang mempunyai pH netral. dalam kolam akan mempengaruhi
(8) Kolam pembiakan bakteri aktivitas bakteri. Minyak tersebut
Kolam pembiakan limbah dibuat berperan sebagai isolasi antara substrat
untuk membiakkan bakteri pada awal dengan bakteri. Minyak tersebut bila
pengoperasian pengendalian limbah. bereaksi dengan alkali dapat membentuk
(9) Kolam anaerobik sabun berbusa yang sering mengapung
Limbah yang telah dinetralkan dialirkan di permukaan kolam dan bercampur
dengan benda-benda lain yang disebut (11) Kolam fakultatif
scum. Untuk mengaktifkan proses Kolam ini merupakan kolam peralihan
perombakan maka scum yang terlalu dari kolam anaerobik menjadi kolam

dan
tebal di atas permukaan limbah perlu aerobik. Di dalam kolam ini proses
dibuang. Hal itu karena scum yang tebal perombakan anaerobik masih tetap
menyulitkan gas metana keluar ke udara berjalan, yaitu menyelesaikan pekerjaan

it
terbuka dan menghambat pergerakan yang belum diselesaikan pada kolam
limbah sehingga penyebaran bakteri anaerobik. Pada bagian hulu kolam,

Saw
un
dan lumpur aktif yang dimasukkan tidak masih menunjukkan adanya gelembung
merata. udara yang keluar dari dalam air limbah,
• Kedalaman dan volume kolam sedangkan pada bagian hilir kolam
Keb
Kedalaman kolam anaerobik harus hampir tidak ada.
dipertahankan dengan melakukan
apa (12) Kolam aerasi
pengorekan secara terjadwal. Kedalaman Pada kolam aerasi ditempatkan alat yang
yang berkurang akan menyebabkan dapat meningkatkan jumlah oksigen

ean
aktivitas bakteri menurun. Begitu pula terlarut dalam air, dengan tujuan agar
Pab ola

untuk volume kolam yang kecil akan dapat berlangsung reaksi oksidasi
am
Kel

menurunkan retention time, yang berarti dengan baik. Pemberian oksigen dapat
ard

menghentikan perombakan bahan dilakukan dengan cara difusi atau


li P

organik pada tingkat BOD tertentu. persentuhan air dengan udara.


el

aru

Untuk mengefisiensikan perombakan (13) Kolam sedimentasi


rik

substrat maka dibuat kolam anaerobik Kedalaman kolam ini yang dangkal
hM
ng

atas dua tahap, yaitu anaerobik primer sekitar 2,5 m menjadikan adanya kontak
ole

dan sekunder. Tujuannya untuk udara yang memungkinkan terjadinya


membuat aliran dalam kolam teratur dan difusi udara ke dalam air. Kolam ini
Me

retention time. Setiap partikel mempunyai adalah kolam yang terakhir. Pada kolam
kesempatan yang sama dan waktu ini, air limbah telah dapat dialirkan ke
tunggu yang sama. sungai
(10) Jenis bakteri yang dikembangkan (14) Beberapa kendala yang sering timbul di
Bahan organik yang terkandung dalam dalam pengolahan limbah di antaranya
limbah didominasi oleh karbohidrat, disebabkan oleh sebagai berikut.
selulosa, protein, lignin, dan minyak. Oleh - Kelebihan umpan.
karena itu, dicari bakteri yang mampu - Kapasitas berkurang karena solid
merombak bahan organik tersebut dan menumpuk/mengendap.
satu dengan yang lain tidak antagonis. - Kadar minyak tinggi.
- Pengawasan yang tidak baik. pada kandungan senyawa-senyawa
- Pencampuran/sirkulasi tidak baik organik yang dibutuhkan untuk

dan
karena pompa rusak. pertumbuhan kelapa sawit.
(15) Parameter baku mutu limbah cair untuk Masalah yang sering menghambat
industri minyak kelapa sawit sesuai penyerapan tanah pada kolam land

it
Kepmen LH No. Kep-51/MenLH/10/1995, aplikasi adalah pendangkalan. Oleh

Saw
yaitu. sebab itu, perlu dilakukan pengorekan

un
- pH: 6—9 kembali kolam tersebut dua tahun sekali
- BOD: 100 mg/liter untuk memperbesar kontak penyerapan
- COD: 350 mg/liter air limbah.
Keb
- Padatan Tersuspensi Total (TSS):
250 mg/liter
apa 3. Pengendalian Proses
- Minyak dan lemak: 25 mg/liter a. Secara rutin melakukan pengukuran,
- NH3 – N amoniak nitrogen: 50 mg/ pencatatan, dan pengambilan sampel air

ean
liter limbah untuk dianalisis agar kondisi air
Pab lola

(16) Kolam land aplikasi am


limbah dapat terus diketahui.
Kel
ard
Land Application (LA) merupakan
sistem pemanfaatan air limbah untuk b. Jika saluran air limbah terbuat dari pipa,
li P

mengairi kebun kelapa sawit dengan lakukan pemeriksaan secara rutin untuk
e

aru

membuat kolam-kolam kecil (flat-bed) mencegah adanya kecocoran maupun


rik
hM
ng

dan dangkal dengan jarak antar kolam tumpat.


+ 50 cm. Kolam-kolam ini dibuat dalam
ole

jumlah yang banyak sehingga dapat c. Pengiriman air limbah ke lahan atau land
Me

menampung beban limbah sebanyak aplikasi tidak diperbolehkan pada musim


50% dari total kapasitas olah terpasang hujan atau pada daerah yang sering
pabrik. Misalnya, jika kapasitas olah banjir.
pabrik 60 ton perjam TBS maka beban
limbah yang masuk sekaligus yang d. Bila nilai BOD dan COD masih di atas
dikirim ke lahan LA ialah sebesar 30 ton standar, jangan lakukan pembuangan
limbah cair perjamnya. air limbah ke sungai sampai nilainya
• Baku mutu land aplikasi mencapai standar yang diijinkan.
Air limbah yang dialirkan ke lahan
dengan sistem land aplikasi merupakan e. Bila terjadi pendangkalan terhadap
air limbah eks-kolam anaerobik primer volume kolam limbah, segera dilakukan
yang memiliki pH 9 dan memiliki BOD pengerukan isi kolam limbah.
5000 ppm. Baku mutu ini didasarkan
f. Hasil akhir dari pengolahan air limbah SOP membantu manajemen PKS dalam
pabrik dapat dimanfaatkan untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan,
mengairi lahan kebun kelapa sawit menjaga kualitas kerja (konsistensi kerja),

dan
dengan membuat kolam-kolam flat-bed dan mencapai kinerja yang lebih baik
sehingga dapat menekan pemakaian serta berjalan seiring dengan anggaran.
pupuk dan pembuangan limbah ke

it
badan sungai.

Saw
un
***
Keb
apa
ean
Pab ola

am
Kel
ard
li P
el

aru
rik
hM
ng

ole
Me

Anda mungkin juga menyukai