Anda di halaman 1dari 11

METEDOLOGI PENELITIAN

Intra Uterine Devices (IUD) Sebagai Alat Kontrasepsi

Muhammad Zinedine Kaffie


081611733046

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK BIOMEDIS


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
BAB 1
Pendahuluan

Kontrasepsi merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencegah pertemuan antara sel telur
(sel wanita) yang matang dengan sel sperma (sel pria) yang dapat menyebabkan
kehamilan.Kontrasepsi umumnya dibagi menjadi dua macam, yaitu Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP).

MKJP meliputi jenis kontrasepsi implan, intra uterine devices (IUD) atau alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR), metode operatif pria (MOP) seperti vasektomi, dan metode operatif wanita
(MOW) seperti tubektomi. Sedangkan Non MKJP meliputi kondom, pil KB, suntik, dan metode
lainnya selain dalam MKJP.

IUD merupakan kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang terbuat dari bahan
polietilen dengan atau tanpa metal atau steroid. IUD sangat efektif untuk menjarangkan kehamilan
dibandingkan dengan metode kontrasepsi jangka panjang lainnya seperti implan, tubektomi, dan
vasektomi. IUD merupakan metode kontrasepsi jangka panjang yang paling banyak digunakan
dalam Program KB di Indonesia. Pengguna IUD di Indonesia mencapai 22,6% dari semua
pengguna metode kontrasepsi.

Di samping keefektifan menggunakan IUD, terdapat beberapa kerugian dalam


penggunaannya, seperti perdarahan (spotting) antarmenstruasi, nyeri haid yang berlebihan, periode
haid lebih lama, dan perdarahan berat pada waktu haid. Hal-hal tersebut memungkinkan terjadinya
anemia dan resiko lainnya.

Setiap bulannya, wanita usia subur akan mengalami periode kehilangan darah akibat
menstruasi. Penggunaan alat kontrasepsi berpengaruh terhadap pengeluaran darah menstruasi pada
wanita, termasuk IUD yang dapat meningkatkan pengeluaran darah dua kali lipat saat
menstruasi.Periode menstruasi yang berlangsung lebih lama dari lima hari dan menggunakan IUD,
secara independen berhubungan dengan nilai hemoglobin yang lebih rendah (secara berturut-turut -
0,15 sampai -0,25 g/dl).
RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang diatas penulis menarik rumusan


masalah sebagai berikut :
1.Apa definisi kontrasepsi Intrauterine Device?
2. Apa saja jenis-jenis kontrasepsi IUD?
3. Apa kelebihan dan kekurangan alat kontrasepsi IUD?
TUJUAN PENULISAN
Tujuan saya membuat makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui alat kontrasepsi IUD

2. Untuk mengetahui cara kerja IUD

3. Untuk Mengetahui jenis-jenis IUD

4. Untuk mengetahui cara kerja IUD

5. Untuk mengetahu kelebihan dan kekurangan IUD

6. Untuk mngetahu cara pemasangan IUD


BAB 2
Isi

Pengertian IUD adalah salah satu alat kontrasepsi yang telah dirancang sedemekian
rupa dan diletakkan didalam kavum uteri, menghalangi fertilisasi dan menyulitkan sel telur
berimplementasi dalam uterus.IUD dimasukkan ke dalam Rahim perempuan melalui vagina
dan butuh seorang professional keperawatan.
IUD terdiri dari plastic (polythyline), ada yang dililit tembaga (Cu) ada pula yang
tidak, namun ada juga yang dicampur/dililit dengan perak (Ag), selain itu ada juga yang
batanganya dililit oleh hormone progesterone.IUD biasanya dibuat dengan bahan plastic dan
memiliki sifat yang lentur dan juga mempunyai benang.
IUD dikenal sebagai metode kontrasepsi yang ekonomis. Penggunanya hanya perlu
melakukan pemeriksaan 1-6 bulan setelah pemasangan pertama, dilanjutkan satu tahun
sekali. IUD tidak mengganggu kesuburan rahim karena haid tetap teratur.Ada beberapa jenis
IUD yang tersedia untuk menunjang kebutuhan KB, diantaranya:
1.Copper T

Gambar 2.1 Jenis IUD Copper-T (Imbarwati : 2009)


Menurut Imbarwati,(2009). IUD berbentuk T, terbuat
dari bahan polythellen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus.
Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik.
Menurut ILUNI FKUI (2010). Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah
kehamilan dengan cara menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan
dapat dipakai selama 10 tahun.

2.
Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan dapat
digunakan untuk kontrasepsi darurat Copper-7. Menurut Imbarwati (2009). IUD ini
berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai
ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas
permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T.

3. Multi load

Gambar 2.2 Jenis IUD Multi Load ( Imbarwati : 2009)

Menurut Imbarwati (2009), IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene)dengan


dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas
ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas
permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis
ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini.

4. Lippes loop

Menurut Imbarwati (2009), IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf
spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya
Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A
berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm
(benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang putih). Lippes loop
mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini adalah
bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari
bahan plastic.

CARA KERJA IUD

Cara kerja kontrasepasi spiral yaitu :


a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit masuk ke dalam
alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.
d. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
sperma untuk fertilisasi (Muhammad, 2008).
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN IUD

Intra uterine device (IUD) memiliki keuntungan yaitu:


a. Sangat efektif mencegah kehamilan.
b. Sangat efektif. 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan)
c. Pencegahan kehamilan untuk jangka yang panjang sampai 5-10 tahun
d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
e. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
f. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
g. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
h. Dapat digunakan sampai menopouse
i. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
j. Membantu mencegah kehamilan ektopik
k. Relatif tidak mahal
l. Nyaman (tidak perlu diingat-ingat seperti jika memakai pil)
m. Dapat dibuka kapan saja (oleh dokter)
n. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
o. Segera berfungsi (AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan)
p. Efek samping yang rendah
q. Dapat menyusui dengan aman
r. Tidak dirasakan oleh pemakai ataupun pasangannya (Kusmarjadi, 2010).
s. Sangat efektif (0,5 – 1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian selama satu
tahun)
t. Tidak terganggu faktor lupa
u. Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan menggunakan
Tembaga T 380A)
v. Mengurangi kunjungan ke klinik
w. Lebih murah dari pil dalam jangka panjang (Kusumaningrum, 2009).

PROSEDUR KERJA PEMASANGAN IUD

Kebijaksanaan :
1. Petugas harus siap ditempat.
2. Harus ada permintaan dan persetujuan dari calon peserta.
3. Ruang pemeriksaan yang tertutup, bersih, dan cukup ventilasi.
4. Alat-alat harus tersedia.

Langkah-langkah :
1. Memberi penjelasan kepada calon peserta mengenai keuntungan,
efek samping dan cara menanggulangi efek samping.
2. Melaksanakan anamnese umum, keluarga, media dan kebidanan.
3. Melaksanakan pemeriksaan umum meliputi timbang badan,
mengukur tensimeter.
4. Mempersilakan calon peserta untuk mengosongkan kandung
kemih.
5. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
6. Mempersilakan calon peserta untuk berbaring di bed gynaecologi
dengan posisi Lithotomi.
7. Petugas cuci tangan
8. Pakai sarung tangan kanan dan kiri
9. Bersihkan vagina dengan kapas first aid
10. Melaksanakan pemeriksaan dalam untuk menentukan keadaan
posisi uterus.
11. Pasang speculum sym.
12. Gunakan kogel tang untuk menjepit cervix.
13. Masukkan sonde dalam rahim untuk menentukan ukuran, posisi
dan bentuk rahim.
14. Inserter yang telah berisi AKDR dimasukkan perlahan-lahan ke
dalam rongga rahim, kemudian plugger di dorong sehingga AKDR
masuk ke dalam inserter dikeluarkan.
15. Gunting AKDR sehingga panjang benang ± 5 cm
16. Speculum sym dilepas dan benang AKDR di dorong ke samping
mulut rahim.
17. Peserta dirapikan dan dipersilakan berbaring ± 5 menit
18. Alat-alat dibersihkan
19. Petugas cuci tangan
20. Memberi penjelasan kepada peserta gejala-gejala yang mungkin terjadi / dialami setelah
pemasangan AKDR dan kapan harus kontrol
21. Membuat nota pelayanan
22. Menyerahkan nota pelayanan kepada peserta untuk diteruskan ke bagian administrasi
pelayanan.
23. Mencatat data pelayanan dalam kartu dan buku catatan untuk
dilaporkan ke bagian Rekam Medik (Imbarwati, 2009).
Catatan :
a. Bila pada waktu pamasangan terasa ada obstruksi, jangan dipaksa (hentikan) konsultasi
dengan dokter.
b. Bila sonde masuk ke dalam uterus dan bila fundus uteri tidak terasa, kemungkinan terjadi
perforasi, keluarkan sonde, dan konsultasikan ke dokter.
c. Keluarkan sonde dan lihat batas cairan lendir atau darah, ini adalah panjang rongga uterus.
Ukuran normal 6 – 7 cm.
d. Bila ukuran uterus kurang dari 5 cm atau lebih dari 9 cm jangan dipasang (Imbarwati,
2009).
BAB 3
Metodologi Penelitian
Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 6 bulan.
Tempat Penelitian
Penilitian ini dilaksanakan di Institut Tropical deases, pusat veteriner farma Surabaya
(PUSVETMA), Laboratorium Bersama farmasi.

Desain Penelitian

Penelitian ini meneliti bahan yang akan digunakan pada intra uterine devices.disini
saya akan menguji bahan logam (tembaga), Proses pengujian logam adalah proses
pemeriksaan bahan-bahan untuk diketahui sifat dan karakteristiknya yang meliputi sifat
mekanik, sifat fisik, bentuk struktur, dan komposisi unsur-unsur yang terdapat di dalamnya.
Proses pengujian logam dikelompokkan ke dalam tiga kelompok metoda pengujian, yaitu :

1. Destructive Test (DT), yaitu proses pengujian logam yang bisa menimbulkan kerusakan
logam yang di uji.
2. Non Destructive Test (NDT), yaitu proses pengujian logam yang tidak bisa menimbulkan
kerusakan logam atau benda yang di uji.
3. Metallography, yaitu proses pemeriksaan logam tentang komposisi kimianya, unsur-unsur
yang terdapat didalamnya, dan bentuk strukturnya.

Lalu dari jenis-jenis IUD ada juga yang menggunakan bahan polyethylene, maka akan
dilakukan uji pada bahan tersebut, kita melakukan uji tersebut untuk mengetahui sifat fisik,
kimiawi dan toksisitas.sifat mekanik : Tarik, tekan. Kimiawi : TGA, XRD, SEM. Toksisitas
:MTT ASSAY.
Alat dan Bahan untuk Tembaga
Alat :
1.Messin Percobaan kekerasan
2.Mikroskop Pengukur
Bahan:
1.Tembaga
2.Batang
Alat dan Bahan untuk Polyethylene
Alat:
1.Scanning Electron Microscopy (SEM)

2.Mesin XRD

3.Mesin TGA

4.Tempat Assay dan reagenya

DIAGRAM ALIR

Persiapan bahan

Penelitian di lab Melakukan uji


Hasil Uji
pada bahan

Analisis data

Kesimpulan
Daftar Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Radita K. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi yang


digunakan pada pasangan usia subur [skripsi]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2009.

Chi IS. What we have learned from recent IUD studies: a researcher’s perspective.
Contraception 2007;48:81–108.

Faundes A, Telles E, Cristofoletti ML, et al. The risk of infection with intrauterine device
insertion. Cont 2006;58(2):105–9.

Anda mungkin juga menyukai