Anda di halaman 1dari 60

METROLOGI INDUSTRI – Bagian 2

PENGUKURAN
Membandingkan suatu besaran dengan besaran standar /
pembanding/ referensi. Perlu adanya suatu besaran acuan yang sifatnya
tetap, diketahui, dan diterima oleh semua orang. Besaran tersebut harus
dibakukan (distandarkan).
 7 Besaran Standar :
 Meter, m (length)  Ampere, A (current)
 Second, s (time)  Candela, cd (luminous intensity)
 Kilogram, kg (mass)  Mole, mol
 Kelvin, K (temperature)

 Syarat besaran standar :


 dapat didefinisikan secara fisik
 jelas dan tidak berubah dalam kurun waktu tertentu
 dapat digunakan sebagai pembanding, dimana saja di dunia ini
METROLOGI INDUSTRI

BESARAN STANDAR
 Definisi : Meter (20 Oktober 1983 Conference Generale des Poids et Measures)
 1 Meter : Adalah jarak (dimensi) yang ditempuh sinar (Laser merah berasal
dari gas Argon yang di-ion-kan dan distabilkan panjang gelombangnya) pada
ruang hampa selama 1/299792458 sekon (ditetapkan oleh sidang ke 17
Generale Conference on Weights & Measures, CGPM).

Dari definisi pengukuran dan definisi meter, maka tidak mungkin digunakan
untuk melakukan pengukuran suatu produk.
Dalam paraktek pengukuran tidak dilakukan dengan cara membandingkan
objek ukur dengan standar meter, namun digunakan alat pembanding yaitu :
ALAT UKUR
METROLOGI INDUSTRI

Metrologi adalah ilmu pengukuran fisik, diterapkan pada


variabel seperti dimensi, permukaan, mechanical dan
electrical.
 Lebih sempit metrologi industri berkonsentrasi pada
pengukuran dimensi, termasuk panjang dan sudut.
 Hal ini sangat penting terutama untuk kontrol kualitas secara
in-line (in-proses dan postprocess) dan inspeksi off-line.
METROLOGI INDUSTRI


Metrologi Industri , sangat berperanan penting untuk Kontrol Kualitas

Prinsip Pengukuran
 Pengukuran harus dilakukan dengan perangkat yang TELITI (accuracy) , dan tepat
(precision).
 Tidak ada pengukuran dapat diulang secara sempurna, akan selalu menunjukkan
sebaran (menyebar pada suata harga)
 TELITI (ACCURACY) menyatakan derajat persesuaian antara dimensi terukur dan nilai
yang sebenarnya,
 TEPAT (PRECISSION) adalah derajat keterulangan dari proses pengukuran.
 Perbedaan antara nilai terukur dan nilai yang benar adalah KESALAHAN (ERROR).
 Karena nilai yang benar tidak pernah dapat diketahui, maka kesalahan hanya dapat
ditentukan terhadap suatu standar.
METROLOGI INDUSTRI

 Suatu kelompok pengukuran yang direncanakan bila


diplot dalam sebuah grafik , akan terdistribusi
mengikuti distribusi normal atau bell curve (lihat
statistik industri).
 Kurva ini memiliki dua karakter penting yaitu : x   x
n 1
1. Titik tengah atau rata-rata (mean) :
Makin dekat suatu harga dengan mean (x ) semakin
teliti (accuracy), (secara umum MENENTUKAN
KETELITIAN)
2. Penyebaran data yang dicirikan dengan range R
(harga maximum – harga minimum) atau dalam
statistik kita kenal dengan Standar deviasi (σ)
 x  x 
2

 
n 1

 STANDAR DEVIASI secara umum MENENTUKAN Keterulangan dari harga mean


KETEPATAN (PRECISION) menyatakan precision
METROLOGI INDUSTRI

Perbedaan teliti (accuracy) dan tepat (precision)

x x
METROLOGI INDUSTRI

Instrumen Pengukuran harus mempunyai beberapa atribut


 Sesitivity atau Resolution, (1/10 toleransi)
 Linearity
 Repeatability
 Stability (tidak terjadi pergeseran setelah
kalibrasi
 Speed of Response
 Feasibility of Automation
METROLOGI INDUSTRI

VARIASI PENGUKURAN
Pengulangan Pembacaan mungkin akan menyebabkan kesalahan :

SYSTEMATIC ERROR : Hal ini disebabkan karena kesalahan yang melekat


pada alat ukur tersebut serta variasi temperatur , jika toleransi yang
ketat, temperatur komponen harus seragam, dan diketahui, maka
kelonggaran dapat dibuat untuk mengantisipasi ekspansi termal.
 Pengukuran harus dilakukan pada ruang yang terkontrol suhunya
RANDOM ERROR : berasal dari kesalahan manusia (membaca skala tidak
akurat), tekanan berlebihan diterapkan alat ukur, debu dan karat dll.

 Sekali lagi, pengukuran harus dilakukan pada ruangan yang bersih (udara
disaring) dengan kelembaban dan suhu yang terkendali.
Pengukuran sering dilakukan dengan refrence ke permukaan datum seperti
meja rata, datar, atau poros.
 Hal ini harus dipilih dengan memperhatikan metode manufaktur dan inspeksi
METROLOGI INDUSTRI

LINE- GRADUATED MEASURING


INSTRUMENTS
METROLOGI INDUSTRI

GRADUATION INSTRUMENTS
 Peralatan ukur yang memungkinkan pembacaan
dimensi terhadap skala, Memiliki angka nol,
selain itu hanya membaca perpindahan relatif,
skala nonius terhadap skala utama. Garis skala
harus bertepatan dengan garis pengukuran.
 Line-Graduated instruments : digunakan untuk
mengukur panjang (pengukuran linear) atau sudut
(pengukuran sudut)
 Graduated : menunjukkan kualitas tertentu
METROLOGI INDUSTRI

PENGUKURAN LINEAR (Direct Reading)


o Mistar (Rules)
Hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada skala yang ada pada alat
ukur tersebut.
Umumnya terbuat dari baja, dengan kecermatan 1 mm
METROLOGI INDUSTRI

o Caliper /Vernier Caliper (P. Vernier 1600s) :


Atau jangka sorong, kadang dipanggil caliper gage , memiliki dua rahang ukur
untuk mengukur panjang, diameter luar , dalam kedalaman, dari objek ukur.

1. External jaw
2. Intenal jaw
3. Sliding jaws
4. Metric Vernier scale
5. Locking screw
6. Main scale
7. Depth gauge
METROLOGI INDUSTRI

Pengubah dari caliper terdiri dari mekanik dan digital, sehingga mempengaruhi
spesifikasi dari cara pembacaannya namun mempunyai tujuan yang sama.
 Untuk pengubah mekanik , maka pembacaan spesifikasi hanya dicantumkan ,
misalnya
 vernier reading : 0,05mm
 accuracy : ±0.05mm
 Untuk pengubah digital pembacaan spesifikasi dicantumkan,
misalnya
• resolution : 0,01 mm
 accuracy : ± 0,02mm
 Untuk dial caliper (point caliper) dicantumkan :
• Dial reading ; Graduation : 0,05mm, Range/rev : 5mm, Accuracy ± 0,05mm
• Akurasi sangat dipengaruhi oleh range pengukuran
METROLOGI INDUSTRI

 Pembacaan skala vernier calipers (0,02mm)


 Setiap divisi pada skala utama adalah 1mm.
Panjang skala vernier adalah 49mm dan dibagi menjadi 50 bagian yang sama.
Satu divisi = 49/50, atau 0,98 mm. Perbedaan antara satu divisi skala utama
dan satu divisi skala vernier adalah 1 / 50 atau 0,02, disebut ketelitian atau
accuracy
Pembacaan Pengukuran.
Untuk membaca pengukuran maka yang pertama dibaca adalah skala
utama , dimana 0 skala vernier berada, kedua setelah itu membaca skala
vernier (salah satu skala yang segaris skala utama (merupakan angka
dibelakang koma) 28
Contoh :
30
Garis 0 skala vernier tepat setelah 28mm.
Untuk ukuran ini (28mm) harus ditambahkan pembacaan desimal pada
skala vernier. Perhatikan garis pada skala vernier yang segaris dengan
salah satu garis pada skala utama.
Garis ke 30 skala vernier segaris dengan garis pada salah satu skala
utama.
Jadi cara pembacaanya adalah 28mm ditambah 30 divisi
dari 0,02 mm. TOTAL : 28mm + 30x0,02 = 28,6 mm
METROLOGI INDUSTRI
METROLOGI INDUSTRI

 Jenis caliper :
Vernier Caliper
Memiliki dua rahang ukur untuk mengukur panjang, diameter luar dan dalam
Ketelitian (Accuracy) bervariasi dari : ±0.1mm,±0,05, ±0.08 mm (tergantung range)
Vernier reading : 0,02 , 0,05mm (lower scale)
METROLOGI INDUSTRI

Dial Calipers
Mistar ingsut jam memakai jam ukur sebagai pengganti skala nonius.

Aplikasi pengukuran
METROLOGI INDUSTRI
 Low Force Caliper (Mistar Ingsut Tekanan Ringan )
Untuk mengukur diameter luar pipa yang tipis dan lunak (plastik).
METROLOGI INDUSTRI

 Offset caliper
Untuk mengukur jarak antara dua permukaan yang bertingkat.
METROLOGI INDUSTRI

 Offset Centesline Caliper (Mistar Ingsut Jarak Senter )


Untuk mengukur jarak antara senter lubang dan jarak senter ke
tepi.
METROLOGI INDUSTRI

• Vernier Height Gages


Untuk mengukur ketinggian.
METROLOGI INDUSTRI

• Micrometer :
• Digunakan untuk berbagai pengukuran misalnya dimensi luar, dan berbagai
macam objek ukur dengan toleransi yang lebih tinggi
• Memiliki ketelitian lebih tinggi dari vernier caliper, dapat digunakan juga
sebagai kaliber.
• Secara umum mempunyai resolution 0,001mm, accuracy ±0,004mm.
• Umumnya dibuat dengan jangkauan 0-25mm, 25-50 mm , 50–75mm, dst.
METROLOGI INDUSTRI

Pengubah dari mikrometer terdiri dari mekanik dan digital, sehingga mempengaruhi cara
pembacaan spesifikasinya.
 Untuk pengubah mekanik dan digit , pada spesifikasi : Graduation dan Accuracy.
 Untuk pengubah digital pada spesifikasi dicantumkan : Resolution dan Accuracy
 Untuk yang menggunakan dial pada spesifikasi dicantumkan : Graduation dari indicator
dan Accuracy
Accuracy sangat dipengaruhi oleh range pengukuran

Graduation : 0,01mm Graduation : 0,01mm Resolution : 0,001mm Graduation : 0,01mm


Accuracy : ± 2µmm Accuracy : ± 2µmm Accuracy : ± 3µmm Accuracy : ± 2µmm
METROLOGI INDUSTRI

 Cara pembacaan skala : Bagian pengubah dari mikrometer merupakan prinsip


mekanik (pasangan ulir poros dan silinder putar) dimana satu putaran poros (sleeve), yang
terdapat skala tetap akan menggeserkan silinder putar (thimble) yang terdapat skala putar
sebesar 1 pits ulir uatama (0,5mm). Jika skala putar dibagi menjadi 50 bagian, artinya :
1 bagian skala 1/50 = 0,01mm.
Pembacaan : Jika tepi thimble berada antara 1 skala dan ½ skala utama maka pembacaan
mikrometer sbb : angka skala utama + angka skala putar.
Jika tepi thimble berada antara 1 skala dan diatas ½ skala utama maka pembacaan
mikrometer sbb : angka skala utama + ½ skala utama (0.5) + angka skala putar dst. .003

3
7
46 .22
.50
.28

Graduated in 0.01mm
5.5
3+0.46 = 3,46 7+0.50+.22= 7,72
Graduated in 0.001mm
METROLOGI INDUSTRI

Sleeve micrometer = 7.5


Thimbel = .22

.22 TOTAL = 7.72

7.5
Sleeve micrometer = 3.0
Thimbel = .46

TOTAL = 3.46
.003

Sleeve micrometer = 5.5


Thimbel = .28
Vernier = .003
.28

TOTAL = 5.783
5.5
METROLOGI INDUSTRI
METROLOGI INDUSTRI

 Outside Micrometer
Untuk pengukuran bagian luar objek ukur

 Digit Outside Micrometer


Sebagai mikrometer luar, dibantu dengan penunjuk berangka (digit) yang
memudahkan pembacaan hasil pengukuran
METROLOGI INDUSTRI

 Indicating Micrometer
Adalah penggabungan antara mikrometer dengan jam ukur
METROLOGI INDUSTRI

Pemeriksaan Kebenaran Skala Mikrometer


Untuk memeriksa kebenaran skala mikrometer digunakan acuan kalibrasi
yaitu satu atau susunan beberapa blok ukur, dengan tingkat kenaikan sbb
: 2,5 ; 5,1 ; 7,7 ; 10,3 ; 12,9 ; 15,0 ; 17,6 ; 20,2 ; 22,8 ; dan 25 mm

JIS B7502
Kapasitas Mikrometer Kesalahan Kumulatif
(mm) (µm)
s.d 75 2

75 s.d 150 3

diatas 150 s.d 225 4


alat ukur sudut (protrector)
METROLOGI INDUSTRI

Pengukuran Sudut (Angle-Measuring Instruments)


• Sebuah lingkaran dibagi menjadi 360 dengan sudut yang sama. Setiap sudut
disebut derajat. Jadi satu lingkaran adalah 360 derajat (360o).
• 1 derajat adalah 1/360 bagian, jika 1 derajat dibagi menjadi 60 bagian
disebut menit dan satu menit dibagi menjadi 60 bagian disebut detik.
o Bevel Protrector : merupakan alat ukur sudut. Pembacaan sudut sampai 5
menit. Terdiri dari dial graduasi, blade dan plat putar (skala Vernier).
alat ukur sudut (protrector)
alat ukur sudut (protrector)

 Skala utama (main scale) protrector menunjukkan derajat.


 Skala nonius (vernier scale) protrector menunjukkan menit yang terdiri dari 24
garis (12 skala kiri dan 12 skala kanan), jarak antar garis vernier adalah 1/12 =
5 menit ( 1/12 x 60).
Pembacaan derajat : Salah satu sakala utama yang menempel pada 0 vernier ,
Pembacaan menit : Salah satu skala vernier yang segaris skala utama dikalikan
dengan
Contoh:
0 pada skala vernier bergerak ke 280 derajat ke sebelah kanan 0 pada skala utama, dan garis ke-3
skala vernier bertepatan dengan salah satu garis pada skala utama seperti yang ditunjukkan .
Kalikan garis ke-3 (untuk pembacaan saat ini) dengan accuracy, 5 ’ = 15’ , adalah jumlah menit yang akan
ditambahkan ke jumlah seluruh derajat, sehingga menunjukkan harga pengukuran : 28 derajat dan 15
menit.
alat ukur sudut (protrector)

Pembacaan skala bevel protractor


Selalu membaca vernier
ke arah sama

Derajat bisa dibaca secara


langsung dari skala utama, Vernier bevel protractor
sementara menit adalah dibaca readings.
terhadap skala vernier.
METROLOGI INDUSTRI

Inspection Equipment

Granite Plate
METROLOGI INDUSTRI

• Dial Indicator:
• Dial indikator hanya digunakan sebagai pembacaan besarnya selisih suatu dimensi
terhadap ukuran standar , untuk pengukuran atau indicate toleransi limit, juga dapat
berfungsi sebagai alat ukur jika dipasang pada alat ukur atau alat bantu (dial gage
stands, magnetic stands)
• Pembacaan ukuran bisa langsung pada skala piringan.
• Jika dial ini dipakai untuk pengukuran yang lebih teliti dan contac point bisa
melakukan pengukuran dalam 2 posisi disebut dial test indicator
• Spesifikasi : Graduation : 0,01mm , 0,001mm
• Range/rev : 1,0mm , Accuracy ±0,15µm

METROLOGI INDUSTRI

Pengubah dari dial indikator terdiri dari mekanik dan digital, sehingga spesifikasi adalah :
 Untuk pengubah mekanik , spesifikasi dicantumkan : Graduation dan Accuracy.
 Untuk pengubah digital , spesifikasi dicantumkan : Graduation, Range/rev dan Accuracy
Pembacaan ukuran bisa langsung pada skala piringan, dimana jarum penunjuk berhimpit
dengan salah satu skala
METROLOGI INDUSTRI
METROLOGI INDUSTRI

GEOMETRI PERMUKAAN (Pengukuran


Kelurusan, Kerataan, Roundness, Profile)
METROLOGI INDUSTRI

 Kelurusan (straightness) : mengukur sampai sejauh mana suatu


permukaan/garis menyimpang dari kondisi ideal (permukaan yang
lurus). Kelurusan sangat penting untuk penyetelan mesin (bagian-
bagian yang bergerak relatip terhadap yang lain).
 Kerataan (flatness) : bidang rata ditentukan berdasarkan analisa data
kelurusan beberapa garis yang membentuk pola tertentu.
 Kedataran : datar air atau horizontal dan gravitasi adalah tegak lurus
terhadap bidang datar air.
 Bidang datar air merupakan bidang ideal yang dipakai sebagai
referensi untuk pengerjaan teknik.
METROLOGI INDUSTRI

Pengukuran Kelurusan/kedataran (straightness)


METROLOGI INDUSTRI

Spirit Level, Waterpas


 Suatu tabung gelas yang dibuat melengkung dengan jari-jari R yang
letatif besar. Suatu skala yang dibuat pada bagian atas.
 Tabung tersebut diisi hampir penuh dengan spritus (ether) sehingga
terbentuk gelembung.

 Pendatar terdiri dari beberapa bentuk yang masing-masing dengan cara


penggunaan yang berbeda.
METROLOGI INDUSTRI

 Prinsip Spirit Level : kepekaan pendatar ditentukan oleh sejauh mana


kemiringan bidang alas pendatar dapat diketehui berdasarkan
perpindahan posisi gelembung yang dibaca melalui skala tabung.
 Kepakaan tergantung pada :
 Jari-jari kelengkungan tabung R Misal skala d = 2 mm
R = 200.000 mm (200m), maka satu skala
 Panjang pendatar L d akan sama dengan kemiringan sebesar
d 2
 rad.
R 200.000
2 180
   3600 det.
200.000 π
 2 det.

d  L 2  200
h    0.002mm
R 200.000

Sehingga diartikan jarak satu skala :


0.002 mm
1 skala   0.01 mm / min .
200 min
METROLOGI INDUSTRI

Engineers-block-level
Untuk pemeriksaan bidang horisontal

Engineers-frame-level
Untuk pemeriksaan bidang Vertikal

Circular -level
Untuk pemeriksaan bidang horizontal
pada dua sumbu
METROLOGI INDUSTRI

PEMBACAAN SKALA PENDATAR(SPIRIT LEVEL)

Kedudukan Harga Kepekaan Pembacaan


gelembung skala 0.04mm/m bila L=200mm
Posisi Horisontal
0 0

Ujung kanan
+1 +0.04mm/m lebih tinggi
0.008mm
Ujung kiri
-2 -0.08mm/min lebih tinggi
0.016 mm
METROLOGI INDUSTRI

contour measuring (surface rougness)


METROLOGI INDUSTRI

Surface Roughness
 Tidak ada permukaan hasil suatu
proses pemesinan benar-benar
mulus/halus.
 Salah satu hal penting dari sebuah
komponen adalah kekasaran
permukaan (Surface Roughness )
 Pada tingkat mikroskopik bentuk
permukaan yang bisa diperlihatkan
dengan adanya Waviness & Roughness
 Pengukuran profil permukaan
dilakukan untuk memvisualisasikan
permukaan dengan lebih baik dan
untuk mengukur kekasaran.
METROLOGI INDUSTRI

Kenapa Surface Roughness harus dipermasalahkan ?


 Gesekan dan keausan antara dua
permukaan unlubricated meningkat
dengan kekasaran permukaan.
 Permukaan halus mengurangi bahaya
kerusakan antara permukaan unlubricated. kopling otomatis
 Jika permukaan terlalu halus mungkin
tidak mendukung sebuah oil film.
 Jika permukaan terlalu kasar puncak
tajam akan merusak lapisan pelumas.

Journal Bearing
METROLOGI INDUSTRI

 Sebagian besar permukaan menunjukkan beberapa jenis kesalahan bentuk

Profil aktual, tidak mengubah permukaan:


waviness dan kekasaran

Waviness dengan kekasaran yg difilter.

Kekasaran permukaan wave yg difilter.


METROLOGI INDUSTRI

Roughness and Waviness


 Profil dari satu objek mempunyai suatu gelombang permukaan yang
frekuensinya relatif rendah dengan suatu frekuensi kekasaran permukaan
lebih tinggi (amplitudonya).

 Kekasaran (roughness) terdiri dari ketidakteraturan permukaan dalam


skala sangat kecil yang tak terpisahkan dari proses produksi, yakni proses
pemakanan (feeding) dalam suatu proses pemesinan.

 Waviness terdiri dari variasi yang lebih terpisah berjauhan dalam tekstur
permukaan. Hal ini sering disebabkan oleh mesin atau defleksi, getaran,
perlakuan panas.
METROLOGI INDUSTRI

Sifat Umum Alat Ukur


METROLOGI INDUSTRI

 Kalibrasi : adalah membandingkan alat ukur dengan acuan yang


dianggap lebih benar.

 Kalibrasi dan Kecermatan (Resolution)


Kecermatan alat ukur ditentukan oleh kecermatan skala dengan cara
pembacaannya.
Kecermatan (resolution) adalah nilai terkecil yang dapat ditunjukkan
oleh alat ukur (jarak antar garis atau angka paling kanan untuk penunjuk
digital).
Kalibrasi umumnya dilakukan sesuai kecermatan alat ukur, yaitu
membandingkan alat ukur tersebut dengan alat ukur lain, yang memiliki
kecermatan dan kebenaran skala lebih tinggi
METROLOGI INDUSTRI

 Kepekaan (Sensitivity) : adalah kemampuan alat ukur untuk menerima,


mengubah dan meneruskan isyarat sensor (dari sensor menuju ke bagian
penunjuk, pencatat, atau pengolah data pengukuran)

 Keterbacaan (Readability) : karena pengamat akan lebih mudah dan cepat


membaca hasil pengukuran maka, secara umum, keterbacaan penunjuk digital
dikatakan lebih tinggi daripada keterbacaan skala dengan jarum penunjuk, garis
indeks atau garis indeks dengan skala nonius
METROLOGI INDUSTRI

 Pergeseran (Shifting, Drift) :


Pergeseran terjadi bila jarum penunjuk
atau pena pencatat bergeser dari posisi
yang semestinya.

 Histerisis (Histerysis) : adalah perbedaan


atau penyimpangan yang timbul sewaktu
dilakukan pengukuran secara
berkesinambungan dari dua arah yang
berlawanan (mulai dari skala nol hingga skala
maksimum kemudian diulangi dari skala
maksimum sampai ke skala nol)
METROLOGI INDUSTRI

 Pengambangan / Ketakpastian (Floating) :


Pengambangan terjadi apabila jarum penunjuk
selalu berubah posisi (bergetar) atau angka
terakhir/paling kanan penunjuk digital berubah-
ubah.

 Ketelitian (Accuracy) : Hasil usaha proses


pengukuran supaya mencapai sasaran
pengukuran yaitu penunjukkan “harga
sebenarnya” objek ukur

 Ketepatan/Keterulangan (Precision,
Repeatability) : kewajaran proses pengukuran
untuk menunjuk-kan hasil yang sama jika
pengukuran diulang secara identik.
METROLOGI INDUSTRI

Penyimpangan dan Kesalahan


METROLOGI INDUSTRI

 Penyimpangan (deviation)
Perbedaan antara harga yang
ditunjukkan alat ukur dengan
harga yang dianggap benar

 Kesalahan (Error)
Besar kecilnya penyimpangan yang
masih diperbolehkan sesuai
dengan spesifikasi yang dinyatakan
dalam standar pengkalibrasian.
METROLOGI INDUSTRI

 Penyimpangan Rambang (random deviation)


Jika penyimpangan tidak melebihi kecermatan sasaran

 Penyimpangan Sistematik (systematic deviation)


Jika penyimpangan melebihi kecermatan sasaran.
METROLOGI INDUSTRI

Kemungkinan Hasil Pengukuran


 Pengukuran tak tepat tak teliti Biased and Not precise
=
Not Accurate

 Pengukuran tak tepat tapi teliti


Unbiased and Precise
=
Accurate

 Pengukuran tepat tapi tak teliti Biased but precise


=
Not Accurate

 Pengukuran tepat dan teliti Unbiased and Precise


=
Accurate
METROLOGI INDUSTRI

 Kesalahan sistematik (systematic error)


Harga kesalahan sistematik dinyatakan dengan selisih
antara harga rata-rata dengan harga titik tengah sasaran

 Kesalahan rambang (random error)


Selisih antara harga rata-rata dengan titik tengah sasaran.
Selisih antara harga rata-rata dengan batas selang
kepercayaan.

 Penyimpangan Proses Pengukuran


 Penyimpangan berasal dari alat ukur
 Penyimpangan berasal dari benda ukur
 Penyimpangan berasal dari posisi pengukuran
 Penyimpangan berasal dari lingkungan
 Penyimpangan berasal dari operator

Anda mungkin juga menyukai