Anda di halaman 1dari 22

2.

1 Pengertian Kelompok
Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mereka saling
bergantung (interdependent) dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, meyebabkan
satu sama lain saling mempengaruhi (Cartwright&Zander, 1968; Lewin, 1948).
Definisi Kelompok Menurut Para Ahli
1. Menurut Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang
lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat
berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.

2. Menurut Merton, kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan
pola yang telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang yang mempunyai rasa solidaritas
karena berbagai niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral untuk menjalankan
harapan peran.
3. Menurut Achmad S. Ruky, Kelompok adalah sejumlah orang yang berhubungan (berinteraksi)
antara satu dan yang lainnya, yang secara psikologis sadar akan kehadiran yang lain dan yang
menganggap diri mereka sebagai suatu kelompok.
4. Menurut Muzafer Sherif, Kelompok adalah kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih individu
yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di antara individu itu
sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma tertentu.
5. Menurut De Vito (1997) : kelompok merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil bagi
semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama
lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara
mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang
apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya.
*Seseorang yang sama-sama berada di suatu tempat (perpustakaan, halte bus, dll) tetapi tidak
berinteraksi dan memiliki tujuan sendiri-sendiri bukan termasuk kelompok, melainkan agregat.
Mengapa Orang bergabung dalam Kelompok?
Ternyata kelompok ada manfaatnya, yaitu:
a)

Orang-orang lain menjadi sumber informasi yang sangat penting

b)

Kelompok juga menjadi bagian penting dari identitas kita, yang mendefinisikan siapa diri kita.

c)
Kelompok membantu menegakan norma social, aturan, yang eksplisit atau implicit mengenai
prilaku yang dapat diterima.

2.2 Karakteristik Kelompok


1.

Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal.

2. Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi
anggota suatu kelompok
3. Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara
bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
4.

Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.

5. Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu


membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.

sama lain serta dapat

2.3 Klasifikasi Kelompok

Kelompok dapat dibedakan ke dalam berbagai macam, tergantung pada sudut,


pensifatan, tugas, atau pandangan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Kelompok formal (formal group), adalah kelompok yang sengaja dibentuk dengan
keputusan manager melalui bagan organisasi untuk menyelesaikan suatu keputusan manager
melalui bagan organisasi untuk menyelesaikan suatu tugas secara efisien dan efektif.
Kelompok informal (informal group), adalah kelompok yang tidak dibentuk secara formal
melalui struktur organisasi, yang muncul karena adanya kebutuhan akan kontak sosial.
Kelompok komando (command group), adalah bagian dari kelompok formal. Kelompok
komando memiliki definisi yaitu kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi dan
melaksanakan tugas-tugas rutin organisasi.
Kelompok tugas (task group), adalah suatu kelompok yang bekerja sama untuk
menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu. Kelompok tugas juga termasuk bagian dari
kelompok komando.
Kelompok persahabatan, merupakan bagian dari kelompok informal. Kelompok ini
terbentuk karena adanya kesamaan-kesamaan tentang suatu hal.
Kelompok kepentingan, merupakan kelompok yang berafiliasi untuk mencapai sasaran
yang sama. Kelompok ini juga termasuk kedalam kelompok informal.
Kelompok bagian (department group), kelompok yang merupakan bagian dari suatu
organisasi.
Kelompok horizontal (horizontal group), adalah kelompok yang angota-anggotanya dari
jenjang yang sama dari bagai-bagian dalam organisasi.
Kelompok vertical (vertical group), kelompok ini sama seperti kelompok komando.
Kelompok kompleks (complex group), adalah kelompok yang anggota-anggotanya dari
berbagai bagian dan berbagai jenjang dalam organisasi.
Kelompok tertutup (closed group), ialah suatu kelompok yang anggotaanggotanya
tertentu (dan atau tidak dapat di tambah lagi).
Kelompok terbuka (open group), adalah kelompok yang anggotanya bebas dapat keluar
dan dapat masuk.
Kelompok kerja (work group), merupakan kelompok yang dibentuk oleh pejabat formal
suatu organisasi untuk metransformasi masukan-masukan (inputs) berupa sumberdaya
menjadi hasil-hasil (outputs) berupa produk.

Namun secara garis besar kelompok itu hanya terbagi menjadi 2 saja, yaitu kelompok
formal dan kelompok informal.

2.3.1

Kelompok Formal
Kelompok formal ada dalam setiap organisasi. Kelompok formal (formal group)
adalah suatu sub unit organisasi yang resmi yang didirikan dengan anggaran dasar organisasi
atau dengan surat keputusan manajer. Contoh kelompok formal: kelompok kerja, panitia,
departemen kecil, dan tim proyek. Tujuan kelompok formal: peraturan-peraturan,
keanggotaan, pemilihan pemimpin biasanya ditentukan oleh organisasi dalam ketentuanketentuan atau perintah organisasi ini.
Kelompok formal dibedakan menjadi dua yaitu kelompok komando (command
group) dan kelompok tugas (task group). Di perguruan tinggi misalnya, biro-biro, fakultasfakultas dan unit-unit lainnya yang ada di lingkungan suatu perguruan tinggi atau departemen
yang ada dalam perusahaan.
Anggota kelompok tugas biasanya berasal dari berbagai unit dalam organisasi yang
disesuaikan dengan kebutuhan akan keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas atau proyek tersebut. Panitia penerimaan mahasiswa baru, panitia ujian
semester, panitia wisuda, dan lain-lain yang dilakukan oleh perguruan tinggi atau satuan tugas
yang dibentuk oleh manajer perusahaan untuk mengendalikan/menurunkan biaya operasional
sebesar 10% misalnya contoh dari kelompok tugas.

2.3.2.

Kelompok Informal

Kelompok informal (informal group) juga dapat ditemukan dalam setiap organisasi.
Kelompok-kelompok ini berkembang menyimpang dari rancangan organisasi yang ditetapkan
secara resmi dan kelompok informal hidup sebagai subkultur yang relatif berkuasa atau
dominan dalam organisasi. Ada kelompok informal yang terdiri dari para manajer disamping
kelompok-kelompok informal yang terdiri dari para pekerja non-pengawas.
Kelompok informal dibedakan menjadi dua yaitu kelompok persahabatan dan
kelompok kepentingan. Kelompok persahabatan terbentuk karena adanya kesamaankesamaan tentang suatu hal, seperti kesamaan hobi, status perkawinan, jenis kelamin, latar
belakang, pandangan politik dan lain sebagainya.
Kelompok kepentingan, yaitu kelompok yang berafiliasi untuk mencapai sasaran yang
sama. Sasaran jenis kelompok ini tidak berkaitan dengan tujuan organisasi tetapi semata-mata
untuk mencapai kepentingan kelompok itu sendiri.
Kelompok-kelompok informal memenuhi bermacam-macam kebutuhan para pekerja.
Keanggotaan dalam kelompok informal memberikan kesempatan untuk memuaskan
kebutuhankebutuhan sosial, seperti: berkawan, kasih-sayang serta pembinaan atau
pendidikan.
Fungsi khusus kelompok informal yang penting adalah pengaturan perilaku sosial dan
kerja. Meskipun beberapa norma aktivitas sosial diciptakan oleh organisasi dan oleh
kebudayaan luar, namun terdapat kebutuhan untuk mengoperasikan norma-norma tersebut
dalam situasi kerja.
Pentingnya kelompok-kelompok informal sebagai sumber pengaruh atas perilaku dan
pelaksanaan kerja pekerja telah dipertunjukan dalam studi Hawthorne tahun 1930-an. Salah
satu diantara studi tersebut (Bank Wiring Room), sekelompok laki-laki yang memasang
kabel dan menyorder panel telepon diteliti dalam kurun waktu beberapa bulan.

2.4 Alasan-Alasan Terbentuknya Suatu Kelompok


Seseorang memiliki alasan-alasan tertentu untuk membentuk suatu kelompok, dan alasan
tersebut biasanya bukan alasan yang tunggal. Karena tiap kelompok memberikan manfaat yang
berbeda-beda bagi tiap kelompoknya. Alasan utama seseorang menjadi anggota suatu kelompok
adalah berkaitan dengan kebutuhan untuk keamanan, afiliasi, kekuasaan, status, dan pencapaian
tujuan.
Keamanan
Salah satu alasan mengapa seseorang menjadi anggota suatu kelompok adalah untuk
mendapatkan rasa aman dari ancaman. Orang yang tergabung dalam suatu kelompok posisinya akan
lebih kuat dari pada sendirian. Selain itu, mereka juga akan terhindar dari perlakuan-perlakuan yang
kurang menguntungkan dari orang lain terutama pimpinan. Pemimpin organisasi tentu memperhatikan
lebih serius suara-suara yang disampaikan oleh kelompok daripada disampaikan secara perorangan.
Afiliasi
Interaksi secara formal yang terjadi dalam organisasi tidak dapat dilakukan secara intens atau
erat karena kesibukan masing-masing dalam melaksanakan tugasnya. Dengan menjadi anggota suatu
kelompok maka interaksi yang terjadi dapat lebih erat, lebih bersahabat dan akrab.
Kekuasaan
Bagi seseorang yang ingin menggunakan pengaruhnya terhadap orang lain, kelompok
memberikan kekuasaan tanpa wewenang formal dari organisasi. Sebagai pemimpin kelompok
seseorang dapat mempengaruhi anggota kelompoknya. Bagi yang memiliki kebutuhan akan
kekuasaan, kelompok merupakan wadah untuk pemenuhannya.
Status
Dengan bergabung dalam suatu kelompok seseorang merasakan adanya pengakuan dari
lingkungannya bahwa isa memiliki status tertentu sesuai dengan status yang disandang oleh
kelompoknya.
Pencapaian Tujuan
Orang-orang yang bekerjasama dalam suatu kelompok karena mereka membutuhkan bantuan
orang lain untuk mencapai tujuan-tujuan yang penting. Secara fisik da mental intelektual dengan
bekerjasama dalam wadah kelompok tujuan-tujuan tersebut akan lebih mudah tercapai. Secara fisik
tenaga yang terhimpun oleh kelompok lebih besar dan secara mental intelektual ide, gagasan maupun
pendapat akan lebih berkualitas dan memberikan kontribusinya terhadap keberhasilan kelompok.

2.5 Perkembangan Kelompok

2.5.1 Tahap Perkembangan Kelompok


Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai 5 (lima) Tahap Perkembangan Kelompok
yang dimaksud oleh Bruce Tuckman :
1. Tahap Pembentukan (Forming Stage)
Tahap ini merupakan tahap pertama dalam pembentukan kelompok kerja, para anggota mulai
mempelajari tugas yang diberikan dan berkenalan dengan anggota lainnya. Tahap Forming ini
dikarakteristikkan oleh banyaknya ketidakpastian, para anggota kelompok masih tidak terlalu jelas
mengenai Tujuan dan Objective kelompok, merasa kebingungan, masih menyembunyikan perasaan
masing-masing, keterlibatannya masih kurang. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri
dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.
2. Tahap timbulnya Konflik (Storming Stage)
Tahap kedua adalah Tahap timbulnya konflik yang menurut Tuckmen disebut dengan
Storming. Para anggota mulai bekerja tetapi mereka cenderung akan mempertahankan pendapat
mereka sendiri, menolak batasan-batasan yang ditetapkan oleh Kelompok terhadap Individu mereka.
Tahap Storming ini dikarakteristikan oleh konflik Intra Kelompok. Beberapa tanda-tanda bahwa
Kelompok berada di Tahap Storming adalah timbulnya kemarahan, perasaan menyebalkan,
ketidaknyamanan, terjadinya adu pendapat / konfilik dan kegagalan. Kelompok mulai
mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas
isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan
mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming
cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini.
3. Tahap Normalisasi (Norming Stage)
Tahap ketiga adalah Tahap Normalisasi (Norming) yaitu Tahap terbentuk hubungan yang
dekat antar anggota kelompok dan menetapkan aturan-aturan serta menemukan cara komunikasi yang
tepat supaya dapat membantu mereka mencapai tujuan yang diinginkan. Tanda-tanda Kelompok
berada di Tahap Norming adalah adanya peninjauan ulang dan penjelasan mengenai Objective/Tujuan
Kelompok, timbulnya persahabatan dan kerjasama antar anggota kelompok, mulai dapat mendengar
pendapat anggota lain serta dapat meng-identifikasi-kan kekuatan dan kelemahan. Terdapat
kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas.
Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat
kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
4. Tahap berkinerja (Performing Stage)
Tahap keempat adalah Tahap berkinerja (Performing) dimana semua anggota kelompok telah
dapat bekerja dan berfungsi secara penuh. Pada tahap ini, semua anggota memiliki kebersamaan,
Percaya diri, kreatif, Inisiatif dan semangat yang tinggi serta Sukses. Kelompok dalam tahap ini dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi
eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam
berkomunikasi.

5. Tahap Pembubaran (Adjourning Stage)


Tahap ini dikhususkan untuk Kelompok-kelompok kerja yang bersifat sementara. Setelah
suatu proyek selesai ataupun suatu permasalahan berhasil dituntaskan, kelompok kerja tersebut akan
dibubarkan. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.

2.5.2 Model Alternatif: Untuk Kelompok Temporer dengan Tenggat


Kelompok-kelompok temporer yang dibatasi tenggat waktu tampaknya
tidak mengikuti model sebelumnya. Studi-studi menunjukkan bahwa kelompok
itu memiliki urutan tindakan (atau bukan-tindakan) mereka sendiri yang unik:

1. pertemuan pertama menentukan arah kelompok


2. fase pertama kegiatan kelompok adalah fasi inersia (lemas tanpa energi)
3. terjadi peralihan pada akhir fase pertama, yang terjadi tepat ketika kelompok itu telah
menghabiskan separuh waktu dari waktu yang telah disediakan
4. transisi mengawali perubahan-perubahan besar
5. fase inersia kedua mengikuti masa transisi
6. pertemuan terakhir kelompok dicirakan oleh kegiatan yang sangat terpacu.

2.6 Hal-hal Mengenai Kelompok: Peran, Norma, Status, Ukuran, Kekohesifan


Peran (Peran)
Peran adalah serangkayan pola perilaku yang dikaitkan erat dengan seseorang yang menepati
sebuah posisi tertentu dalam sebuah unit sosial. Peran dibagi menjadi empat bagian yaitu sebagai
berikut antara lain:
Identitas Peran merupakan sikap-sikap dan perilaku-perilaku tertentu yang konsisten dengan
sebuah peran.
Persepsi Peran merupakan pandangan kita mengenai bagaimana kita seharusnya bertindak dalam
situasi tertentu.
Ekspetasi Peran merupakan apa yang diyakini orang lain mengenai bangaimana anda harus
bertindak dalam suatu situasi.
Konflik Peran merupakan sebuah situasi dimana seseorang individu dihadapkan dengan
ekspektasi peran yang berlainan.

Norma(Norms)
Norma merupakan standar-standar perilaku yang dapat diterima dalam sebuah kelompok yang
dianut oleh para anggota kelompok. Norma memberi tau apa yang harus dan tidak harus dilakukan di
bawah keadaan-keadaan tertentu.
Norma Kelas Utama
Norma kelas utama merupakan sebuah aturan dalam kelompok kerja. Norma ini terdapat
sejumlah norma kelas umum yang tampak dalam terdapat sejumlah norma kelas umum yang tampak
dalam kebanyakan kelompok kerja antara lain:
Norma kinerja
Norma penampilan
Norma pengaturan sosial
Norma alokasi sumber daya
Konformitas
Konformitas merupakan penyesuaian perilaku seseorang agar selaras dengan norma-norma
kelompok yang penting. Kelompok yang penting tersebut dinamakan kelompok referensi, kelompok
ini merupakan kelompok-kelompok penting di mana individu-individu menjadi anggota atau berharap
untuk menjadi anggotanya dan dengan norma-norma yang kemungkinan akan disesuaikan oleh
individu tersebut.
Perilaku Menyimpang Ditempat Kerja
Perilaku menyimpang ditempat kerja merupakan perilaku disengaja yang melanggar normanorma organisasi signifikan dan dengan melakukannya mengancam kesejahteraan organisasi atau
anggota-anggotanya.
Tipologi deri perilaku menyimpang ditempat kerja
Kategori
Contoh
Pruduksi
Pulang awal secara sengaja, bekerja dengan lambat,
memboros sumber-sumber daya.
Properti
Sabutase, berbohong mengenai jam kerja, mencuri dari
organisasi.
Politikus
Memperlihatkan
sikap
favoritisme,
menggosib
dn
menggambarkan desas-desus, menyalahkan rekan kerja.
Agresi pribadi
Melakukan pelecehan seksual, melontarkan kata-kata kasar,
mencuri dari rekan kerja.
Status (Status)
Status adalah sebuah posisi atau pangkat yang didefinisi secara sosial yang diberikan kepada
kelompok atau anggota kelompok oleh orang lain meresap dalam setiap masyarakat. Status juga
merupakan faktor penting dalam memahami perilaku manusia.
Teori karateristik status merupakan teori yang menyatakan perbedaan dalam karateristik status
menciptakan hieraki-hieraki dalam kelompok. Orang-orang yang mengendalikan hasil sebuah
kelompok melalui kekuasaan mereka cenderung dianggap berstatus tinggi, hal ini sebagian besar
dikarenakan oleh kemampuan mereka untuk mengendalikan sumber daya kelompok. Orang-orang
yang berstatus tinggi cenderung lebih tegas. Mereka lebih sering berbicara terbuka, mengkritik,
menyatakan perintah dan menginterupsi orang lain.
Ukuran (Size)

Apakah ukuran dari sebuah kelompok mempengaruhi perilaku kelompok secara keseluruhan?
Jawaban pertanyaan pastinya adalah Ya, tetpi pengaruhnya itu tergantung pada variabel yang anda
lihat. Salah satu penemuan paling penting yang berhubungan dengan ukuran sebuah kelompok telah
diberi label kemalasan sosial. Kemalasan sosial adalah kecenderungan para individu untuk
mengeluarkan usaha yang lebih sedikit ketika bekerja secara kolektif daripada saat bekerja secara
individual.
Riset pada ukuran kelompok menghasilkan pada dua kesimpulan yaitu:
1. Kelompok dengan jumlah anggota ganjil cenderung lebih disukai dibandingkan kelompok
dengan jumlah anggota genap.
2. Kelompok yang terdiri atas lima atau tujuh anggota melakukan pekerjaan yang cukup baik
untuk menjalankan elemen-elemen terbaik, baik dari kelompok kecil maupun besar.

Kekohesifan (Cohesiveness)
Kekohesifan merupakan tingkat di mana para anggota saling tertarik satu sama lain dan
termotivasi untuk tinggal didalam kelompok tersebut. Saran-saran untuk mendukung kekohesifan
kelompok antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Membuat kelompok tersebut menjadi lebih kecil.


Mendorong untuk mengadakan perjanjian dengan tujuan-tujuan kelompok.
Mengingatkan waktu yang dihabiskan anggota secara bersama-sama.
Meningkatkan status kelompok dan anggapan sulitnya menjadi anggota dari kelompok tersebut.
Mendorong persaingan dengan kelompok-kelompok lain.
Memberikan penghargaan kepada kelompok dan tidak kepada anggota secara individual.
Secara fisik mengisolasi kelompok tersebut.
3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Kelompok
Faktor-faktor yang menyebabkan suatu kelompok lebih sukses dari
kelompok lain adalah karena kemampuan anggota kelompok, ukuran kelompok,
tingkat konflik, dan tekanan internal pada anggota untuk menyesuaikan diri pada
norma kelompok. Setiap kelompok kerja dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan
kondisi internalnya.
3.3.1 Kondisi Eksternal pada Kelompok
Semua kelompok kerja dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang
dipaksakan dari luar. Kondisi eksternal ini mencakup: strategi keseluruhan
organisasi, struktur wewenang, peraturan formal, sumber daya, proses seleksi
karyawan, evaluasi kinerja dan system imbalan, bidaya, dan tataran kerja fisik.
1.

Strategi Organisasi

Strategi keseluruhan organisasi yang meliputi tujuan-tujuan organisasi dan


cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh manajemen
puncak.
2.

Struktur Otoritas

Ketentuan mengenai otoritas yang dimiliki oleh setiap bagian / setiap


individu dalam suatu organisasi karena setiap individu atau kelompok memiliki
otoritas yang berbeda-beda, seperti : siapa melapor kepada siapa, siapa yang
mengambil keputusan, atau keputusan apakah yang pengambilannya
diberikan kepada individu atau kelompok.

BAB IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
Adanya kesamaan pekerjaan, seringnya bertemu serta kesamaan
kesenangan, dapat menimbulkan kedekatan satu sama lain dan terciptalah suatu
kelompok itu. Kelompok merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan tujuan dan proses terbentuknya, kelompok
dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah kelompok formal, kelompok

informal, kelompok tugas, kelompok kepentingan, kelompok yang terdiri dari


individu yang melapor secara langsung kepada pimpinannya, serta mereka yang
berkumpul bersama dikarenakan memiliki persamaan karakteristik.
Perkembangan kelompok itu dimulai dari tahap pembentukan dimana
banyak ketidakpastian mengenai apa yang diinginkan oleh kelompok serta
struktur dan kepemimpinannya. Tahap ini dikatakan selesai apabila para anggota
berfikir bahwa mereka merupakan bagian dari kelompok. Dilanjutkan dengan
adanya konflik dalam grup, rasa memiliki terhadap kelompok tersebut,
terbentuknya struktur kelompok, lalu berfungsinya struktur dan dapat diterima
dengan baik. Tahap terakhir dicirikan dengan selesainya aktivitas.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu kelompok dikatakan lebih
sukses dibanding kelompok lainnya. Yang pertama adalah kondisi eksternal,
seperti strategi organisasi, struktur otoritas, bahkan sistem ganjaran yang akan
diterima. Lalu kemampuan dan karakteristik dari masing-masing anggota yang
berdampak terhadap kinerja dan produktivitas kelompok serta tepat tidaknya
dalam proses pengambilan suatu keputusan.

4.2 Saran
Masuknya kedalam suatu kelompok dianggap penting karena kelompok
memberikan pengakuan dan status bagi para anggotanya. Dengan
bergabungnya dalam suatu kelompok, para individu dapat merasa lebih kuat dan
lebih resisten terhadap ancaman. Kelompok juga dapat memenuhi kebutuhan
sosial. Bagi banyak orang, interaksi 'on the job' merupakan sumber utama untuk
memenuhi kebutuhan mereka akan keanggotaan. Dengan adanya kelompok pun,
apa yang biasanya tidak dapat dicapai oleh individu seringkali terwujud. Dalam
organisasi juga, ada saat dimana dibutuhkannya lebih dari satu orang untuk
menyelesaikan suatu tugas tertentu. Hal-hal diatas menunjukkan bahwa
keberadaan suatu kelompok akan sangat dibutuhkan.

Daftar Pustaka

Robbins, Stephen P. 1995. Teori Organisasi Struktur, Desain dan Aplikasi. Arcan
Jakarta

Sondari, R. , 2010, Dasar-Dasar Perilaku Kelompok, [online],


(http://ekonomosae.blogspot.com/2010/01/po-rini.html

Wolfoxs., 2010, Dasar-Dasar Perilaku Kelompok,[online],


(http://accountingcenter.wordpress.com/2010/01/28/dasar-dasar-perilakukelompok/,

3.

Peraturan formal

Organisasi menciptakan aturan, prosedur, kebijakan, dan ragam lain untuk


membakukan perilaku karyawan. Hal ini dilakukan untuk membuat konsistensi
perilaku karyawan dan bisa diprediksikan apa yang akan dilakukan kelompok
kerja karyawan tersebut.
4.

Sumber Daya Organisasional

Merupakan sumber daya uang, waktu, bahan mentah, peralatan yang


dialokasikan oleh organisasi pada kelompok.
5.

Proses Seleksi Personil

Kriteria-kriteria tertentu yang digunakan dalam proses merekrut karyawan


yang akan menentukan siapa yang akan ditempatkan ke dalam suatu
kelompok kerja.
6.

Evaluasi Kinerja dan Sistem Ganjaran (imbalan)

Proses melakukan evaluasi terhadap hasil kerja anggota kelompok setelah


dievaluasi, maka perlu diteruskan dengan system ganjaran (imbalan) akan
hasil evaluasi tersebut.
7.

Budaya Organisasi

Merupakan standar perilaku untuk karyawan mengenai perilaku yang


dapat diterima dengan baik atau yang tidak dapat diterima, seperti cara
berpakaian, peraturan organisasi, perilaku jujur, integritas, dan semacamnya.
8.

Tataran Fisik Kerja

Tataran fisik kerja yang dipaksakan ke kelompok oleh pihak-pihak


eksternal mempunyai landasan kerja yang penting bagi perilaku kelompok
kerja.
3.3.2 Sumber Daya Anggota Kelompok
Ada dua sumber daya yang berperan sangat penting pada anggota
individu, yaitu kemampuan dan karakteristik kepribadian.
1.

Kemampuan

Ada hubungan antara kemampuan intelektual (pengetahuan) dan


keterampilan dengan relevansi terhadap tugas terhadap kinerja kelompok.
2.

Karakteristik Kepribadian

Ada hubungan antara karakteristik kepribadian yang positif dalam budaya


terhadap produktivitas, semangat dan kekohersifan kelompok.

2.7 Hal yang harus di perhatikan proses kelompok dalam membuat keputusan tak terprogram

Hal-hal berikut ini berhubungan dengan proses kelompok saat membuat keputusan tak
terprogram, yaitu:
1. Penetapan tujuan: kelompok lebih unggul dibandingkan individu sebab kelompok memiliki
pengetahuan lebih banyak dibandingkan individu.
2. Identifikasi alternatif: usaha individu sebagai bagian dari anggota kelompok akan merangsang
pencarian lebih luas diberbagai area fungsional di organisasi.
3. Evaluasi alternatif: pertimbangan kolektif dari kelompok dengan berbagai sudut pandang lebih
unggul dibanding individu.
4. Memilih alternatif: interaksi kelompok dan pencapaian konsensus biasanya menghasilkan
penerimaan resiko lebih besar dibanding individu. Keputusan kelompok juga biasanya lebih
dapat diterima sebagai hasil dari partisipasi bersama.
5. Implementasi keputusan: dibuat oleh kelompok atau tidak, penyelesaian biasanya dilakukan
oleh seorang saja manajer. Individu bertanggungjawab untuk implementasi keputusan kelompok.
2.8 Kelebihan pengambilan keputusan kelompok
Menurut Mansoer (1989:69) ada beberapa kelebihan keputusan kelompok dibandingkan dengan
keputusan individual, antara lain:
1. Informasi yang lengkap lebih mungkin diadakan. Dalam kelompok terhimpun banyak pengalaman
dan pandangan daripada seorang.
2. Banyak alternatif yang muncul, karena kelompok mempunyai informasi banyak dalam jumlah dan
ragamnya dan dapat mengidentifikasi lebih banyak kemungkinan. Lebih-lebih lagi kelompok itu
terdiri atas berbagai keahlian dan latar belakang pengalaman.

3. Keputusan kelompok lebih berterima. Hal ini disebabkan karena keputusan kelompok
lebihmenelaah banyak pandangan dan pendapat, sehingga keputusannya lebih besar kemungkinan
mendapat persetujuan lebih dari banyak orang.
4. Meningkatkan kesempatan terlaksananya hak orang banyak. Keputusan kelompok lebih sesuai
dengan hak demokrasi. Mengingat banyak kesempatan oleh manajer untuk mengambil keputusan
sendiri, maka mengambil kebijaksanaan untuk memberi kesempatan kepada orang lain yang ahli
untuk turut mengambil kebagian dalam pengambilan keputusan, adalah merupakan upya
meningkatkan legistimasi orang lain.

2.9 TEKNIK TEKNIK KEPUTUSAN DALAM KELOMPOK

Bentuk yang paling lazim ( tradisional ) dalam proses pengambilan keputusan kelompok
terjadi dalam interaksi tatap muka. Dalam hal ini, teknik teknik brainstorming ( sumbang saran ),
nominal group ( kelompok nominal ), dan delphi telah dianggap sebagai cara yang baik untuk
meminimalkan berbagai masalah yang timbul didalam interaksi kelompok tradisional itu.
1. Brainstorming
Teknik brainstorming adalah salah satu bentuk teknik kelompok. Pada pokoknya teknik ini
untuk menggali dan mendapatkan gagasan gagasan dari anggota kelompok. Karena, teknik
brainstorming lebih berfokus pada penggalian gagasan daripada evaluasi gagasan. Semakin banyak
gagasan yang digali, maka semakin besar peluang untuk mendapatkan solusi kreatif atas sesuatu
masalah yang dihadapi. Namun demikian teknik ini mengandung beberapa kelemahan , Yaitu :
a..Hanya dapat diterapkan pada masalah masalah yang sederhana b. Sangat memakan waktu dan
biaya, c. Hanya menghasilkan ide ide yang dangkal.
Brainstorming secara berkelompok sangat bermanfaat untuk mencari solusi terhadap masalah
yang kompleks. Bila memungkinkan anggota kelompok brainstorming harus berasal dari berbagai
disiplin ilmu sehingga Anda dapat mengambil keuntungan dari pengalaman setiap anggota tim untuk
mendapatkan ide-ide dari sudut pandang yang berbeda. Ide yang dilontarkan salah satu anggota tim
bisa menjadi umpan untuk munculnya ide-ide dari anggota yang lain, saat satu anggota kehabisan ide,
anggota lain dapat membantu. Disini Anda bersama anggota tim dapat mengembangkan ide-ide secara
lebih mendalam lagi, dan inilah keuntungan yang tidak akan Anda dapatkan jika Anda melakukan
brainstorming secara individual.
Brainstorming secara kelompok harus dilakukan dengan pikiran terbuka dengan semangat
kebersamaan. Kelompok ini sebaiknya jangan terlalu besar, 5 sampai 7 orang sudah cukup efektif.
Untuk melakukan brainstorming kelompok secara efektif, ikuti langkah-langkah berikut:
a. Persiapan Brainstorming
Pertama, siapkan lingkungan yang nyaman untuk sesi brainstorming, pastikan tools seperti
whiteboard atau komputer beserta proyektor, dan alat tulis telah tersedia.
Bentuklah tim yang terdiri dari multi disiplin ilmu, lalu diawal sesi brainstorming, tunjuklah satu
orang untuk mencatat ide-ide yang muncul selama sesi berlangsung.

Siapkan juga ice breaker game terutama jika anggota tim yang dibentuk kurang mengenal satu
sama lain.
b. Uraikan Masalah
Definisikan masalah yang ingin dipecahkan secara jelas, kriteria apa saja yang harus dipenuhi,
dan jelaskan sekali lagi tujuan dari sesi brainstorming ini yaitu untuk mendapatkan sebanyak mungkin
ide-ide kreatif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Berikan waktu tenang di awal sesi sekitar 10 15 menit, dimana setiap peserta menuliskan ide-ide
yang mereka dapatkan sendiri, kemudian mulailah sesi sharing, dimana setiap peserta menyampaikan
dan menerangkan idenya masing-masing, berikan kesempatan yang sama bagi setiap peserta, sehingga
masing-masing peserta merasa dihargai dan berkontribusi terhadap penyelesaian masalah.
Satu hal yang sering dilupakan oleh banyak orang saat melakukan brainstorming kelompok adalah
tidak adanya sesi awal yaitu waktu tenang sekitar 10-15 menit, fasilitator atau moderator langsung
meminta ide dari para peserta, hal ini menyebabkan peserta-peserta yang cenderung diam tetap diam
selama proses brainstorming berlangsung dan terpaku pada ide-ide yang dilontarkan peserta lain.

c. Diskusi
Setelah semua peserta menyampaikan ide-ide mereka, mulailah diskusi kelompok untuk
mengembangkan ide-ide tersebut, suatu ide dapat digunakan untuk membuat ide-ide baru.
Membangun dari ide orang lain adalah salah satu aspek yang paling penting dalam brainstorming
secara berkelompok.
Sebagai moderator diskusi, fokuskan energi dan waktu Anda untuk tim Anda dan memandu
diskusi. Arahkan diskusi jika pembicaraan mulai melenceng dari tujuan awal. Pastikan lingkungan
yang positif terus berlangsung, jangan biarkan salah satu peserta mengkritik ide yang dikemukan oleh
peserta yang lain, doronglah agar setiap peserta berkontribusi dalam mengembangkan ide-ide yang

muncul. Eksplorasi ide-ide yang muncul, namun jangan fokus terlalu lama pada suatu ide, berikan
kesempatan yang sama untuk mengekplorasi ide-ide lainnya. Jika Anda tahu bahwa ada beberapa
peserta yang berkarakter pendiam, utamakan mereka untuk mengungkapkan ide di awal sesi sehingga
mereka seolah-olah tidak tertutup oleh peserta lain yang cenderung berkarakter dominan.
Jika brainstorming berlangsung cukup lama, ambillah waktu istirahat di tengah diskusi lalu
lanjutkan kembali diskusi.

3. Nominal group technique


Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok Nominal adalah rapat kelompok yang terstruktur
terdiri dari 7-10 individu duduk berkumpul tetapi tidak berbicara satu sama lainnya. Setiap orang
menulis gagasannya di selembar kertas. Setelah 5 menit, dilakukan saling tukar pikiran yang
terstruktur. Setiap orang mengajukan satu gagasan. Seseorang yang ditunjuk sebagai notulen mencatat
seluruh gagasan itu di kertas di depan seluruh anggota kelompok.
Berbeda dengan brainstorming, nominal group technique (NGT) berkenaan dengan
penggalian dan evaluasi gagasan sekaligus. Pada mulanya gagasan gagasan digali secara nominal
( tanpa interaksi ) guna menghindari hambatan dan permufakatan. Selanjutnya, pada waktu evaluasi
atas gagasan, interaksi dan diskusi dimungkinkan, namun dalam situasi yang terstruktur agar setiap
gagasan mendapatkan perhatian yang proporsional.
Nominal Group Technique (NGT) adalah salah satu quality tools yang bermanfaat dalam
mengambil keputusan terbaik. Dalam quality management, metode ini dapat digunakan untuk
berbagai hal, mulai dari mencari solusi permasalahan, hingga memilih ide pengembangan produk
baru. NGT adalah suatu metode untuk mencapai konsensus dalam suatu kelompok, dengan cara
mengumpulkan ide-ide dari tiap peserta, yang kemudian memberikan voting dan ranking terhadap
ide-ide yang mereka pilih. Ide yang dipilih adalah yang paling banyak skor-nya, yang berarti
merupakan konsensus bersama. Metode ini dapat menjadi alternatif brainstorming, hanya saja
konsensus dapat tercapai lebih cepat.
Nominal Group Technique (NGT) adalah salah satu tehnik wawancara dimana peserta bekerja
dihadapan satu sama lain dengan cara menuliskan ide-ide mereka tetapi tidak menyampaikannya
secara lisan. NGT dirancang untuk menerima masukan dari semua anggota kelompok bukan hanya
dari beberapa anggota kelompok yang vokal (MacPhail, 2001). Menurut Zastrow dan Navarre (1977)
NGT adalah proses terstruktur yang bertujuan untuk menarik perkiraan kuantitatif melalui pendekatan
kualitatif.

Pada metode NGT masing-masing individu menyampaikan ide kemudian didiskusikan untuk
diklarifikasi dan dievaluasi. Teknik ini awalnya dikembangkan oleh Delbecq dan Van deVen pada
tahun 1960-an sebagai prosedur yang efektif untuk pengambilan keputusan dalam penelitian fisiologi
sosial (Potter, et al 2004). Sejak saat itu metode NGT banyak diaplikasikan termasuk dalam
pendidikan, kesehatan, layanan sosial,industri, dan orgnanisasi pemerintahan.
Langkah-langkah dalam mengimplementasikan NGT adalah sebagai berikut (Pooter, et al 2004):
1.
Introduction and Explanation
Pada tahap ini, fasilitator/moderator membuka sesi NGT, menyapa para peserta, sekaligus
menjelaskan tujuan dan prosedur pertemuan.
2.

Silent Generating of Ideas

Fasilitator mengutarakan pertanyaan atau masalah ke kelompok dalam bentuk tertulis di kertas.
Selanjutnya, masing-masing peserta diminta untuk menuliskan seluruh ide yang muncul di kepalanya.
Para peserta diminta untuk bekerja secara independen, tanpa berdiskusi sama sekali dengan peserta
lain. Tahap ini membutuhkan sekitar 10 menit.
3. Sharing & Recording Ideas
Selanjutnya, fasilitator meminta peserta untuk berbagi ide-ide yang sebelumnya sudah mereka
tuliskan di kertas. Sang moderator menuliskan ide-ide dari tiap peserta pada papan tulis, supaya
semuanya dapat melihat. Ide yang sama tidak disertakan, namun jika ada perspektif atau penekanan
yang berbeda, dapat dimasukkan. Lanjutkan proses ini hingga seluruh ide dari tiap peserta dapat
terdokumentasi. Pada tahap ini tidak ada diskusi atau debat, dan peserta boleh menuliskan ide-ide
baru yang muncul sepanjang proses. Tahap ini membutuhkan sekitar 15-30 menit.
4. Group Discussing
Selanjutnya, peserta diminta untuk memberikan penjelasan yang lebih detail mengenai ide-ide
yang telah dikemukakan. Setiap peserta boleh mengajukan komentar ataupun pertanyaan mengenai
ide-ide tersebut, dan yang menjawab tidak harus orang yang mengajukan ide tersebut. Intinya,
fasilitator bertugas untuk memastikan bahwa tiap peserta dapat memberikan kontribusi pada diskusi,
serta menjaga proses tetap netral, tanpa ada judgement atau serangan ke pihak tertentu. Fasilitator
juga bertugas supaya seluruh ide dapat dibahas secara menyeluruh, dan tidak terpaku pada beberapa
ide saja. Dalam tahap ini, tidak ada ide yang dieliminasi, hanya memberikan pemahaman mengenai
ide-ide tersebut kepada para peserta dan memberi gambaran mengenai pentingnya ide-ide tersebut.
Tahap ini membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit.
5.

Voting and Ranking

Tahap terakhir, masing-masing peserta memberikan voting terhadap ide-ide yang ada.
Sebelumnya, fasilitator harus menentukan terlebih dahulu kriteria-kriteria yang digunakan untuk
voting ide. Jadi, misalnya tiap peserta diminta untuk memilih 5 ide terbaik dari daftar yang ada,
kemudian mereka harus memberikan ranking prioritas bagi tiap ide tersebut. 1 untuk ide yang kurang

penting, hingga 5 untuk yang paling penting. Ide yang memperoleh skor paling tinggi merupakan ide
yang paling disukai dan disepakati bersama oleh kelompok.
Dalam implementasinya, NGT memiliki kelebihan yaitu :
1.

Banyak ide yang dihasilkan.

2.

Bergunan untuk mengidentifikasi masalah, mengeksplorasi solusi dan


menetapkan prioritas.

3.

Mendorong semua orang untuk berkontribusi dan mencegah adanya orang yang

mendominasi dalam kelompok.

4.

Menjadikan peserta adalah anggota yang sama dari kelompok.

5.

Melibatkan setiap anggota kelompok dalam proses pengambilan keputusan.

6.

Setiap orang yang berbeda menunjukkan perspetif dan prioritas yang berbeda.

7.

Gagasan tertulis mendorong para peserta mengambil bagian dalam aksi yang
direncanakan.

8.

Hanya membutuhkan satu orang fasilitator yang terampil.

Disamping itu, NGT juga memiliki beberapa kekurangan sebagai berikut:


1.

Mengasumsikan setiap peserta bisa membaca dan menulis.

2.

Anggota kelompok harus membuat diri mereka tersedia untuk waktu yang
diperlukan.

3.

Ide-ide dapat tidak praktis.

4.

Anggota harus menerima kesimpulan akhir yang diterima dan berpartisipasi


dalam kegiatan tersebut.

3. Delphi Technique
.

Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok Delphi, umumnya digunakan untuk mengambil


keputusan meramal masa depan yang diperhitungkan akan dihadapi organisasi. Teknik ini sangat
sesuai untuk kelompok pengambil keputusan yang tidak berada di satu tempat. Pengambil keputusan
menysun

serangkaian

pertanyaan

yang

berkaitan

dengan

suatu

situasi

peramalan

dan

menyampaikannya kepada sekelompok ahli. Para ahli tersebut ditugaskan untuk meramalkan, apakah
suatu peristiwa dapat atau mungkin terjadi atau tidak.
Teknik dekphi sedikit berbeda dengan NGT, dalam mana prosesnya semata mata tergantung
pada kelompok nominal( para pakar ) sebagai partisipan yang kesemuanya tidak melakukan interaksi
tatap muka. Jadi, dengan teknik ini sangat mungkin kita dapatkan sejumlah pakar tanpa harus
mengumpulkan mereka pada disatu tempat pada waktu yang sama. Perlu ditekankan disini bahwa

para pakar tersebut tidaklah membuat keputusan akhir, tetapi lebih sebagai penyaji informasi bagi
pengambil keputusan dalam organisasi. Inti dari teknik ini pada penggunaan serangkaian kuisioner
yang dikirimkan kepada responden untuk mendapatkan masukan. Selanjutnya dari jawaban yang
mereka masukan diolah lagi oleh pihak pengambil keputusan untuk merumuskan rangkuman
rangkuman yang kemudian akan digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan. Sesungguhnya
teknik ini kelihatanya ilmiah dan secara teoritis dapat memanfaatkan pikiran para ahli yang bermutu
tinggi.
Pendekatan teknik ini adalah mengumpulkan dan membandingkan berbagai pertimbangan
melalui serangkaian pertanyaan yang disertai dengan menyimpulkan informasi dan melakukan umpan
balik berdasarkan pendapat orang sebelumnya.
Proses Delphi memanfaatkan keuntungan dari beberapa pertimbangan yang telah ada sambil
menghilangkan pengaruh-pengaruh yang tidak seimbang saat interaksi berhadapan muka. Pendekatan
dasar yang digunakan adalah dengan cara mengumpulkan pertimbangan dari orang lain melalui
lembar pertanyaan yang dikirim lewat surat. Responden secara independen mengevaluasi jawaban
mereka sebelumnya. Pengalaman menunjukkan bahwa etimasi konsensus akan menghasilkan
keputusan yang lebih baik setelah beberapa kali melalui pertimbangan kelompok yang berbeda.
Walupun ada peluang mengulang-ulang prosedur sampai berkali-kali, tetapi berdasarkan pengalaman
tidak terjadi perubahan yang berarti setelah putaran kedua.

Tekink Delphi umumnya digunakan untuk mengambil keputusan meramal masa depan yang
diperhitungkan akan dihadapi organisasi. Teknik ini sangat sesuai untuk kelompok pengambil
keputusan yang tidak berada di satu tempat.
Pengambil keputusan menysun serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan suatu situasi
peramalan dan menyampaikannya kepada sekelompok ahli. Para ahli tersebut ditugaskan untuk
meramalkan, apakah suatu peristiwa dapat atau mungkin terjadi atau tidak. Jawaban dari anggota
kelompok tadi dikumpulkan dan masing-masing anggota ahli mempelajari ramalan yang dibuat oleh
masing-masing rekannya yang tidak pernah ditemuinya. Pada kesempatan berikutnya, rangkaian
pertanyaan yang sama dikembalikan kepada para anggota kelompok dengan melampirkan jawaban
yang telah diberikan oleh para anggota kelompok pada putaran pertama serta hal-hal yang dipandang
sudah merupakan kesepakatan kelompok. Apabila pendapat seseorang ahli berbeda maka memberikan
penjelasannya secara tertulis. Tiap-tiap jawaban diberikan kode tertentu sehingga tidak diketahui siapa
yang memberikan jawaban. Jawaban tersebut di atas dilakukan dengan beberapa putaran. Pengedaran
daftar pertanyaan dan analisa oleh beberapa ahli dihentikan apabila telah diperoleh bahan tentang
ramalan kemungkinan terjadi sesuatu peristiwa di masa depan.
Teknik Delphi dianggap sebagai teknik pengambilan keputusan yang masuk pada wilayah
tesis bounded rationality atau kondisi pengambilan keputusan dalam kondisi konflik. Teknik ini
merupakan pendekatan proses pengumpulan ide alternatif solusi berdasarkan atas input dari para ahli
bidang tertentu, baik dalam organisasi, maupun luar organisasi. Konsep dasar dari teknik ini
berhubungan dengan gaya pemikiran persons ataumethod of authority. Oleh keterbatasan informasi
dan pengetahuan yang dimiliki organisasi, maka dalam proses pengambilan keputusan mereka
berpegang pada kompetensi, keahlian, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki para ahli. Teknik

pengmbilan keputusan berkelompok ini menandakan kehadiran fisik dari para ahli yang berkumpul
dalam satu ruang untuk membahas satu masalah. Tidak seperti teknik lain yang mengharuskan
pertemuan tatap muka untuk mendiskusikan alternatif solusi, maka teknik ini mendapatkan ide
masukan dari para ahli yang dilakukan melalui kuesioner.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam teknik ini adalah (Dermawan, 2004):
1. Para pembuat keputusan melalui proses Delphi dengan identifikasi isu dan masalah
pokok yang hendak diselesaikan.
2. Kemudian kuesioner dibuat dan para peserta teknik Delphi, para ahli, mulai dipilih.
3. Kuesioner yang telah dibuat dikirim kepada para ahli, baik didalam maupun luar
organisasi, yang di anggap mengetahui dan menguasai dengan baik permasalahan
yang dihadapi.
4. Para ahli diminta untuk mengisi kuesioner yang dikirim, menghasilkan ide dan
alternatif solusi penyelesaian masalah, serta mengirimkan kembali kuesioner kepada
pemimpin kelompok, para pembuat keputusan akhir.
5. Sebuah tim khusus dibentuk merangkum seluruh respon yang muncul dan
mengirimkan kembali hasil rangkuman kepada partisipasi teknik ini.
6. Pada tahap ini, partisipan diminta untuk menelaah ulang hasil rangkuman,
menetapkan skala prioritas atau memperingkat alternatif solusi yang dianggap terbaik
dan mengembalikan seluruh hasil rangkuman beserta masukan terakhir dalam periode
waktu tertentu.
7. Proses ini kembali diulang sampai para pembuat keputusan telah mendapatkan
informasi yang dibutuhkan guna mencapai kesepakatan untuk menentukan satu
alternatif solusi atau tindakan terbaik.
Teknik ini menjadi teknik yang efektif dalam kondisi ketidakpraktisan teknik diskusi tatap
muka dilaksanakan, ketika ketidaksetujuan dan konflik menghalangi komunikasi, ketika muncul
dominasi mayoritas atau yang kuat (secara kekuasaan, wewenang dan posisi) terhadap minoritas
sehingga mayoritas akan mendominasi diskusi dan ketika pemikiran kelompok muncul dalam proses
pengambilan keputusan secara kelompok.
Agar teknik ini berlaku dengan efektif pihak manajemen harus dapat menentukan para partsipan yang
dianggap dapat berlaku obyektif dalam menilai sesuatu dan memberi masukan. Selain itu, teknik ini
memerlukan bantuan sistem informasi, teknologi yang baik agar proses pengiriman kuesioner dan
penerimaan berlangsung dengan cepat.
Teknik Delphi adalah alternatif yang lebih kompleks dan memakan waktu untuk dikerjakan. Teknik
ini sesungguhnya sama dengan kelompok nominal, hanya saja anggota tidak diharuskan hadir secara
fisik dengan pertemuan kelompok.
Meskipun Delphi pertama kali dikembangkan bertahun-tahun yang lalu di perusahaan Rand
Corporation, tetapi teknik tersebut baru dipopulerkan belakangan ini sebagai teknik pengambilan
keputusan kelompok untuk prediksi jangka panjang. Saat ini, berbagai organisasi bisnis, pendidikan,
pemerintahan, kesehatan, dan militer menggunakan Delphi. Tidak ada teknik keputusan yang dapat
memprediksi masa depan sepenuhnya, tetapi teknik Delphi sepertinya sebaik bola kristal dalam
meramal.
Teknik ini, yang dinamakan seperti ramalan di Delphi pada masa Yunani kuno, mempunyai beberapa
variasi, tetapi umumnya bekerja sebagai berikut:

1. Sebuah kelompok (biasanya terdiri dari para ahli, tetapi dalam kasus ini bukan para
ahli pun mungkin sengaja menggunakannya) dibentuk, tetapi anggota tidak
berinteraksi langsung (tatap muka) satu sama lain. Dengan demikian, biaya
pengeluaran untuk mempertemukan kelompok dapat dikurangi.
2. Setiap anggota diminta membuat prediksi atau input tanpa mencantumkan nama
untuk keputusan kelompok.
3. Setiap anggota kemudian menerima umpan balik gabungan dari orang lain. Dalam
beberapa variasi, alasan dkcantumkan (tanpa nama), tetapi kebanyakan hanya data
dan daftar gabungan yang digunakan.
4. Pada umpan balik, dilakukan babak lain dari input anonim. Pengulangan terjadi pada
sejumlah waktu yang telah ditetapkan atau sampai umpan balik gabungan tetap sama,
yang berarti setiap orang masuk dalarn posisinya.
Kunci utama keberhasilan teknik ini adalah anonimitasnya. Meneruskan respons anggota ke lompok
Delphi yang tanpa nama menghapus masalah menjaga gengsi dan mendorong para ahli untuk lebih
fleksibel dan diuntungkan dari penilaian orang lain. Para ahli mungkin lebih memperhatikan
pembelaan posisi mereka dalam teknik pengambilan keputusan kelompok yang berinteraksi secara
tradisional dari ada membuat keputusan yang baik.
Banyak organisasi membuktikan diri sukses dengan teknik Delphi. Weyerhaeuser, perusahaan suplai
bangunan, menggunakan teknik tersebut untuk memprediksi apa yang akan terjadi pada bisnis
konstruksi, dan G1axo Smith Kline manufaktur obat, menggunakan teknik tersebut untuk mempelajari
ketidakpastian obat.
Sedangkan menurut Mansoer (1989:72) Ciri khas langkah-langkah proses teknik Delphi adalah
sebagai berikut:
1. Masalah diidentifikasikan dan melalui seperangkat pertanyaan yang disusun cermat
anggota kelompok diminta menyampaikan kesimpulan-kesimpulannya yang
potensial.
2. Kuesioner pertama diisi oleh anggota secara terpisah dan bebas tanpa mencantumkan
nama.
3. Hasil kuesioner pertama dihimpun, dicatat dan diperbanyak dipusat (sekretariat
kelompok).
4. Setiap anggota dikirimi tembusan hasil rekaman.
5. Setelah meninjau hasil, para anggota ditanyai lagi tentang kesimpulan-kesimpulan
mereka. Hasil yang baru biasanya menggugah para anggota untuk memberi
kesimpulan baru, malah ada kalanya mereka mengubah sama sekali kesimpulan
pertama mereka
6. Langkah ke-4 dan ke-5 ini diulangi sesering ia diperlukan,sampai tercapai satu
konsensus.
Teknik Delphi membatasi hubungan antar anggota kelompok dan tidak perlu para anggota
bertemu secara fisik. Teknik pengambilan keputusan kelompok model Delphi ini adalah teknik yang
sangat kompleks dan memerlukan waktu yang relatif lama untuk sampai kepada keputusan.

4. Teknik Pengambilan Keputusan dengan Pertemuan Elektronik


Teknik Pengambilan Keputusan dengan Pertemuan Elektronik, Pendekatan yang terbaru
untuk pengambilan keputusan kelompok adalah mencampurkan teknik kelompok nominal dengan
teknologi komputer canggih. Bentuk ini disebut dengan pertemuan elektronik (electronic meeting).
Jika tehnologi sudah dipakai, konsepnya sederhana saja. Sampai dengan lima puluh orang duduk
mengelilingi meja berbentuk U (tapal kuda) yang disana hanya ada seperangkat terminal komputer.
Masalah dipresentasikan kepada para peseta pertemuan dan meraka mengetik tanggapan mereka ke
layar komputer. Komentar individu, serta jumlah suara diperlihatkan di layar proyeksi di ruangan
tersebut.
Pendekatan yang terbaru untuk pengambilan keputusan kelompok adalah mencampurkan
teknik kelompok nominal dengan teknologi komputer canggih. Bentuk ini disebut dengan pertemuan
elektronik (electronic meeting).
Jika tehnologi sudah dipakai, konsepnya sederhana saja. Sampai dengan lima puluh orang duduk
mengelilingi meja berbentuk U (tapal kuda) yang disana hanya ada seperangkat terminal komputer.
Masalah dipresentasikan kepada para peseta pertemuan dan meraka mengetik tanggapan mereka ke
layar komputer. Komentar individu, serta jumlah suara diperlihatkan di layar proyeksi di ruangan
tersebut.
Keuntungan utama dari pertemuan elektronik adalah penghilangan identitas individu,
kejujuran, dan kecepatan. Peserta yang tidak diketahui identitasnya dapat mengetik pesan apapun
yang mereka inginkan dan pesan menekan keyboard komputer mereka. Cara ini meyediakan
kesempatan bagi para peserta untuk berkata benar-benar jujur tanpa ada penalti. Cara itu juga cepat,
karena mengobrol dihilangkan, diskusi tidak melantur, dan banyak peserta dapat berbicara sekaligus
tanpa menyinggung perasaan peserta lainnya.

Anda mungkin juga menyukai