Tugas 2
1. Contoh dalam Keluarga Inti
Dalam sebuah keluarga, seorang ibu harus mencari nafkah, membereskan urusan rumah
tangga, mendidik anak, memasak, dan lain-lain dan semua itu dikerjakan sendiri, tentu
melelahkan. Tidak adanya efektivitas, efisiensi, dan pembagian tugas dalam pekerjaan
menyebabkan pekerjaan terasa sangat berat. Hingga terbentuklah bermacam-macam
kelompok sosial. Ada yang berdasarkan hobi. Ada yang berdasarkan cita-cita. Ada yang
berdasarkan pemikiran. Bahkan ada yang berdasarkan kesamaan nasib. Mereka membentuk
kelompok sosial untuk saling menguatkan satu sama lain. Karena pada dasarnya, manusia
akan kesulitan untuk berjuang sendiri.
Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dan primer dalam masyarakat.Setiap orang
yang terikat dalam sebuah keluarga akan berinteraksi dan saling membutuhkan untuk
mencapai tujuan bersama.Dari sebuah keluarga, seseorang mendapatkan pendidikan pertama
kali. contohnya ada ayah ibu dan anak.
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama di kenalkan pada anak, atau dapat di
katakan bahwa seorang anak itu mengenal kehidupan sosial itu pertama-tama di lingkungan
keluarga. Adanya interaksi antara anggota keluarga yang satu dengan keluarga yang lain
menyebabkab bahwa seorang anak menyadari akan dirinya bahwa ia berfungsi sebagai
individu dan juga sebagai makhluk sosial. Sebagai individu dia harus memenuhi segala
kebutuhan hidupnya demi untuk kelangsungan hidupnya di dunia ini. Sebagai makhluk sosial
ia menyesuaikan diri dengan kehidupan bersama yaitu saling menolong dan mempelajari adat
istiadat yang berlaku dalam masyarakat ini yang memperkenalkan adalah orang tuanya, yang
akhirnya di miliki oleh anak-anak itu.
2. Contoh dalam Organisasi Pendidikan
Sekolah adalah pusat pendidikan setelah keluarga. Selain perlu memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara umum, sekolah juga perlu di anggap
sebagai keluarga kedua. Jadi, sebagian dari kehidupan sekolah adalah eksistensi dari
kehidupan keluarga. Karena kehiupan dalam keluarga di harapkan dapat sejalan dengan
masyarakat yang sifat antara para anggotanya homogen (sifat yang sama), maka pun perlu
mencerminkan adanya ekstensi masyarakat. Oleh karena itu, di sekolah pun perlu adanya
keterjalinan rasa cinta dan rasa percaya antara guru atau pengajar dengan para siswanya. Hal
ini merupakan gambaran mengenai upaya agar pendidikan itu berhasil setelah melewati
interaksi pendidikan dan pengajaran sebagai proses yang positif antara guru atau pengajar
dengan para siswanya.
Di sekolah anak berinteraksi dengan guru-guru beserta bahan-bahan pendidikan dan
pengajaran, teman-teman peserta didik lainnya, serta pegawai tata usaha. Anak memperoleh
pendidikan di sekolah berupa pembentukan nilai-nilai, pengetahuan, ketrampilan, dan lain-
lain akibat bersosialisasi dengan pendidikan formal terbentuklah kepribadiannya untuk tekun
dan rajin belajar untuk meraih cita-cita akademis yang setinggi-tingginya. Sebalik nya akibat
berinteraksi dengan teman-teman sekolahnya yang kurang tertib, ,aka terpengaruhlah
kepribadian nya menjadi kurang tidak produktif dalam belajar.
Kelompok kelas di sekolah termasuk ke dalam kelompok sosial yang ada di masyarakat.
Kelompok sosial tersebut tentu saja hadir di setiap keseharian kita sebagai seorang peserta
didik, baik itu sebagai peserta didik di SD, SMP, ataupun SMA. Kelompok sosial ini,
biasanya memiliki nama-nama yang unik dan berbeda pada setiap kelasnya, hal tersebut tentu
saja untuk memamerkan identitas mereka kepada seluruh orang yang ada di sekolah.
Contohnya Kelas Sepuluh Sosial Satu yang disingkat menjadi Sosis Satu.