Anda di halaman 1dari 1

ِ

ِ ‫ود سببِها الَي‬


‫ص ُّح‬ ِ ِ ِ
َ َ َ َ ‫َت ْقدمْيُ العبَ َادة َقْب َل ُو ُج‬
“Tidak sah mendahulukan ibadah sebelum ada sebabnya.”
Contoh : tidak sah shalat, haji, puasa ramadan sebelum datang waktunya. Kekecualian
apabila cara-cara lain yang ditentukan karena ada kesulitan atau keadaan darurat, seperti jama
taqdim, misalnya melakukan shalat ashar pada waktu dhuhur.

.         

ٌ ُ‫اَِإْل ْيثَ ُارىِف الْ ُق ْر ِب َمك ُْر ْوهٌ َوىِف َغرْيِ َهاحَمْب‬
‫وب‬
“Mengutamakan orang lain pada urusan ibadah adalah makruh dan pada urusan selain
ibadah adalah disenangi.”
Maksud dari kaidah ini bahwa dalam urusan ubudiyah atau pendekatan diri kepada
Allah, apabila seseorang mengutamakan orang lain dari dirinya, maka dipandang makruh.
Seperti mengutamakan orang lain untuk berdiri pada shaf awal diwaktu shalat jama’ah,
mengutamakan atau mendahulukan orang lain dalam bershadaqoh kepada fakir miskin,
mengutamakan orang lain dalam menutup ‘aurat pada hal dirinya masih belum menutup
‘aurat dan sebagainya. Sebalinya, dalam urusan selain ibadah yaitu urusan mu’amalat atau
dalam urusan keduniaan pada umumnya mengutamakan orang lain dari padanya adalah
dipandang sunnah, seperti mengutamakan orang lain dalam menerima/mengambil bagian dari
harta zakat, mengutamakan orang lain dalam dunia perniagaan dengan harapan agar orang itu
mendapat keuntungan dan sebagainya.

‫فضيلة رمي خادمه يل هي أول إهبام عند عدم رميها يف أي مكان وزمان‬
al fadhilah al muta’aliqoh bi dzatil ibadah aula min al muta’aliqoh bi makaniha wa
zamaniha”(keutamaan yang berhubungan dengan ibadah itu sendiri itu lebih utama daripada
yang berhubungan dengan waktu dan tempat).

Anda mungkin juga menyukai