kaum Muslimin. Puasa Syawal dapat dikerjakan mulai tanggal 1 Syawal. Puasa sunah ini boleh dilaksanakan enam hari berturut-turut, boleh juga dilakukan tidak berurutan, asalkan masih berada di bulan Syawal. Dikutip dari Muslim.or.id, dijelaskan bahwa puasa Syawal hukumnya mustahab (sunah). Ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam: من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر "Barang siapa yang puasa Ramadan lalu mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia mendapat pahala puasa setahun penuh." (HR Muslim nomor 1164)
Nah, berikut ini 16 keutamaan puasa Syawal: 1. Puasa Syawal pahalanya setara puasa setahun penuh. 2. Tanda meningkat iman dan takwanya karena itulah disebut “Syawal”, bulan peningkatan. 3. Menutupi kekurangan selama puasa Ramadan. 4. Menjadi orang yang ikhlas, gemar dengan amal sunah. 5. Menghidupkan sunah Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam sebagai sarana untuk menjadi umat terbaiknya. 6. Melatih kesabaran. Manfaat berpuasa dapat membantu seseorang melatih kesabaran dan meredam hawa nafsu, serta bisa meningkatkan kemauan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas ketakwaannya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. 7. Melatih disiplin Orang yang biasa berpuasa akan selalu berdisiplin dalam segala hal, karena merasa segala tindak tanduknya diawasi Allah Subhanahu wa ta'ala dari segala hal yang nantinya dapat menimbulkan dosa dan membatalkan puasanya. 8. Menjauhkan dari godaan setan Menjalankan ibadah puasa akan meminimalkan pengaruh- pengaruh atau godaan setan pada manusia untuk melakukan hal-hal yang dilarang Allah Subhanahu wa ta'ala. 9. Meningkatkan amal ibadah. Dengan berpuasa akan lebih terdorong untuk meningkatkan ibadah maupun amalan-amalan lainnya yang nantinya akan mendatangkan pahala dari Allah Subhanahu wa ta'ala. 10. Melembutkan hati dan menambah syukur. Dengan berpuasa, rasa simpatik terhadap orang lain akan semakin meningkat, terutama bagi mereka yang memiliki keberuntungan yang masih jauh di bawah. 11. Menjaga kesehatan tubuh Ahli kesehatan sudah membuktikan bahwa puasa sangat baik bagi kesehatan tubuh manusia. Selain menghilangkan racun dari dalam tubuh, puasa juga bisa memperbaiki sistem pencernaan. 12. Benteng dari api neraka Puasa merupakan benteng bagi yang melakukannya. Menurut para ulama hadis, makna benteng dalam hadis ini adalah tabir yang berfungsi melindungi orang yang berpuasa dari api neraka. 13. Menjaga hawa nafsu Sejatinya puasa itu tidak hanya tidak makan dan minum yang menyebabkan puasa batal dari segi Ilmu Fiqh, namun pahala (ganjaran) berpuasa menjadi batal, rusak, sia-sia karena tidak bisa menahan hawa nafsu.
14. Menjaga emosi
Puasa menjaga emosi dan tidak melayani orang yang membuat emosi diri naik. Tingkatkan kesabaran, katakanlah: "Saya sedang puasa." 15. Allah membalas langsung pahala puasa Puasa adalah untuk Allah Subhanahu wa ta'ala. Allah Ta'ala langsung yang membalas pahala puasa menurut kehendak-Nya. Sedangkan amalan lain selain puasa, manfaatnya adalah untuk diri sendiri. 16. Menyempurnakan ibadah wajib Puasa Syawal dan puasa Syakban, sebagaimana sholat sunah rawatib sebelum dan sesudah sholat, maka dapat menyempurnakan kekurangan dan cacat yang ada pada ibadah yang wajib. Karena ibadah-ibadah wajib akan disempurnakan dengan ibadah-ibadah sunah pada hari kiamat kelak. Kebanyakan orang, puasa Ramadan-nya mengandung kekurangan dan cacat, maka membutuhkan amalan-amalan yang bisa menyempurnakannya.
Batas akhir puasa Syawal tahun ini adalah pada tanggal 30
Syawal 1443 Hijriah atau dalam hitungan kalender masehi jatuh pada 31 Mei 2022. Selain puasa sunah enam hari, pada bulan Syawal kali ini juga bisa menunaikan puasa ayyamul bidh yang sunah dikerjakan setiap tanggal 13, 14, 15 hijriah setiap bulannya. Pada bulan ini bertepatan dengan tanggal 14, 15, 16 mei 2022.
Puasa Ayyamul Bidh Mei 2022 kali ini akan dimulai pada
Sabtu, 14 Mei 2022 atau 13 Syawal 1443 H.
Hal ini sebagaimana diikhbarkan oleh pemerintah bahwa 1
Syawal 1443 H jatuh pada Senin, 2 Mei 2022. Berikut adalah 10 keutamaan Shalat Sunnah Rawatib, yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat islam seluruhnya.
1. Pahala yang Lebih Besar
Seperti yang disampaikan di atas, bahwa salah satu
keutamaan shalat sunnah Rawatib mendatangkan pahala yang besar hingga dibangunkan Allah rumah di surga. Untuk itu, sangat besar ganjaran dan pahalanya bagi umat islam yang menjalankan. Tentu, semuanya ingin mendapatkan surga. Untuk itu, salah satu amalan yang bisa membuat kita masuk ke surga setelah melakukan hal yang wajib adalah menjalankan sunnah Rasul yang bisa kita lakukan. Yaitu dengan melaksanakan shalat sunnah rawatib.
2. Pengondisian Diri yang Lebih
Dengan melaksanakan shalat sunnah rawatib, maka kita
akan mendapatkan pengondisian diri yang lebih. Secara umum shalat adalah aktivitas yang mendatangkan kekuatan atau energi positif terhadap diri kita. Hal ini dikarenakan spiritual kita terisi dengan shalat yang khusuk. Dengan shalat sunnah rwatib maka, kita juga akan mendapatkan charger yang lebih terhadap spiritual ketuhanan diri kita. Hal ini membantu menjaga diri kita agar selalu awas diri dan sadar akan Allah SWT.
3. Melaksanakan Sunnah Rasulullah SAW
Untuk bisa menjadi ummat Rasulullah SAW, tentunya bukan hanya identitas saja kita bisa tergolong sebagai ummatnya. Melaksanakan ibadah sunnah, mencontoh perilaku Rasul, dan meneladani apa yang dilakukannya adalah hal yang membuat kita menjadi seorang yang mengikuti Rasulullah. Mengaku saja sebagai ummat Rasulullah tentu saja tidak cukup, namun harus konsisten dan terus menerus mengikuti Sunnah Rasullullah.
Untuk itu, shalat sunnah Rawatib yang dicontohkan
Rasulullah secara konsisten adalah salah satu jalan membuat kita bisa tergolong sebagai ummatnya. Untuk itu, teruslah konsisten malaksanakannya agar bisa mendapatkan keutamaan ini.
4. Perilaku Seperti Sahabat Rasulullah
Yang melakukan sallah sunnah rawatib ini, bukan hanya
Rasulullah melainkan sahabat-sahabat Rasul pun melaksanakannya. Untuk itu, Shalat Sunnah ini sebagaimana dilakukan oleh para Sahabat Rasulullah. Dengan menjalankannya, kita akan memiliki kesamaan dengan para sahabat Rasulullah yg shalih dan penuh amalan kebaikan.
5. Lebih Banyak Doa dan Mendekatkan pada
Allah SWT
Setiap shalat yang kita lakukan adalah membaca surat dan
tentunya doa. Untuk itu, dengan menambah shalat dengan shalat sunnah rawatib maka kita akan lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di waktu-waktu tertentu kita bisanya sering melupakan Allah SWT dan lupa untuk memanjatkan doa kepada-Nya. Untuk itu, dengan shalat yang ditambah maka doa-doa kita pun akan bertambah, munajat kepada Allah akan semakin banyak, dan kita akan semakin merasa dekat dengan Allah SWT. Dengan begitu, kita akan terbaisakan menjadi hamba yang senantiasa mengingat aturan, perintah, dan hukum Allah pada manusia.
6. Tidak Banyak Terlena dengan Dunia
Shalat seperti alarm yang mengingatkan kita akan hakikat
hidup di dunia. Bacaan yang kita baca, dzikir yang kita lakukan membuat kita terkondisikan dengan amalan yang mengarahkan kepada akhirat, bukan hanya hal duniawi saja. Untuk itu, dengan tambahan shalat sunnah rawatib semakin banyak mengingatkan kita pada akhirat, sehingga kita tidak mudah untuk terlena dengan duniawi.
7. Lebih Banyak Menghayati Islam
Dengan melaksanakan shalat sunnah rawatib kita juga
akan lebih banyak menghayati tentang islam. Islam adalah seperangkat aturan Allah. Biasanya dalam kehidupan sehari-hari kita sering melupakan dan melalaikan hal ini. Untuk itu, dengan tambahan shalat sunnah rawatib maka kita akan mendapatkan penghayatan akan islam yang lebih tinggi lagi dibanding hanya dengan shalat wajib.
8. Lebih Banyak Bersyukur
Dengan memperbanyak shalat sunnah rawatib, maka kita juga akan semakin banyak bersyukur lewat dizkir dan bacaan yang kita lantunkan. Bersyukur dalam hal ini adalah kita masih diberi waktu di dunia dan juga menjalankan perintah-perintah Allah dengan sebaik- sebaiknya. Di luar shalat, manusia sering kali lalai untuk bersyukur, untuk itu dalam shalat adalah hal yang bisa kita lakukan dengan sebaik-baiknya untuk bersyukur.
9. Takut Akan Hukum Allah SWT
Dengan memperbanyak shalat sunnah rawatib, kita juga
akan mendapatkan rasa takut kepada Allah SWT. Rasa takut ini muncul karena bentuk ketaatan dan ketundukan kita kepada Allah. Semakin sering kita berinteraksi dengan shalat, maka kita akan semakin menyadari bahwa Allah adalah Tuhan yang harus kita taati dan takuti segala siksaan-nya. Untuk itu, rasa takut ini muncul jika dalam shalat sering kita ingat dan khusuk menjalankannya. Salah satunya melalui shalat sunnah rawatib yang dilakukan.
10. Menjauhi Sifat Sombong dan Riya
Shalat sunnah rawatib sebagaimana shalat wajib, membuat
kita menjauhi sifat sombong dan riya. Hal ini sebagaimana dilakukan saat shalat, kita akan selalu rukuk dan sujud kepada Allah. Saat itulah kita menjadi seseorang yang benar-benar menghambakan diri kepada Allah SWT. Kita akan menjadi seorang hamba atau budak yang sujud kepada Allah. Tidak ada apa-apanya kita dibandingkan Allah yang Menguasai segala jagat raya ini. keutamaan shalat Dhuha
Pertama: Mengganti sedekah dengan seluruh persendian Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda, ص دَ َق ٌة َ ص َد َق ٌة َو ُك ُّل َتحْ مِي دَ ٍة َ يُصْ ِب ُح َعلَى ُك ِّل ُسالَ َمى مِنْ َأ َح ِد ُك ْم َ ص َد َق ٌة َف ُك ُّل َت ْس ِب َ يح ٍة ْ ٌ ص َد َقة َو َنهْىٌ َع ِن ال ُم ْن َك ِر ْ َأ َ ِص َد َقة َو ْم ٌر ِب ال َمعْ رُوف ٌ َ ير ٍة َ ص َد َق ٌة َو ُك ُّل َت ْك ِب َ َو ُك ُّل َت ْهلِيلَ ٍة ان َيرْ َك ُع ُه َما م َِن الض َُّحى ِ ص َد َق ٌة َويُجْ ِزُئ مِنْ َذل َِك َر ْك َع َت َ “Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at” (HR. Muslim no. 720). Padahal persendian yang ada pada seluruh tubuh kita sebagaimana dikatakan dalam hadits dan dibuktikan dalam dunia kesehatan adalah 360 persendian. ‘Aisyah pernah menyebutkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ين َو َثالَ ِث َماَئ ِة َم ْفصِ ٍل ٍ ِإ َّن ُه ُخل َِق ُك ُّل ِإ ْن َس َ ان مِنْ َبنِى آ َد َم َعلَى سِ ِّت “Sesungguhnya setiap manusia keturunan Adam diciptakan dalam keadaan memiliki 360 persendian” (HR. Muslim no. 1007). Hadits ini menjadi bukti selalu benarnya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun sedekah dengan 360 persendian ini dapat digantikan dengan shalat Dhuha sebagaimana disebutkan pula dalam hadits dari Abu Buraidah, beliau mengatakan bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, .» ص دَ َق ًة َ ص ٍل ِم ْن َها ِ صد ََّق َعنْ ُك ِّل َم ْف َ ون َو َثالَ ُث ِماَئ ِة َم ْفصِ ٍل َف َعلَ ْي ِه َأنْ َي َت ِ فِى اِإل ْن َس َ ان سِ ُّت َّ ك َيا َرسُو َل هَّللا ِ َقا َل « ال ُّن َخا َع ُة فِى ْال َم ْس ِج ِد َت ْدفِ ُن َها َأ ِو الش ىْ ُء َ ِيق َذل ُ َِقالُوا َف َم ِن الَّذِى يُط ك َ يق َفِإنْ لَ ْم َت ْقدِرْ َف َر ْك َع َتا الض َُّحى ُتجْ ِزُئ َع ْن ِ الط ِرَّ ُت َنحِّ ي ِه َع ِن “Manusia memiliki 360 persendian. Setiap persendian itu memiliki kewajiban untuk bersedekah.” Para sahabat pun mengatakan, “Lalu siapa yang mampu bersedekah dengan seluruh persendiannya, wahai Rasulullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengatakan, “Menanam bekas ludah di masjid atau menyingkirkan gangguan dari jalanan. Jika engkau tidak mampu melakukan seperti itu, maka cukup lakukan shalat Dhuha dua raka’at.” (HR. Ahmad, 5: 354. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih ligoirohi) Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Hadits dari Abu Dzar adalah dalil yang menunjukkan keutamaan yang sangat besar dari shalat Dhuha dan menunjukkannya kedudukannya yang mulia. Dan shalat Dhuha bisa cukup dengan dua raka’at” (Syarh Muslim, 5: 234). Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani rahimahullah mengatakan, “Hadits Abu Dzar dan hadits Buraidah menunjukkan keutamaan yang luar biasa dan kedudukan yang mulia dari Shalat Dhuha. Hal ini pula yang menunjukkan semakin disyari’atkannya shalat tersebut. Dua raka’at shalat Dhuha sudah mencukupi sedekah dengan 360 persendian. Jika memang demikian, sudah sepantasnya shalat ini dapat dikerjakan rutin dan terus menerus” (Nailul Author, 3: 77).
Kedua: Akan dicukupi urusan di akhir siang Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ُار َأ ْكف َِك آخ َِره َقا َل هَّللا ُ َع َّز َو َج َّل َيا اب َْن آ َد َم الَ َتعْ ِج ْز َعنْ َأرْ َبع َر َك َعا ٍ َأ ِ ت مِنْ َّو ِل ال َّن َه ِ “Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451 . Syaikh Al Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih) Penulis ‘Aunul Ma’bud –Al ‘Azhim Abadi- menyebutkan, “Hadits ini bisa mengandung pengertian bahwa shalat Dhuha akan menyelematkan pelakunya dari berbagai hal yang membahayakan. Bisa juga dimaksudkan bahwa shalat Dhuha dapat menjaga dirinya dari terjerumus dalam dosa atau ia pun akan dimaafkan jika terjerumus di dalamnya. Atau maknanya bisa lebih luas dari itu.” (‘Aunul Ma’bud, 4: 118) At Thibiy berkata, “Yaitu engkau akan diberi kecukupan dalam kesibukan dan urusanmu, serta akan dihilangkan dari hal-hal yang tidak disukai setelah engkau shalat hingga akhir siang. Yang dimaksud, selesaikanlah urusanmu dengan beribadah pada Allah di awal siang (di waktu Dhuha), maka Allah akan mudahkan urusanmu di akhir siang.” (Tuhfatul Ahwadzi, 2: 478).
Ketiga: Mendapat pahala haji dan umrah yang sempurna Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ْنِ ص لَّى َر ْك َع َتي َّ صلَّى ْال َغدَا َة فِى َج َما َع ٍة ُث َّم َق َع َد َي ْذ ُك ُر هَّللا َ َح َّتى َت ْطلُ َع َ الش مْسُ ُث َّم َ ْ« َمن هَّللا « َتا َّم ٍة-ص لى هللا عليه وس لم- ِ َق ا َل َق ا َل َر ُس و ُل.» ت لَ ُه َك جْ ِر َحجَّ ٍة َو ُع ْم َر ٍة َأ ْ َكا َن َتا َّم ٍة َتا َّم ٍة “Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan) Al Mubaarakfuri rahimahullah dalam Tuhfatul Ahwadzi bi Syarh Jaami’ At Tirmidzi (3: 158) menjelaskan, “Yang dimaksud ‘kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at’ yaitu setelah matahari terbit. Ath Thibiy berkata, “Yaitu kemudian ia melaksanakan shalat setelah matahari meninggi setinggi tombak, sehingga keluarlah waktu terlarang untuk shalat. Shalat ini disebut pula shalat Isyroq. Shalat tersebut adalah waktu shalat di awal waktu.”
Keempat: Termasuk shalat awwabin (orang yang kembali taat) Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, وهي صالة األوابين،ال يحافظ على صالة الضحى إال أواب “Tidaklah menjaga shalat sunnah Dhuha melainkan awwab (orang yang kembali taat). Inilah shalat awwabin.” (HR. Ibnu Khuzaimah, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib 1: 164). Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Awwab adalah muthii’ (orang yang taat). Ada pula ulama yang mengatakan bahwa maknanya adalah orang yang kembali taat” (Syarh Shahih Muslim, 6: 30).
Sumber https://rumaysho.com/2845-keutamaan-shalat- dhuha.html