Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Metodologi
Penelitian Akuntansi
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
TAHUN AJARAN 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era digital saat ini, pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi sedang
berkembang dengan sangat pesat. Teknologi sudah terbukti dapat mempermudah hidup
manusia. Teknologi informasi dan komunikasi sendiri tidak lepas dari kehidupan masyarakat.
Perkembangan teknologi dari dulu tidak akan pernah berhenti, malah, akan semakin
bertambah dan berkembang dengan sangat pesat. Pemanfaatan teknologi sendiri sudah
diterapkan di berbagai kalangan, salah satunya di perusahaan. Teknologi informasi sangat
memiliki peranan penting di dalam perusahaan, fungsi teknologi informasi dalam perusahaan
antara lain adalah untuk membantu pengambilan keputusan dalam memberikan hasil
keputusan yang efektif dan bersikap objektif (Purba 2018). Semakin canggih teknologi yang
digunakan perusahaan tersebut, maka akan semakin mudah dan efisien kegiatan operasional
di dalam perusahaan tersebut.
Perkembangan teknologi yang signifikan memunculkan isu yang sedang hangat saat ini,
dikenal sebagai Revolusi Industri 4.0. Perkembangan teknologi di revolusi 4.0 sendiri
ditandai dengan 9 fondasi kemajuan teknologi, yaitu, (1) big data dan analitik, dimana di
dalam konteks industri 4.0, pengumpulan data yang komprehensif, dapat membantu
manajemen untuk mengambil keputusan yang tepat, (2) Robot Otomatis, robot-robot yang
telah ada untuk membantu manusia mempermudah pekerjaannya, di upgrade agar lebih
fleksibel dan mudah digunakan, (3) Simulasi, misalnya teknologi 3D akan membantu
membuat simulasi untuk perakitan sebuah produk, sehingga hasilnya akan langsung terlihat
tanpa mengeluarkan biaya yang besar untuk melakukan simulasi yang sebenarnya, (4)
Integrasi horizontal dan vertikal, menyediakan workspace agar mempermudah berbagai
perusahaan untuk saling bertukar data dan menjalin kolaborasi, (5) The industrial internet of
things, beberapa peralatan produksi, termasuk produk setengah jadi, akan dikomputerisasi
dan di hubungkan dengan teknologi standar. Hal ini memungkinkan agar peralatan yang telah
tersambung bisa terhubung dan berinteraksi dengan lebih terkontrol, (6) Cybersecurity, data
operasional dan perusahaan akan lebih aman, (7) The Cloud, beberapa perusahaan telah
mengaplikasikan cloud-based software untuk menganalisis dan menyimpan data, dan sistem
itu sendiri akan lebih dikembangkan di industri 4.0 ini, (8) Additive Manufacturing, dan (9)
Augment Reality. (Rüßmann 2015). (Burritt and Christ 2016) (dalam Lee et al., 2014 p.5)
menjelaskan bahwa revolusi industri 4.0 adalah kemajuan teknologi yang memungkinan
bisnis untuk membagi data secara real time dan menggunakan smart network untuk
mengembangkan tingkat kesadaran diri yang sebelumnya tidak memungkinkan. Selain itu
juga, dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi dalam perusahaan sektor
manufaktur.
Salah satu produk dari revolusi industri 4.0 adalah teknologi blokchain. Menurut artikel
(Chartered Professional Accountants Canada 2018), teknologi blockchain adalah sistem yang
berisi data-data atau bisa disebut sebagai buku besar digital yang menyimpan seluruh bukti
transaksi dari berbagai macam sektor industri yang dapat di akses lewat jaringan internet.
Teknologi blockchain mencakup pengimplikasian untuk memproses data, transmisi,
penyimpanan, dan keamanan data.(Liu and Xu n.d.). Selain itu pemanfaatan teknologi
blokchain salah satunya adalah untuk mengurangi resiko terjadinya eror dalam penyimpanan
data dan mengamankan data (Anderson and Smith 2018)
Teknolgi blockhain saat ini sudah diaplikasikan dan dikembangkan dalam beberapa
perusahaan yang berbasis keuangan di luar negeri (Pimentel and Boulianne 2019) (dalam
Meszaros et al., 2016) menyatakan bahwa beberapa perusahaan tradisional, termasuk
perbankan, dan firma akuntansi, contohnya Deloitte Rubix Project atau EY Ops Chain
(Pimentel and Boulianne 2019) merupakan pusat pengembangan teknologi blockhain. Saat
ini, di Indonesia sendiri, teknologi blockhain masih termasuk hal yang sangat baru, sehingga
penggunaannya dalam perusahaan di Indonesia masih terbilang sangat sedikit. Kamar
Dagang dan Industri (Kadin) seperti yang ditulis dalam berita online DetikFinance
menyatakan sedang mengkaji teknologi blockchain untuk diterapkan di sektor logistik.
Karena teknologi Blockchain bisa diterapkan di berbagai sektor industri, maka, teknologi
juga bisa membantu proses auditing dan pencatatan laporan keuangan, (Jackson 2018) Salah
pemanfaatan teknologi blockchain dalam sektor keuangan khususnya untuk mencat laporan
keuangan adalah membuat laporan keuangan berdasarkan buku besar triple-entry accounting,
triple-entry accounting ini dibuat dengan menggunakan sistem blockchain yang dapat
mengurangi resiko salah catat. (Alboaie et al. 2018).
Kemunculan teknologi blockhain ini diprediksi akan mengancam profesi akuntansi. Hal
ini terbukti dari definisi revolusi industri 4.0 sendiri yang dimana seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya merupakan kemajuan teknologi. Lebih tepatnya adalah
pengdigitalisasian atau pengkomputerisasian beberapa pekerjaan. Pencatatan laporan
keuangan yang awalnya dikerjakan oleh manusia, akibat dari revolusi industri ini, pencatatan
akan beralih ke sistem, karyawan tidak perlu kesulitan untuk menginput data. Dengan kata
lain, praktek akuntansi sendiri akan semakin sederhana dan mudah, sehingga, orang yang
tidak mengerti tentang akuntansi saja dapat menguasai teknologi tersebut dan mengurangi
lapangan pekerjaan bagi sarjana akuntansi. Bagi profesional akuntan, apabila mereka tidak
menguasai teknologi tersebut, maka, pekerjaan para profesional tersebut akan terancam.
Efek yang mengganggu dari munculnya teknologi blockchain dalam sektor keuangan
sudah menyebar dengan sangat luas, namun kesadaran dan pemahaman akan teknologi ini
sendiri di sektor keuangan dan profesinya masih terbilang sangat rendah (Nathalie 2018).
Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melihat tingkat kesiapan
dan pemahaman akuntan dan auditor mengenai teknologi blockchain. Karena teknologi
blockchain sendiri belum banyak diterapkan di Indonesia, dan apakah teknologi tersebut
sudah relevan untuk diterapkan di Indonesia khususnya di kota Palembang. Peneliti
bermaksud untuk melakukan penelitian ini dengan judul “Analisis kesiapan dan
pemahaman Akuntan dan Auditor di Palembang mengenai Teknologi Blockchain
berdasarkan Penerapannya di Sektor Keuangan.”
2.1.3 Auditor
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik, pengertian auditor adalah seseorang
atau lebih yang memiliki keahlian dan juga pelatihan teknis yang cukup sebagai
auditor.
Definisi pengetahuan dalam ruang lingkup audit adalah kemampuan auditor dalam
menguasai dan memerikasa laporang keuangan perusahaan. Setidaknya ada 5 (lima)
pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang auditor, yaitu :
a. Pengetahuan tentang pengauditan umum
Contoh pengetahuan ini diantaranya seperti risiko audit dan prosedur audit yang
biasanya bisa di dapat oleh auditor dalam pendidikan formal atau dalan pelatihan-
pelatihan.
b. Pengetahuan wilayah fungsional
Maksud dari pengetahuan area fungsional ini adalah pengetahuan fungsional seperti
pengauditan dengan menggunakan komputer.
c. Pengetahuan tentang isu akuntansi terbaru
Seorang auditor harus memiliki pengetahuan tentang isu-isu akuntansi terbaru yang
bisa doperoleh oleh audior dalam pelatihan profesioanal yang dijalankan secara
berkelanjutan.
d. Pengetahuan tentang industri khusus
Sama seperti pada poin sebelumnya, pengetahuan tentang industri khusus ini bisa
diperoleh dar pelatihan dan pengalaman auditor.
e. Pengetahuan tentang masalah bisnis dan solusinya
Pengetahuan ini biasanya diperoleh oleh auditor dari pelatihan dan pengalamannya.
3. Komponen Pelatihan
Pelatihan yang diperoleh auditor dapat memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap perhatian kekeliruan yang terjadi. Seorang auditor baru yang mendapatkan
pelatihan tentang deteksi kecurangan akan mampu mendeteksi kecurangan lebih baik
dibandingkan dengan auditor yang tidak menerima pelatihan.
Dian Ardifah Iswari, dkk. melakukan penelitian berupa analisis dan rantai pasok kakao
yang berbasis teknologi blockchain. Dalam hipotesisnya, ia menyebutkan bahwa melalui
penerapan blockchain pada rantai pasokan mampu merampingkan jaringan rantai pasok,
membangun kepercayaan antar stakeholder, memperkuat rantai pasokan. Hasil analisisnya
menunjukkan beberapa kesimpulan, yaitu; 1) Kondisi rantai pasok kakao yang berada di
Kelompok Tani X terdiri dari petani, ketua tani, pabrik pengolah, dan retailer. Alur informasi
terjadi saling tumpang tindih karena harus melalui wakil manajer terlebih dahulu sebelum
diteruskan kepada pihak lainnya. Aktivitas yang terjadi di dalam rantai pasok kakao
Kelompok Tani X antara lain produksi biji kakao, pengiriman biji kakao, pembayaran biji
kakao, pembelian biji kakao, pengolahan biji kakao, dan penjualan hasil olahan cokelat.
Aktivitas ini belum terdokumentasikan dengan baik. 2) Sistem blockchain dapat
diaplikasikan ke dalam jaringan rantai pasok, sehingga alur informasi yang sebelumnya
tumpang tindih dapat lebih efisien dari sebelumnya. Selain itu, dengan adanya sistem
blockchain diharapkan mampu membuat sistem administrasi dan dokumentasi menjadi lebih
baik.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Brittany Jackson pada tahun 2018,
dimana meneliti bagaimana implikasi penggunaan blockchain dalam akuntansi terutama
dalam pengauditan, menunjukkan bahwa teknologi blockchain sangat berguna dan memberi
pengaruh yang signifikan terpengaruh yang signifikan terhadap proses pengauditan. Adanya
teknologi blockchain ini, memudahkan para auditor untuk mendapatkan data yang akurat.
Budi Sutrisno pada tahun 2018 melakukan penelitian mengenai peranan teknologi
blockchain pada inklusi keuangan. Hasilnya menunjukkan bahwa Berdasarkan karakteristik
dan mekanisme kerjanya, transaksi dalam blockchain dan cryptocurrency bersifat peer-to-
peer dengan jaringan yang terdistribusi. Selain itu, database dan ledger yang berfungsi untuk
merekam berbagai catatan juga terdesentralisasi. Implikasinya, tidak dibutuhkan adanya
pihak ketiga yang berperan sebagai perantara didalam memproses transaksi. Keberadaan
teknologi blockchain dan cryptocurrency di satu sisi menantang dominasi, hegemoni serta
melakukan decentering terhadap kuasa institusi keuangan tradisional. Sedangkan di sisi lain
memberikan dampak positif terhadap inklusi keuangan dengan menciptakan quasi bank bagi
masyarakat yang unbanked/underbanked.
Penelitian yang dilakukan oleh Sinica Alboae, Alexandrina, Emil, dan Mircea pada
tahun 2018, dimana meneliti tentang pengaruh Triple-Entry Accounting menggunakkan
teknologi blockchain terhadap keakuratan data, yang hasilnya adalah, dengan menggunakan
teknologi blockchain dalam melakukan triple-entry accounting akan meningkatkan substansi
laporan keuangan dan meningkatkan keakuratan data sehingga dapat meminimalisir
kesalahan.
Penelitian yang dilakukan oleh Isna Nugraha dan Wahyudi Sutopo pada tahun 2018
membahas tentang kontribusi teknologi blockchain dibidang traceability system dan
perkembangannya dari tahun ke tahun. Dari kajian tersebut didapatkan kesimpulan bahwa
teknologi blockchain masih tergolong baru dan masih terus berkembang serta belum
diterapkan di seluruh bidang. Perkembangan penelitian mengenai teknologi blockckhain di
traceability system yang masuk ke dalam Web Scopus masih sangat terbatas dan
menunjukkan tren selama 3 tahun terakhir.
Peter Yeah melakukan penelitian pada tahun 2017 tentang peraturan kebijakan utama
di negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat yang menjadi tantangan ketika sistem
Teknologi Blockchain diterapkan, serta meneliti pendekatan yang dilakukan pemerintah
untuk menghadapi tantangan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah
negara Uni Eropa dan Amerika Serikat megadopsi pendekatan lepas-tangan untuk kontribusi
blockchain yang semakin besar di masa yang akan datang.
Penelitian yang dilakukan oleh Sutandi pada tahun 2018, yaitu meneliti tentang
pengaruh big data dan teknologi blockchain terhadapa model bisnis sektor logistik,
menunjukkan bahwa, Pertama, kemajuan teknologi saat ini khususnya Big Data dan
blockhain akan terus mendistrupsi bisnis untuk meningkatkan kinerja yang optimal. Kedua,
penerapan Big Data dan Blockchain memperlihatkan bahwa terjadi perubahan baik secara
internal maupun ekternal terkait dengan relasi intra dan antar organisasi. Ketiga, analisis
SWOT dapat mengelaborasi keunggulan teknologi Big Data Big Data dan Blockchain dalam
sektor bisnis khusunya di bidang logistik.
Rina Candra, dkk. pada tahun 2018 melakukan penelitian tentang peluang yang
dimanfaatkan dari teknologi yang berperan dalam mata uang Kripto, dan mengulas tentang
aturan uang digital yang berlaku di Indonesia, serta pemanfaatan teknologi blockchain diluar
dari penggunaannya dalam mata uang Kripto atau bitcoin. Hasil penelitian menunjukkan
Teknologi blockchain yang dibawa oleh mata uang kripto memiliki peluang untuk diterapkan
tidak hanya pada mata uang kripto. Blockchain sendiri memiliki 3 (tiga) elemen, yaitu
elemen data, nilai hash dari blok, dan nilai hash dari blok sebelumnya. Penerapan hash pada
blok data dan nilai hash dari blok sebelumnya serta penerapan penyebaran blockchain pada
jaringan peer-to-peer membuat teknologi blockchain untuk saat ini dapat diandalkan. Pada
artikel ini diberikan 3 (tiga) contoh penerapan teknologi blockchain untuk bidang diluar dari
mata uang kripto, yaitu pada sistem keamanan dan keabsahan dataset dari IoT, pemanfaatan
blockchain untuk proses yang terjadi di dalam organisasi, dan pencatatan log book harian dari
manajemen konstruksi. Melihat dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa teknologi blockchain yang muncul dapat dimanfaatkan untuk bidang lain
yang memerlukan sebuah mekanisme keamanan dan kehandalan yang dapat diterima oleh
pihak-pihak yang terlibat di dalam transaksi ataupun proses kegiatan lainnya.
Maria Karajovie, Henry M. Kim dan, Mark Lakowski pada tahun 2018 melakukan
penelitian mengenai bagaimana implikasi teknologi blockchain dalam sektor keuangan,
terutama dalam profesi akuntansi dan industri lebih luasnya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa, saat ini, teknologi blockchain sudah mulai digunakkan di beberapa perusahaan jasa
dan perusahaan dagang dengan tujuan memenuhi kebutuhan klien dengan lebih baik.
b. Sistem ini memudahkan investor untuk mencari UMKM yang berpotensi dapat
berkembang menjadi lebih baik dengan adanya pembiyaan.
c. Penggunaan Blockchain pada sistem informasi dapat berguna untuk menyediakan data
permanen yang bila mana sewaktu-waktu dibutuhkan data tersebut tersedia dan dengan
tingkat keamanan yang baik.
d. Blockchain memiliki banyak jenis yang dapat dipergunakan untuk berbagai bidang
perekonominan dan bidang industri lainnya, penggunanya sendiri berbeda-beda tergantung
kepada layanan yang menyediakannya.
Penerapan dalam
sektor keuangan
Auditor Akuntan
METODE PENELITIAN
Angket atau Kuesioner Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui
formulir formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada
seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi
yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66) Penelitian ini menggunakan angket atau
kuesioer, daftar pertanyaannya dibuat secara berstruktur denan bentuk pertanyaan pilihan
berganda (multiple choice questions) dan pertanyaan terbuka (open question). Metode ini
digunakan untuk memperoleh data tentang kesiapan dan pemahaman auditor dan akuntan
dalam menghadapi penerapan Teknologi Blockchain di sektor keuangan.
2. Tally, yaitu menghitung jumlah atau frekuensi dari masing-masing jawaban dalam
kuesioner.
P = f/N x 100%
(Warsito, 1992:59)
DAFTAR PUSTAKA
Alboaie, Sînica, Alexandrina Rata, Emil Horomnea, and Mircea Vaida. 2018. “Semantic
Analysis Audit in Triple-Entry Accounting Systems Based on Blockchain.” Acta
Technica Napocensis 59(1):14–18.
Anderson, Jessie and Sean Smith. 2018. “Securing, Standardizing, and Simplifying
Electronic Health Record Audit Logs through Permissions Blockchain Technology.”
Dartmouth TR2018-854.
Arens A., Randal J. Elder, Mark S, Beasley. 2012. Auditing And Assurance Services: An
Integrated Approach14th edition. New Jersey: Prentice-Hall.
Bambang Supomo dan Nur Indriantoro, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua,
Yogyakara; Penerbit BFEE UGM.
Burritt, Roger and Katherine Christ. 2016. “Industry 4.0 and Environmental Accounting: A
New Revolution?” Asian Journal of Sustainability and Social Responsibility 1(1):23–38.
Chartered Professional Accountants Canada. 2018. “Blockchain Technology and Its Potential
Impact on the Audit and Assurance Profession.”
Fauzan, N. I. 2018. “Teknologi Blockchain dan Peranannya dalam Era Digital.” 4:1–15.
Hartono, Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Liu, Manlu and Jennifer Xu. n.d. “How Will Blockchain Technology Impact Auditing and
Accounting : Permissionless Vs . Permissioned Blockchain Corresponding Author.”
Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.
Meghnad Desai et.al, “Measuring the Technology Achievement of Nations and the Capacity
to Participate in the Network Age”, Journal of Human Development, V.3 No.1, 2002,
99-100
Moh. Nazir. (1998). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta
Pimentel, Erica and Emilio Boulianne. 2019. “Electronic Copy Available at:
Https://Ssrn.Com/Abstract=3359985.”