Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PENELITIAN

“ANALISIS KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DALAM


PEMBELAJARN TEMATIK KELAS IV”

Mata Kuliah Penulisan Karya Ilmiah

Dosen Pengampu: Dr. H. Muhammad Makki, M.Pd.

Oleh:

Isna Zuriatni

(E1E022121)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan


rahmat dan hidayah- Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas proposal penelitian
ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini
adalah untuk memenuhi tugas UAS Bapak Dr. H. Muhammad Makki, M.Pd. pada
mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Muhammad


Makki, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang di tekuni. Penyusun juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan proposal penelitian. Penyususn menyadari proposal penelitian yang
ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun akan di nantikan demi
kesempurnaan proposal ini.

Seganteng, 6 Desember 2023

Penyusun

ii
DATAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………….…iii

BAB I PENDAHULUAN….………………………………………………….….1

A. Latar Belakang……………………………………..……………………...2
B. Rumusan Masalah….…………………..…………………..……………...3
C. Tujuan……………………..…………………..…………………...……...3
D. Manfaat………………………..…………………..………………..……..3
E. Definsi Operasional……………………..…………………..……………..4

BAB II KAJIAN TEORI……………………..…………………..……………...5

A. Konsep Kemandirian Belajar.. …………………..………………………..5


1. Definsi Kemandirian Belajar……………………..……………..……..5
2. Ciri-Ciri Kemandirian Belajar……………………..……………….….7
3. Upaya Pengembangan Kemandirian Belajar…..……………………...9
4. Faktor-Faktor Kemandirian Belajar….…………………..……...…….9
B. Konsep Pembelajaran Tematik……………………..………....................10
1. Pengertian Pembelajarn Tematik……………………………..……...10
2. Prinsip-Prinsip Pembelajarn Tematik………………………...……...11
3. Karaktersitik Pembelajarn Tematik…………………………………..11
4. Tujuan Dan Manfaat Peembelajarn Tematik…………………….......12
C. Penelitian Relevan……………………..…………………..…………….12
D. Kerangka Berpikir…..…………………..…………………………....…..13

BAB III METODE PENELITIAN……………………..…………...………....15

A. Jenis Penelitian…………………………………..……………….…..…..15
B. Subjek Penelitian………………………..…………………..……………15
C. Teknik Pengumpulan Data……………………..………………….....…..15
D. Instrumen Pengumpulan Data……………………..…………………..…17
E. Analisa Data……………………..…………………..………………...…21

DAFTAR PUSTAKA…………………..…………………..………………..….22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang dipandu oleh guru,


bertujuan untuk mengembangkan potensi dan kreativitas siswa. Dalam proses
ini, guru memberikan bantuan agar terjadi transfer ilmu dari pendidik ke peserta
didik, sehingga siswa dapat berpikir kritis dan memiliki akhlak yang baik.
Pembelajaran melibatkan persiapan materi dan alat peraga oleh guru, serta
diakhiri dengan kegiatan evaluasi untuk menilai pencapaian tujuan. Menurut
Supriyono, pembelajaran adalah suatu sistem dengan komponen yang saling
terkait, termasuk tujuan, materi, metode, alat media, dan evaluasi. Pemahaman
ini menunjukkan bahwa pembelajaran adalah suatu cara mengajar untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran tematik memberikan dampak
signifikan terhadap efektivitas pembelajaran, memungkinkan peningkatan
kualitas dan kuantitas pendidikan.

Pembelajaran tematik merupakan sistem pembelajaran yang mendukung


siswa dalam menemukan konsep prinsipil secara holistik. Model Kurikulum 13
mendefinisikan pembelajaran tematik sebagai pembelajaran yang diorganisasi
di sekitar tema, terkait dengan berbagai mata pelajaran. Meskipun Kurikulum
2013 sulit diterapkan karena berbasis tema, subtema, keterampilan dasar, dan
mata pelajaran, pembelajaran tematik dapat berhasil jika diimplementasikan
secara bertahap. Dalam konteks pembelajaran tematik, aktivitas pengajaran
melibatkan integrasi beberapa mata pelajaran dalam satu tema dengan tujuan
memberikan pengalaman berarti kepada siswa.

Keberhasilan pembelajaran tematik dapat dicapai jika sebagian besar


siswa terlibat secara aktif dalam aspek fisik, mental, dan sosial. Hasil positif
pembelajaran juga terkait dengan tingkat motivasi, semangat, dan tingkat
kemandirian siswa. Mustaqiim dkk (2017) menambahkan bahwa kemandirian
siswa terlihat dalam perilaku seperti belajar sendiri, menentukan metode
pembelajaran yang efektif, menyelesaikan tugas dengan baik, dan melakukan

1
aktivitas belajar secara mandiri. Siswa yang proaktif dan bersemangat dalam
proses pembelajaran dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang
menyenangkan. Dengan interaksi yang baik dan memberikan kebebasan untuk
beradaptasi secara mandiri, siswa dapat menemukan konsep-konsep baru dan
memahami materi melalui penyelesaian latihan pembelajaran.

Dalam pendekatan pembelajaran tematik, diharapkan siswa dapat


mengembangkan kemampuan belajar secara mandiri. Kemandirian belajar
melibatkan kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuan dengan
tanggung jawab, kepercayaan diri, inisiatif, dan motivasi tanpa bergantung pada
bantuan eksternal. Aspek ini dapat terlihat dari tingkat keyakinan diri,
keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran, kontrol atas perjalanan
pembelajaran, dan tanggung jawab yang ditunjukkan oleh siswa. Indikator
kemandirian belajar mencakup kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas
secara kreatif, memiliki kepercayaan diri untuk bertanya dan menyampaikan
pendapat, kemampuan mengendalikan diri dan mengatur waktu belajar,
semangat serta antusiasme dalam mengikuti pembelajaran, serta tanggungjawab
dalam menyelesaikan tugas. Pernyataan ini diperkuat oleh Mustaqiim dkk
(2017), yang menekankan bahwa indikator kemandirian belajar mencakup
ketidak bergantungan pada orang lain, kepercayaan diri, pengendalian diri,
motivasi, dan tanggung jawab.

Di tingkat SD kelas tinggi, diharapkan anak-anak memiliki kemandirian


belajar sesuai dengan indikator yang telah dijelaskan. Tujuannya adalah agar
anak-anak tidak terlalu bergantung pada bantuan orang lain, menjadi lebih
disiplin, memiliki kepercayaan diri dalam menjawab pertanyaan guru, dan
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. . Kemandirian ini tidak berarti bahwa
anak harus belajar sendiri tanpa bimbingan, melainkan melalui pembelajaran
yang diajarkan terlebih dahulu agar mereka dapat melaksanakan kegiatan
mereka tanpa harus bergantung pada orang dewasa. Faktor internal seperti
emosi dan faktor eksternal seperti lingkungan juga dapat memengaruhi
perkembangan kemandirian belajar anak. Oleh karena itu, penting untuk
memberikan dukungan yang sesuai agar anak dapat mengembangkan
kemandirian belajar secara optimal. Peneliti memiliki minat untuk menyelidiki

2
dan menggambarkan bagaimana siswa menunjukkan kemandirian belajar
dalam konteks pembelajaran tematik. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul "Analisis Kemandirian Belajar Siswa
Dalam Pembelajaran Tematik di Kelas IV."

B. Rumusan Masalah

Dengan mengacu pada konteks latar belakang yang telah dijelaskan,


permasalahan penelitian yang akan diinvestigasi adalah "Bagaimana
kemandirian belajar siswa pada pembelajaran tematik di kelas IV?"

C. Tujuan

Tujuan proposal penelitian ini berdasarkan latar belakang diatas yaitu Guna
memahami kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran tematik kelas IV.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman tentang
kemandirian belajar siswa pada pembelajaran tematik di kelas IV.
2. Manfaat Praktis bagi Siswa Kelas IV
Meningkatkan kesadaran siswa terhadap sikap kemandirian belajar,
membantu mereka mengidentifikasi potensi dan kekuatan yang dapat
dikembangkan.
3. Manfaat Praktis bagi Guru
Menyediakan informasi berharga bagi guru dalam merancang strategi
pembelajaran tematik yang mendukung dan meningkatkan kemandirian
belajar siswa.
4. Manfaat bagi Peneliti
Memberikan pengalaman penelitian yang berharga dan kontribusi
pengetahuan tambahan tentang kemandirian belajar siswa dalam
konteks pembelajaran tematik kelas IV.

3
E. Definisi Operasional
a. Analisis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mengamati sikap siswa saat terlibat dalam pembelajaran tematik.
b. Kemandirian belajar yang menjadi fokus penelitian ini mencakup
ketidaktergantungan pada orang lain, tingkat percaya diri, keaktifan
dalam proses belajar, kedisiplinan dalam pembelajaran, dan tanggung
jawab terhadap proses belajar.
c. Pembelajaran tematik dalam penelitian ini merujuk pada pendekatan
pembelajaran yang menekankan integrasi mata pelajaran, di mana
berbagai konsep dari berbagai bidang studi diintegrasikan ke dalam
suatu tema atau topik utama, menciptakan konteks atau kerangka kerja
tertentu.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Kemandirian Belajar


1. Definisi Kemandirian Belajar

Kemandirian, berasal dari kata "mandiri" dalam bahasa Jawa yang


berarti berdiri sendiri. Dalam konteks psikologis dan mental, kemandirian
merujuk pada kemampuan seseorang untuk membuat keputusan atau
melakukan tindakan tanpa bergantung pada bantuan orang lain.
Kemampuan ini hanya dapat dimiliki jika seseorang mampu
mempertimbangkan dengan seksama konsekuensi dari tindakan atau
keputusan, baik dalam hal manfaat atau keuntungan, maupun segi-segi
negatif dan kerugian yang mungkin terjadi.

Bell-Gredler (1986:1) mendefinisikan belajar sebagai proses yang


dilakukan oleh manusia untuk memperoleh berbagai kompetensi,
keterampilan, dan sikap. Kompetensi, keterampilan, dan sikap ini diperoleh
secara bertahap dan berkelanjutan sepanjang kehidupan, dari masa bayi
hingga tua, melalui proses belajar yang melibatkan pendidikan informal,
partisipasi dalam pendidikan formal dan/atau nonformal. Kemampuan
belajar menjadi ciri khas yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.
Kemandirian belajar adalah bentuk kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh siswa secara mandiri, tanpa bergantung pada bantuan orang lain seperti
teman sekelas atau guru. Untuk mencapai tujuan belajar, individu harus
menggunakan materi atau pengetahuan yang sesuai.

Kemandirian belajar adalah upaya individu untuk terlibat dalam


proses pembelajaran secara mandiri atau dengan dukungan orang lain,
didorong oleh motivasi pribadi untuk menguasai suatu materi atau
keterampilan tertentu. Hal ini bertujuan agar pengetahuan yang diperoleh
dapat diaplikasikan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam
kehidupan nyata.

5
Menurut Enung Fatimah, kemandirian mencakup elemen-elemen
seperti kejujuran moral dalam perlakuan terhadap diri sendiri, kemampuan
menghasilkan solusi kreatif untuk mengatasi masalah, keyakinan dalam
pelaksanaan tugas, dan keteguhan dalam mencapai tujuan. Hamzah B. Uno
menyatakan bahwa kemandirian melibatkan pengendalian diri dalam
berpikir dan bertindak, tanpa terlalu bergantung pada dukungan emosional
dari orang lain. Pendekatan ini menekankan motivasi diri, kesadaran diri,
dan pencapaian belajar.

Belajar merupakan kegiatan khusus yang bertujuan untuk


meningkatkan pemahaman, motivasi, menjaga keamanan, menjaga
kerahasiaan, dan memperkuat kepribadian. Secara lebih luas, belajar adalah
proses yang memungkinkan timbulnya atau modifikasi tingkah laku baru,
tidak terbatas pada kedewasaan, dan merupakan hasil dari konstruksi
respons siswa. Pembelajaran sepanjang hidup melibatkan semua individu
tanpa memandang usia, di mana kemandirian menjadi salah satu faktor
kunci kesuksesan siswa di kelas. Kemandirian belajar mencakup aktivitas
pembelajaran yang dipacu oleh kemauan, pilihan, dan tanggung jawab
individu tanpa bantuan orang lain. Kemampuan belajar secara mandiri dapat
diukur dari kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas pembelajaran
tanpa bergantung pada orang lain. Siswa yang mandiri dalam belajar
ditandai oleh cara mereka memulai pembelajaran, mengatur waktu, dan
menggunakan metode serta teknik yang sesuai dengan kemampuan diri
mereka.

Untuk mencapai kemandirian belajar, siswa perlu memiliki dan


melatih metode belajar yang efektif. Penting bagi siswa untuk memiliki
kesadaran dan pemahaman sejak awal pemberian tugas belajar, sehingga
mereka dapat mengelola kegiatan belajar sendiri berdasarkan metodologi
yang baik tanpa harus selalu mengandalkan instruksi. Siswa juga perlu
memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan dan langkah- langkah yang
perlu diambil untuk menyelesaikan tugas yang dihadapi. Kemampuan siswa
dalam menyelesaikan tugas belajar dan kemampuannya untuk
mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh juga menjadi indikator

6
kemandirian belajar. Dalam konteks penelitian, kemandirian siswa dalam
belajar diukur sebagai perilaku subjek yang diteliti, dengan tujuan agar
siswa dapat menemukan solusi sendiri dalam pembelajaran dan mampu
mengatasi masalah tanpa bergantung pada bantuan orang lain.

Secara keseluruhan, belajar merupakan kegiatan yang bertujuan


untuk menciptakan generasi yang cerdas. Kemandirian, pada dasarnya,
mencerminkan perilaku individu yang aktif, inisiatif, mampu mengatasi
masalah, memiliki kepercayaan diri dalam kegiatan belajar, dan tidak
bergantung pada orang lain. Kesimpulannya, kemandirian belajar
merupakan upaya siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan
tanggung jawab pribadi, tanpa ketergantungan pada pihak lain.

2. Ciri-ciri kemandirian belajar

Perubahan dalam sikap yang timbul akibat pola perilaku tersebut dapat
digunakan sebagai tanda untuk menilai kemandirian belajar siswa.
Meskipun dalam berbagai situasi pembelajaran, siswa tetap memiliki tekad
dan komitmen untuk meningkatkan proses pembelajaran. Menurut Chabib
Thoha, karakteristik kemandirian belajar melibatkan:

a. Kemampuan berpikir secara kritis, kreatif, dan inovatif.


b. Ketidakmudahan terpengaruh oleh opini orang lain.
c. Tidak menghindari atau menghindar dari masalah.
d. Kemampuan menyelesaikan masalah dengan pemikiran yang
mendalam.
e. Mandiri dalam menangani masalah tanpa membutuhkan bantuan orang
lain.
f. Tidak merasa rendah diri ketika berbeda dengan orang lain.
g. Berusaha bekerja dengan tekun dan disiplin.
h. Bertanggung jawab atas tindakan yang diambil.

Dalam upaya pengembangan instrumen kemandirian belajar, Hidayati


& Listyani (2010) merumuskan enam indikator sikap kemandirian belajar,
di antaranya:

7
a. Ketidaktergantungan terhadap orang lain
Ini mengacu pada sikap tidak ingin bergantung pada orang lain,
melainkan lebih memilih untuk maksimal menggunakan kemampuan
dan usaha sendiri.
b. Percaya diri
Percaya diri memiliki keterkaitan dengan konsep diri. Jika seseorang
memiliki pandangan negatif terhadap diri sendiri, hal ini dapat
mengakibatkan kurangnya kepercayaan diri. Tingkat kepercayaan diri
yang rendah dapat menghambat tindakan yang kurang efektif, dan
kurangnya efektivitas dalam tindakan dapat menghasilkan hasil yang
kurang memuaskan. Rasa percaya diriyang rendah dapat memengaruhi
tindakan yang tidak efektif, yang kemudian dapat menghasilkan hasil
yang kurang baik. Hasil yang tidak memuaskan dapat semakin
memperkuat keyakinan bahwa diri tidak kompeten dan dapat
menyebabkan penurunan lebih lanjut dalam tingkat kepercayaan diri.
c. Aktif dalam pembelajaran
Siswa yang aktif menunjukkan berbagai kegiatan baik dalam konteks
bisnis maupun akademik untuk mencapai kesuksesan. Mereka
merupakan individu yang dinamis, kreatif, dan memiliki potensi atau
kemampuan yang belum sepenuhnya berkembang. Dalam proses
pembelajaran, penting untuk mendorong keterlibatan aktif siswa, yang
tidak hanya bergantung pada peran guru.
d. Kedisiplinan dalam pembelajaran
Kedisiplinan dalam pembelajaran mencerminkan sikap patuh terhadap
aturan, norma, nilai, dan norma yang berlaku. Kedisiplinan melibatkan
aspek ketaatan, yaitu kemampuan untuk bertindak konsisten sesuai
dengan nilai-nilai tertentu. Perilaku siswa selama proses pembelajaran
dapat mencerminkan tingkat kedisiplinan mereka.
e. Tanggung jawab dalam pembelajaran
Tanggung jawab dalam pembelajaran mencakup kewajiban untuk
menyelesaikan tugas dengan dedikasi penuh dan siap menanggung
segala konsekuensi dari usaha tersebut. Dengan demikian, ciri

8
kemandirian belajar siswa akan tercermin saat mereka menunjukkan
perubahan dalam pendekatan belajar. Dalam konteks ini, kesadaran diri
sangat penting karena siswa yang sadar diri mampu memahami
kelemahan dan kelebihan mereka. Rasa percaya diri yang rendah bisa
terkait dengan pandangan negatif terhadap diri sendiri, yang dapat
membatasi tindakan yang efektif.

3. Upaya pengembangan kemandirian belajar

Dalam konteks kemandirian belajar siswa, guru memegang peran


signifikan dalam usaha mengembangkan kemandirian. Menurut Rafika, ada
beberapa langkah yang dapat diambil guru untuk mencapai tujuan ini:

a. Memberikan dorongan motivasi dalam kegiatan belajar


Guru dapat memberikan motivasi kepada siswa dengan mendorong
mereka untuk menguasai kompetensi tertentu, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
b. Merencanakan mata pelajaran secara cermat
Guru perlu merencanakan mata pelajaran dengan teliti agar siswa lebih
termotivasi dengan materi yang diajarkan. Rencana pembelajaran yang
baik dapat meningkatkan minat siswa dan membantu mereka mencapai
kompetensi yang diinginkan. Langkah-langkah guru dalam membangun
kemandirian belajar siswa bertujuan untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan, baik dalam pengetahuan maupun keterampilan.

4. Faktor-faktor kemandirian belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar siswa dapat


dibagi menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal:

a. Faktor Internal: Faktor internal adalah pengaruh yang berasal dari dalam
diri siswa, termasuk Keturunan dan Konstitusi Tubuh: Sifat-sifat dasar
yang dimiliki individu sejak lahir, seperti bakat, potensi intelektual, dan
faktor-faktor genetik yang membentuk konstitusi tubuhnya. Bekal Dasar

9
Sejak Lahir: Segala sesuatu yang dibawa individu sejak lahir, menjadi
dasar bagi pertumbuhan dan perkembangannya.
b. Faktor Eksternal: Faktor eksternal, atau faktor lingkungan, mencakup
pengaruh dari luar diri siswa, seperti: Lingkungan Tempat Tinggal:
Kondisi dan pengaruh lingkungan tempat tinggal seseorang yang dapat
berdampak signifikan pada perkembangan kepribadiannya, baik secara
positif maupun negatif. Lingkungan Keluarga dan Masyarakat:
Pengaruh dari lingkungan keluarga dan masyarakat yang sehat dapat
memengaruhi nilai-nilai dan pilihan gaya hidup siswa, termasuk tingkat
kemandiriannya.
B. Konsep pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Tema merupakan inti atau fokus pembahasan suatu dokumen yang


terkait dengan permasalahan dan kebutuhan lokal. Tema ini kemudian
diangkat sebagai topik atau judul dalam pembelajaran kelompok.
Pembelajaran Tematik adalah pendekatan pembelajaran terpaduyang
menggunakan suatu topik sebagai landasan. Pendekatan ini mengaitkan
beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna
bagi siswa. Pembelajaran bertema menciptakan kegiatanpembelajaran
terpadu, mendorong partisipasi aktif siswa, dan menghasilkan situasi
pemecahan masalah sesuai dengan kebutuhan siswa. Dalam pembelajaran
tematik, siswa dapat belajar dan bermain secara kreatif. Pembelajaran
bertema juga dapat diartikan sebagai model pembelajaran yang
menggabungkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, nilai, dan sikap
belajar melalui tema tertentu. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran berbasis tema melibatkan penggabungan materi dari
berbagai pelajaran menjadi satu tema unik. Pendekatan ini menekankan
keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan memberdayakan mereka untuk
memecahkan masalah, sehingga dapat merangsang kreativitas sesuai
dengan potensi dan kecenderungan individu mereka.

10
2. Prinsip-prinsip pembelajaran Tematik
1) Prinsip pertama penggunaan satu tema yang akurat dan dekat dengan
dunia siswa bertujuan untuk menjadi alat pemersatu materi yang
beragam.
2) Prinsip kedua menekankan bahwa pembelajaran terpadu perlu
mendukung tujuan kurikulum tanpa bertentangan dengan mereka.
Selanjutnya
3) prinsip ketiga mencakup pemilihan materi yang saling terkait untuk
integrasi pembelajaran.
4) Keempat, materi yang dipilih harus memperhitungkan karakteristik
siswa seperti kemampuan, minat, dan pengetahuan awal. Terakhir,
prinsip
5) kelima menyoroti pentingnya tidak memaksakan penggabungan
materi yang tidak sesuai, dengan penekanan pada praktik yangsesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa.

3. Karaktersitik pembelajaran Tematik


a. Pendekatan ini berfokus pada siswa, di mana pembelajaran
dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan minat siswa.
b. pembelajaran tematik memberikan pengalaman berlangsung,
memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran.
c. Penting untuk dicatat bahwa dalam pembelajaran tematik,
pemisahan antara mata pelajaran tidak selalu jelas.
d. Sebaliknya, konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran disajikan
dalam suatu konteks tematik, menciptakan keterkaitan yang lebih
kuat antar materi pelajaran.
e. Pendekatan ini juga bersifat fleksibel, memungkinkan guru untuk
menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan minat siswa.

11
4. Tujuan dan Manfaat pembelajaran tematik
a. Tujuan

Tujuan dari pembelajaran tematik melibatkan upaya untuk


meningkatkan pemahaman konsep siswa agar lebih bermakna. Selain
itu, tujuan ini mencakup pengembangan keterampilan siswa dalam
menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi.Selaras dengan
itu, diharapkan terbentuk sikap positif, kebiasaan baik, dan pemahaman
nilai-nilai luhur yang dapat diterapkan dalamkehidupan sehari-hari.

b. Manfaat

Manfaat dari penerapan pembelajaran tematik mencakup


peningkatan pemahaman konseptual peserta didik sesuai dengan
perkembangan intelektualitas mereka. Siswa juga mampu
mengeksplorasi pengetahuan melalui proses pembelajaran yang
interaktif. Pembelajaran tematik juga dapat mempererat hubungan antar
siswa dan memberikan dukungan kepada guru dalam meningkatkan
profesionalisme mereka. Selain itu, pembelajaran tematik bertumpu
pada minat dan kebutuhan anak-anak, menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan dan relevan. Hasil belajar yang
dihasilkan dari pendekatan ini menjadi lebih berkesan dan bermakna
bagi siswa. Selain peningkatan keterampilan akademis, pembelajaran
tematik juga berkontribusi pada perkembangan keterampilan sosial
siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan penghargaan
terhadap ide-ide orang lain.

C. Penelitian Relevan
1. Penelitian pertama oleh Oktalia Susanti dan Elpri Darta Putra berjudul
"Analisis Kemandirian Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Di
Kelas V Sekolah Dasar Negeri Rantau Sialang" menunjukkan bahwa
siswa kelas V telah mengembangkan kemandirian belajar dalam
pembelajaran tematik. Terdapat empat aspek kemandirian belajar yang
diidentifikasi, yaitu percaya diri, keaktifan dalam belajar, disiplin, dan
tanggung jawab dalam belajar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah

12
siswa di SDN 018 Rantau Sialang berhasil menginternalisasi sikap
kemandirian belajar, yang dianggap positif untuk pencapaian tujuan
pembelajaran.
2. Penelitian kedua oleh Fety Tresnaningsi, Dina Pratiwi Dwi Santi, dan
Etty Suminarsih berjudul "Kemandirian Belajar Siswa Kelas III SDN
Karang Jalak I Dalam Pembelajaran Tematik" menunjukkan bahwa
kemandirian belajar siswa kelas III di SDN Karang Jalak I mengalami
perkembangan positif dengan rentang nilai 68,3. Aspek-aspek
kemandirian belajar yang diukur melibatkan percaya diri, tanggung
jawab, kemampuan bekerja mandiri, kemampuan pengambilan
keputusan, hasrat untuk bersaing dan maju, disiplin, serta aktif dalam
proses belajar. Secara keseluruhan, tujuh indikator tersebut dinilai baik,
kecuali kemampuan mengambil keputusan yang dinilai cukup baik.
Oleh karena itu, temuan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi guru
untuk merancang strategi pembelajaran yang meningkatkan
kemandirian siswa.
3. Penelitian ketiga oleh Yulisti Aryani berjudul "Analisis Kemandirian
Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Kelas IV Di SDN 125
Rejang Lebong" menyimpulkan bahwa kemandirian belajar siswa kelas
IV di SDN Rejang Lebong dalam pembelajaran tematik cukup baik.
Dalam penelitian ini, siswa menunjukkan kebiasaan menyiapkan buku
sebelum pembelajaran, aktif dalam menyimak dan mendengarkan saat
guru memberikan materi, serta berinisiatif bertanya. Temuan ini
mencerminkan bahwa siswa telah menginternalisasi kemandirian
belajar dengan baik dalam konteks pembelajaran tematik.

D. Kerangka Berpikir

Dalam ranah pendidikan formal di Indonesia, kurikulum yang tengah dan


masih berlaku adalah Kurikulum 2013. Kurikulum ini memandu proses
pembelajaran dengan pendekatan tematik, yang menilai siswa berdasarkan tiga
aspek, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pelaksanaan pembelajaran
tematik bertujuan untuk membentuk siswa menjadi individu yang mandiri

13
dalam proses belajar, menghasilkan perubahan positif dalam aspek intelektual
mereka, dan pada akhirnya, meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kemandirian belajar merupakan salah satu tujuan utama yang dikejar dalam
pembelajaran tematik. Siswa diarahkan untuk menjadi mandiri dalam belajar
dengan mengembangkan beberapa aspek, antara lain, ketidaktergantungan
terhadap orang lain, percaya diri, aktif dalam belajar, disiplin dalam belajar, dan
tanggung jawab dalam belajar. Dengan penerapan kemandirian belajar ini,
diharapkan siswa dapat mencapai pencapaian akademis yang lebih baik dan
dapat mengaplikasikan pengetahuan kemandirian belajar ini, diharapkan siswa
dapat mencapai pencapaian akademis yang lebih baik dan dapat
mengaplikasikan pengetahuan mereka secara lebih efektif dalam kehidupan
sehari-hari.

Meningkatkan Kualitas
Pendidikan Di Indonesia

Kemandirian
belajar

“Analis Kemandirian Belajar Siswa


Dalam Pembelajarn Tematik Kelas IV”

Gambar 1. Kerangka Berpikir

14
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian


deskriptif. Menurut Sugiyono (2011), metode pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu teknik interaktif
seperti wawancara dan observasi, serta metode noninteraktif seperti teknik
kuesioner, pencatatan dokumen, dan partisipasi nonaktif. Metode kualitatif
digunakan untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan yang menggambarkan perilaku yang dapat diamati. Pemilihan jenis
penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang jelas,
rinci, dan konkret mengenai kemandirian belajar siswa dalam konteks
pembelajaran tematik kelas IV. Penelitian deskriptif ini difokuskan pada
pengumpulan data berdasarkan faktor-faktor yang mendukung objek penelitian
(Arikunto, 2014: 151), sementara penelitian kualitatif menghasilkan data dalam
bentuk kata-kata, skema, dan gambar (Sugiyono, 2011: 14).

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yang menjadi
fokus pengamatan terkait kemandirian belajar dalam pembelajaran tematik.
Para siswa tersebut menjadi objek penelitian yang akan diobservasi dan
diwawancarai untuk memahami secara lebih mendalam tentang tingkat
kemandirian belajar mereka dalam konteks pembelajaran tematik. Adapun
subjek tambahan yaitu Guru kelas yang akan menjadi fokus untuk wawancara
mengenai upaya mereka dalam membangun sikap kemandirian sisw Kelas IV.

C. Teknik Pengumpulan Data


1. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data yang melibatkan


interaksi langsung antara peneliti dan partisipan penelitian. Ini merupakan

15
bentuk komunikasi antara dua pihak atau lebih, dilakukan secara tatap
muka, di mana satu pihak bertindak sebagai pewawancara dan pihak lainnya
sebagai responden dengan tujuan tertentu, seperti memperoleh informasi
atau mengumpulkan data. Pewawancara mengajukan sejumlah pertanyaan
dengan alternatif jawaban yang telah disiapkan untuk mendapatkan
tanggapan dari responden. Tujuan dari wawancara kualitatif adalah untuk
mendapatkan pemahaman mendalam tentang pengalaman, pandangan, dan
perspektif individu terkait fenomena yang sedang diteliti. Wawancara dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk terstruktur, semi-terstruktur,
atau tidak terstruktur, tergantung pada tingkat kerangka yang telah
ditentukan sebelumnya (Creswell, 2014).

2. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang melibatkan


pengamatan langsung terhadap partisipan dan konteks yang terlibat dalam
fenomena penelitian. Observasi kualitatif dapat dilakukan baik dalam
situasi nyata maupun di lingkungan yang dirancang khusus untuk keperluan
penelitian. Melalui observasi, peneliti memiliki kesempatan untuk
mengamati interaksi sosial, perilaku, dan konteks yang relevan dengan
fenomena yang sedang diteliti (Bogdan & Biklen, 2017). Observasi adalah
tindakan pengamatan langsung terhadap suatu objek di lingkungan, baik itu
aktivitas yang sedang berlangsung atau dalamtahap perkembangan, dengan
fokus pada objek penelitian menggunakan indera. Tindakan ini dilakukan
dengan sengaja atau sadar dan mengikuti urutan tertentu. Observasi
dianggap sebagai salah satu metodepengumpulan data utama dalam
penelitian kualitatif, terutama dalam ilmu sosial dan perilaku manusia.
Dalam konteks penelitian lapangan etnografi, observasi dianggap sebagai
"pilar utama" (Werner & Schoepfle, 1987: 257)yang melibatkan
pengamatan sistematis terhadap aktivitas manusia dan pengaturan fisik di
lokasi aktivitas tersebut secara berkesinambungan.

Observasi, menurut Hadi (1986: 32), melibatkan berbagai proses


biologis dan psikologis seperti observasi, persepsi, dan memori. Morris

16
(1973: 906) mendefinisikan pengamatan sebagai kegiatan merekam gejala
dengan bantuan instrumen dan merekamnya untuk tujuan ilmiah atau
lainnya. Pengamatan dilihat sebagai kumpulan impresi tentang dunia sekitar
berdasarkan kemampuan indera manusia. Beberapa peneliti, termasuk
Weick (1976: 253), Selltiz, Wrightsman, dan Cook (1976: 253), Kriyantono
(2006: 110-111), dan Bungin (2011: 121), menggambarkan pengamatan
sebagai proses yang melibatkan pemilihan, modifikasi, pencatatan, dan
pengkodean serangkaian perilaku dan suasana hati yang terkait dengan
organisme di lokasi penelitian, sesuai dengan tujuan empiris. Weick (1976:
253) menekankan kompleksitas pengamatan, mencakup tujuh karakteristik,
seperti seleksi, provokasi, pencatatan, pengkodean, serangkaian perilaku
dan suasana (tes setting perilaku), in situ, dan untuk tujuan empiris.

3. Dokumentasi

Dokumentasi melibatkan pengumpulan data dari dokumen, arsip, atau


bahan tertulis lainnya yang terkait dengan fenomena penelitian. Dokumen
yang dapat digunakan mencakup catatan, laporan, surat, buku, atau
dokumen resmi lainnya. Studi dokumentasi memberikan wawasan tentang
konteks historis, kebijakan, peristiwa, dan perkembangan yang relevan
dengan fenomena yang sedang diteliti (Creswell, 2014).

D. Instrumen Pengumpulan Data


1. Wawancara

Pada penelitian ini, peneliti memilih menggunakan teknik wawancara


semi terstruktur untuk memastikan bahwa subjek penelitian lebih terbuka
dalam menyampaikan data. Wawancara digunakan sebagai metode untuk
mendapatkan informasi mengenai kemandirian belajar siswa dalam
pembelajaran tematik di kelas IV, serta aspek-aspek lain seperti upaya guru
dalam meningkatkan mandiri belajar siswa dan berbagai hal terkait
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas IV.

Berikut adalah kisi-kisi wawancara yang akan digunakan:

17
Tabel 1.1

Kisi-kisi wawancara

Sumber Indikator Pertanyaan


Data
Guru 1. Pemahaman 1. Apa pandangan ibu/bapak terkait
kelas IV guru kelas dengan konsep kemandirian belajar?
tentang 2. Bagaimana pandangan terhadap sikap
kemandirian siswa yang tidak bergantung pada
belajar. orang lain saat terlibat dalam
2. Sikap-sikap pembelajaran?
siswa dalam 3. Bagaimana tingkat kepercayaan diri
pembelajaran siswa selama proses pembelajaran
tematik menurut pendapat ibu/bapak?
4. Bagaimana pandangan terhadap
tingkat partisipasi dan keaktifan
siswa selama pembelajaran?
5. Bagaimana disiplin siswa pada saat
mengikuti proses pembelajaran?
6. Bagaimana siswa ber tanggung
Jawab pada saat mengikuti proses
pembelajaran?
Siswa 1. Partisipasi 1. Apakah kamu memiliki keberanian
kelas IV dalam diskusi untuk menyuarakan pendapat
kelas. selama pembelajaran?
2. Ketaatan 2. Bagaimana tingkat kepatuhanmu
terhadap terhadap peraturan di sekolah?
aturan sekolah 3. Pernahkah kamu mencoba
dan disiplin. mencontek saat ujian?
3. Integritas 4. Bagaimana kebiasaanmu dalam
akademis dan membawa peralatan sekolah,
kecenderungan apakah selalu membawanya atau

18
mencontek meminjam dari teman?
saat ujian. 5. Bagaimana perasaanmu terhadap
4. Konsistensi pembelajaran tematik, apakah
dalam kamu senang mengikutinya?
membawa 6. Apakah kamu bersedia
peralatan membantuteman yang mengalami
sekolah. kesulitan dalam memahami
5. Tingkat pelajaran?
keantusiasan 7. Bagaimana sikapmu terhadap
dan partisipasi menyelesaikan tugas yang
dalam diberikanoleh guru?
pembelajaran 8. Apakah kamu secara rutin
tematik. melaksanakan piket kebersihan?
6. Kemauan dan Kapan waktu pelaksanaannya?
kesediaan 9. Seberapa perhatianmu terhadap
membantu penjelasan guru atau teman yang
teman yang sedang berbicara di depan kelas?
kesulitan.
7. Konsistensi
dan kualitas
pekerjaan
dalam
menyelesaikan
tugas.
8. Keterlibatan
dalam
melaksanakan
piket
kebersihan
sesuai jadwal.
9. Tingkat
perhatian saat

19
guru atau
teman sedang
berbicara di
depan kelas
2. Observasi

Peneliti melakukan observasi untuk mengamati kejadian di lapangan


dan mengumpulkan data dari sumber data. Jenis observasi yang dilakukan
adalah observasi partisipatif, di mana peneliti datang ke tempat observasi
tetapi tidak ikut terlibat langsung dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek
observasi. Observasi yang dilakukan merupakan observasi terstruktur,
karena sebelum dilakukan di lapangan, peneliti telah merancang dengan
jelas apa yang akan diamati, kapan observasi dilakukan, dan di mana temuan
akan ditemukan sesuai dengan kejadian aslinya.

Tabel 1.2.

Kisi-kisi observasi siswa

Indikator Aspek yang diamati


Ketidaktergantungan 1. Melakukan tugas tanpa diperintah orang lain
terhadap orang lain 2. Menyelesaikan tugas tanpa bantuann orang
lain.
Aktif dalam belajar 1. Berani mengutakrakan pendapatnya.
2. Berani menjawab pertanyaan guru
Percaya diri 1. Berani tampil didepan kelas atapun
didepan umum.
2. Percaya kepada kemapuaanya sendiri.
3. Berani bertanya

4. Berani mengemukakan pendapatnya


5. Mampu berkomunikasi lancar saat berada
dihapan orang banyak
6. Bersikap tenang dalam mengerjakan sesuatu
7. Berusaha mengerjakan tugas sendiri

20
Disiplin dalam 1. Memenuhi aturan sekolah baik dikelas
belajar maupun di sekolah
2. Menyiapkan buku pelajarn sendiri tanpa
disiruh
3. Bertanggung jawab terhdapa tugas piket
yang diberikan
4. Semagat dan antusias dalam kegiatan
pembelajarn.
Tanggung jawab 1. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap
dalam belajar tugas yang diberikan atau perkerjaanya..
2. Mampu bertanggung jawab menyelesaikan
tugas.
3. Terus belajar dari Kegagalan
4. Yakin kepada kemampuan dirinya sendiri.

3. Dokumentasi

Dalam pengumpulan data dokumentasi, peneliti memanfaatkan


dokumen-dokumen yang relevan. Selain itu, penelitijuga mengambil
dokumentasi berupa foto sebagai bukti dari wawancara, observasi, dan
kegiatan sekolah atau aktivitas lainnya.

Table 1.3 Dokumen yang diperlukan

No. Dokumen Sumber


1. Profil Sekolah Kepala sekolah
2. Jadwal piket Kelas IV
3. Jadwal pelajaran Kelas IV
4. Buku tematik Siswa Kelas IV
E. Analisa Data

Teknik analisis data adalah suatu proses yang terencana untuk


mengumpulkan data dengan tujuan memudahkan peneliti dalam menarik
kesimpulan dari temuan yang diperoleh. Bogdan, sebagaimana dikutip oleh

21
Sugiyono, mendefinisikan analisis data sebagai langkah-langkah untuk mencari
dan menyusun data secara sistematis dari wawancara, catatan lapangan, dan
sumber lainnya agar dapat dipahami dengan mudah dan disampaikan kepada
orang lain. Analisis data kualitatif bersifat induktif, berlandaskan pada data
yang diperoleh. Menurut Miles & Huberman (1992: 16), analisis data terdiri
dari tiga aktivitas aliran yang berlangsung secara bersamaan, yaitu pengurangan
data, penyajian data, dan kesimpulan/verifikasi.

a. Pengurangan data
Pengurangan data merupakan proses penyederhanaan, abstraksi, dan
transformasi data kasar dari catatan lapangan. Proses ini terus berlangsung
selama penelitian kualitatif, dimulai sejak penelitian menetapkan kerangka
konseptual, masalah penelitian, dan pendekatan pengumpulan data yang
dipilih. Pengurangan data melibatkan pembuatan ringkasan, pengkodean,
pelacakan tema, pembuatan grup, pembuatan partisi, dan pembuatan memo.
b. Penyajian data
Menurut Miles & Huberman, penyajian data melibatkan persiapaninformasi
terstruktur untuk memungkinkan penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Mereka merekomendasikan penggunaan berbagai jenis matriks,
grafik, jaringan, dan bagan sebagai cara utama untuk menyajikan data yang
valid dalam analisis kualitatif.
c. Inferensi (kesimpulan)
Adalah bagian dari konfigurasi analisis yang lebih besar. Kesimpulan
diverifikasi selama penelitian, dan verifikasi mungkin melibatkan revisi
berdasarkan pemikiran ulang, tinjauan catatan lapangan, diskusi dengan
rekan peneliti, atau upaya yang lebih luas untuk memeriksa kebenaran,
ketahanan, dan kesesuaian kesimpulan dengan data lain. Kesimpulan akhir
tidak hanya terbentuk selama pengumpulan data tetapi juga perlu
diverifikasi untuk memastikan validitas.

22
DAFTAR PUSTAKA

Aryani, Yulisti, Siti Zulaiha, dan Tika Meldina. Analisis Kemandirian Belajar
Siswa pada Pembelajaran Tematik Kelas IV di SDN 125 Rejang Lebong .
dis. Institut Agama Islam Negeri Curup, 2022.

https://data.sekolah-kita.net/sekolah/SDN%203%20NARMADA_171792
https://www.kajianpustaka.com/2020/06/pembelajaran-
tematik.html#google_vignette

Jailani, M. Syahran. "Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian Ilmiah


Pendidikan Pada Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif." IHSAN: Jurnal
Pendidikan Islam 1.2 (2023): 1-9.

Jailani, M. Syahran. "Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian Ilmiah


Pendidikan Pada Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif." IHSAN: Jurnal
Pendidikan Islam 1.2 (2023): 1-9.

Muklis, Moh. “Pembelajaran Tematik.” Fenomena 4.1 (2012).

Mulyadi, Mulyadi, and Abd Syahid. "Faktor pembentuk dari kemandirian belajar
siswa." Al-Liqo: Jurnal Pendidikan Islam 5.02 (2020): 197-214.

Rosyada, Sittah Amrina. “Analisis Tingkat Kemandirian Belajar Siswa pada


Pembelajaran Tematik.” Kalam Sendekia: Jurnal Ilmiah Pendidikan

Sa’Diyah, Rika. "Pentingnya melatih kemandirian anak." Kordinat 16.1 (2017): 31-
46.

Salima, Hafsah. Analisis kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran tematik di


Kelas 2 SDI Al-Azhar 17 Bintaro. BS thesis. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

Suharyat, Yayat. "Hubungan antara sikap, minat dan perilaku manusia." Jurnal
region 1.3 (2009): 1-19.

Teknik Pengumpulan Data. "Pengamatan." Wawancara, kuesioner dan tes


Winataputra, Udin S., et al. "Hakikat Belajar dan Pembelajaran." Hakikat
Belajar dan Pembelajaran 4.1 (2014): 1-46.

23

Anda mungkin juga menyukai