Anda di halaman 1dari 6

LKM 2

DINAMIKA KELOMPOK

Kelompok : 9 (Sembilan)

Anggota Kelompok :

1. Siti Syafina Rianita Putri


2. Herida Novita W
3. Putri Ayu

A. Jenis dan Bentuk Kelompok

Jenis Kelompok

a. Berdasarkan struktur

Kelompok dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu kelompok formal dan kelompok
informal (Rogers, 1960), Ciri dari kelompok formal adalah dibentuk melalui prosedur resmi,
berstatus resmi, dan didukung dengan peraturan-peraturan tertulis, struktur dan norma-norma
kelompok dirumuskan secara tegas, tujuannya dijabarkan secara tertulis, interaksi
antaranggota kelompok lebih bersifat resmi, bukan kekeluargaan. Adapun kelompok informal
dicirikan dengan pembentukan tidak melalui prosedur resmi, anggotanya mempunyal ikatan
emosional yang kuat, dirumuskan secara tegas, dan interaksi para anggota lebih bersifat
kekeluargaan. Contoh kelompok formal seperti sekolah, lembaga pemerintahan dll.
sedangkan contoh informal seperti teman sebaya, kelompok arisan dll.

b. Berdasarkan Fungsi

Berdasarkan fungsinya, kelompok dapat dibagi dua jenis, yaitu kelompok tugas dan
kelompok sosial (Soedijanto, 1980) Kelompok tugas adalah kelompok yang fungsi utamanya
untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Adapun kelompok sosial adalah
kelompok yang fungsi utamanya mencapai kesejahteraan sosial dan menghasilkan keputusan
bagi anggotanya Timbul kelompok sosial in didasarkan atas rasa senang dan kesukarelaan.
Contoh kelompok tugas seperti aktivitas para pegawai administrasi dari suatu perusahaan
asuransi jika klaim suatu kecelakaan diajukan, adalah tugas-tugas yang diwajibkan.
Sedangkan kelompok sosial contohnya ada dalam kelompok primer, sekunder, formal,
informal.

c. Berdasarkan Pola Interaksi

Berdasarkan pola interaksi, kelompok dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu kelompok
interaksi, kelompok koaksi, dan kelompok kounteraksi. Pada kelompok interaksi, aktifitas
yang 1 akan mempengaruhi aktifitas lainnya, tahu tujuannya dan gampang untuk kerjasama.
Pada kelompok koaksi, anggota kelompok ini bekerja sama dalam melaksanakan tugas
kelompok, tetapi masing-masing dapat melaksanakan pekerjaan nya realtif secara mandiri
tidak saling tergantung, susah untuk kerjasama. Dan yang terakhir pada kelompok
kounteraksi, para anggota kelompok bekerja sama untuk tujuan perundingan dan
memufakatkan sasaran dan tuntutan yang bertentangan, tahu tujuan tetapi bentuk
kesepakatannya belum tahu, mengobrol secara bersama tetapi tujuannya berbeda, susah untuk
kerjasama.

Bentuk Kelompok

Menurut Cooley, dilihat dari frekuensinya, kelompok dapat digolongkan atas dua
jenis, yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok primer merupakan
kelompok yang di dalamnya terjadi. interaksi sosial, yang anggotanya saling mengenal dekat
dan berhubungan erat dalam kehidupan. Menurut Goerge Homans, kelompok primer
merupakan sejumlah orang yang terdiri atas beberapa orang yang sering berkomunikasi
dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap
muka) tanpa melalui perantara. Misalnya, keluarga, rukun tetangga, kawan sepermainan,
kelompok agama, dan lain lain. Sedangkan Kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok
besar yang terdiri atas banyak orang Hubungannya tidak perlu berdasarkan saling mengenal
secara pribadi dan sifatnya juga tidak lama. Suatu bangsa merupakan suatu kelompok
sekunder, tetapi memiliki pula beberapa ciri kelompok primer. Oleh karena itu, adanya
kelompok primer merupakan syarat mutlak terbentuknya kelompok sekunder. Syarat dan sifat
kelompok primer dan kelompok sekunder saling mengisi dan dalam kenyataan tidak dapat
dipisahkan secara mutlak. Contoh kelompok primer keluarga inti dan keluarga besar .
Sedangkan contoh kelompok sekunder yaitu partai politik, perhimpunan serikat dll.

B. Tujuan pembentukan kelompok berdasarkan jenisnya


Johnson dan Johnson menjelaskan bahwa tujuan kelompok yang efektif harus
memiliki aspek-aspek yaitu tujuan tersebut dapat didefinisikan secara operasional, dapat
diukur, dan diamati. Tujuan tesebut mempunyai makna bagi anggota kelompok, relevan,
realistis, dapat diterima dan dicapai. Anggota-anggota kelompok mempunyai orientasi
terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Adanya keseimbangan tugas dan aktivitas dalam
mencapai tujuan individu dan tujuan kelompok. Terjadinya konflik yang berkaitan dengan
tujuan dan tugas kelompok dapat diselesaikan dengan baik. Tujuan tersebut bersifat menarik
dan menantang serta mempunyai risiko kegagalan yang kecil dalam mencapainya.
Tercapainya tingkat koordinasi di antara anggota kelompok. Tersedianya sumber-sumber
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan tujuan kelompok. Adanya kemudahan untuk
menjelaskan dan mengubah-tujuan kelompok.

C. Struktur kelompok berdasarkan jenis kelompok

Kelompok formal dan Kelompok Informal

Kelompok yang terbentuk dan berlangsung berdasarkan ketentuan formal ( resmi )


seperti struktur organisasi dan penugasan-penugasan organisasi. Dalam kelompok formal
dibagi menjadi 2 yaitu Kelompok komando, yaitu kelompok yang terdiri dari atasan dan
bawahan yang tergambar dalam bagan organisasi tersusun atas manajer dan bawahan
langsung. Dan juga kelompok tugas, yaitu mereka yang bekerja bersama-sama untuk
menyelesaikan suatu tugas pekerjaan.

Pada kelompok informal yaitu suatu kelompok yang tidak terstruktur secara formal
dan tidak ditentukan oleh organisasi, muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan
kontak sosial. Kelompok Informal dibagi juga menjadi 2 yaitu kelompok kepentingan/minat,
adalah mereka yang bekerja bersamasama untuk mencari suatu sasaran khusus yang menjadi
kepedulian dari tiap orang ini atau terbentuk karena adanya minat tertentu. Dan juga
kelompok persahabatan, adalah mereka yang digabungkan bersama karena berbagi satu
karakteristik/lebih, dalam arti kelompok yang terbentuk karena adanya kesamaan dalam
beberapa ciri, seperti umur, hobi, sekolah dan sebagainya.
D. Ciri atau karakteristik kelompok berdasarkan jenis dan struktur kelompok

Berdasarkan struktur, kelompok dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu kelompok
formal dan kelompok in formal (Rogers,1960). Karakteristik nya yaitu Kelompok formal
adalah dibentuk melalui prosedur resmi, berstatus resmi dan didukung dengan peraturan-
peraturan tertulis, struktur dan norma-norma kelompok dirumuskan secara tegas, tujuannya
dijabarkan secara tertulis, interaksi antar anggota kelompok lebih bersifat resmi, bukan
kekeluargaan. Sedangkan Kelompok informal adalah sebaliknya, yang dicirikan dengan,
pembentukan tidak perlu memlalui prosedur resmi, anggotanya mempunyai ikatan emosional
yang yang kuat, dirumuskan secara tegas dan interaksi para anggota lebih bersifat
kekeluargaan.

E. Fungsi tugas kelompok berdasarkan jenisnya

Berdasarkan atas fungsinya, kelompok dapat dibagi dua jenis yaitu kelompok tugas
dan kelompok sosial (Soedijanto, 1980). Yang pertama yaitu kelompok tugas, kelompok yang
fungsi utamanya untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Kedua,
kelompok sosial, kelompok yang fungsi utamanya untuk mencapai kesejahteraan soaial dan
menghasilkan keputusan bagi anggotanya. Timbul kelompok sosial ini didasarkan atas rasa
senang dan kesukarelaan

F. Norm kelompok berdasarkan jenisnya

Ada beberapa jenis Norm kelompok yaitu ; 1) Norma Kelaziman/Kebiasaan


(Folkways), yaitu kebiasaan merupakan cara-cara bertindak yang digemari oleh masyarakat
sehingga dilakukan secara berulang-ulang Folkways memiliki kekuatan mengikat yang lebih
besar daripada usoge, misalnya mengucapkan salam ketika bertemu, membungkukkan badan
sebagai tanda hormat kepada orang yang lebih tua, serta membuang sampah pada tempatnya.
Jika hal tersebut tidak dilakukan, dianggap penyimpangan terhadap kebiasaan umum dalam
masyarakat dan orang akan menyalahkannya Sanksinya dapat berupa celaan, cemoohan,
teguran, sindiran ban gunjing masyarakat. 2). Norma Kesusilaan/Tata Kelakuan (Mores)
yaitu tata kelakuan merupakan norma yang bersumber pada filsafat agama, atau ideologi
yang dianut oleh masyarakat. Contohnya, larangan berzina, berjudi, minum minuman keras
penggunaan narkotika dan zal zat adiktif, serta mencuri. 3). Norma Hukum (Laws) yaitu
suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada an asyarakat yang berisi ketentuan, perintah,
kewajiban, ataupun larangan. agar dalam masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan.
Ketentuan - ketentuan dalam norma hukum lazimnya dikodifikasikan dalam bentuk kitab
undang-undang atau konvensi konvensi, Sanksi yang diberikan berupa denda atau hukuman
fisik. 4) Norma Mode (Fashion) yaitu perbuatan ini dilakukan dengan meniru. Dalam
masyarakat norma ini sangat cepat berkembang karena orang mengikuti mode untuk
meningkatkan gengsi menrut anggapannya.

G. Hubungan individu dengan kelompoknya

Terjadinya kelompok karena individu berkomunikasi dengan yang lain, sama-sama


memiliki motif dan tujuan, mereka juga memiliki kesamaan dan saling mempengaruhi. Dua
orang atau lebih yang bekerja sama dalam suatu hubungan fungsional satu sama lain inilah
yang akan membentuk suatu kelompok. Anggota kelompok mungkin tidak pernah bertemu,
mereka berhubungan melalui korespondensi atau perantara yang lain. Seseorang akan
membangun kelompok, yang semula terdiri dari kumpulan individu-individu yang belum
saling mengenal satu sama lain, menjadi satu kesatuan kelompok dengan satu tujuan, satu
norma dan satu cara pencapaian berusaha yang disepakati bersama. Suatu kelompok yang
telah terbentuk cenderung untuk memiliki ciri-ciri tertentu Mereka akan mengembangkan
suatu struktur yang mengatur hubungan dan kedudukan masing-masing anggota di dalam
kelompok. Thilbaut dan Kelley menyebutkan bahwa alasan adanya kelompok tergantung
pada keikutsertaan dan kepuasan individu dalam mengisi kelompok.

H. Hubungan kelompok dengan kelompok lain

Hubungan antar kelompok tidak secara tiba-tiba terbentuk, melainkan melalui


akumulasi dan beberapa hubungan sosial yang sebelumnya sudah terbentuk. Seperti sikap,
perilaku, dan gerakan sosial yang muncul diantara dua kelompok yang saling berhubungan.
Dalam hal ini, akan dimengerti jika kita berada dalam suatu kelompok.

Hubungan kelompok dengan kelompok ini terdapat interaksi dan dalam interaksi antar
kelompok berupaya untuk mencapai kesepakatan bersama. Kemudian dari hal itu hubungan
antar kelompok bisa meningkatkan nilai-nilai kerjasama kelompok. Dengan adanya
kerjasama antara beberapa kelompok pada satu pola kerja yang sama akan mendapatkan rasa
persatuan, solidaritas dan rasa senasib sepenanggungan diantara anggota kelompok. Dengan
Hubungan antar kelompok juga bisa meningkat solidaritas, dapat membentuk akulturasi, dan
toleransi.
REFERENSI

Samsul, Bambang. (2015). DINAMIKA KELOMPOK. Bandung: CV PUSTAKA SETIA

Bahtiar, Yoyon. (2019). MODUL DINAMIKA KELOMPOK.

https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/60283/mod_resource/content/1/HUBUNGAN
%20ANTAR%20KELOMPOK%20DI%20INDONESIA.pdf

Anda mungkin juga menyukai