Anda di halaman 1dari 9

D isusun o leh: T aufiq Ro chim

Industrial Metrology Laboratory; Mechanical & Production Engineering; FTI-ITB 1

Definisi Istilah 1 Kecermatan (Resolution): kemampuan untuk membedakan. 1.1 Kecermatan Bilangan/Harga (Resolution of a Number); bagian terkecil suatu harga (hasil pengukuran); bila dinyatakan dengan desimal, berarti angka ke berapa di sebelah kanan tanda desimal (titik atau koma; namun harus konsisten pemakaiannya). Contoh;5 mm (kecermatan tanpa desimal; sama dengan satuan pengukuran 1 mm), 5.27 mm (kecermatan 2 desimal; sama dengan 1/100 satuan mm). 1.2 Kecermatan Alat Ukur (Measuring Equipment Resolution); kemampuan alat ukur untuk membedakan harga besaran terkecil yang bisa diukur dengannya. Contoh;1 mm (kecermatan penggaris), 0.01 mm (kecermatan mikrometer), 0.001 mm (kecermatan komparator). 1.3 Kecermatan Skala (Scale Resolution); makna jarak antara dua garis skala (skala utama, atau skala nonius/vernier) yang menentukan kecermatan alat ukur yang memakai skala pada bagian penunjuknya. Contoh;1 mm (kecermatan skala penggaris), 0.05 mm (kecermatan skala-nonius mistar ingsut), 0.5 mm (kecermatan skala-tetap mikrometer; skala-putar lebih cermat), 0.01 mm (kecermatan skala-putar mikrometer; lihat kecermatan alat ukur). 1.3.1 Skala (Scale); jajaran garis-garis yang beraturan yang dibuat (digambarkan, digoreskan) pada bidang-skala berupa bidang-rata (dengan garis-garis berjajar lurus atau melingkar) atau bidang-silinder. 1.3.2 Pits Skala (Scale Pitch); jarak fisik antara garis-garis skala yang mempunyai makna tertentu (lihat definisi kecermatan skala). Keterangan; - jarak antar garis secara fisik ditentukan sesuai dengan cara membaca (dengan mata telanjang atau melalui sistem optik) dengan memperhatikan kaidah keterbacaan (kecermatan mata manusia atau kecermatan sensor; sistem pendeteksi sinyal), 1.3.3 Pembacaan skala; dilakukan melalui bantuan (1.3.3.1) garis indeks atau (1.3.3.2) jarum penunjuk dengan melihatnya secara langsung atau melalui sistem optik (kaca pembesar, lensa proyektor, atau cermin untuk membantu mengeliminir kesalahan pembacaan posisi jarum penunjuk karena efek paralaks), Penentuan hasil pengukuran dilakukan dengan cara pertama, kedua, atau ketiga berikut (harus dipilih kemudian ditaati; konsisten), 1.3.3.3 Memenggal (truncating); hanya dilihat harga yang di sebelah kiri (kanan) garis-indeks/jarum penunjuk bila skala membesar ke kanan (kiri), Contoh: 41.6 (garis-indeks belum atau sudah melewati harga 41.65) 1.3.3.4 Membulatkan (rounding); dengan memperhatikan posisi garisindeks, Contoh: 41.6 (garis indeks belum melewati 41.65) 41.7 (garis indeks sudah melewati 41.65) 1.3.3.5 Menginterpolasikan (interpolating); memperkirakan posisi garis-indeks/jarum-penunjuk di antara ke dua garis skala. Umumnya interpolasi dilakukan sampai dengan 1/4, 1/5 atau 1/10 pits, dan angka hasil interpolasi harus dituliskan dalam tanda kurung. Contoh: 41.6(2), 41.6(8) atau 41.6(75)

Industrial Metrology Laboratory; Mechanical & Production Engineering; FTI-ITB 2

1.3.4 Skala Nonius (Nonius/Vernier Scale); skala pengganti garis indeks guna menentukan interpolasi posisi garis nol nonius (yang semula disebut garis indeks) secara pasti relatif terhadap skala-utama. Catatan; - bila hanya digunakan garis indeks digunakan istilah skala alat ukur, dalam hal ini perlu digunakan istilah skala-utama, untuk membedakan dengan skala nonius/vernier , - dalam hal ini interpolasi, yaitu mengira-ira posisi garis indeks (1.3.4.1 garis nol nonius) relatif terhadap skala-utama tidak dimaksudkan untuk mencatat hasil pengukuran, melainkan untuk membantu/mempercepat penentuan garis nonius yang mana yang berimpit/segaris dengan garis skala utama, - hasil interpolasi dengan skala nonius tak dituliskan dalam tanda kurung karena skala nonius berfungsi untuk menaikkan kecermatan alat ukur (kecermatan skala nonius). 1.4 Kecermatan Pembacaan (Reading Resolution); penentuan kecermatan harga (penulisan hasil pengukuran) yang dianggap paling cocok/baik yang mewakili hasil pengukuran. Keterangan: hal ini bisa terjadi bila alat ukur dipakai pada proses pengukuran yang dipengaruhi oleh lingkungan yang menyebabkan terjadinya pengambangan (floating) sehingga harga hasil pengukuran tak bisa dinyatakan secermat kecermatan alat ukur. Contoh; 56.34 mm (misalnya dituliskan hanya sampai 2 angka desimal saja, sementara kecermatan alat ukurnya bisa saja sampai 3 angka desimal namun tak dituliskan karena angka desimal terakhir penunjuk digitalnya selalu berubah). 1.4.1 Keterbacaan (Readability); kemudahan manusia untuk membaca (hasil pengukuran pada bagian penunjuk alat ukur). Catatan: keterbacaan penunjuk digital lebih bagus daripada penunjuk berskala, namun belum tentu alat ukur digital lebih cermat daripada alat ukur berskala. 1.5 Kecermatan Target (Target Resolution); ukuran (besar-kecilnya) sasaran yang dibatasi oleh pembatas; bila dikaitkan dengan objek ukur, berarti besar-kecilnya daerah toleransi objek ukur. Catatan; berdasarkan kecermatan target inilah dipilih jenis alat ukur yang memiliki kecermatan yang sesuai yakni sekitar 1/10 toleransi objek ukur. 1.5.1 Toleransi (Tolerance); ukuran (besar-kecilnya) suatu daerah (area) yang dibatasi oleh batas-batas relatif terhadap acuan yakni ukuran dasar, pada mana ukuran objek ukur harus terletak. 1.5.2 Ukuran dasar (Basic Size); harga yang dinyatakan pada spesifikasi yang menyatakan ukuran yang dikehendaki (objek target/sasaran) dalam proses pembuatan produk, atau objek ukur dalam proses pengukuran). 1.5.3 Spesifikasi (Specification); pernyataan karakteristik sasaran (produk, jasa) dengan format (aturan, tata-cara, tata-bahasa) sesuai dengan kebiasaan dan/atau standar yang sering/wajib dipakai. Catatan; karakteristik geometrik suatu produk biasanya dinyatakan dalam format gambar teknik mesin, pada mana tercantum spesifikasi geometrik bagi produk ybs. Cara menggambar elemen gambar dan simbol geometrik ini harus sesuai dengan kebiasaan yang pada umumnya mengikuti aturan dalam standar ISO. 1.6 Kecermatan Proses Pengukuran (Measuring Process Resolution); kemampuan proses pengukuran untuk memberikan harga hasil pengukuran yang bermakna (sesuai dengan kecermatan alat ukur) dan bisa dipertanggungjawabkan (sesuai dengan usaha untuk menyempurnakan proses pengukuran dengan ketepatan dan ketelitian yang memadai).

Industrial Metrology Laboratory; Mechanical & Production Engineering; FTI-ITB 3

1.6.1 Ketepatan/Keterulangan (Precision/Repeatability); kewajaran proses pengukuran/kalibrasi/produksi untuk menunjukkan hasil yang sama jika pengukuran/ kalibrasi/produksi diulang secara sama/ identik Keterangan: sejumlah harga hasil pengulangan ini akan menyebar dengan ukuran sebaran yang harus lebih kecil atau sama dengan toleransi objek target (objek ukur). 1.6.1.1 Kesalahan/Penyimpangan Rambang (Random Error/Deviation); kadang didefinisikan sebagai besar-kecilnya (ukuran) sebaran harga hasil pengukuran yang diulang secara identik. Dalam hal perbandingan, penyimpangan rambang merupakan perbedaan antara hasil yang diperoleh (dalam proses pengukuran, kalibrasi, atau produksi) dengan sasaran dan harganya tidak melebihi batasan/toleransi yang diizinkan. 1.6.2 Ketelitian (Accuracy); hasil pengusahaan proses pengukuran supaya harga sebenarnya objek ukur bisa diketahui, atau pengusahaan proses kalibrasi supaya hasil kalibrasi memenuhi standar yang dipakai sebagai acuan kalibrasi, atau pengusahaan proses pembuatan supaya sasaran karakteristik produk (geometrik, fisik, kimiawi) bisa dicapai (dipenuhi). 1.6.2.1 Kesalahan/Penyimpangan Sistematik (Systematic Error/Deviation); dalam hal perbandingan, penyimpangan sistematik merupakan perbedaan antara hasil yang diperoleh (dalam proses pengukuran, kalibrasi, atau produksi) dengan sasaran dan harganya melebihi batasan/toleransi yang diizinkan. Keterangan; istilah ketelitian memerlukan target, sementara istilah ketepatan tak harus ada target. Tiga hal yang perlu diperhatikan adalah, 1 Proses pembuatan; proses pembuatan dipilih dan diusahakan untuk mengenai sasaran, berarti ukuran objek ukur produk ybs. harus menyebar dalam daerah sasaran sesuai dengan kewajaran proses produksi yang dipilih, 2 Proses pengukuran; proses pengukuran dipilih dan diusahakan untuk mengenai sasaran, berarti ukuran objek ukur ybs. harus menyebar dalam daerah sasaran sesuai dengan kewajaran proses pengukuran yang dipilih, 3 Proses kalibrasi; proses kalibrasi dipilih dan diusahakan untuk mengenai sasaran, berarti skala/penunjukan alat ukur ybs. harus menyebar dalam daerah sasaran sesuai dengan kewajaran proses kalibrasi yang dipilih sebagai acuan yang telah dibakukan melalui kesepakatan internal (organisasi), Nasional, atau Internasional. 2 Proses Pengukuran (Measurement Process); proses membandingkan suatu besaran dengan besaran acuan, dan hasil pengukuran berupa data kuantitatif dengan satuan tertentu sesuai dengan besaran yang diukur. Keterangan; - dalam proses ini terlibat objek-ukur, alat ukur, dan peralatan lain, termasuk pengukur/operator serta lingkungan, - besaran acuan terdapat pada alat ukur yakni skala dengan banyak harga atau satu harga yang dibuat dan dikalibrasi dengan memakai acuan kalibrasi sesuai dengan jenis besaran (dasar atau turunan, serta satuannya) dan metoda/prosedur kalibrasi yang distandarkan/dibakukan (Nasional, Internasional), - proses pengukuran dipilih dengan memperhatikan kondisi objek-ukur, kecermatan target, kecermatan proses pengukuran, ketepatan dan ketelitian yang diinginkan, - proses pengukuran harus dilaksanakan sesempurna mungkin , dijaga/dikontrol, dengan memperhatikan sumber kesalahan untuk menghilangkan atau mengeliminir pengaruhnya pada hasil akhir, untuk menjamin keabsahan data hasil pengukuran.

Industrial Metrology Laboratory; Mechanical & Production Engineering; FTI-ITB 4

2.1 Alat Ukur (Measuring Equipment); alat untuk membandingkan (alat-pembanding) besaran objek-ukur dengan besaran acuan yang ada pada alat tersebut. Keterangan; - alat ukur biasanya terdiri atas tiga bagian yakni: 2.1.1 Sensor; bagian yang meraba atau yang bersinggungan (sensor kontak) atau berinteraksi (sensor non-kontak) dengan objek-ukur, 2.1.2 Pengubah (Transducer); bagian yang meneruskan dan mengubah isyarat/sinyal (signal) yang dihasilkan sensor; isyarat tersebut masih dalam besaran yang sama atau diubah menjadi besaran lain yang bisa ditunjukkan, dicatat, atau diproses oleh bagian penunjuk alat ukur, 2.1.3 Penunjuk/Pencatat/Pengolah; bagian yang menunjukkan hasil pengukuran lewat skala (dengan garis indeks, skala nonius) atau penunjuk digital, atau pencatat, atau pengolah sinyal (komputer) dengan hasil yang ditunjukkan pada layar monitor, atau ditransmisikan ke stasiun penerima sinyal data pengukuran. - beberapa hal yang penting mengenai alat ukur adalah: 2.1.4 Kapasitas Ukur (Measuring Capacity); harga besaran maksimum yang bisa diukur dengan alat ukur. Umumnya ditentukan sesuai dengan panjang efektif skala dan/atau konstruksi alat ukur (jarak gerakan sensor, kekuatan maksimum alat ukur, mekanisme bagian pengubah alat ukur, kapasitas komponen alat ukur, dsb.). Catatan; alat ukur tak selalu harus dimulai dengan besaran nol, melainkan dari suatu harga tertentu, oleh sebab itu kadang digunakan istilah Daerah Kerja/Ukur (Working/Measuring Range), misalnya mikrometer dengan kapasitas/daerah ukur 25-50 mm. 2.1.5 Kepekaan (Sensitivity); kemampuan alat ukur untuk menunjukkan suatu perubahan besaran, yang dideteksi (dirasakan) oleh sensor alat ukur, yang diperlihatkan sebagai perubahan pada bagian penunjuk alat ukur minimum sebesar satu pits skala alat ukur atau sesuai dengan kecermatan penunjuk digital (angka desimal terakhir). Keterangan: -kepekaan berkaitan dengan intensitas besaran yang ditunjukkan oleh bagian penunjuk alat ukur relatif terhadap intensitas besaran yang dideteksi (dirasakan) oleh sensor, - oleh sebab itu, kepekaan bisa didefinisikan sebagai rasio antara besaran keluaran dan besaran masukan yakni kemiringan (slope) fungsi linear hasil kalibrasi alat ukur antara besaran keluaran dan besaran masukan. - melalui proses kalibrasi kepekaan bisa distel harganya jika bagian pengubah alat ukur dilengkapi dengan penyetel sehingga satu pits skala, yang secara fisik telah dibuat dengan jarak tertentu (misalnya 1 mm; supaya keterbacaannya bagus), akan memiliki harga/bilangan yang terpilih (misalnya 0.001 mm) sehingga kecermatan skala terdefinisikan harganya dengan baik, - kadang alat ukur dilengkapi dengan pemilih-kepekaan (sensitivity selector) sehingga pengguna bisa melihat pada skala mana yang saat itu diberlakukan (satu di antara beberapa baris skala yang tersedia, atau bidang skalanya harus diganti terlebih dahulu) sesuai dengan kecermatan skala yang dikehendaki. Catatan; - karena kepekaan berkaitan dengan kecermatan skala, kadang orang merancukannya dengan istilah pemilih-skala (scale selector), - jika kepekaan bisa dipilih, karena adanya pemilih-kepekaan, umumnya kapasitas ukur pun berubah mengikuti perubahan kepekaan,

Industrial Metrology Laboratory; Mechanical & Production Engineering; FTI-ITB 5

- bagi jenis alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur beberapa besaran (misalnya multi tester; untuk mengukur voltase, tahanan, kapasitor) dilengkapi dengan tombol pemilih besaran yang kadang dirancukan orang dengan istilah scale selector. Contoh; Kepekaan LVDT hasil kalibrasi adalah 1:m/0.2mV (kalibrasi dilakukan dengan memakai set blok ukur dengan kenaikan ukuran 1:m sementara bagian penunjuk berupa voltmeter dengan kecermatan skala misalnya sebesar 0.1mV).

2.1.6 Pembesaran (Magnification); faktor pengali yang digunakan untuk membesarkan besaran/ objek yang ditunjukkan oleh bagian penunjuk alat ukur. Keterangan: - istilah pembesaran biasanya digunakan pada alat optik dalam hal pemeriksaan/pengolahan/analisis citra, - jika antara masukan dan keluaran memiliki besaran yang sama, misalnya bagi alat ukur geometrik dengan pengubah mekanik, dapat digunakan istilah pembesaran (gain) untuk menunjukkan kemampuan pengubah alat ukur ybs., misalnya pembesaran alat ukur mikrometer adalah 100x bila pits skala putarnya dirancang sebesar 1 mm - kadang alat ukur dilengkapi dengan pemilih-pembesaran (magnification selector); supaya tak keliru, bandingkan dengan definisi pemilih-kepekaan (sensitivity selector). 2.1.7 Kepasifan/ Kelambatan-reaksi (Passivity); kelambatan bagian penunjuk alat ukur untuk menunjukkan perubahan sebagai reaksi atas isyarat yang diteruskan oleh bagian sensor alat ukur. Kepasifan berkaitan dengan waktu yang diperlukan alat ukur untuk menunjukkan perubahan mulai dari saat sensor mendeteksi perubahan sampai dengan saat bagian penunjuk bisa memperlihatkan harga perubahan tersebut. 2.1.8 Histerisis (Histerysis); perbedaan/penyimpangan antara hasil pengukuran objek ukur yang dilaksanakan secara berkesinambungan (atau berurutan) naik kemudian berkesinambungan (atau berurutan) turun.

Industrial Metrology Laboratory; Mechanical & Production Engineering; FTI-ITB 6

2.1.9 Kestabilan Nol (Zero Stability); kemampuan alat ukur atau sistem pengukuran untuk memperlihatkan harga (hasil pengukuran) yang tetap ketika dilakukan pengulangan pada objek ukur yang sama (acuan). Catatan; - ketidakstabilan nol bisa dicek pada setiap saat dengan mengembalikan sistem pengukuran pada harga acuan (nol, atau harga acuan yang lain). - Sistem pengukuran yang menggunakan alat ukur jenis pembanding/komparator (comparator) biasanya memerlukan penyetelan nol (zero setting) dengan memakai acuan (alat ukur standar; bagi alat ukur geometri misalnya blok ukur; gage block). Pada saat penyetelan nol ini bagian penunjuk komparator umumnya bisa diatur sehingga berharga nol, atau harga lain sesuai dengan keinginan operator untuk mempermudah pencatatan dan menghindarkan kesalahan pembacaan/penulisan harga hasil pengukuran. 2.1.10 Pengambangan (Floating); ketidakmampuan alat ukur atau sistem pengukuran untuk memperlihatkan harga (hasil pengukuran) yang tetap karena adanya penyimpangan pada bagian penunjuk/pencatat yang berubah secara acak/ rambang. Catatan: gejala pengambangan langsung bisa diketahui pengamat pada setiap saat selama proses pengukuran berlangsung. Hal ini mempersulit pengamat untuk mencatat hasil pengukuran sampai secermat kecermatan alat ukur, lihat definisi kecermatan pembacaan. 2.1.11 Pergeseran (Shifting, Drift); ketidakmampuan alat ukur atau sistem pengukuran untuk memperlihatkan harga (hasil pengukuran) yang tetap karena adanya penyimpangan (positif atau negatif) yang membesar dengan berjalannya waktu. Catatan; adanya pergeseran sering tak disadari oleh pengamat karena gejala ini biasanya berjalan lambat. Oleh sebab itu, selama proses pengukuran berlangsung, secara berkala perlu dilakukan pengecekan dengan menggunakan harga acuan (objek ukur acuan). 2.2 Objek Ukur (Measuring Object); bagian benda ukur yang diukur karakteristiknya, yakni satu dari berbagai karakteristik geometrik, fisik, atau kimiawi. Catatan; Satu benda ukur bisa memiliki lebih dari satu data pengukuran. Tak semua objek ukur perlu diukur, bergantung pada derajat kepentingannya.

Industrial Metrology Laboratory; Mechanical & Production Engineering; FTI-ITB 7

3 Proses Pemeriksaan (Inspection Process); proses membandingkan suatu objek dengan objek acuan, dan hasil pemeriksaan berupa data kualitatif yakni sesuai atau tak sesuai acuan. Keterangan; - untuk melakukan pemeriksaan diperlukan sistem/prosedur pemeriksaan, bisa menggunakan alat pemeriksa (alat ukur yang dirancang khusus untuk pemeriksaan kualitatif; misalnya kaliber/gauge), - jika metoda dan/atau alat pemeriksa memiliki acuan yang dibuat bertingkat hasil pemeriksaannya pun bisa berperingkat, dengan hasil misalnya, tak sesuai, sesuai dengan peringkat A, atau sesuai dengan peringkat B,..dst. - seperti halnya proses pengukuran, dalam hal pemeriksaan kaidah menyempurnakan pun wajib diusahakan! 4 Proses Kalibrasi (Calibration Process); proses pengukuran bagi alat ukur/sistem pengukuran dibandingkan dengan acuan (alat ukur standar kalibrasi) yang memiliki tingkat kebenaran ukuran/ skala yang lebih tinggi. Keterangan; - dalam hal ini alat ukur yang dikalibrasi menjadi benda ukur dengan satu atau beberapa objek ukur (objek-kalibrasi) yang masing-masing akan diukur dengan membandingkan dengan objek acuan/standar kalibrasi yang merupakan harga besaran yang terkait dengan tingkat kebenaran yang lebih tinggi. - hasil kalibrasi setiap objek-kalibrasi disimpulkan dengan membandingkan data-kalibrasi atau hasil analisis data kalibrasi dengan sasaran/target yang memiliki toleransi tertentu sesuai dengan spesifikasi ketelitian dan ketepatan/keterulangan yang dinyatakan dalam standar mengenai metoda kalibrasi yang dipakai. Jika objek kalibrasi bisa memenuhi persyaratan ketelitian (dan ketepatan) yang dimaksud maka alat ukur ybs. dikatakan lolos/lulus dari ujian kalibrasi dan mendapat sertifikat/tanda/tera yang sah oleh organisasi/badan/bagian/laboratorium yang berhak melakukan kalibrasi. - metoda kalibrasi dan acuan kalibrasi umumnya telah dibakukan (Nasional, Internasional), - alat yang digunakan untuk melakukan proses kalibrasi (alat ukur pengkalibrasi), maupun acuan besaran kalibrasi ini pun juga harus telah disahkan untuk bisa dimanfaatkan dalam proses kalibrasi yang dimaksud. Proses pengesahannya pun melalui proses kalibrasi yang bisa melibatkan alat dan acuan yang tentunya memiliki tingkat kebenaran yang lebih tinggi lagi (demikian seterusnya sampai dengan acuan besaran yang tertinggi tingkat kebenarannya yakni satuan standar besaran Internasional). 4.1 Rantai Kalibrasi (Calibration Chain); proses kalibrasi alat ukur yang dilaksanakan secara bertingkat guna memungkinkan kalibrasi alat ukur kerja (yang dimanfaatkan langsung untuk berproduksi) untuk dicek kebenaran skalanya atau besarannya sampai ke tingkat satuan standar besaran Internasional. Keterangan; - sesuai dengan jenis besaran, wujud/bentuk fisik, dan/atau prinsip kerja, dan/atau kecermatannya, suatu alat ukur tidak selalu mungkin untuk dikalibrasi (dibandingkan) langsung dengan besaran dengan satuan standar Internasional yang diberlakukan pada saat ini. Dengan demikian diperlukan alat pengkalibrasi. Dan alat pengkalibrasi ini pun mungkin bisa atau tak bisa dibandingkan langsung dengan satuan standar besaran Internasional. - dengan teknik kalibrasi bertingkat memungkinkan semua jenis alat ukur dapat disahkan kebenarannya sampai dengan tingkat kebenaran tertentu. 4.1.1 Keterlacakan (Traceability); keabsahan suatu alat ukur dalam hal proses kalibrasi yang pernah dilaksanakan padanya dan pada keabsahan alat ukur pengkalibrasi serta acuan besaran kalibrasi yang digunakan dalam proses kalibrasi alat ukur ybs. Keabsahan ini bisa dimulai dari tingkat kebenaran tertentu (jenis alat ukur bersangkutan) sampai dengan tingkat kebenaran berikutnya yang lebih tinggi dan seterusnya sampai dengan tingkat kebenaran tertinggi (satuan besaran standar Internasional yang diberlakukan). Catatan:

Industrial Metrology Laboratory; Mechanical & Production Engineering; FTI-ITB 8

- meski telah memiliki sertifikat keterlacakan belum tentu hasil pengukuran yang dilakukan dengan memakai alat ukur ybs. dianggap sah, bergantung pada sampai sejauh mana usaha menyempurnakan proses pengukuran yang memakai alat ukur tersebut dilaksanakan. - keterlacakan sering disyaratkan dalam hal kerjasama antara organisasi (industri) untuk pembuatan komponen yang di-subcontract-kan. 4.2 Organisasi/Badan/Laboratorium Terakreditasi (Accredited Organization); organisasi yang disahkan oleh pemerintah (negara ybs.) untuk melakukan jasa kalibrasi supaya alat ukur yang dikalibrasi olehnya dapat diberi sertifikat keterlacakan. 4.3 Badan Pengakreditasi (Accreditation Board); badan yang dibentuk pemerintah untuk melaksanakan penilaian/pengujian apakah suatu organisasi bisa dan mampu menjaga kebisaannya untuk menjual jasa kalibrasi alat ukur. Keterangan; - Badan Pengakreditasi ini dibentuk untuk satu (atau beberapa) besaran sesuai dengan jenis standar satuan acuan besaran kalibrasi yang bisa diakses olehnya dalam rangka menilai kemampuan organisasi yang meminta pengesahan untuk menjual jasa kalibrasi.

Industrial Metrology Laboratory; Mechanical & Production Engineering; FTI-ITB 9

Anda mungkin juga menyukai