Anda di halaman 1dari 5

Derivatif dan Manajemen Risiko

By: Anandha Sartika Putri, S.E., MSM

Manajemen Resiko
Pengertian Manajemen Resiko
Langkah pertama dalam melakukan manajemen resiko adalah
mengetaui dengan pasti definisi resiko. Tanpa mengetahui apa yang
dimaksud dengan resiko maka seseorang akan kesulitan dan mungkin tidak
dapat melakukan manajemen resiko.
Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko, bahkan
perlindungan atas harta benda, keuntungan, serta keuangan badan usaha
atau perorangan atas kemungkinan timbulnya suatu kerugian karena adanya
risiko tersebut. Dalam pengertian praktisi, konsep ini dapat diartikan
sebagai proteksi ekonomis terhadap kerugian yang mungkin timbul atas aset
dan pendapatan suatu perusahaan. Dalam konteks proyek, manajemen risiko
adalah seni dan pengetahuan dalam mengidentifikasi, menganalisis serta
menjawab faktor-fator risiko sepanjang masa proyek.

Jenis-Jenis Resiko
Risiko dapat dibedakan berdasarkan sifatnya yaitu :
1. Resiko murni, adalah resiko yang hanya menawarkan prospek terjadinya
kerugian. Contohnya meliputi resiko sebuah pabrik akan musuh karena
kebakaran atau adanya tuntutan pertanggungjawaban produk yang akan
mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan.
2. Resiko spekulatif, adalah situasi yang menawarkan adanya peluang meraih
keuntungan namun juga mungkin dapat mengakibatkan kerugian. Jadi,
investasi pada proyek-proyek baru dan sekuritas akan melibatkan resiko
spekulatif.

Analisis Manajemen Resiko


Analisis risiko adalah upaya untuk memahami risiko lebih dalam Hasil
analisis risiko ini akan menjadi masukan bagi evaluasi risiko dan untuk
proses pengambilan keputusan mengenai perlakuan terhadap risiko tersebut.
Termasuk dalam pengertian ini adalah cara dan strategi yang tepat dalam
memperlakukan risiko tersebut.
Analisis risiko meliputi kegiatan-kegiatan yang menganalisis sumber
risiko dan pemicu terjadinya risiko, dampak positif dan negatif serta
kemungkinan terjadinya. Analisis risiko dapat dilaksanakan dengan tingkat
kerincian yang bervariasi, tergantung dari jenis risiko, sasaran analisis
risiko, informasi data dan sumber daya yang tersedia. Tujuan dari analisis
risiko adalah melakukan analisis dampak dan kemungkinan semua risiko
yang dapat menghambat tercapainya sasaran organisasi, juga semua peluang
yang mungkin dihadapi organisasi.
Risiko dalam manajemen risiko bukan sekedar suatu kejadian, peristiwa
atau kondisi yang dapat berkembang atau terjadi, namun mencakup pula
berbagai informasi yang terkait dengan kejadian, peristiwa atau kondisi
tersebut. Metode atau pendekatan yang di pakai untuk mengidentifikasi
risiko tergantung pada proses penentuan konteks manajemen risiko. Proses
identifikasi risiko dapat menggunakan berbagai metode antara lain metode
berbasis branchstorming, check list, flowcharting dan lainnya.

Penanganan Resiko
Salah satu aspek penting dalam manajemen resiko perusahaan adalah
penanganan resiko, bagaimana menangani resiko-resiko yang dihadapi agar
kerugian perusahaan menjadi seminimal mungkin. Jika kerugian bisa
diminimalkan, itu berarti perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih
besar. Jenis-Jenis Penanganan resiko yakni menggunakan metode:
1. Peta Resiko. Yakni gambaran tentang posisi risiko pada suatu peta dari dua
sumbu yaitu sumbu vertical menggambarkan profitabilitas dan sumbu
horizontal menggambarkan dampak dan dalam hal ini diperlukan data
historis.
2. Metode akromasi. Yakni cara untuk mengetahui probabilitas dan dampak
risiko dengan cara menanyakan kira-kira berapa probabilitas dan dampak
dari suatu resiko kepada orang lain.
3. Preventif. Yakni strategi penanganan resiko yang dilakukan apabila
probabilitas risiko terlalu besar.
4. Mitigasi. Yakni strategi penanganan risiko yang dimaksudkan untuk
memperkecil dampak yang ditimbulkan dari risiko.

Menggunakan Derivatif Untuk Mengurangi Resiko

Perusahaan dapat terkena berbagai resiko yang terkait dengan tingkat


suku bunga harga saham, dan fluktuasi nilai tukar didalam pasar keuangan.
Bagi seorang investor salah satu cara yang paling jelas dalam mengurangi
resiko keuangan adalah dengan memilih fortopolio saham dan sekuritas
uang yang terterdiversifikasi secara luas termasuk dalamnya sekuritas
internasional dan utang dengan berbagai waktu jatuh tempo. Penggunaan
derivative untuk mengurangi resiko dilakukan yakni dengan:
1. Melakukan Lindung Nilai dengan Future
2. Exposer harga sekuritas
3. Eksposur harga komoditas
4. Penggunaan dan penyalahgunaan derivatif

Contoh Kasus (Manajemen Resiko)

KASUS MANAJEMEN RESIKO PT LAPINDO BRANTAS Inc.


Lapindo Brantas Inc. adalah salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja
Sama (KKKS) yang ditunjuk BPMIGAS untuk melakukan proses pengeboran
minyak dan gas bumi di Indonesia.

Permasalahan
Bencana ekologis nasional lumpur panas atau dikenal dengan nama
lumpur lapindo yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur
dimulai pada tanggal 28 Mei 2006, saat gas beracun dan lumpur panas
menyembur di dekat sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik PT Lapindo
Brantas, Inc. yang hingga saat ini belum juga selesai.

Dari kasus ini ada beberapa resiko yang terjadi dan atau akan terjadi dari
aktifitas semburan lumpur PT Lapindo Brantas Inc tersebut :

1. Kerusakan lingkungan (polusi), semburan lumpur yang keluar dari pengeboran


PT Lapindo Brantas Inc. akan merusak ekosistem sekitar, baik itu tumbuhan
maupun ekosistem lainnya. Dikarenakan luapan lumpur yang bervolume
terlalu besar sehingga direncanakan akan dibuang atau dialirkan ke laut
melewati sungai porongdan sungai aloo, dalam hal ini akan mencemari
ekosistem sekitar baik itu didaratan maupun laut yang akan tercemari oleh
logam kadmium ( Cd ) dan timbal ( Pb ) lumpur tersebut dan juga sangat
berbahaya bagi manusia apabila kadarnya jauh diambang batas sesuai hasil
penelitian oleh pihak Wahana Lingkungan Hidup /WALHI. Selain itu, lumpur
yang akan dialirkan keperairan sungai porong dan sungai aloo akan merusak
dan berbahaya terhadap biota air terutama jenis Crustaceae karena kandungan
senyawa phenol “menurut Niniek Herawati dalam tesisnya tentang analisis
risiko lingkungan aliran air lumpur lapindo ke badan air (studi kasus sungai
porong dan sungai aloo – kabupaten Sidoarjo)

2. Resiko Hukum , dalam kasus ini PT Lapindo Brantas Inc. akan dikenakan
hukuman atas pelanggaran yang telah dilakukan perusahaan tersebut karena
telah mengeluarkan polusi melebihi batas yang diizinkan dengan hukuman
denda sampai pada hukuman yang paling berat ( penjara ). Reputasi, kesalahan
yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas Inc. beserta perusahan kontraktornya
yaitu PT Medici Citra Nusantara ini akan berdampak buruk bagi kredibilitas
perusahan yang dimiliki oleh Aburizal Bakrie tersebut.

3. Resiko Pembebanan APBN RI, Pembahasan RUU APBN Perubahan 2013


akhirnya menyepakati satu poin pembahasan tentang alokasi anggaran untuk
penanggulangan lumpur Lapindo. Fraksi-fraksi di DPR menyepakati alokasi
anggaran sebesar Rp 155 miliar. Tak sepantasnya kesalahan PT Lapindo
Brantas Inc. ini mendapatkan alokasi dana APBN, dan seharusnya beban
bencana lumpur ini diserahkan ke perusahan yang dimiliki keluarga Aburizal
Bakrie. Begitu besarnya anggaran yang telah dikeluarkan untuk bencana
lumpur lapindo ini sangat merugikan negara ini hingga Rp. 6,3 Trilliun dari
tahun 2007 hingga 2013 sebagai rincian APBN 2006 sebesar Rp. 6,3 Miliar,
APBN 2007 sebesar Rp. 144,4 Miliar, APBN 2008 sebesar Rp. 513,1 Miliar,
APBN 2009 sebesar Rp. 705,8 Miliar, APBN 2010 sebesar Rp. 636,8 Miliar,
APBN 2011 sebesar Rp. 1,262 Triliun, APBN 2012 sebesar Rp. 1,304 Triliun,
APBN sebesar 2013 Rp. 1,488 Triliun.

4. Resiko Keuangan, atas kejadian ini bukan hanya negara yang dirugikan oleh
PT Lapindo Brantas melainkan warga sekitar lumpur juga mengalami
kerugian atas begitu besarnya lumpur yang keluar dari sumur pengeboran
Banjar Panji-1 ini ke pemukiman mereka dan persawahan mereka pun tak
luput oleh luapan lumpur tersebut. Para karyawan juga merasa dirugikan,
karena mereka harus diberhentikan oleh perusahaan tersebut walaupun mereka
juga menerima gaji dan pesangon dari pihak perusahaan. PT Lapindo Brantas
Inc. sudah pasti terkena dampak resiko keuangan atas kejadian ini karena
harus membayar ganti rugi terhadap warga sekitar yang terkena dampak ini
dan juga untuk membayar gaji dan pesangon para pekerjanya yang akan
diberhentikan.

5. Resiko Terhadap Izin Usaha, akibat dari permasalahan ini legalitas serta
perizinan usaha PT Lapindo Brantas terancam akan dicabut oleh pemerintah
karena perusahaan tersebut dianggap bermasalah dan merugikan banyak
pihak.

Solusi

Dari resiko-resiko atau permasalahan mengenai kasus tersebut dapat di


tarik kesimpulan atau cara untuk mengantisipasi atau meminimalkan resiko
kejadian tersebut dikemudian hari yakni dengan cara:
1. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), sebagai salah satu
perusahaan yang mengeksplorasi lingkungan, PT Lapindo Brantas dianjurkan
untuk melakukan kegiatas tersebut sebelum kegiatan usaha tersebut dimulai
untuk mengantisipasi resiko terhadapat lingkungan yang akan dan atau telah
dieksplorasi sehingga tidak menggannggu ekosistem dan lingkungan yang ada
disekitar perusahaan.
2. Teknologi, gunakanlah teknologi yang sesuai dengan usaha yang akan dimulai
untuk dapat memudahkan resiko-resiko yang akan terjadi dikemudian hari.
Buatlah pula keputusan dengan beberapa para ahli dalam mengatasi resiko
yang telah terjadi.
3. Lokasi yang Strategis, penentuan lokasi usaha sangat mempengaruhi pada
dampak resiko usaha yang terjadi. Usahakan lokasi usaha jauh dari lingkungan
masyarakat agar dapat mengantisipasi limbah yang ada dan tidak mengganggu
masyarakat sekitar.

Anda mungkin juga menyukai