Zuliansyah 170440057
ِ ِ
ْ اس يِف العبَ َادة َغرْيِ َم ْع ُق ِل
4. املعىَن ِ
َ َالَ قي َ ْالْ َف ِري
ُضة
"Tidak bisa digunakan analogi (qiyas) dalam “Setiap tempat yang sah digunakan untuk
ibadah yang tidak bisa dipahami maksdunya" shalat sunnah secara mutlak, sah pula
Sudah barang tentu kaidah tersebut digunakan shalat fardu”
tidak akan disepakati oleh seluruh ulama, karena Selama tempat tersebut bersih dan bisa
masalah penggunaan qiyas sendiri tidak digunakan untuk shalat, maka hal tersebut boleh
disepakati. Yang menyepakati adanya untuk melaksanakan shalat. Contohnya, boleh
qiyas pun, dalam menggunakannya ada yang atau sah melakukan shalat idul fitri atau idul
menerapkannya secara luas, seperti pada adha di lapangan, maka sah pula melakukan
umumnya mazhab Hanafi. ada pula yang shalat fardhu di tempat tersebut, selama tempat
seperlunya. tersebut bersih dan suci.
kaidah tersebut di atas membatasi
penggunaan analogi dalam ibadah, hanya kasus- 7.
kasus yang bisa dipahami maknanya atau illat
ِ اَإْلِ ْيثَارىِف الْ ُقر
ٌ ُب َمك ُْر ْوهٌ َوىِف َغرْيِ َهاحَمْب
وب
hukumnya. untuk kasus-kasus yang tidak bisa
ْ ُ
dipahami 'illat hukumnya, tidak bisa “ Mengutamakan orang lain pada urusan
dianalogikan. ibadah adalah makruh dan dalam urusan
selainnya adalah disenangi”
5. ح
ُّ ص ِ
ِ ود سببِها الَي ِ ِ ِ Kaidah ini banyak digunakan di
َ َ َ َ َت ْقدمْيُ العبَ َادة َقْب َل ُو ُج
kalangan ulama-ulama syafi’iyah. Contohnya:
"Tidaklah sah mendahulukan ibadah mengutamakan orang lain pada shaf pertama
sebelum ada sebabnya" dalam shalat adalah makruh. Mendahulukan
Kaidah ini bermaksud tidak bisa kita orang lain dalam bersedekah daripada dirinya.
mendahulukan suatu ibadah sebelum tiba Akan tetapi, dalam masalah-masalah
waktunya, waktu yang telah ditentukan kapan keduniaan, mendahulukan orang lain
ibadah tersebut harus dilakukan. Contohnya daripada dirinya sendiri adalah disenangi.
Misalnya, mendahulukan orang lain dalam tersebut boleh mengqhasar shalat, karena
membeli dagangan daripada dirinya sendiri. ditakutkannya akan ketinggalan bus tersebut.
8. اد ِة أ َْوىَل ِم َن الْ ُمَت َعلِّ َق ِة مِب َ َكاهِنَا ِ ِ ضيلَةُ الْمَتعلِّ َقةُ بَِن ْف
ِ 11. وز فِ ْعلَ َه ا َعلَى ٍ ٍ ِ
ُ ُالعبَ َادةُ ال َوا ِر َدةُ َعلَى ُو ُج وه ُمَتَن ِّو َع ة جَي
َ َس الْعب َ ُ ْ الْ َف
“ Keutamaan yang dikaitkan dengan ibadah الوا ِر َد ِة فِ َيها ِ
َ الو ُجوه
ُ ك َ مَجِ ْي ِع تِْل
sendiri adalah lebih utama daripada yang
“ibadah yang kedatangannya (ketentuannya)
dikaitkan dengan tempatnya”
dalam bentuk yang berbeda-beda, boleh
Contoh: shalat sendirian di lingkungan
melakukannya dengan cara keseluruhannya
Kabbah adalah lebih utama daripada diluar
dengan cara keseluruhannya bentuk-bentuk
lingkungan Kabbah. Akan tetapi, apabila shalat
tersebut”.
diluar lingkungan Kabbah ini berjamaah, maka
Maksud dari kaidah ini adalah, banyak
lebih utama daripada shalat sendirian
cara dalam melakukan satu macam ibadah.
dilingkungan Kabbah.
Karena itu boleh memilih salah satu cara,
bahkan yang mudah, asal konsisten
.9 س ِج ٌد إِاَّل الْ َم ْقرِب َة َواحْلَ َّمام
ْ ض ُكلُّ َها َم
ُ اأْل َْر melakukannya, namun dalam suatu waktu, boleh
menggunakan cara yang lain, dan bahkan suatu
“Bumi ini seluruhnya adalah masjid kecuali
waktu boleh juga menggabungkan cara-cara
kuburan dan kamar mandi”
tersebut karena keseluruhannya mencontoh dari
Contoh; boleh melakukan shalat
hadis nabi.
dimana saja dimuka bumi ini, sebab bumi ini
Contohnya, boleh saja melakukan shalat dhuha
suci kecuali apabila ada najis, seperti di kuburan
dua rakaat, meski lebih dari dua rakaat juga
atau kamar mandi.
boleh, namun yang lebih bagus adalah yang
dapat membuat kita konsisten melakukannya.
10. ص َف ِة الصًّاَل ِة
ِ ف يبِيح قَصر
َ ْ ُ ْ ُ ُ اخْلَْو. Suatu waktu bisa saja kita melakukan lebih dua
“Kekhawatiran membolehkan qasar shalat” rakat.
Kaidah di atas dapat menjadi pegangan
12. ل ِم َن احْلَ ِّي َك َمْيتَتِ ِه
ُصَ اجْلُْزءُ الْ ُمْن َف
bagi seseorang, jika dalam suatu keadaan yang
mendesak, dibolehkan untuk melakukan qhasar
“ Bagian yang terpisah dari binatang yang
shalat. Contohnya, seseorang yang akan menuju
hidup hukumnya seperti bangkai binatang
suatu kota dan ia menumpang suatu armada bus,
tersebut”
saat transit di sebuah tempat, dan armada bus
Maksud dari kaidah di atas yakni,
tersebut hanya mampir sebentar, maka seseorang
apabila ada salah satu bagian binatang yang
terpisah dari bagian tubuhnya yang masih hidup,
maka yang terpisah itu hukumnya seperti
bangkai. Contohnya, seekor sapi yang kakinya
terpotong, maka hukum dari kaki tersebut adalah
haram menurut kaidah di atas, karena bagian
lainnya masih hidup, sehingga yang terpisah itu
hukumnya sama seperti bangkai.
ِ ِ
13. ُاؤه
ُض َ َات لَ ِز َمهُ ق
َ ب َعلَْيه َشْي ٌئ َف َق
َ ُك ُّل َما ُوج
“Setiap sesuatu yang diwajibkan kepada
seseorang, kemudian dia lewatkan (tidak
dilakukan),makadia wajib mengqadhanya.”