Anda di halaman 1dari 11

AIK IV.

5
ETIKA PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN IPTEK DALAM
PANDANGAN ISLAM

A. Pengertian Etika
Etika berarti moral dalam bahasa inggris dikenal sebagai ethis dan etiquette
disebut juga filsafat moral yaitu suatu cabang filsafat yang membicarakan
tentang tindakan manusia.
Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan
bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh
macam macam norma. Norma ini masih dibagi lagi menjadi norma hukum,
norma moral, norma agama dan norma sopan santun. Norma hukum
berasal dari hukum dan perundang-undangan, norma agama berasal dari
agama, sedangkan norma moral berasal dari suara batin. Norma Sopan
santun berasal dari kehidupan sehari hari sedangkan norma moral berasal
dari etika.
B. Peran Etika Dalam Perkembangan Iptek
Perkembangan ilmu pengetahuan dan Teknologi berlangsun secara
cepat. Dengan perkembangan tersebut diharapkan dapat
mempertahankan dan meningkatkan tarap hidup manusia, untuk
menjadi manusia secara utuh, maka tidak cukup dengan mengan-
dalkan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia juga harus
menghayati sewcara mendalam kode etik ilmu, teknologi dan
ilmu teknologi dan kehidupan. Apabila manusia sudah jauh
kehidupan ini akan terasa kering dan hampa.
Oleh Sebab itu ilmu dan teknologi yang dikembangkan oleh manusia
seharusnya tidak mengabaikan nilai nilai kehidupan dan keluhuran.
Para pakar ilmu koknitif telah mengemukakan bahwa teknologi
mengambil alih fungsi mental manusia, pada saat ini yang terjadi
adalah kerugian yang diakibatkan oleh hilangnya fungsi dari kerja
mental manusia. Perubahan pada cara berfikir manusia sebagai
akibat perkembangan teknologi, sedikit banyak berpengaruh
pada pelaksanaan dan cara pandang manusia terhadap Etika dan
norma dalam kehidupannya.
Etika profesi merupakan bagian dari etika sosial yang
menyangkut bagaimana mereka harus menjalankan profesinya
secara profesional agar diterima oleh masyarakat. Dengan etika
profesi diharapkan kaum profesional dapat bekerja sebaik mungkin,
serta dapat mempertanggung jawabkan tugas yang dilakukan dari
segi tuntutan pekerjaannya.
C. Peran Islam Dalam Perkembangan dan Penerapan Iptek.
Peran yang dimainkan Islam dalam Iptek yaitu aqidah Islam harus
dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma
Islam sebagaimana yang telah dibawa Rasulullah. Paradigma Islam
inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat ini.
Bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui atau
tidak, kini umat Islam telah terjerumus dalam sikap membebek dan
mengekor Barat dalam segala-galanya, dalam pandangan hidup,
gaya hidup, termasuk dalam konsep ilmu pengetahuan. Bercokolnya
paradigma sekuler inilah yang bisa menjelaskan, mengapa di dalam
sistem pendidikan yang diikuti orang Islam, diajarkan sistem
ekonomi kapitalis yang pragmatis serta
Tidak kenal halal dan haram. Eksistensi paradigma sekuler itu
menjelaskan pula mengapa tetap diajarkannya konsep pengetahuan
yang bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim.
Misalnya teori Darwin yang dusta dan sekaligus bertolak belakang
dengan aqidah Islam, kekeliruan paradigma iniharus dikoreksi. Ini
tentu perlu perubahan fundamental dan perombakan total.
cara mengganti paradigma sekuler yang ada saat ini, dgn. paradigma
Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam (bukan faham
sekulerisme) yang seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu
pengetahuan manusia. Namun di sini perlu difahami dengan
seksama, bahwa ketika aqidah Islam dijadikan landasan iptek.
Yang dimaksud menjadikan aqidah Islam sebagai landasan iptek
adalah iptek itu wajib berstandar pada al-Qur’an dan al-Hadits.
Jika suatu konsep iptek bertentangan dengan al-Qur’an dan al-
Hadits, maka konsep itu harus ditolak . Misalnya saja Teori Darwin
yang menyatakan bahwa manusia adalah hasil evolusi dari
organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi seleksi
alam menjadi organismeyang lebih kompleks hingga menjadi
Manusia modern sekarang. Berarti manusia sekarang bukan
keturunan manusia pertama, Nabi Adam AS. tetapi hasil dari
evolusi organisme sederhana. Ini bertentangan dengan firman
Allah swt. yang menegaskan, Adam AS. Adalah manusia
pertama, dan bahwa semua manusia sekarang adalah
keturunan Adam AS, bukan keturunan makhluk lainnya.
Adapun paradigma yang lain ;
1. Paradigma Ilmu Yang Tidak Bebas Nilai
+ Dalam pandangan Islam, alam semesta sebagai obyek ilmu
pengetahuan tidak netral melainkan mengandung nilai
(value) daan maksud yang luhur. Bila alam dikelola dengan
maksud yang inheren dalam dirinya akan membawa
manfaat bagi manusia, maksud alam tersebut adalah suci
(baik) sesuai dengan misi yang diemban.
+ Proses pencarian ilmu tidak hanya berputar di sekitar rasio
dan empiri, tetapi juga melibatkan al-aqalb yakni intuisi
batin yang suci. Rasio dan empiri mendeskripsikan fakta
Dan al-qalb memaknai fakta, sehingga analisis dan konklusi
yang diberikan sarat makna makna atau nilai.
+ Realitas itu tidak hanya realitas fisis tetapi juga non fisis.
+ Ilmu pengetahuan adalah produk akal fikiran manusia sebagai
hasil pemahaman atas fenomena di sekitarnya.Sebagai produk
fikiran manusia, maka corak ilmu yang dihasilkan akan diwarnai
oleh corak fikiran yang digunakan dalam mengkaji fenomena
yang diteliti.
2. Paradigma Ilmu Yang Bebas Nilai
+Dalam pandangan Barat bahwa iptek itu bebas nilai (free value).
Iptek tidak ada hubungannya dgn agama. Contoh dalam kejadian
alam, Para ilmuwan Barat memulai penelitiannya dengan hal yang
kosong, sementara kalau ilmu yang didasari dengan nilai - nilai
keislaman berangkat dari alam itu ciptaan Tuhan.
+Iptek yang dihasilkan ilmuwan barat itu bebas nilai artinya
kemanfaatannya tergantung kepada manusia yang memakainya,
sementara kalau ilmu didasari dengan nilai keislaman, maka
iptek tersebut tujuannya untuk kemaslahatan masyarakat yang
menggunakannya.
Peran Islam yang kedua dalam perkembangan iptek adalah
bahwa Syari’ah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan
iptek. Ketentuan halal-haram (hukum hukum syari’ah Islam)
wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek,
bagaimanapun juga bentuknya.
Iptek yang boleh dimanfaatkan adalah yang telah dihalalkan
oleh syari’ah islam, sedang iptek yang tidak boleh dimanfaatkan
adalah yang telah diharamkan oleh syari’ah Islam.
Kontrasdengan ini adalah apa yang ada di barat sekarang dan
juga negeri negeri muslim yang bertaqlid dan mengikuti barat
secara membabi buta. Selama sesuatu itu bermanfaat , yaitu
dapat memuaskan kebutuhan manusia, maka ia dianggap benar
dan absah untuk dilaksanakan, meskipun itu diharamkan dalam
ajaran agama Islam.
Keberadaan standar manfaat itulah yang dapat menjelaskan,
mengapa orang barat mengaplikasikan iptek secara tidak
bermoral, tidak berperikemanusiaan dan bertentangan dengan
Nilai agama. Misalnya menggunakan bom atom untuk ratusan ribu
manusia tak berdosa, memanfaatkan bayi tabung tanpa melihat
moralitas, mengkloning manusia manusia, mengekploitasi alam secara
serakah walaupun menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dst.
Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang salah itu dikoreksi dan
diganti dengan standar yang benar, yaitu standar yang bersumber
dari pemilik segala ilmu yang ilmunya meliputi segala sesuatu yang
amat mengetahui mana yang secara hakiki bermanfaat bagi manusia
dan mana yang secara hakiki berbahaya bagi manusia. Standar itu
adalah segala perintah dan larangan Allah swt yang bentuknya secara
praktis dan konkret adalah syari’ah Islam.
D. Integrasi Pendidikan Iman, Taqwa dan IPTEK
1. Sebagaimana telah dikemukakan iptek akan memberikan berkah dan
maanfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup manusia bila
iptek disertai oleh asas iman dan taqwa kepada Allah sw. Sebaliknya
tanpa asas tersebut iptek bisa disalahgunakan pada tujuan tujuan
yang bersifat destruktif. Iptek dapat mengancam nilai kemanusiaan
Jika demikian, iptek hanya absyah secara metodologis, tetapi batil
dan miskin secara maknawi.
2. Pada kenyataannya iptek yang menjadi dasar modernisme, telah
menimbulkan pada gaya hidup baru yang bersifat sekuleristik,
materialistik dan hedonistik, yang sangat berlawanan dengan
nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita.
3. Dalam hidup manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti
(kebutuhan jasmani), tetapi juga membutuhkan imtak dan nilai-
nilai surgawi (kebutuhan spiritual). Oleh sebab itu penekanan pada
salah satunya, hanyalah akan menyebabkan kehidupan menjadi
pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan
Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga
lahir dan bathin, dunia dan akhirat.
4. Imtak menjadi landasan dan dasar yang paling kuat mengantarkan
manusia menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtak segala
segala atribut duniawi, seperti harta, pangkat, iptek dan
tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan.
Kemajuan dalam semua itu tanpa iman dan upaya mencari ridla Allah,
hanya akan menghasilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa apa
hanyalah bayangan palsu, karena itu integrasi imtak dan iptek harus
diupayakan dalam format yang tepat. Sehingga keduanya berjalan
Seimbang (hand in hand) dan dapat mengantar kita meraih kebaikan
dunia dan kebaikan akhirat sebagaimana do’a yang setiap saat kita
panjatkan kepada Allah swt QS al-Baqarah 201
‫ومنهم من يقولربنا اتنافى الدنياحسنة وفى االخرة‬
‫حسنة وقناعذاب النار‬
E. Alasan Umat Islam Harus Menguasai IPTEK
1. Ilmu pengetahuan yang berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh
negara negara barat. Ini fakta yang tidak bisaa kita pungkiri.
2. Negara negara barat berupaya mencegah mencegah
terjadinya pengembangan iptek di negara negara Islam.
3. Adanya upaya upaya untuk melemahkan umat Islam dalam
memikirkan kemajuan ipteknya. Misalnya umat Islam disodori persoalan
persoalan klasik agar umat Islam sibuk sendiri, ramei sendiri dan akhirnya
bertengkar sendiri.
F. Dampak Kemajuan Islam di Bidang IPTEK
Jumlah penduduk Muslim Eropa meningkat lebih dari 100%. Dilaporkan
bahwa terdapat sekitar 13 juta umat Muslim tinggal di Eropa saat ini 3,2
juta di Jerman, 2 juta di Inggris, 4-5 juta di Prancis, dan selebihnya tersebar
di bagian Eropa lainnya, terutama di Balkan. Anggka ini mewakili lebih dari
2% dari keseluruhan jumlah penduduk Eropa.
Kesadaran beragama dikalangan Muslim meningkat di Eropa.
Penelitian terkait juga mengungkap bahwa seiring dengan
terus meningkatnya jumlah Muslim di Eropa, terdapat
kesadaran yang semakin besar dalam menjalankan agama di
kalangan para mahasiswa menurut berita yang disebarkan
oleh surat kabar Prancis Le Monde di bulan Oktober 2020
dibandingkan data yang dikumpulkan di tahun 1994, banyak
kaum Muslim terus melaksanakan shalat, pergi ke masjid, dan
berpuasa. Kesadaran ini terlihat lebih menonjol di kalangan
para mahasiswa.
Dalam sebuah laporan yang didasarkan pada media masa
asing di tahun 1999, majalah Turki Aktuel menyatakan, para
peneliti Barat memerkirakan dalam 50 tahun ke depan Eropa
akan menjadi salah satu pusat utama perkembangan Islam.

Daftar Reverensi :
1. Asbar Salim. Etika Pengembangan dan Penerapan IPTEK Dalam Pandangan Islam (2015)
2. Ahmad Baiquni, 1982 Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern. Jakarta: Penerbit Pustaka

Anda mungkin juga menyukai