Anda di halaman 1dari 8

BAB I

SHALAT JAMAK

A. Pengertian

1. Bahasa

Secara Bahasa kata jamak berati menggabungkan menyatukan atau

mengumpulkan.1

2. Istilah

Shalat Jamak yaitu shalat yg dilaksanakan dengan mengumpulkan

dua shalat wajib dalam satu waktu, dengan syarat-syarat tertentu , seperti

Shalat Zuhur dengan Asar dan shalat Magrib dengan shalat Isya atau

sebaliknya, baik dilaksanakan pada waktu awal (jamak takdim) atau waktu

akhir (jamak takhir)2

Shalat Dzuhur tidak bisa di jamak dengan kecuali hanya dengan

Ashar dan begitu juga sebaliknya. Shalat Maghrib tidak boleh di jamak kecuali

dengan shalat Isya’.

Orang yang terlambat karena waktunya sudah terlewat, maka dia

wajib segera mengerjakan yang terlewat itu. Dan setelah dia mengerjakan

shalat fardhu untuk waktu yang berikutnya.3

B. Dalil Ma’syuriah

1
KBBI.
2
Muhammad Syafril, Tuntunan Shalat Lengkap, (Jakarta: PT AgroMedia Pustaka,
2019), h.181.
3
Ahmad Syarwat, Shalat Qoshor Jama’ (Jakarta: Rumah Fikih Publishing,2018), h.30
2

Para ulama semuanya sepakat bahwa menjamak dua shalat itu disyariatkan

dalam agama Islam. Khususnya shalat Dzhuhur dijamak dengan shalat Ashar

dan shalat Maghrib dijamak dengan Shalat Isya'.

Dasar masyru'iyahnya memang tidak disebutkan secara khusus di dalam

Al-Quran Al-Karim. Namun di dalam hadits-hadits nabawi kita menemukan

banyak sekali keterangan tentang jamak shalat ini. Salah satunya adalah

jamak shalat yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika melaksanakan haji

wada' di tahun kesepuluh hijriyah, sebagaimana disebutkan di dalam hadits

Jabir radhiyallahuanhu berikut ini .

“Lalu beliau SAW mendatangi wadi dan berkhutbah di depan manusia.

Kemudian Bilal beradzan, kemudian iqamah dan shalat Dhuhur, kemudian

iqamah dan shalat Ashar, dan tidak shalat sunnah diantara keduanya. (HR.

Muslim)”

Pada prinsipnya dalam situasi dan kondisi yang normal, shalat wajib harus

dikerjakan sesuai dengan waktunya yang sudah ditentukan. Akan tetapi

apabila dalam keadaan bepergian (musafir) yang jauhnya antara kurang lebih

81 Km, atau dalam keadaan masyaqqat, boleh dilakukan dengan cara jama4

.  Sebagaimana diterangkan dalam hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia


berkata,
َّ ‫ب َوا ْل ِعشَا ِء فِى ال‬
‫سفَ ِر‬ ِ ‫صالَ ِة ا ْل َم ْغ ِر‬
َ َ‫َكانَ النَّبِ ُّى – صلى هللا عليه وسلم – يَ ْج َم ُع بَيْن‬
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menjamak shalat Maghrib dan

Isya’ ketika safar”

4
Rustam Dyah, Fikih Ibadah Kontemporer, (Semarang: CV. Karya Abadi, 2015), hal.
46
3

C. Pembagian Shalat Jamak

Shalat Jamak di bagi berdasarkan shalatnya dan kapan dikerjakannya.

1. Berdasarkan Shalat Yang Boleh Dijamak

Shalat yang disyariatkan untuk bisa dijamak hanya ada dua, yaitu :

a. Shalat Zhuhur Dijamak Dengan Ashar

Shalat Zhuhur hanya boleh dijamak dengan shalat Ashar. Tidak boleh

dijamak dengan Shubuh, Maghrib atau Isya.

Sedangkan shalat Jumat, apakah boleh dijamak dengan Ashar, para ulama

berbeda pendapat. Sebagian mengatakan tidak boleh, sebagian lagi boleh.

Dan sebagian lagi menyebutkan bahwa kebolehannya hanya apabila

seseorang berniat shalat Dzhuhur meski ikut dalam barisan shaf shalat Jumat.

b. Shalat Maghrib Dijamak Dengan Isya’

Shalat yang juga boleh dijamak selain Dzhuhur dengan Ashar adalah jama

antara shalat Maghrib dan Isya’.

2. Berdasarkan Waktu Pengerjaannya

Selain pembagian di atas, dari segi kapan dikerjakan shalat jamak ini juga

bisa dibagi berdasarkan kapan shalat jamak ini dikerjakan.

a. Jamak Taqdim

Jamak taqdim adalah melakukan dua shalat fardhu pada waktu shalat yang

pertama.

Bentuknya ada dua. Pertama shalat Zhuhur dilakukan langsung berurutan

dengan shalat Ashar, yang dilakukan pada waktu Zhuhur. Dan kedua, shalat

Maghrib dan shalat Isya' dilakukan secara berurutan pada waktu Maghrib.
4

Syarat-syarat jamak Taqdim:5

1) Jarak perjalanan minimal 2 marhalah atau kurang lebih 120 kilo meter
2) Dalam perjalanan yang diperbolehkan (bukan perjalanan haram)
3) Urut (memulai dengan shalat yang pertama), yakni memulai shalat
Dzuhur atau shalat Maghrib terlebih dahulu kemudian diikuti shalat
Ashar atau shalat Isya’
4) Niat jamak sebelum selesai salam shalat yang pertama
5) Waktu shalat yang pertama masih cukup untuk melaksanakan dua shalat
yang di jamak
6) Melakukan shalat yang pertama dan shalat yang kedua secara
berkesinambungan menurut pandangan umum atau tidak melebihi kadar
shalat dua rakaat dengan cepat
7) Ada dugaan sahnya shalat yang pertama
8) Masih dalam perjalanan (uzur) hingga takbiratul ihram shalat yang
kedua sempurna
9) Meyakini telah diperbolehkan jamak, sekiranya telah terpenuhi seluruh
syarat-syaratnya.

Berikut ini Niat dan Tata Cara Shalat Jamak Taqdim :

1. Niat Shalat Dzuhur jamak Taqdim dengan Shalat Ashar

ٍ ‫ض ال ُّظ ْه ِر أَ ْر َب َع َر َك َع ا‬
ْ ‫ت َم ْج ُم ْو ًع ا َم َع ا ْل َع‬
ِ ‫ص ِر َج ْم َع تق ديم هلِل‬ َ ُ‫أ‬
َ ‫صلِّى َف ْر‬

‫َت َعالَى‬

"Ushollii fardhol dhuhri arba'a roka'aatin majmuu'an ma'al ashri

jam'a taqdiimi lillaahi ta'aalaa."

Artinya:"Aku niat sholat fardhu Dzuhur empat rakaat digabung dengan

sholat Ashar jamak taqdim karena Allah Ta'aala."

Setelah selesai sholat dzuhur, langsung dilanjut sholat ashar dengan

bacaan niat:

5
Tim kajian Ahla Shuffah, Kamus Fiqh, (Kediri: Lirboyo Press, 2014), hal. 167
5

ٍ ‫ص ِر أَ ْر َب َع َر َك َع ا‬
ِ ‫ت َم ْج ُم ْو ًع ا َم َع ال ُّظ ْه ِر َج ْم َع تق ديم هلِل‬ َ ُ‫أ‬
َ ‫صلِّى َف ْر‬
ْ ‫ض ا ْل َع‬

‫َت َعالَى‬

“Ushollii fardlozh ashri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al dzuhri

jam'a taqdiimi lillaahi ta'aalaa."

Artinya: Aku berniat sholat ashar 4 rakaat dijama’ dengan dhuhur, jamak

takdim karena Allah Ta’aala

2. Niat Shalat Maghrib Jamak Taqdim dengan Shalat Isya

‫ْأصلى َفرض المغرب ثالث ركعات مجموعا َم َع العش اء جم ع تق ديم هلل‬

‫تعالى‬

Ushollii fardhol maghribi tsalaatsa roka'aatin majmuu'an ma’al isya'i

jam'a taqdiimi lillaahi ta'aalaa."

Artinya:"Aku niat sholat fardhu Maghrib tiga rakaat digabung dengan

sholat Isya jamak taqdim karena Allah Taaala."

Setelah selesai sholat Maghrib, langsung dilanjut sholat Isya dengan

bacaan niat :

‫ْأصلى َفرض العشاء أَ ْر َب َع ركعات مجموعا َم َع المغرب جم ع تق ديم هلل‬

‫تعالى‬

"Ushollii fardlozh ‘isyaa’i arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al

maghiribi jam’a taqdiimin lillaahi ta’aalaa.”

Artinya: Aku berniat sholat isyak empat rakaat dijamak dengan magrib,

dengan jama’ taqdim, fardhu karena Allah Ta’aala.


6

b. Jamak Ta’khir

Sedangkan jamak ta’khir adalah kebalikan dari jamak taqdim, yaitu

melakukan dua shalat fardhu pada waktu shalat yang kedua.

Bentuknya juga ada dua. Pertama shalat Zhuhur dilakukan langsung

berurutan dengan shalat Ashar, yang dilakukan pada waktu Ashar. Dan

kedua, shalat Maghrib dan shalat Isya' dilakukan secara berurutan pada waktu

Isya’.

Adapun beberapa syarat Jamak Takhir adalah :

1. Harus ada niat jamak takhir pada waktu shalat yang pertama, dan

boleh mengakhirkan niat hingga sisa waktu yang pertama. Contoh,

ketika tiba waktu Zhuhur seseorang berniat,”Aku akan men-jamak

takhir Shalat Zhuhur pada waktu Ashar.”

2. Tidak ada keawajiban untuk tertib. Contoh, boleh mendahulukan

shalat Asar lalu Shalat Zhuhur atau sebaliknya, tidak harus terus –

menerus dan boleh tidak niat jamak pada Shalat yang pertama.

Berikut Niat dan Tata Cara Shalat Jamak Takhir :

1. Niat Shalat Ashar Jamak Takhir dengan Shalat Dzuhur

‫ص ِر َج ْم َع تأ ِخ ْي ٍرهلِل ِ َت َع الَى‬ ٍ ‫ض ال ُّظ ْه ِر أَ ْر َب َع َر َك َعا‬


ْ ‫ت َم ْج ُم ْو ًعا َم َع ا ْل َع‬ َ ُ‫أ‬
َ ‫صلِّى َف ْر‬
Ushollii fardhol dhuhri arba'a roka'aatin majmuu'an ma’al

ashri jam'a takhiir lillaahi ta'aalaa."

Artinya:"Aku niat sholat fardhu Dzuhur empat rakaat digabung dengan

sholat Ashar jamak ta'khir karena Allah Ta'aala."

Berdiri lagi dan berniat sholat yang kedua yakni Ashar :


7

ٍ ‫ص ِر أَ ْر َب َع َر َك َع ا‬
ِ ‫ت َم ْج ُم ْو ًع ا َم َع ال ُّظ ْه ِر َج ْم َع تأ ِخ ْي ٍرهلِل‬ َ ُ‫أ‬
َ ‫صلِّى َف ْر‬
ْ ‫ض ا ْل َع‬

‫َت َعالَى‬

“Ushollii fardlol 'ashri arba'a roka'aatin majmuu'an bil zhuhri jam'a

takhiri lillaahi ta'aalaa”.

Artinya: "Aku niat sholat fardu Ashar empat rakaat yang dijamak

bersama dhuhur, fardu karena Allah Ta'aala."

2. Niat Shalat Isya Jamak Takhir dengan Shalat Maghrib

ٍ ‫ب َثاَل َث َر َك َعا‬
َ ‫ت َم ْج ُم ْو ًعا بِال ِع‬
ِ ‫شاءِ َج ْم َع تأ ِخ ْي ٍرهلِل‬ ِ ‫ض ال َم ْغ ِر‬ َ ُ‫أ‬
َ ‫صلِّى َف ْر‬

‫َت َعالَى‬

“Ushollii fardhol isya'i arba'a roka'aatin majmuu'an ma'al maghribi

jam'a takhiiri lillaahi ta'aalaa."

Artinya:"Aku niat sholat fardhu 'Isya empat rakaat digabung dengan

sholat Maghrib jamak ta'khir karena Allah Ta'aala."

D. Sebab-sebab Dibolehkannya Jamak

Seluruh ulama sepakat bahwa menjamak shalat itu memang disyariatkan

dalam agama. Namun mereka berbeda pendapat tentang sebab-sebab yang

membolehkan dua shalat dijamak menjadi satu.

Perbedaan pendapat ini terjadi lantaran perbedaan cara menerima dalil.

Sebagian ulama ada yang agak ketat dalam menerima dalil, sehingga bila

dalil tidak benar-benar qath'i, maka dalil itu akan ditolaknya. Dan sebagian

lainnya agak memudahkan, sehingga walaupun dalilnya masih bersifat

asumsitetap diterima.
8

Sebut saja misalnya mazhab Asy-syafi'iyah yang terbilang agak ketat

dalam menerima dalil kebolehan menjamak shalat. Hal itu karena dalam

pandangan mazhab ini, dalill-dalil yang menyebutkan bahwa shalat harus

dikerjakan pada waktunya adalah dalil yang amat kuat dan qath'i. Dan tidak

bisa digeser atau dikalahkan hanya dengan dalil-dalil yang lemah.

Di antara sebab-sebab yang membolehkan jamak dan disepakati ulama

adalah haji dan safar. Sedangkan sebab lainnya seperti sakit, haji, hujan, takut

atau tanpa sebab yang pasti, hukumnya masih menjadi diperdebatkan para

ulama.

Seperti contoh kasus seperti dibawah ini :

Saat hujan, seseorang mukim(orang yang tidak sedang bepergian)

diperbolehkan untuk men-jamak takdim shalatnya dengan beberapa ketentuan

1. Jika air hujan membasahi pakaian bagian atas dan bawah sendalnya

2. Memenuhi persyaratan diperbolehkan jamak takdim.

3. Hujan terjadi pada waktu shalat yang pertama hingga salam yang

pertama, baik hujan terus-menerus ataupun berjeda.

4. Keringanan ini berlaku bila seseorang shalat di masjid atau mushola

yang jauh (secara umum) dan jalan yang dilalui olehnya akan

mengotori tempat shalat.

Anda mungkin juga menyukai