Anda di halaman 1dari 10

TEORI AKUNTANSI

“FINANCIAL VALUE ADDED”

Disusun oleh :
Nurullia Syafitri (2016150009)

Dwi Nina Lestari (2016150016)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SAHID
Jl. Prof. Dr. Supomo. SH No. 84, Tebet, RT.7/RW.1, Menteng Dalam, Tebet, Kota
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12870 Telp. (021) 8312813
1. Pengertian Financial Value Added (FVA)

Financial Value Added merupakan metode yang mempertimbangkan kontribusi dari fixed
assets dalam menghasilkan keuntungan bersih perusahaan (Iramani, 2005).
Financial Value Added (FVA) adalah selisih laba operasi setelah pajak (NOPAT) dengan
equivalent depreciationyang telah dikurangi penyusutan. Equivalent Depreciationadalah jumlah
biaya-biaya yang sederajat dengan biaya penyusutan yang sebenarnya dimana diberikan pada
perusahaan berdasarkan penerimaan output untuk investasi aset. Penyusutan adalah
pengalokasian biaya perolehan aktiva secara sistematik dan rasional selama masa manfaat dari
aktiva yang bersangkutan. Perhitungan FVA dilakukan dengan mengedepankan fixed assets
sebagai alat ukur kinerja keuangan dan nilai tambah perusahaan. Kedua perhitungan kinerja
keuangan berdasarkan nilai tersebut memiliki perbedaan yang mendasar dalam penilaian nilai
tambah yaitu EVA yang memfokuskan penilaiannya dengan memperhitungkan biaya modalnya,
sedangkan FVA memfokuskan penilaiannya dengan mengintegrasikan seluruh kontribusi aset
bagi perusahaan. EVA merupakan ukuran kinerja yang secara langsung berhubungandengan
kekayaan pemegang saham dari waktu ke waktu. Dengan konsep EVA perusahaan mengukur
harapan yang dilihat dari segi ekonomis dalam pengukurannya yaitu dengan memperhatikan
harapan para penyandang dan secara adil dimana dinyatakan dalam ukuran tertimbang dari
struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar tetapi EVA tidak menghitung aktivitas-
aktivitas penentu dalam penciptaan nilainya. Sedangkan dengan menggunakan konsep FVA
perusahaan mengakomodasi konsep value growth duration (durasi penciptaan nilai) sebagai unsur
penambah nilai yaitu ketika bertambahnya panjang umur aset sehingga aset bisa terus
berkontribusi bagi kinerja perusahaan, tetapi konsep FVA tidak efektif diterapkan ketika
perusahaan (proyek) menjalankan investasi baru di masa investasi yang diperhitungkan.

1. Hubungan FVA dengan Keputusan dalam Manajemen Keuangan

FVA dikendalikan oleh tiga keputusan diantaranya :

a. Operating Decision adalah suatu keputusan yang harus diambil perusahaan dalam
menghasilkan volume penjualan dan mengelola biaya-biaya yang timbul baik variable

2
cost mupun fixed cost sedemikian rupa sehingga menghasilkan operating profit margin bagi
perusahaan.

b. Financing Decision adalah suatu keputusan pembiayaan perusahaan dimana perusahaan


harus menentukan sumber dana yang paling efisien, yang direfleksikan oleh cost of
capital (CoC) yang dibayarkan selama periode n. CoC ini menjadi faktor pembagi terhadap
nilai income yang diterima. Semakin rendah CoC yang ditanggung oleh perusahaan maka
semakin besar nilai per 1 sen uang yang diterima perusahaan.

c. Investment Decision, adalah keputusan manajemen terhadap pilihan-pilihan investasi yang


secara normative harus mampu mempertimbangkan sumber-sumber pendanaan yang terlibat
karena akan mempengaruhi struktur modal perusahaan. Hal ini juga juga mempengaruhi
komposisi working capital dan fixed capital yang merupakan kompunen pengubah nilai
dalam konteks pengukuran FVA. Oleh karena itu dilakukan pengelolaan modal untuk
menghindari idle capital. Ketika working capital dan fix capital besar maka akan
menciptakan CoC yang lebih besar bagi perusahaan dan secara otomatis berdampak pada
penurunan nilai FVA.

Rumus FVA = NOPAT – (ED - D)


Dimana : FVA = Financial Value Added
NOPAT = Net Opearing Profit After Tax
ED – D = Equivalent Depreciation – Depreciation
Kesimpulan :
a. Jika FVA > 0, hal ini menunjukkan terjadi nilai tambah financial bagi perusahaan.
b. Jika FVA < 0, hal ini menunjukkan tidak terjadi nilai tambah financial bagi perusahaan.
c. Jika FVA = 0, hal ini menunjukkan posisi impas.

Catatan :
NPV positif jika NOPAT + D lebih besar dari ED.
ED adalah biaya-biaya yang sederajat dengan biaya penyusutan yang sebenarnya dimana
diberikan kepada perusahaan berdasarkan penerimaan output untuk investasi asset.

3
RUMUS :
ED = (Q – VC)(1-T) – FC(1-T) + (DxT).
Dimana :
ED = Equivalent Depreciation
Q = Penjualan
VC = Variabel Cost
T = Tarif Pajak
FC = Fixed Cost
D = Depresiasion.

2. Keunggulan dan Kelemahan Konsep Financial Value Added

Keunggulan:
1. Jika ditilik ulang konsep NOPATD, melalui definisi equivalent Depreciation
mengintegrasikan seluruh kontribusi assets bagi kinerja perusahaan, demikian juga
opportunity Cost dari pembiayaan perusahaan. Kontribusi ini konstan sepanjang umur
proyek investasi.

2. FVA secara jelas mengakomodasikan kontribusi konsep value growth duration ( durasi
proses penciptaan nilai). Unsur ini adalah hasil pengulangan nilai Equivalet Depreciation
akibat bertambah panjangnya umur assets dimana assets dapat terus berkontribusi bagi
kinerja perusahaan. Dalam konsep EVA proses ini tidak secara jelas dijabarkan.

3. EVA mengedepankan konsep Equivalent Depreciation dan Acumulated Equivalent


tampaknya lebih akurat menggambarkan financing costs. Lebih lanjut , FVA lebih mampu
mengharmonisasikan hasilnya dengan konsep NPV tahun per tahun, dimana NPV
setidaknya saat ini dianggap sukses mengukur proses penciptaan nilai.

4. Dengan berbasis pada definisi EVA yang sudah dikenal luas. FVA memberi solusi terhadap
mekanisme control dalam periode tahunan, yang selama ini merupakan kendala bagi konsep
NPV. EVA dan FVA sama-sama mampu menyelaraskan outputnya dengan hasil NPV,
dalam bentuk periode yang terdiskonto, namun FVA memberi output yang lebih maju dengn

4
berhasil melakukan harmonisasi hasil dengan NPV dalam ukuran tahunan. Oleh karena itu,
FVA menjadi lebih bermanfaat sebagai alat control.

Kelemahan:

Dibanding EVA, FVA kurang praktis dalam mengantisipasi fenomena bila perusahaan (
proyek) menjalankan investasi baru ditengah-tengah masa investasi yang diperhitungkan. EVA
akan merefleksikan situasi ini melalui peningkatan assets dan sumber daya yang terlibat dalam
perusahaan (proyek). Fenomena ini tidak dapat diakomodasikan dalam penentuan titik impas
pada konsep NPV dan EVA.

4. Perhitungan Financial Value Added (FVA)

Financial Value Added

a. Net Operating After Tax

NOPAT = EAT + Biaya Bunga

b. Total Resources

TR = (Total Hutang Jangka Panjang + Total Ekuitas)

c. Equivalent Depreciation

ED = (k (WACC) x TR)

d. Financial Value Added

FVA= NOPAT–(ED-D)

Menghitung komponen FVA

a. Menghitung NOPAT berdasarkan laporan keuangan perusahaan


b. Menghitung Equivalent Depreciation
ED = k x TR
c. Menghitung Depreciation

5
1) Metode Garis Lurus Penyusutan Tahunan = Biaya−estimasi nilai residu

Estimasi masa kegunaan

2) Metode Unit Produksi Penyusutan per jam = Biaya−estimasi nilai residu

Estimasi (jam)

3) Metode Saldo Menurun Ganda Tingkat Saldo Menurun Ganda = Metode Garis Lurus x 2

d. Menghitung FVA

FVA = NOPAT – (ED - D)

e. Dianalisis berdasarkan tolak ukur FVA

Contoh perhitungan Financial Value Added (FVA)

SUMMARY OF FINANCIAL STATEMENT


31 December 2006
(Million Rupiah)
TOTAL ASSETS 249,734
Current Assets of Which 150,849
Cash and Equivalents 11,062
Premium Receivable 93,428
Receivable from reinsurers 14,549
Non-Current Assets of Which 98,885
Fixed Asset-Net 11,422
Investment 80,264
Other Assets 7,199
LIABILITIES 146,388
Current Liabilities of which 104,250
Claim Payable 15,368
Payable to Reinsurers 67,305
Taxes Payable 1,063
Non-Current Liabilities 42,138
SHAREHOLDERS’ EQUITY 103,346
Paid up capital 48,000
Paid up capital in excess of par value 600
Retained earnings 54,746
REVENUE 84,450
Operating Expenses 79,964
Operating profit 4,486

6
Other Income (expenses) 843
Profit before taxes 3,643
Profit after taxes 3,101
REVENUE BREAKDOWN
Premium Income 255,313
Investment Income 5,531
EXPENSES BREAKDOWN
Commissions 9,142
Reinsurance Premiums 152,496
Claims paid 38,333
Others 35,712 (include depreciation cost)
5% from Fix Asset
Depreciation
PER SHARE DATA (Rp)
Earning per share 16
Equity Per Share 538
Dividend per share n.a
Closing Price 175
FINANCIAL RATIOS
PER (x) 10,83
PBV (X) 0,33
Dividend Payout (%) n.a
Dividend Yield (%) n.a
OPERATING PROFIT MARGIN (X) 0,06
Net Profit Margin (X) 0,04
Expense Ratio (x) 0,31
Loss Ratio (x) 0,15
Solvency Ratio (x) 1,01
Investment to Total Assets Ratio (X) 0,70
ROI (%) 1,24
ROE (%) 3,00
PER = 11,59x ; PBV = 0,44x (June 2009)
Financial Year : December 31
Public Accountnat : Purwantono, Sarwoko & Sandjaja.

Note : Angka yang diberi tanda tebal dan merah adalah angka yang masuk didalam rumus.

Berikut adalah contoh menghitung


Menghitung komponen FVA adalah sbb :
1. Menghitung NOPAT (Net Operating After Tax)
Rumus : NOPAT = Laba (Rugi) Usaha – Pajak
NOPAT = (Laba (Rugi) usaha setelah bunga – Pajak
NOPAT = (Rp 3.643.000.000+Rp 35.712.000.000)-Rp 542.000.000
= Rp 38.813.000.000
Catatan :

7
Tetapi apabila diketahui tarif pajaknya maka untuk menentukan nilai NOPAT maka rumusnya
adalah NOPAT = Laba bersih x (1 – tarif Pajak)
2. Menghitung Equivalent Depreciations
ED = k x TR
Dimana : ED = Equivalent Depreciations
k = Biaya Modal rata-rata tertimbang (WACC)
TR (Total Resource) = Hutang Jangka Panjang + Total Equity

a. Mencari k adalah
Menghitung WACC (Weighted Average Cost Of Capital)
Rumus : WACC = [(D x rd) (1-tax) + (E x re)]
Dimana :
Total Hutang
Tingkat Modal (D) = —————————- x 100 %
Total Hutang dan Ekuitas
Rp 146.388.000.000
Tingkat Modal (D) = —————————----- x 100 %
Rp 249.734.000.000
= 58,62%

*Beban bunga
Cost of Debt (rd) = ———————–------------ x 100 %
Total Hutang jk. Panjang

* beban bunga biasanya pada pelaporan keuangan tidak disebutkan. Tetapi pada soal yang secara
umum biasanya disebutkan. Disini saya ambil dari biaya laian-lain karena diestimasikan
didalamnya terdapat unsure biaya bunga. Karena untuk breakdown biaya yang lain merupakan
biaya-biaya yang pasti sudah diketahui yaitu biaya komisi (commission), Biaya jaminan hutang
(Reinsurance premium), dan biaya Pengaduan (claim paid).

(Rp 35.712.000.000)
Cost of Debt (rd) = ———————–-------------------------- x 100 %
Rp 42.138.000.000
= 84,75%

Total Ekuitas
Tingkat Modal /Ekuitas (E) = ——————————- x 100 %
Total Hutang dan Ekuitas
Rp 103.346.000.000
Tingkat Modal /Ekuitas (E) = ——————————- x 100 %
Rp 249.734.000.000
= 41,38%

8
Laba bersih setelah pajak
Cost of Equity (re) = ———————————- x 100 %
Total Ekuitas
Rp 3,101.000.000
Cost of Equity (re) = ———————————- x 100 %
Rp 103.346.000.000
= 3%

Beban pajak
Tingkat Pajak (Tax) = ———————————– x 100 %
Laba Bersih sebelum pajak

(Rp3.643.000.000-Rp 3,101.000.000)
Tingkat Pajak (Tax) = ———————————–-------------- x 100 %
Rp3.643.000.000

Rp 542.000.000
Tingkat Pajak (Tax) = ———————————–-------------- x 100 %
Rp3.643.000.000
= 15%

Rumus : WACC = [(D x rd) (1-tax) + (E x re)]


= [(0,5862 x 0,8475) (1-0,15) + (0,4138 x 0,03)]
= 0,43

b. Mencari TR
TR = Total Hutang Jangka Panjang + Total Equity
= (Ttl Hutang – Ttl Hutang jk Pendek ) + Ttl Equity
TR = (Rp 146.388.000.000 - Rp 104.250.000.000) + Rp 103.346.000.000
= Rp 145.484.000.000
c. ED = k x TR
= 0.43 x 145.484.000.000
= 62.558.120.000

3. Menghitung Depresiasi
D = 5% x Rp 11.422.000.000
= Rp 571.100.000

4. Menghitung FVA
FVA = NOPAT – (ED – D)
FVA = 38.813.000.000 – (62.558.120.000 – 571.100.000)
= 38.813.000.000 – 61.987.020.000
= - Rp 23.174.020.000

Kesimpulan : FVA negatif, menunjukan tidak terjadi nilai tambah financial bagi perusahaan.

9
Kesimpulan

Kinerja FVA jelas lebih baik dibanding EVA, terutama dalam hal sinkronisasi hasil
pengukurannya dengan hasil NPV. Kelemahan FVA dalam mengantisipasi terjadinya rekrutment
investasi baru ditengah horizon masa investasi yang sudah ditetapkan. Sebenarnya dapat
ditanggulangi dengan merancang ulang definisi konsep Equivalent Depreciation menjadi
akumulasi Depreciation dari berbagai investasi yang dijalankan, kemudian setiap element
investasi tersebut masing-masing dihubungkan horizon masa investasi secara individual.
Misalnya sebuah perusahaan dengan berbagai investasi dalam kurun waktu 1 tahun n1 dimana
diasumsikan setiap investasi dimulai sedemikian rupa diawal setiap periode sehingga investasi-
investasi yang berlangsung pada tahun 1 akan berlangsung selama n tahun, sedangkan yang
dimulai pada tahun 2 akan berumur n – 2 tahun dan seterusnya. Equivalent Deprediation
individual merupakan jumbah dari masing-masing nilai investasi awal yang terdiskonto oleh
jumlah tahun dan tingkat diskonto terkait masing-masing investasi.

10

Anda mungkin juga menyukai