Disusun oleh :
1. Anjas Dwi Cahyo 15080694054
2. Anis Riyanto 15080694082
3. Azkya Firdauzi 15080694098
4. Nurul Puspitasari 15080694102
5. Duwi Darmayanti 15080694104
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Februari 2017
Analisis cost valume profit (cvp) sebagai alat bantu perencanaan laba
(studi kasus pada produksi Moms Jelly umkm Padepokan Suket Segoro Semarang)
Perencanaan Laba
UMKM Padepokan Suket Segoro menghendakin adanya peningkatan laba.
Untuk tahun kedepan. Diharapkan peningkatanya 15% dari laba tahun 2014.
Target laba 15% = Rp 29.647.700 + ( Rp 29.647.700 x 15%)
Target laba 15% = Rp 34.094.855
Kesimpulan penulis :
a. UMKM Padepokan Suket Segoro memiliki kemampuan untuk menutup biaya
tetap. Dengan menghasilkan laba penjualan diatas angka Rp 44.529.310.
b. Hasil margin of safety menunjukkan bahwa jika UMKM mengalami penurunan
lebih dari 53% maka akan rugi. Untuk operating leverage setiap kenaikan 1%
menaikkan laba bersih.
c. Laba bersih dari metode konvensional lebih besar daripada laba bersih dari
metode CVP.
Saran penulis :
Seharusnya memiliki standar dalam melakukan analisis biaya produksi. Untuk
merencanakan laba pada periode selanjutnya dengan analisis CVP perusahaan
sebaiknya memisahkan biaya tetap dan varibel.
3. Analisis tambahan dari pe-review
a. Analisis biaya volume laba kurang tepat digunakan untuk usaha yang hanya
memproduksi satu jenis produksi. Karena dalam analisis biaya volume laba salah
satu faktonya berfokus pada bauran produk yang dijual. Dimana diasumsikan
bauran penjualan adalah konstan. Minimal dalam analisis biaya volume laba
memiliki dua jenis produk yang berbeda, sehingga dapat terjadi bauran penjualan.
b. Moms Jelly termasuk UMKM, usaha mikro. Usaha Mikro adalah usaha produktif
milik orang perorangan dan / atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang undang. Usaha mikro
memiliki karakteristik di antaranya belum melakukan administrai keuangan yang
sederhana sekalipun, tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan
usaha dan lainnya. usaha mikro memiliki aset maksimal Rp 50.000.000 dan Omset
maksimal Rp 300.000.000. Semua jenis usaha pasti berorietasi pada laba.
Menurut kelompok kami, UMKM ini lebih baik menggunakan metode
konvensional karena akan lebih meningkatkan laba. Pada metode konvensional,
metode variabel coasting laba UMKM sebesar Rp 31.474.700 dan jika
menggunakan CVP akan mendapatkan laba yang lebih kecil yaitu Rp 29.647.700.
Metode konvensional akan memberikan keuntungan lebih bagi UMKM
dibandingkan metode CVP.
DAFTAR PUSTAKA