Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PADA UKM DI DESA WISATA

SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT MANDING MELALUI METODE HOUSE


OF RISK (HOR)

Novindra Eka Saputra

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Abstrak

Kawasan Desa Wisata Sentra Indusri Kerajinan Kulit Manding merupakan salah satu sentra
industri yang mayoritas UKM nya bergerak dalam industri kerajinan kulit. Kelancaran aspek bisnis
dari UKM ini ditentukan oleh pemaksimalan rantai pasok dari tiap UKM. Namun banyak dari
pihak UKM yang tidak mengetahui proses rantai pasok apa yang mereka jalani maupun potensi
risiko yang mungkin terjadi. Oleh karena itu diperlukan identifikasi risiko beserta penentuan
strategi mitigasinya untuk memaksimalkan kinerja dari UKM serta menumbuhkan awareness
mereka didalam mengetahui potensi risiko yang akan terjadi. Proses untuk identifikasi risiko ini
dilakukan menggunaka metode House of Risk. Proses identifikasi risiko ini meliputi risk event,
risk agent, dan tingkat korelasi keduanya. Setelah dilakukan identifikasi risiko dilakukan strategi
mitigasi risiko sebagai acuan langkah preventif bagi pihak UKM bila menemui risiko-risiko yang
diprioritaskan untuk ditangani. Hasilnya terdapat 25 Risk Event dan 31 Risk Agent. Setelah itu
berdasarkan perhitungan pareto diagram, didapatkan 3 Risk Agent utama yang harus ditangani,
yaitu kelangkaan bahan baku, pekerja tidak kompeten, dan supplier tidak dapat memenuhi
permintaan. Dari ke 3 risk agent tersebut, didapatkan 7 strategi mitigasi risiko yaitu
mempersiapkan stock bahan baku cadangan, memberikan pelatihan kerja, menempatkan pekerja
sesuai keahlian yang telah ditentukan, melakukan rekruitmen kerja sesuai kompetensi yang
dibutuhkan, membuat mou dengan supplier, melakukan evaluasi kinerja supplier, menentukan
rencana alternatif dalam penentuan supplier. Usulan strategi mitigasi risiko tersebut diharapkan
dapat digunakan oleh pihak UKM ketika risiko tersebut terjadi pada pelaksanaan proses bisnisnya.

Kata Kunci: Rantai Pasok, strategi mitigasi risiko, House of Risk

1. Latar Belakang Masalah

Jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2017 terdapat sebanyak 59,2 Juta UMKM (Kementerian
Koperasi dan UMKM, 2017). Dari total keseluruhan 59,2 juta UMKM di Indonesia, terdapat total
238.619 UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta (Dinas Koperasi dan UMKM Yogyakarta 2018).
Melihat banyaknya pelaku usaha yang berbasis UMKM dapat disimpulkan bahwa industri UMKM
memiliki persaingan yang ketat. Peran UMKM di Kota Yogyakarta sendiri sangat signifikan di
dalam membantu pemerintah dalam meningkatkan kualitas ekonomi dari Kota Yogyakarta.
Terhitung pada tahun 2016, UMKM di kota Yogyakarta menyumbang 95% peningkatan
perekonomian Kota Yogyakarta dengan sebesar Mikro 55%, Kecil 25%, Menengah 15%, dan
Besar 5% (Dinas Koperasi dan UMKM Yogyakarta, 2018). Dalam pelaksanaan proses bisnis
UMKM, hal paling mendasar yang sering menjadi kendala adalah keterbatasan kemampuan pelaku
UMKM dalam mengelola usaha karena pemahaman yang masih bersifat tradisional, statis,
informasi yang minim tentang perkembangan dunia usaha, jumlah dan kualitas tenaga kerja yang
minim, serta kualitas produk yang dihasilkan terkesan seadanya yang mengakibatkan produk-
produk mereka tidak mampu bersaing di pasar terutama dikarenakan fokus dari pelaku UMKM
hanya sebatas kebutuhan untuk barang dagangan tanpa memikirkan inovasi didalam penentuan
produk dan kualitasnya (Sriyana, 2010) (Sherazi et al., 2013). Kawasan Desa Wisata Sentra Industri
Kerajinan Kulit Manding adalah Kawasan UKM yang mayoritas diisi oleh masyarakat asli desa
manding. Sistem usaha yang dilakukan pun bermacam-macam ada yang melakukan proses produksi
sendiri serta reseller produk. Jenis usaha yang digeluti oleh UKM dimanding adalah industri
kerajinan kulit. Produk-produk yang dihasilkan pun bermacam-macam, seperti tas, dompet, sepatu
dan masih banyak yang lainnya. Sebagai UKM-UKM yang masih berkembang, usaha ini dituntut
untuk bersaing dengan UKM lain dengan konsentrasi usaha yang sama mengingat kawasan ini
merupakan suatu kawasan terpadu dalam Industri kerajinan kulit. Seiring berjalannya waktu usaha-
usaha di UKM kulit manding ini cenderung mengalami pergerakan bisnis yang lebih stagnan
dikarenakan minimnya variasi, inovasi dari produk-produknya, kualitas produk yang kurang
mumpuni, dan ketidakmampuan mereka didalam memasarkan produk secara masif. Hal ini
disebabkan oleh minimnya pemahaman dari pemilik UKM terkait aspek-aspek tersebut, dan juga
keengganan dari UKM untuk melakukan peningkatan dari pelaksanaan bisnisnya dikarenakan
sudah terlalu nyaman dan lebih memaksimalkan apa yang sudah ada sehingga hal tersebut juga
memacu terjadinya suatu risiko yang berimbas terhadap pelaksanaan bisnis mereka seperti sepi
pemesanan, ketidakpercayaan konsumen terhadap UKM, kendala internal yang tidak terkoordinir
dengan baik, bahkan kebangkrutan usaha. Kebanyakan pelaku usaha dari UKM yang ada di
Manding cenderung tidak menyadari apa saja risiko-risiko yang terjadi dapat mengakibatkan
kerugian, oleh karena itu diperlukan manajemen risiko untuk mengetahui titik rawan pada tahapan
rantai pasok. Untuk mengetahui risiko yang terjadi di UKM maka digunakanlah metode House of
Risk untuk mengindentifikasi risiko berdasarkan risk event dan risk agent nya. Penelitian ini
diharapkan dapat meminimalisir adanya risk agent yang menyebabkan risiko terjadi dan berpeluang
besar mengganggu proses rantai pasok dari UKM-UKM yang ada di kawasan Manding
menggunakan metode House of Risk (HOR) sehingga diharapkan peningkatan kualitas UKM yang
progresif, inovatif, dan kreatif.
2. Metodologi Penelitian

Menurut Pujawan & Geraldin (2009) metode House of Risk merupakan salah satu metode yang
dikembangkan guna menghadapi risiko dari lingkungan serta proses pelaksanaan bisnis yang sangat
penting bagi perusahaan untuk mendapatkan penanganan Manajemen Risiko Rantai Pasok. Hal ini
disebabkan karena ketika suatu risiko tidak ditangani secara cepat dan tepat, maka risiko tersebut
dapat memiliki dampak yang buruk bagi keberlangsungan pelaksanaan perusahaan yang mencakup
buruknya pelayanan serta biaya yang tinggi. Model ini dibuat berdasarkan gagasan bahwa
Manajemen Risiko Rantai Pasok harus mencoba untuk fokus terhadap tindakan preventif guna
meminimalisir risiko, seperti menurunkan peluang kemunculan Risk agent. Mengurangi
kemunculan Risk agent dapat mengurangi kemunculan risk events. Kemudian dalam penanganan
Risk agent diperlukan studi pembanding antara risk events dan hubungannya dengan Risk agent
sehingga dapat ditemukan penanggulangan risiko secara tepat yang dimana setiap risiko tidaklah
memiliki perlakuan penyelesaian yang sama.
Selain itu Pujawan & Geraldin (2009) juga mengemukakan bahwa penilaian risiko atau Risk
Assesment dilakukan dengan menghitung nilai Risk Potential Numbers (RPN) yang terdiri dari 3
faktor yaitu, peluang terjadinya risiko, besarnya dampak yang dihasilkan dan deteksi risiko. Cara
kerjanya adalah dengan melakukan penilaian peluang terhadap terjadinya Risk agent dan besarnya
dampak yang dihasilkan. Karena satu Risk agent dapat memiliki berbagai macam risk events,
sehingga diperlukan perhitungan untuk menghitung Aggregate Risk Potential (ARP) dari Risk
agent. Berikut adalah tabel perhitungan House of Risk

Tabel 1 HOR fase 1

Information:

A1, A2, A3…An = Risk Agent

E1, E2, E3….En = Risk Event


O1, O2, O3,…On = Occurrence value of the risk agent (Ai)

S1, S2, S3…Sn = Severity value of risk event (Ei)

ARP1, ARP2, …ARPn = Aggregate Risk Priority

P1, P2, P3…Pn = Ranking of risk agents based on ARP values

Setelah dilakukan perhitungan HOR fase 1 maka dilakukan perhitungan HOR fase 2 untuk
mengetahui strategi mitigasi risiko berdasarkan risiko prioritas yang telah ditetapkan melalui
perhitungan Hoise of Risk fase 1. Berikut adalah tabel perhitungannya

Tabel 2 Hor Fase 2

Keterangan:

- A1, A2, A3…An = Risk agent who was elected to do the handling of

- P1, P2, P3 …Pn = Preventive action to be performed

- E11, E12,… Enn = Correlation between preventive action and risk agent

- ARP1, ARP2,..ARPn = Aggregate Risk Priority from risk agent

- TE1, TE2, TE3…Ten = Total effectiveness of preventive action

- D1, D2, D3…Dn = Degree of difficulty in the implementation of preventive action

- ETD1, ETD2, ETD3…ETDn = Total effectiveness of divide by degree difficulty

- R1, R2, R3…Rn = Rank of preventive action based on sequence of grades ETD
highest
3. Perhitungan Data
3.1 House of Risk Fase 1

Identifikasi risiko menggunakan pemodelan House of Risk yang mengacu terhadap aktivitas Rantai
Pasok. Berikut adalah aktivitas rantai pasok UKM Manding

Tabel 3 Aktivitas Rantai Pasok UKM Manding

Proses Aktivitas Kode


Supplier Proses pengadaan bahan baku C1
Pendistribusian bahan baku C2
Inbound Logistik Penyimpanan bahan baku C3
Manufaktur Pelaksanaan Proses Produksi C4
Perawatan fasilitas produksi C5
Outbound Logistik Penyimpanan produk jadi C6
Retailer Pengiriman produk kepada konsumen C7
End Customer Penerimaan produk C8

Setelah ditemukan aktivitas rantai pasok UKM, kemudian dicari potensi risiko yang bisa terjadi
pada rantai pasok. Identifikasi ini dilakukan untuk mencari risk event dan risk agent. Setelah
dilakukan penelitian maka ditemukan total 25 risk event dan risk agent. Berikut adalah
penjelasannya

Tabel 4 Hasil Identifikasi Risk Event

Proses Aktivitas Kode Risk Event Kode Severity


Kesalahan
perhitungan jumlah
E1 7
bahan baku dan
Proses accessories
pengadaan C1 Kenaikan harga
E2 3
bahan baku bahan baku kulit
Kehabisan bahan
baku kulit dan E3 8
accessories
Supplier Keterlambatan
kedatangan bahan E4 8
baku kulit
Kriteria bahan baku
Pendistribusian kulit tidak sesuai E5 7
C2
bahan baku detail pemesanan
Jumlah bahan baku
kulit tidak sesuai
E6 7
dengan detail
pemesanan
Inbound Penyimpanan Bahan baku tidak
C3 E7 2
Logistik bahan baku diletakkan pada
Proses Aktivitas Kode Risk Event Kode Severity
tempat yang telah
ditentukan
Tidak mampu
mencapai target E8 7
produksi
Terjadi kecelakaan
E9 7
kerja pada operator
Produk jadi cacat E10 3
Produksi berhenti E11 9
Salah pemosisian
E12 6
warna kulit
Tekstur bahan baku
E13 8
kulit menurun
Kerusakan bahan
baku kulit saat E14 9
produksi
Proses pemolaan
tidak sesuai detail
E15 6
pemesanan
konsumen
Pelaksanaan Proses pemotongan
E16 4
Proses tidak sesuai pola
C4 Proses perakitan
Produksi E17 6
Manufaktur tidak rapi
Packaging tidak rapi E18 6
Kehabisan bahan
baku dan
E19 8
accessories
ditengah produksi
Perawatan Kerusakan mesin
fasilitas C5 dan peralatan E20 8
produksi produksi
Outbound Penyimpanan Produk jadi rusak
C6 E21 9
Logistik produk jadi saat disimpan
Keterlambatan
Pendistribusian C7 E22 7
pengiriman produk
Retailer produk kepada
Penundaan
konsumen E23 5
pengiriman produk
Pengembalian
E24 3
End Penerimaan produk yang cacat
C8
Customer produk Pengeluaran biaya
E25 3
tambahan
Tabel 5 Hasil Identifikasi Risk agent

Risk agent Kode Occurence


Kesalahan dalam peramalan
A1 3
bahan baku
Komunikasi dengan pihak
A2 2
supplier kurang intensif
Supplier tidak bisa memenuhi
A3 5
permintaan
Minimnya supplier rekanan A4 3
Kurangnya koordinasi antar
A5 5
lini internal UKM
Pekerja kurang kompeten A6 3
Ketidakdisiplinan pekerja A7 4
Kekurangan jumlah pekerja A8 7
Padatnya aktivitas pengiriman
yang ditangani oleh vendor A9 3
distribusi barang
Lokasi Supplier jauh A10 5
Tidak adanya SOP kerja secara
A11 4
tertulis
Kelangkaan bahan baku A12 6
Kualitas bahan baku buruk A13 2
Overprocessing A14 6
Penundaan proses produksi A15 3
Penjadwalan produksi tidak
A16 3
sesuai kapabilitas UKM
Quality Control kurang teliti A17 2
Ketidakpastian order dari
A18 4
konsumen
Tidak disediakannya APD A19 3
Cuaca buruk A20 3
Bencana alam A21 2
Listrik padam A22 3
Keterlambatan proses
A23 6
produksi
Ruang penyimpanan tidak
A24 6
mendukung
Tingkat kerapian tata letak
A25 8
kurang
Tidak adanya jadwal
A26 4
perawatan mesin secara rutin
Ketumpulan alat potong A27 3
Terkikisnya alat ukur A28 2
Jumlah mesin sedikit A29 7
Produk jadi tidak sesuai
A30 4
keinginan pelanggan
Penggantian produk jadi yang
A31 3
cacat
Setelah ditemukan potensi dari risk agent dan risk event kemudian dilakukan perhitungan nilai
Aggregate Risk Potential yang diambil dari persentase nilai kumulatif dan diurutkan mulai dari nilai
terbesar hingga nilai terkecil untuk kemudian dilakukan analisis risiko prioritas menggunakan
diagram pareto

Tabel 6 Diagram Pareto

Setelah dilakukan analisis diagram pareto didapatkan 3 risiko prioritas yang akan ditangani
dengan menggunakan prinsip pareto 80/20. Berikut adalah datanya

Tabel 7 Nilai ARP Agen Risiko Prioritas

Kode Risk Agent ARP %ARP %Cum ARP Rank


Kelangkaan 1
A12 2106 9,11 9,08%
bahan baku
Pekerja
A6 kurang 1737 7,51 16,62% 2
kompeten
Supplier tidak
bisa 3
A3 1665 7,20 23,83%
memenuhi
permintaan

Kemudian dilakukan analisis menggunakan peta risiko untuk mengetahui sejauh mana penempatan
risiko berdasarkan hasil diskusi dengan pihak UKM. Berikut adalah peta risikoya
Tabel 8 Peta Risiko

Probability Very High


High
Moderate A6
Low A3 A12
Very Low
Very Low Low Moderate High Very
High
Impact

3.2 House of Risk fase 2


Tahap ini bertujuan untuk mengetahui strategi penanganan risiko yang akan dilakukan
berdasarkan risiko prioritas yang telah ditentukan. Berikut adalah gambaran strategi mitigasi
risikonya

Tabel 9 Strategi Mitigasi Risiko

No. Strategi Mitigasi Risiko Kode


Agen Risiko Kode
1 Kelangkaan bahan Mempersiapkan stock bahan baku cadangan
baku A12 PA1

2 Pekerja kurang Memberikan pelatihan kerja


kompeten A6 PA2

Menempatkan pekerja sesuai keahlian yang


PA3
telah ditentukan
Melakukan rekruitmen kerja sesuai
PA4
kompetensi yang dibutuhkan
3 Supplier tidak bisa Membuat MoU dengan supplier
memenuhi
A3 PA5
permintaan

Melakukan evaluasi kinerja supplier PA6


Menentukan rencana alternatif dalam
PA7
penentuan supplier

Setelah ditentukan strategi mitigasi risiko, selanjutnya dilakukan penilaian pemetaan HOR fase 2.
Beserta urutan prioritas strategi mitigasi risiko. Berikut penjelasannya:
Tabel 10 Penilaian Pemetaan HOR fase 2

Preventive Action
Kode Risk Agent ARP
PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7
Kelangkaan
A12 9 3 2106
bahan baku
Pekerja
A6 kurang 9 9 9 1737
kompeten
Supplier
tidak dapat
A3 9 9 9 1665
memenuhi
permintaan
Total Effectiveness 18954 15633 15633 15633 14985 14985 22599
Degree of Difficulty 5 3 4 5 3 4 4
Effectiveness tu
3791 5211 3908 3126.6 4995 3746 5326
Difficulty
Rank of Priority 5 2 4 7 3 6 1

Tabel 11 Urutan Prioritas Strategi Mitigasi Risiko

Kode Strategi Urutan


PA7 Menentukan rencana alternatif dalam penentuan supplier 1
PA2 Memberikan pelatihan kerja 2
PA5 Membuat MoU dengan supplier 3
Menempatkan pekerja sesuai keahlian yang telah 4
PA3
ditentukan
Mempersiapkan stock bahan baku cadangan 5
PA1

PA6 Melakukan evaluasi kinerja supplier 6


Melakukan rekruitmen kerja sesuai kompetensi yang 7
PA4
dibutuhkan

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:

1. Terdapat 25 risk event dan 31 risk agent pada 3 UKM di Kawasan Desa Wisata Sentra
Kerajinan Kulit Manding
2. Dari total 31 risk agent didapatkan 3 prioritas risiko yaitu kelangkaan bahan baku, pekerja tidak
kompeten, dan supplier tidak dapat memenuhi permintaan yang didapatkan melalui prinsip
pareto 80/20 yang berarti menangani 20% penyebab risiko dapat meminimalisir 80% risiko
yang terjadi di UKM berdasarkan 3 nilai ARP tertinggi.
3. Dari ketiga risk agent didapatkan 7 strategi mitigasi risiko untuk kemudian dilakukan
pemeringkatan dari yang tertinggi adalah Menentukan rencana alternatif dalam penentuan
supplier (PA7), Memberikan pelatihan kerja (PA2), Membuat MoU dengan supplier (PA5),
Menempatkan pekerja sesuai keahlian yang telah ditentukan (PA3), Mempersiapkan stock
bahan baku cadangan (PA1), Melakukan evaluasi kinerja supplier (PA6), Melakukan
rekruitmen kerja sesuai kompetensi yang dibutuhkan (PA4)

5. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dihasilkan beberapa rekomendasi untuk pihak
Dinas Koperasi dan UKM Bantul serta peneliti selanjutnya

1. Dinas Koperasi dan UKM Bantul


a. Memberikan program pelatihan kerja kepada pihak UKM
b. Mengadakan program bantuan dana kepada pihak UKM
c. Memberikan proyek yang berkaitan dengan konsentrasi dari UKM yang ada.
2. Penelitian selanjutnya
a) Melakukan penelitian risiko menyangkut aspek kesanggupan finansial
b) Melakukan tindaklanjut penelitian ini berdasarkan strategi mitigasi risiko yang
dilakukan

6. Daftar Pustaka

Adeyele, J. S., & Osemene, O. F. (2018). Small and Medium Enterprises' Risk Exposures and
Mitigation Approaches in Nigeria. The Journal of Entrepreneurial Finance.

Altmann, M. (2014). A Supply Chain Design Approach Considering Environmentally


Sensitive Customers: The Case of A German Manufacturing SME. International
Journal of Production Research.

Azar, A., & Dolatabad, K. M. (2018). A Method for Modelling Operational Risk With Fuzzy
Cognitive Maps and Bayesian Belief Networks. Expert System With Application.

Badurdeen, F., Shuaib, M., Wijekoon, K., Brown, A., Faulkner, W., Amundson, J., . . . Boden,
B. (2013). Quantitative modeling and analysis of supply chain risks using Bayesian
theory. Supply Chain Risks.

Chen, Y., & Lin, P. (2018). Bayesian Network of Risk Assesment for a Super-Large Dam
Exposed to Multiple Natural Risk Sources. Sthocastic Enviromental Research and Risk
Assesment.
Chen, Y., & Lin, P. (2018). Bayesian Network of Risk Assesment for a Super-Large Dam
Exposed to Multiple Natural Risk Soures. Stochastic Enviromental Research and Risk
Assesment.

Choi, T.-M., Chun-Hung, C., & Hing-Kai, C. (2016). Risk Management of Logistics Systems.
Transportation Research.

Chowdhury, P. (2019). Supply Risk Mitigation and Its Impact on Operational Performance of
Small and Medium Sized Enterprises: A Social Capital Approach. RMIT University.

Chowdhury, P., Lau, K. H., & Pittayachawan, S. (2016). Supply Risk Mitgation of Small and
Medium Enterprises: A Social Capital Approach. RMIT University.

Dinas Koperasi dan UMKM Yogyakarta. (2018). Dinas Koperasi dan UMKM. Diambil
kembali dari Website Dinas Koperasi dan UMKM:
http://www.depkop.go.id/uploads/tx_rtgfiles/22._Paparan_Rakornas_Yogyakarta_201
8_-_DIY.pdf (20 Maret 2019)

Djohanputro, B. (2008). Manajemen Risiko Korporat. Jakarta: PPM.

Engelseth, P., Pujawan, I. N., & Mirwan, U. (2018). Continuous Handling of Uncertainty in
Food Chains: Using the House of Risk Model in Ecosystems. International Journal
Food System Dinamics.

Fahmi, I. (2011). Manajemen Risiko Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: CV. Alfabeta.

Hanafi, M. (2009). Manajemen Risiko. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Hanafi, M. (2012). Manajemen Risiko. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Hariharan, G., P Suresh, D., & Nagarajan, S. (2018). Supply Chain Risk Mitigation Strategies
and Its Performance of SMEs. International Journal of Pure and Applied Mathematics,
741-749.

Hartono, B. (2010). Investigating Risky Decisions of Construction Contractors in Competitive Bid


Mark-Ups. National University of Singapore.

Hartono, D. S. (2015). Harmonisasi Tantangan Hukum Indonesia Dalam Menghadapi


Masyarakat Ekonomi ASEAN. (Value Added) Majalah Ekonomi Bisnis.
Immawan, T., & Putri, D. K. (2018). House of risk approach for assesing supply chain risk
management strategies: A case study in Crumb Rubber Company Ltd. MATEC Web of
Conferences 154, 01097.

Iqbal, M., & Rizwan, M. (2009). Application of 80/20 Rule in Software Engineering Waterfall
Model.

Jüttner, U. (2005). Supply chain risk management: Understanding the business requirements
from a practitioner perspective. The international journal of logistics management 16.1,
120-141.

Kendrick, T. (2015). Identifying and Managing Project Risk Third Edition. AMACOM.

Kiremire, A. R. (2011). The Application of The Pareto Principle In Software Engineering.

Kusmantini, T., Guritno, A. D., & Rustamaji, H. C. (2016). Mapping of Supply Chain Risk in
Industrial Furniture Base on House of Risk Framework. Eurropean Journal of Business
and Management.

Ma, H.-L., & Wong, W.-h. C. (2017). A Fuzzy-based House of Risk Assesment Methode for
Manufacturers in Global Supply Chain.

Ojha, R., Ghadge, A., Tiwari, M. K., & Bititci, U. S. (2018). Bayesian Network Modelling for
Supply Chain Risk Propagation.

Pemerintah Republik Indonesia. (2008). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang


UMKM.

Professionals., C. o. (2009). Supply Chain management/logistics management definitions.


Diambil kembali dari Council of Supply Chain Management Professionals.:
http://www.cscmp.org/Website/AboutCSCMP/Definitions/Definitions.asp.

Pujawan, I. N., & Geraldin, L. H. (2009). House of risk: a model for proactive supply chain
risk management. Business Process Management Journal 15.6, 953-967.

Qazi, A., Dickson, A., Quigley, J., & Gaudenzi, B. (2018). Supply Chain Risk Network
Management: A Bayesian Belief Network and Expected Utility Based Approach for
Managing Supply Chain Risks. International Journal of Production Economics.

Shahin, A. (2004). Integration of FMEA and the Kano Model: An exploratory examination.
International Journal of Quality & Reliability Management, 731-746.
Siagian, Y. M. (2007). Aplikasi Supply Chain Management. Grasindo.

Situmorang, S. H., Muda, I., Dalimunthe, D. M., Fadli, & Syarief, F. (2010). Analisis Data:
Untuk Riset Manajemen dan Bisnis. Medan: USU Press.

Sofyan, I. (2005). Manajemen Risiko. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sreedevi, R., & Saranga, H. (2017). Uncertainty and Supply Chain Risk: The Moderating Role
of Supply Chain Flexibility in Risk Mitigation. International Journal of Production
Economic, 332-342.

Srivastava, M., Srivastava, A., & Rai, S. K. (2013). Review of Various Supply Chain
Performance Measurment Frameworks: A Proposed Framework for ITES Industry.
Global Journal of Management and Business Studies.

Sriyana, J. (2010). Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi Kasus
di Kabupaten Bantul. Simposium nasional, 79-103.

Susilo, L. J., & Kaho, V. R. (2018). Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000:2018, Panduan
untuk Risk Leaders dan Risk Practitioners. Jakarta: PT Grasindo.

Syed Kamran Sherazi, M. Z. (2013). Obstacles to small and medium enterprises in Pakistan.
Principal component analysis approach. Middle-East journal of scientific research,
13(10), 1325-1334.

Tague, N. R. (2005). The Quality Toolbox. ASQ Quality Press Milwaukee, WI.

Tampubolon, F., Bahaudin, A., & Ferdinant, P. F. (2013). Pengelolaan Risiko Supply Chain
dengan Metode House of Risk. Jurnal Teknik Industri Vol. 1, 222-226.

Tanjung, W. N., Khodijah, R. S., Hidayat, S., Ripmiatin, E., Atikah, S. A., & Asti, S. S. (2019).
Supply Chain Risk Management on Wooden Toys Industries by using House of Risk
(HOR) and Analytical Network Process (ANP) Method. IOP Conference Series:
Materials Science and Engineering.

Tummala, R., & Schoenberr, T. (2011). Assesing and Managing Risks Using The Supply Chain
Management Process (SCRMP). Research Note.

Ulfah, M. M. (2016). Analisis dan Perbaikan Manajemen Risiko Rantai Pasok Gula Rafinasi
Dengan Pendekatan House of Risk. , . Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 26 (1), 87-
103.
Ulfah, M., Trenggonowati, D. L., & Yasmin, F. Z. (2018). Proposed supply chain risk
mitigation strategy of chicken slaughter house PT X by house of risk Method. MATEC
Web of Conferences 218, 04023.

UMKM, K. K. (2017). CNN Indonesia. Diambil kembali dari www.cnnindonesia.com:


https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20171115161037-78-255819/kemenkop-
ukm-379-juta-umkm-sudah-go-online/. (20 Maret 2019)

Wang, N., Xu, C.-s., Du, X.-l., & Zhang, M.-j. (2017). Supply Risk Mitigation and Its Impact
on Operational Performance of Small and Medium Sized Enterprises: A Social Capital
Approach. International Journal System Assurement Engineering Management.

Wignjoesoebroto, S. (2006). Pengantar Teknik dan Manajemen Industri, Edisi 1. Surabaya:


Lembaga Penerbit Institusi Teknologi Sepuluh November.

Worldometers. (2019, 9 4). Jumlah Penduduk Indonesia. Diambil kembali dari


Worldometers.info: https://www.worldometers.info/world-population/indonesia-
population/. (13 Agustus 2019)

Yogyakarta, D. K. (2016). Tribun News. Diambil kembali dari Tribun News Website:
http://jogja.tribunnews.com/2016/06/22/lipsus-95-persen-perekonomian-diy-
disumbang-oleh-umkm (20 Maret 2019)

6. Yogyakarta, P. K. (2019, 3 3). UMKM Kota Jogja. Diambil kembali dari Website UMKM Kota
Jogja: http://umkm.jogjakota.go.id/direktori2/group.php?mod=klas&. (20

Anda mungkin juga menyukai