Anda di halaman 1dari 4

Identifikasi Dan Pengukuran Risiko

4.1. IDENTIFIKASI RISIKO


Secara umum langkah-langkah dalam identifikasi dan pengukuran risiko adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi risiko dan mempelajari karakteristik risiko tersebut
2. Mengukur risiko tersebut, melihat seberapa besar dampak risiko tersebut terhadap kinerja
tersebut, dan menentukan prioritas risiko tersebut.
Bagan berikut ini menggambarkan siklus mapping risiko. Pertama kali, risiko perlu
diidentifikasikan. Kemudia kita perlu mempelajari karakteristik risiko tersebut serta melakukan
evaluasi. Pemahaman yang baik terhadap karakteristik tersebut akan bermanfaat untuk merumuskan
metode yan tepat untuk mengolah risiko tersebut. Langkah berikutnya adalah melakukan prioritisasi
risiko, dimana kuantifikasi risiko merupakan salah satu komponen penting dalam langkah. Melalui
kuantifikasi tersebut, kita bisa mengukur tinggi rendahnya risiko dan bagaimana dampak risiko
tersebut terhadap kinerja perusahaan. Selanjutnya kita bisa memfokuskan pada risiko yang paling
relevan (misal, mempunyai dampak yang besar dan probabilitas yang besar) bagi perusahaan.
Langkah selanjutnya adalah mengelolah risiko.pengelolaan risiko akan banyak dibicarakan di bab 13
sampai 20. Langkah berikutnya adalah revisit, yaitu mengevaluasi ulang langkah-langkah yang
sudah dilakukan, untuk meningkatkan aktivitas manajemen risiko.
Bagan 4.1. Siklus Manajemen Risiko ( Proses Mapping Risiko)

MEMAHAMI

IDENTIFIKASI

EVALUASI

REVISIT

PRIORITASI

KELOLA

4.1.1. Analisis Sekuen Risiko


Risiko mempunyai sekuen dari sumber risiko sampai kemudian munculnya kerugian karna risiko
tersebut. Bagan berikut ini menggambarkan sekuen semacam itu disertai dengan ilustrasi analisis
sekuen risiko untuk risiko kebakaran.
Bagan 4.2. Sekuen Risiko

Bagan diatas menunjukkan, pertama ada sumber risiko yaitu api. Api bisa menyebabkan kebakaran
dan kerugian bagi organisasi. Kemudian ada risk factors (factor risiko) yang menjadi katalis
(catalis), yaitu yanhg mempercepat atau memperbesar kemungkinan kemunculan kejadian yang
tidak diinginkan. Dalam contoh diatas, risk factors tersebut adalah minyak tanah yang ditaruh
didekat kompor. Situasi tersebut akan meningkatkan kemungkinan terjadinya kebakaran. Jika
terjasi kebakaran maka gedung yang ditempati kompor tersebut akan terbakar. Dengan kata lain,
gedung tersebut menghadapi eksposur terhadap risiko kebakaran. Kemudian terjadi kejadian yang
tidak kita inginkan (peril) yaitu kebakaran. Setelah melakukan analisis sekuen semacam itu, kita
bisa melakukan pencegahan munculnya kejadian yang tidak diinginkan dengan memfokuskan
pada sekuen yang terjadi. Seperti contoh, api barangkali tidak bisa dihilangkan. Kita bisa
mengendalikan risiko (risk control) dengan menjauhkan minyak tanah dari kompor. Alternative
lain kita bisa mengggunakan kompor listrik yang tidak terpengaruh oleh minyak tanah. Kita juga
bisa melakukan susatu terhadap gedung yang ditempati langsung oleh kompor tersebut. Misal, kita
membuat gedung yang tahan api sehingga bisa mengurangi kemungkinan kerusakan karena
kebakaran. Kita juga bisa memasang tabung pemadam kebakaran di gedung tersebut, sehingga jika
muncul api, pencegahan bisa dilakukan dengan cepat.
Analisis semacam itu sangat sesuai untuk eksposur asset fisik seperti gedung yang rentan terhadap
kebakaran, bangunan yang rentan terhadap kebanjiran, dan sebagainya. Tetapi meskipun demikian,
analisis sekuen semacam itu juga bisa dipakai untuk risiko lainnya. Sebagai contoh, fidelity
investment mempunyai program risk event log, dimana setiap kerugian yang signifikan dicatat di
data base perusahan. Kemudian manajer risiko menganalisis akar permasalahannya, dan
alternative pencegahan yang bisa dilakukan.

4.1.2. Mengidentifikasi Sumber-Sumber Risiko


Berikut ini sumber-sumber risiko dari lingkungan di sekitar kita.
1. Lingkungan fisik : bangunan yang dimakan usia sehingga menjadi rapuh, sungai yang bisa
menyebabkan banjir, gempa bumi, badai, topan, vandalism (pengrusakan)
2. Lingkungan sosial : kerusuhan sosial, demonstrasi, konflik dengan masyarakat local,
pemogokan pegawai, pencurian, perampokan
3. Lingkungan politik : perubahan perundangan, perubahan peraturan, konflik antarnegara yang
mendorong boikot produk perusahaan.
4. Lingkungan legal : gugatan karena gagal mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku
5. Lingkungan operasioanal : kecelakaan kerja, kerusakan mesin, kegagalan sistem computer,
serangan virus terhadap computer
6. Lingkungan ekonomi : kelesuhan ekonomi (resesi), inflasi yang tidak terkendali.
Alternative kategori sumber risiko adalah sebagai berikut ini.
1. Konsumen : keluhan dari konsumen yang mengakibatkan kekecewaan dan tidak mau lagi
membeli produk perusahaan, konsumen merasa dirugikan kemudia menuntut perusahaan
2. Supplier : pasokan dari supplier tidak datang sesuai dengan yang diharapkan (terlambat/
spesifikasinya berbeda).
3. Pesaing : pesaing meluncurkan produk baru yang lebih baik, pesaing menurunkan harga yang
bisa mengakibatkan persaingan harga yang menurunkan tingkat keuntungan perusahaan.
4. Regulator : perusahaan gagal mematuhi perundang undangan yang berlaku, perubahan
perundangan yang berlaku mengakibatkan perusahaan rugi.
4.1.3. Teknik Pendukung Lainnya
a. Metode Laporan Keuangan
Metode tersebut dimulai dengan melihat rekening-rekening dalam laporan keuangan. Dari
rekening tersebut kemudian dianalisis rirko-risiko apa saja yang bisa muncul dari rekening
tersebut. Sebagai contoh, kas merupakan salah satu rekening neraca, ririko yang bisa muncul
dari atau yang melibatkan kas adalah misal, pencurian kas, penyelewengan kas dan seterusnya.
b. Menganalisis Flow Chart Kegiatan Dan Operasi Perusahaan.
Metode ini berusaha melihat sumber-sumber risiko dari flow chart kegiatan dan operasi
perusahaan. Metode ini terutama sangat susai untuk risiko tertentu, seperti risiko dari proses
produksi . proses produksi dimulai dari masuknya input tertentu, pengerjaan input tersebut
sampai menjadi output tertentu. Dalam rangkaian proses produksi tersebut, ada kemungkinan
munculnya risiko msial, kecelakaan kerja, Kerusakan mesin, dan sebagainya.
Denganmengamati rangkaian prosesnya, kita bisa mengidentifikasi sumber risiko yang
menyebabkan kejadian negative tersebut.

Anda mungkin juga menyukai