Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN RISIKO

RINGKASAN MATERI KULIAH (RMK)


RPS 2
Metode Identifikasi dan Pengukuran Resiko

Dosen Pengampu

Prof. Dr. Ni Luh Putu Wiagustini, S.E., M.Si.

Oleh:

Ni Luh Dila Diah Paramita (1807521040)


Shamia (1807521034)
Putu Indy Widiananda Putri (1807521120)
I Putu Bagus Suta Arimbawa (1807521142)
Qibtya Salma (1707521012)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021

0
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekonomi dan bisnis adalah dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Melalui bisnis,
kita dapat menciptakan sebuah pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada kesejahteraan rakyat.
Dalam menjalankan suatu bisnis, tentu mengenal peluang dan risiko. Peluang adalah probabilitas
kemungkinan suatu kejadian atau insiden akan terjadi, sedangkan risiko adalah hasil atau dampak
yang akan didapat apabila menerapkan atau melakukan sesuatu(Hendro, 2011).

Selain mempertimbangkan peluang, risiko adalah hal yang tidak kalah penting untuk
dipertimbangkan dalam menjalankan suatu bisnis. Banyak hal yang harus diatur demi
meminimalisir risiko yang justru merugikan bisnis. Oleh karena itu pada makalah ini akan dibahas
mengenai Metode Identifikasi dan Pengukuran Risiko.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana Proses Mapping Resiko?


2) Bagaimana Teknik Identifikasi Resiko?
3) Bagaimana Pengukuran Resiko?
4) Bagaimana Ilustrasi Identifikasi Resiko Pada Suatu Perusahaan?

1.3 Tujuan Masalah

1) Untuk Mengetahui Proses Mapping Resiko


2) Untuk Mengetahui Teknik Identifikasi Resiko
3) Untuk Mengetahui Pengukuran Resiko
4) Untuk Mengetahui Ilustrasi Identifikasi Resiko Pada Suatu Perusahaan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Proses Mapping Resiko


Jika risiko tidak bisa diidentifikasi maka risiko tidak dapat diukur maka kita tidak bisa
mengelola risiko. Dimana, Pengidentifikasian risiko adalah hal pertama yang harus dilakukan
sebelum pengukuran risiko. Secara umum langkah-langkah dalam identifikasi dan
pengukuran risiko adalah:
a) Mengidentifikasi risiko dan memelajari karakteristik risiko.
b) Mengukur risiko dengan melihat seberapa besar dampak risiko tersebut terhadap kinerja
perusahaan, dan menentukan prioritas risiko.

Bagan 1. Proses Manajemen Resiko (Proses Mapping Resiko)

Adapun penjelasan bagan diatas adalah sebagai berikut.


1) Sebuah resiko harus dikenali dan diidentifikasi terlebih dahulu
2) Pahami dan pelajari karakteristik resiko. Dimana, Pemahaman terhadap karakteristik yang
baik akan bermanfaat untuk merumuskan metode yang tepat untuk mengelola risiko.
3) Lakukan evaluasi terhadap resiko itu, entah dengan membandingkannya dengan
pengalaman antisipasi resiko yang pernah dilakukan perusahaan, maupun dengan
perbandingan besar kecil resikonya.

2
4) Lakukan prioritas resiko, dengan mengkualifikasikan resiko, maka kita dapat mengetahui
tinggi rendahnya resiko itu serta bagaimana dampaknya terhadap kinerja perusahaan.
Sehingga kita dapat memprioritaskan resiko yang dianggap lebih butuh perhatian untuk
pelaksanaan kegiatan pencegahan.
5) Fokuskan pada resiko yang paling relevan (mempunyai dampak yang paling besar dan
probabilitas yang besar) bagi perusahaan.
6) Kelola risiko tersebut
7) Revisit yaitu tindakan evaluasi ulang tentang langkah-langkah yang sudah dilakukan
untuk meningkatkan efektivitas manajemen risiko.

2.2. Teknik Identifikasi Resiko


Terdapat beberapa teknik dalam mengidentifikasikan resiko, antara lain:
a) Analisis Sekuen Resiko
“Risiko mempunyai sekuen dari sumber risiko sampai kemudian munculnya kerugian
karena resiko tersebut”

Bagan 2. Bagan Analisis Sekuen Resiko

Penjelasan bagan diatas adalah sebagai berikut.


1. Terdapat sumber risiko yaitu api, yang tentunya dapat menyebabkan kebakaran.
2. Terdapat faktor katalis, yaitu mempercepat/memperbesar kemungkinan munculnya
kejadian yg tidak diinginkan. Misalnya Minyak tanah ditaruh dekat kompor. Situasi
tsb meningkatkan kemungkinan terjadinya kebakaran.

3
3. Terdapat eksposur. Jika terjadi kebakaran maka gedung yang ditempati kompor akan
terbakar. Dengan kata lain, gedung tersebut menghadapi eksposur terhadap risiko
kebakaran.
4. Terdapat peril (kejadian yg tidak diinginkan) yaitu kebakaran yang mengakibatkan
kerugian.

Melalui analisis sekuen tsb, kita bisa melakukan pencegahan munculnya peril dengan
fokus pada sekuen yg terjadi. Contoh, api mungkin tidak bisa dihilangkan, tapi kita bisa
mengendalikan risiko dengan menjauhkan minyak tanah dari kompor, atau menggunakan
kompor listrik, atau memasang tabung pemadam kebakaran, atau memasang alarm asap
kebakaran.

b) Identifikasi Sumber-Sumber Resiko


1. Lingkungan Fisik, seperti bangunan yang dimakan usia hingga menjadi rapuh, sungai
dapat menyebabkan bajir, gempa bumi, badai, topan, dan pengrusakan.
2. Lingkungan Sosial, seperti kerusakan sosial, demonstrasi, konflik dengan masyarakat
lokal, pemogokan pegawai, pencurian, perampokan.
3. Lingkungan Politik, seperti perubahan perundangan, perubahan peraturan, konflik
antar negara yang mendorong boikot produk perusahaan.
4. Lingkungan Legal, seperti gugatan karena gagal mematuhi peraturan dan perundagan
yang berlaku.
5. Lingkungan Operasional, seperti kecelakaan kerja, kerusakan mesin, kegagalan
sistem komputer, serangan virusterhadap komputer.
6. Lingkungan Ekonomi, seperti kelesuan ekonomi, inflasi yang tidak terkendali.

c) Analisis Laporan Keuangan


Melihat rekening-rekening dalam laporan keuangan, Menganalisis risiko-risiko yang bisa
muncul dari rekening-rekening tersebut, Misal, kas. Ada istilah yang mengatakan bahwa
'uang tunai adalah raja'. Kas merupakan item yang paling banyak memicu kejahatan.
Contoh lain adalah utang bank. Risiko apa saja yang bisa muncul dari utang bank. Sama
seperti sebelumnya, banyak risiko yang memerlukan pinjaman bank, seperti risiko gagal

4
membayar kewajiban / bunga dan cicilan pada saat jatuh tempo. Dengan melihat laporan
keuangan satu per satu dan melihat risiko yang bisa muncul dari akun tersebut, kita bisa
memperoleh gambaran risiko apa saja yang mungkin dihadapi oleh perusahaan.

d) Analisis Flow Chart Kegiatan dan Operasi Perusahaan


Metode ini berusaha melihat sumber-sumber risiko dari flow-chart kegiatan dan operasi
perusahaan. Metode sangat sesuai untuk risiko tertentu, seperti risiko dari proses produksi.
Proses produksi dimulai dari masuknya input tertentu, pengerjaan input tersebut, sampai
menjadi output tertentu. Dalam rangkaian kegiatan produksi tersebut, ada kemungkinan
munculnya kejadian yang tidak diinginkan, misal kecelakaan kerja, kerusakaan mesin, dan
sebagainya. Dengan mengamati rangkaian prosesnya, kita akan bisa melihat atau
melokalisir terjadinya kejadian tersebut, kemudian bisa mengidentifikasi sumber risiko
yang menyebabkan kejadian negatif tersebut.

e) Analisis Kontrak
Analisis kontrak bertujuan melihat risiko yang bisa muncul karena kontrak tertentu. Risiko
ini lebih berkaitan dengan risiko tuntutan hukum. Spesifikasi kontrak yang tidak
menyeluruh bisa menimbulkan celah-celah yang bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab. Karena itu sedapat mungkin kontrak dituliskan dengan bahasa yang
jelas (hitam putih), menyeluruh, untuk meminimalkan risiko seperti risiko tuntutan hukum
atau ganti rugi. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan meminta departemen
hukum atau kepatuhan untuk memeriksa poin-poin dalam kontrak, menganalisis
kemungkinan-kemungkinan konsekuensi hukum jika suatu kontrak dituliskan dengan
redaksi yang tertentu.

f) Catatan Statistik Kerugian dan Laporan Kerugian Perusahaan


Jika perusahaan mempunyai database yang baik, perusahaan bisa mencatat kerugian-
kerugian yang dialami oleh perusahaan. Perusahaan bisa menetapkan standar kenormalan
yang tertentu untuk setiap kejadian. Jika suatu kejadian muncul dengan catatan yang tidak
normal, maka manajer risiko bisa memeriksa lebih lanjut penyebabnya. Ketidaknormalan
tersebut bisa terjadi karena frekuensi yang terlalu sering, (lebih sering dibandingkan

5
dengan frekuensi normal), atau nilai kerugian yang terlalu tinggi (lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai kerugian yang normal). Analisis terhadap penyimpangan bisa
membantu mengidentifikasi sumber-sumber risiko.

g) Survey atau Wawancara Terhadap Manajer


Manajer merupakan pihak yang paling mengetahui operasi perusahaan, termasuk risiko-
risiko yang dihadapi perusahaan. Karena itu mereka bisa diminta bantuannya untuk
mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi oleh organisasi. Yang diperlukan adalah
metodologi yang sistematis yang bisa memfasilitasi sesi diskusi tersebut.

Sebagai ilustrasi, United Grain Growers yang merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang pertanian di Kanada melakukan sesi 'brainstorming' antara manajernya dengan
konsultan manajemen risiko, untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang paling penting yang
dihadapi oleh perusahaan. Hasil diskusi tersebut menunjukkan ada enam tipe risiko yang
paling penting, dengan urutan sebagai berikut.
1) Risiko komoditas: harga komoditas yang jatuh padahal perusahaan memegang
komoditas tersebut
2) Risiko cuaca: cuaca yang tidak menguntungkan sehingga mengacaukan panen, dan
kemudian menurunkan volume pertanian yang dikirimkan oleh perusahaan (penjualan
menurun)
3) Risiko counterparty: yaitu counterparty perusahaan gagal memenuhi kontraknya
terhadap perusahaan
4) Risiko lingkungan: yaitu perusahaan menghadapi tuntutan hukum karena perusahaan
dituduh merusak lingkungan (seperti mencemarkan lingkungan)
5) Risiko persediaan: yaitu persediaan yang dipegang mengalami kerusakan (misal
membusuk)
6) Risiko kredit: yaitu counterparty gagal bayar kepada perusahaan
7) Risiko komoditas merupakan risiko yang dianggap paling penting oleh manajer UGG.

6
2.3. Pengukuran Resiko
Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui besar atau kecilnya resiko yang akan
terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya resiko yang dihadapi perusahaan,
kemudian bisa melihat dampak dari resiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa
melakukan prioritisasi resiko, resiko mana yang relevan.

Tipe Risiko Definisi Teknik Pengukuran


Risiko Pasar Harga pasar bergerak kea rah yang Value At Risk (VAR),
tidak menguntungkan (merugikan). Stress testing.
Risiko Kredit Counterparty tidak bisa membayar Credit rating,
kewajibannya (gagal bayar) ke creditmetrics.
perusahaan.
Risiko Perubahan Tingkat bunga berubah yang Metode pengukuran
tingkat bunga mengakibatkan kerugian pada jangkat waktu, durasi.
portofolio perusahaan.
Risiko Operasional Kerugian yang terjadi melalui operasi Matriks frekuensi dan
perusahaan. signifikansi kerugian, VAR
operasional.
Risiko Kematian Manusia mengalami kematian dini Probabilitas kematian
dengan table mortalitas
Risiko Kesehatan Manusia terkena penyakit tertentu Probabilitas terkena
penyakit dengan
menggunakan table
morbiditas.
Risiko Teknologi Perubahan teknologi mempunyai Analisis skenario
konsekuensi negative terhadap
perusahaan.

Tabel di atas menunjukkan tipe risiko yang berbeda menghadirkan teknik pengukuran yang
berbeda juga. Teknik pengukuran berbeda tingkat kecanggihannya (tingkat kuantifikasinya),
mulai dari yang paling sederhana, yaitu matriks frekuensi dan signifikansi kerugian, sampai

7
pada stress-testing yang lebih rumit. Beberapa tipe risiko lebih sulit dikuantifikasi, misal risiko
teknologi. Untuk tipe risiko tersebut, kita bisa menggunakan teknik analisis skenario, yaitu
mengembangkan beberapa skenario dan melihat dampaknya terhadap organisasi.

2.4. Ilustrasi Identifikasi Resiko Pada Suatu Perusahaan


1. PT Unggul Airlines menggunakan pesawat yang lebih tua dibandingkan dengan pesaing-
pesaingnya. Pesawat tua tersebut digunakan karena biaya sewa dan biaya pembelian lebih
murah. Sayangnya pesawat tua lebih boros bahan bakar . Diperkirakan bahan bakar
mencapai sekitar 30% dari komponen, sementara persentase untuk pesaing adalah sekitar
15 sampai 20%. Dengan struktur biaya yang semacam itu, PT Unggul Airlines menjadi
lebih rentan terhadap kenaikan harga bahan bakar pesawat. Untuk melihat seberapa besar
pengaruh bahan bakar tersebut, Joko memplot pengaruh perubahan harga bahan bakar
terhadap EPS ( Earning per Share) PT Unggul Airlines, seperti berikut

Terlihat bahwa jika bahan bakar meningkat, maka EPS perusahaan mengalami
penurunan, dan sebaliknya. Untuk lihat seberapa besar pengaruh tersebut, Joko kemudian
mencoba ba membandingkan pengaruh harga bahan bakar terhadap EPS untuk PT
Unggul airlines dan perusahaan penerbangan lainnya. Perbandingan tersebut bisa dilihat
pada bagian berikut .

8
Bagan diatas menunjukkan bahwa EPS unggul Airlines lebih sensitif terhadap perubahan
harga bahan bakar. Jika harga bahan bakar rendah, maka EPS umur Airlines cenderung
lebih tinggi dibandingkan EPS perusahaan penerbangan lain. Tapi jika bahan bakar
bergerak naik, maka EPS unggul Airlines akan jatuh cukup signifikan titik tersebut
menunjukkan bahwa unggul Airlines mempunyai eksposur terhadap perubahan harga
bahan bakar yang lebih besar dibandingkan dengan pesaingnya.

2. PT Unggul Airlines mempunyai rute penerbangan luar negeri (terutama ke Australia,


Malaysia ,Hongkong). Selama ini PT Unggul Airlines lebih banyak mengandalkan
wisatawan domestik atau pembisnis domestik yang akan berpergian ke luar negeri untuk
rute-rute tersebut. Yang menjadi masalah, jika rupiah melemah terhadap mata uang asing,
maka harga tiket yang biasanya ditetapkan dalam dolar Amerika Serikat ($) menjadi lebih
mahal. Penetapan harga dalam ($) dilakukan karena PT Unggul Airlines harus membayar
biaya dalam ($) untuk operasi luar negeri mereka. Sebagai contoh biaya parkir pesawat di
airport membayar tenaga kerja di Australia, Hongkong, dan lainnya, menggunakan dolar.
Jika rupiah melemah terhadap dolar, maka biaya dalam rupiah (setelah dikonversi ke
Rupiah) akan meningkat. Peningkatan biaya tersebut akan menurunkan tingkat keuntungan
perusahaan. Perusahaan dengan demikian menghadapi masalah ganda jika rupiah menguat,
yaitu menurunnya daya beli masyarakat Indonesia, dan meningkatnya biaya operasional
rute luar negeri tabel berikut mengilustrasikan efek depresiasi Rupiah terhadap dolar.

9
3. PT Unggul Airlines saat ini menggunakan utang yang cukup signifikan. Utang tersebut
terdiri dari dua tipe: (1) membayar bunga secara tetap, dan (2) membayar bunga
mengambang. Joko muryanto kemudian mencoba menganalisis efek perubahan tingkat
bunga terhadap EPS unggul Airlines. Bagan berikut ini menyajikan efek tersebut.

Dari kedua bagan tersebut terlihat bahwa jika tingkat bunga naik, EPS Unggul Airlines
juga mengalami kenaikan. Analisis selanjutnya menunjukkan bahwa tingkat bunga
meningkat pada kondisi perekonomian baik, di mana lebih banyak penumpang yang
memanfaatkan jasa penerbangan (karena pendapatan mereka meningkat ). Karena itu
meskipun biaya bunga naik, efek bersih yang terjadi adalah kenaikan EPS. Selanjutnya
menunjukkan bahwa pengaruh hutang dengan bunga tetap terhadap EPS ternyata lebih

10
besar dibandingkan pengaruh hutang dengan bunga variabel (mengambang). Sekilas
nampaknya hasil tersebut tidak masuk akal, karena bunga tetap membayarkan bunga yang
tetap, sementara bunga mengambang membayarkan bunga yang berubah. Dan bunga
mengambang, biaya bunga bisa meningkat pada saat tingkat bunga meningkat. Tetapi
analisis lanjutan menunjukkan terjadinya ‘hedging’ Secara alamiah dari utang
mengambang. Pada saat ekonomi membaik lebih banyak penumpang yang memanfaatkan
jasa penerbangan. Penjualan perusahaan akan meningkat dalam situasi tersebut. Jika
perekonomian meningkat, ancaman inflasi menjadi lebih besar. Bank Sentral biasanya
tidak suka dengan peningkatan inflasi karena dikhawatirkan mengganggu pertumbuhan
ekonomi. Bank Sentral cenderung menaikkan tingkat bunga dalam situasi tersebut untuk
mengendalikan inflasi dengan demikian pada saat tingkat bunga meningkat, perusahaan
sudah punya kas yang lebih banyak, yang bisa digunakan untuk membayar utang.

Pada akhirnya Joko muryanto menyimpulkan bahwa PT Unggul Airlines menghadapi tiga
jenis risiko strategis Yaitu:
1) risiko kenaikan harga bahan bakar
2) risiko perubahan kurs (rupiah melemah)
3) risiko perubahan tingkat bunga Joko kemudian membuat laporan ke atasannya untuk
ditindaklanjuti

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jika risiko tidak bisa diidentifikasi maka risiko tidak dapat diukur maka kita tidak bisa
mengelola risiko. Dimana, Pengidentifikasian risiko adalah hal pertama yang harus dilakukan
sebelum pengukuran risiko. Contoh, api mungkin tidak bisa dihilangkan, tapi kita bisa
mengendalikan risiko dengan menjauhkan minyak tanah dari kompor, atau menggunakan kompor
listrik, atau memasang tabung pemadam kebakaran, atau memasang alarm asap kebakaran.
Pemahaman terhadap karakteristik yang baik akan bermanfaat untuk merumuskan metode yang
tepat untuk mengelola risiko. Sehingga kita dapat memprioritaskan resiko yang dianggap lebih
butuh perhatian untuk pelaksanaan kegiatan pencegahan. Terdapat faktor katalis, yaitu
mempercepat/memperbesar kemungkinan munculnya kejadian yg tidak diinginkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mamduh, M. Hanafi. 2016. Manajemen Risiko (Edisi Ketiga). Yogyakarta: UPP STIM
YKPN
Hendro. (2011). Dasar-Dasar Kewirusahaan. In Erlangga.

13

Anda mungkin juga menyukai