Anda di halaman 1dari 13

RENCANA PENGELOLAAN UNIT

REKAM MEDIS KLINIK GIGI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

" Organisasi dan Manajemen "

Dosen Pengampu :

Tsalits Maulidah Hariez, SST.,MMRS

Nama Penulis : ARINI FITRIA CAHYANI

NPD : P17410203135

Kelas : 1-C

PRODI REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

JURUSAN KESEHATAN TERAPAN

UNIVERSITAS POLTEKKES KEMENKES MALANG


2

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puji dan syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
proposal Sistem Manajemen Mutu ini.

Tujuan dari pembuatan proposal pengelolaan ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah “Sistem Manajemen Mutu”. Jurusan Kesehatan Terapan,Prodi Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan. Universitas Politekes Kemenkkes Malang dan
juga untuk memahami bagaimana menjalankan pengelolahan rekam medis klinik
anak dengan baik.

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pembimbing saya Tsalits Maulidah
Hariez, SST.,MMRS. yang telah membimbing dan mendukung penulisan proposal
Sistem Manajemen Mutu ini. Namun terlepas dari itu semua, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam proposal ini, baik dari segi
bahasa maupun aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka dan
tangan terbuka kami membuka lebar lebar bagi para pembaca yang ingin
memberikan saran dan kritik kepada kami agar kami dapat menyempurnakan
proposal proposal Sistem Manajemen Mutu ini. Kami berharap proposal Sistem
Manajemen Mutu ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua yang
membutuhkannya.

Penyusun
3

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI..........…………………………………………………………………………… 3
1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………………... 4
1.2 FUNGSI REKAM MEDIS…………………………………………………………….. 7
1.3 BENTUK ORGANISASI........................................................................................ 8
1.4 UNSUR MANAJEMEN........................................................................................... 9
1.5 RENCANA PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN................................................ 10
1.6 KONSEP KEPEMIMPINAN...................................................................................... 11

PENUTUP....................................................................................................................... 13
......
5.1 KESIMPULAN......................................................................................................... 13
5.2 SARAN.................................................................................................................... 13
4

1.1 LATAR BELAKANG

Rumah sakit sangat penting dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat. Rumah Sakit didirikan dan dijalankan dengan tujuan memberikan
pelayanan kesehatan berupa perawatan, pemeriksaan, pengobatan dan tindakan
diagnostik lainnya yang diperlukan oleh setiap pasien dalam batas kemampuan
teknologi dan fasilitas yang disediakan di rumah sakit. Berdasarkan PERMENKES
No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis, setiap pelayanan kesehatan
wajib memiliki Rekam Medis (Permenkes No. 269, 2008). Rekam medis adalah
rekam medis setiap pasien yang dialaminya dalam penyembuhan penyakitnya.
Rekam medis juga merupakan catatan data yang kemudian akan diolah menjadi
laporan dan berguna dalam hal ALFRED setiap pasien. Rekam medis merupakan
salah satu indikator kinerja rumah sakit anak dalam kelengkapan dan pengembalian
berkas rekam medis dari rawat inap ke rekam medis.

Untuk memudahkan mengingat banyaknya kegunaan rekam medis, maka


penggunaan rekam medis juga sering disebut dengan ALFRED, yaitu Administrasi
adalah data dan informasi yang dihasilkan oleh manajemen medis yang dapat
digunakan untuk menjalankan fungsi pengelolaan berbagai sumber daya. Hukum
adalah bukti hukum yang dapat melindungi hukum terhadap pasien anak-anak dan
pemberi pelayanan kesehatan kepada anak. Keuangan adalah segala sesuatu yang
diterima jika pasien dicatat secara lengkap dan benar, maka dapat digunakan untuk
menghitung biaya yang harus dibayar oleh pasien, selain itu jenis dan jumlah
kegiatan pelayanan yang tercatat dalam formulir dapat digunakan untuk memprediksi
pendapatan dan biaya fasilitas pelayanan kesehatan. Penelitian adalah berbagai
penyakit yang telah tercatat dalam dokumen rekam medis yang dapat dicari untuk
keperluan penelitian. Pendidikan adalah agar peserta didik atau pendidik atau peneliti
dapat mempelajari dan mengembangkan ilmunya dengan menggunakan dokumen
rekam medis. Dokumentasi adalah rekam medis sebagai dokumen karena memiliki
riwayat kesehatan seseorang (Sadi, 2015).

Rumah sakit memiliki kewajiban untuk memelihara rekam medis. bahwa untuk
mendukung pelaksanaan rencana induk yang baik, setiap rumah sakit harus:
1. Memiliki dan mengolah data statistik, sehingga menghasilkan data informasi
yang up to date.
2. Memiliki tindakan medis berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan
(Departemen Kesehatan, 2006).

Dalam Undang-Undang Praktik Kedokteran tentang pengaturan rekam medis


dalam Pasal 46 dimana setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
kedokteran wajib membuat rekam medis. Rekam medis yang dimaksud harus segera
dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan. Setiap rekam
medis harus dibubuhi nama, waktu, tanda tangan petugas yang memberikan
pelayanan atau tindakan (UU No. 29 Tahun 2004). Dalam memberikan pedoman
medis, setiap dokter dan dokter gigi harus mengacu pada standar dan prosedur yang
berlaku. Masalah dan kendala utama dalam penyelenggaraan rekam medis adalah
dokter dan dokter gigi belum sepenuhnya mengetahui manfaat dan kegunaan rekam
medis, baik di fasilitas pelayanan kesehatan maupun dalam praktik individu, karena
rekam medis yang tidak lengkap, tidak jelas, dan tidak tepat waktu. Standar
operasional prosedur pengisian berkas rekam medis rawat inap adalah 2 x 24 jam
dan untuk berkas rekam medis rawat jalan harus diselesaikan 1 x 24 jam (setelah
pasien mendapat pelayanan) (Konsil Kedokteran Indonesia, 2006).
5

Dalam rekam medis, keakuratan, keakuratan, kualitas data dan ketepatan waktu
dalam pengumpulan dan penataan berkas merupakan hal yang sangat penting
terkait dengan pengolahan data dalam rekam medis. Pencatatan rekam medis sering
dianggap sebagai masalah sekunder oleh penyedia layanan kesehatan seperti
dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Karena kesibukan dokter dan
perawat, rekam medis seringkali tidak diisi dengan lengkap dan tidak dikembalikan
tepat waktu atau bahkan terlambat. Hasil dari petugas medis seringkali merasa
terhambat dalam proses pengolahan rekam medis, padahal kualitas data akan
mencerminkan baik buruknya rekam medis. Untuk itu, berkas rekam medis perlu
dilakukan agar dapat diolah dan menghasilkan informasi kesehatan yang tepat dan
lebih akurat (Hendrik, 2011).

Ketentuan pidana yang terdapat dalam Pasal 79 UU No. 29 tahun 2004 Pasal 79
UU Praktik Kedokteran secara tegas mengatur bahwa setiap dokter dan dokter gigi
yang dengan sengaja tidak memberikan tindakan medis dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 tahun atau denda paling banyak Rp. 50.000.000. Selain
pertanggung jawaban pidana, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat janji medis
juga dapat dikenakan sanksi perdata, karena dokter dan dokter gigi tidak melakukan
apa yang seharusnya dilakukan (ingkar janji/wanprestasi) dalam hubungan dokter-
pasien (Konsil Kedokteran Indonesia, 2006). Rekam medis berkaitan dengan
pencatatan, pengolahan data, dan pelaporan informasi yang diperlukan untuk
kegiatan di rumah sakit. Proses penyelenggaraan rekam medis dimulai sejak diterima
di rumah sakit, dilanjutkan dengan pencatatan data medis pasien oleh dokter gigi
atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan kesehatan langsung
kepada pasien. selama pasien menerima pelayanan medis di rumah, dan dilanjutkan
dengan pengelolaan rekam medis yang meliputi penyimpanan dan pemindahan dari
tempat penyimpanan untuk melayani permintaan/pinjaman karena pasien datang
untuk berobat, berobat, atau keperluan lainnya. Proses pengolahan rekam medis dari
bagian Assembling, Coding, Indexing, Analyzing dan Filling (Depkes, 2006).

B. Dasar - Dasar Hukum Penyelenggaraan Rekam Medis

1. Undang - Undang RI No. 23 Tahun 1992, Tentang Kesehatan Perlindungan


yang menjamin hak pasien memperoleh pendapat kedua, hak atas rahasia
penyakit kliennya, hak memperoleh pelayanan standar, dan hak persetujuan
suatu tindak medik.
2. Undang - Undang RI No. 29 Tahun 2004, Tentang Praktik Kedokteran Pada
Undang - Undang tersebut yang berkaitan dengan rekam medis dan informasi
kesehatan diantaranya yaitu :

Pasal 46 :
a. Setiap Dokter atau Dokter Gigi Dalam Menjalankan Praktik
Kedokteran Wajib Membuat Rekam Medis
b. Rekam Medis Sebagaimana Dimaksud Pada ayat (1) Harus Segera
Dilengkapi Setelah Pasien Selesai Menerima Pelayanan Kesehatan
c. Setiap Catatan Rekam Medis Harus Dibubuhi Nama, Waktu, Dan
Tanda Tangan Petugas Yang Memberikan Pelayanan Atau Tindakan

Pasal 47 :
a. Dokumen Rekam Medis Sebagaimana Dalam Pasal 46 Merupakan
Milik Dokter, Dokter Gigi, Atau Sarana Pelayanan Kesehatan,
Sedangkan Isi Rekam Medis Merupakan Milik Pasien.
b. Rekam Medis Sebagaimana Pada Ayat (1) Harus Disimpan Dan
Dijaga Kerahasiaannya Oleh Dokter Atau Dokter Gigi Dan Pimpinan
Sarana Pelayanan Kesehatan.
c. Ketentuan Mengenai Rekam Medis Sebagaimana Dimaksud
6

Pada Ayat (1) Dan Ayat (2) Diatur :


a. Pasal 48 tentang persyaratan membuka rekam medis kedokteran
b. Pasal 49 tentang audit medis menggunakan rekam medis
c. Pasal 50 tentang stnadar profesi terkait dengan bukti rekam medis
d. Pasal 51 tentang kewajiban dokter dan dokter gigi untuk
merahasiakan terkait dengan isi rekam medis
e. Pasal 52 tentang hak pasien mendapatkan isi rekam medis
f. Pasal 79 tentang sanksi pidana bila dokter dan dokter gigi dengan
sengaja tidak memasang papan nama, tidak membuat rekam medis

Serta tidak melaksanakan kewajiban seperti pada pasal 51, sanksi yaitu :
Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda
paling banyak Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), setiap dokter atau
dokter gigi yang :
a. ........................
b. Dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana dimaksud
pasal 46 ayat (1). Kemudian pada tanggal 19 Juni 2007, sanksi tersebut oleh
Mahkamah Kontitusi direvisi dengan mengabulkan uji materiil dan
memutuskan bahwa kurungan paling lama 1 (satu) tahun tidak mempunyai
kekuatan hukum mengikat, sehingga sanksi yang dapat dilakukan adalah
denda.

3. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996, Tentang Tenaga Kesehatan


Bab II Pasal 2 Tenaga Kesehatan terdiri dari :
a. Tenaga Medis meliputi dokter dan dokter gigi;
b. Tenaga Keperawatan meliputi perawat dan bidan;
c. Tenaga Kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten
apoteker;
d. Tenaga Kesehatan Masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan,
entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan,
administrator kesehatan dan sanitarian;
e. Tenaga Gizi meliputi nutrisionis dan dietisien;
f. Tenaga Keterapian Fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis dan
terapis wicara;
g. Tenaga Keteknisan Medis = Radiografer, Radioterapis, Teknisi Gigi,
Teknisi Elektromedis, Analis Kesehatan, Refraksionis Optisien,
Orthotik Prostetik, Teknisi Transfusi, Perekam Medis

4. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1996, Tentang Wajib Simpan Rahasia


Kedokteran
5. SK. Menteri Kesehatan No. 034 Tahun 1972, Tentang Perencanaan Dan
Pemeliharaan Rumah Sakit, Mempunyai Dan Merawat Statistik Yang Up To
Date, Membina Medical Record Yang Berdasarkan Ketentuan - Ketentuan
Yang telah Ditetapkan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 134 Tahun 1978, Tentang Struktur
Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Semakin jelas keberadaan,
tugas dan fungsi dari rekam medis di Rumah Sakit dengan adanya Unit
Rekam Medis dalam Struktur Organisasi Rumah Sakit, Kedudukan Unit
Rekam Medis tergantung dari kelas RS tersebut
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 749a Tahun 1989, Tentang Rekam
Medis / Medical Record. Sejak 12 Maret 2008 diganti dengan Permenkes
No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 377/Menkes/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
9. Kep. Men Pan No. : 135/Kep/M.Pan/12/2002, tentang Jabatan Fungsional
Perekam Medis dan Angka kriditnya
7

1.2 Fungsi dan Peran Unit Rekam Medis

Pengertian rekam medis. Menurut PERMENKES Republik Indonesia


No.269/MENKES/PER/III/2008, rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan
dokumen mengenai identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes No.269,2008). Secara lebih
mendalam, rekam medis mempunyai arti yang lebih luas karena di dalam rekam
medis tersebut sudah terdapat segala informasi mengenai seorang pasien yang akan
dijadikan dasar untuk menentukan tindakan selanjutnya dalam upaya pelayanan dan
tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seseorang yang datang ke pelayanan
kesehatan. Rekam medis juga memiliki arti yang sangat luas, tidak hanya untuk
pencatatan tetapi akan memiliki pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan
rekam medis. Sedangkan pencatatan sendiri merupakan salah satu kegiatan
penyelenggaraan rekam medis saja (Kementerian Kesehatan, 2006).

Fungsi dan peran rekam medis. Fungsi dan peran pembuatan rekam medis adalah
untuk mendukung tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan
pelayanan kesehatan gigi diklinik gigi. Tanpa dukungan sistem pengelolaan rekam
medis yang baik dan benar, penyelenggaraan rumah sakit tidak akan berhasil seperti
yang diharapkan. Sedangkan tata tertib administrasi merupakan salah satu faktor
yang akan menentukan upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit (Depkes, 2006).
Pembuatan rekam medis di rumah sakit bertujuan untuk memperoleh catatan atau
dokumen yang akurat dan memadai dari pasien, mengenai riwayat hidup dan
kesehatan, riwayat penyakit dahulu dan sekarang, serta pengobatan yang telah
diberikan sebagai upaya peningkatan pelayanan kesehatan (Rustiyanto, 2009).

Penggunaan rekam medis secara umum. Berikut Fungsi dan Peran Unit Rekam
Medis secara umum.

1. Sebagai sarana komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lain yang ikut
memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien.
2. Sebagai dasar perencanaan pengobatan/perawatan yang akan diberikan kepada
pasien.
3. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit
dan pengobatan selama berkunjung/ dirawat di rumah sakit.
4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisis, penelitian dan evaluasi mutu
pelayanan yang diberikan kepada pasien.
5. Melindungi kepentingan hukum pasien, rumah sakit serta dokter dan tenaga
kesehatan lainnya.
6. Menyediakan data khusus yang sangat berguna untuk kepentingan penelitian dan
pendidikan.
7. Sebagai dasar perhitungan biaya pelayanan medis pasien.

Menjadi sumber ingatan yang harus dilakukan, sekaligus bahan untuk menjawab
laporan (Rustiyanto, 2009). Data yang harus dimasukkan dalam Rekam Medis
dibedakan untuk pasien yang diperiksa di klinik gigi.
8

1.3 Bentuk Organisasi

Bagian Instalasi Rekam Medis klinik gigi dipimpin oleh seorang Kepala Rekam
Medis dengan latar belakang pendidikan S1 Tata Usaha Negara. Kepala Rekam
Medis bertanggung jawab untuk mengendalikan semua kegiatan rekam medis.
Rekam Medis Klinik gigi dikelola oleh petugas rekam medis yang dibuka 7 orang.
Salah satunya lulusan DIII Rekam Medis dan enam di antaranya adalah tamatan
SMA sederajat.

Struktur Organisasi Klinik Gigi

Kepala
Instalasi RM

PENAGGUN PENANGGUN PENANGGUNG PENANGGUNG PENANGGUN


G JAWAB G JAWAB JAWAB JAWAB G JAWAB
PENERIMA PENGOLAHAN PELAPORAN PENYIMPANAN ASSEMBLING
PASIEN BERKAS DAN PUBLIKASI BERKAS
DATA
1.4 Kebutuhan Unsur Manajemen

Menurut George R. Terry dalam bukunya Principle of Management, ada enam


(8)
unsur dasar dari manajemen , yaitu :
1. Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh
organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling
menentukan. Manusia membuat tujuan dan melakukan proses untuk
mencapai tujuan. Oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia
dengan kualitas baik sesuai dengan kompetensi dibidangnya masing-
masing.
2. Money atau pendanaan merupakan salah satu unsur yang tidak
dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai.
Biasanya di unit rekam medis, pendanaan bukan dalam bentuk uang,
melainkan dalam bentuk barang. Misalnya, memesan kebutuhan formulir,
map dokumen, dan rak filing.
3. Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam rekam medis khususnya ruang filing, material mencakup pada
bahan yang digunakan dalam pembuatan formulir rekam medis, map
dokumen, jenis dan warna tinta yang dipakai, serta bahan yang digunakan
dalam pembuatan rak filing.
4. Machine atau sarana dan prasarana digunakan untuk memberi
kemudahan serta menciptakan efesiensi kerja petugas dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi petugas di ruang filing.
5. Methode atau sistem adalah suatu cara kerja yang dapat
mempermudah jalannya pekerjaan atau penetapan cara pelaksanaan.
6. Market atau pemasaran adalah kegiatan dimana organisasi
menyebarluaskan (memasarkan) produknya (barang / jasa). Rekam medis
turut berperan dalam memasarkan rumah sakit melalui jasa pelayanan
yang diberikan kepada pasien.
7. Mutu Pelayanan Secara umum pengertian mutu pelayanan adalah derajat
kesempurnaan pelayanan yang sesuai standar profesi dan standar
pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya manusia yang
tersedia secara wajar, efektif, dan efisien serta diberikan secara aman
dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum, dan sosial budaya
dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki
8. Kerangka Teori
1.5 Rencana Penerapan Fungsi Manajemen

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing fungsi manajemen:

PLANNING

Planning (perencanaan) merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik


dan teratur untuk mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan merupakah tahap
awal dari proses manajemen karena pada tahap ini disusun berbagai aktivitas
organisasi ke depannya sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Dalam
melakukan perencanaan ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu merencanakan
kegiatan apa yang akan dilakukan perusahaan dan membuat budget (anggaran).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membuat perencanaan, yaitu
SMART. SMART yaitu Specific yang berarti harus jelas apa saja kegiatan atau
aktivitas yang akan dilakukan. Kedua, Measurable yaitu aktivitas tersebut dapat
diukur tingkat keberhasilannya. Selanjutnya, Achievable yaitu perencanaan
perusahaan dapat dicapai, bukan hanya suatu rencana yang tidak dapat
dilakukan. Keempat, Realistic yaitu rencana tersebut dikerjakan sesuai dengan
kemampuan dan sumber daya yang ada di perusahaan. Terakhir, Time yaitu
rencana yang telah ditetapkan terdapat batasan waktu yang jelas sehingga
perencanaan tersebut dapat dinilai dan dievaluasi.

ORGANIZING

Organizing (pengorganisasian) adalah suatu kegiatan pembagian tugas kepada


setiap sumber daya yang ada di perusahan sesuai dengan kemampuan masing-
masing sumber daya tersebut. Terdapat dua kegiatan yang dilakukan pada tahap
organizing, yaitu staffing dan pemaduan segala sumber daya perusahaan. Staffing
adalah kegiatan yang sangat penting karena pada kegiatan ini, manajemen
menempatkan orang yang tepat pada tempat yang tepat sehingga dapat menjamin
kegiatan yang dilakukan. Setelah menempatkan orang-orang yang tepat pada
tempat yang tepat, pemimpin perlu mengkoordinasikan seluruh potensi sumber
daya tersebut agar semuanya berjalan sinergi.

ACTUATING

Actuating adalah menggerakan semua anggota kelompok untuk bekerja sama


mencapai tujuan perusahaan. Tahapan ini terdiri dari kepemimpinan dan
koordinasi, yaitu pemimpin perusahaan memimpin setiap sumber daya yang ada
untuk bekerja sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya dan
mengkoordinasi agar kerja sama ini dapat dilakukan dengan harmonis. Hal ini
dapat menghindari persaingan yang ada antar sumber daya yang bisa
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan perusahanl.

CONTROLLING

Controlling bukan hanya sekedar mengendalikanpelaksanaan berbagai kegiatan


yang dilakukan, namun juga melakukan koreksi-koreksi apabila aktivitas yang
dilakukan tidak sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
Dengan kata lain, tujuan utama dari controlling adalah untuk memastikan bahwa
aktivitas yang dilakukan sesuai dengan perencanaan.
1.6 Konsep Kepemimpinan
Pemimpin adalah orang yang mendapat tugas dan kepercayaan dari lembaga,
konstituen atau seseorang baik formal maupun non formal, untuk menjalankan
fungsi kepemimpinan dengan memberikan pengaruh, motivasi, panutan dan
pengambilan keputusan tentang organisasi atau lembaga yang dipimpinnya.
Memiliki rasa krisis, rasa memiliki dan bermartabat, konstituen secara sukarela
mengikutinya. Kepemimpinan memiliki cakupan yang lebih luas, karena
menyangkut pengaturan formal dan nonformal. Pemimpin dan manajer adalah
paket lengkap yang harus dimiliki seorang profesional. Profesi kesehatan
membutuhkan generasi muda yang memiliki kapabilitas pemimpin dan manajer.
Kemampuan pemimpin dan manajer harus diimplementasikan dalam berbagai
lingkup, tidak hanya lingkup ilmu tetapi dalam tatanan kehidupan yang lebih luas
(Gillies, 2004; Tappen, 2006; Azrul Azwar; 2008; Marquis, 2012; Nursalam, 2014).
Menurut Gillies. 2000; Ruth M.Tappen. 2005; Azwar. 2006; Nursalam.2010)

Fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut:


1. Pengaruhi orang lain
Kemampuan menyampaikan gagasan, pandangan, dan ajakan, sehingga
konstituen tertarik untuk menerima gagasan dan gagasan tersebut. Tidak hanya
itu, konstituen juga menyetujui dan melaksanakan kegiatan yang disampaikan
kepada pimpinan. Mempengaruhi orang lain bisa positif atau negatif. seorang
pemimpin perlu hati-hati menyampaikan ide, saran, pemikiran atau gagasan, dan
berdampak positif bagi orang-orang yang dipimpinnya.
2. Motivator
Selalu berpikir positif tentang orang lain. Memberi kritik dan saran dengan
berkomentar positif terlebih dahulu, saran disampaikan dengan bahasa yang
santun. Selalu memberikan penguatan atas keberhasilan stafnya. Antusias dan
selalu bersemangat (Entusiame) dalam melakukan pekerjaan, tugas dan
kewajibannya.
3. Model/Tauladan
Integritas kepribadian adalah: disiplin, komunikasi yang baik, ramah, perhatian,
peduli, selalu menjadi anggota jalan untuk memecahkan masalah, berkomitmen
tinggi, konsisten, jujur, terbuka untuk kritik, tanggung jawab, akuntabilitas, otoritas,
pemahaman yang luas, bijaksana di sana . Menjadi contoh juga dalam hal
pengembangan karir dan tingkat pendidikan yang dicapai. Menjadi teladan dalam
kehidupan pribadi, keluarga dan spiritual. Cara berpakaian dan pantas dalam
pekerjaan sehari-hari. Menginspirasi banyak orang dalam aktivitas pekerjaan dan
karir mereka.

4. Pengambilan Keputusan/Pengambil Keputusan


Membuat keputusan adalah fungsi seorang pemimpin. Pengambilan keputusan
membutuhkan kompetensi kepemimpinan, keberanian dan tanggung jawab dalam
menghadapi risiko organisasi sebagai tindakan nyata dari keputusan.
Pengambilan keputusan (decision making) membutuhkan cakupan substansi
yang luas untuk diputuskan. Mempertimbangkan berbagai dimensi keputusan,
baik substansi, sosial, psikologis, politik, referensi terkini, tren isu dan kebijakan.
Keputusan harus diaktifkan lebih eksternal. Dampak pada pelanggan, pengguna,
dan pemangku kepentingan.
Bentuk dan Jenis Gaya Kepemimpinan
1. Gaya demokratis
Seorang pemimpin selalu meminta pendapat staf. Semua keputusan diambil
berdasarkan pertimbangan dan masukan dari staf. Pemimpin harus memiliki
pemikiran kritis, kecepatan dalam mengambil keputusan, menguasai program
substansi kerja. Pemimpin yang mampu menghargai pendapat staf, menggali
potensi dan mengoptimalkan potensi organisasi dengan melibatkan seluruh staf
dalam kegiatan.
2. Gaya Otoriter
Kepemimpinan otoriter memiliki ciri bahwa semua keputusan ada di tangan
pemimpin (central of decision maker). Staf hanya menerima instruksi untuk tugas,
atau pekerjaan yang harus dilakukan. Staf tidak diberi kesempatan untuk
memberikan usulan, ide dan gagasannya. Staf belum menggali potensi dan
kreativitas mereka.
3. Gaya Leizes faire
Pemimpin dengan gaya Leizes Faire, banyak ahli menyatakan sebagai pemimpin
yang kurang memiliki kemampuan. Tidak memiliki kompetensi untuk memimpin.
Tidak memahami program kerja organisasi yang dipimpinnya. Semua keputusan
diserahkan kepada staf. Tanpa diberikan bimbingan yang memadai dari pimpinan.
Di era modern abad ini gaya kepemimpinan kepemimpinan dapat diterapkan oleh
pemimpin untuk menguji kemampuan stafnya dalam melakukan suatu pekerjaan
dan program organisasi, sehingga pemimpin memberikan evaluasi yang objektif.
4. Gaya karismatik
Pemimpin dengan gaya ini memiliki kharisma atau aura yang sangat positif. Aura
ini terpancar dari wajah, tubuh dan seluruh integritasnya. Pemimpin yang lahir dari
kerajaan biasanya memiliki kharisma tertentu. Kepemimpinan di era global dan
digital saat ini, pemimpin memiliki kharisma dan wibawa, karena memiliki
kompetensi, pengetahuan yang luas dan strategi dalam memimpin. Pemimpin
juga bisa berwibawa karena cara berpakaian, berperilaku, dan memanfaatkan
kelebihan fisik sebagai hadiah.
PENUTUP

Kesimpulan

Untuk sarana dan Prasarana terhadap pengolahan rekam medis sudah


memadai, hanya saja yang belum terpenuhi seperti kekurangan rak penyimpanan
dan perlunya ada perluasan ruangan untuk ruang penyimpanan rekam medis agar
bisa dilakukan penambahan rak penyimpanan. SOP/prosedur kerja terhadap
pengolahan rekam medis, adanya prosedur kerja dalam melakukan kegiatan
serta petugas sudah melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang sudah
ditetapkan

Saran
Diharapkan Kepada Pihak Rumah Sakit maupun Direktur Rumah Sakit
mengenai Standar Operasional Prosedur diharapkan agar semua petugas dapat
bekerja sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan agar bekerja dengan
tenang.

Anda mungkin juga menyukai