Anda di halaman 1dari 40

UTS INSTRUMENTASI FISIKA I

Dimas Aria Shufyananda


1906288096
Outline
Analisis dan Penjelasan Hasil dan Analisis
Pendahuluan Rinci Alat Kalibrasi Alat
1 3 5

2 4 6

Jenis Alat dan Spesifikasi Prosedur dan Tata Cara Kesimpulan dan
Instrumennya Kalibrasi Alat Saran

2
Pendahuluan
1
Review Materi selama Setengah Semester

3
Jenis-Jenis Instrumentasi

Active and Passive Analogue and DIgital Smart and Nonsmart


Instrument Instrument Instrument
Merupakan Instrumen Merupakan jenis Merupakan instrumen
yang dibedakan instrumentasi yang yang dimana dalam proses
berdasarkan Resource atau dibedakan berdasarkan pengukurannya
sumber daya untuk output yang dihasilkan menggunakan
menghasilkan outputnya secaar kuantitas dan kemampuan
diskrit microprocessor

4
Model Sistem Instrumentasi

Passive and Active Sensor Accuracy and Error


Dibedakan berdasarkan penambahan energi Akurasi merupakan selisih antara nilai sebenarnya
saat pengoperasian dimana passive akan dengan nilai yang terukur, dan nantinya akan
menghilangkan sebagian dari dihasilkan kesalahan sistematis(Random Error)
pengoperasiannya tetapi tidak menambah
Dalam eror terbagi menjadi systematic error
energi. Sedangkan active sensor akan
sources (bias) dan Random error sources(Noises)
menambahkan energi ke lingkungan
pengukuran sebagai proses bagian dari sistem.

More info on how to use this template at www.slidescarnival.com/help-use-presentation-template

This template is free to use under Creative Commons Attribution license. You can keep the Credits slide or
mention SlidesCarnival and other resources used in a slide footer.

5
1 2 3
Precision Repeatability Reproducibility
Presisi adalah istilah yang kedekatan pembacaan output ketika kedekatan pembacaan
menggambarkan derajat input yang sama diterapkan keluaran untuk masukan
kebebasan instrumen berulang-ulang selama periode yang sama ketika ada
dari kesalahan acak. waktu yang singkat, dengan kondisi perubahan metode
pengukuran, instrumen, pengamat, pengukuran, pengamat,
lokasi, kondisi penggunaan yang alat ukur, lokasi, kondisi
sama dipertahankan secara penggunaan dan waktu
keseluruhan. pengukuran.
SENSITIVITAS PENGUKURAN

Adalah pengukuran perubahan pada output instrumen yang muncul ketika


besar kuantitas yang diukur diubah sebesar nilai tertentu.
Maka, sensitivitas (sensitivity) adalah rasio:
defleksi skala
nilai measurand penyebab defleksi
Hysteresis Effect

Kurva A Kurva B
bahwa jika input jika input
diukur dan digambarkan
menunjukkan penurunan secara
penaikan konstan konstan
dari nilai negatif
Karakteristik Pengukuran
Dinamik

Merupakan perilaku yang ada dari instrumen yang menunjukkan:

◉ Perubahan Waktu ketika output instrumen mencapai Steady


◉ Tentunya input yang diberikan dari measureant akan bervariasi
◉ Fungsi umum yang menunjukkan hubungan antara I/O dengan
persamaan yang dibatasi besaran yang diukur

Seperti halnya pada karakteristik statiknya, nilai sembarang untuk


karakteristik dinamik yang dikutip pada data sheet hanya berlaku
ketika instrumen dilakukan pada kondisi dan lingkungan tertentu
sehingga perubahan secara dinamik pun dapat terjadi
Instrumen Orde Nol
Sembarang instrumen yang memiliki perubahan step pada besaran yang
diukur pada waktu t, output instrumen akan bergerak secara tiba-tiba ke nilai
baru pada waktu sesaat yang sama pula dengan waktu t,

10
First-Order System Instrument
Jika pada orde zero kita tidak melibatkan fungsi waktu, maka pada sistem orde pertama
adalah sistem pengukuran yang tidak dapat merespons perubahan input secara instan.
Dalam arti proses waktu disini diperhitungkan pada diferensial orde pertamanya.

Persamaan orde 1 K didefinisikan sebagai static sensitivity


dan tau sebagai time constant pada sistem

Dengan mengganti dy/dt dengan operator


D, kita bisa tentukan q output sebagai
berikut
Kita dapatkan
Second-Order System Instrument
Jika pada orde pertama kita menggunakan dq/dt sebagai fungsi waktu. Pada orde dua kita
juga menambahkan d2q/dt2 sebagai orde 2 nya.
K didefinisikan sebagai static sensitivity
ω (omega) sebagai undamped natural frequency
Persamaan orde 2 ξ sebagai damping ratio
dan tau sebagai time constant pada sistem

dy/dt bisa diganti dengan operator D, kita


bisa tentukan q output sebagai berikut

Kita dapatkan
● Kalibrasi adalah membandingkan output dari instrumen
atau sensor yang diuji terhadap output instrumen referensi.
● Instrumen kalibrasi harus selalu dalam keadaan optimal
dan konstan.
● Manajemen prosedur kalibrasi dibutuhkan untuk menjaga
standar prosedur kalibrasi.
● Semua elemen dalam rantai kalibrasi harus diketahui
sehingga kalibrasi instrumen proses di bagian bawah rantai
dapat dilacak ke standar pengukuran dasar.
● Perlu adanya dokumentasi menyeluruh yang mengandung
deskripsi pengukuran yang diperlukan di tempat kerja,
instrumen
CREDITS: yang digunakan,
This presentation template wasserta sistem
created kalibrasi
by Slidesgo, dan
including
icons by Flaticon,
prosedur and infographics
yang dilakukan. & images by Freepik
Jenis Alat dan Spesifikasinya
2
Pemilihan Alat dan spesifikasi yang akan digunakan dalam pengukuran
ARDUINO NANO ATMEGA 328P

7. Flash Memory16KB
1. Chip Mikrokontroller
(Atmega168) atau 32KB
menggunakan ATmega328p
(Atmega328) 2KB digunakan
atau Atmega168.
oleh Bootloader.
2. Tegangan operasi sebesar
8. 1 KbyteSRAM (Atmega168)
5volt.
atau 2 Kbyte 32KB
3. Tegangan input (yang (Atmega328).
disarankan) sebesar 7volt – 12
9. 512 Byte EEPROM
volt.
(Atmega168) atau 1 Kbyte
4. Terdapat pin digital I/O 14 (Atmega328). 10. 16MHz Clock
buah dan 6 diantaranya Speed. 11. Ukuran 1.85cm x
sebagai output PWM. 4.3cm
5. 8 Pin Input Analog.
6. 40 Ma Arus DC per pin I/O

15
ARDUINO NANO ATMEGA 328P

16
Modul Transducer ADC HX711

◉ Dua kanal ADC (dapat digunakan untuk 2


load cell) dengan keluaran TTL (serial
tersinkronisasi, DI dan SCK).
◉ Tegangan opersional 5 Volt DC T
◉ Tegangan masukan diferensial ±40 mV
pada skala penuh
◉ Akurasi data 24 bit (24-bit ADC)
◉ Frekuensi pembacaan (refresh rate) 80
Hz
◉ Konsumsi arus kurang dari 10 mA
◉ Ukuran: 38 x 21 mm dengan berat 20
gram

17
Sensor Load Cell

◉ Beban maksimum: 5000 gram (5 Kg)


◉ Rentang tegangan keluaran: 0,1 mV ~ 1,0
mV / V (skala 1:1000 terhadap tegangan
masukan, error margin≤1,5%)
◉ Impedansi masukan (input impedance):
1066 Ω ±20%
◉ Impedansi keluaran (output impedance):
1000 Ω ±10%
◉ Tegangan masukan maksimum: 10 Volt DC
◉ Rentang suhu operasional: -20 ~ +65°C
◉ Material: Aluminium Alloy
◉ Ukuran: 60 x 12,8 x 12,8 mm, berat: 23 gram

18
Kabel Jumper dan Breadboard

breadboard sebagai konduktor


Kabel jumper jenis ini listrik tempat melekatkan kabel
digunakan untuk koneksi jumper atau header pin male
female to female pada kedua agar arus listrik dari komponen
ujung kabelnya satu ke komponen lainnya bisa
saling terdistribusi.

19
Dokumentasi dan Penjelasan Rinci Alat
3
Prinsip Kerja dari sensor loadcell melalui arduino nano

20
Dokumentasi Kalibrasi

I am Jayden Smith
I am here because I love to give presentations.
You can find me at @username

21
Dokumentasi Kalibrasi

22
Sketsa Design dan Prinsip Kerja Alat

HX711 adalah modul timbangan, yang memiliki prinsip kerja mengkonversi perubahan yang
terukur dalam perubahan resistansi dan mengkonversinya ke dalam besaran tegangan
melalui rangkaian yang ada. 7 Modul melakukan komunikasi dengan
computer/mikrokontroller melalui TTL232. Struktur yang sederhana, mudah dalam
penggunaan, hasil yang stabil dan reliable, memiliki sensitivitas tinggi, dan mampu
mengukur perubahan dengan cepat.

23
Prosedur dan Tata Kerja Kalibrasi Alat
4
Langkah-langkah dalam melakukan kalibrasi alat

24
Proses Menyusun Skema Rangkaian

Menyolder pin-pin yang


Menyiapkan Alat yang akan Menyolder Kembali
masih terpisah dari
disusun rangkaiannya seperti sensor 4 kabel loadcell
setiap komponen
load cell, HX711, Arduino, dan ke konfigurasi pin ADC
terutama Arduino dan
Kabel Jumper female- to male (E+, E-, A-, A+)
HX711

25
Proses Menyusun Skema Rangkaian

Menyatukan dan
Menyambungkan kabel
menancapkan seluruh
Menyambungkan pin VCC, type B android ke
komponen di breadboard
SCK, DT, dan GND ke pin arduijno untuk
untuk disambungkan ke
arduino dihubungkan melalui komputer untuk
software pemrograman diprogram

26
Proses Pemrograman Kalibrasi
Memasukkan ilbrary dari
Menggunakan kabel android HX711 dan mensetting
Mensetting ke bagian
type B untuk disambungkan ke bagian output (D12) serta
examples khusus HX711
pc dan membuka sofware SCK yang sesuai dengan
dan menggunakan
arduino IDE untuk mulai skema rangkaian
pilihan calibration sebelumnya (D13)
program

27
Proses Pemrograman Kalibrasi

Membuka serial monitor


Mengatur bagian tools inside
Mengupload program untuk memulai kalibrasi
seperti jenis arduino, PORT,
yang sudah diset ke dan monitoring output
dan inisial dahulu sebelum
arduino dari kalibrasi loadcell
program diuplaod ke arduino

28
Proses Pemrograman Kalibrasi

Memperhatikan hasil
Mengikuti prosedur yang Menekan yes atau y
output kalibrasi dan
diarahkan di serial monitor untuk memulai
menyimpannya di
dan menaruh barang yang kalibrasi dan menunggu
EEPROM
ingin diukur (tempat pensil) steady state

29
Analisis dan hasil Kalibrasi
4
Prinsip dan karakteristik yang ada pada loadcell

30
Instrumen Orde Loadcell

Dapat dikatakan loadcell merupakan tipe


sensor kategoriu instrumen orde pertama
dikarenakan pada saat pengkalibrasian yang
dimana merupakan sistem kendali untuk
menuju steady state yang mendekati nilai
sebenarnya menunjukkan pembacaan step di
serial monitor pada pemrograman arduino
akan menuju keadaan stabil

31
Flowchart dan Alur kerja Alat

32
Hasil Pengambilan Variasi Data

Pengukuran massa akibat pengaruh


peletakkan posisi beban dilakukan di 5 titik
yang berbeda, dapat dilihat pada slide
selanjutnya. Pengujian ini dilakukan bertujuan
untuk mengetahui kinerja timbangan dalam
memberikan hasil penimbangan bila beban
yang diberikan sama diletakkan pada posisi
yang berbeda.

33
Pengambilan variasi data

Berdasarkan hasil pengukuran yang tersaji pada


tabel 1 diatas, diketahui bahwa posisi penempatan
suatu beban pada saat melakukan pengukuran
massa sangat berpengaruh terhadap hasil yang
diperoleh, sehingga hal ini perlu diperhatikan untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang lebih teliti.
Setelah didapatkan nilai rata-rata di setiap posisi,
kemudian dilakukan perhitungan persentase (%)
kesalahan (error) dan persentase tingkat
keberhasilan alat guna mengetahui seberapa baik
tingkat kinerja alat dalam pembacaan beban.
Adapun hasil yang diperoleh disajikan pada tabel
slide selanjutnya

34
Pengambilan variasi data

dapat dilihat bahwa posisi terbaik peletakan


beban ketika melakukan pengukuran massa adalah
pada posisi c (ditengah base) dengan tingkat
persentase (%) kesalahan (error) minimum sebesar
0.082% dan tingkat persentase keberhasilan
pengukuran maksimum alat sebesar 99.918%.
Dengan mempertimbangkan pengaruh hasil
pengukuran yang disebabkan oleh posisi peletakkan
benda yang bervariasi, maka didapat tingkat
persentase (%) kesalahan (error) rata-rata sebesar
0.303% dan tingkat persentase keberhasilan
pengukuran alat rata-rata sebesar 99.697%.

35
1 2 3
Precision Range Akurasi dan presisi
•Pada alat ini, parameter presisi tegangan rendah 5-10 VDC atau 5-10 Tingkat akurasi dan presisi dari
yang terlihat cukup baik, selama VAC sensor load cell sangat tinggi dengan
Nonlinearitas 0.05% nilai sebesar 99,5% dan 99,7%.
alat sudah terkalibrasi, alat sudah
Selain itu, kecilnya nilai histerisis
menunjukan presisi yang bagus. Range temperatur kerja -10oC sebesar -2,05 gram untuk
Penyebaran data cukup sempit sampai +50oC penunjukan anak timbangan
pada satu jenis input yang sama. maksimum 5 kg menunjukan sensor
load cell pada prototipe telah
bekerja cukup konsisten baik
Kesimpulan
◉ 1. Timbangan digital berbasis Arduino Uno yang dirancang dengan menggunakan sensor load cell 50 kg
dan modul HX711 bekerja dengan baik dalam pembacaan beban. Berdasarkan variasi nilai massa beban
yang diperoleh dari pengujian, pembacaan alat masih mengandung error jika dibandingkan dengan nilai
massa beban sebenarnya, namun tidak terlalu besar berkisar ±13,45 gram. Hal ini menunjukan proses
pembacaan massa beban oleh alat berjalan dengan baik.

◉ 2. Penempatan posisi massa beban yang tepat dapat menentukan keberhasilan dari proses pengukuran
massa menggunakan timbangan digital. Dari hasil pengujian yang didapat, disimpulkan bahwa posisi
penempatan beban terbaik adalah berada di tengah base dengan nilai error terkecil sebesar 0.082%.
Adapun tingkat keberhasilan pengukuran rata-rata dan error rata-rata dari alat akibat pengaruh posisi
peletakkan beban masing-masing sebesar 99.697% dan 0.303%.

◉ 3. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan pada timbangan digital yang dirancang dengan posisi
pembebanan di tengah base, maka diperoleh tingkat keberhasilan rata-rata alat sebesar 99.968% dan
error rata-rata sebesar 0.032%.

37
Saran

◉ Adapun saran yang akan diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu untuk
menganalisis kinerja timbangan digital yang dirancang secara lebih detail dapat dilakukan
pengujian kalibrasi menggunakan perbandingan massa standar dengan mengamati
beberapa parameter lain yang dapat mempengaruhi hasil pembacaan alat.

38
Referensi

◉ Afdali, Muhammad, Muhammad Daud, dan Raihan Putri. 2017. Perancangan Alat Ukur Digital
Untuk Tinggi dan Berat Badan Dengan Output Suara Berbasis Arduino UNO. Jurnal ELKOMIKA,
Volume 5, Nomor 1, pp 106- 118.

◉ Furqan, Andi Ainul. 2016. Rancang Bangun Timbangan Beras Dengan Keluaran Berat dan Harga
Berbasis Mikrokontroler. Skripsi. Jurusan Teknik Informatika UIN Alauddin Makassar

◉ Nuryanto, Rudi. 2015. Pengukur Berat dan Tinggi Badan Ideal Berbasis Arduino. Karya Ilmiah.
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

◉ Wahyudi, Abdur Rahman, Muhammad Nawawi. 2017. Perbandingan Nilai Ukur Sensor Load Cell
Pada Alat Penyortir Buah Otomatis Terhadap Timbangan Manual. Jurnal ELKOMIKA, Volume 5,
Nomor 2, pp. 207 – 220

39
THANKS!
40

Anda mungkin juga menyukai