Anda di halaman 1dari 13

“ MANAJEMEN MUTU LAYANAN RUMAH SAKIT”

Dosen Pengajar : drg. Etty Sofia Mariati Asnar,


Sp.KGA

Disusun oleh:

NAMA : Ida Ayu Triana

NPM : 1211221192

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP

2023
TUGAS MANAJEMEN MUTU LAYANAN RUMAH SAKIT

TUGAS 4

MANAJEMEN RESIKO

1. Pengertian manajemen resiko

Manajemen risiko adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi,

menganalisis, mengevaluasi, dan mengendalikan risiko dalam suatu organisasi atau

proyek. Tujuan utama manajemen risiko adalah mengurangi atau meminimalkan

dampak negatif dari risiko dan memaksimalkan peluang yang ada.

Herman Darmawi (2006) menyatakan, manajemen risiko adalah

suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis, serta mengendalikan risiko dalam

setiap kegiatan perusahaan, dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan

efisiensi yang lebih tinggi.

Manajemen resiko merupakan bagian integral dari proses manajemen yang

berjalan dalam perusahaan atau lembaga suatu usaha untuk mengetahui,

menganalisis serta mengendalikan resiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan

tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi.

Menurut Zainul Arifin, Manajemen resiko adalah pengambilan resiko yang

rasional dalam keseluruhan proses penanggulangan resiko termasuk risk

asessement, sebagaimana tindakan-tindakan untuk membangun dan menerapkan

pilihan-pilihan dan kontrol resiko.


Menurut Ferry N. Idroes didalam bukunya ‘manajemen resiko merupakan

metode logis dan sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap,

menetapkansolusi, serta melakukan monitor dan pelaporan resiko yang berlangsung

pada setiap aktifitas atau proses.

Manajemen resiko adalah suatu cara, metode, atau ilmu pengetahuan yang

mempelajari berbagai jenis resiko. Bagaimana resiko itu terjadi dan mengelola

resiko tersebut dengan tujuan agar terhindar dari kerugian, atau usaha untuk

menggunakan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran dan usaha

seorang manajer untuk mengatasi kerugian secara rasional agar tujuan yang

diinginkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

2. Manfaat manajemen resiko

a. . Menjamin pencapaian tujuan

Manajemen dalam sebuah perusahaan menggunakan segala cara yang baik

untuk mencapai tujuan perusahaannya. Dalam usaha untuk mencapai tujuan

tersebut, banyak hal bisa terjadi. Ada hal-hal yang bisa diantisipasi

sebelumnya, dan ada kemungkinan masa depan yang penuh ketidakpastian.

Ketidakpastian itulah yang menimbulkan risiko Tujuan akan lebih mudah

jika rintangan yang mungkin terjadi itu telah diketahui sebelumnya. Ronny

Kountur (2004) mengatakan, keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh

kemampuan manajemen menggunakan berbagai sumber daya yang ada

untuk mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan bisa berhasil jika memiliki

tujuan yang baik untuk dicapai. Perusahaan yang memiliki manajemen


risiko yang baik akan lebih mudah jalannya untuk mencapai tujuan

dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki manajemen risiko

yang baik.

b. Meminimalkan kemungkinan bangkrut

Semua perusahaan memiliki kemungkinan bangkrut atau gulung tikar.

Risiko bangkrut bisa menimpa siapa saja dan kapan saja. Tidak ada yang

bisa menjamin bahwa sebuah perusahaan tidak akan bangkrut. Perusahaan

yang menerapkan manajemen risiko (risk management) dengan baik akan

sanggup menangani berbagai kemungkinan yang merugikan yang akan

terjadi pada perusahaannya. Hal ini bisa meminimalkan kemungkinan

kerugian dan eksistensi perusahaan bisa dipertahankan.

c. Meningkatkan keuntungan perusahaan

Manajemen risiko (risk management) yang baik dan teratur tentu dapat

meningkatkan keuntungan perusahaan. Salah satu manfaat dari manajemen

risiko adalah dapat memperkecil kerugian sehingga keuntungan yang akan

diperoleh semakin besar. Dengan penanganan risk management yang baik,

segala kemungkinan kerugian yang bisa menimpa perusahaan bisa dibuat

seminimal mungkin sehingga biaya menjadi lebih kecil dan keuntungan

yang masuk ke perusahaan bisa lebih bertambah. Hal ini harus menjadi

salah satu indikator suksesnya pelaksanaan manajemen risiko dalam suatu

perusahaan.
d. Memberikan keamanan pekerjaan

Manajer harus memiliki kemampuan memahami, menganalisa, dan

menangani risiko. Manajer yang dapat menangani risiko dengan baik dapat

membantu menyelamatkan perusahaan. Apabila perusahaan yang manajer

tangani tersebut dapat terhindar dari kerugian, maka sudah pasti perusahaan

akan mengalami kemajuan dan karir manajer pun akan ikut maju. Ronny

Kountur (2004) pernah mengatakan, banyak perusahaan yang tidak bersedia

mempekerjakan manajer dari perusahaan yang sebelumnya pernah bangkrut

atau tidak berprestasi sewaktu dipimpin oleh manajer tersebut. Keengganan

untuk mempekerjakan manajer yang tidak berprestasi kadang-kadang bukan

disebabkan manajer tersebut tidak berpengalaman, tetapi kemungkinan

karena kurang pahamnya dalam menangani hal-hal tidak terduga atau risiko.

e. informasi yang lebih baik sekitar resiko sehingga tingkat resiko dapat

dinilai

3. Langkah – Langkah mengendalikan manajemen resiko

Langkah-langkah Manajemen Risiko

Langkah-langkah atau proses yang biasanya dilakukan dalam upaya

menangani suatu risiko (risk management process) sangat tergantung pada

konsep dasar yang dianut. Untuk membuat suatu perencanaan yang baik

dalam menghindari risiko yang dihadapi perusahaan, maka beberapa

Langkah yang harus ditempuh antara lain:


a. Identifikasi Risiko perusahaan

Identifikasi risiko bisa dilakukan dengan bantuan penggunaan checklist.

Dalam sebuah perusahaan diperlukan metode yang sistematis untuk

mengeksplorasi semua segi dari sebuah perusahaan. Metode yang bisa

digunakan adalah:

1). Kuesioner analisis risiko (risk analysis questionnaire)

Manajer risiko perlu memastikan bahwa informasi yang diperlukan

berkenaan dengan harta dan operasi perusahaan tidak ada yang terlupakan.

2). Metode laporan keuangan

Metode ini dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yaitu neraca,

laporan laba dan rugi, serta catatan keuangan lainnya. Manajer risiko dapat

mengidentifikasi semua risiko yang berkenaan dengan harta, utang, dan

personalia perusahaan. Setiap perkiraan, dianalisis secara mendalam

berkaitan dengan kemungkinan kerugian yang dapat terjadi dari setiap

perkiraan itu

3). Metode peta aliran

Metode ini akan menggambarkan seluruh rangkaian operasi usaha dimulai

dari input sampai output. Checklist dari kerugian potensial digunakan untuk

operasi yang terlihat dalam peta aliran sehingga menentukan kerugian yang

dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan.

4). Metode inspeksi langsung di tempat

Metode ini digunakan untuk melakukan pemeriksaan secara langsung di

tempat dimana dilakukan aktivitas perusahaan. Pengamatan manajer risiko


bisa membuahkan hasil mengenai bagaimana kenyataan-kenyataan di

lapangan sehingga bermanfaat untuk penanggulangan risiko.

5). Mengadakan interaksi dengan pihak luar

Pihak luar bisa diartikan yaitu mengadakan hubungan dengan perseorangan

ataupun perusahaan-perusahaan lain. Terutama pihak-pihak yang dapat

membantu perusahaan dalam menanggulangi risiko seperti penasihat

hukum, akuntan, konsultan manajemen, dan lain-lain. Mereka dapat

membantu dalam mengembangkan identifikasi terhadap kerugian-kerugian

potensial.

6). Catatan statistik dari kerugian masa lalu

Catatan ini bisa digunakan untuk evaluasi kinerja. Kinerja yang berpotensi

akan menimbulkan kerugian perlu dipantau dan disempurnakan, seperti:

kualitas produksi, kualitas pelayanan, dan lain-lain.

7). Analisis lingkungan

Langkah ini sangat diperlukan guna mengetahui kondisi yang

mempengaruhi timbulnya risiko seperti konsumen, pesaing, supplier, dan

lain-lain. Dalam menganalisis masing-masing komponen, pertimbangan

yang penting di antaranya: sifat hubungannya, keanekaannya serta

kestabilannya. Seperti contoh: penjualan produk secara langsung atau tidak

langsung, dari produsen langsung ke konsumen atau dari produsen melalui

grosir, pedagang eceran baru ke konsumen, dan lain-lain.


b. Mengukur risiko

Mengukur usaha dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui relative tingkat

pentingnya dan memperoleh informasi untuk menetapkan kombinasi

peralatan manajemen risiko yang tepat untuk menangani. Metode untuk

mengukur risiko ini antara lain:

1) Metode sensitivitas

Metode sensitivitas merupakan suatu cara pengukuran dampak pada

eksposur dari akibat pergerakan variabel suatu risiko. Pengukuran dengan

metode sensitivitas ini banyak digunakan karena metode ini paling mudah

teknis perhitungannya dan hamper semua analis dan manajer perusahaan

pernah melakukan metode sensitivitas terhadap rencana keputusan. Adapun

variabel risiko yang dianalisis menggunakan metode sensitivitas antara lain:

risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko pasar, risiko kredit, dan risiko

likuiditas.

2) Metode volatilitas

Metode volatilitas merupakan metode yang menunjukkan besaran

kemungkinan hasil di sekitar ekspektasi hasil. Volatilitas yang sering

digunakan adalah jangkauan (range) dan standar deviasi. Perhitungan

standar deviasi dapat menggunakan dua jenis data yaitu data historis dan

data hasil peramalan.

3) Risiko sisi bawah (downside risk)

Risiko dapat memberi dampak positif maupun negative. Risiko ini hanya

mengukur potensi dampak buruk bila risiko menjadi kenyataan. Perlu


diingat, terdapat kondisi di mana perusahaan bisa menghadapi risiko yang

hanya berdampak positif, tetapi tidak hanya berdampak negatif.

c. menghindari resiko: menghentikan kegiatan,tidak melakukan kegiatan

d. mengurangi resiko : membuat spo, membuat kebijakan

4. Peranan manajemen resiko dalam keselamatan pasien

Manajemen resiko berperan dalam melindungi pasien dalam hal mencegah

terjadinya insiden dan kejadian yang mengancam keselamatan pasien, melindungi

pasien dalam hal klaim, keuangan dan asuransi, bertanggungjawab atas

kesiapsiagaan darurat fasilitas serta layanan dukungan psikologis dan kesehatan

manusia.

Untuk menjaga kesehatan dan keselamatan semua pasien yang bergantung

pada fasilitas, manajer risiko layanan kesehatan akan bertanggung jawab untuk

menerapkan rencana yang akan berdampak pada pasien. Rencana ini, setelah diuji,

kemudian harus dijadikan acuan untuk pelatihan dokter dan staf, dan dipantau untuk

memastikan keberhasilan. Rencana harus memitigasi risiko pasien seperti

menghindari pengisian resep yang sudah kadaluwarsa, menanyakan kepada pasien

tentang hasil tes yang hilang atau tertunda, berkomunikasi dengan pasien tentang

janji temu yang terlewat, dan menyimpan catatan setiap pasien yang menggunakan

fasilitas tersebut. Selain meningkatkan keselamatan, program-program ini juga

dapat membantu mengurangi penerimaan kembali.


Manajemen risiko, adalah proses sistemik untuk mengidentifikasi,

menganalisis dan mengevaluasi risiko aktual dan potensial untuk memperkirakan

biaya dan upaya yang mereka minta dari organisasi. Tujuan utama manajemen

risiko adalah untuk menyediakan lingkungan yang aman dan efektif bagi pasien

dengan menghindari dan mengurangi kehilangan dalam rumah sakit (Dearmon, V.,

2013). Hal ini dicapai dengan melakukan kegiatan yang mengidentifikasi,

menganalisis, dan mengevaluasi potensi bahaya dalam organisasi melalui pemetaan

dan analisis akar masalah. Banyak organisasi layanan kesehatan menggunakan jasa

manajer risiko untuk melakukan kegiatan manajemen risiko.

Peran manajer risiko berfokus pada (1) menilai risiko potensial organisasi,

kemampuan untuk mendanai dan membiayai risiko; (2) manajemen klaim dan

pembelaan klaim malpraktek; (3) kontrol kerugian (Napier, J. & Youngberg, B.J.,

2011). Oleh karena itu, keselamatan pasien adalah hasilnya, sementara manajemen

risiko berfokus pada pencegahan. Dengan demikian, keselamatan pasien memiliki

kemampuan untuk mendukung upaya manajemen risiko melalui cara-cara baru

untuk memahami bagaimana segala sesuatunya salah dan menerapkan model baru

untuk masalah.

Peran manajemen resiko dalam upaya peningkatan keselamatan pasien

adalah :

a. Mengidentifikasi faktor apa saja yang mengancam keselamatan pasien

yaitu dengan pembuatan SOP


b. Menganalisis factor apa saja yang mengancam keselamatan pasien

dengan mempelajari kejadian selama ini yang bersifat mengancam

keselamatan pasien

c. Melakukan penilaian hal – hal yang mengancam keselamatan pasien

dan membuat prosedur untuk melaksanakan patient safety

d. Mencari solusi dalam mengatasi hal yang dapat mengancam

keselamatan pasien dengan memberikan pelatihan rutin bagi tenaga

medis

e. Pemantauan resiko yaitu dengan secara rutin melaksanakan laporan pagi

setiap harinya pasien untuk mengevaluasi pelaksanaan pelayanan

terhadap pasien di hari sebelumya serta mengadakan diskusi hambatan

serta masalah apa saja dalam hal pelayanan pasien.

5. Bagaimana cara mengelola manajemen secara maksimal?

A. Pengendalian : berupa upaya untuk mengubah resiko yang merupakan

Langkah antisipasi yang direncanakan dan dilakukan secara rutin untuk

mengurangi resiko

B. Penanganan : Langkah untuk mengurangi resiko jika Tindakan

pengendalian belum memadai.

C. Mengambil kesempatan dengan kondisi yang ada dengan

mempertimbangkan keuntungan lebih besar dari kerugian

D. Mentoleransi resiko

E. Mentransfer resiko ke pihak ketiga seperti perusahaan asuransi


F. Menghentikan aktifitas yang menimbulkan resiko

6.Cara paling efektif menerapkan manajemen resiko

a. menetapkan konteks; defiisikan tujuan dan sasaran kegiatan

b. mengidentifikasi resiko:mengidentifikasi situasi yang menyebabkan

cedera. Instrument dalam identifikasi resiko yaitu : laporan kejadian ktd;

knc; sentinel, review rekam medik, , complain pelanggan, survey/self

asesmen. Pendekatan identikasi resiko :brainstorming, mapping out

prosedur proses perawatan, membuat ceklist resiko.

c. penilaian resiko : resiko yang teridentifikasi dalam satu tahun,informasi

indiden keselamatan pasien, informasi potensial resiko dan actual resiko.

Penilaian resiko ini meliputi area operasional, finansial, sumber daya

manusia, strategik, hukum dan teknologi.

d. evaluasi resiko: ranking resiko, prioritas resiko,analisis cost benefit,

tentukan apakah resiko akan diterima atau tidak

e. pengelolaan resiko untuk meminimalkan kerugian

7.Prinsip dasar manjemen resiko

Prinsip dasar untuk penerapan manajemen risiko pada proses bisnis :

1. Memahami apa saja sasaran (objectives) proses bisnis tersebut .

2. Mengidentifikasi apa saja yang dapat menghambat tercapainya sasaran

bisnis proses tersebut


3. Pengendalian apakah yang harus dilakukan agar risiko-risiko tersebut dapat

ditiadakan atau dikurangi.

Anda mungkin juga menyukai