I 085731267380
ETIKA PENERAPAN IPTEKS
Etika berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
ethics dan etiquette. Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis
(tindakan) manusia.
Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus
bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma. Norma ini masih dibagi lagi
menjadi norma hukum, norma moral, norma agama dan norma sopan santun. Norma hukum berasal dari
hukum dan perundang-undangan, norma agama berasal dari agama sedangkan norma moral berasal dari
suara batin. Norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari sedangkan norma moral berasal dari
etika.
1
Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I 085731267380
b) Proses pencarian ilmu tidak hanya berputar di sekitar rasio dan empiri, tetapi juga
melibatkan al-qalb yakni intuisi batin yang suci. Rasio dan empiri mendeskripsikan fakta dan al-
qalb memaknai fakta, sehingga analisis dan konklusi yang diberikan sarat makna makna atau nilai.
c) Realitas itu tidak hanya realitas fisis tapi juga non - fisik atau metafisik.
d) Ilmu pengetahuan adalah produk akal pikiran manusia sebagai hasil pemahaman atas
fenomena di sekitarnya. Sebagai produk pikiran maka corak ilmu yang dihasilkan akan diwarnai
oleh corak pikiran yang digunakan dalam mengkaji fenomena yang diteliti.
Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar
pemanfaatan iptek. Ketentuan halal - haram (hukum-hukum syariat Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam
pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya.
Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariat Islam. Sedangkan iptek
yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariat Islam.
Kontras dengan ini, adalah apa yang ada di Barat sekarang dan juga negeri-negeri muslim yang
bertaqlid dan mengikuti Barat secara membabi buta. Selama sesuatu itu bermanfaat, yakni dapat
memuaskan kebutuhan manusia, maka ia dianggap benar dan absah untuk dilaksanakan. Meskipun itu
diharamkan dalam ajaran agama.
Keberadaan standar manfaatitulah yang dapat menjelaskan, mengapa orang Barat mengaplikasikan
iptek secara tidak bermoral, tidak berperikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai agama. Misalnya
menggunakan bom atom untuk membunuh ratusan ribu manusia tak berdosa, memanfaatkan bayi tabung
tanpa melihat moralitas ,mengkloning manusia manusia, mengekploitasi alam secara serakah walaupun
menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan seterusnya. Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang
salah itu dikoreksi dan diganti dengan standar yang benar. Yaitu standar yang bersumber dari pemilik
segala ilmu yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang amat mengetahui mana yang secara hakiki
bermanfaat bagi manusia, dan mana yang secara hakiki berbahaya bagi manusia. Standar itu adalah segala
perintah dan larangan Allah SWT yang bentuknya secara praktis dan konkret adalah syariat Islam.
2
Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I 085731267380
filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam
hidupnya. Etika ini sendiri pun sebenarnya mengatur pula tentang IPTEK.
Dari sudut pandang agama, Islam tidak pernah namanya melarang untuk mengembangkan IPTEK.
Jika kita melihat surat yang pertama diturunkan Al-Quran, yaitu surat Al-Alaq, ayat pertama menyuruh kita
untuk membaca.
“Al Quran bukan buku ilmu pengetahuan,tetapi ayat-ayat mengenai alam semesta (kauniyah) kini
terbukti dalam penemuan-penemuan ilmiah di abad modern ini,” kata Prof Naggardalam ceramahnya di
Aula Harun Nasution, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, pada Kamis 30/9/2010
silam.
Pakar ilmu bumi (geologi) tersebut mengupas beragam penemuan ilmiah mengenai alam semesta
yang mengamini hakikat kebenaran AlQuran. Sebagai contoh, Ayat-6 Surat Al Thur, “Al BahrulMasjur”
(Demi laut yang—di dalam tanah bawah laut itu—ada api). Terbukti secara ilmiah oleh para ahli geologi
dan ilmu kelautan bahwa dasar semua samudra dipanasi oleh jutaan ton magma yang keluar dari perut
bumi. Menurut peraih doktor geologi jebolan Universitas Wales, Inggris, pada tahun 1963 itu, magma
tersebut keluar melalui jaringan rengkahan raksasa yang secara total merobek lapisan litosfir dan sampai
kelapisanastenosfir. “Para ilmuwan yang jujur akan kagum melihat kepeloporan Al Quran dan hadis-hadis
Nabi terkait petunjuk tentang fakta-fakta ilmiah bumi, yang baru dapat dibuktikan pada akhir abad ke-
20seiring dengan kemajuan iptek,” kata ilmuwan yang telah menghafal semua 30 juz Al Quran saat berusia
sepuluh tahun itu.
Sejarawan Barat beraliran konservatif, W Montgomery Watt menganalisa tentang rahasia kemajuan
peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu
pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Satu dengan yang lain, dijalankan dalam satu tarikan nafas.
Pengamalan syariat Islam, sama pentingnya dan memiliki prioritas yang sama dengan riset-riset ilmiah.
Orientalis Sedillot seperti yang dikutip Mustafa as-Siba’i dalam Peradaban Islam, Dulu, Kini, dan
Esok, mengatakan bahwa, “Hanya bangsa Arab pemikul panji-panji peradaban abad pertengahan. Mereka
melenyapkan barbarisme Eropa yang di guncangkan oleh serangan-serangan dari Utara. Bangsa Arab
melanglang mendatangi ‘sumber-sumber filsafat Yunani yang abadi’. Mereka tidak berhenti pada batas
yang telah diperoleh berupa khazanah-khazanah ilmu pengetahuan, tetapi berusaha mengembangkannya
dan membuka pintu-pintu baru bagi pengkajian alam.”