Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena penyertaanNya saya
dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “ Kelompok Non Formal “ bisa terselesaikan.
Tak lupa saya berterima kasih kepada Bapak Nurdin Nara selaku dosen pengampuh yang telah
memberikan tugas makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.
Bahkan saya berharap materi dari makalah ini bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tak lupa saya sebagai penulis merasa bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, jadi jika
makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 3 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap manusia dalam berbagai kegiatan apapun manusia akan terlibat dalam aktivitas
kelompok. demikian juga kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Kelompok
dapat mengubah motivasi individua tau kebutuhan dan bisa mempengaruhi perilaku individu
dalam suatu kondisi organisasi.
Menurut Homans (1950) mengatakan bahwa kelompok merupakan sejumlah individu yang
berkomunikasi satu dengan lainnya dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu
banyak, sehingga hal tersebut memberikan kesempatan bagi semua anggota untuk
berkomunikasi secara langsung.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1. Apa pengertian kelompok non formal?
1.2.2. Apa saja jenis dari kelompok non formal?
1.2.3. Apa fungsi kelompok non formal?
1.2.4. Bagaimana ciri-ciri kelompok non formal?
1.2.5. Apa saja sisi positif dan sisi negatif dari kelompok non formal?
1.2.6. Apa saja contoh kelompok non formal?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kelompok Non Formal


Kelompok non formal adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur dan
organisasi tertentu. Kelompok non formal tidak memiliki struktur yang jelas, walaupun
keberadaannya merupakan bagian dan sturktur masyarakat secara umum. Kelompok-
kelompok ini berkembang menyimpang dari rancangan organisasi yang ditetapkan secara
resmi dan kelompok non formal hidup sebagai subkultur yang relatif berkuasa atau
dominan dalam organisasi. Ada kelompok non formal yang terdiri dari para manajer
disamping kelompok-kelompok nonformal yang terdiri dari para pekerja non pengawas.
Hadirnya kelompok non formal tak lepas dari kebutuhan sosial psikologis manusia yang
berkecenderungan untuk berinteraksi, berkumpul dan bersosialisasi dengan orang lain.
Keberadaannya mampu mempengaruhi kondisi lingkungan kerja, bahkan bisa menyulut
konflik pada tingkatan yang tinggi.

2.2 Jenis Kelompok Non Formal


1. Kelompok Kepentingan
Kelompok kepentingan, yaitu kelompok yang berafiliasi untuk mencapai sasaran
yang sama. Sasaran jenis kelompok ini tidak berkaitan dengan tujuan organisasi tetapi
semata-mata untuk mencapai kepentingan kelompok itu sendiri.
2. Kelompok Persahabatan
Kelompok persahabatan terbentuk karena adanya kesamaan-kesamaan tentang suatu
hal, seperti kesamaan hobi, status perkawinan, jenis kelamin, latar belakang,
pandangan politik dan lain sebagainya.

2.3 Fungsi Kelompok Non Formal


Kelompok non formal memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Menetapkan, memperkuat, dan meneruskan norma-norma dan nilai-nilai sosial
budaya penting para anggota .
2. Memberikan dukungan terhadap tujuan kelompok dan bantuan terhadap pelaksanaan
tugas manajer.
3. Menstimulasi komunikasi efektif dan dinamik sebagai alat komunikasi tambahan.
4. Memberikan kepuasan dan status sosial kepada para anggota yang tidak dapat
diberikan oleh kelompok formal.
Fungsi khusus kelompok informal yang penting adalah pengaturan perilaku sosial dan
kerja. Meskipun beberapa norma aktivitas sosial diciptakan oleh organisasi dan oleh
kebudayaan luar, namun terdapat kebutuhan untuk mengoperasikan norma-norma
tersebut dalam situasi kerja.
2.4 Ciri – Ciri Kelompok Non Formal
Ciri-ciri kelompok non formal, yaitu :

1. Sulit menentukan waktu eksak seseorang ketika menjadi kelompok tersebut. Sifat
eksak yang terjadi antara anggota kelompok di dalam kelompok non formal dan
tujuan yang dicapai oleh organisasi yang tidak terjabarkan dengan jelas.
2. Kelompok ini biasanya muncul akibat dari perkumpulan sekelompok orang yang
mempunyai kebutuhan yang sejenis.
3. Suatu kelompok yang tidak resmi
4. Tanpa dibentuk struktur organisasi
5. Tidak diatur oleh peraturan resmi yang tegas, jelas dan mengikat.
6. Biasanya dibentuk karena pengalaman Bersama
7. Bertujuan pada kepentingan Bersama
8. Terjalin karen adanya rasa loyalitas yang tinggi.

2.5 Sisi Positif dan Sisi Negatif Kelompok Non Formal


1. Sisi Positif
Munculnya kelompok informal akan memberikan dampak positif bagi organisasi.
Dampak tersebut diperoleh jika kehadiran kelompok informal mendukung tujuan
organisasi atau anggotanya menyadari bahwa keberadaannya masih dalam bingkai
organisasi formal yang tak lepas dari visi dan misi organisasi
a. Meningkatkan Helping Behavior
  Proses kerja yang ada dalam organisasi akan melibatkan beberapa orang.
Proses tersebut akan lebih efektif ketika antara mereka sudah terjalin kedekatan
atau mereka berada dalam satu kelompok informal meski dalam bingkai
organisasi formal. Kedekatan hubungan emosional akan membentuk kepedulian
di antara mereka hingga akan mewujudkan perilaku saling membantu (helping
behavior).
b. Penyebaran Pengetahuan
Pengetahuan yang berbentuk cara, prosedur, kebijakan atau aplikasi baru
yang belum diketahui oleh sebagian pegawai akan cepat menyebar dan dimengerti
oleh pegawai lain ketika penyebarannya melalui kelompok pertemanan ataupun
bentuk kelompok informal lainnya.
c. Meningkatkan Kepuasan Kerja
Bagi sebagian orang, kepuasan kerja tidak hanya diukur dari berapa
besarnya penghasilan, jabatan apa yang dimiliki dan besarnya kekuasaan maupun
wewenang yang melekat padanya. Namun lebih cenderung pada kualitas
hubungan interpersonal yang terjadi pada sebuah organisasi.
2. Sisi Negatif
Munculnya kelompok informal juga bisa memberikan efek negatif pada
organisasi. Efek tersebut ada ketika kelompok tersebut cenderung berseberangan
dengan tujuan organiasasi atau terdiri dari anggota yang tidak mempunyai komitmen
untuk ikut memajukan organisasi.
a. Menghambat Kinerja
Kinerja organisasi bisa terhambat jika kelompok informal terdiri dari
orang-orang yang mempunyai kepentingan individu yang sangat menonjol.
Padahal kepentingan individu seringkali tidak selaras dengan kepentingan
organisasi.
b. Penyulut Konflik
Semakin kohesifnya anggota dalam kelompok informal akan
menimbulkan gejala-gejala groupthink (pemikiran kelompok) yang menganggap
bahwa kelompoknya yang paling benar dan menilai kelompok lain tidak benar.
c. Menurunkan Loyalitas
Tingginya kesetiaan terhadap kelompok informal akan menurunkan
loyalitas terhadap organisasi jika sebagian besar anggotanya mempunyai tujuan
yang berbeda dengan organisasi. Mereka akan memilih setia terhadap kelompok
informal meskipun pada kenyataannya berada dalam organisasi formal. 
d. Menurunkan motivasi kerja
Budaya yang berujud seperangkat nilai-nilai dan keyakinan yang berlaku
dalam kelompok akan mewarnai perilaku anggotanya. Meskipun secara
individual, anggotanya memiliki nilai-nilai dan keyakinan yang berbeda, namun
ketika berada dalam kelompok mereka akan menampilkan perilaku kelompok jika
kelompok yang telah terbentuk soiditasnya tinggi.

2.6 Contoh Kelompok Non Formal


Hubungan antar anggota bersifat santai dan mengalir dengan Bahasa sehari-hari sehingga
contoh kelompok non formal, sebagai berikut :

1. Komunitas Sepeda
Saat ini sudah banyak orang menggunakan sepedah, dengan tujuan supaya tubuh tetap
segar. Karena banyaknya orang yang bersebah terbentuklah sebuah komunitas dan biasanya
anggotanya berasal dari daerah yang sama. Tujuan dibentuknya komunitas sepedah ini
adalah membentuk indahnya kebersamaan antar sesama penghobi sepedah serta mengajak
hidup sehat dengan bersepedah bersama-sama.
2. Kelompok Arisan
Arisan merupakan suatu kegiatan Bersama di dalam sebuah komunitas yang
penerapannya berupa pengumpulan dana dengan jangka waktu yang sudah
ditentukan. Anggota kelompok arisan ini terdiri lebih dari 5 orang, dimana mereka
juga bisa saling membantu karena terdapat system patungan supaya bisa mendapatkan
tujuan finansial yang disepakati.
BAB III

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai