Pertemuan ke 14
Mata Kuliah : Praktikum Ibadah
13/12/2018 Rendy Adrista Farrand
Pendahuluan
ِ م لِي َُق
ل ة ثُ ه َ ن َغ ْي ِر ْال َف ِري
ِ ض ْ َ
ِ م بِاأل ْم ِر َفليَ ْر َك ْع َر ْك َع َت ْي
ْ ن ِم ُ م أَح
ْ َد ُك ه ه ِ ِمنَ ْال ُق ْر
ُ آن ي َُق
َ ول « إِ َذا
Artinya :
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengajari para sahabatnya shalat
istikhoroh dalam setiap urusan. Beliau mengajari shalat ini sebagaimana beliau
mengajari surat-surat dari Al Qur-aan. Kemudian beliau bersabda, ‘Jika salah seorang di
antara kalian bertekad untuk melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua
raka’at selain shalat fardhu, lalu hendaklah ia berdo’a….’ “ (HR. Al-Bukhari no. 1162)
Makna dan Kandungan Hadiits
▪ Makna dari kata setiap urusan yang berada di hadiits di atas yaitu :
1. Menurut Ibnu Jamrah rahimahullaah :
“Lafazh setiap urusan adalah lafazh umum, namun yang dikehendaki dalam konteks
ini adalah makna khusus, karena tidak ada Istikharah di dalam mengerjakan perkara yang
wajib dan sunnah, begitu pula di dalam meninggalkan perkara yang haram, dan makruh.
Jadi, istikharah itu hanya dilakukan dalam perkara yang sunnah dan mubah ketika
bersamaan munculnya kedua pilihan tersebut, sehingga bisa ditentukan mana yang perlu
didahulukan dan mana yang perlu dipilih (diantara keduanya).”
Makna dan Kandungan Hadiits
▪ Adapun makna dari kata “bertekad untuk melakukan suatu urusan” yaitu shalat
istikharah tidak dikerjakan dalam keadaan bingung, ragu-ragu, dan belum
membuat keputusan sebelumnya terkait pilihan-pilihan yang ia hadapi.
▪ Kesalahan sebagian besar masyarakat saat ini yaitu mengerjakan shalat
istikharah dalam keadaan bimbang, padahal bukan seperti ini yang disyariatkan
oleh Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam.
▪ Oleh karena itu, sebelum melakukan shalat istikharah, hendaknya seorang
Muslim menentukan terlebih dahulu salah satu dari dua atau sekian pilihan yang
tersedia untuknya karena lagipula keseluruhan lafazh doa istikharah
menunjukkan dan mendukung hal tersebut.
Makna dan Kandungan Hadiits
▪ Sedangkan makna dari kata “shalat dua raka’at selain shalat fardhu” menunjukkan
bahwa shalat istikharah ini tidak diwajibkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan shalat ini
cukup dikerjakan dua raka’at saja, tidak lebih dan tidak kurang.
▪ Makna terjemahan hadiits di atas bersifat umum, sehingga istikharah bisa dikerjakan
dalam 4 model :
1) Menggabungkan 2 niat shalat sunnah apapun yang 2 raka’at dengan shalat
istikharah, seperti shalat Dhuhaa / Tahajjud / Sunnah Rawatib / 2 raka’at setelah wudhu /
shalat pengantin baru sebelum berijma`, dan sebagainya dengan shalat istikharah
2) Hanya diniatkan untuk shalat Dhuhaa / Tahajjud / yang semisalnya namun ia berniat
berdoa istikharah selesai shalat tersebut, maka ia terhitung pula mendapatkan pahala
shalat istikharah tersebut berdasarkan keumuman hadiits.
3) Berniat mengerjakan shalat istikharah dengan niat tersendiri dan terpisah.
4) Langsung berdoa istikharah tanpa didahului shalat sunnah 2 raka’at sebelumnya. Ini
biasa dilakukan oleh wanita yang sedang haidh.
Tingkatan Keutamaan Bentuk Shalat Istikharah
(berdasarkan slide sebelumnya)
4 Kurang Sempurna 4
Makna dan Kandungan Hadiits
▪ Sedangkan makna kalimat “lalu hendaklah ia berdoa” setelah kata “shalat dua
raka’at selain shalat fardhu” menunjukkan bahwa doa istikharah dibaca setelah
salam kedua selesai dilakukan
▪ Namun, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berpendapat berbeda. Ia berpendapat
bahwa doa istikharah dibaca saat tasyahud, alias sebelum salam pertama.
▪ Permasalahan disyariatkannya doa istikharah adalah masalah ushul fiqhul
‘ibaadah, namun letak dimana mengucapkan doa istikharah itu adalah masalah
furu’ fiqhul ‘ibaadah.
Dengan sering beristikharah setiap harinya,
itu akan menambah pahala kita di hadapan
Allah..
▪ Tatacara shalat istikharah adalah sama seperti shalat sunnah 2 raka’at yang lain
pada umumnya, sebelum shalat harus berniat terlebih dahulu dan niat itu
tempatnya di dalam hati, bukan diucapkan. Dan ini adalah pendapat yang ter-
rajih.
▪ Shalat istikharah dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, serta tidak
ada dalil yang menunjukkan keharusan membaca surat tertentu setelah
membaca surat Al-Faatihah pada setiap raka’atnya.
▪ Shalat dikerjakan secara sendiri (munfarid), bukan berjama’ah.
▪ Jangan lupa, seperti yang telah disampaikan di muka, bahwa intinya setelah
shalat istikharah selesai, maka membaca doa istikharah. Setelah membaca doa
istikharah, selanjutnya yaitu kita menyebutkan keinginan yang telah menjadi
tekad kita sebelumnya.
Doa Istikharah
Doa Pertama
ض ِل َك ْالعَ ِظ ِيم ▪ ، ير َك ِب ِع ْل ِمك َوأ َ ْست َ ْق ِد ُر َك ِبقُ ْد َرتِ َك َ ،وأ َ ْسأَلُ َك ِم ْن فَ ْ اللَّ ُه َّم ِإنِِّى أ َ ْست َ ِخ ُ
ت ت َ ْعلَ ُم أ َ َّن عالَّ ُم ْالغُيُو ِ
ب ،اللَّ ُه َّم ِإ ْن ُك ْن َ ت َ فَإِنَّ َك ت َ ْق ِد ُر َوالَ أ َ ْق ِد ُر َوت َ ْعلَ ُم َوالَ أ َ ْعلَ ُم َوأ َ ْن َ
عاقِبَ ِة أ َ ْم ِرى فَا ْقد ُْرهُ ِلى َويَ ِ ِّ
س ْرهُ ِلى ث ُ َّم َهذَا األ َ ْم َر َخي ٌْر ِلى فِى ِدينِى َو َمعَا ِشى َو َ
عاقِبَ ِة ش ٌّر ِلى فِى ِدينِى َو َمعَا ِشى َو َ ت ت َ ْعلَ ُم أ َ َّن َهذَا األ َ ْم َر َ
ار ْك ِلى فِي ِه َ ،و ِإ ْن ُك ْن َ
بَ ِ
ان ث ُ َّم أ َ ْر ِ
ض ِنى ع ْنهُ َ ،وا ْقد ُْر ِلى ْال َخي َْر َحي ُ
ْث َك َ ص ِر ْف ِنى َ أ َ ْم ِرى فَا ْ
ص ِر ْفهُ َ
ع ِنِّى َوا ْ
Doa Istikharah
Doa Kedua
ض ِل َك ا ْلعَ ِظ ِيم ،ير َك ِب ِع ْل ِمك َوأ َ ْست َ ْق ِد ُر َك ِبقُ ْد َر ِت َك َ ،وأ َ ْسأَلُ َك ِم ْن فَ ْ للَّ ُه َّم ِإ ِنِّى أ َ ْست َ ِخ ُ
ت ت َ ْعلَ ُم أ َ َّن َهذَا عالَّ ُم ْالغُيُو ِ
ب ،اللَّ ُه َّم ِإ ْن ُك ْن َ ت َ فَإِنَّ َك ت َ ْق ِد ُر َوالَ أ َ ْق ِد ُر َوت َ ْعلَ ُم َوالَ أ َ ْعلَ ُم َوأ َ ْن َ
ار ْك ِلى ِفي ِه َ ،و ِإ ْن س ْرهُ ِلى ث ُ َّم بَ ِ آج ِل ِه فَا ْقد ُْرهُ ِلى َويَ ِ ِّاج ِل أ َ ْم ِرى َو ِ ع ِ األ َ ْم َر َخي ٌْر ِلى ِفى َ
ص ِر ْفنِىعنِِّى َوا ْ ص ِر ْفهُ َ آج ِل ِه فَا ْ اج ِل أ َ ْم ِرى َو ِ ع ِ ت ت َ ْعلَ ُم أ َ َّن َهذَا األ َ ْم َر ش ٌَّر ِلى فِى َ ُك ْن َ
ض ِنى ان ث ُ َّم أ َ ْر ِْث َك َ ع ْنهُ َ ،وا ْقد ُْر ِلى ْال َخي َْر َحي ُ َ
Arti Doa Pertama
Ya Allah, sesungguhnya aku beristikhoroh pada-Mu dengan ilmu-Mu,
aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta
kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan
dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan
aku tidak. Engkaulah yang mengetahui perkara yang ghoib. Ya Allah, jika
Engkau mengetahui bahwa perkara ini (sebut urusan tersebut) baik bagi agama,
penghidupan, dan akhir urusanku, maka takdirkanlah hal tersebut untukku,
mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau
mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, penghidupan, dan akhir
urusanku, maka palingkanlah ia dariku, takdirkanlah yang terbaik bagiku di
mana pun itu sehingga aku pun ridho dengannya.
Arti Doa Kedua
▪ Bin Umar Bazmul, Muhammad. 2017. Panduan Lengkap Shalat-Shalat Sunnah Rasulullah Shollallaahu
‘Alayhi wa Sallam. Media Tarbiyah : Bogor.
▪ https://rumaysho.com/881-panduan-shalat-istikhoroh.html diakses pada 11 Desember 2018 pukul 21.52
WIB
▪ https://konsultasisyariah.com/8754-tata-cara-shalat-istikharah.html diakses pada 11 Desember 2018 pukul
21.53 WIB
▪ https://rumaysho.com/15797-lima-waktu-terlarang-shalat.html diakses pada 11 Desember 2018 pukul
21.54 WIB
▪ https://muslim.or.id/41606-pernak-pernik-istikharah-bag-5.html diakses pada 11 Desember 2018 pukul
21.55 WIB
▪ https://muslim.or.id/41043-pernak-pernik-istikharah-4.html diakses pada 11 Desember 2018 pukul 21.55
WIB
▪ https://muslim.or.id/41045-pernak-pernik-istikharah-3.html diakses pada 11 Desember 2018 pukul 21.57
WIB
▪ dan sumber-sumber lainnya
شكرا وجزاكم هللا خيرا
Sesi tanya-jawab dibuka…