Bedagai yang didirikan pada tahun 1930 berdasarkan akte notaris William Leo
No.
Aceh Timur.
pemerintah, kemudian pada tahun 1966 diadakan serah terima hak milik
perusahaan.
dimana 10% saham milik Pemerintah RI dan 90% saham milik Pengusaha
1969 dan diumumkan dalam tambahan berita negara RI No. 68/69 September,
tanggal
31 Oktober 1969.
Medan 20001. Pembagian unit kebun PT. Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) kebun
Sumtera Utara
Pabrik kelapa sawit kebun Serdang Bedagai adalah merupakan salah satu
cabang PT. Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) yang menghasilkan kelapa sawit.
PT. PKS Kebun Serdang Bedagai hanya mengolah buah kelapa sawit (
Tandan Buah Sawit / TBS ) untuk dijadikan minyak kelapa sawit mentah (CPO)
dan inti kelapa sawit ( Palm Kernel ) dengan kapasitas pabrik 12 ton TBS/jam.
Komposisi Standar CPO : FFA = 2,3 %, kadar air = 0,1%, kadar kotoran = 0,05%.
Raja
pendistribusian produk.
PT. Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) kebun Serdang Bedagai dapat dibagi
dua, yaitu pemasaran dalam negeri dan pemasaran luar negeri. Untuk pemasaran
dalam negeri, Crude Palm Oil (CPO) dan Inti sawit yang dihasilkan oleh PT.
Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) kebun Serdang Bedagai akan dikirim ke PT.
Socfindo kebun Tanah Gambus untuk dilakukan proses pengolahan lebih lanjut.
Sedang Bedagai dikelola oleh kantor pusat PT. PKS. Dimana bila ada pelanggan
membeli CPO dan inti sawit harus berurusan dengan kantor pusat PT.PKS.
Nantinya, pihak kantor pusat yang akan memerintahkan kepada kebun Serdang
pelanggan/konsumen.
Minyak sawit dan inti sawit merupakan barang setengah jadi yang masih
memerlukan pengolahan lebih lanjut. Oleh karena itu segmen pasarnya adalah
Indonesia.
d. Promosi produk ke dalam dan luar negeri yang dilakukan oleh kantor
e. Kapasitas TBS (Tandan Buah Segar) dan Inti Sawit (PK) selama tahun
tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri. Proses
menghasilkan produk yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
produk yang efektif dan efisien, kemudian sampai pada permasalahan tentang
yang lebih efisien. Tentunya hal ini juga dilakukan oleh Pabrik PT. Perkebunan
produk yang berupa minyak sawit (CPO) dan inti sawit (KP) yang mempunyai
kualitas tinggi dan berani bersaing pada pasar terbuka. Setiap perusahaan
kerja.
Jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh cara
memanen buah. Pada keadaan buah lewat matang akan meningkatkan kandungan
asam lemak bebas (ALB), dimana bila kadar ALB dalam minyak sawit
tinggi akan menimbulkan bau tengik pada minyak sehingga mutunya menjadi
rendah.
yang maksimal dan kadar ALB yang rendah, yang dicapai pada keadaan
kematangan buah tertentu. Pada saat ini mutu minyak kepala sawit yang
Salah satu cara pengawasan mutu bahan baku adalah melakukan sortasi
panen di pabrik. Sortasi panen adalah kegiatan menyortir TBS yang berasal dari
tiap fraksi TBS yang diterima sehingga dapat diketahui bahan baku tersebut
layak diolah atau tidak. Bahan baku yang layak diolah adalah buah kelapa sawit
yang telah cukup tua/matang. Kriteria yang digunakan sebagai pertanda bahwa
buah kelapa sawit telah cukup matang ialah bila brondolan yang lepas dari buah
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi pada pabrik kelapa
sawit PT. Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) kebun Serdang Bedagai adalah tandan
buah segar (TBS) yang diperoleh dari tiga (3) afdeling yang membudidayakan
pihak ketiga.
Bahan baku yang diolah di PT. Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) kebun
Serdang Bedagai adalah berasal dari jenis tenera (persilangan dari varietas Dura
dengan Perifera). Hasil persilangan ini diharapkan akan lebih baik. Dura
diharapkan yaitu buah dengan serat yang tebal, cangkang yang tipis, dan inti
yang besar. Waktu berproduksi juga lebih cepat yaitu 2,5 tahun sampai 3 tahun
buah sawit agar mutu pengolahan diperoleh yang lebih baik, yaitu :
Bedagai dibagi menjadi 8 (delapan) stasiun kerja, yaitu stasiun penerimaan buah
berasal dari kebun. Pada stasiun ini TBS melalui tahapan proses sebagia berikut :
1. Penimbangan buah
TBS atau buah kelapa sawit yang baru dipanen dari kebun
dilokasi pabrik
kosong kendaraan setelah dibongkar muatan (Tara). Hasil akhir atau berat bersih
(Netto) merupakan selisih berat kendaraan berisi dengan berat kendaraan kosong.
perbusan.
manusia yaitu dengan melihat berondolan yang lepas pada TBS dan
Elevator).
stasiun perebusan. Rebusan yang digunakan adalah rebusan dengan sistem tegak
(berjumlah 9 buah) seperti yang terlihat pada gambar 3.1 dengan kapasitas 3
ton
tiap rebusan.
Keterangan :
a. Pintu masuk
b. Pipa uap masuk
c. Manometer
d. Pembalut gelas wool
e. Pintu keluar
f. Kran afblas
g. Bodem plate
stasiun perebusan.
akan menyebabkan buah lebih mudah lepas dari tandan. Hal ini berlaku
d. Melunakkan buah, sehingga daging buah mudah lepas dari biji saat
Tata cara yang dilakukan pada perebusan sistem tiga puncak (triple peak) adalah :
2
1. 7 menit pemasukan I dari tekanan 0 – 2 kg/cm
2. 2 menit membuang uap atau afblas yang pertama sampai tekanan menjadi
2
0 kg/cm .
2
2 kg/cm .
2
0 kg/cm .
2
2 kg/cm .
2
6. 45 menit uap ditahan dengan tekanan tetap 2 kg/cm .
2
hingga tekanan menjadi 0 lg/cm .
waktu perebusan dengan tekanan uap air (steam) pada gambar 3.2 dibawah ini.
Gambar 2.2. Grafik hubungan waktu dengan tekanan saat proses perebusan
Buah yang telah direbus pada stasiun rebusan dibongkar dari rebusan
Di dalam stripper, buah yang masih melekar pada tandan akan dilepas
dan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan. Alat penabah ini berupa
drum yang terpasang secara horizontal dan berputar dengan kecepatan ± 23 rpm.
terlepas dari tandanya. Pembantingan tandan diatur oleh gaya berat tandan
dengan gaya sentrifugal yang timbul akibat putaran drum. Biah sawit yang lepas
dari tandanya akan lolos/jatuh melalui kisi-kisi drum, buah jatuh tersebut
terdorong ke luar dari ujung drum bagian depan dan jatuh ke empty bunch
dibutuhkan yaitu sekitar ± 23 rpm. Jika putaran drum terlalui rendah akan
tidak terbanting. Jika putaran drum terlalu tinggi akan menyebabkan buah
sangat rapat (tandan bernas), sehingga uap tidak dapat mencapai bagian
dalam tandan.
1. Pegandukan (digesting)
2. Pengempaan (pressing)
dialirkan ke dalam ketel (digester) dengan menggunakan fruit conveyor dan fruit
buah (pericrape) terpisah dari biji (noten) dan menghancurkan sel-sel yang
mengandung minyak dalam waktu yang singkat, agar minyak dapat diperas
Ketel adukan ini berupa bejana tegak yang berbentuk silinder dan
pengaduk sebanyak enam tingkat yang terpasang pada poros dan digerakkan oleh
motor listrik. Lima tingkat pisau bagian atas berfungsi untuk melumat serta
melepaskan daging buah dari biji. Sedangkan satu pisau di bagian bawah (pisau
buang) berfungsi untuk melumat serta mendorong massa adukan yang telah
diaduk keluar dari ketel adukan melalui sebuah pintu (corong) dan masuk
gesekan antara pisau dengan buah yang terisi penuh dalam ketel adukan.
1. Tidak ada satupun buah yang belum diaduk. Daging buah harus
massa adukan sehingga terjadi pemisahan antara massa padat (biji, serat,
Tujuan dari proses pengempaan ini adalah untuk mengambil minyak yang
ada dalam massa adukan semaksimal mungkin dengan cara mengempa pada
tekanan tertentu.
2
Tekanan kempa yang dibutuhkan adalah 50 – 65 kg/cm .
Alat pengempa yang digunakan adalah jenis kempa ulier ganda (double
screw press). Alat ini terdiri dari sebuah selinder (press cylinder) yang
berlubang
–lubang dan didalamnya terdapat dua buah ulir (feed screw dan main screw)
terdapat pada bagian ujung pengempa yang dapat digerakkan maju dan mundur
secara hidrolis. Tekanan kempa diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil
ampas kempa (press cake) seminimal mungkin. Apabila tekanan kempa terlalui
% terhadap zat kering). Jika tekanan kempa terlalu tinggi, persentase pecahnya
screw press akan mendapat terkanan dari screw yang kontinu menekan ke segala
arah massa adukan serta membawanya keluar. Di pintu luar, massa adukan juga
tertahan oleh adanya poros yang sumbunya sejajar dengan screw press. Jaraknya
dapat diatur sedemikian rupa sehingga massa adukan yang tertekan dapat
cake melalui lubang-lubang pengeluaran minyak yang terdapat pada screw press,
ditampung ke dalam talang minyak (oil gutter) menuju ayakan getar (vibrating
screen). Sedangkan ampas kempa keluar melalui celah pintu luar dan jatuh ke
panas
0
dengan temperatur sekitar 90 – 100 C. Penambahan air panas akan membantu
palm oil / CPO) yang sudah dimurnikan dari kotoran lainnya. Stasiun pemurnian
minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak sawit mentah (CPO).
Minyak kasar yang dihasilkan dari stasiun pengempaan, dikirim ke stasiun ini
pemurnian (klarifikasi), terutama kadar aiar dan kotoran. Oleh karena itu
(penting diperhatikan).
proses, yaitu :
1. Penyaringan minyak
3. Pemisahan lumpur.
4. Pengutipan minyak
serat halus, pasir maupun kotoran kasar lainnya. Untuk memisahkan serat-serat
halus dan kotoran kasar yang terikut dengan minyak, dilakukan penyaringan pada
sehingga apabila porosnya digerakkan motor listrik, maka ayakan akan bergerat.
Pada ayakan diberikan getaran yang dengan maksud supaya minyak lebih cepat
tersaring dan juga kotoran kasar maupun serat-serat halus lebih mudah
Ayakan getar yang digunakan terdiri dari dua lapisan/tingkat (double deck)
dengan memakai kawat ayakan bawah berukuran 20 mesh (30 lubang tiap 1
inchi kuadrat) dan kawat ayakan bawah berukuran 40 mesh. Sedangkan diameter
adalah 60 inchi.
Pada proses penyaringan minyak dengan ayakan getar dialirkan air panas
0
bertemperatur 80 – 90 C yang berfungsi agar partikel – partikel pasir dapat
minyak kasar ditampung dalam crude oil tank, dimana crude oil tank berfungsi
untuk mengendapkan partikel – partikel yang tidak larut dan lolos dari ayakan
getar. Sedangkan serat-serat halus dan kotoran kasar akan tertinggal di atas
ayakan, kemudian akan jatuh ke fruit conveyor yang selanjutnya dibawah ke fruit
minyak yang berada dalam crude oil tank (kapasitas 5 ton) dipompakan ke
dalam
Minyak yang dipompakan dari crude oil tank ke tangki pemisah lanjut
(CST) masih bercampur dengan lumpur (sludge) dan air, oleh karena itu perlu
dipisahkan. Pemisahan minyak dari lumpur dan air dilakukan pada CST tank.
miyak yang lebih ringan akan naik ke atas, sedangkan cairan lumpur akan turun
bagian bawah tangki berbentuk kerucut yang berguna untuk mengendapkan serta
Dari hasil proses pemisahan, minyak yang berada pada lapisan atas
lumpur (sludge). Lumpur yang berasal dari tangkai pemisah lanjut (CST)
minyak. Tangki ini berbentuk selinder dan pada bagian bawahnya berbentuk
kerucut.
dan pemanasan. Pamanasan dalam tangki ini dilakukan dengan injeksi uap dan
0
temperatur dalam tangki diawasi sekitar 90 – 95 C.
rpm. Akibat proses ini lumpur, air, dan minyak akan terpisah. Dimana lumpur
Universitas Sumatera Utara
padat
air yang masih mengandung minyak ditampung kedalam water phase tank
kapasitas
20 ton. Dari water phase tank air yang mengandung minyak. Hasil berupa
untuk diproses kembali sedangkan air dan lumpur yang masih mengandung
minyak akan dialirkan ke fat fit. Pada fat fit dibuat petak-petak pemisah yang
pendengapan secara gravitasi dimana cairan minyak yang lebih ringan berada
pada bagian atas. Kemudian minyak dikutip pada bagian atasnya dengan alat
untuk diproses kembali, sedangkan cairan lumpur yang berada pada lapisan
pada bouble screw press yang merupakan massa padat yang terdiri dari
serat (fibre), biji (nut) dan kotoran. Tujuan pengolahan biji pada stasiun ini
adalah untuk menghasilkan inti (kernel) yang siap untuk diproses lanjut menjadi
2. Pemeraman biji
3. Pemecahan biji
5. Pengeringan inti
Ampas kempa (press cake) yang keluar dari screw press terdiri
dari biji dan serabut beserta fraksi minyak dan air yang terkandung dalam kadar
gumpalan- gumpalan ampas (cake) ini harus dipecahkan terlebih dahulu pada
adalah untuk mempermudah proses pemisahan biji dan serat pada depericarper.
yang keluar dari screw press masuk ke dalam talang pemecah ampas kempa
yang padat.
udara dari ventilator yang menggunakan blower yang diatur sedemikian rupa dan
perbedaan berat jenis antara biji dan ampas, maka ampas (serat) yang lebih
ringan akan terhisap ke atas vertical column menuju ke siklon serat (fibre
cyclone) dan dikirimkan ke stasiun boiler untuk digunakan sebagai bahan bakar
ketel (boiler). Sedangkan biji (nut) yang lebih berat akan jaruh ke dasar vertical
mengandung serat-serat halus, debu, dan inti pecah. Benda – benda tersebut
harus dipisahkan dari biji agar tidak menggangu pada proses pemeraman biji.
Proses pemisahan ini dilakukan pada nut polishing drum. Alat ini berupa selinder
yang berputar dengan posisi horizontal, dimana pada bagian ujung dindingnya
dipasang plat berolubang (perporasi plat) yang terdiri dari dua bagian, yaitu :
yang berfungsi untuk mengeluarkan serat-serat halus, debu dan inti pecah
yang berfungsi untuk mengeluarkan biji (nut) dan parikel lain seperti
potongan
Pada bagian dalam dinding selinder dipasang alat pengikis biji yang
berbentuk sekat. Dengan adanya putara drum, biji – biji yang ada di
dalamnya
Dengan demikian serat-serat (fibres) yang masih melekat pada biji akan terkikis
Inti sawit pecah yang diperoleh dari hasil pemisahan di nut polishing
dalam timba inti yang menghantarkannya naik ke silo inti (kernel silo)
untuk dikeringkan. Inti pecah ini diperoleh dari hasil pengempaan pada screw
press.
Biji – biji (nuts) yang keluar dari lubang –lubang plat yang lebih
menggunakan timba biji (nut elevator) menuju ke silo biji (nut silo) untuk proses
pemeraman biji. Silo biji (nut silo) adalah alat dipple mill yang digunakan
sebagai wadah penyimpanan dan pemeraman biji sebelum dipecahkan pada nut
cracker. Tujuan dari pemeraman biji ini adalah untuk mengurangi kadar air yang
diperoleh inti utuh dalam jumlah yang maksimal. Silo biji (nut silo) ini adalah
pemeraman berupa bejana tegak berbentuk selinder dan pada bagian bawahnya
berbentuk kerucut.
panas yang dihembuskan oleh fan blower sebagai penghantar panas, sehingga
udara panas dapat merata dari bawah sampai ke atas. Untuk menghasilkan
kualitas yang optimum maka biji dikeringkan selama ± 48 jam dengan temperatur
0
yang dihembuskan oleh fan brower berkisar 60 – 70 C sehingga biji akan benar-
benar kering dan cangkang dapat lekang dari biji. Nut silo diusahakan selalu
dalam keadaan penuh sehingga udara panas yang masuk tidak terbuang dengan
percuma.
Dari nut silo, biji sawit dialirkan ke dalam screw conveyor, selanjutnya
dibawa oleh nut elevator ke nut grading screen. Nut grading screen ini berupa
terdiri dari lubang – lubang perporasi plat yang berukuran 2 fraksi yaitu
Dari nut grading screen ini pemasukan biji diatur pemasukannya ke nut
cracker untuk fraksi besar (diameter nut > 13 mm) dan ripple mill untuk fraksi
Biji (nut) yang keluar dari nut grading screen akan masuk ke dalam
pemecah biji (nut cracker dan ripple mill) melalui corong pemasukan biji sesuai
dinding yang keras. Dimana pada nut cracker, biji dimasukkan ke dalam
rotor
Universitas Sumatera Utara
yang berputar dengan putaran 1440 rpm, kemudian biji akan terlempar
dengan menggunakan ripple mill. Mekanisme pemecahan biji yaitu dengan cara
menekan
pecahnya biji, dimana kecepatan putaran rotor yang digunakan adalah 1450 rpm.
2. Pemeraman biji yang kurang matang pada silo biji, sehingga inti
Akibat hal tersebut di atas akan banyak biji yang tidak pecah atau
menjadi biji setengah pecah. Campuran pecahan (inti, cangkang, dan biji utuh)
dihantarkan melalui crecked micture conveyor masuk ke dalam clay bath tank.
Clay bath tank berbentuk selinder berisi campuran lumpur dengan berat jenis
1,11
– 1,12 gr/cc. Larutan (lumpur) ini digunakan untuk memisahkan dua kelompok
padatan yang memiliki berat jenis (BJ) yang berbeda, dimana inti sawit basah
cangkang akan tenggelam. Pada clay bath tank terdapat legan pengaduk yang
Pada clay bath tank juga terdapat dua buah timba. Timba yang
berdiameter kecil akan mengambil inti yang terapung yang selanjutnya akan
dibawah ke kernel silo driyer. Sedangkan timba yang berdiameter labih besar
Inti yang dibawa ke kernel silo droyer harus melalui filbrating screen
terlebih dahulu. Pada vibrating screen disemprotkan air bersih untuk mencuci inti
dari lumpur dan kotoran – kotoran yang berasal dari clay bath tank, kemudian
inti ini akan disortir untuk dipilih sampah maupun inti yang masih melekat
pada cangkang. Kernel / inti yang telah lolos dari pensortiran jatuh ke wet
berguna untuk mengeringkan inti kelapa sawit dengan menggunakan udara panas
0
bertemperatur ± 75 C dan lama pengeringan 6 jam.
menjadi rendah.
Inti yang telah dikeringkan akan keluar dari bagian bawah kernel
kernel conveyor.
memisahkan inti dari kotoran berupa sampah, serat, dan cangkang halus.
Melalui blower hisap yang ada pada alat tersebut kotoran yang lebih ringan akan
cyclone, kemudian melalui alat ini kotoran tersebut dibawa menuju ke stasiun
ketel untuk digunakan sebagian bahan bakar ketel / boiler. Sedangkan inti yang
lebih berat akan terhisap oleh blower yang menghantarkannya ke kernel Bin.
inti/kernel yang sudah kering dengan kadar air sekitar 6-7% sebelum dilakukan
Adapun proses produksi pembuatan minyak kelapa sawit dan inti kelapa
sawit secara umum dapat dilihat pada Gambar 2.3. dan Gambar 2.4.
Disortir
Penyaringan minyak
Pengendapan kotoran
Pemasakan minyak
Pengeringan minyak
Pemeraman biji
Pemecahan biji
Pengeringan inti
Mesin dan peralatan pabrik yang ada di PT. Perkebunan Kelapa Sawit
komponen suatu produk untuk melihat pekerja, peralatan, dan pemidahan bahan-
produk jadi. Tata letak pabrik berhubungan dengan masalah pengarutan dan
penyusunan dari faslitas – faslitas pabrik dan tenaga kerja yang diperlukan untuk
menghasilkan produk. Tata letak pabrik yang baik akan bermanfaat untuk :
menjamin keselamatan.
1. Bagian Produksi
5. Stasiun pengempaan
9. Stasiun depericarper
1. Gudang material
2. Bengkel umum
3. Bengkel motor
4. Laboratorium
5. Galon minyak
1. Kantor ADM
2. Kantor teknik
3. Pos jaga
1. Musholla
2. Kamar mandi
antara dua orang atau lebih pada tugas yang saling berkaitan untuk pencapaian
satu sama lain dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para
pegawai dan karyawan akan mengetahui dengan jalas apa tugasnya, dari mana ia
jawab.
(PKS) kebun Serdang Bedagai adalah struktur organisasi lini dan fungsional
Tekniker - I
KTU
Mandor I Mandor I
Pabrik Pabrik
Krani I Pabrik
Karyawan Lapangan
Karyawan Pabrik
masing – masing personil mempunyai tugas dan wewenang yang seimbang dan
jelas. Tanggung jawab yang diberikan harus seimbang dengan wewenang yang
diterima. Organisasi yang baik adalah organisasi yang jelas dan teratur dalam
(PKS) kebun Serdang Bedagai memiliki sejumlah tenaga kerja yang statusnya
Tenaga kerja yang bekerja di PT. Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) kebun
1. Staff
Sawit (PKS) kebun Serdang Bedagai adalah berjumlah 7 orang staff dan 585
orang karyawan (KB dan KHT) dengan perincian seperti yang terlihat pada Tabel
2.4.
Tabel 2.4. Perincian Jumlah Tenga Kerja PT. Perkebunan Kelapa Sawit
1. Bagian Kantor
Bekerja tidak berdasarkan shift yang terjadwal seperti yang terlihat pada Tabel
2.5. berikut:
2. Bagian Pabrik
Pengolahan Minyak Kelapa Sawit (MKS) dan Inti Kelapa Sawit (IKS)
Jam kerja normal ini berlaku untuk karyawan yang berada di kantor pusat
Tabel 2.6. Jam Kerja Normal PT. Perkebunan Kelapa Sawit (PKS)
NO Waktu Keterangan
1 08.00 – 12.00 WIB Bekerja
2 12.00 – 13.00 WIB Istirahat
3 13.00 – 17.00 WIB Bekerja
Sumber PT. Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) kebun Serdang Bedagai
Jam kerja shift ini berlaku untuk karyawan produksi. Pembagian jam
kerja terdiri dari dua shift kerja seperti yang terlihat pada Tabel 2.6. berikut:
Tabel 2.6. Jam Kerja Shift PT. Perkebunan Kelapa Sawit (PKS)
(PKS) kebun Serdang Bedagai disesuaikan dengan jenis tenaga kerjanya, yaitu :
sebulan (Tgl 5 & 19) dengan upah berdasarkan upah minimum regional
beras).
b. Pegawai Staff
memiliki klinik dan rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bagi
4. Fasilitas Transportasi.