Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL SEMINAR JUDUL SKRIPSI

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI FIQIH IBADAH MELALUI

PEMBELAJARAN KITAB SAFINAH DI PESANTREN

DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS IBADAH SANTRI

(Penelitian di Kelas 2 Ibtida Pondok Pesantren Khoirul Huda Selaawi Garut)

DISUSUN OLEH :

TITIN HERLINA

NPM : 2005701080

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

(STAI) AL-MUSDARIYAH KOTA CIMAHI

2024 M/1445 H
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................i

BAB I ..............................................................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................................................1

B. Fokus Penelitian....................................................................................................................7

C. Rumusan Masalah.................................................................................................................8

D. Tujuan Penelitian..................................................................................................................8

E. Manfaat Penelitian................................................................................................................8

F. Metode Penelitian.................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11
PROPOSAL SEMINAR JUDUL
"IMPLEMENTASI NILAI-NILAI FIQIH IBADAH MELALUI PEMBELAJARAN

KITAB SAFINAH DI PESANTREN DALAM UPAYA PENINGKATAN

KUALITAS IBADAH SANTRI"

(Penelitian di kelas 2 Ibtida Pondok Pesantren Khoirul Huda Selaawi Garut)

A. Latar Belakang Masalah

Secara bahasa kata fiqih dapat diartikan al-Ilm, artinya ilmu, dan al-fahm,

artinya pemahaman. Jadi fiqih dapat diartikan ilmu yang mendalam. Secara istilah

fiqih adalah ilmu yang menerangkan tentang hukum-hukum syar’i yang berkaitan

dengan perbuatan-perbuatan para mukalaf yang dikeluarkan dari dalil-dalilnya yang

terperinci. Mukalaf adalah orang yang layak dibebani dengan kewajiban. Seorang

dianggap mukalaf setidaknya ada dua ukuran; pertama, aqil, maksudnya berakal.

Cirinya adalah seseorang sudah dapat membedakan antara baik dan buruk, dan antara

benar dan salah. Kedua, baligh, maksudnya sudah sampai pada ukuran-ukuran

biologis. Untuk laki-laki sudah pernah ikhtilam (mimpi basah), sedangkan perempuan

sudah haid.

Sementara itu ibadah secara bahasa ada tiga makna; (1) ta’at )2); (‫ (الطاعة‬tunduk

)3); (‫ (الخضوع‬hina ( ‫ ;)ل' الذ‬dan (‫ )التنسك‬pengabdian. Jadi ibadah itu merupakan bentuk

ketaatan, ketundukan, dan pengabdian kepada Allah.

Adapun pendapat lain mengenai ibadah adalah:

‫التقرب ألى هلال بامتثال أوامره واجتنا ب نواهيه والعمل بما أذن به الشا رع وهي عامة وخاصة‬

1
2

"Ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan perintah-

perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Juga yang dikatakan ibadah

adalah beramal dengan yang diizinkan oleh Syari’ Allah Swt.; karena itu ibadah itu

mengandung arti umum dan arti khusus. Ibadah dalam arti umum adalah segala

perbuatan orang Islam yang halal yang dilaksanakan dengan niat ibadah. Sedangkan

ibadah dalam arti yang khusus adalah perbuatan ibadah yang dilaksanakan dengan

tata cara yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw. Ibadah dalam arti yang khusus

ini meliputi Thaharah, Shalat, Zakat, Shaum, Hajji, Kurban, Aqiqah Nadzar dan

Kifarat.

Dari dua pengertian tersebut jika digabungkan, maka Fiqih Ibadah adalah ilmu

yang menerangkan tentang dasar-dasar hukum-hukum syar’i khususnya dalam ibadah

khas seperti meliputi thaharah, shalat, zakat, shaum, hajji, kurban, aqiqah dan

sebagainya yang kesemuanya itu ditujukan sebagai rasa bentuk ketundukan dan

harapan untuk mecapai ridla Allah.

Dasar ilmu Fiqih Ibadah adalah yakni al-Qur’an dan as-Sunnah al-Maqbulah. As-

Sunnah Al-Maqbulah artinya sunnah yang dapat diterima. Dalam kajian hadis sunnah

al-Maqbulah dibagi menjadi dua, Hadis Shahih dan Hadis Hasan. Hal ini disandarkan

pada hadis berikut;

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Aku meninggalkan untukmu dua perkara, kamu

tidak akan tersesat jika berpegang pada keduanya, yakni: Kitab Allah (al-Qur’an)

dan Sunah Nabi.


3

Thaharah merupakan sarana untuk mensucikan diri yang harus dilakukan oleh

seseorang muslim sebelum melaksanakan ibadah.Untuk melaksanakan sholat

misalnya, seseorang harus berwudhu terlebih dahulu dan membersihkan najis yang

melekat di badan. Dalam fiqih islam pembahasan mengenai thararah mencakup dua

pokok pembicaraan yaitu bersuci dari najis dan bersuci dari hadast. Pada dasarnya

ajaran islam mengharuskan kebersihan, karena islam sendiri merupakan agama yang

mementingkan kebersihan.Islam mengajarkan manusia untuk bersuci dan mensucikan

diri. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS.At-Taubat : 108.

‫ِف ي ِه َأَبًد ا ۚ َلَم ْس ِج ٌد ُأِّس َس َع َل ى ال َّتْق َو ٰى ِم ْن َأَّو ِل َيْو ٍم َأَح ُّق َأْن َتُق و َم ِف ي ِه ۚ ِف ي ِه ِر َج ا ٌل‬ ‫اَل َتُق ْم‬
‫ِح‬ ‫ُيِح ُّبو َن‬
‫َأْن َيَت َطَّه ُر وا ۚ َو ال َّلُه ُي ُّب ا ْل ُم َّطِّه ِر ي َن‬
Artinya : "Janganlah engkau melaksanakan salat dalam masjid itu selama-lamanya.

Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih

pantas engkau melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang

ingin membersihkan diri".

Dari ayat al-Quran tersebut dapat kita ketahui bahwa thararah merupakan hal yang

sangat penting, terutama dalam hal beribadah. Karena bersuci merupakan syarat sahnya

sholat,sehingga harus dipahami betul bagaimana penerapan thararah yang sesuai dengan

aturan islam. Jika bersucinya tidak sesuai maka sholatnya akan tidak sah. Pada ayat di

atas allah menegaskan bahwasanya dia menyukai orang-orang yang sangat menjaga

kebersihan jiwa dan jasmaninya.

Masalah bersuci dan seluk beluknya merupakan bagian dari ilmu amalan yang

sangat penting karena selain menjadi kewajiban yan merupakan kebutuhan manusia
4

untuk memelihara kesehatan, namun terkadang masih banyak umat islam yang

mengabaikan masalah thararah ini sehingga dalam penerapannya masih belum sesuai

dengan aturan islam.

Oleh karena itu dalam melaksanakan praktik bersuci perlu dibiasakan terhadap

anak sejak usia dini termasuk santri pondok pesantren Khoirul Huda Selaawi Garut

yang menjadi sasaran peneliti. Salah satu usaha yang dilakukan untuk memberi

pemahaman kepada para siswa mengenai tata cara bersuci yaitu dengan melalui proses

pembelajaran khusunya pada pembelajaran fiqih. Namun pada kenyataan yang sering

kita jumpai pada saat ini yaitu masih banyak remaja yang belum mengerti tentang tata

cara bersuci yang benar menurut syariat, sehingga remaja belum bisa menerapkan fiqih

thararah dalam

kehidupan sehari-hari secara benar. Terutama dalam hal berwudhu, mereka masih

cenderung melakukan saja tanpa tahu apakah wudhu yang dilakukan sudah sesuai

dengan syariat atau belum. karena pemahaman dan pengalaman yang mereka dapat

dalam mempraktekan bersuci tidak selalu sama.

Oleh karena itu dalam mempelajari sesuatu pun kita juga perlu guru atau buku

referensi. Tanpa seorang guru ataupun seorang yang mempraktekkan cara bersuci

(berwudhu) siswa tidak dapat mengetahui bagaimana cara bersuci dengan benar dan

bagaiaman urutan dan batasan yang benar agar wudhu yang dilakukan menjadi

sempurna. Untuk itu, sangat penting bagi kita untuk mempelajari thararah secara tuntas

dan bagaimana tata cara thararah yang sesuai.

Ibadah bukan hanya sekedar ketaatan dan ketundukan, tetapi ia adalah satu

bentuk ketundukan dan ketaatan yanmemahamig mencapai puncaknya akibat adanya


5

rasa keagungan dalam jiwa sesorang terhadap siapa yang kepadanya ia mengabdi. Ia

juga merupakan dampak dari keyakinan bahwa pengabdian itu tertuju kepada yang

memilki kekuasaan yang tidak terjangkau arti hakikatnya. Begitulah kurang lebih

pendapat Muhammad ‘Abduh. Ibadah terdiri dari ibadah murni (mahdhah) dan ibadah

tidakmurni (ghairu mahdhah). Ibadah mahdhah adalah ibadah yang telah ditentukan

olehAllah, bentuk, kadar, atau waktunya, seperti shalat, zakat, puasa dan haji. Ibadah

ghairu mahdhah segala aktivitas lahir dan batin manusia yang dimaksudkan

untukmendekatkan diri kepada Allah.

Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Adz-Dzariyat : 56

‫ا َل ْق ا ْل ِج َّن ا ِإْل ْن ِإاَّل ِل ُد و ِن‬


‫َيْع ُب‬ ‫َو َس‬ ‫َو َم َخ ُت‬
Artinya : Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah

kepada-Ku

Pesantren sebagai pranata pendidikan ulama (intelektual) pada umumnya terus

menyelenggarakan Misinya agar umat menjadi tafaqquh fiddin dan memotifasi kader

ulama dalam misi dan fungsinya sebagai warosat al-anbiya. Hal ini terus

dipertahankan agar pesantren tidak tercerabut dari akar utamanya yang telah

melembaga selama ratusan tahun sebaliknya, pesantren yang dikenal dengan

tradisionalnya justru dapat mencetak lulusan yang berkepribadian dan mempunyai

kemandirian. Pondok pesantren yang tersebar di pelosok-pelosok kepulauan nusantara,

turut pula menyumbangkan darma bakti dalam usaha mulia “character

building”bangsa indonesia.

Pentingnya ibadah dalam agama Islam sangat besar karena ibadah adalah salah

satu cara untuk mengukuhkan hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Dalam
6

ibadah, seorang muslim diharapkan untuk menunjukkan ketaatan dan kepatuhan

terhadap perintah Allah SWT, serta memperkuat kesadaran akan keberadaan dan

kebesaran-Nya.Selain itu, ibadah juga merupakan sarana untuk membersihkan diri dari

dosa dan kesalahan, sehingga seorang muslim dapat memperoleh keberkahan dan

rahmat dari Allah SWT. Ibadah juga dapat membantu seseorang untuk mengendalikan

hawa nafsunya dan mengembangkan akhlak yang baik.

Dengan melakukan ibadah secara teratur, seorang muslim diharapkan dapat

mencapai kedekatan dengan Allah SWT dan menjadi pribadi yang taat, bertanggung

jawab, dan bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Oleh karena itu,

ibadah merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan seorang muslim dan

dianggap sebagai kunci keberhasilan di dunia dan akhirat.\

Masa remaja merupakan bagian dari fase dalam proses yang dialami oleh setiap

manusia. Masa remaja juga termasuk masa yang menentukan karena pada masa ini

anak mengalami banyak perubahan pada fisik dan psikisnya. Terjadinya perubahan

kejiwaan menimbulkan kebingungan dikalangan remaja sehingga masa ini disebut

oleh orang barat sebagai periode sturm und drang. Sebabnya karena mereka

mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari

aturan.

Berbagai upaya keagamaan terutama dalam pembahasan fiqih ibadah harus terus

dilakukan agar para anak muda yang masih rentan terpengaruh dunia luar bisa

terkoordinir atau terkontrol. Karena penelitian ini yang menjadi sasaran para santri

kelas 2 ibtida yang dimana masih jauh dari penerapan nilai-nilai fiqih ibadah, maka
7

dari itu upaya peningkatan kualitas ibadah harus dilakukan sedini mungkin. Berikut ini

adalah beberapa tips untuk meningkatkan kualitas beribadah kepada Allah:

1. Niat yang ikhlas,

2. Tadabbur Al Qur'an,

3. Berdoa dengan ikhlas,

4. Pemahaman agama yang mendalam,

5. Fokus dan Khusyu.

Meningkatkan kualitas beribadah kepada Allah adalah proses yang berkelanjutan.

Dengan niat yang tulus, usaha keras, dan kesabaran, kita dapat mendekatkan diri

kepada Allah dan merasakan manfaat yang mendalam dari ibadah kita. Semoga tips di

atas dapat membantu kita dalam perjalanan spiritual kita menuju Allah SWT.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis berkeinginan untuk mengadakan

penenlitian tentang bagaimana IMPLEMENTASI NILAI-NILAI FIQIH IBADAH

MELALUI PEMBELAJARAN KITAB SAFINAH DI PESANTREN DALAM

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS IBADAH SANTRI (Penelitian di Kelas 2

Ibtida Pondok Pesantren Khoirul Huda Selaawi Garut).

B. Fokus Penelitian

Karena adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga, dan teori-teori dan juga agar

pembahasan tidak terlalu luas maka permasalahan hanya difokuskan Pada

Implementasi nilai-nilai fiqih ibadah melalui pembelajaran kitab safinah di Pesantren

dalam upaya peningkatan kualitas ibadah santri di kelas 2 Ibtida Pondok Pesantren

Khoirul Huda Selaawi Garut.


8

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya disususn sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah nilai-nilai fiqih ibadah melalui pembelajaran kitab safinah di Kelas 2

Ibtida Pondok Pesantren Khoirul Huda Selaawi Garut?

2. Bagaimana upaya peningkatan kualitas ibadah santri di Kelas 2 Ibtida Pondok

Pesantren Khoirul Huda Selaawi Garut?

3. Bagaimana implementasi nilai-nilai fiqih ibadah melalui pembelajaran kitab safinah di

Kelas 2 Ibtida pesantren dalam upaya peningkatan kualitas ibadah santri di Pondok

Pesantren Khoirul Huda Selaawi Garut?

D. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui nilai-nilai fiqih ibadah melalui pembelajaran kitab safinah di kelas 2

Ibtida Pondok Pesantren Khoirul Huda Selaawi Garut.

2. Mengetahui upaya peningkatan kualitas ibadah santri di kelas 2 Ibtida Pondok

Pesantren Khoirul Huda Selaawi Garut.

3. Menegetahui secara kritis implementasi nilai-nilai fiqih ibadah melalui pembelajaran

kitab safinah di kelas 2 Ibtida Pondok pesantren Khoirul Huda dalam upaya peningkatan

kualitas ibadah santri yang mampu menciptakan generasi yang cerdas akal (otak), emosi,

sosial dan spiritualnya sehingga menjadi generasi yang unggul, berintegritas tinggi dan

penuh kemandirian.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
9

maupun secara praktis, yaitu : Secara teoritis, Penelitian ini dapat memperluas

pengetahuan dan memperkaya khazanah dunia pendidikan islam baik bagi penulis

maupun pembaca.

Secara praktis penelitian ini berguna untuk mengetahui realita. Menambah

wawasan bagi guru dan sekolah serta dapat dijadikan sumbangan pemikiran dan

masukan sebagai bahan untuk melakukan evaluasi diri terhadap metode atau model

pembelajaran yang digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran siswa

dalam mengamalkan segala teori yang telah dipelajarinya dan melaksanakan tugas

pembinaan dan pengembangan kemampuan siswa baik dalam teori maupun praktiknya.

F. Metode Penelitian

Penelitian ini mengkaji tentang lembaga pendidikan islam di Indonesia, yaitu

pesantren dengan memfokuskan kajian pada nilai-nilai fiqih ibadah melalui

pembelajaran kitab safinah di pesantren dalam upaya pembentukan perilaku santri

dengan memilih obyek penelitian di Pondok Pesantren Khoirul Huda Selaawi Garut.

Penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan model

grounded research yang mendasarkan analisisnya pada data dan fakta yang ditemui di

lapangan, bukan melalui ide atau teori yang ada sebelumnya yang bertujuan untuk

menemukan teori melalui data yang diperoleh secara sistematik dengan menggunakan

metode analisis komparatif konstan. Pendekatan kualitatif ini memusatkan perhatian

pada prinsip-prinsip umum yang mendasarkan pada perwujudan satuan-satuan gejala

yang ada dalam kehidupan manusia.


10

Data diperoleh dari buku-buku, dokumen-dokumen cetak dan peristiwa-peristiwa

lainnya tertulis maupun tidak tertulis secara informan yaitu kyai, ustadz, santri, alumni

dan tokoh terkait, formal maupun informal.

Pengumpulan datanya dilakukan dengan cara :

1. Riset kepustakaan, yaitu pengumpulan data referensi-referensi tertulis, meliputi

buku- buku tentang pesantren, referensi-referensi tentang fiqih ibadah pada umumnya

dan dokumen tertulis yang berkaitan dengan topik penelitian.

2. Pengamatan terlibat (participant observation) yaitu pengamatan langsung pada

obyek penelitian tanpa intervensi eksistensinya dan terjadi interaksi antara peneliti dan

informan.

3. Wawancara terbuka (open interview) dan mendalam, langkah ini dilakukan untuk

memperoleh jawaban yang tidak dibatasi dari informan. Interview merupakan proses

interaksi antara pewawancara dan responden yaitu informan.


11

DAFTAR PUSTAKA

Rachmawan, Hatib. (2012), Fiqih Ibadah dan Prinsip Ibadah dalam Islam-LPSI diunduh tanggal
26 Februari
Marzuki, Kastolani. (2021), Hadits tentang fiqih ibadah dalam upaya pembentukan perilaku
Nida, Shofia. (2020). Kumpulan ayat tentang perintah ibadah dalam islam
Krisnawati dkk, 2016: 173). Malihah, dkk (2014: 212

Ahmadi, Abu. (1977). Ilmu Jiwa Anak untuk Sekolah Pendidikan Guru, CV Armico Bandung

Barnadib, Soetari Intan (1986) Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Institut Press IKIP
Yogyakarta
Bisri, Cik Hasan (1997) Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi Bidang
Ilmu Agama Islam, Raja Grafindo Persada. Jakarta
Daradjat, Takiyah dkk (1991) Ilmu Pendidikan Islam, Ditjen Binbaga Islam, Depag RI dan Bumi
Aksara” Jakarta

Departemen Agama RI, (1993), Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta : In5termasa

Anda mungkin juga menyukai