Anda di halaman 1dari 43

MANAJEMEN

RISIKO
1. PENGERTIAN RISIKO
Ricky W. Griffin & Ronald J. Ebert
• Risiko  Uncertainty about future events
(ketidakpastian akan terjadinya sesuatu )

Vaughan (1978)
• Risk is the chance of loss (Risiko adalah kesempatan
kerugian).
• Risk is the possibility of loss (Risiko adalah
kemungkinan kerugian)
• Risk is Uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian)

Dalam dunia bisnis

• Risiko  Uncertainty of financial loss (kerugian


finansial yang tidak pasti)
1. PENGERTIAN RISIKO
 Kans kerugian
 Kemungkinan kerugian
 Penyimpangan kenyataan dari hasil yang
diharapkan
 Probabilitas bahwa suatu hasil berbeda dari yang
diharapkan
 Resiko berhubungan dengan kejadian di masa
yg akan datang.
 Resiko melibatkan perubahan (spt. perubahan
pikiran, pendapat, aksi, atau tempat)
 Resiko melibatkan pilihan & ketidakpastian
bahwa pilihan itu akan dilakukan.
MANAJEMEN RISIKO
 Manajemen risiko adalah proses pengelolaan risiko
yang meliputi identifikasi, evaluasi, dan penanganan
risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha
atau aktivitas perusahaan
 Proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi,
evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat
mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas
perusahaan
 Fokus manajemen risiko ini adalah mengenal pasti
risiko dan mengambil tindakan yang tepat terhadap
risiko, yang tujuannya adalah secara terus menerus
menciptakan atau menambah nilai maksimum kepada
semua kegiatan organisasi.
MANAJEMEN RISIKO
 Memahami risiko bertujuan untuk mengelola
risiko
 Pengelolaan akan dapat berjalan dengan
baik apabila diketahui apakah itu risiko
 Besar kecilnya risiko akan menjadi prioritas
dalam menetapkan kebijakan pengelolaan
risiko
RISIKO DAPAT MENIMPA SIAPAPUN
 Dari hal-hal eksternal sampai hal-hal
internal
 Dari manajer puncak sampai cleaning
service
 Dari aset berujud (tangible assets) sampai
aset tidak berujud (intangible assets)
 Dari aktivitas inti (core business) sampai
aktivitas pendukung (supporting unit)
RISIKO DAPAT TERJADI SETIAP SAAT
 Masalah SDM dapat muncul setiap saat
 Transaksi terjadi 24 jam sehari
 Reputasi organisasi sangat sulit dibangun tetapi
sangat mudah hancur
 Investor sangat sulit membangun kepercayaan
tetapi sangat mudah meninggalkan
 Teknologi berkembang begitu pesat, sehingga
mempercepat usangnya aset organisasi
FUNGSI MANAJEMEN RISIKO ADALAH:
 Menetapkan kebijakan dan strategi menajemen
risiko.
 Primary champion of risk management pada tingkat
strategis dan operational.
 Membangun budaya sadar risiko di dalam
organisasi melalui pendidikan yang memadai.
FUNGSI MANAJEMEN RISIKO ADALAH:
 Menetapkan kebijakan risiko internal dan struktur
pada unit usaha.
 Pengkoordinasian berbagai macam kegiatan
fungsional yang memberikan nasihat tentang
masalah- masalah manajemen risiko dalam
organisasi.
 Membangun proses cepat tanggap risiko, meliputi
penyusunan program kontingensi dan
kesinambungan bisnis.
2. KONSEP-KONSEP YANG
BERKAITAN DENGAN
RISIKO
A. Peril (Bencana, Musibah)

 Peril : penyebab langsung kerugian.


 Misalnya adalah kebakaran, angin topan, gunung meletus, dll.
B. Hazard (Bahaya)
Hazard adalah keadaan dan kondisi yang memperbesar
kemungkinan terjadinya peril.

Tipe-tipe Hazard
A. Physical Hazard
Adalah keadaan dan kondisi yang memperbesar kemungkinan
terjadinya peril yang bersumber dari karakteristik secara fisik dari
objek. Misalnya : jalan licin, tikungan tajam
B. Moral Hazard
Adalah keadaan dan kondisi seseorang yang memperbesar
kemungkinan terjadinya peril yang bersumber pada sikap mental,
pandangan hidup, kebiasaan orang yang bersangkutan. Misalnya
pelupa
C. Legal Hazard
Adalah perubahan yg mengabaikan peraturan-perutaran atau
perundangan-undangan yang berlaku (melanggar hukum) sehingga
memperbesar kemungkinan terjadinya peril. Misalnya Pelanggaran
UU keselamatan kerja
3. JENIS-JENIS RISIKO
A. MENURUT SIFATNYA

 Resiko yang tidak disengaja (resiko murni), adalah resiko yang


apabila terjadi tentu menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa
disengaja
Contoh : bencana alam, kebakaran, kekacauan
 Resiko yang disengaja(resiko spekulatif) adalah resiko yang
sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar terjadinya
ketidakpastian memberikan keuntungan kepadanya.
Contoh : resiko hutang piutang, perjudian, perdagangan berjangka
(hedging), dll
 Resiko fundamental adalah resiko yang penyebabnya tidak dari
individu, dan dampaknya luas.
Contoh : Banjir
 Resiko khusus adalah resiko yang bersumber pada individu, dan
dampaknya lokal.
Contoh : Kapal kandas, pesawat jatuh, tabrakan mobil
3. JENIS-JENIS RISIKO
B. MENURUT SUMBERNYA
 Risiko intern, yaitu resiko yang berasal dari dalam
perusahaan itu sendiri seperti kerusakan aktiva karena
ulah karyawannya, kecelakaan kerja karena manajemen
yang salah, dll.
 Risiko ekstern, yaitu resiko yang berasal dari luar
perusahaan seperti resiko pencurian, penipuan,
persaingan, fluktuasi harga, perubahan kebijakan
pemerintah
4. SUMBER RISIKO
1. Resiko Sosial  Sumber utama masyarakat 
tindakan yang menyebabkan kerugian
Contoh :Pencurian, huru hara, perang.
2.Resiko Fisik  Sumber fenomena alam karena ulah
manusia
Contoh : Kebakaran.
3.Resiko Ekonomi  bersifat ekonomi
Contoh : inflasi, resesi, fluktuasi harga.
5. JENIS-JENIS RISIKO YANG DITANGANI MANAJER
RISIKO
Kerugian potensial yang bersifat ekonomi yang harus
ditangani manajer risiko dapat dikategorikan atas :
 Kerugian terhadap harta.

 Tanggung jawab terhadap pihak lain.

 Kerugian personil.
LANGKAH MANAJEMEN RISIKO

IDENTIFIKASI
RISIKO

PENANGANAN
RISIKO:
A. EVALUASI RISIKO
PENGENDALIAN : PENGUKURAN
RISIKO
B. PEMBIAYAAN
RISIKO
Pengidentifikasian risiko : proses penganalisasian
untuk menemukan secara sistematis dan secara
berkesinambungan risiko (kerugian yang potensial)
yang menantang perusahaan.
YANG DIPERLUKAN DALAM IDENTIFIKASI RISIKO:
1. Suatu checklist dari pada semua kerugian
potensial yang mungkin bisa terjadi pada
umumnya pada setiap perusahaan.
2. Untuk menggunakan checklist itu diperlukan
suatu pendekatan yang sistematik untuk
menentukan mana dari kerugian potensial yang
tercantum dalam checklist itu yang dihadapi oleh
perusahaan yang sedang dianalisis.
PENJELASAN POINT 1
1. KLASIFIKASI KERUGIAN
Salah satu alternatif sistem pengklasifikasian kerugian
dalam suatu checklist adalah sebagai berikut :
A. Kerugian Hak Milik (Property Losses)
 Kerugian langsung yang dihubungkan dengan kebutuhan
untuk mengganti atau reparasi atau kehilangan harta.
 Kerugian tidak langsung, seperti keharusan untuk
menghancurkan sisa gedung yang rusak akibat kerugian
langsung.
 Kerugian pendapatan (net income), seperti penghentian
kegiatan sementara yang disebabkan oleh suatu kerugian di
mana tidak boleh ditempatinya ruangan kerja.
PENJELASAN POINT 1
1. KLASIFIKASI KERUGIAN
B. Kewajiban Mengganti Kerugian Orang Lain
(Liability Losses)
Karena rusaknya hak milik orang lain atau
terlukanya orang lain.
C. Kerugian Personalia (Personnel Losses)
 Kerugian bagi perusahaan, karena kematian, cacat,
atau mengundurkan dirinya pegawai, langganan atau
pemilik.
 Kerugian bagi keluarga pegawai, yang disebabkan
oleh kematian, cacat, atau pemberhentian.
PENJELASAN POINT 2
2. PENDEKATAN
RISK ANALYSIS QUESTIONNAIRE
Analisis ini merupakan manajer risiko untuk memastikan bahwa
informasi yang diperlukan berkenaan dengan harta dan operasi
perusahaan tidak ada yang terlupakan. Untuk memperkuat informasi ini,
manajer risiko akan mempertimbangkan semua sumber informasi yang
digunakan dalam metode-metode lainnya. Bedanya adalah bahwa
pertanyaan dalam questionnaire itu menjuruskan penyelidikan itu.
METODE LAPORAN KEUANGAN
Dengan menganalisis neraca, laporan laba-rugi dan catatan lain yang
menyokongnya, manajer risiko bisa mengidentifikasikansemua risiko
yang berkenaan dengan harta, utang dan personalia perusahaan.
Dengan menggabungkan laporan keuangan ini dengan ramalan
keuangan dan anggaran, maka manajer dapat menemukan risiko yang
akan dihadapi, sebab setiap transaksi bisnis pada akhirnya menyangkut
baik uang maupun hak milik.
PENJELASAN POINT 2
METODE PETA-ALIRAN
Suatu peta-aliran menggambarkan seluruh operasi dari perusahaan
yang bersangkutan, yang dimulai dari bahan mentah, listrik dan input
yang lain-lain pada lokasi suplier dan berakhir dengan produk jadi dalam
tangan langganan. Checklist dari kerugian potensial dipakaikan kepada
masing-masing milik dan operasi yang terlihat dalam peta-aliran itu untuk
menentukan kerugian yang mana yang dihadapi oleh perusahaan yang
bersangkutan.
INSPEKSI
Dengan mengamati langsung jalannya operasi, bekerjanya mesin,
peralatan, lingkungan kerja, kebiasaan kerja pegawai, dan seterusnya,
manajer risiko dapat mempelajari lebih banyak dan meyakinkan tentang
hazard yang mungkin tidak disadari oleh pekerja ataupun yang mungkin
tidak pernah ditemukan dalam laporan tertulis.
PENJELASAN POINT 2
INTERAKSI DENGAN BAGIAN LAIN
Interaksi ini meliputi:
(1)untuk memperoleh pemahaman yang sempurna dari
kegiatan suatu bagian mengidentifikasikan kerugian
potensial yang ditimbulkan oleh kegiatan itu, maka
manajer risiko sering mengunjungi manajernya serta
dapat mengadakan tanya jawab langsung dengan
pegawai.
(2) laporan lisan atau pun tertulis dari bagian-bagian
perusahaan itu, baik atas inisiatif mereka, maupun
sebagai laporan rutin yang memberi informasi yang up
to date mengenai perkembangan yang relevan.
PENJELASAN POINT 2

STATISTIK KERUGIAN
Pendekatan yang ke enam ini dapat memberikan
petunjuk tentang kerugian yang telah lalu dan kerugian
mana diantaranya yang sering terjadi.
ANALISIS LINGKUNGAN
Lingkungan yang relevan adalah
(1) langganan,

(2) pemasok,

(3) saingan,

(4) Undang-undang dan ketentuan-ketentuan lainnya.


PENGIDENTIFIKASIAN RISIKO DENGAN
BANTUAN PIHAK LUAR
 contoh pihak luar : agen asuransi, konsultan

 manajer boleh percaya pada pihak luar, tetapi


terdapat KELEMAHAN
 Untuk menentukan relatif pentingnya.
 Untuk memperoleh informasi yang akan menolong
untuk menetapkan cara yang cocok untuk
menanganinya.
YANG HARUS DIUKUR
 Frekuensi atau jumlah kerugian yang akan terjadi.
 Keparahan dari kerugian itu.
CARA MENGUKURNYA
DENGAN DISTRIBUSI PROBABILITAS
 Distribusi probabilitas menunjukkan probabilitas
kejadian bagi masing-masing outcome yang
mungkin terjadi.
 Yang harus diperhatikan :

 Total
kerugian per tahun (atas per periode
budget).
 Banyaknya kejadian per tahun.

 Kerugian per kejadian.


CARA MENGUKURNYA
Yang harus dibutuhkan :
1. Data Historis
Dengan mengamati berulang kali berbagai kerugian potensial yang telah
terjadi selama jangka waktu lama yang kondisinya serupa, maka dapat
diperoleh informasi berapa kalikah terjadinya kerugian itu dalam masa
tertentu. Tetapi jarang orang mempunyai pengalamanyang cukup luas
untuk membangun distribusi probabilitas menurut cara in. Perubahan-
perubahan yang sedang berlangsung secara konstan dalam lingkungan
risiko yang bersangkutan, akan memperpendek periode yang relevan.
2. Distribusi Teoritis
Distribusi probabilitas teoritis adalah distribusi yang bisa diharapkan
terjadi berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya atau
berdasarkan kepada pertimbangan teoritis. Ada banyak macam distribusi
probabilitas teoritis, tetapi yang penting di sini adalah distribusi normal,
distribusi binomial, dan distribusi poisson.
CARA MENGATASI RISIKO:
1. Pengendalian risiko (risk control)
Pengendalian Risiko, dijalankan dengan metode berikut :
 Menghindari risiko
 Mengendalikan kerugian
 Pemisahan
 Kombinasi (pooling)
 Pemindahan risiko

2. Pembiayaan risiko (risk financing)


Pembiayaaan Risiko, meliputi :
 Risk financing transfer (memindahkan risiko disertai dengan
pembiayaan)
 Risk retention (risiko ditangani sendiri oleh perusahaan yang
bersangkutan).
PENGENDALIAN RESIKO:
1. MENGHINDARI RISIKO
Salah satu cara mengendalikan suatu risiko murni
adalah menghindari harta, orang, atau kegiatan dari
exposure terhadap risiko dengan jalan :
 Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan
kegiatan itu walaupun hanya untuk sementara.
 Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima,
atau segera menghentikan kegiatan begitu
kemudian diketahui mengandung risiko. Jadi
menghindari risiko berarti juga menghilangkan risiko
itu.
2. PENGENDALIAN KERUGIAN (LOSS CONTROL)

Pengendalian kerugian dijalankan dengan :


 Merendahkan kesempatan (chance) untuk terjadinya kerugian
 Mengurangi keparahannya jika kerugian itu memang terjadi.
2. PENGENDALIAN KERUGIAN (LOSS CONTROL)
LANGKAH PENGENDALIAN KERUGIAN
Langkah pertama dalam pengendalian kerugian adalah untuk
mengidentifikasikan dan menganalisis :
 Kerugian yang telah terjadi
 Hazard yang menyebabkan kerugian itu atau yang mungkin menyebabkan
kerugian di masa datang.
Langkah ini memerlukan :
 Suatu sistem pelaporan yang komprehensif
 Inspeksi secara berkala.
2. PENGENDALIAN KERUGIAN (LOSS
CONTROL)
ANALISIS KERUGIAN
Untuk mendapatkan informasi atas kerugian, maka pengendali kerugian perlu:
 mengisi formulir dengan sempurna Jaringan pemberi informasi
 Formulir untuk melaporkan kerugian.
 Pemberi informasi yang utama ialah supervisor lini yang bertanggung jawab terhadap
operasi di mana kecelakaan itu terjadi. Mereka dapat menyediakan informasi terperinci
mengenai kecelakaan itu dan dengan ereka akan lebih awas tentang apa yang
menyebabkan kecelakaan dan tentang pentingnya mengendalikan sebab-sebab
tersebut.
2. PENGENDALIAN KERUGIAN (LOSS CONTROL)

Informasi yang disediakan melalui laporan kerugian dapat


diperguanakan untuk :
 Mengukur performance manajer lini
 Menetapkan operasi mana yang perlu dibetulkan
 Mengidentifikasi hazard yang tersangkut dengan kerugian itu
 Menyediakan informasi yang dapat dipergunakan untuk memotivasi
manajer dan pekerja untuk menaruh perhatian besar terhadap
pengendalian kerugian.
2. PENGENDALIAN KERUGIAN (LOSS
CONTROL)
ANALISIS HAZARD
Analisis hazard bisa dibatasi mengenai hazard yang telah
menyebabkan kecelakaan saja. Tapi analisis hazard juga bisa
menyelidiki hazard yang mungkin akan muncul. Berdasarkan
pengalaman perusahaan lain, atau pengalaman perusahaan
asuransi.
3. PEMISAHAN
Pemisahan disini ialah menyebarkan harta
yang menghadapi risiko yang sama,
menggantikan penempatan dalam satu lokasi.
Dengan menambah banyaknya independent
exposure unit maka probabilitas kerugian-
harapan diperkecil. Jadi memperbaiki
kemampuan perusahaan untuk meramalkan
kerugian yang akan dialami.
4. KOMBINASI (POOLING)
• Kombinasi atau pooling menambah banyaknya exposure unit
dalam batas kendali perusahaan yang bersangkutan, dengan
tujuan agar kerugian yang akan dialami lebih dapat
diramalkan, jadi risiko dikurangi.
• Salah satu cara perusahaan mengkombinasikan risiko adalah
dengan perkembangan internal.
5. PEMINDAHAN RISIKO
Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan tiga cara :
1. harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dapat
dipindahkan kepada pihak lain, baik dinyatakan dengan tegas,
maupun berikut dengan berbagai transaksi atau kontrak.
2. Risiko itu sendiri yang dipindahkan
3. Suatu risk financing transfer menciptakan suatu loss exposure
untuk transferee. Pembatalan itu oleh transferee dapat dipandang
sebagai cara ketiga dalam risk control transfer. Dengan
pembatalan itu, transferee tidak bertanggung jawab secara hukum
untuk kerugian yang semula ia setujui, untuk dibayar.
1. RISK FINANCING TRANSFER

Pemindahan risiko melalui cara pengendalian risiko,


tidak memerlukan pengarahan dana karena dijalankan
dengan :
 Memindahkan harta atau kegiatan yang bersangkutan kepada
pihak lain.
 Memindahkan tanggung jawab kepada transferee dengan
maksud menghilangkan atau mengurangi tangung jawab
transferor terhadap kerugian yang bersangkutan.
 Menganggap kerugian yang bersangkutan dipikul pihak lain.
1. RISK FINANCING TRANSFER
Tetapi memindahkan risiko melalui risk financing berarti
mencari dana eksternal yang akan membayar kerugian yang
bersangkutan, jika kerugian itu nanti sungguh terjadi.
Risk financing transfer dapat dilakukan dengan cara :
 Transfer risiko kepada perusahaan asuransi.
 Transfer risiko kepada perusahaan lain yang bukan perusahaan
asuransi (nonisurance transfer).
2. MENANGGUNG SENDIRI RISIKO (RISK RETENTION)
Metode yang paling umum penanganan risiko adalah penanggungan
sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan.
 Sumber dananya diusahakan oleh perusahaan yang bersangkutan.
 Penanggungan sendiri ini bisa bersifat pasif atau tidak direncanakan bisa juga
bersifat aktif atau direncanakan.

*Retention disebut aktif, bila manajer mempertimbangkan metode-metode lain


untuk menangani risiko dan kemudian memutuskan secara sadar untuk tidak
memindahkan kerugian potensial itu. Apakah satu planned retention adalah
rasional tergantung atas keadan yang melingkupi pengambilan keputusan untuk
menanggung sendiri risiko itu.
2. MENANGGUNG SENDIRI RISIKO (RISK RETENTION)
 Alasan Perusahaan Melakukan Retention

 Keharusan, karena tidak tersedian alternatif lain.


 Biaya.
 Kerugian-harapan.
 Opportunity Cost.
 Kualitas pertanggungan.
 Pajak.

Anda mungkin juga menyukai