Anda di halaman 1dari 13

“PENERAPAN BLOCKCHAIN PADA SISTEM HALAL LOGISTIK INDONESIA”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Supply Chain Management

DISUSUN OLEH :
Sinjay Andika
18350007

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS FSTI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PENERAPAN BLOCKCHAIN
PADA HALAL LOGISTIK INDONESIA” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.
Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca
sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

Jakarta, 29 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover………………………………………………………………………

Kata Pengatar…………………………………………………………….

Daftar isi

BAB 1……………………………………………………………………..

1.Pendahuluan……………………………………………………………..

11. Latar Belakang…………………………………………………

1.2. Rumusan Masalah……………………………………………..

1.3. Tujuan Penulisan

1.4. Manfaat Penulisan

BAB 2

2. Pembahasan

2.1 Blockchain

2.2 Penerapan Blockchain diIndonesaia

2.3 Penerapan Blockchain pada sistem logistic Indonesia

BAB 3

3. Penutup

3.1 Kesimpulan

Daftar Pusaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Seiring bertumbuhnya kesadaran kebutuhan produk dan jasa halal di Indonesia oleh umat
muslim, ditandai juga makin suburnya industri halal di dalam negeri. Hal tersebut
mendorong pentingnya membangun ekosistem halal supply chain atau rantai pasok
Indonesia.
 Begitu besar kebutuhan produk dan jasa halal baik dunia maupun Indonesia sementara
kebutuhan produk halal tidak hanya terbatas makanan saja. Sektor dalam industri halal
tersebut terdiri atas 10 sektor yang secara ekonomi dan bisnis berkontribusi besar dalam
industri halal: sektor industri makanan, wisata dan perjalanan, pakaian dan fesyen,
kosmetik, finansial, farmasi, media dan rekreasional, kebugaran, pendidikan dan seni
budaya.
 Hal ini tidak lepas dari jumlah penduduk Muslim dunia yang terus mengalami
pertumbuhan, di mana semakin besar jumlah penduduk Muslim dunia maka semakin
besar juga kebutuhan akan produk dan jasa halal.

Berdasarkan data Majlis Global, jumlah penduduk Muslim global pada 2012 sebanyak
1,8 miliar jiwa, pada 2030 diproyeksikan jumlah penduduk Muslim dunia mencapai 2,2
miliar jiwa. Thomson Reuters (2015) memperkirakan pada 2019 pasar makanan halal
bernilai USD2,537 miliar (21 persen dari pengeluaran global), pasar kosmetik halal
menjadi USD73 miliar (6,78 persen dari pengeluaran global), dan kebutuhan personal
yang halal yaitu USD103 miliar. Dalam bidang konsumsi saja Indonesia menempati
peringkat pertama sebagai konsumen terbesar produk halal pada sektor makanan dan
minuman sebesar USD155 miliar.
 Oleh karena itu, penerapan manajemen rantai pasok halal sangat diperlukan untuk
menjamin kualitas halalnya sebuah produk dan jasa. Penanganan produknya pun harus
dipisahkan antara halal dengan tidak halal dan proses tersebut harus terjamin dari hulu
hingga hilirnya. Konsep logistik halal harus segera dikembangkan serta
diimplementasikan oleh semua pelaku industri yang terlibat dalam rantai pasok halal, di
mana tidak hanya terbatas pada makanan halal.
Dengan adanya halal supply chain maka harapan akan standar mutu, kualitas produk, dan

1
pelayanan produk serta jasa halal dapat terpenuhi yang terintegrasi mulai dari input,
produksi, proses dan pendistribusian, pemasaran serta komsumsi. Misalnya untuk produk
makanan dalam inputnya harus terjamin halalnya mulai dari saat diternak, pakan ternak,
pupuk dan bahan kimia yang digunakan harus halal.
Kemudian pada saat proses produksi proses pemotongan hewan harus sesuai dengan
syariah. Kemudian proses dan pendistribusian proses halal juga harus terjamin di dalam
pergudangan, pengepakan, ruang pendinginan, dan pengolahan makanan. Setelah itu
dalam pemasaran harus menunjukkan value syariah, baik ketika akan dibawa ke
supermarket dan groceries terakhir sampai ke konsumen di restoran, hotel, dan food
trucks tidak bercampur dengan makanan haram lalu ujungnya pembiayaannya
menggunakan keuangan syariah serta menggunakan fasilitas asuransi syariah atau takaful
agar risiko usaha tetap dapat dimitigasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. apa itu blockchain?
2. bagaimana blockchain bisa diterapkan di indonesia ?
3. bagaimana penerapan blockchain pada sistem logistik halal lindonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ini adalah
1. Mengetahui permasalahan tentang bagaiamana penerapan block chain
Dan supply chain management halal bisa berkerja diindonesia
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan blockchain diindonesia
2. Untuk mengetahui bagaimana jalan panjang logistic halal diindoseia
3. Untuk mengetahui bagaimana upaya memperjuangkan logisitik halal diindonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Blockchain
Secara umum Blockchain diartikan sebagai buku besar digital, di mana setiap
transaksi dicatat dan diamankan di banyak database yang tersebar luas di computer. Dengan
kata lain Blockchain itu salah satu teknologi yang sudah tidak menggunakan pihak ketiga lagi
dalam proses pertukaran data atau transaksi.

Contohnya, jika kita berbelanja di suatu toko dengan metode pembayaran debet card, maka
pihak ketiga yang dimaksud adalah Bank yang menghubungkan pembeli dengan penjual
dalam bertransaksi. Namun bagaimana jika bank tersebut mengalami gangguan? Tentunya
kita tidak bisa melakukan transaksi bukan?

ah sistem Blockchain tidak menggunakan pihak ketiga lagi, namun menggunakan banyak
pihak (organisasi) atau jaringan. Hal ini berguna untuk mencegah adanya pembobolan pada
sistem. Ini lah yang menjadi kekuatan utama Blockchain.

Bahkan teknologi Blockchain juga dapat mengurangi tingkat korupsi karena data transaksi
akan langsung ketahuan dengan history transaksi yang langsung terlihat secara realtime.
Dengan catatan transaksi yang terdesentralisasi ini, hampir tidak mungkin database dari
ratusan atau ribuan komputer, dihack atau dirusak dengan mudah. Waw!

Catatan transaksi juga dimuat dalam blok-blok yang saling tersambung antar satu komputer
dengan komputer lain, antar satu jaringan dengan jaringan yang lain. Jika satu blok sudah
penuh, maka akan diciptakan blok berikutnya yang saling terkoneksi.

Tom Chitty dari CNBC bahkan menganalogikan Blockchain “seperti Google Doc raksasa
dengan satu kunci yang berbeda. Kita bisa melihatnya, dan menambahkan (catatan transaksi),
tapi tidak bisa mengubah informasi yang ada di sana. Blockchain melakukan itu dengan
berdasar kepada hitung-hitungan matematika bernama kriptografi. Yang membuat rekaman
itu tak bisa ditiru dan diubah oleh siapapun.”

Cara Kerja Blockchain

Secara gampang, cara kerja blockchain dimulai ketika sebuah blok menyimpan sebuah data
baru. Sistem blockchain sendiri terdiri dari dua buah jenis record, transaksi dan blok.
Uniknya, setiap blok berisi hash kriptografi sehingga membentuk jaringan.

Di sini, fungsi hash kriptografi adalah untuk mengambil data dari blok asal dan mengubahnya
menjadi sebuah compact string. String ini menjadi alarm pendeteksi jika ditemukan adanya
potensi sabotase. Teknologi blockchain juga terdesentralisasi, sehingga tidak ada satupun
otoritas yang memiliki kendali penuh, melainkan terpecah ke setiap komputer yang sudah
diinstal perangkat lunak khusus.

3
Nah, agar sahabat Qwords lebih paham dengan cara kerja blockchain, berikut ini sudah kami
siapkan gambaran yang terjadi pada saat terjadi transaksi menggunakan Bitcoin.

1. Pertama, toko online A memiliki Wallet Bitcoin untuk menerima pembayaran dari
pelanggan.

2. Kemudian datang pelanggan yang ingin membeli di website toko online A


menggunakan Bitcoin.

3. Pemilik toko online A memberikan alamat wallet bitcoin yang bisa digunakan
pembeli untuk melakukan pembayaran.

4. Pembeli melakukan transfer/pembayaran bitcoin ke alamat dompet bitcoin penjual


toko online A yang diberikan bersama dengan kunci transaksi.

5. Permintaan transaksi terkirim kepada para penambang (minners) bitcoin. Sebagai


informasi, penambang bitcoin adalah orang-orang yang menyiapkan komputer khusus
untuk melakukan perhitungan matematis guna membuka celah blok baru pada
blockchain.

6. Para penambang bitcoin menghitung nilai hash baru berdasarkan kombinasi hash
kriptografi sebelumnya.

7. Sebuah blok baru tercipta dan digunakan untuk menyimpan bitcoin dalam transaksi
antara toko online A dengan pembeli.

8. Transaksi terverifikasi, ditandai dengan penambahan bitcoin di wallet bitcoin toko


online

2.2 Penerapan Blockchain di Indonesia


Blockchain telah memberikan beragam manfaat bagi setiap proses bisnis. Hal tersebut
dikarenakan sifatnya yang begitu desentralisasi mampu untuk memperluas beragam akses
keuangan yang ada. Sehingga hal tersebut dapat menghadirkan efisiensi karena tidak adanya
batas terhadap tempat dan juga waktu pada setiap operasinya.

Selain itu, teknologi ini juga memungkinkan untuk adanya sebuah solusi keuangan dengan
menggunakan biaya-biaya yang jauh lebih murah jika penggunaan pada sektor konvensional.
Tentunya hal tersebut dengan tetap berpacu pada keamanan transaksi yang sudah digunakan.

Teknologi ini juga menggunakan mata uang crypt yang disusun dari algoritma-algoritma
yang sangat rumit atau terenkripsi yang kemudian juga tervalidasi oleh jaringan yang
membuat sebuah blockhain bernilai sangat aman. tentunya dengan keunggulan yang ada itu

4
maka besar harapannya pada bisnis perbankan yang akan benar-benar menjadi hal yang
paling banyak dirasakan disrupsi blockchain.

Salah satu penerapan teknologi ini di Indonesia adalah pada Bank Central Asia (BCA) yang
telah benar-benar melakukan klaimnya telah mempergunakan teknologi ini. Bank ini
menggunakan blockchain sebagai aktivitas yang terdapat dalam internal perusahaan itu
sendiri.

Adapun visi dari bank ini adalah untuk mempercepat penggunaan transaksi pembayaran,
pengurangan kompleksitas transaksi pada bagian back officenya.

Selain BCA ada juga BUMN lain yang menggunakan teknologi ini seperti POS Indonesia.
Telah berhasil dikembangkan pada sistem yang diberi nama digiro.in yang bermakna
penerapan blockchain untuk dipergunakan pada layanan multicurrency atau bisa disebut juga
sebagai evolusi layanan giro yang tentunya akan juga menjadi salah satu model bisnis yang
banyak diterapkan di POS indonesia.

Penerapan blockchain lainnya adalah pada perusahaan fintech-enabler, digital artha media


corporation atau DAM corp, yang mana ia telah menjadi sebuah solusi dari white label
blockchain untuk melakukan pembantuan perusahaan tersebut di bidang finansial.

Nyatanya memang solusi yang ditawarkan telah mampu dapat membantu perusahaan dalam
melakukan sebuah transisi-transisi yang terdapat pada model bisnis tersentralisasi berubah
menjadi desentralisasi.

Perusahaan asing yang bermukim di indonesia seperti veiris juga menggunakan teknologi
visual komputer dari blockchain yang sangat berguna sekali dalam membantu korporasi
ketika menyelesaikan proses-proses know your customer guna peningkatan sebuah
engagement dengan berbagai mitra yang ada.

Untuk di Indonesia sendiri memang terdapat beberapa yang bisa dioptimalkan dengan
penggunaan blockchain salah satunya adalah pada bidang supply chain.

Blockchain sendiri memang akan sangat terasa beragam manfaatnya jika diterapkan pada
perusahaan supply chain dimana keuntungannya sendiri ialah pengurangan biaya dan risik
yang ada melalui serangkaian otomasi, sebuah palacakan yang kemudian diukur dan sangat
aman terhadap risiko-risiko dan kejadian yang terdapat pada rantai pasokan. Sehingga
nantinya dapat memungkinkan terdapat model bisnis baru.

Sebagai Regulator

Tentunya sebagai langkah yang sangat preventif tersebut Indonesia harus segera melakukan
penyusunan kebijakan baku mengenai blockchain. Tentunya perkembangannya tidak akan
terlihat tapi jika anda melihat tren-tren yang ada saat ini (sebelumnya) yang terkesan sangat
cepat maka komponen yang disebut sebagai kunci di sini adalah Bank Indonesia.

Sinergi Blockchain di Indonesia

5
Menyusul perkembangan dari blockchain yang terdapat seantero dunia dan juga di Indonesia
maka enam perusahaan besar layaknya blockchain zoo, IndoDAX, Blocktech
indonesia, Indonesia Blockchain Network, Luno dan Pundi X  telah berhasil mendirikan
asosiasi blockchain indonesia.

Asosiasi ini sendiri diketuai oleh Oscar darmawan, visi salah satunya adalah dengan
melakukan pendorongan terhadap pemangku kebijakan dengan pelaku usaha yang
menggunakan blockchain dan cryptocurrency sebagai sebuah landasan dari sebuah
teknologi yang ada.

2.3 Penerapan Blockchain pada sistem logistic halal Indonesia

Perkembangan teknologi dan permintaan produk halal yang tinggi membuat


perusahaan penyediaan jasa logistik menciptakan inovasi dalam pelayanan agar
meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Salah satu inovasi teknologi yang berkembang
dan berkaitan dengan logistik halal adalah blockchain. Studi menyatakan bahwa
blockchain merupakan buku besar digital, terdesentralisasi, dan terdistribusi yang mencatat
dan menambahkan transaksi dalam urutan kronologis dengan tujuan membuat catatan
permanen dan tahan kerusakan. Selain itu, sistem blockchain mempermudah industri halal
dalam memisahkan produk halal dan haram serta mempermudah terjadinya transaksi serta
kontrak secara digital.
Blockchain mempunyai 4 prinsip, yaitu database terdistribusi (seluruh pihak yang ada di
blockchain memiliki akses ke seluruh database dan riwayat lengkapnya), transmisi peer to
peer (komunikasi dua arah antara node satu ke node lainnya), transparansi tanpa adanya
pseudonimitas (alamat palsu), pencatatan yang tidak berulang, dan komputasional logis.
Prinsip ini memungkinkan blockchain memberikan manfaat yang besar bagi industri dalam
melakukan logistik halal. Manfaat yang didapatkan dalam penggunaan blockchain adalah
meningkatkan efisiensi rantai pasok, penelurusan yang cepat dan akurat, realibilitas dan
transparansi, meningkatkan manajemen kualitas pangan dan keuntungan bagi seruh
penyedia pada rantai pasok atau logistik. Selain dari keuntungan, penggunaan blockchain
ini memberikan tantangan tersendiri dalam penggunaannya, yaitu kompleksitas dalam
integrasi, penerapan teknologi blockchain yang masih rendah, investasi yang besar,
karakteristik teknologi blockchain dan tidak adanya regulasi serta standar secara global .
Penggunaan blockchain memerlukan struktur dan database yang harus dibangun secara
baik agar dapat memenuhi kualitas dan standarisasi. Struktur dan database dapat
terintegrasi dengan badan akreditasi halal pada setiap negara. Integrasi sistem ini dimulai
dari pabrik penyedia produk sampai transportasi. Dengan integrasi sistem ini, semua pihak
bisa melihat seluruh proses penyediaan produk halal termasuk badan sertifikasi. Integrasi
rantai pasok produk halal dengan sistem blockchain ditunjukkan oleh Gambar 1.

6
Gambar 1. Integrasi dalam rantai pasok produk halal dengan blockchain
Gambar 1 menunjukkan seluruh proses rantai pasok produk halal yang terintegrasi dan
memungkinkan seluruh pihak yang terlibat dalam proses ini dapat mengakses seluruh
informasi yang terdapat dalam siklus. Contoh penggunaan aplikasi terintegrasi tersebut
adalah pemotongan hewan yang dijadikan produk. Pada proses ini, seluruh pihak yang ada
dalam siklus dapat mengakses informasi tentang pemeriksaan kesehatan hewan tersebut
sampai pada proses pemotongan hewan sesuai dengan ajaran pada masyarakat muslim. Selain
dari akses transparansi informasi, teknologi blockchain dapat digunakan untuk melakukan
pelacakan atau penelusuran dari sertifikasi bahan mentah sampai produk akhir. Alur
pelacakan rantai pasok produk halal dengan sistem blockchain dapat dilihat pada Gambar 2

Gambar 2. Sistem pelacakan produk halal dengan sistem blockchain

7
Gambar 2 menunjukkan bahwa sertifikasi produk halal dimulai dari penyedia barang
sampai distribusi ke masyarakat. Sistem pelacakan ini menggunakan DNA sensor untuk
mengecek daging yang akan didistribusikan ke konsumen dan memastikan tidak ada
kontaminasi silang. Inovasi blockchain dalam melakukan pelacakan dapat bermanfaat
dalam melakukan pengontrolan terhadap kontrol impor dan integritas produk halal.
Indonesia telah mengembangkan sistem pelacakan dengan blockchain dengan
mengintegrasikan antara pelaku bisnis, pelaku produk halal, dan pemerintah yang
ditunjukkan oleh Gambar 2. Berbeda dengan sistem pelacakan yang ada di Malaysia
(Gambar 2), sistem pelacakan di Indonesia menggunakan identifikasi dan otomatisasi
dengan barcode, serta identifikasi frekuensi radio (RFID)

Gambar 3. Pengembangan sistem pelacakan integritas produk halal di Indonesia


Gambar 3 menunjukkan bahwa sistem pengembangan Indonesia sudah sampai ke sertifikasi
pada MUI dan BPJH, selaku otoritas pemerintah dalam pemberian sertifikat halal pada
produk yang masuk ke Indonesia. Sistem pelacakan di Indonesia pada Gambar 3 hampir sama
dengan sistem pelacakan produk halal di Malaysia (Gambar 2). Perbedaan kedua sistem ini
terdapat pada sertifikasi pada saat produk tersebut berada di pergudangan dan distribusi.
Permasalahan dalam melakukan implementasi terhadap penerapan teknologi blockchain yang
ada di Indonesia terdapat pada komitmen antar stakeholders, rendahnya kewaspadaan
konsumen terhadap produk halal dan tidak adanya perlindungan hukum.

Pengembangan logistik halal dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi


blockchain. Teknologi blockchain dapat mempermudah pemerintah, pelaku usaha halal, dan
penyedia produk dapat melakukan pelacakan dan menerima informasi yang transparan.

8
Negara Malaysia menjadi contoh terbaik dalam peningkatan dan pengembangan sistem
pelacakan dengan menggunakan teknologi blockchain. Sistem teknologi blockchain di negara
Malaysia sudah kompleks dan sertifikasi terhadap produk halal sudah meliputi seluruh aspek
dimulai dari penyedia jasa, distribusi, pergudangan sampai ke penjualan produk tersebut.

Indonesia (Gambar 3) telah mengembangkan teknologi blockchain dengan sistem pelacakan


yang sama dengan Malasyia, tetapi memiliki perbedaan pada sertifikasi pergudangan dan
distributor. Selain itu, pengembangan ini memerlukan payung hukum terkait isu keamanan
atau sekuritas data yang dimasukkan ke dalam sistem. Kejahatan siber telah menjadi isu
utama dalam pengembangan aplikasi blockchain karena melibatkan perdagangan antarnegara.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

teknologi blockchain menjadi alternatif dalam melakukan inovasi dalam


mengembangkan logistik halal. Pengembangan ini meliputi sertifikasi dari penyedia produk
sampai ke penjual produk tersebut. Sertifikasi pada pergudangan, distributor, dan penjual
dapat menjadi komponen alternatif yang dapat ditambahkan pada sistem pelacakan produk
halal di Indonesia. Selain itu, pengembangan sistem pelacakan dalam sistem logistik di
Indonesia dapat menambahkan sistem sensor DNA untuk memastikan daging yang
dikonsumsi oleh penduduk muslim aman dan halal. Sistem blockchain dapat bermanfaat bagi
pemerintah dalam mengontrol ekspor produk halal di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Refrensi :

https://www.techfor.id/apa-sih-blockchain-itu-yuk-mengenal-definisi-blockchain-dari-
sekarang/

9
https://www.techfor.id/penerapan-blockchain-di-indonesia/

https://qwords.com/blog/apa-itu-blockchain/

https://ekonomi.bisnis.com/read/20190729/98/1130172/ini-tantangan-implementasi-
blockchain-dalam-logistik-di-indonesia

https://truckmagz.com/penerapan-blockchain-dalam-sistem-logistik/

https://ekonomi.bisnis.com/read/20190729/98/1130172/ini-tantangan-implementasi-
blockchain-dalam-logistik-di-indonesia

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/13-Article%20Text-117-1-10-20210225%20(8).pdf

https://www.medcom.id/ekonomi/analisa-ekonomi/MkMB69pK-membangun-ekosistem-
halal-supply-chain-indonesia

https://industri.kontan.co.id/news/simak-strategi-bisnis-sreeya-sewu-indonesia-sipd-pada-
tahun-ini

10

Anda mungkin juga menyukai