Anda di halaman 1dari 19

‫اﻷمور بمقاصدها‬

AS’AD HUSEIN
GURU FIKIH
MAN 2 LANGKAT
PENGERTIAN
‫اﻷمور بمقاصدها‬
Segala Perbuatan Dilihat Berdasarkan Niat
Atau Tujuan Dilaksanakannya.
Artinya bahwa seseorang diberi pahala atau
dosa dalam perbuatannya didasarkan pada
apakah dia melakukannya karena melaksanakan
perintah Allah atau tujuan lainnya.
Contoh Penerapan Kaidah
• Sesorang yang meninggalkan makan dan minum
dengan niat puasa akan diberi pahala, sedangkan
seseorang yang tidak makan dan minum karena tidak
selera makan atau lagi sakit atau untuk diet maka tidak
memperoleh pahala.
• Seseorang yang mandi untuk mengangkatkan hadas
besar maka dia menjadi suci dari hadas dan mendapat
pahala, sedangkan seseorang yang berhadas besar
kemudian mandi dengan tujuan menyegarkan badan
atau untuk membersihkan badan maka tetap berhadas
besar dan tidak memperoleh pahala.
Kandungan kaidah
• Tujuan niat adalah untuk
1. Membedakan antara perbuatan ibadat dari
perbuatan adat seperti mandi untuk
mengangkat hadas besar (ibadah) atau mandi
untuk menyegarkan tubuh (adat).
2. Penentuan (ta’yin) antara ibadah yang wajib
atau sunnah seperti niat membedakan apakah
shalat yang dilaksanakan shalat wajib atau
shalat sunnah, apakah tayammum yang
dilakukan untuk mengangkat hadas besar atau
hadas kecil.
• Kaidah ini mencakup masalah yang luas baik
dalam ibadah maupun muamalah.
• Segala amal perbuatan manusia, yang dinilai
adalah niat orang yang melakukannya, dan
amal perbuatan itu mestilah yang masuk
dalam kategori perbuatan yang
diperbolehkan.
Dasar kaidah
ِ ‫َو َما ٓ ا ُ ِم ُر ْٓوا ِا ﱠﻻ ِليَ ْعبُدُوا ﱣ َ ُم ْخ ِل‬
‫صي َْن لَهُ ال ِ ّدي َْن ۙە‬
Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah
dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena
(menjalankan) agama.
ۗ ‫اﻻ ِخ َرةِ نُؤْ تِ ٖه ِم ْن َها‬ َ ‫اب ال ﱡد ْنيَا نُؤْ تِ ٖه ِم ْن َه ۚا َو َم ْن ي ِﱡر ْد ث َ َو‬
ٰ ْ ‫اب‬ َ ‫َو َم ْن ي ِﱡر ْد ث َ َو‬
Barangsiapa menghendaki balasan dunia, niscaya
Kami berikan kepadanya balasan (dunia) itu, dan
barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami
berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu
‫صا لﱠهُ ال ِ ّدي ۗ َْن‬ً ‫فَا ْعبُ ِد ﱣ َ ُم ْخ ِل‬
Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas
beragama kepada-Nya.
ُ‫َت ِه ْج َرتُه‬ ْ ‫امريء ما ن ََوى فَ َم ْن َكان‬
ٍ ‫ت و ِإنﱠما ِل ُك ِّل‬ ِ ‫إنﱠ َما اﻷع َمال بالنِّيﱠا‬
‫َت ِه ْج َرتُهُ ِل ُد ْنيَا‬
ْ ‫س ْو ِل ِه و َم ْن َكان‬ُ ‫ور‬
َ ‫ﷲ‬ِ ‫سو ِل ِه ف ِه ْج َرتُهُ إلى‬ ُ ‫ور‬َ ‫ﷲ‬ ِ ‫إلى‬
‫ص ْيبُها أو امرأ ٍة يَ ْن ِك ُح َها ف ِه ْج َرتُهُ إلى ما َها َج َر إليه‬ ِ ُ‫ي‬
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada
niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang
ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan
Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-
Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia
atau karena wanita yang dinikahinya, maka
hijrahnya kepada yang ia tuju.”
‫ﻻ عمل لمن ﻻ نية له‬
Artinya: “Tidak ada (pahala) bagi perbuatan
yang tidak disertai niat”. (HR. Anas Ibn Malik
ra.)
‫إنما بعث الناس على نياته‬
Artinya: “Sesungguhnya manusia itu
dibangkitkan menurut niatnya.” (HR.Ibn Majah
dan Abu Hurairah ra.)
‫من قتل لتكون كلمة ﷲ هي العليا فهو في سبيل ﷲ عز وجل‬
Artinya: "Barangsiapa berperang dengan maksud
meninggikan kalimah Allah, maka dia ada di jalan
Allah" (HR. Bukhari dari Abu Musa).
‫من اتى فراشه وهو ينوي ان يقوم يصلى من الليل فغلبته عيناه حتى‬
‫أصبح كتب له ما نوى‬
Artinya: "Barangsiapa yang tidur dan ia berniat
akan shalat malam, kemudian dia ketiduran sampai
subuh, maka ditulis baginya pahala sesuai dengan
niatnya" (HR. al-Nasâi dari Abu Zâr).
Kaidah Cabang
‫ﻻ ثواب اﻻ بالنية‬
Tidak ada pahala kecuali dengan niat
Perbedaan pendapat ulama mengenai niat
1. ulama Syafi‟iyah dan Malikiyah
menganggapnya wajib (rukun),
2. ulama Hanafiyah menganggapnya sunnah
mu’akkadah.
3. Ulama Hanabilah menganggapnya syarat sah.
‫طأ ُ ِف ْي ِه ُمب ِْط ٌل‬ ُ ‫َما يُ ْشت َ َر‬
َ ‫ط ِف ْي ِه الت ﱠ ْع ِي ْي ُن فَاْل َخ‬
Artinya: “Dalam perbuatan yang disyaratkan
menyatakan niat (ta‟yin) maka kesalahan
pernyataan dapat membatalkan perbuatan
tersebut.”
Contohnya seperti seseorang yang meniatkan
shalat zhuhur padahal dia sedang mengerjakan
shalat ashar maka shalatnya tidak sah.
‫ط ت َ ْع ِي ْينُهُ ت َ ْف ِص ْيﻼً ِإذَا‬ ْ ُ‫ض لَهُ ُج ْملَةً َو ﻻَ ي‬
ُ ‫شتَ َر‬ ُ ‫شت َ َر‬
ُ ‫ط التﱠعَ ﱡر‬ ْ ُ‫َما ي‬
َ َ ‫طأ‬
‫ض ﱠر‬ َ ‫عيﱠنَهُ َوأ َ ْخ‬
َ
“Jika syaratnya hanya menentukan secara global, dan tidak
disyaratkan ta‟yinnya (menyatakannya) secara terperinci, maka
ketika seseorang menyatakannya dan ia salah, maka hal itu akan
mengakibatkan amalnya tidak sah”
Misalnya :
Niat menjadi ma’mum pada Zaid ternyata yang jadi imam adalah
Umar, maka shalat berjamaahnya batal.
‫طأ َ لَ ْم‬
َ ‫عيﱠنَهُ َوا َ ْخ‬ ِ ‫ض لَهُ ُج ْملَةً َوﻻَ تَ ْف‬
َ ‫ص ْيﻼً اِذَا‬ ُ ‫َما ﻻَ يُ ْشت َ َر‬
ُ ‫ط الت ﱠ َع ﱡر‬
‫ض ﱠر‬
ُ َ‫ي‬

Jika tidak disyaratkan menentukan secara global, dan


tidak secara terperinci, maka ketika seseorang
menyatakannya dan ia salah, maka hal itu tidak
membuat batal”
Misalnya :
Ali berniat shalat zhuhur untuk hari kamis padahal hari
itu adalah hari Rabu, maka shalat Ali tetap sah.
Artinya: “Tujuan ucapan tergantung pada niat orang yang
mengucapkan, kecuali dalam satu tempat, yaitu sumpah di
hadapan Qadhi. Dalam kondisi ini, maksud lafadz adalah
menurut niat qadhi.”
Contoh
Seorang suami yang mengatakan jatuh thalaqmu satu
satu satu. Maka yang dihitung adalah niat suami
apakah kata satu yang kedua dan ketiga sebagai
penguat atau penambah. Jika penguat maka thalaq
yang jatuh adalah satu. Jika penambah maka yang jatuh
adalah thalaq tiga.
Artinya: ”yang dipertimbangkan dalam transaksi
adalah maksud dan makna, bukan lafal dan
bentuk ucapan.”
Contoh apabila seseorang berkata: "Saya hibahkan
barang ini untukmu selamanya, tapi saya minta
uang satu juta rupiah", meskipun katanya adalah
hibah, tapi dengan permintaan uang, maka akad
tersebut bukan hibah, tetapi merupakan akad jual
beli dengan segala akibatnya.
Artinya: Niat dalam sumpah mengkhususkan lafaz
amm, tidak meng-umum-kan lafaz yang khash.
Contohnya seseorang bersumpah tidak akan
berbicara manusia dengan manusia, dan yang
dimaksud adalah Hasan, maka sumpah seseorang
tersebut hanya berlaku pada Hasan, tidak kepada
semua manusia.
َ‫اَلْمُنْقَطِعُ عَنِ الْعِبَِادَةِ لِعُذْرٍ مِنْ أَعْذَارِهَا إِذَا نَوَى خُضُوْرَهَا لَوْ ﻻ‬
‫الْعُذْرِ حَصَلَ لَهُ ثَوَابَهَا‬
“Seseorang yang tidak dapat melaksanakan ibadah
karena sesuatu halangan, padahal ia berniat untuk
melakukannya jika tiada halangan, maka ia
mendapatkan pahala”.
Contoh seseorang yang biasa shalat berjamaah di
masjid kemudian terpaksa shalat di rumah karena
sakit maka tetap dapat pahala shalat berjamaan di
masjid.
‫ب ِب ِح ْر َما ِن ِه‬ ُ ‫َي ٍء قَ ْب َل أ َ َوا ِن ِه‬
َ ‫ع ْو ِق‬ ْ ‫َم ِن ا ْست َ ْع َج َل ِبش‬
(Barangsiapa yang menyegerakan sesuatu
sebelum waktunya -dengan niat yang buruk-
maka dia dihukum dengan kebalikannya)
Seseorang yang ingin mendapat warisan dari
ayahnya menyewa orang lain untuk membunuh
ayahnya maka dia tidak berhak untuk
memperoleh harta warisan tersebut.
‫‪Sekian‬‬
‫‪Terima Kasih‬‬
‫السﻼم عليكم ورحمة ﷲ وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai