Anda di halaman 1dari 10

EVOLUSI BLOCKCHAIN PADA ERA INDUSTRI 4.

Nama Penulis

Prodi, Fakultas

Nim

ABSTRACT

Currently, industry 4.0 in Indonesia is growing very rapidly. With IoT (Internet of
Things) at its core. Currently, many local developers in Indonesia have built projects based
on Blockchain technology. This is also done with the intention of welcoming the readiness of
the economy in the digital industrial sector. Blockchain itself is principally created to
complement the economic system so that the industry can operate more efficiently, more
easily, and more transparently. In the industrial sector, the tools used are already connected to
each other, this allows industrial tools to work faster but is also vulnerable to security
problems. This paper presents the evolution of Blockchain technology to support the integrity
and confidentiality of communications

Keywords: Blockchain Evolution, Iot, Blockchain, Industry 4.0

INTRODUCTION

Indonesia memasuki era revolusi industri 4.0 dimana pada bidang industri dengan
mengintegrasikan teknologi cyber dan teknologi otomatisasi. Pada era industri 4.0 tidak lagi
banyak digunakan tenaga manusia karena semua sudah diotomatisasikan. Dengan demikian
efektifitas dan efisiensi dapat dimaksimalkan. Dalam penerapannya industri 4.0 memiliki
masalah keamanan yang sangat riskan karena penerapan teknologi informasi yang sangat
memungkinkan untuk diretas.

Saat ini banyak pengembang lokal di Indonesia yang telah membangun proyek
dengan berbasis teknologi blockchain. Hal ini pun dilakukan dengan maksud menyambut
kesiapan perekonomian di sektor industri digital. Blockchain sendiri pada prinsipnya dibuat
untuk melengkapi sistem perekonomian sehingga industri dapat beroperasi secara lebih
efisien, lebih mudah, serta lebih transparan. Hal ini pun ditandai dengan minat masyarakat
Indonesia yang meningkat terhadap pertumbuhan aset kripto belakang ini. Namun nyatanya,
masih banyak orang yang belum mengenal teknologi blockchain yang mendukung transaksi
aset kripto.

Blockchain merupakan sebuah buku besar yang mana di dalamnya terdapat catatan
sejarah sebuah data dan bersifat transparan, dengan adanya teknologi blockchain bukan tidak
mungkin ini bisa memajukan industri di Indonesia. Dengan sifatnya yang bisa diterapkan di
banyak sektor, blockchain kemudian teknologi yang aman karena memiliki proteksi tinggi
serta sistem yang tetap dan tidak bisa diubah. Selain itu juga efisien karena sistemnya
terdesentralisasi, transparan, dan dapat dilacak sehingga memberikan manfaat yang luas bagi
masyarakat. Teknologi blockchain pun memiliki beberapa kasus penggunaan di berbagai
macam industri, seperti misalnya di industri perbankan untuk transaksi antar negara sehingga
lebih efisien dan murah, hingga sektor pemerintahan untuk digitalisasi pencatatan dokumen
kependudukan atau bukti kepemilikan tanah dan properti.

Makalah ini dituliskan untuk mengetahui Evolusi teknologi Blockchain untuk


mendukung integritas dan kerahasiaan komunikasi dan penyediaan solusi untuk masalah
tingkat keamanan pada era revolusi industri 4.0. Internet of Things (iot) dan Blockchain
adalah dua teknologi yang menjadi pelopor. Perkembangan pada saat ini dan di masa depan.

LITERATURE REVIEW

Era revolusi industri 4.0 telah mendorong penerapan teknologi informasi di berbagai
bidang yang mendorong era agromaritim 4.0 (IPB, 2019) (Klerkx, Jakku & Labarthe, 2019).
Bidang pertanian sendiri akan terus berkembang mengingat pertanian merupakan kebutuhan
mendasar dari manusia. Hal ini terlihat dalam data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO)
dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO, 2019) yang menunjukkan peningkatan produksi
pertanian pada skala dunia yakni sebesar 4,1% pada dekade terakhir. Teknologi kecerdasan
buatan dalam agromatirim 4.0 umumnya digunakan untuk prediksi hasil panen, deteksi
penyakit tanaman, manajemen tanaman, pengendalian hama, pengendalian penyakit,
manajemen irigasi, manajemen nutrisi tanah, pemantauan produksi dan pemantauan
penyimpanan produk pertanian (Liakos et al., 2018), (Bannerjee et al., 2018). Implementasi
blockchain dalam pertanian yang digunakan dalam penyelesaian masalah manajemen rantai
pasok serta sebagai media penyimpanan data dalam sistem Internet of Things (IOT) (Almeida
et al., 2018), (Ge et al., 2017), (Kim & Laskowski, 2018).
Penelitian Systematic Literature Review (SLR) untuk teknologi blockchain di bidang
pertanian ditemukan dalam kurun waktu 2018-2020. penelitian tersebut diinisialisasi oleh
(Almeida et al., 2018) dengan hasil dominasi penelitian blockchain ada pada kasus
manajemen rantai pasok pertanian. selain itu penerapan teknologi blockchain di pertanian di
dominasi oleh komuniatas peneliti dari Asia, dalam hal ini ada pada negara China. Penelitian
(Yadaf & Singh, 2019) juga memperkuat penelitian sebelumnya dimana riset masih
didominasi oleh Asia. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa topik utama riset
blockchain dalam pertanian adalah mengenai ketertelusuran rantai pasok pertanian. Berbeda
dengan hal tersebut, penelitian (Kasten, 2020) berfokus pada SLR untuk keamanan pangan,
proses produksi serta pengiriman produk.

METHODOLOGY

Dalam penelitian ini selain menggunakan metode yang tepat, juga perlu memilih
teknik pengumpulan data yang relevan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Studi Pustaka
Studi kepustakaan adalah dilakukan mencari data atau informasi riset melalui
membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan- baham publikasi yang
tersedia di perpustakaan. Studi kepustakaan digunakan untuk mempelajari sumber
bacaan yang dapat memberikan informasi yang ada hubungannya dengan masalah
yang sedang diteliti.
b. Studi Literatur
Studi literatur adalah kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data
pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian. Studi literatur
adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku,
majalah yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Secara Umum Studi
Literatur adalah cara untuk menyelesaikan masalah dengan menelusuri sumber-
sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya. Dengan kata lain, istilah Studi Sastra
ini juga sangat familiar dengan sebutan studi pustaka. Dalam sebuah penelitian yang
hendak dijalankan, tentu saja seorang peneliti harus memiliki wawasan yang luas
terkait objek yang akan diteliti. Jika tidak, maka dapat dipastikan dalam persentase
yang besar bahwa penelitian tersebut akan gagal.
c. Internet Searching
Internet Searching atau pencarian secara online adalah pencarian dengan
menggunakan komputer yang dilakukan melalui internet dengan alat atau software
pencarian tertentu pada server-server yang tersambung dengan internet yang tersebar
di berbagai penjuru dunia. Penggunaan internet sebagai salah satu sumber dalam
teknik pengumpulan data karena dalam internet terdapat banyak informasi yang
berkaitan dengan penelitian.

RESULT

Perbandingan Evolusi Blockchain dengan Indutri 4.0

Saat ini banyak developer lokal di Indonesia yang telah membangun proyek dengan
didasari teknologi blockchain. Hal ini pun dilakukan dengan maksud menyambut kesiapan
perekonomian di sektor industri digital. Blockchain sendiri pada prinsipnya diciptakan untuk
dapat melengkapi sistem perekonomian sehingga industri bisa beroperasi secara lebih efisien,
lebih mudah digunakan, serta lebih transparan. Hal ini pun ditandai dengan minat masyarakat
Indonesia yang meningkat terhadap pertumbuhan aset kripto belakang ini. Namun nyatanya,
masih banyak orang yang belum mengenal teknologi blockchain yang mendukung transaksi
aset kripto.

Teknologi blockchain ini memiliki penerapan yang luas dan peran yang sangat
penting, khususnya di masa industri 4.0 saat ini. Era industri 4.0 merupakan era yang
didirikan melalui integrasi antar teknologi dan sangat mengedepankan transaksi. Blockchain
merupakan sebuah buku besar yang mana di dalamnya terdapat catatan historis sebuah data
dan bersifat transparan, dengan adanya teknologi blockchain bukan tidak mungkin ini bisa
turut memajukan industri di indonesia. Dengan sifatnya yang bisa diterapkan di banyak
sektor, blockchain kemudian menjadi teknologi yang aman karena memiliki banyak proteksi
tinggi serta sistem yang tetap dan tidak bisa diubah. Selain itu juga efisien, karena sistemnya
terdesentralisasi, transparan, dan dapat dilacak sehingga memberikan manfaat luas bagi
masyarakat.

Teknologi blockchain pun memiliki beberapa use case di berbagai macam industri,
seperti misalnya di industri perbankan untuk transaksi antar negara sehingga lebih efisien dan
murah, hingga sektor pemerintahan untuk digitalisasi pencatatan dokumen kependudukan
ataupun bukti kepemilikan tanah dan properti. Tidak hanya itu, blockchain juga bisa
diterapkan untuk sektor internet of things (IoT) seperti mobil self-driving, sektor kesehatan
untuk pencatatan rekam medis pasien sehingga ketika pasien berobat di rumah sakit yang
berbeda datanya bisa tercatat karena sistem yang terdesentralisasi, hingga sektor seni dalam
bentuk NFT. Maka dengan sifat teknologi blockchain yang terdesentralisasi, konsep web 3.0
kemudian sama-sama mengedepankan transparansi dan desentralisasi. Web 3.0 sendiri
merupakan kemajuan internet, di mana di masa yang akan datang situs web dapat memproses
informasi dengan lebih mandiri, transparan, dan terintegrasi satu dengan lainnya.

Bahwa web 3.0 ini sering disebut sebagai era red, write, and own di mana para
pengguna web dapat terlibat secara langsung dalam kepemilikan suatu aset, serta dapat
memiliki kontrol yang lebih besar. Meskipun teknologi blockchain ini merupakan teknologi
yang dirasa dapat memberikan manfaat yang luas di era industri 4.0, masih ada beberapa
hambatan yang harus dihadapi. Evaluasi utama bagi pelaku industri yang berkecimpung di
blockchain adalah permasalahan edukasi dan literasi. Orang-orang masih lebih sering
mendengar tentang kripto dibandingkan dengan blockchain. Padahal, kedua istilah tersebut
sangat berhubungan satu dengan lainnya, namun jelas berbeda. Oleh karena itu, mengedukasi
masyarakat mengenai hal ini menjadi tantangan tersendiri, terutama dengan upaya edukasi
dengan menggunakan bahasa yang sesederhana mungkin dan sesering mungkin. Karena jika
masyarakat semakin mengenal teknologi blockchain, saya yakin masyarakat akan semakin
terbuka terhadap teknologi ini karena melihat sifat serta kelebihannya yang banyak
memberikan keuntungan.

Digital Governance

E-Government atau Digital Governance merupakan kependekan dari elektronik


pemerintah. E-Governtment biasa dikenal e-gov, pemerintah digital, online pemerintah atau
pemerintah transformasi. Digital Governance adalah Suatu upaya untuk mengembangkan
penyalenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik. Suatu penataan system
manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimalkan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi. Atau Digital Governance adalah penggunaan teknologi
informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya,
urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. e-Government dapat
diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk meningkatkan
efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang
demokratis.

Digital Husbandry

Teknologi Internet of Things (IoT), big data, machine learning dan robotika pada
akhirnya akan menjadi tulang punggung industri www di masa masa depan. Teknologi-
teknologi tersebut akan mempermudah pekerjaan kita dan sekaligus menciptakan efisiensi
bukan hanya dalam proses produksi sektor usaha peternakan yang kita jalankan, tetapi juga
dalam hal distribusi hingga pemasaran. Digitalisasi dan transformasi digital sekarang ini
memang merupakan keniscayaan. Nyaris semua sektor kehidupan kini mengalaminya. Tidak
ada sektor visual. mengikuti perkembangan dan zaman, digitalisasi pada saat ini mulai
dijalankan.

Pusat Data dan Sistem Informasi (Pusdatin) Kementerian Pertanian (Kementan),


misalnya, sedang mengembangkan digitalisasi pendataan populasi ternak seperti sapi, kerbau,
dan ayam. Ini adalah sebagai salah satu upaya mewujudkan pembangunan pertanian milenial
berbasis teknologi 4.0. Dengan adanya digitalisasi dalam hal pendataan populasi ternak ini,
maka proses pendataan dipastikan lebih akurat, terperbaharui, dan dilakukan dengan cepat.
Dengan data yang terperbaharui dan akurat, jika ada masalah, maka akar permasalahan dan
solusinya dapat diketahui secara tepat dan cepat.

Perlindungan Data Pribadi

Data Pribadi  adalah data perseorangan tertentu  yang disimpan, dirawat, dan dijaga
kebenaran serta dilindungi kerahasiaannya. Pemilik Data Pribadi adalah individu yang
padanya melekat Data Perseorangan Tertentu.Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik harus
mempunyai aturan internal  perlindungan Data Pribadi untuk melaksanakan proses.Setiap
Penyelenggara Sistem Elektronik harus menyusun aturan internal perlindungan Data Pribadi
sebagai bentuk tindakan pencegahan untuk menghindari terjadinya  kegagalan  dalam
perlindungan  Data  Pribadi  yang dikelolanya. Perolehan dan pengumpulan Data Pribadi oleh
Penyelenggara Sistem Elektronik wajib berdasarkan Persetujuan atau berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Data  Pribadi  yang  disimpan  dalam  Sistem  Elektronik  harus Data Pribadi yang
telah diverifikasi keakuratannya. Data Pribadi yang disimpan dalam Sistem Elektronik harus
dalam bentuk data terenkripsi.Data Pribadi wajib disimpan dalam Sistem Elektronik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur kewajiban jangka waktu
penyimpanan   Data   Pribadi pada masing-masing Instansi Pengawas dan Pengatur Sektor
atau paling  singkat lima tahun,  jika belum terdapat ketentuan peraturan perundang-
undangan   yang secara khusus mengatur untuk itu.Aturan data center. Hal yang menarik di
aturan ini adalah ketentuan Pusat  data(data  center) dan  pusat  pemulihan  bencana (disaster
recovery center) Penyelenggara Sistem Elektronik  untuk  pelayanan  publik  yang  digunakan
untuk  proses perlindungan wajib   ditempatkan   dalam   wilayah   negara  Republik
Indonesia.  

Dalam aturan ini ditegaskan  sistem elektronik yang dapat digunakan dalam proses
perlindungan data pribadi adalah sistem elektronik yang sudah tersertifikasi dan mempunyai
aturan internal tentang perlindungan data pribadi yang wajib memperhatikan aspek penerapan
teknologi, sumber daya manusia, metode, dan biayanya. Pemilik data pribadi,  berhak atas
kerahasiaan data miliknya; berhak mengajukan pengaduan dalam rangka penyelesaian
sengket data pribadi; berhak mendapatkan akses untuk memperoleh historis data pribadinya;
dan berhak meminta pemusnahan data perseorangan tertentu miliknya dalam sistem
elektronik. Penyelenggara system Elektronik wajib memberikan akses atau kesempatan
kepada Pemilik Data Pribadi untuk mengubah atau memperbarui Data Pribadinya tanpa
mengganggu sistem pengelolaan Data Pribadi, kecuali ditentukan lain oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan; memusnahkan Data Pribadi sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Menteri ini atau ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang secara
khusus mengatur di masing-masing Instansi Pengawas dan Pengatur Sektor untuk itu; dan
menyediakan narahubung (contact person) yang mudah dihubungi oleh Pemilik Data Pribadi
terkait pengelolaan Data Pribadinya.

Contoh Kasus Peretasan Data Pribadi

Berikut beberapa insiden kebocoran data pribadi di Indonesia 

1. Kebocoran data BPJS Kesehatan

Pada Mei 2021, data sejumlah peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
dijual di Raid Forums seharga 0,15 Bitcoin. Data tersebut dijual oleh pengguna forum
dengan nama id 'Kotz'. Ia mengatakan data tersebut juga termasuk data penduduk
yang sudah meninggal. "Ada satu juta contoh data gratis untuk diuji. Totalnya 279
juta, Sebanyak 20 juta memiliki foto personal," kata dia. Pengamat keamanan siber
dari Vaksincom Alfons Tanujaya turut mengecek kabar bocornya data BPJS
Kesehatan tersebut. "Kelihatannya benar," kata dia kepada Tempo, Kamis, 20 Mei
2021. Tak lama setelah itu, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti
mengakui sebagian data yang diperjualbelikan di internet mirip dengan yang mereka
punya. Tapi BPJS belum bisa memastikan apakah kebocoran tersebut memang berasal
dari mereka atau bukan, karena penelusuran digital forensic masih berjalan. Proses
penelusuran ini, kata BPJS Kesehatan, sangat kompleks karena melibatkan data dalam
jumlah yang besar. "Jadi perlu waktu," kata dia.

2. Kebocoran data Cermati dan Lazada

Kasus kebocoran data dari dua perusahaan itu beredar di situs Raidforums pada akhir
tahun 2020. Di dalamnya, ada data yang diperjualbelikan dari cermati.com sebanyak
2,9 juta pengguna yang diambil dari kegiatan 17 perusahaan, sebagian besar kegiatan
finansial. Sedangkan, Lazada mengalami kebocoran sebanyak 1,1 juta data. Adapun,
pihak Lazada mengatakan bahwa insiden terkait keamanan data di Singapura itu,
melibatkan database khusus Redmart yang di-hosting oleh penyedia layanan pihak
ketiga. CEO dan Co-Founder Cermati.com, Andhy Koesnandar kala itu menjelaskan
bahwa perseroan telah mendeteksi adanya akses tidak sah ke dalam platform
Cermati.com yang mengandung data dari sebagian pengguna. "Perseroan mengambil
lima langkah untuk memastikan data pelanggan aman. Pertama, Cermati.com
melakukan investigasi dan menghapus akses yang tidak sah untuk memastikan data
pengguna tetap terjaga," kata Andhy kepada Bisnis.com, 2 November 2020.

CONCLUSION

Saat ini industri 4.0 di Indonesia sedang sangat pesat berkembang. Dengan IoT
(Internet of Things) sebagai intinya. Saat ini banyak pengembang lokal di Indonesia yang
telah membangun proyek dengan berbasis teknologi Blockchain. Hal ini pun dilakukan
dengan maksud menyambut kesiapan perekonomian di sektor industri digital. Blockchain
sendiri pada prinsipnya dibuat untuk melengkapi sistem perekonomian sehingga industri
dapat beroperasi secara lebih efisien, lebih mudah, serta lebih transparan. Pada bidang
industri sekarang alat - alat yang digunakan sudah saling terkoneksi satu sama lain ini
memungkinkan alat - alat industri bekerja lebih cepat tetapi juga rentan dalam masalah
keamanan. Makalah ini menyajikan tentang evolusi teknologi Blockchain untuk mendukung
integritas dan kerahasiaan komunikasi.
REFERENCES

Buku :

1. Cihuy, P. G. (2019). Mencari Peluang di REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Untuk Melalui Era
Disrupsi 4.0: Queen Publisher. Queency Publisher.
2. Fonna, N. (2019). Pengembangan Revolusi Industri 4.0 dalam Berbagai Bidang. Guepedia.

Jurnal :

3. Fahmi, M. M. (2019). Inspirasi QurAni Dalam Pengembangan Fintech Syariah: Membaca


Peluang, Tantangan, Dan Strategi Di Era Revolusi Industri 4.0. UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang.
4. Gazali, E. (2018). Pesantren di antara generasi alfa dan tantangan dunia pendidikan era
revolusi industri 4.0. OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian Islam, 2(2), 94-109.
5. Gunadi, W., & Keuangan, O. J. (2018). Regulasi fintech pada era Industri 4.0. Di
Presentasikan Pada Konferensi Digital Transformation & Industry, 4, 1-36.
6. Kilmanun, J. C., & Astuti, D. W. (2020). Potensi dan kendala revolusi industri 4.0. di sektor
pertanian.
7. Khoirunnisa, A., Rafika, A. S., & Juniar, H. L. (2021). Eksistensi Sistem Pendidikan Islam
Dalam Implementasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Pada Era 4.0. Alphabet Jurnal
Wawasan Agama Risalah Islamiah, Teknologi dan Sosial, 1(1), 26-35.
8. Munir, Y. F., Azahra, W. Y., & Putri, D. M. (2021, June). Kajian Kausal Teknologi
Blockchain Dalam Auditpada Era Revolusi Industri 4.0. In Prosiding National Seminar on
Accounting, Finance, and Economics (NSAFE) (Vol. 1, No. 2).
9. NOVISARI, S. I. Kajian Yuridis Kritis Dampak Teknologi Blockchain Dalam Bidang Audit
Di Era Revolusi Industri 4.0 (Doctoral dissertation, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS).
10. Pujiasmanto, B. (2019). Potensi Keanekaragaman Hayati dalam Mendukung Pencapaian
Ketahanan dan Keamana Pangan pada Revolusi Industri 4.0. In Prosiding Seminar Nasional
Fakultas Pertanian UNS (Vol. 3, No. 1).
11. Yusup, M., Aini, Q., Apriani, D., & Nursaputri, P. (2019, December). Pemanfaatan Teknologi
Blockchain pada Program Sertifikasi Dosen. In SENSITIf: Seminar Nasional Sistem Informasi
dan Teknologi Informasi (pp. 365-371).
12. Zumar, H. T. A. Keamanan Sistem Kendali Industri dengan Teknologi Blockchain dan
Protokol Scuttlebutt.

Anda mungkin juga menyukai