Anda di halaman 1dari 31

NERACA BAHAN (MASS BALANCE)

DAN SEJARAH PABRIK KELAPA SAWIT

1
KONSEP NERACA BAHAN
Massa masuk = Massa keluar
- Tidak bergantung dengan reaksi yang terjadi
- Tidak membedakan phasa yang ada
- Tidak membedakan fraksi yang terbentuk

2
3
Massa masuk = Massa keluar
1. Baca permasalahannya dengan hati-hati. Apa
yang perlu ditanyakan?
a. Tentukan kata kunci/kalimat (penamaan)
b. Hati-hati dengan asumsi. Pastikan apa saja
yang masuk dan apa saja yang keluar

Pada
SISTEM
tGas
4
XB = Massa brondolan
XB1 = Massa brondolan 1
Kuncinya: Selesaikan yang paling gampang dan
diketahui terlebih dahulu
Jangan melakukan perhitungan yang rumit
sekaligus secara keseluruhan, hal ini
disebabkan karena :
1. Dapat membingungkan diri sendiri
2. Yang melihat diagramnya tidak mengerti
bagaimana angkanya didapatkan
5
2. Buat diagram alur. Beri tanda mana saja yang
sudah diketahui maupun yang belum di
ketahui.
Contoh :
M = Massa TBS
N = Massa steam yang digunakan
X = Bagian dari massaTBS
Y = Bagian dari massa steam

Semakin banyak yang bisa disusun maka semakin


mudah untuk menyelesaikannya 6
3. Mulai menghitung material balance
a. 1 mass balance untuk keseluruhan bagian yang
dihasilkan
b. Jumlahkan keseluruhan bagian untuk tiap-tiap
komponen
c. Hitung masing-masing bagian

Contoh:
Dalam satu tabung rebusan aliran 1 dimasukkan
100% TBS. Aliran 2 dimasukkan steam 22,4%.
7
Dua aliran tersebut akan keluar dari tabung
rebusan. Aliran ketiga terdiri dari 80% TBR.
Aliran keempat terdiri dari 16% Condensate.
Aliran kelima adalah sisa steam yang keluar
dari sistem. Hitung mass balance dalam sistem
tersebut.
M1 M3
100 A 80 A
M4
M2 SISTEM 16 C
M5
22,4 B XB5
XB5 = 100 A + 22,4 B – 80 A – 16 C
8
9
Dilution water 21%

10
ALUR PROSES PKS

11
SEJARAH PABRIK KELAPA SAWIT
Manusia telah menggunakan minyak sawit
sejak kurang lebih 5000 tahun yang lalu. Bukti
arkeologi berupa sebuah zat yang diketahui awalnya
berupa minyak sawit, ditemukan pada akhir abad
ke-19 pada sebuah kuburan di Abydos, Mesir,
bertanggal 3000 SM. Diperkirakan bahwa pedagang
Arab yang telah membawa minyak sawit ke Mesir.
12
Minyak sawit dari Elaeis Guineensis telah
dikenal sejak lama di Afrika Barat dan Afrika
tengah sebagai minyak goreng.

Pedagang Eropa Berdagang dengan penduduk


Afrika Barat untuk mendapatkan minyak sawit
untuk digunakan sebagai minyak goreng di Eropa.

13
Minyak sawit lalu menjadi komoditas yang
paling dicari oleh pedagang Britania Raya ketika itu
untuk digunakan sebagai pelumas mesin di era
Revolus Industri.

Minyak sawit adalah bahan utama pembuatan


sabun dan deterjen di perusahaan Unilever ketika
perusahaan itu masih bernama Lever Brother.

14
Sejak tahun 1870an, minyak sawit menjadi
ekspor utama beberapa negara di Afrika Barat
seperti Ghana dan Nigeria meski saat ini komoditas
pertanian utama negara itu telah digantikan oleh
kakao(coklat).
Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit awalnya di
olah secara manual (tanpa menggunakan mesin
produksi), minyak yang dihasilkan sangat sedikit
sekali. Saat ini sesuai perkembangan teknologi
mesin produksi, pengolahan minyak kelapa sawit
bisa di olah sesuai dengan skala industri. 15
16
Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh
pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848.

Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor,


sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan
sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada
tahun 1870-an.

17
Pada saat yang bersamaan meningkatlah
permintaan minyak nabati akibat Revolusi Industri
pertengahan abad ke-19.

Dari sini kemudian muncul ide membuat


perkebunan kelapa sawit berdasarkan tumbuhan
seleksi dari Bogor dan Deli, maka dikenallah jenis
sawit "Deli Dura".
18
Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai
diusahakan dan dibudidayakan secara komersial
dengan perintisnya di Hindia Belanda adalah
Adrien Hallet, seorang Belgia, yang lalu diikuti oleh
K. Schadt.

Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di


Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh.

Luas areal perkebunan mencapai 5.123 ha.


19
Pusat pemuliaan dan penangkaran kemudian
didirikan di Marihat, sekarang dikenal sebagai
AVROS, saat ini digunakan sebagai kantor Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Sumatera Utara dan
di Rantau Panjang, Kuala Selangor, Malaya pada
1911-1912.

20
Di Malaya, perkebunan pertama dibuka pada
tahun 1917 di Ladang Tenmaran, Kuala Selangor
menggunakan benih dura Deli dari Rantau Panjang.
Di Afrika Barat sendiri penanaman kelapa sawit
besar-besaran baru dimulai tahun 1910.
Hingga menjelang pendudukan Jepang,
Hindia Belanda merupakan pemasok utama minyak
sawit dunia. Semenjak pendudukan Jepang,
produksi merosot hingga tinggal seperlima dari
angka tahun 1940. 21
Usaha peningkatan pada masa Republik
dilakukan dengan program Bumil (buruh-militer)
yang tidak berhasil meningkatkan hasil, dan
pemasok utama kemudian diambil alih Malaya (lalu
Malaysia).
Baru semenjak era Orde Baru perluasan areal
penanaman digalakkan, dipadukan dengan sistem
PIR Perkebunan. Perluasan areal perkebunan kelapa
sawit terus berlanjut akibat meningkatnya harga
minyak bumi sehingga peran minyak nabati
meningkat sebagai energi alternatif. 22
Beberapa pohon kelapa sawit yang ditanam di
Kebun Botani Bogor hingga sekarang masih hidup,
dengan ketinggian sekitar 12 m, dan merupakan
kelapa sawit tertua di Asia Tenggara yang berasal
dari Afrika.

23
Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimulai dengan
pengiriman TBS dari kebun ke pabrik. Pada awal-
awal PKS beroperasi di Indonesia, pengiriman TBS
dari kebun ke pabrik masih menggunakan
lokomotif. Lokomotif yang dioperasikan
menggunakan tenaga diesel. Stasiun lokomotif di
tempatkan di PKS bertujuan agar memudahkan bila
diperlukan perbaikan dan pengisian bahan bakar.
Rel di pasang sepanjang jalur kebun menuju PKS. 24
25
26
Pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit dimulai
dari penerimaan TBS. TBS kemudian diolah di setiap
stasiun. Stasiun-stasiun di PKS adalah sebagai
berikut :
1. Stasiun Penerimaan Buah (Reception Station)
2. Stasiun Perebusan (Sterillizer Station)
3. Stasiun Threshing (Threshing Station)
4. Stasiun Press (Press Station)
5. Stasiun Nut & Kernel (Nut & Kernel Station)
6. Stasiun Klarifikasi (Clarification Station) 27
7. Stasiun Pembangkit Listrik (Power House)
8. Stasiun Boiler (Boiler Station)
9. Stasiun Penjernihan Air (Water Treatment
Plan)
10. Stasiun Kolam Limbah (Effluent Treatment)
Departemen pendukung di PKS adalah :
1. Departemen Perawatan (Maintenance M&E)
2. Departemen Laboratorium (Quality Control)
3. Departemen Kantor/Gudang (Wearhouse)
28
29
30
31

Anda mungkin juga menyukai