Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

B.Lampung, 21 Maret 2022

Analisis Mitigasi Risiko Produksi Keripik Singkong dengan Metode House of


Risk

(Studi Pada Usaha Keripik Singkong ANTE, Kelurahan Sukabumi, Bandar Lampung)

M Reihan Adjie A.G


Sharia Bussines Management, Faculty of Economics and Islamic Business
Islamic University of Raden Intan, Lampung

Nanda Audia, M.M


Dosen Pengampu Manajemen Risiko

Intisari

Risiko produksi merupakan suatu keadaan yang dapat merugikan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi bisnis. Pabrik pengolahan keripik singkong ANTE merupakan usaha rumahan yang
bergerak dalam bidang pengolahan makanan ringan berupa keripik singkong yang dibumbui dengan
bumbu balado khas Padang. Pabrik ini merupakan pabrik yang memproduksi keripik terbesar yang ada
di Kota Bandar Lampung khususnya Kelurahan Sukabumi yang sudah beroperasi kurang lebih 17
tahun. Tujuan penelitian adalah menganalisis dan merumuskan strategi mitigasi risiko yang dihadapi
pada Keripik Ante. Penelitian ini menggunakan metode analisis matriks House of Risk yang akan
menunjukan penyebab risiko utama berdasarkan kumulatif nilai korelasi.

Kata Kunci: Risiko Produksi, House of Risk, mitigasi risiko.


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
B.Lampung, 21 Maret 2022

1. Pendahuluan

Pabrik pengolahan keripik singkong ANTE merupakan usaha rumahan yang bergerak dalam bidang
pengolahan makanan ringan berupa keripik singkong yang dibumbui dengan bumbu balado khas Padang.
Usaha ini merupakan usaha keluarga yang dimiliki oleh bapak Hi. Riduwan yang terletak di Kelurahan
Sukabumi, Kota Bandar Lampung. Pabrik ini merupakan pabrik yang memproduksi keripik terbesar yang
ada di Kota Bandar Lampung khususnya Kelurahan Sukabumi. Usaha keripik singkong ANTE sudah
berjalan kurang lebih 17 tahun memproduksi keripik singkong khas padang yang pemasarannya sudah
sangat luas merambah ke berbagai toko pusat oleh-oleh di Lampung hingga mini market pada Pulau
Sumatera dan Jawa. Produksinya paling besar di antara pabrik yang lain, satu hari proses produksi pabrik
ini membutuhkan 1 ton singkong yang harus diolah yang menghasilkan 2.000-2.500 pcs keripik yang siap
dipasarkan dengan harga jual sebesar Rp. 10.000 per pcs. Risiko adalah peluang terjadinya hasil yang
tidak diinginkan sehingga risiko hanya terkait dengan situasi yang memungkinkan munculnya hasil
negatif dan berkaitan dengan memperkirakan terjadinya hasil negatif tersebut (Basyaib, 2007).

Proses produksi yang dilakukan oleh Keripik Ante tidak terlepas dari risiko yang dihadapi. Risiko
adalah peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan sehingga risiko hanya terkait dengan situasi yang
memungkinkan munculnya hasil negatif dan berkaitan dengan memperkirakan terjadinya hasil negatif
tersebut (Basyaib, 2007). Risiko dapat dihubungkan dengan kemungkinan kerugian yang tidak terduga.
Kemungkinan ini dapat menunjukan adanya ketidakpastian. Ketidakpastian ini dapat mempengaruhi
pencapaian tujuan dari setiap organisasi yang berhadapan dengan risiko. Oleh karena itu perlu dilakukan
analisis risiko untuk mengidentifikasi, mengukur, dan kemudian menyusun strategi sebagai dasar untuk
membangun sistem manajemen risiko yang utuh.

Risiko adalah suatu penyimpangan terhadap hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu
(Simamora, 2000). Risiko adalah ketidakpastian (uncertainly) yang mungkin menyebabkan terjadinya
kerugian (loss) (Arthur dan Heins, 1987). Risiko merupakan gap antara output aktual terhadap output
yang diharapkan (Salim, 2007). Risiko merupakan peluang terjadinya sesuatu yang akan berdampak pada
sasaran atau tujuan. Risiko diilustrasikan sebagai kombinasi dari konsekuensi atas suatu kejadian
(termasuk perubahan dalam suatu kondisi) dan kemungkinan yang berhubungan dengan suatu kejadian
(Darmawi, 2010).

Manajemen risiko adalah kegiatan atau proses manajemen yang terarah bersifat proaktif yang ditujukan
untuk mengakomodasi kemungkinan kegagalan salah satu atau sebagian dari sebuah instrumen
(Tampubolon, 2004). Fokus manajemen risiko yang baik, adalah mengidentifikasi, mengelola dan
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
B.Lampung, 21 Maret 2022

mengendalikan risiko dengan baik. Menurut Sholihin (2010), tujuan dari manajemen risiko adalah untuk
menyediakan informasi risiko kepada pihak regulator, memastikan bahwa tidak terjadinya kerugian,
meminimalisasi kerugian dari berbagai risiko yang bersifat uncontrolled, mengukur eksposur dan
pemusatan risiko, mengalokasikan modal dan membatasi risiko. Proses manajemen memiliki beberapa
langkah yaitu menentukan tujuan, mengidentifikasi risiko, menentukan ukuran risiko, menyeleksi teknis
analisis, implementasi, dan evaluasi (Susilo dan Kaho, 2008).

Manfaat manajemen risiko antara lain (Darmawi, 2010):

a. Meminimasi peluang terjadinya hal yang tidak diinginkan dan mengurangi dampak yang
ditimbulkan dari kejadian tersebut.
b. Meningkatkan produktivitas kerja.
c. Membantu perencanaan kerja perusahaan yang efektif.
d. Mendapatkan profit, kemudahan mencapai target perusahaan dan perlindungan aset.
e. Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan karyawan.

Penelitian-penelitian mengenai house of risk antara lain Ulfah et al. (2012) yang menggunakan
metode house of risk untuk menganalisis perbaikan manajemen risiko rantai pasok gula rafinasi dan
Kristanto et al. (2014) dalam memitigasi risiko pada supply chain bahan baku kulit.

Suatu proses yang menjelaskan ketidakpastian dalam bentuk kuantitatif, menggunakan teori peluang
untuk mengevaluasi dampak potensial suatu risiko disebut analisis risiko. Analisis risiko diawali dengan
pengumpulan data yang relevan. Kemudian proses evaluasi dampak. Proses evaluasi dampak risiko
dilakukan dengan kombinasi antara peluang (sebagai bentuk kuantitatif dari faktor ketidakpastian/
uncertainty) dan dampak atau konsekuensi dari terjadinya sebuah risiko (Al-Bahar dan Crandall, 1990).
Menurut Keown (2000), risiko adalah prospek suatu hasil yang disukai (operasional sebagai deviasi
standar). Sedangkan Hanafi (2006) mendefiniskan risiko sebagai besarnya penyimpangan antara tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected return-ER) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return).
Mitigasi risiko yang baik pada proses pengadaan akan mengurangi kejadian-kejadian yang dapat
mengganggu kestabilan proses produksi pada perusahaan.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kejadian risiko pengadaan bahan baku pada
Keripik Ante, mengetahui status kejadian risiko terbesar yang dipilih berdasarkan nilai risk priority index
terbesar, mengetahui faktor penyebab risiko yang harus ditangani berdasarkan matriks house of risk,
mengusulkan strategi mitigasi yang tepat untuk mengurangi risiko dalam proses pengadaan bahan baku
tersebut.
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
B.Lampung, 21 Maret 2022

2. Metodologi
a. House of Risk
House of risk merupakan salah satu model manajemen risiko guna menyusun suatu framework dalam
mitigasi risiko (Pujawan dan Geraldin, 2009). Pendekatan HoR ini difokuskan pada tindakan pencegahan
untuk mengurangi peluang terjadinya agen risiko. Agen risiko merupakan faktor pemicu yang mendorong
timbulnya risiko. Dengan mengurangi agen risiko berarti mengurangi timbulnya beberapa kejadian risiko.

Konsep House of Quality (HoQ) berasal dari metode Quality Function Deployment (QFD). Konsep
House of Quality membantu proses perancangan strategi sehingga dapat digunakan untuk membantu
mengidentifikasi risiko dan memprioritaskan agen risiko yang harus ditangani terlebih dahulu serta
merancang strategi mitigasi untuk mengurangi atau mengeliminasi penyebab risiko yang telah
teridentifikasi.

Pendekatan House of Risk (HoR) dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap identifikasi risiko (tahap 1)
dan tahap penanganan terhadap risiko (tahap 2). Penilaian korelasi antara kejadian risiko dan agen risiko
disajikan pada House of Risk (HoR) tahap 1, dengan hasil akhir adalah nilai Aggregate Risk Potential
(ARP) seperti ditunjukkan pada persamaan (1).

ARP  occurance* (severity* relationship)......................................................... (1)

dimana:

Occurrence = probabilitas kejadian risiko

Severity = dampak kejadian risiko

Relationship = nilai hubungan agen risiko dengan kejadian risiko

Berdasarkan hasil tersebut, selanjutnya dicari risiko terbesar menggunakan prinsip 80/20 Diagram
Pareto untuk menghasilkan agen risiko terpilih. Pada House of Risk (HoR) tahap 2 diidentifikasi aksi
mitigasi yang kemudian dipetakan pada model bersamaan dengan agen risiko terpilih. Pada tahap inilah
dihitung nilai total keefektifan strategi mitigasi seperti pada persamaan (2) dan derajat kesulitan
melakukan strategi mitigasi seperti pada persamaan (3).
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
B.Lampung, 21 Maret 2022

Total keefektifan strategi mitigasi

TEk   ( ARP * R) …………………………………………………………………... (2)

dimana:

ARP = Aggregate Risk Potential


R = Relationship

Derajat kesulitan melakukan strategi mitigasi (effectiveness to difficulty ratio)

TEk....................................................................................................................
ETDk  (3)

Dk

dimana:

TEk = Total keefektifan aksi mitigasi

Dk = Derajat kesulitas melakukan aksi mitigasi

Dalam pengolahan data digunakan metode House of Risk. Metode ini digunakan untuk
mengidentifikasi permasalahan (risiko) dalam rantai pasokan sehingga diperoleh sistem yang robust.
Analisis HoR menggunakan pendekatan penghitungan Risk Priority Index sebagai metode pemilihan
risiko utama kemudian memasukkannya pada House of Quality. Data yang diperlukan untuk
mendapatkan hasil analisis HoR adalah:

 Data Kejadian Risiko (Risk Event) data ini diperoleh dengan membuat daftar identifikasi risiko yang
dapat terjadi di perusahaan berdasarkan model standar SCOR (plan, source, make, deliver, dan
return). Identifikasi ini membutuhkan banyak pengalaman ataupun bisa diperoleh melalui studi
literatur kemudian dipartisi kedalam lima model SCOR.
 Data Penyebab Risiko data ini bisa didapatkan dengan melakukan wawancara kepada tiap bagian
perusahaan. Satu penyebab risiko bisa saja menyebabkan timbulnya beberapa risiko, sehingga bisa
jadi data penyebab risiko lebih banyak dari pada data kejadian risiko.
 Severity: merupakan besarnya gangguan yang ditimbulkan oleh kejadian risiko terhadap proses bisnis
perusahaan. Data ini dapat diperoleh melalui penyebaran kuisioner pada tiap bagian perusahaan yang
berwenang. Kuisioner ini berisi nilai skoring dampak risiko bagi perusahaan.
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
B.Lampung, 21 Maret 2022

 Occurance: data ini merupakan tingkat peluang munculnya suatu penyebab risiko sehingga berakibat
pada timbulnya satu atau beberapa dampak risiko. Data dapat diperoleh dengan menghitung peluang
kejadian pada record perusahaan atau menurut pengalaman pada bagian yang berwenang.
 Data Korelasi: data hubungan antara suatu kejadian risiko dengan penyebab risiko. Data ini
diidentifikasi dengan penyesuaian kondisi dan aktivitas supply chain perusahaan dan dapat diperoleh
melalui penghitungan nilai korelasi statistik. data korelasi bisa juga menggunakan pertimbangan dari
pihak yang berwenang dengan membuat standar {0, 1, 3, 9} yang artinya 0 = tidak ada korelasi, 1 =
korelasi rendah, 3 = korelasi sedang, 9 = korelasi tinggi.

Setelah semua data terkumpul maka dapat dilakukan penghitungan Agregate Risk Potential (ARP)
yaitu nilai yang menggambarkan besarnya akibat yang ditimbulkan oleh risiko. Hasil penghitungan ARP
dapat digunakan untuk pemilihan penanganan risiko yang harus diutamakan. Setelah itu dapat juga
dihitung beberapa nilai sebagai pertimbangan perusahaan seperti:

 Nilai keefektifan tindakan atau biasa disebut Total Effectiveness (TEk) untuk mengetahui keefektifan
tindakan pencegahan yang direkomendeasikan
 Tingkat kesulitan dalam melakukan upaya pencegahan untuk diterapkan di perusahaan (Dk)
 Nilai rasio antara TEk dengan Dk sehingga diperoleh nilai yang menggambarkan besarnya
kemungkinan tindakan dapat terealisasi, atau jika diranking maka akan diperoleh nilai rekomendasi
yang dapat diprioritaskan.
Kemudian analisis data dilakukan berdasarkan hasil data yang dipetakan kemudian menyarankan
usulan perbaikan dan kemudian kesimpulan dan saran.
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
B.Lampung, 21 Maret 2022

b. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian ini disajikan pada Gambar 1.
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
B.Lampung, 21 Maret 2022

Anda mungkin juga menyukai