Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS COST VALUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT

BANTU PERENCANAAN LABA (STUDI KASUS PADA


PRODUKSI MOMS JELLY UMKM PADEPOKAN SUKET
SEGORO SEMARANG)
(REVIEW)

Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah


Sistem Informasi Manajemen

Disusun oleh :
1. Anjas Dwi Cahyo 15080694054
2. Anis Riyanto 15080694082
3. Azkya Firdauzi 15080694098
4. Nurul Puspitasari 15080694102
5. Duwi Darmayanti 15080694104

JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Februari 2017
Analisis cost valume profit (cvp) sebagai alat bantu perencanaan laba
(studi kasus pada produksi Moms Jelly umkm Padepokan Suket Segoro Semarang)

1. Cost Volume Profit


Analisis biaya volume laba adalah alat bantu yang sangat berguna bagi
manajer untuk memahami hubungan antara biaya, volume dan laba. Analisis ini
merupakan alat yang perting untuk mengambil keputusan bisnis. Keputusan yang
diambil mencakup jenis produk dan jasa yang ditawarkan, struktur biaya yang
dikenakan, harga yang ditetapkan dan strategi pemasaran yang dijalankan. Analisis
biaya volume berfokus pada :
a. Harga produk.
b. Volume penjualan.
c. Biaya variable per unit.
d. Total biaya tetap.
e. Bauran produk yang dijual.
Grafik biaya volume laba menggambarkan hubungan antara unit penjualan di
satu sisi dan beban tetap, beban variabel dan laba disisi lainnya. Grafik laba lebih
sederhana dan menunjukkan ketergantungan laba dan penjualan. Grafik volume biaya
laba dan grafik laba bermanfaat untuk mengembangkan intuisi mengenai respon biaya
dan laba terhadap perubahan volume penjualan.
Rasio margin kontribusi adalah rasio total antara margin kontribusi terhaap
total penjualan. Rasio ini digunakan untuk mengestimasi dampak dari perubahan total
penjualan terhadap laba operasi bersih. Selain itu juga berguna dalam titik impas.
Analisis target laba digunakan untuk mengestimasi nilai penjualan yang harus
dicapai untuk memperoleh target laba tertentu. Analisis titik impas meruapakan hal
khusus dari analisis target laba yang digunakan untuk mengestimasikan nilai
penjualan yang diperlukan untuk mencapai titik impas. Unit penjualan yang
diperlukan untuk mencapai titik impas.
Batas keamanan adalah jumlah kelebihan yang diperoleh ketika penjualan
perusahaan pada tahun berjalan berada diatas titik impasnya.
Tingkat leverage operasi mengestimaikan secara tepat dampak perubahan
presentase penjualan tertentu terhadap laba operasi bersih perusahaan. Tingkat
leverage operasi tidak konstan bergantung pada tingkat penjualan perusahaan saat
ini.
Laba dari suatu perusahaan multiproduk dipengaruhi oleh bauran
penjualannya. Perubahan dalam bauran penjualan dapat memengaruhi titik impas,
batas keamanan dan faktor kunci lainnya.

2. Analisis penulis mengenai produksi MOMS JELLY umkm Padepokan Suket


Segoro Semarang.
a. Latar belakang
UMKM Padepokan Suket Segoro merupakan salah satu UMKM produksi jelly
yang bahan dasar pembuatanya dari tepung suket segoro (rumput laut) dengan
nama produk Moms Jelly. UMKM Padepokan Suket Segoro selama ini belum
menentukan pada tingkat produksi atau penjualan berapa perusahaan tidak
mendapatkan laba tetapi juga tidak menderita kerugian. Di samping itu UMKM
juga belum mengaplikasikan perencanaan laba dalam usahanya, metode yang
digunakan masih bersifat konvensional atau tradisional. Akumulasi data biaya
historis sistem biaya tradisional tanpa perbandingan dengan sasaran biaya yang
telah ditentukan sebelumnya.
b. Hasil dan pembahasan penulis
Analisis tradisional
Pendapatan Rp 95.400.000
Biaya bahan baku Rp 19.953.300
Biaya tenaga kerja
Biaya gaji bulanan Rp 24.000.000
Biaya Overhead
Biaya bahan baku Rp 16.175.000
penolong
Biaya gas Rp 1.290.000
Biaya Lisrik Rp 999.000
Biaya air Rp 303.000
Biaya pulsa Rp 359.000
Biaya bonus Rp 400.000
Biaya serbet Rp 10.000
Biaya transpot Rp 230.000
Biaya perawatan Rp 120.000
gedung
Biaya perawatan Rp 50.000
peralatan
Total Biaya produksi Rp 63.889.300
Biaya Non produksi
Biaya ATK Rp 36.000
Total biaya non produksi Rp 36.000
Total biaya Rp 63.925.300
Laba operasi Rp 31.474.700
Untuk perencanaan laba tahun depan selanjutnya, UMKM Padepokan Suket
Segoro menginginkan kenaikan laba 15%.
Target lana 15% = Rp 31.474.700 + (Rp 31.474.700 x 15%)
= Rp 36.195.905

Untuk menganalisis biaya volume laba UMKM Padepokan Suket Segoro


menggunakan Contibution Margin, Break Even Point, Margin of Safety,
Operating Leverage. UMKM
Analisis Biaya Volume Laba
Analisis Contribution Margin (CM) atau Margin Kontribusi merupakan selisih
antara pendapatan total dan biaya variabel total.

Total Per Unit


Penjualan (Rp 1.250 x 76.320 unit) Rp 95.400.000 Rp 1.250
Biaya Variabel (Rp 39.925.300) (Rp 523,13)
Contribution Margin Rp 55.474.700 Rp 726,87

Laba bersih Rp 29.647.700

Contribution margin ratio = Contribution Margin


Penjualan
= Rp 55.474.700
Rp 95.400.000
= 0,58 atau 58%
Analisis break even point (BEP) atau titik impas
Break even point (nilai uang) = Biaya Tetap
Rasio margin kontribusi
= Rp 25.827.000
58%
= Rp 44.529.310
Break even point (unit) = Break even point (Rupiah penjualan)
Harga Jual (per unit)
= Rp 44.529.310
Rp 1250
= 35.624 unit
Analisis margin of safety atau margin pengaman
Margin of safety % = Total penjualan aktual penjualan BEP
Total penjualan aktual
= Rp 95.400.00 Rp 44.529.310
Rp 95.400.00
= 0,53 atau 53%
Analisis operating leverage atau pengungkit operasi
Tingkat operating leverage = Contribution margin
Laba bersih
= Rp 55.833.700
Rp 30.006.700
= 1,86

Tabel 1.0 Contribution margin dengan targetlaba 15%


Keterangan Saat ini (2014) Diharapkan (2015) Selisih
Penjualan Rp 95.400.000 Rp 103.313.543,103 Rp 7.913.543,103
Biaya Variabel Rp 39.925.300 Rp 43.391.688,103 Rp 3.466.388,103
Contribution margin Rp 55.474.700 Rp 59.921.855 Rp 4.447.155
Laba operasi Rp 25.827.000 Rp 25.827.000
Contribution margin 58% Rp 34.094.855
ratio
Sumber: analisis cost-volume-profit (cvp) sebagai alat bantu perencanaan laba (studi
kasus pada produksi moms Jelly umkm padepokan suket segoro semarang)

Perencanaan Laba
UMKM Padepokan Suket Segoro menghendakin adanya peningkatan laba.
Untuk tahun kedepan. Diharapkan peningkatanya 15% dari laba tahun 2014.
Target laba 15% = Rp 29.647.700 + ( Rp 29.647.700 x 15%)
Target laba 15% = Rp 34.094.855

Tabel 2.0 Contribution margin dengan target laba 15%


Keterangan Saat ini (2014) Diharapkan (2015) Selisih
Penjualan Rp 95.400.000 Rp 103.313.543,103 Rp 7.913.543,103
Biaya Variabel Rp 39.925.300 Rp 43.391.688,103 Rp 3.466.388,103
Contribution margin Rp 55.474.700 Rp 59.921.855 Rp 4.447.155

Laba operasi Rp 25.827.000 Rp 25.827.000


Contribution margin 58%
ratio
Sumber: analisis cost-volume-profit (cvp) sebagai alat bantu perencanaan laba (studi
kasus pada produksi moms Jelly umkm padepokan suket segoro semarang)

Kesimpulan penulis :
a. UMKM Padepokan Suket Segoro memiliki kemampuan untuk menutup biaya
tetap. Dengan menghasilkan laba penjualan diatas angka Rp 44.529.310.
b. Hasil margin of safety menunjukkan bahwa jika UMKM mengalami penurunan
lebih dari 53% maka akan rugi. Untuk operating leverage setiap kenaikan 1%
menaikkan laba bersih.
c. Laba bersih dari metode konvensional lebih besar daripada laba bersih dari
metode CVP.
Saran penulis :
Seharusnya memiliki standar dalam melakukan analisis biaya produksi. Untuk
merencanakan laba pada periode selanjutnya dengan analisis CVP perusahaan
sebaiknya memisahkan biaya tetap dan varibel.
3. Analisis tambahan dari pe-review
a. Analisis biaya volume laba kurang tepat digunakan untuk usaha yang hanya
memproduksi satu jenis produksi. Karena dalam analisis biaya volume laba salah
satu faktonya berfokus pada bauran produk yang dijual. Dimana diasumsikan
bauran penjualan adalah konstan. Minimal dalam analisis biaya volume laba
memiliki dua jenis produk yang berbeda, sehingga dapat terjadi bauran penjualan.
b. Moms Jelly termasuk UMKM, usaha mikro. Usaha Mikro adalah usaha produktif
milik orang perorangan dan / atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang undang. Usaha mikro
memiliki karakteristik di antaranya belum melakukan administrai keuangan yang
sederhana sekalipun, tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan
usaha dan lainnya. usaha mikro memiliki aset maksimal Rp 50.000.000 dan Omset
maksimal Rp 300.000.000. Semua jenis usaha pasti berorietasi pada laba.
Menurut kelompok kami, UMKM ini lebih baik menggunakan metode
konvensional karena akan lebih meningkatkan laba. Pada metode konvensional,
metode variabel coasting laba UMKM sebesar Rp 31.474.700 dan jika
menggunakan CVP akan mendapatkan laba yang lebih kecil yaitu Rp 29.647.700.
Metode konvensional akan memberikan keuntungan lebih bagi UMKM
dibandingkan metode CVP.
DAFTAR PUSTAKA

Lestari,Ana Puji.2014.Analisis cost-volume-profit (cvp) sebagai alat bantu perencanaan


laba (studi kasus pada produksi moms Jelly UMKM Padepokan Suket Segoro
Semarang).Jurnal Hal 2, 9-14
Garrison, Noreen, dan Brewer. 2013.Managerial Accountingterjemahan Kartika Dewi. Edisi
14. Buku 1. Jakarta:Salemba Empat
LPPI dan Bank Indonesia.2015.Profil bisnis usaha mikro, kecil dan menengah
(umkm).Jakarta

Anda mungkin juga menyukai