Anda di halaman 1dari 7

Tanya Jawab Seputar Fiqh Ramadhan

Oleh: Idam Nurfatwa

Hamdan wa syukran lillaah. Asyhadu allaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhammadan
‘abduhu wa rasuuluh. Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali muhammad.

teman-teman yang sedang ada di rumah, sesunguhnya Fiqh Ramadhan sudah termuat dengan
lengkap dalam buku panduan yang disusun Umi Susan Sundari dan telah dibagiakan di grup-
grup WA sekolah. Namun demikian, saya ingin menyampaikan masalah-masalah yang sering
diatanyakan seputar fiqh ramadhan dalam keseharian kita. Silakan dibaca dengan baik, minimal
dua kali membaca.

Tentang Shaum

1. Apa perbedaan shaum dan puasa?


Ini masalah istilah saja,shaum dalam bahasa arab diterjemahkan puasa dalam bahasa
indonesia. Ada yang berhati-hati dengan tidak mengganti kata shaum dengan puasa
karena katanya puasa itu istilah yang dipakai oleh agama lain, jika mengambil kehati-
hatian itu, maka baik. Namun menggunakan kata puasa juga bukan kesahalan yang
fatal, asalkan yang dimaksud adalah puasa sebagai terjemah dari shaum, bukan puasa
yang dimaksud oleh agama lain.

2. Bagaimana hukumnya orang yang shaum tapi tidak shalat lima waktu?
Shalat lima waktu adalah kunci atau pengikat semua amal di bawahnya, sebagimana
didisyaratkan dalam banyak hadits. Oleh karenanya tidak ada nilai pahala orang yang
shaum atau amalan yang lainnya jika dia meninggalkan shalat lima waktu, dan pahala
shaumnya hanya lapar dan haus saja.

3. Apa saja yang membatalakan shaum?


Secara umum, yang membatalkan shaum itu makan, minum, jima dengan sengaja dan
yang semakna dengan itu.

4. Apakah merokok membatalkan shaum?


Merokok membatalkan shaum, karena semakna dengan minum. Asap yang berasal dari
rokok akan menjadi butiran air di dalam kerongkongan atau tenggorokan, walaupun
sebagiannya lagi dikeluarkan.
5. Apakah boleh mencicipi masakan untuk memastikan rasa ketika sedang shaum?
Boleh, dengan catatan tidak masuk kerongkongan dan segera dikeluarkan lagi sampai
tidak menyisakan bekas.

6. Apakah mimpi basah membatalkan shaum?


Tidak, karena tidak ada unsur kesengajaan.

7. Apakah onani membatalkan shaum?


Onani membatalkan shaum karena semakna dengan jima’, mengeluarkan sperma
dengan sengaja.

8. Bagaimana kalau ada kasus setengah jam menjelang berbuka keluar haidh, apakah
shaum hari itu dilanjutkan/sah atau batal?
Haidh membatalkan shaum, karena orang yang haidh tidak boleh shaum, sekalipun
hanya setengah jam lagi menuju maghrib. Bahkan beberapa saat lagi sebelum maghrib,
jika seorang wanita mendapati dengan yakin bahwa dia haidh, maka saat itu juga harus
membatalkan shaumnya. Dan membatalkan shaum karena haidh juga bagian dari
melaksanakan perintah Allah.
Jangan khawatir dengan shaum yang sudah dijalani dari pagi hingga sore lalu dibatalkan
dengan haidh padahal tinggal beberapa menit lagi, karena Allah maha tahu atas
kebaikan yang telah kita usahakan dan maha bijaksana.

9. Bagaimana jika kesiangan dan tidak sempat sahur?


Sahur hukumnya sunnah, tidak sahur tidak menyebabakn shaumnya tidak sah. Hanya
saja kita tidak mendapatkan pahala dunnah dan berkahnya sahur. Lanjutkan shaumnya
seperi biasa, mudah-mudahan Allah memberikan kekuatan.

10. Sampai kapan akhir waktu sahur?


Akhir waktu sahur adalah terbit fajar/waktu shalat subuh. “Imsak” hanya dikenal di Asia
Tengara khususnya Indonesia sebagai pemberitahuan 10 menit menjelang akhir waktu
sahur. Jika adzan subuh berkumandang dan masih ada sisa makanan/minuman, maka
segera habiskan sebelum berakhir kumandang adzan.

11. Apakah tidur orang yang shaum itu ibadah?


Belum ditemukan hadits shahih tentang itu, hanya hadits dhaif yang mengatakan itu,.
Bukan berarti tidak boleh tidur, tapi tidak boleh beranggapan tidurnya merupakan
ibadah. Catatan lain, tidak boleh mengahabiskan hari-hari bulan ramadhan dengan tidur,
karena produktif dengan amal-amal ibadah jauh lebih baik.

12. Apakah menangis membatalkan shaum?


Tidak ada hubungannya dengan shaum, karena menangis tidak bisa disamakan dengan
makan, minum ataupun jima’. Oleh karenanya menangis tidak membatalakan shaum.
13. Apakah berbohong membatalkan shaum?
Secara fiqh berbohong bukan pembatal shaum, namun demikian, seluruh maksiat baik
langsung kepada Allah maupun dosa terhadap manusia akan mengurangi pahala shaum
kita. Termasuk di dalamnya berbohong. Pacaran, membicarakan/menyebarkan aib orang
lain, fitnah, videocall-an dengan lawan jenis bukan mahram, jalan berduaan dengan
lawan jenis yang bukan mahram, chatting berbau maksiyat dengan lawan jenis bukan
mahram, dan semisalnya adalah bagian dari maksiyat yang akanmenggerus pahala
shaum kita. Di saat yang sama kita tidak tahu berapa pahala dari shaum kita dan berapa
beban dosa dari maksiyat yang kita lakukan. Padahal shaum yang baik bukan sekedar
tidak makan, minum dan jima’, tetapi juga mampu menjaga diri dari maksiyat anggota
badan.

14. Mengapa kalau lupa (lupa malah makan/minum siang hari) tidak membatalkan shaum?
Makan atau minum karena lupa tidak membatalkan shaum karena tidak ada unsur
kesengajaan. Allah mengangkat kalam/pencatatan amal pagi orang yang lupa sampai
dia ingat, orang tidur sampai dia terbangun dan orang gila sampai dia sembuh.

15. Apa doa berbuka shaum?


Seperti hadist yang diriwayatkan Imam Abu Dawud, ketika berbuka nabi membaca:
Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru in syaa-a Allah. (Telah hilang
rasa haus, telah basah urat-urat dan telah tetap pahala insyaallaah).

16. Bagaimana penggunaan doa berbuka shaum?


Saat tiba waktu berbuka jangan tergesa-gesa, baca terlebih dahulu basmalah
(bismillaah) lalu minum kemudian membaca doa seperti di atas.

17. Siapa saja yang boleh meninggalkan shaum ramadhan?


Banyak alasan orang tidak shaum, di antaranya:
- karena haidh dan nifas, hukumnya haram shaum. Dan tidak shaumnya mendapatkan
pahala.
- karena sakit dan perjalanan: diberikan rukhshah/keringanan untuk tidak shaum,
dengan kata lain boleh meninggalkan shaum. Wajib mengqadha di waktu lain.
- karena tua yang sudah tidak mampu shaum dan orang sakit yang secara medis kecil
harapan untuk sembuh, diganti dengan fidyah.

18. Bagaimana jika kita masih punya hutang shaum yang tahun lalu dan sampai sekarang
(masuk bulan ramadhan lagi) belum terbayarkan?
Jika sepanjang tahun ada kesempatan untuk membayar, namun tidak kunjung dibayar,
maka kita termasuk lalai, padahal hutang terhadap Allah lebih utama untuk dibayar.
Namun demikian, jika sudah terlanjur, maka laksanakan shaum ramadhan tahun ini, dan
bayar hutang tahun lalu setelah ramadhan yang berjalan selesai.
19. Bagaimana dosa meninggalkan shaum ramadhan dengan sengaja tanpa uzur?
Hadits riwayat Ibnu Hazm cukup menjadi ancaman bagi orang yang tidak mau shaum
tanpa uzur. Rasulullaah bersabda: “Barangsiapa berbuka (tidak shaum) sehari dari bulan
ramadhan dengan sengaja, shaum setahun penuh tidak dapat menggantinya.”
Meninggalkan shaum ramadhan tanpa uzur syar’i merupakan dosa besar.

Tentang Tarawih

1. Apa bedanya tarawih, qiyamur ramadhan dan tahajjud?

2. Berapa rakaat tarawih?


Perdebatan/perbedaan pendapat tentang jumlah rakaat tarawih sudah terjadi sejak para
ulama salaf bahkan zaman para sahabat. Namun demikian, Muhammadiyah memilih
tarawih yang 11 rakaat dengan pelaksanaan 4-4-3 (4 rakaat + 4 rakaat + 3 rakaat witir)

3. Kapan waktu shalat tarawih?


Waktu shalat tarawih adalah ba’da isya sampai sebelum terbit fajar (waktu subuh).

4. Bolehkan shalat tarawih di rumah dengan sendirian?


Sangat boleh, pada dasarnya shalat itu dilaksanakan di rumah kecuali shalat wajib.
Termasuk tarawih boleh dilaksanakan sendiri. Bahkan kalau kita melihat riwayat, Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam haya tiga malam shalat tarawih berjamah dengan para
sahabat, selebihnya di rumahnya. Walaupun ketika dilaksanakan di masjid ada beberapa
hikmah yang dapat diambil, misalnya nilai silaturahim, ninai syi’ar islam, nilai berjamaah,
nilai memkmurkan masjid dan lain-lain.

5. Surat apa yang dibaca pada shalat tarawih?


Ciri khas shalat tarawih adalah bacaannya panjang-panjang. Oleh karennya kalau
mampu, sebaiknya yang panjang-panjang. Kalau tidak, sesuai dengan kemampuan
hapalan saja.

6. Apa bacaan atau doa setelah tarawih?


Ada bacaan yang diajarkan Nabi dalam hadits riwayat Imam Al-Baihaqi dan Imam Ad
Druquthni, yaitu:
“subhaanal malikil quddus, subhaana malikil qudduus, subhaana malikil quddus rabbil
malaa-ikati war ruuh.
Tentang Tadarrus

1. Apa itu tadarrus?


Ada beberapa tingkatan dalam membaca Al-Qur’an, di antaranya:
- Qira`ah : yakni membaca al-Qur’an namun belum mengerti/faham apa yang dibaca.
- Tilawah : yakni membaca al-Qur’an dibarengi dengan kefahaman apa yang dibaca.
- Tadarrus: yakni mempelajari, menggali makna, tafsir dan pemahaman yang lebih
luas dari qira`ah dan tilawah.

Oleh karenanya ketika seseorang membaca al-Qur’an, istilahnya bisa berbeda seperti
yang disebutkan di atas. Namun demikian, istilah tadarrus sering dipakai untuk
membaca al-Qu’an di bulan ramadhan. Hal ini tidak terlalu salah, tapi tadarrus tidak
hanya di bulan ramadhan. Hanya saja bulan ramadhan harus menjadi moment untuk
memperbanyak bacaan al-Qur’an.

2. Bolehkah wanita haidh boleh membaca Al-Qur’an?


Menurut tarjih Muhammadiyah, kesimpulan terhadap masalah itu adalah bahwa wanita
haidh boleh membaca/menyentuh al-Qur’an karena tidak ditemukan hadits shahih yang
melarangnya. Adapun pendapat yang mentidakbolehkan, alsannya lebih kepada sisi etis.
Bahwa al-qur’an suci, baik kalau dibaca oleh orang yang suci. Jika masih dalam
keraguan wanita haidh boleh tidaknya menyentuh dan membaca mushaf al-Qur’an, dan
ingin berhati-hati, maka menggunakan mushaf digital lebih aman, karena para ulama
menyebut al-Qur’an digital bukan mushaf. Oleh karenanya, haidh tidak boleh meliburkan
semua amal. Wanita haidh memang tidak shaum dan tidak shalat, tapi masih bisa
memperbanyak baca al-Qur’an dan amaliyah lainnya.

Tentang Zakat Fitrah

1. Berapa besaran zakat fitrah?


Besaran zakat fitrah adalah 1 sha makanan pokok atau setara dengan 2,5 kg.

2. Bolehkan zakat fitrah dengan uang?


Majelis tarjih Muhammadiyah memutuskan boleh membayar zakat fitrah dengan uang
seharga bahan pokok setempat.

Tentang Shalat Idul Fitri

1. Apa hukum shalat idul fitri?


Idul fitri hukumnya sunnah muakkadah/sunnah yang diekankan untuk dilaksanakan.
2. Siapa saja yang boleh menghadiri shalat idul fitri?
Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim
bahwa nabi memerintahkan untuk menghadiri ‘id kepada para wanita haidh, para gadis,
wanita pingitan. Namun tentu saja bagi wanita haidh tidak boleh ikut shalat,
merekahanya menyaksikan dan mendengarkan khutbah.

3. Mengapa shalat id harus di lapangan?


Pertama, karena contoh dari Nabinya shalat ‘id dilaksanakan di lapangan; Kedua, karena
dihadiri banyak orang seperti yang disebut di atas. Berbeda dengan shalat yang lainnya
yang tidak diperintah dihadiri sebanyak yang diperintahkan untuk hadir di shalat ‘id.

4. Apa doa yang biasa para sahabat ucapakan setelah selesai dari shaum selama satu
bulan?
Doa yang biasa dibaca adalah Taqabbalallaahu minnaa wa minkum (semoga Allah
menerima amal kami dan kalian) Menurut Ibnu Hajar Al Asqalani sanad hadits ini hasan.

5. Apa arti minal ‘aa-idiin wal faa-iziin?


Secara harfiah artinya “dari orang-orang yang kembali dan dari orang-orang yang
menang. Mungkin maksudnya “Allaahummaj ‘alnaa minal ‘aa-idiin wal faa-iziin” (Ya Allah
jadikan kami bagian dari orang-orang yang kembali dan dari orang-orang yang
menang). Namun lafazh ini tidak ditemukan dalam hadits.

6. Apakah hari raya idul fitri harus berbaju baru?


Banyak hadits yang mengisyaratkan bahwa dianjurkan memakai pakaian terbaik saat
menghadiri dua hari raya. Namun yang harus diperhatikan adalah pakaian terbaik bukan
berarti baru. Karena yang dimaksud hadits tersebut adalah pakaian terbaik yang ada di
rumah bukan di toko. Jika memungkinkan memakai yang baru, maka boleh-boleh saja,
namun jika tidak cukup pakaian terbaik yang ada saja.

Mungkin masih banyak hal-hal yang patut menjadi petanyaan seputar fiqh ramadhan, namun
karena keterbatasan segalanya, saya hanya bisa menyampaikan ini saja. Sekurangnya, mudah-
mudahan kita dipertemukan lagi di lain waktu dan tempat khususnya di sekolah untuk kita
diskusikan bersama. Insyaallah.

Benarnya dari Allah dan RasulNya, salahnya dari diri saya pribadi dan saya memohon mapun
kepada Allah subhaanahu wa ta’aalaa.

Wallaahu a’lam bish shawaab.


Terakhir, sebagai penutup saya ingin memberikan soal, pilih salah satu soal yang sesuai dengan
keadaan anda sebenarnya! (ingat! Hanya memilih salah satu).

Soal untuk anda yang shalat lima waktunya penuh, rajin shaum, tarawih dan
tilawah al-Quran.

1. Untuk apa anda shaum padahal shaum lapar dan haus, untuk apa tarawih setiap malam
padahal lebih enak tidur, dan untuk apa anda membaca al-Quran setiap hari padahal
lebih asyik bermain HP?

Soal untuk anda yang lalai shalat lima waktu, kadang-kadang shaum kadang-kdang
tidak, kadang-kadang tarawih kadang tidak dan belum merutinkan tilawah al-
Quran.

1. Sampai kapan anda mau malas terus, apa yang anda tunggu untuk sampai menjadi
orang yang rajin?

Soal untuk anda yang kesehariannya tidak shalat lima waktu, pura-pura shaum
padahal tidak shaum, tidak mau tarawih dan meninggalkan tilawah al-Quran.

1. Kepada siapa anda akan kembali?

Anda mungkin juga menyukai