“KARAKTERISTIK PENGUKURAN
(MEASUREMENT CHARACTERISTIC)”
Disusun oleh :
Wanda Rulita Sari 0317040010
Rama Satria Dewa 0317040022
Kelompok : 10
PSE menerima energi dari media yang diukur dan menghasilkan output yang besarnya
tergantung dari kuantitas yang diukur.
VCE mengubah/mengkonversi output PSE menjadi variabel fisik, seperti tegangan
(voltage), jarak perpindahan (displacement)
VME memanipulasi sinyal var. fisik untuk menghasilkan sinyal instrumen yang
diinginkan.
DTE mengirim (transmit) data dari elemen satu ke elemen lain.
DPE menunjukkan hasil pengukuran pointer yang bergerak di sepanjang skala ukur
catatan pena pada sebuah kertas)
6) Sensivity
Sensitifitas dari sebuah pengukuran adalah ukuran perubahan pada output instrumen
yang terjadi ketika nilai yang diukur berubah.
7) Resolution
Nilai inkremen terkecil dari sebuah input atau output yang dapat dideteksi. Jika
inkremennya kecil maka disebut fine resolution, sebaliknya jika inkremennya besar
maka disebut coarse resolution.
8) Dead Zone
Rentang terbesar dari variabel terukur yang tidak dapat direspon oleh instrumen,
kadang-kadang disebut dead spot atau hysteresis. Dead zone biasanya terjadi pada
instrumen penunjuk (indicating) atau pencatat (recording). Dalam range tersebut, sinyal
output masih “bertahan” di dekat nilai tertentu (biasanya di sekitar nol) dalam suatu
zona deadband.
9) Backlash
Disebut juga mechanical hystersis: kehilangan gerak yang mungkin terjadi pada elemen
mekanik (gear, linkage, atau peralatan transmisi mekanik lainnya) karena terputus
hubungan (kait-nya tidak kuat).
10) True Value
Nilai variabel terukur yang terbebas dari error
True value = Instrument reading – Static error
11) Static Error
Perbedaan numeris antara nilai sesungguhnya dengan nilai yang diukur oleh instrument
12) Mistake
Kesalahan yang disebabkan oleh manusia (ketidak-telitian membaca, penerapan
instrumen yang kurang tepat, kesalahan komputasi)
13) Systematic Error
Kadang-kadang disebut bias; deviasi seragam dari titik titik pengukuran sebuah
instrumen. Ada 2 jenis:
a. Instrumental error: disebabkan oleh instrumen (friksi pada bearing, tegangan
pegas/spring)
dihindari dengan:
- pemilihan instrumen yang tepat
- penerapan faktor koreksi setelah penentuan besarnya error
- kalibrasi instrumen terhadap alat standar.
b. Enviromental error: disebabkan oleh kondisi eksternal (efek suhu, humiditas, tekanan
barometrik)
dihindari dengan:
- menyediakan penyejuk ruangan (AC)
- melapisi komponen tertentu dalam intrumen
- menggunakan perlindungan (shield) magnetic
14) Random Error
Error yang tidak diketahui penyebabnya. Error ini biasanya kecil, dan mungkin dapat
ditangani secara matematis menurut hukum probabilitas.
15) Sources of Error
- Pengetahuan yang tidak cukup tentang parameter proses dan kondisi perancangan.
- Perancangan yang pas-pasan (poor design)
- Perubahan parameter proses
- Perawatan yang tidak baik (poor maintenance)
- Error karena manusia yang mengoperasikan instrument
- Keterbatasan perancangan
16) Kalibrasi Error
Kalibrasi error adalah toleransi ketidakakuratan yang diizinkan oleh (pabrik) pembuat
sensor yang bersifat sistemik. Artinya, ditambahkan ke semua fungsi transfer yang
sebenarnya. Hal tersebut akan menggeser keakuratan. Besarnya kalibrasi error ini tidak
harus sama dalam rentang tertentu dan dapat berubah tergantung pada jenis kesalahan
pada kalibrasi.
17) Hysteresis
Perbedaaan pembacaan instrument, jika input terus bertambah dari harga negative
disebut maximum input hysteris tapi jika input berkurang dari nilai positif disebut
maximum output hysteris
18) Threshold
Threshold adalah nlai minimum dari input yang masih memberikan output, dibawah nilai
threshold akan menunjukkan nilai nol
19) Sensitivity to disturbance
Perubahan output instrumen yang terjadi karena perubahan karakter statis sebagai
akibat perubahan kondisi lingkungan. Perubahan ini ada dua hal yang utama yaitu:
- Zero drift atau bias : efek dimana pembacaan nol dari sebuah instrumen dimodifikasi
oleh perubahan lingkungan.
- Sensitifitas drift : nilai sensitifitas instrument karena hasil pengukuran yang berubah
ubah sebagaimana perubahan kondisi lingkungan.
2.2. Karakteristik Dinamis
Instrumen jarang menanggapi secara spontan perubahan variabel terukur. Malah,
ada juga yang menunjukkan sifat lambat (slowness/sluggishness) karena sesuatu seperti:
massa, kapasitas termal, kapasitas fluida, atau kapasitas elektrik. Karakteristik dinamik dari
alat ukur ialah sebagai berikut :
1. Pure Delay (keterlambatan)
Sering dijumpai ketika instrumen menunggu beberapa reaksi untuk menanggapi
perubahan variabel terukur. Instrumen industri selalu digunakan untuk mengukur
kuantitas yang berfluktuasi. kelakuan dinamik dari sebuah instrumen sangat penting
untuk dipelajari (lebih penting d.p. kelakuan statik). Kelakuan dinamik dari intrumen
dapat dipelajari dengan melakukan variasi var. terukur a.l. step change, linear change,
sinusoidal change.
2. Speed of Response
Kecepatan instrumen dalam menanggapi perubahan variabel terukur.
3. Fidelity
Tingkat kepercayaan instrumen dalam menanggapi perubahan variable terukur tanpa
error dinamik.
4. Lag
Keterlambatan dalam menanggapi perubahan variabel terukur.
5. Dynamic Error
Perbedaan antara nilai nyata yang bervariasi karena waktu dengan nilai yang
ditunjukkan oleh instrument
6. Respon Dinamik Instrumen Order Nol