Anda di halaman 1dari 5

Tugas 1

1. Kelompok formal dengan kelompok Non formal


 Grup formal adalah kumpulan orang, yang berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu.
Mereka selalu diciptakan dengan maksud untuk memenuhi beberapa persyaratan resmi.
Pembentukan kelompok dilakukan oleh manajemen. Secara umum, karyawan organisasi
dibagi menjadi kelompok-kelompok, dan tugas adalah serah terima ke masing-masing
kelompok. Dengan cara ini, tugas kelompok diselesaikan bersama dengan pemenuhan
tujuan organisasi. Yang diberikan adalah jenis-jenis kelompok formal:
a. Grup perintah : Grup yang terdiri dari manajer dan bawahannya.
b. Komite : Kelompok orang yang ditunjuk oleh suatu organisasi, untuk
menyelesaikan masalah, yang disebut sebagai Komite. Misalnya Komite
Penasihat, Komite Tetap, dll.
c. Satuan Tugas : Bentuk kelompok untuk melaksanakan tugas tertentu dikenal
sebagai Satuan Tugas.
 Kelompok Informal, Kelompok-kelompok yang diciptakan secara alami, di dalam
organisasi, karena kekuatan sosial dan psikologis. Di bawah kelompok ini, karyawan
organisasi, sendiri masuk ke dalam kelompok, tanpa persetujuan manajemen untuk
memenuhi kebutuhan sosial mereka di tempat kerja.
 Grup yang dibentuk oleh manajemen organisasi untuk menyelesaikan tugas tertentu
dikenal sebagai Grup Formal. Kelompok-kelompok yang dibentuk oleh karyawan itu
sendiri sesuai dengan kesukaan dan prasangka mereka dikenal sebagai Kelompok
Informal.
 Kelompok formal sengaja dibuat oleh organisasi, sedangkan kelompok informal didirikan
secara sukarela.
 Kelompok formal berukuran besar dibandingkan dengan kelompok informal. Selain itu,
dapat ada sub-kelompok dalam satu kelompok formal.
 Struktur kelompok formal dirancang secara hierarkis sedangkan kelompok informal tidak
memiliki struktur atau mengatakan tidak memiliki struktur.
 Dalam kelompok formal, posisi anggota mendefinisikan kepentingannya dalam
kelompok, tetapi dalam kelompok informal, setiap anggota sama pentingnya dengan
anggota lainnya.
 Dalam kelompok formal, hubungan antara anggota adalah profesional, mereka berkumpul
hanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka. Di sisi lain, dalam
kelompok informal, ada hubungan pribadi antara anggota, mereka berbagi pendapat,
pengalaman, masalah, informasi satu sama lain.
 Dalam kelompok formal, aliran komunikasi dibatasi karena kesatuan perintah. Berbeda
dengan kelompok informal, aliran komunikasi membentang ke segala arah; tidak ada
batasan seperti itu.

2. Gemeinschaft dengan gesselschaft


 Gemeinschaft merupakan ikatan sosial sifatnya personal, sedangakan Gesellschaft ikatan
sosial yang sifatnya impersonal
 Gemeinschaft merupakan tipikal masyarakat petani, sedangakan Gesellschaft merupakan
tipikal masyarakat urban
 Gemeinschaft memiliki tradisi yang masih kuat, sedangakan Gesellschaft memiliki tipikal
masyarakat modern
 Gemeinschaft memiliki pembagian kerja yang bersifat sederhana, sedangakan
Gesellschaft memiliki pembagian kerja yang sifatnya kompleks
 Gesellschaft dapat ditandai dengan sikap individualisme, mobilitas, impersonalitas dan
mengejar kepentingan diri sendiri.
 Contoh Gemeinschaft :
a. Gemeinschaft of blood (ikatan darah) contohnya ikatan keluarga
b. Gemeinschaft by place (ikatan tempat), contohnya berupa kelompok RT/RW.
c. Gemeinschaft of mind (kesamaan keahlian), contohnya yakni ikatan pelajar pada
bidang-bidang ilmu.
 Contoh Gesellschaft: Pada Gesellschaft dapat dicontohkan seperti organisasi pengusaha,
serikat buruh, ikatan pedagang, dan pantai politik. Hal tersebut karena ikatan yang
mereka miliki hanya sebatas ikatan profesi.

3. Kelompok primer dengan kelompok sekunder


 Jumlah anggota kelompok primer lebih sedikit daripada kelompok sekunder.
 Hubungan anggota kelompok primer bersifat personal, sementara di kelompok sekunder
sifatnya impersonal.
 Hubungan anggota kelompok primer berlangsung lama, sementara di kelompok sekunder
hanya sementara.
 Hubungan di kelompok primer didasari oleh aspek pribadi, sementara di kelompok
sekunder oleh kesamaan tujuan.
 Peran kelompok primer pada fungsi ekspresif, sementara fungsi kelompok sekunder lebih
ke instrumental.
 Hubungan antar-anggota di kelompok primer jauh lebih dekat daripada dalam kelompok
sekunder.
 Pola hubungan di kelompok primer bersifat informal, sementara di kelompok sekunder
bersifat formal.
 Contoh kelompok sekunder adalah perusahaan, kelompok pelajar di kelas, forum diskusi
di seminar, organisasi profesi, dan lain sebagainya.
 Contoh kelompok primer adalah keluarga, klan, lingkaran teman dekat, dan sejenisnya.

4. In Group dengan Out Group


 Kempok in group adalah salah satu arti kelompok sosial yang setiap individu mampu
menginditifikasikan dirinya sendiri atas nama satu tanpa adanya perbedaan.
 Out group adalah kelompok sosial yang bermakna setiap individu menjalankan
kehidupannya dengan sukrala dengan tidak termasuk dalam in group sehingga ada
anggapan bahwa ia menjadi musuh dalam kelompok lain tersebut.
 In group ini memiliki hubungan yang erat. Alasannya karena pengakuan dari dalam
kelompok merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam kelompok ini. Mereka akan
selau memperlihatkan perbedaan antara aku atau kamu, kita atau mereka. Semua itu
menjadi batasan dalam kelompok sosial ini.
 Out group tidak memiliki hubungan erat. Alasanya karena kelompok ini group akan
selalu memberikan sekat yang sangat terlihat dengan orang yang diluar kelompoknya.
 Kelompok in group akan memiliki pandangan yang buruk kepada kelompok out group,
sedangkan Out group memiliki sudut pandang dengan segala hal yang menjadi dasar
dalam mengusung tujuan bersama.
 In group kuat ikatannya. Dimana sudut pandang ini akan membentuk sebuah kesimpulan
dalam bentuk sebuah definisi. Alasan lainnya, bagian dari in group memiliki sesuatu yang
dapat membuat seseorang bangga akan keterlibatannya. Ketika berada dalam in group
merasa memiliki orang yang saling mendukung. Mengenal in group dapat berasal dari ciri
kelompok tersebut.
 Out group memiliki ikatan yang berbeda-beda dalam setiap situasi dan kondisi.
Alasannya karena seseorang yang menjadi kelompok out group bukan berarti tidak
memiliki kelompok sama sekali. Mungkin orang yang dikatakan out group itu bukan
bagian dari kelompok yang diikuti. Penyebutan in group dan out group tergantung sudut
pandang orang yang mengatakan dan posisi orang tersebut.

5. Reference-group dengn Membership-group


 Membership group memiliki keanggotaan yang resmi dan bisa dipastikan jumlahnya.
Semua anggota yang berperan dan berkaitan dengan kelompok ini telah dicatat secara
resmi sebagai anggota kelompok. Sehingga para anggota kelompok ini memiliki
kewajiban serta hak yang harus dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap
kelompok.
 Dalam reference group, keanggotaannya tidak dicatat dan diakui secara resmi. Kelompok
jenis ini semata mata hanya dijadikan sebagai acuan dan pedoman saja. Sedangkan untuk
individu ataupun kelompok lainnya yang menjadikan kelompok ini sebagai acuan dan
pedoman tidaklah terdaftar secara resmi. Setiap individu bebas menjadikan suatu
kelompok sebagai acuan dalam membentuk pola perilaku, kepribadian, identitas dan lain
sebagainya.
 Dalam membership group dengan tercatatnya dan diakui secara resminya setiap anggota
dalam kelompok ini. Membuat setiap anggota yang berada dalam kelompok ini bisa dengan
mudah untuk dikenali. Tanpa disadari atau tidak, dengan diakuinya seorang individu sebagai
anggota dari sebuah kelompok.Maka tidak  langsung pengakuan tersebut juga menjadi
identitas dan pembentuk kepribadian dari sang individu. Atau dalam kata lainnya, pengakuan
tersebut akhirnya membentuk labeling dalam diri individu tersebut sebagai salah satu anggota
suatu kelompok.
 Berbeda dengan membership group tentunya, keanggotaan yang tidak resmi dari reference
group ini menimbulkan para anggota ataupun kelompok yang berkaitan dengan ini tidak bisa
dengan mudah diidentifikasi atau dikenali. Karena keterbatasan dari identitas yang dimiliki
dan juga pengaruh dari sifatnya subjektif. Baik yang dimiliki seorang individu atau kelompok
dalam memilih kelompok rujukannya.
 Membership group Mekanisme kerja dari jenis kelompok ini hampir sama seperti kelompok
pada umumnya. Yang mana lebih menekankan interaksi antar anggotanya untuk bisa lebih
mengembangkan dan membangun kelompok. Tidak dapat dipungkiri bahwa intensitas dari
komunikasi serta interaksi yang terjalin antar anggota sangat berpengaruh terhadap
keberlangsungan suatu kelompok. Semakin tinggi intensitasnya, semakin tinggi pula tingkat
kerja sama serta solidaritas yang terjalin antar anggota kelompok
 Dalam reference group ini hanya menekankan bahwa suatu kelompok dijadikan sebagai
acuan serta pedoman bagi individu atau kelompok lainnya dari berbagai aspek. Oleh
karenanya atas dasar hal tersebut, intensitas dari komunikasi dan interaksi yang terjalin
antar anggotanya tidak terlalu dibutuhkan dan ditekankan. Lebih tepatnya, tiap individu
atau kelompok yang hendak menjadikan kelompok lain sebagai panutan ,hanya perlu
lebih memahami dan mengerti visi misi dari kelompok tersebut. Baik secara garis besar
atau lebih mendetail.
 Dalam membership group visi dan Misi yang dipegang dalam kelompok akan diwujudkan
secara bersama sama dengan strategi dan teknis pelaksanaan yang sama. Hal ini
dilakukan semata mata untuk lebih menyatukan kelompok dan lebih mudah dalam
mencapai tujuan kelompok tentunya.
 Dalam references group semua visi dan misi yang dipegang oleh tiap individu atau
kelompok dari kelompok rujukan tersebut belum tentu memiliki realisasi atau teknis
pelaksanaan yang sama. Hal ini didasarkan pada penilaian setiap orang yang sifatnya
subjektif. Sehingga berkecenderungan menimbulkan strategi pelaksanaan yang berbeda
beda.
 Dalam membership group memiliki kesadaran untuk terikat satu sama lain dengan
anggota kelompok lainnya.
 Dalam references group tidak adanya keterikatan yang timbul dalam reference group ini.
Hal itu lebih disebabkan karena kurangnya intensitas dari interaksi yang ada dalam
kelompok.

Tugas 2
1. Contoh dalam Keluarga Inti
Dalam sebuah keluarga, seorang ibu harus mencari nafkah, membereskan urusan rumah
tangga, mendidik anak, memasak, dan lain-lain dan semua itu dikerjakan sendiri, tentu
melelahkan. Tidak adanya efektivitas, efisiensi, dan pembagian tugas dalam pekerjaan
menyebabkan pekerjaan terasa sangat berat. Hingga terbentuklah bermacam-macam
kelompok sosial. Ada yang berdasarkan hobi. Ada yang berdasarkan cita-cita. Ada yang
berdasarkan pemikiran. Bahkan ada yang berdasarkan kesamaan nasib. Mereka membentuk
kelompok sosial untuk saling menguatkan satu sama lain. Karena pada dasarnya, manusia
akan kesulitan untuk berjuang sendiri.
Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dan primer dalam masyarakat.Setiap orang
yang terikat dalam sebuah keluarga akan berinteraksi dan saling membutuhkan untuk
mencapai tujuan bersama.Dari sebuah keluarga, seseorang mendapatkan pendidikan pertama
kali. contohnya ada ayah ibu dan anak.
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama di kenalkan pada anak, atau dapat di
katakan bahwa seorang anak itu mengenal kehidupan sosial itu pertama-tama di lingkungan
keluarga. Adanya interaksi antara anggota keluarga yang satu dengan keluarga yang lain
menyebabkab bahwa seorang anak menyadari akan dirinya bahwa ia berfungsi sebagai
individu dan juga sebagai makhluk sosial. Sebagai individu dia harus memenuhi segala
kebutuhan hidupnya demi untuk kelangsungan hidupnya di dunia ini. Sebagai makhluk sosial
ia menyesuaikan diri dengan kehidupan bersama yaitu saling menolong dan mempelajari adat
istiadat yang berlaku dalam masyarakat ini yang memperkenalkan adalah orang tuanya, yang
akhirnya di miliki oleh anak-anak itu.
2. Contoh dalam Organisasi Pendidikan
Sekolah adalah pusat pendidikan setelah keluarga. Selain perlu memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara umum, sekolah juga perlu di anggap
sebagai keluarga kedua. Jadi, sebagian dari kehidupan sekolah adalah eksistensi dari
kehidupan keluarga. Karena kehiupan dalam keluarga di harapkan dapat sejalan dengan
masyarakat yang sifat antara para anggotanya homogen (sifat yang sama), maka pun perlu
mencerminkan adanya ekstensi masyarakat. Oleh karena itu, di sekolah pun perlu adanya
keterjalinan rasa cinta dan rasa percaya antara guru atau pengajar dengan para siswanya. Hal
ini merupakan gambaran mengenai upaya agar pendidikan itu berhasil setelah melewati
interaksi pendidikan dan pengajaran sebagai proses yang positif antara guru atau pengajar
dengan para siswanya.
Di sekolah anak berinteraksi dengan guru-guru beserta bahan-bahan pendidikan dan
pengajaran, teman-teman peserta didik lainnya, serta pegawai tata usaha. Anak memperoleh
pendidikan  di sekolah berupa pembentukan nilai-nilai, pengetahuan, ketrampilan, dan lain-
lain akibat bersosialisasi dengan pendidikan formal terbentuklah kepribadiannya untuk tekun
dan rajin belajar untuk meraih cita-cita akademis yang setinggi-tingginya. Sebalik nya akibat
berinteraksi dengan teman-teman sekolahnya yang kurang tertib, ,aka terpengaruhlah
kepribadian nya menjadi kurang tidak produktif dalam belajar.
Kelompok kelas di sekolah termasuk ke dalam kelompok sosial yang ada di masyarakat.
Kelompok sosial tersebut tentu saja hadir di setiap keseharian kita sebagai seorang peserta
didik, baik itu sebagai peserta didik di SD, SMP, ataupun SMA. Kelompok sosial ini,
biasanya memiliki nama-nama yang unik dan berbeda pada setiap kelasnya, hal tersebut tentu
saja untuk memamerkan identitas mereka kepada seluruh orang yang ada di sekolah.
Contohnya Kelas Sepuluh Sosial Satu yang disingkat menjadi Sosis Satu.

Anda mungkin juga menyukai