Anda di halaman 1dari 18

PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK

MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK

Diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia

Fahriandina Kusuma Fadhilla (20110031)

PROGRAM STUDI
MANAJEMEN AR 1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS STIE
SURAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Esai : Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar


Minyak

2. Sub Tema Esai : Lingkungan

3. Peneliti :

a. Nama Lengkap : Fahriandina Kusuma Fadhilla


b. NPM : 20110031
c. Jurusan Manajemen Bisnis Syariah
d. Universitas : STIE Surakarta
e. Alamat Rumah : Surakarta
f. Nomor HP : +62 881-6741-104
g. Alamat Email : fahriandinakusuma24@gmail.com

Surakarta, 26 Juni 2022


Dosen Pengampu Yang menyatakan,

Wiwik Yulianti, S.S., M.Hum. Fahriandina Kusuma Fadhilla


NIP NPM 20110031
SEKOLAH TINGGI
ILMU EKONOMI
Alamat : Jl. Slamet Riyadi No.435-437, Dusun I, Makamhaji, Kec. Kartasura, Kabupaten
Sukoharjo, Jawa Tengah 57161

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Fahriandina Kusuma Fadhilla
NPM : 20110031

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul:

PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BAHAN


BAKAR MINYAK

Yang diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia tahun ajaran 2021-2022

Surakarta, 26 Juni 2022


Dosen Pengampu. Yang menyatakan,

Wiwik Yulianti, S.S., M.Hum. Fahriandina Kusuma Fadhilla


NIP NPM 20110031
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian ini didasari oleh kepedulian peneliti terhadap permasalahan
lingkungan yang disebabkan oleh sampah, yaitu bagaimana cara mengolah
atau mengurangi sampah (khususnya sampah plastik)? Berdasarkan hasil
penelitian mengenai " Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar
Minyak".
Sebab sampah sudah menjadi masalah yang klasik bagi setiap Negara di
seluruh dunia. Hampir semua Negara memiliki masalah dalam mengatasi
timbunan sampah yang jumlahnya terus meningkat setiap hari. Masalah
ini menjadi fokus utama karena berkaitan dengan kondisi lingkungan suatu
negara. Oleh karena itu, saat ini banyak negara yang telah memulai program
re-use dan re- cycle atas sampah - sampah yang ada untuk menanggulangi
masalah ini.

Pengelolaan sampah di kota-kota di Indonesia sendiri sampai saat ini belum


mencapai hasil yang optimal. Berbagai kendala masih dihadapi dalam
melaksanakan pengelolaan sampah tersebut baik kendala ekonomi, sosial
budaya maupun penerapan teknologi. Permasalahan pengelolaan persampahan
menjadi sangat serius di perkotaan akibatnya banyak permasalahan yang
dihadapi. Menurut UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam
yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik
bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak
berguna lagi dan dibuang kelingkungan. Sampah dapat menimbulkan
permasalahan yang cukup serius bila tidak ditangani dengan tepat, karena dapat
merusak keseimbangan lingkungan dan mencemari ekosistem tanah, air, dan
udara.

Di negeri kita sendiri, masalah penumpukan sampah saat ini belum ada
solusinya secara tuntas, terutama sampah plastik. Meskipun pemerintah kita
juga melaksanankan program re-use dan re-cycle, namun permasalahan
lingkungan dan sampah di negeri kita ini belum juga terselesaikan. Volume
sampah yang besar dan beranekaragam jenisnya tersebut, jika tidak dikelola
dengan baik dan benar sangat berpotensi menimbulkan berbagai
permasalahan lingkungan. Bahkan permasalahan di negeri kita ini menjadi
komplek dan menjalar ke berbagai segi lainnya sehingga memperparah
kerusakan lingkungan, antara lain mengurangi kenyamanan, pencemaran
udara karena adanya gas metana, dan menurunkan nilai estetika lingkungan .

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari sampah?


2. Apa dampak yang ditimbulkan dari sampah?
3. Bagaimana cara mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar tepat
guna (minyak)?
.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengertian dan jenis – jenis dari sampah.


2. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari sampah.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengubah sampah plasik menjadi
bahan bakar alternatif tepat guna untuk menanggulangi pencemaran
lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sampah

1. Pengertian Sampah

Secara umum, sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari
sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai
ekonomis. Menurut Basriyanta, sampah merupakan barang yang dianggap
tidak dapat dipakai lagi dan dibuang oleh pemakai sebelumnya, akan tetapi
masih akan mungkin dapat dipakai atau diolah kembali.

2. Jenis Sampah Berdasarkan Sifatnya


Jika menggolongkan sampah berdasarkan sifatnya, maka material sisa
tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu organik (degradable) dan
anorganik (undegradable).

a. Sampah Organik adalah material sisa yang dihasilkan dari bahan


hayati, sehingga mudah terdegradasi secara alami oleh mikroba.
Sampah jenis ini sangat mudah membusuk dan biasanya berasal dari
sisa makanan, kulit buah, sayur, daun, dan kayu. Material seperti ini
banyak dihasilkan di dapur rumah tangga dan pasar.

b. Sampah Anorganik adalah material sisa yang dihasilkan dari bahan


non-hayati berupa olahan tambang dan produk sintetik, sehingga sulit
membusuk. Jenis ini tidak mudah terdegradasi oleh mikroba jadi butuh
waktu lama agar dapat terurai. Sampah ini bisa berbahan plastik, kaca,
logam, keramik, sterofoam.

3. Jenis Sampah Berdasarkan Wujudnya


Klasifikasi sampah berdasarkan wujudnya dapat dilihat dari bentuk
fisik material sisa. Ada tiga jenis sampah jika dilihat dari wujudnya,
yaitu padat, cair, dan gas.
a. Sampah padat adalah semua material sisa yang berbentuk padatan
dan sudah dibuang oleh manusia. Ada banyak sekali contoh sampah
ini seperti sampah dapur, pecahan gelas, kaleng bekas, botol,
plastik, sampai kemasan makanan.

b. Sampah cair adalah material sisa yang berbentuk cairan. Sampah


jenis ini sering sekali menimbulkan pencemaran pada aliran sungai,
selokan, hingga laut. Beberapa contohnya adalah air sabun, air
cucian, dan minyak goreng.

c. Sampah gas adalah material sisa berbentuk gas yang sudah tidak
dibutuhkan manusia. Jenis sampah ini termasuk gas karbon
dioksida (CO2) sebagai hasil pembuangan pernapasan dan karbon
monoksida (CO) sebagai sisa pembakaran.

2. Dampak dari Sampah

Dampak negatif sampah terhadap keadaan sosial dan ekonomi antara lain.
Sampah merupakan permasalahan serius yang sedang dihadapi oleh
manusia. Pasalnya tidak semua sampah bisa terurai secara cepat, bahkan
ada yang butuh ratusan tahun untuk hancur. Sementara itu jumlah sampah
terus bertambah setiap harinya, sehingga ada ketidakseimbangan antara
pertambahan dan penguraian. Beriku adalah dampak dari sampah :

a. Dampak Bagi Kesehatan


Sampah yang sudah bertumpuk dalam waktu lama akan menjadi sarang
perkembangbiakan organisme penyebab penyakit berbahaya. Tidak hanya
itu, makhluk hidup lain yang menyukai tempat kotor juga akan tertarik
untuk mendatangi tumpukan sampah, seperti virus, bakteri, lalat,
belatung, bahkan anjing dan kucing.

Binatang-binatang tersebut berperan sebagai perantara dan mengakibatkan


penularan penyakit kepada manusia. Apalagi jika tumpukan sampah
tersebut terletak dekat dari tempat tinggal manusia. Ada banyak sekali
penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kotor seperti cacingan, jamur,
tifus, diare, gastroenteritis, hepatitis A, dan kolera.

b. Dampak Bagi Lingkungan


Tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan manusia, limbah juga
berakibat fatal terhadap lingkungan di sekitarnya. Apalagi rata-rata
masyarakat menjadikan selokan dan aliran sungai sebagai lokasi
pembuangan limbah baik yang berwujud padat ataupun cair. Padahal
limbah tersebut dapat menyebabkan pencemaran pada ekosistem sungai.

Makhluk seperti ikan yang hidup di dalam air menjadi korbannya.


Kualitas air yang buruk tidak hanya mengurangi makanan ikan tetapi juga
bisa berujung pada kematian dan kepunahan. Penumpukan sampah di
aliran air juga bisa memicu bencana alam seperti banjir.

Limbah di wilayah perairan juga banyak diperoleh dari industri kimia


yang membuang material sisa ke laut atau sungai. Padahal cairan kimia
juga membutuhkan waktu lama untuk terurai dan semakin lama berada di
air limbah tersebut akan menghasilkan asam organik berbau tak sedap.
Bahkan pada beberapa kasus limbah kimia di air bisa meledak.

Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan


yang kurang menyenangkan bagi masyarakat seperti bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang tidak nyama karena sampah-sampah bertebaran
dimana-mana.

c. Dampak Bagi Tanah


Material sisa juga banyak dihasilkan dari sektor pertanian dan
perkebunan. Walaupun limbah dari sektor tersebut dianggap tidak
berbahaya, karena bersifat organik sehingga mudah terurai. Akan tetapi
pada kenyataannya saat ini sudah banyak bahan kimia yang digunakan
pada sektor tersebut.

Dampaknya sangat besar mempengaruhi tanah dan makhluk yang hidup


di tanah. Akibatnya ekosistem menjadi terganggu. Selain itu banyak pula
aktivitas industri yang menghasilkan zat sisa berupa hujan asam. Hujan
tersebut mempunyai tingkat keasaman yang tinggi, sehingga mampu
mengubah pH tanah.

d. Dampak Bagi Sosial dan Ekonomi


Limbah yang terus bertumpuk dalam waktu lama juga berimbas pada
kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Sebagai contoh penyakit yang
ditimbulkan oleh lingkungan kotor tidak jarang yang membutuhkan
penanganan serius dari tenaga medis. Pada kondisi seperti tentu saja
diperlukan biaya yang lebih besar untuk berobat.

Kegiatan pembersihan limbah pun tidak menghabiskan biaya sedikit.


Diperlukan biaya besar agar kegiatan ini berjalan lancar. Belum lagi
kondisi infrastruktur yang sudah tidak memadai untuk menampung dan
mengelola limbah juga memerlukan perhatian serius. Pasalnya
penumpukan sampah juga tidak lepas dari kinerja infrastruktur tersebut
dan itu butuh biaya.

e. Dampak Bencana
Seperti telah disebutkan bahwa masyarakat mempunyai kecenderungan
untuk membuang limbah ke aliran air seperti selokan dan sungai. Kondisi
tersebut jika dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan penyumbatan
aliran air. Alih-alih mengalir, air justru akan tertampung dan semakin
bertambah tinggi.

Ketika ketinggian air terus bertambah dan saluran atau sungai sudah tidak
bisa menampungnya lagi, maka air tersebut akan merembes keluar.
Pertama-tama hanya menggenangi kawasan sekitarnya, tetapi lambat laun
bisa menimbulkan banjir terutama pada saat musim penghujan.

C. Solusi Mengurangi Penumpukan Sampah Plastik

Solusi untuk mengurangi penumpukan sampah salah satunya adalah dengan


cara mengolah sampah anorganik khususnya sampah plastik menjadi bahan
bakar minyak. Di sini peneliti menduga bahwa kemungkinan besar plastik bisa
diubah kembali ke salah satu penyusunnya yaitu minyak bumi. Karena jika
plastik dipanaskan dengan suhu yang tinggi maka plastik akan meleleh dan
terbentuk uap. Lelehan plastik tersebut masih mudah terbakar.
D. Pembuatan Bahan Bakar Minyak Dari Limbah Plastik

Plastik adalah suatu bahan yang dibuat dari bahan zat organik secara sintetis
melalui polimerisasi sehingga diperoleh bahan yang bersifat plastik dan lunak
oleh pengaruh panas.

Menurut Amstead (1985) dikatakan bahwa bahan baku plastik berasal dari
berbagai pruduk pertanian, mineral dan bahan organik seperti batu bara, gas
alam, minyak bumi, batu kapur, silika dan belerang, dan pada proses
pembuatan ditambahkan berbagai bahan lain seperti zat pelarut, pewarna,
pengisi dan lain-lain. Jika plastik dipanaskan dengan suhu yang cukup
tinggi maka plastik akan meleleh dan terbetuk uap. Lelehan plastik tersebut
masih mudah terbakar. Berdasarkan fenomena tersebut, diduga pasti ada zat
tertentu di dalam plastik yang dapat diubah menjadi bahan bakar dan
kemungkinan besar plastik bisa diubah kembali menjadi salah satu bahan baku
penyusunnya, yaitu minyak bumi.
BAB III METODE
PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah eksperimen. Metode eksperimen untuk digunakan


pada saat pembuatan bahan bakar minyak limbah plastik.
Metode penelitian eksperimen termasuk dalam metode penelitian kuantitatif.
Yang menyatakan bahwa eksperimen berarti mencoba, mencari, dan
mengkonfirmasi serta menyatakan bahwa hubungan kausal atau sebab akibat
adalah inti dari penelitian eksperimen. Hubungan kausal adalah hubungan
sebab akibat, hal ini berarti bila variabel independen diubah-ubah nilainya
maka akan merubah nilai dependen.

Pengertian metode penelitian eksperimen digunakan apabila peneliti ingin


mengetahui pengaruh sebab akibat antara variabel independen dan dependen.
Hal ini berarti peneliti harus dapat mengontrol semua variabel yang akan
mempengaruhi outcome kecuali variabel independen (treatment) telah
ditetapkan.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian metode penelitian eksperimen adalah


metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen (treatment/perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil)
dalam kondisi yang terkendalikan. Kondisi dikendalikan agar tidak ada
variabel lain (selain varibel treatment) yanng mempengaruhi variabel
dependen. Agar kondisi dapat dikendalikan maka dalam penelitian eksperimen
menggunakan kelompok kontrol dan sering penelitian eksperimen dilakukan di
dalam laboratorium.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di halaman rumah peneliti (Surakarta) pada tanggal


24 Juni 2022 sampai dengan 26 Juni 2022.

C. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah jenis sampah anorganik. Sedangkan sampel
dalam penelitian ini yaitu kantong plastik atau gelas plastik berwarna bening.
Pemilihan sampel di atas dengan alasan bahwa jenis sampah tersebut yang paling
banyak ditemukan di lingkungan sekitar peneliti dan minyak yang dihasilkan
berwarna lebih jernih.

D. Prosedur Penelitian

1. Pembuatan Destilator Sederhana

a. Alat dan Bahan

1) Kaleng bekas, biskuit Khong Guan, tanggo atau sejenisnya.

2) Pipa besi sepanjang 50 cm dengan diameter 3 cm, jika lebih


panjang lebih baik.
3) Lem besi

4) Korek api

5) Solder

b. Cara membuat destilator sederhana :

1) Lubangi kaleng yang sudah disiapkan sesuai dengan ukuran pipa


besi tersebut.
2) Sambung pipa tersebut dengan kaleng. Lalu, rekatkan dengan
lem besi. Usahakan tiap sambungan tertutup lem dengan rapat,
sebab jika ada kebocoran akan berpengaruh pada proses
kondensasi dan banyaknya minyak yang dihasilkan.
3) Sambungkan pipa bersih tersebut dengan pipa biasa.

4) Destilator sederhana siap digunakan.

2. Pembuatan Minyak Limbah Plastik


a. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Sampah plastik yaitu, gelas plastik bekas air mineral dan kantong
plastik berwarna bening.
2) Air

3) Kompor minyak /gas atau tungku pemanas

4) Botol bekas (botol kaca seperti botol sirup)

b. Cara Kerja

1) Masukkan sampah plastik ke dalam pipa tabung penampung


sampah.
2) Siapkan tungku pemanas dan nyalakan dengan api yang besar.

3) Letakkan alat destilator di atas tungku pemanas.

4) Tunggu sampai 30 menit, hingga minyak yang dihasilkan keluar.

5) Letakkan botol-botol penampung di ujung saluran minyak.

6) Tampung minyak di botol-botol penampung destilat.

7) Catat hasilnya menggunakan tabel.

c. Proses Penyaringan dan Penjernihan Bahan Bakar Minyak


Limbah Plastik

1) Penyaringan
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan bahan bakar minyak
limbah plastik dari gumpalan (endapan). Langkah-langkah
penyaringan minyak limbah plastik adalah sebagai berikut:
a) Siapkan wadah, letakkan kertas saring pada bagian atas wadah
tersebut.
b) Tuangkan bahan bakar minyak limbah plastik ke dalam wadah.
c) Tunggu hingga beberapa menit sampai seluruh minyak limbah
plastik tersaring.

d. Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian mengenai " Pengolahan Sampah


Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak" , sehingga dapat
menghasilkan bahan bakar alternatif tepat guna yaitu minyak dari
limbah sampah plastic.

e. Uji Coba Penggunaan Bahan Bakar Minyak Limbah Plastik

Setelah diperoleh bahan bakar minyak limbah plastik dari distilator


sederhana, kemudian minyak dicobakan pada lampu tempel kemudian
diamati warna nyala api dan jumlah asap dibandingkan dengan warna
nyala api dan jumlah asap untuk lampu tempel yang berbahan bakar
minyak tanah. Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan peneliti
mendapatkan hasil yang sama yaitu lama nyala api dan asap yang
ditimbulkan dari penggunaan bahan bakar minyak limbah plastic dan
minyak tanah pada lampu tempel.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara umum, sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari
sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai
ekonomis. Jika menggolongkan sampah berdasarkan sifatnya, maka material
sisa tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu organik (degradable) dan
anorganik (undegradable).

Sampah merupakan permasalahan serius yang sedang dihadapi oleh manusia.


Pasalnya tidak semua sampah bisa terurai secara cepat, bahkan ada yang butuh
ratusan tahun untuk hancur. Sementara itu jumlah sampah terus bertambah
setiap harinya, sehingga ada ketidakseimbangan antara pertambahan dan
penguraian.
Solusi untuk mengurangi penumpukan sampah salah satunya adalah dengan
cara mengolah sampah anorganik khususnya sampah plastik menjadi bahan
bakar minyak. Di sini peneliti menduga bahwa kemungkinan besar plastik
bisa diubah kembali ke salah satu penyusunnya yaitu minyak bumi. Karena
jika plastik dipanaskan dengan suhu yang tinggi maka plastik akan meleleh
dan terbentuk uap. Lelehan plastik tersebut masih mudah terbakar.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai " Pengolahan Sampah Plastik


Menjadi Bahan Bakar Minyak" dapat disimpulkan bahwa salah satu cara
mengubah sampah plasik menjadi bahan bakar alternatif tepat guna
adalah dengan cara mengubahnya menjadi minyak limbah plastik.

B. Saran

Penelitian ini didasari oleh kepedulian peneliti terhadap permasalahan


lingkungan yang disebabkan oleh sampah. Berdasarkan hasil penelitian
mengenai " Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak" ,
peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan banyak
faktor yang menjadi hambatan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
wawasan dalam penulisan karya tulis ilmiah yang benar dan sesuai dengan
aturan aturan dalam pembuatan karya tulis ilmiah, sarana dan prasarana yang
terbatas dalam menulis karya tulis ilmiah, terbatasnya waktu untuk menulis
karya tulis ilmiah, kurangnya penguasaan komputer sebagai sarana menulis
karya tulis ilmiah, sehingga memerlukan kajian lanjutkan untuk
memperoleh hasil dan informasi yang lebih mutakhir, oleh karena iru kami
menyarankan:
1. Jangan membuang sampah sembarangan (pisahkan sampah organik
dengan anorganik)
2. Sampah plastik diusahakan jangan dibakar karen akan mencemari
lingkungan
3. Sampah plastik sebaiknya didaur ulang bisa dibuat tas, kerajinan yang lain

4. Sampah palstik bisa diolah menjadi bahan bakar arternatif menjadi minya
DAFTAR PUSTAKA

Asfar, M. A. 2010. Biogas Warisan Teknologi Kuno. Solo

Purba, Michael. 2004. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Radyastuti. 1996. Jenis Sampah. Bandung: Yudistira

Salirawati, Das, dkk. 2007. Belajar Kimia Secara Menarik Untuk SMA/MA
KelasX. Jakarta

Zakky. 2019. Pengertian Sampah Beserta Definisi, Jenis-Jenis dan Contohnya.


[Internet]. Tersedia di: https://www.zonareferensi.com/pengertian-sampah

Yofimesinmodern. 2015. Mesin Destilasi Minyak. [Internet]. Tersedia di:


https://www.google.com/amp/s/mesindestilasiminyak.wordpress.com/201
5/06/19/pengertian-dan-fungsi-mesin-destilasi-minyak/amp/

Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.10 , No.4, Oktober 2018: 368-375

Fauzi, A.P. (2006). Teori dan Aplikasi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Global Subsidies Initiative. (2015). Tinjauan Subsidi Energi di Indonesia.

Handajani, M. (2009). Analisis Gradien Kepadatan Penduduk dan Konsumsi


BBM.

Aboejoewono, A., Pengelolaan Sampah Menuju ke Sanitasi Lingkungan dan


Permasalahannya, Jakarta: Wilayah DKI Jakarta Sebagai Suatu Kasus,
1985.

Anwar, Hadi, 2005. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sample Lingkungan.


Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Azwar, A, 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Jakarta, Yayasan


Mutiara.

Anda mungkin juga menyukai