Bismillahirrahmanirrahim
Hukum Syariat
Takflifiyyah Wadh’iyyah
Let’s start!
Apa sih hukum wad’iyyah ini?
Pengertian:
1. SAH
Denger kata “sah” terkadang membuat jombo fi sabilillah baper
ya. Di sini kita bahas dalam lingkup ibadah dan akad (dalam
urusan muamalah).
Sah/Shahih
IBADAH AKAD
Satu saja ada yang tidak terpenuhi, itu bisa jadi gak sah loh.
Makanya dalam urusan ibadah, kita musti tahu betul-betul apa
syarat dan rukunnya. Dan kita bisa tahu dengan cara belajar.
Sayangnya, masih banyak orang yang enggan belajar agama ya.
Padahal, ilmu agama adalah ibarat manual guide book kita ibadah
di dunia ini. Bahkan mencakup semua aspek kehidupan kita, baik
di dunia maupun akhirat.
***
Selain terpenuhinya syarat dan rukun, suatu ibadah dan akad
bisa SAH jika terbebas dari penghalangnya.
Contoh penghalang dalam shalat sunnah mutlak adalah waktu
terlarang shalat, yaitu:
1. Dari waktu shalat subuh hingga matahari terbit.
2. Dari matahari terbit hingga matahari meninggi (15 menit
setelah terbit)
3. Ketika matahari di atas kepala hingga tergelincir ke barat.
4. Dari shalat Ashar hingga mulai tenggelam.
5. Dari matahari tenggelam hingga sempurna tenggelam.
Catatan:
Nah, di kelima waktu ini, kita dilarang untuk mendirikan shalat
sunnah mutlak. Apaan tuh shalat sunnah mutlak?
Kita udah panjang lebar kan ya bahas masalah SAH tadi. Nah,
inti dari fasid ini adalah kondisi ketika tidak terpenuhinya syarat
menjadi SAH. Karena emang fasid ini adalah kebalikan dari
SAH.
Contohnya:
1. Seseorang shalat dzuhur, tapi masih jam 9 pagi WIB (Waktu
Indonesia Barat). Nah itu kan artinya di luar shalat dzuhur.
Belum masuk waktunya. Maka, shalat dzuhurnya itu tidak sah.
Karena waktu shalat dzuhur di Indonesia bagian barat itu sekitar
pukul 12 siang.
2. Dalam pernikahan
Dikatakan fasid jika: dua pasangan calon pengantin menikah
tanpa adanya wali.