Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

IMPLEMENTASI TERAPI KOMPLEMENTER


PENANGANAN NYERI PADA PASIEN GASTRITIS

Disusun Oleh :
SITI MAESAROH
20317132

STASE KETERAMPILAN DASAR PERAWAT


PROGRAM STUDI NERS 2020/2021

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YATSI TANGERANG


Jl. AryaSantika No. 40A ,Karawaci, Tangerang-Banten 15113
Telp : 55726558/55725974
Hari : Rabu
Waktu : 10 Maret 2021

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut
sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk
menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap
zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak
dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Gastrointestinal adalah merupakan suatu saluran pencernaan yang
panjangnya sekitar 9 meter mulai dari mulut sampai anus, meliputi
oropharing, esophagus, stomach(lambung), usus halus dan usus besar, Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan,
yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
Di mulut makanan dikunyah dan dicampur dengan sekresi kelenjar
saliva sehingga menjadi bolus. Esophagus mengantarkan bolus dari mulut ke
stomach (lambung), Lambung, usus halus dan usus besar sebagai tempat
penampung makan/bolus dan produk akhir dari pencernaan. Lumen
gastrointestinal secara umum memiliki lapisan mukosa, submukosa, lapisan
otot. Sistem gastro intestinal dan organ accesoris memperoleh aliran darah
sekitar 25 – 30 % dari cardiac out put. Saraf yang terlibat dalam
mengendalikan sistem gastro intestinal melibatkan saraf autonom saraf
parasimpatis dan simpatis.
Gangguan fungsi biasanya terjadi apabila terdapat proses patologis
pada organ tertentu, atau bilamana terjadi stres lain yang memperberat organ
dari organ yang sudah mulai menurun fungsi dan anatomiknya, mulai dari gigi
sampai anus terjadi perubahan morfologik, antara lain : atrophy pada mukosa,
kelenjar dan otot pencernaan sehingga dapat menyebabkan perubahan
fungsiaonal ataupun patologik dan gangguan mengunyah, menelan dan
perubahan nafsu makan dan penyakit yang berhubungan dengan
gastrointestinal lainnya.
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.
Peradangan ini dapat menyebabkan pembengkakan lambung sampai
terlepasnya epitel mukosa superpisial yang menjadi penyebab terpenting
dalam gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel dapat merangsang
timbulnya inflamasi pada lambung (Sukarmin, 2013).
Banyaknya faktor yang dapat menyebabkan gastritis yang membuat
angka kejadian gastritis juga meningkat menurut World Health Organization
(WHO) angka kematian di dunia akibat kejadian gastritis di rawat inap yaitu
17-21% dari kasus yang ada pada tahun 2012. Di Indonesia menurut WHO
(2012) adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di
Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952
jiwa penduduk (Waluyo & Suminar 2017).
Salah satu manifestasi klinis yang terjadi pada pasien gastritis adalah
nyeri. Nyeri yang dirasakan adalah nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium.
(Raghavan dan Holmgren 2012) Nyeri adalah pengalaman sensori dan
emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual
dan potensial (Ben et al. 2012) Secara umum tanda dan gejala yang sering
terjadi pada pasien yang mengalami mengalami nyeri dapat tercermin dari
perilaku pasien misalnya suara (menangis, merintih, menghembuskan nafas),
ekspresi wajah (meringis, menggigit bibir), pergerakan tubuh (gelisah, otot
tegang, mondar-mandir, dll), interaksi sosial (menghindari percakapan,
disorientasi waktu) (Judha, 2012 dalam Supetran, 2018).
Berdasarkan hasil pengkajian keluarga Tn P (53thn) merupakan
keluarga inti yang beranggotakan istri yaitu Ny I (48thn), Tn Y (25thn), Tn A
(23thn), An F (15thn) dan An N (13thn). Keluuarga Tn P merupakan
keluarga dengan tahanp tumbuh kembang keluarga dengan anak dewasa.
Sehari-hari Tn P bekerja sebagai karyawan pabrik dan istrinya Ny I sebagai
ibu rumah tangga.
Hasil pengkajian yang dilakukan sebelumnya (08 Maret 2021)
teridentifikasi bahwa Ny I mengalami gastritis sejak 3 bulan yang lalu,
setelah berobat ke dokter dan sampai saat pengkajian Ny I masih mengeluh
nyeri di ulu hati dan sering merasa mual. Sakit pada lambung atau sering
disebut dengan magh dihubungkan dengan faktor stress dan makan yang
tidak teratur. Keadaan stress bisa mengakibatkan makan tidak teratur.
Keadaan stress menyebabkan produksi cairan asam lambung meningkat
sehingga “tegang” oleh cairan asam lambung. Cairan asam lambung ini bisa
mengikis dinding lambung sehingga luka dan terasa perih bila terkena bahan
asam. Bila luka lambung semakin meluas, berisiko melukai pembuluh darah
dan terjadi perdarahan yang dimuntahkan sebagai muntah darah (Budiman,
2011).
Ny I yang sudah berusia 48 tahun tinggal bersama suami dan keempat
anaknya, diusianya yang memasuki premenoupose Ny I sering mengeluh
tidak enak badan dan sukar untuk beraktivitas terutama setelah mempunyai
gangguan sistem pencernaan yaitu gastritis. Semua aktivitas yang biasanya
dilakukan seperti bangun pagi untuk masak, mencuci dan mengerjakan
pekerjaan rumah lainnya menjadi terganggu karena kondisi Ny I yang sering
sakit belakangan ini yang sering merasa mual, lemas dan sakit ulu hati. Hasil
Pengkajian TD :140/90 Hr : 101x/menit RR : 21x/menit S: 37,60C. Ny I
mengatakan nyeri pada ulu hati dan mual terutama pada pagi hari, dari 1-10
Ny I memilih angka 4 untuk mendeskripsikan nyeri yang dirasakan.
Haisl pengkajian terkait Gastritis Ny I mengatakan sering merasa
mual sampai lemas juga sakit pada ulu hati terkadang disertai pusing
sehingga sangat mengganggua ktivitas sehari-hari yang biasanya dilakukan
oleh Ny I. jika sedang merasakan demikian Ny I meminum obat yang
diresepkan oleh dokter kemudia beristirahat namun selain dari itu Ny I
mengatakan tidak tahu cara mengatasi nyeri yang biasanya dialaminya, Ny I
ingin mengetahui cara lain untuk meringankan sakit pada ulu hatinya, karena
saat itu terjadi Ny I sering merasa kurang beristirahat dan bagun lebih awal
sampai tidak bisa tidur lagi pada malam hari.
Pada kunjungan sebelumnya (Senin, 08 Maret 2021) mahasiswa telah
menjelaskan tentang pengertian, jenis, penyebab, faktor resiko, tanda dan
gejala serta akibat gastritis jikantidak diatasi. Mahasiswa juga telah
menjelaskan secara kognitif cara pencegahan nyeri gastritis dan stress yang
bisa dilakukan Ny I yang mengakibatkan asam lambungnya meningkat. Pada
kunjungan kali ini telah disepakati dengan Ny I bahwa mahasiswa bersama
Ny I akan melakukan Implementasi komplementer untuk mengurangi nyeri
akibat gastritis pada Ny I kurang lebih selama 20 menit.
2. Pengkajian Lebih Lanjut
- Ny I mengatakan nyeri ulu hati dan keluhan lainnya dirasakan sejak 3
bulan yanglalu tepatnya setelah ibu Ny I meninggal
- Upaya yang dilakukan Ny I untuk mengataasi nyeri nya yaitu dengan
meminum obat, istirahat dan mengurangi aktivitas
3. Masalah Keperawatan
- Nyeri akut
- Ketidakefektifan Koping
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
- Nyeri Akut
- Ketidakefektifan Koping
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kunjungan selama 2 x 20 menit, terjadi penurunan
nyeri dan Ny I bisa melakukan secara mandiri penanganan stress dengan terapi
komplementer yang sudah dilakukan sebelumnya
3. Tujuan Khusus
Selama kunjungan 1x20 menit,pasien mampu:
 Menjelaskan kembali pengertian terapi komplementer
 Menjelaskan kembali manfaat dilakukan
 Menjelaskan kembali waktu dilakukan terapi komplementer
 Mendemontrasikan salah satu terapi komplementer
 Menyepakati waktu dan tujuan kunjungan selanjutnya
C. RENCANA KEGIATAN
1. Metode
Metode yang digunakan adalah diskusi, tanya jawab, demonstrasi terapi
komplementer
2. Media dan Alat
Bantal, buli-buli, kain, lembar balik
3. Waktu dan Tempat
Waktu :Rabu, 10 Maret 2021. Pukul 09.00WIB
Tempat : Rumah Ny I , Pondok Sukatani Permai RT01/RW02
4. Rencana Kegiatan
No Kegiatan Waktu
1 Fase Orientasi 5 Menit
 Mengucapkan salam
 Menanyakan keadaan klien hari ini
 Menjelaskan tujuan kunjungan
2 Fase Kerja 10 menit
 Menjelaskan kepada keluarga tentang
pengertian, manfaat, dan waktu dilakukan
terapi komplementer
 Mendemontrasikan terapi komplementer
 Memotivasi keluarga melakukan redemontrasi
terapi komplementer
 Memberikan reinforcement positif atas
kemampuan yang dicapai pasien
3 Fase Terminasi 5 Menit
 Melakukan evaluasi hasil kunjungan
 Menyepakati waktu dan tujuan kunjungan
berikutya

5. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
 Laporan pendahuluan telah siap dan dikonsulkan kepada pembimbing
 Mahasiswa telah memahami dan menguasai materi Pemberian terapi
komplementer
 Pasien siap dan menyepakati waktu kunjungan yaitu tanggal 10 Maret 2021
 Media dan alat telah dibuat dan siap digunakan yaitu bantal,buli-buli,kain dan
lembar balik
b. Proses
 Mahasiswa menjelaskan tujuan kunjungan yaitu tentang terapi komplementer
 Mahasiswa melakukan kunjungan sesuai dengan waktu yang telah disepakati
dengan keluarga tanggal 10 Maret 2021
 Mahasiswa menjelaskan dan mendemontrasikan terapi komplementer
 Pasien menerima kunjungan mahasiswa
 Pasien aktif selama proses implementasi kunjungan dan interaksi dengan
mahasiswa
 Pasien menyepakati kontrak kunjungan berikutnya
 Alat dan media dapat digunakan
c. Hasil
 85% mampu menjelaskan kembali pengertian terapi komplementer
 100% menjelaskan kembali manfaat dilakukan pemberian terapi komplementer
 85% menjelaskan kembali waktu dilakukan pemberian terapi komplementer
 85% mendemontrasikan kembali pembuatan terapi komplementer
 100% menyepakati waktu dan tujuan kunjungan selanjutnya

Pembimbing Mahasiswa
(Ns. Rina Puspitasari, M.Kep) (Siti Maesaroh)
MATERI TERAPI KOMPLEMENTER UNTUK
MENGURANGI NYERI GASTRITIS
A. PENDAHULUAN

Pada dasarnya terapi komplementer telah didukung berbagai teori, seperti teori
Nightingale, Roger, Leininger, dan teori lainnya. Terapi komplementer dapat
digunakan di berbagai level pencegahan. Perawat dapat berperan sesuai kebutuhan
klien. Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian penting dalam
pelayanan kesehatan di Amerika Serikat dan negara lainnya (Snyder & Lindquis,
2002). Estimasi di Amerika Serikat 627 juta orang adalah pengguna terapi alternatif
dan 386 juta orang yang mengunjungi praktik konvensional (Smith et al., 2004).
Data lain menyebutkan terjadi peningkatan jumlah pengguna terapi komplementer di
Amerika dari 33% pada tahun 1991 menjadi 42% di tahun 1997 (Eisenberg, 1998
dalam Snyder & Lindquis, 2002).
Salah satu terapi non-farmakologi yang dapat diberikan pada penderita yang
mengalami nyeri pada gastritis adalah terapi komplementer (Indayani 2018).
Beberapa tindakan mandiri yang dapat di laksanakan perawat untuk membantu klien
yaitu dengan menggunakan Manajemen Nyeri untuk menghilangkan atau mengurangi
nyeri dan meningkatkan rasa nyaman. Menggunakan komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien yaitu dengan menggunakan teknik distraksi,
relaksasi (Menggunakan napas dalam), pijat efflurage, guided imaginary, kompres air
hangat, teknik relaksasi otot progresif dalam, relaksasi genggam jari.
B. PENGERTIAN DAN MANFAAT
1. Relaksasi Nafas Dalam
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan.
Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga
dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah
(Smeltzer dan Bare, 2002 dalam Wijayanti dan Dirdjo 2015).
2. Massage Efflurage
Massage (pijatan) adalah tindakan penekanan oleh tangan pada
jaringan lunak, biasanya otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan
pergeseran atau perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan
relaksasi, dan/atau meningkatkan sirkulasi. Pengaruh mekanis dari effleurage
adalah membantu kerja pembuluh darah balik (vena) dan menyebabkan
timbulnya panas tubuh sehingga manipulasi effleurage dapat berfungsi sebagai
pemanasan (warming up) (Shirbeigi et al. 2015). Pengaruh fisiologis dari
gosokan yang kuat mempengaruhi sirkulasi darah pada jaringan yang paling
dalam dan di otot-otot merupakan teknik masase yang aman, mudah, tidak
perlu banyak alat, tidak perlu biaya, tidak memiliki efek samping dan dapat
dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang (Nisofa, 2002 dalam
Hanggarwati, 2015).
3. Guided Imagery
Guided imagery merupakan imajinasi yang dirancang secara khusus
untuk mencapai efek positif. Dengan membayangkan hal-hal yang
menyenangkan maka akan terjadi perubahan aktifitas motorik sehingga otot-
otot yang tegang menjadi relaks, respon terhadap bayangan menjadi semakin
jelas. Hal tersebut terjadi karena rangsangan imajinasi berupa hal-hal yang
menyenangkan akan dijalankan kebatang otak menuju sensor thalamus untuk
diformat. Sebagian kecil rangsangan itu ditransmisikan ke amigdala dan
hipokampus, sebagian lagi dikirim ke korteks serebi. Sehingga pada korteks
serebi akan terjadi asosiasi pengindraan. Guided imagery adalah sebuah teknik
yang memanfaatkan cerita atau narasi untuk mempengaruhi pikiran, sering
dikombinasi dengan latar belakang musik. Guided imagery dapat berfungsi
sebagai pengalih perhatian dari stimulus yang menyakitkan dengan demikian
dapat mengurangi respon nyeri (Jacobson, 2006, dalam Kristanti, 2014). Efek
guided imagery and music (GIM) membuat responden merasa rileks dan
tenang. Responden menjadi rileks dan tenang saat mengambil oksigen di udara
melalui hidung, oksigen masuk kedalam tubuh sehingga aliran darah menjadi
lancar serta dikombinasikan dengan imajinasi terbimbing menyebabkan
seseorang mengalihkan perhatiannya yang membuatnya senang dan bahagia
sehingga melupakan nyeri yang di alaminya.
4. Kompres Hangat
Penggunaan kompres hangat diharapkan dapat meningkatkan relaksasi
otot-otot dan mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan serta
memberikan rasa hangat lokal. Pada umumnya panas cukup berguna untuk
pengobatan. Panas meredakan iskemia dengan menurunkan kontraksi dan
meningkatkan sirkulasi. Kompres hangat dapat menyebabkan pelepasan
endorfin tubuh sehingga memblok transmisi stimulasi nyeri. (Subekti &
Utami, 2011)

5. Genggam Jari
Relaksasi genggam jari adalah sebuah teknik relaksasi yang sangat
sederhana dan mudah dilakukan oleh siapapun yang berhubungan dengan jari
tangan serta aliran energi di dalam tubuh kita. Teknik genggam jari disebut
juga finger hold (Fang et al. 2017) menggenggam jari sambil menarik nafas
dalam-dalam (relaksasi) dapat mengurangi dan menyembuhkan ketegangan
fisik dan emosi, karena genggaman jari akan menghangatkan titik-titik keluar
dan masuknya energi pada meredian (energi channel) yang terletak pada jari
tangan kita (Rogayah, 2017).Titik-titik refleksi pada tangan akan memberikan
rangsangan secara refleks (spontan) pada saat pada saat genggaman.
Rangsangan tersebut akan mengalirkan semacam gelombang kejut atau listrik
menuju otak. Gelombang tersebut diterima otak dan diproses dengan cepat,
lalu diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang mengalami gangguan,
sehingga sumbatan dijalur energi menjadi lancar. (Wijayanti & Dirdjo, 2015).
C. TEKHNIK DAN CARA
1. Relaksasi Nafas Dalam
- Mengatur posisi yang nyaman bagi klien dengan posisi setengah duduk
di tempat tidur atau di kursi atau dengan posisi lying position (posisi
berbaring) di tempat tidur atau di kursi dengan satu bantal.
- Memfleksikan (membengkokkan) lutut klien untuk merilekskan otot
abdomen.
- Menempatkan satu atau dua tangan klien pada abdomen yaitu tepat
dibawah tulang iga
- Meminta klien untuk menarik napas dalam melalui hidung, menjaga
mulut tetap tertutup. Hitunglah sampai 3 selama inspirasi.
- Meminta klien untuk berkonsentrasi dan merasakan gerakan naiknya
abdomen sejauh mungkin, tetap dalam kondisi rileks dan cegah
lengkung pada punggung. Jika ada kesulitan menaikkan abdomen,
tarik napas dengan cepat, lalu napas kuat melalui hidung.
- Meminta klien untuk menghembuskan udara melalui bibir, seperti
meniup dan ekspirasikan secara perlahan dan kuat sehingga terbentuk
suara hembusan tanpa mengembungkan pipi, teknik pursed lip
breathing ini menyebabkan resistensi pada pengeluaran udara paru,
meningkatkan tekanan di bronkus (jalan napas utama) dan
meminimalkan kolapsnya jalan napas yang sempit.
- Menganjurkan klien untuk menggunakan latihan ini dan
meningkatkannya secara bertahap 5-10 menit.
- Merapikan lingkungan dan kembalikan klien pada posisi semula.
2. Massage Efflurage
- Gerakan memutar yang dilakukan oleh telapak tangan
- Gerakan menekan dan mendorong kedepan dan kebelakang
menggunakan tenaga
- Menepuk- nepuk, memotong- motong, meremas-remas, dan gerakan
meliuk-liuk.
- Lakukan 5-10 menit sampai terasa rileks
3. Guided Imagery
- Tentukan posisi nyaman klien
- Minta klien untuk menarik nafas hingga rileks
- Minta klien untuk membayangkan hal-hal yang menyenangkan atau
mendengarkan lagu, murotal sesuai dengan keinginan klien
4. Kompres Hangat
- Tentukan posisi nyaman klien
- Isi botol dengan air hangat atau buli-buli
- Berikan alas kain pada daerah nyeri
- Letakan botol di atas alas kain di daerah nyeri
- Lakukan 3-5 menit sampai nyeri terasa berkurang
5. Genggam Jari
- Atur posisi nyaman klien
- Lakukan membuka dan menutup kedua jari tangan secara bersamaan
- Ketika menggenggam dan membuka jari tangan anjurkan pasien untuk
menarik nafas dan mengembuskannya dengan rileks
- Lakukan 3-5 menit sampai terasa rileks
Volume 1, No. 3
Desember 2018

REAL in Nursing Journal (RNJ)


Research of Education and Art Link in Nursing Journal

https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/index

Terapi Komplementer Guna Menurunkan Nyeri


Pasien Gastritis: Literatur Review

Andinna Dwi Utami & Imelda Rahmayunia Kartika

Program Studi Pendidikan Ners


STIKes Fort de Kock Bukittinggi, Indonesia
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132

Terapi Komplementer Guna Menurunkan Nyeri Pasien Gastritis:


Literatur Review

REAL in Nursing Andinna Dwi Utami & Imelda Rahmayunia Kartika


Journal (RNJ)
https://ojs.fdk.ac.id/inde ABSTRACT
x.php/Nursing/index
Gastritis is inflammation that affects the gastric mucosa. This inflammation
can cause swelling of the gastric mucosa until the release of the superficial
mucosal epithelium is the most important cause of disorders in the
digestive system. Pain is an unpleasant sensory and emotional experience
Keywords: due to actual and potential tissue damage. Pain Management using
pain, distraction, relaxation (Using deep breath) techniques, efflurage massage,
gastritis patients, guided imaginary, warm water compresses, progressive deep muscle
complementary therapy relaxation techniques, hand held finger relaxation. The method used is
used in review Literature review begins with the selection of topics, then the
Korespondensi: keyword is determined for searching journals using Indonesian and English
Andinna Dwi Utami through several databases including Google Scholar, Ebsco, and Pro
andinnadwiutami9@gmail Quest. This search is limited to journals from 2009 to 2019. Based on
.com several explanations that have been stated, that the most commonly used
complementary therapy is deep breath relaxation, because deep breath
Stikes Fort De Kock relaxation used for the therapeutic process greatly helps alleviate the pain
Bukittinggi experienced by patients because it facilitates the healing process and can
be carried out independently by patients.

ABSTRAK

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini dapat mengakibatkan
pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab
terpenting gangguan dalam sistem pencernaan. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Manajemen Nyeri yang menggunakan
teknik distraksi, relaksasi (Menggunakan napas dalam), pijat efflurage, guided imaginary, kompres air hangat,
teknik relaksasi otot progresif dalam, relaksasi genggam jari. Metode yang digunakan digunakan dalam „Literatur
review diawali dengan pemilihan topik, kemudian ditentukan keyword untuk pencarian jurnal menggunakan
bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris melalui beberapa database antara lain Google Scholar, Ebscho, dan Pro
Quest. Pencarian ini dibatasi untuk jurnal mulai tahun 2009 sampai 2019. Berdasarkan beberapa penjelasan
yang telah dikemukakan, bahwa terapi komplementer yang paling sering digunakan adalah relaksasi nafas
dalam, karena relaksasi nafas dalam yang digunakan untuk proses terapi tersebut sangat membantu
meringankan nyeri yang dialami pasien oleh karena itu memudahkan dalam proses penyembuhan dan dapat
dilakukan secara mandiri oleh pasien.

Kata Kunci : nyeri, pasien gastritis, terapi komplementer

123|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132

PENDAHULUAN dibiarkan tidak terawat akan terus menerus


Penyakit pada sistem pencernaan adalah mengalami kekambuhan dan memberikan efek
penyebab paling umum terjadinya nyeri. Salah negatif pada kondisi kesehatan lansia (Waluyo &
satunya penyakit gastritis atau yang biasanya di Suminar 2017).
kenal dengan maag. Gastritis merupakan
peradangan yang mengenai mukosa lambung Salah satu manifestasi klinis yang terjadi pada
(Nurhanifah, Afni, & Rahmawati, 2018). pasien gastritis adalah nyeri. Nyeri yang dirasakan
Banyaknya faktor yang dapat menyebabkan adalah nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium.
gastritis yang membuat angka kejadian gastritis (Raghavan dan Holmgren 2012) Nyeri adalah
juga meningkat menurut World Health pengalaman sensori dan emosional yang tidak
Organization (WHO) angka kematian di dunia menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang
akibat kejadian gastritis di rawat inap yaitu 17-21% aktual dan potensial (Ben et al. 2012) Secara
dari kasus yang ada pada tahun 2012. Di umum tanda dan gejala yang sering terjadi pada
Indonesia menurut WHO (2012) adalah 40,8%. pasien yang mengalami mengalami nyeri dapat
Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di tercermin dari perilaku pasien misalnya suara
Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 (menangis, merintih, menghembuskan nafas),
kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk (Waluyo & ekspresi wajah (meringis, menggigit bibir),
Suminar 2017). pergerakan tubuh (gelisah, otot tegang, mondar-
mandir, dll), interaksi sosial (menghindari
Persentase dari angka kejadian gastritis di percakapan, disorientasi waktu) (Judha, 2012
Indonesia didapatkan mencapai angka 40,8%. dalam Supetran, 2018).
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun
2009, gastritis merupakan salah satu penyakit di Salah satu terapi non-farmakologi yang dapat
dalam sepuluh penyakit terbanyak pada pasien diberikan pada penderita yang mengalami nyeri
rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan pada gastritis adalah terapi komplementer
jumlah 30.154 kasus (4,9%). Angka kejadian (Indayani 2018). Beberapa tindakan mandiri yang
gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup dapat di laksanakan perawat untuk membantu
tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari klien yaitu dengan menggunakan Manajemen
238,452,952 jiwa penduduk. Didapatkan data Nyeri untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri
bahwa di kota Surabaya angka kejadian Gastritis dan meningkatkan rasa nyaman. Menggunakan
sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di komunikasi terapeutik untuk mengetahui
Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi pengalaman nyeri pasien yaitu dengan
sebesar 91,6% (Thahir & Nurlela, 2018). menggunakan teknik distraksi, relaksasi
(Menggunakan napas dalam), pijat efflurage,
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai guided imaginary, kompres air hangat, teknik
mukosa lambung. (Chen, et al. 2010) Peradangan relaksasi otot progresif dalam, relaksasi genggam
ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa jari. Berdasarkan penjelasan yang telah
lambung sampai terlepasnya epitel mukosa dikemukakan, maka penulis sangat tertarik untuk
superfisial yang menjadi penyebab terpenting mereview beberapa literatur terkait tentang terapi
gangguan dalam sistem pencernaan. Pelepasan komplementer terhadap penurunan nyeri pada
sel epitel akan merangsang timbulnya proses pasien gastritis. Sebagai rujukan evidance based
inflamasi pada lambung (Sukarmin, 2012 dalam agar perawat dapat menerapkannya dalam
Wijayanti dan Dirdjo 2015). Gastritis yang

124|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132

komunitas pada pasien yang mengalami nyeri teknik relaksasi nafas dalam mengurangi nyeri,
pada gastritis. diperoleh dari 19 responden, 5 Tidak nyeri, 11
responden nyeri ringan, dan 3 responden nyeri
METODE sedang. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Metode yang digunakan dalam penulisan literatur penggunaan metode teknik relaksasi nafas dalam
review ini diawali dengan pemilihan topik, proses penyembuhan pasien pasca operasi fraktur
kemudian ditentukan keyword untuk pencarian femur sangat efektif dalam menyembuhkannya
jurnal. Beberapa database antara lain Google dan sudah terlihat jelas hasilnya. Karena relaksasi
Scholar, dan Pro Quest. Pencarian jurnal ini nafas dalam yang digunakan untuk proses terapi
dibatasi tahunnya mulai dari tahun 2009 sampai tersebut sangat membantu meringankan nyeri
tahun 2019. Keyword yang digunakan adalah yang dialami pasien oleh karena itu memudahkan
„Nyeri Gastritis, Terapi Komplementer‟. Dua puluh dalam proses penyembuhan. (Waluyo & Suminar
jurnal Bahasa Indonesia dan jurnal Bahasa Inggris 2017).
dipilih berdasarkan kriteria inklusi. Kriteria inklusi
dalam literatur review ini adalah terapi Menurut (Ruhman, 2017) adanya pengaruh
komplementer terhadap nyeri gastritis. pemberian relaksasi nafas dalam terhadap
perubahan skala nyeri sebelum dan sesudah
HASIL DAN PEMBAHASAN diberikan intervensi, yaitu pada kasus seorang
Literatur review ini menelaah 20 jurnal artikel True pasien dilakukan intervensi selama 10- 15 menit,
Experiment, tentang terapi komplementer setelah itu peneliti meminta pasien istrahat sekitar
terhadap penurunan nyeri pada pasien gastritis 30-35 menit, selanjutnya peneliti mengkaji ulang
dan hanya memakai 10 jurnal yang inklusi sesuai nyeri dan hasilnya pasien mengatakan nyerinya
dengan keyword. berkurang dan hasil ini dibuktikan dengan
observasi wajah pasien sudah lebih nyaman dan
Relaksasi Napas Dalam terasa rileks, pasien mengaatkan skala nyeri dari 6
Berdasarkan 5 jurnal yang membahas tentang (nyeri sedang) menurun menjadi 3 (nyeri ringan).
Teknik Relaksasi Nafas Dalam. Teknik relaksasi
nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan Pada kasus lainnya, dilakukan intervensi selama
keperawatan, yang dalam hal ini perawat 10-15 menit, setelah itu peneliti meminta pasien
mengajarkan kepada klien bagaimana cara istrahat sekitar 30-35 menit, selanjutnya peneliti
melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan mengkaji ulang nyeri dan hasilnya pasien
inspirasi secara maksimal) dan bagaimana mengatakan nyerinya berkurang dan kepala
menghembuskan nafas secara perlahan. Selain pasien sudah lebih nyaman dan terasa ringan,
dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik pasien mengatakan skala nyeri dari 5-6 (nyeri
relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan sedang) menurun menjadi 2 (nyeri ringan).
ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah Selanjutnya pada kasus seorang Ibu dilakukan
(Smeltzer dan Bare, 2002 dalam Wijayanti dan intervensi selama 10-15 menit, setelah itu peneliti
Dirdjo 2015). meminta pasien istrahat sekitar 30-35 menit,
selanjutnya peneliti mengkaji ulang nyeri dan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hasilnya pasien mengatakan nyerinya berkurang
perubahan nyeri setelah melakukan relaksasi dan kepala pasien sudah lebih nyaman dan terasa
nafas dalam sangat signifikan. Menurut penelitian ringan, pasien mengatakan skala nyeri dari 5-6
Waluyo & Suminar (2017) yang menggunakan (nyeri sedang) menurun menjadi 3 (nyeri ringan).

125|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132

paling dalam dan di otot-otot merupakan teknik


Menurut (Shin et al. 2012) pengendalian masase yang aman, mudah, tidak perlu banyak
pengaturan pernapasan secara sadar dilakukan alat, tidak perlu biaya, tidak memiliki efek samping
oleh korteks serebri, sedangkan pernapasan yang dan dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan
spontan atau automatik dilakukan oleh medulla orang (Nisofa, 2002 dalam Hanggarwati, 2015).
oblongata. Napas dalam lambat dapat
menstimulasi respons saraf otonom melalui
pengeluaran neurotransmitter endorphin yang Guided Imagery
berefek pada penurunan respons saraf simpatis Berdasarkan 2 jurnal literatur yang membahas
dan peningkatkan respons parasimpatis. Stimulasi tentang terapi Guided Imagery. Guided imagery
saraf simpatis meningkatkan aktivitas tubuh, merupakan imajinasi yang dirancang secara
sedangkan respons parasimpatis lebih banyak khusus untuk mencapai efek positif. Dengan
menurunkan ativitas tubuh atau relaksasi sehingga membayangkan hal-hal yang menyenangkan
dapat menurukan aktivitas metabolik (Shirbeigi et maka akan terjadi perubahan aktifitas motorik
al. 2015). sehingga otot-otot yang tegang menjadi relaks,
respon terhadap bayangan menjadi semakin jelas.
Hal tersebut terjadi karena rangsangan imajinasi
Pijat (Massage Efflurage) berupa hal-hal yang menyenangkan akan
Massage (pijatan) adalah tindakan penekanan dijalankan kebatang otak menuju sensor thalamus
oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya otot untuk diformat. Sebagian kecil rangsangan itu
tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan ditransmisikan ke amigdala dan hipokampus,
pergeseran atau perubahan posisi sendi guna sebagian lagi dikirim ke korteks serebi. Sehingga
menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, pada korteks serebi akan terjadi asosiasi
dan/atau meningkatkan sirkulasi. Gerakan- pengindraan.
gerakan dasar meliputi : gerakan memutar yang
dilakukan oleh telapak tangan, gerakan menekan Pada hipokampus hal-hal yang menyenangkan
dan mendorong kedepan dan kebelakang akan diproses menjadi sebuah memori (Ouyang
menggunakan tenaga, menepuk- nepuk, dan Chen 2014). Ketika terdapat rangsangan
memotong- motong, meremas-remas, dan berupa imajinasi yang menyenangkan memori
gerakan meliuk-liuk. Setiap gerakan gerakan yang tersimpan akan muncul kembali dan
menghasilkan tekanan, arah, kecepatan, posisi menimbulkan suatu persepsi. Dari hipokampus
tangan dan gerakan yang berbeda-beda untuk rangsangan yang telah mempunyai makna dikirim
menghasilkan efek yang di inginkan pada jaringan ke amigdala yang akan membentuk pola respon
yang dibawahnya (Henderson, 2006 dalam yang sesuai dengan makna rangsangan yang
Hanggarwati , 2015). diterima. Sehingga subjek akan lebih mudah untuk
mengasosiasikan dirinya dalam menurunkan
Pengaruh mekanis dari effleurage adalah sensasi nyeri yang di alami (Nurhanifah, Afni, &
membantu kerja pembuluh darah balik (vena) dan Rahmawati, 2018)..
menyebabkan timbulnya panas tubuh sehingga
manipulasi effleurage dapat berfungsi sebagai Guided imagery adalah sebuah teknik yang
pemanasan (warming up) (Shirbeigi et al. 2015). memanfaatkan cerita atau narasi untuk
Pengaruh fisiologis dari gosokan yang kuat mempengaruhi pikiran, sering dikombinasi dengan
mempengaruhi sirkulasi darah pada jaringan yang latar belakang musik. Guided imagery dapat

126|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132

berfungsi sebagai pengalih perhatian dari stimulus Menurut teori gate-control kompres hangat dapat
yang menyakitkan dengan demikian dapat mengaktifkan (merangsang) serat-serat non-
mengurangi respon nyeri (Jacobson, 2006, dalam nosiseptif yang berdiameter besar ( A-α dan A-β)
Kristanti, 2014). Efek guided imagery and music untuk „‟menutup gerbang‟' bagi serat- serat yang
(GIM) membuat responden merasa rileks dan berdiameter kecil ( A-δ dan C) yang berperan
tenang. Responden menjadi rileks dan tenang dalam menghantarkan nyeri, sehingga nyeri dapat
saat mengambil oksigen di udara melalui hidung, dikurangi (Jeon et al. 2015). Upaya menutup
oksigen masuk kedalam tubuh sehingga aliran pertahanan tersebut merupakan dasar terapi
darah menjadi lancar serta dikombinasikan menghilangkan nyeri. Berdasarkan latar belakang
dengan imajinasi terbimbing menyebabkan diatas penulis berminat melakukan penerapan
seseorang mengalihkan perhatiannya yang terapi kompres air hangat untuk mengurangi nyeri
membuatnya senang dan bahagia sehingga pada gangguan gastritis (Amin, 2017)
melupakan nyeri yang di alaminya. Inilah yang
menyebabkan nyeri mengalami penurunan setelah
dilakukan teknik relaksasi Guided Imagery. Relaksasi Genggam Jari
(Nurhanifah, Afni, & Rahmawati, 2018). Selain itu, Relaksasi genggam jari adalah sebuah teknik
mendengarkan murottal Al-qur‟an juga dapat relaksasi yang sangat sederhana dan mudah
mengurangi nyeri (Kartika, 2015). dilakukan oleh siapapun yang berhubungan
dengan jari tangan serta aliran energi di dalam
Selain itu Ada pengaruh yang signifikan Guided tubuh kita. Teknik genggam jari disebut juga finger
Imaginary Terhadap Penurunan Nyeri Pada hold (Fang et al. 2017) menggenggam jari sambil
Pasien Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas menarik nafas dalam-dalam (relaksasi) dapat
Karang Banjarmasin dengan hasil dari 15 orang mengurangi dan menyembuhkan ketegangan fisik
responden yang mengalami tidak nyeri Sesudah dan emosi, karena genggaman jari akan
diberikan tindakan Guided Imagery sebanyak 10 menghangatkan titik-titik keluar dan masuknya
orang (66,7%), dan yang mengalami nyeri ringan energi pada meredian (energi channel) yang
sebanyak 5 orang (33,3%) (Nurhanifah, Afni, & terletak pada jari tangan kita (Rogayah, 2017).
Rahmawati, 2018)
Titik-titik refleksi pada tangan akan memberikan
rangsangan secara refleks (spontan) pada saat
Teknik Kompres Hangat genggaman. Rangsangan tersebut akan
Penggunaan kompres hangat diharapkan dapat mengalirkan semacam gelombang kejut atau listrik
meningkatkan relaksasi otot-otot dan mengurangi menuju otak. Gelombang tersebut diterima otak
nyeri akibat spasme atau kekakuan serta dan diproses dengan cepat, lalu diteruskan menuju
memberikan rasa hangat lokal. Pada umumnya saraf pada organ tubuh yang mengalami
panas cukup berguna untuk pengobatan. Panas gangguan, sehingga sumbatan dijalur energi
meredakan iskemia dengan menurunkan kontraksi menjadi lancar. (Wijayanti & Dirdjo, 2015). Data
dan meningkatkan sirkulasi. Kompres hangat penelitian dilengkapi dengan tabel Matriks, dengan
dapat menyebabkan pelepasan endorfin tubuh sbb :
sehingga memblok transmisi stimulasi nyeri.
(Subekti & Utami, 2011)

127|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132

NO. SITASI JENIS PENELITIAN SAMPEL/ TEMPAT INTERVENSI/ PENGAMBILAN DATA HASIL

1. (Nurhanifah, Artikel penelitian/ 15 responden Metode pre exsperimental design dengan Ada pengaruh yang signifikan guided
Afni, & kuantitatif Klien gastris di wilayah kerja desain one group pretest-posttest design, imaginary terhadap penurunan nyeri pada
Rahmawati, puskesmas karang mekar pasien gastritis di wilayah kerja puskesmas
2018) Banjarmasin, karang banjarmasin.

2. (Ragoyah, 2017) Artikel penelitian/ 36 sampel Desain quasi eksperiment control group Tehnik relaksasi otogenik dan distraksi lebih
kuantitatif Di RS. Sukmul Sisma Medika dan pretest – postest dengan pengambilan efektif terhadap penurunan tingkat nyeri
RS. Harum sisma medika pasien sampel non randomized pasien gastritis.
dengan gastritis

3. (Hanggarwati Artikel penelitian/ 3 orang Single case experimental designs atau Keefektifan distraksi tergantung pada
Novia Devi, kuantitatif Pasien dengan gastritis akut di eksperimen dengan subjek berjumlah kemampuan pasien untuk menerima dan
2015) ruang instalasi gawat darurat (IGD) sedikit. membangkitkan input sensori selain nyeri.
Rsud Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda.

4. (Thahir , N, dan Artikel penelitian/ 70 responden Desain pre-eksperimen dengan One Ada pengaruh pemberian relaksasi napas
Nurlela 2018) kuantitatif Penderita gastritis di ruang rawat Group pretest-Post test design. dalam terhadap penurunan nyeri pada
inap RSUD Haji Makassar. penderita gastritis di ruang rawat inap RSUD
Haji Makassar

5. (Subekti,T dan Artikel penelitian/ 3 orang Single case experimental designs atau Relaksasi yang diberikan secara indi- vidual
Utami, M.S., kuantitatif Penderita tukak lambung pada eksperimen dengan subjek berjumlah sebagai terapi maupun sebagai self help
2011) Suatu rumah sakit. sedikit. dapat menurunkan stres dan keluhan tukak
lambung

128|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132

NO. SITASI JENIS PENELITIAN SAMPEL/ TEMPAT INTERVENSI/ PENGAMBILAN DATA HASIL
6. (Wijayanti & Artikel penelitian/ Di ruang instalasi gawat darurat Penelitian preexperimental design Kombinasi relaksasi genggam jari dan nafas
Dirdjo, 2015) kuantitatif rsud. Abdul wahab sjahranie dengan pendekatan pretest-posttest dalam akan menghasilkan rasa nyaman
samarinda. design. karena dapat membebaskan mental dan fisik
dari ketegangan dan stress, sehingga dapat
meningkatkan toleransi terhadap nyeri dan
tubuh meresponnya dengan penurunan
denyut jantung, penurunan respirasi dan
penurunan ketegangan otot

7. (Amin, Mia Penelitian study kasus 1 orang pastisipan Metode studi kasus (case study). Terapi kompres hangat terbukti dapat
Khoirul, 2017) Pasien gastritis di ruang dahlia rsud menurunkan nyeri pada pasien gastritis
dr. Soedirman kebumen

8. ( Waluyo, S.J & Artikel penelitian/ Periode September 2016– Penelitian eksperimental semu (quasi Pemberian metode teknik relaksasi nafas
Suminar, S., kuantitatif November 2016. Rata-rata dalam eksperimental) dengan desain pre dan dalam dalam mengurangi rasa nyeri pada
2017) tiga bulan terakhir ada 24 pasien post test without control design pasien gastritis
gastritisyang dirawat inap di Klinik
Mboga, Sukoharjo

9. (Supetran, I Artikel penelitian/ 12 orang Penelitian preexperimental design Ada perbedaan tingkat nyeri sebelum dan
2018) kuantitatif Semua penderita gastritis yang dengan pendekatan pretest-posttest sesudah dilakukan teknik relaksasi otot
dirawat di ruang jambu pada tahun design. progresif dalam menurunkan tingkat nyeri
2015 pasien gastritis di

10. (Ruhman, M. Artikel penelitian/ 3 kasus Single case experimental designs atau Adanya pengaruh pemberian relaksasi nafas
2017) kuantitatif Di ruang unit gawat darurat RSUD eksperimen dengan subjek berjumlah dalam dan relaksasi aromaterapi bunga
Aji Muhammad parikesit sedikit mawar terhadap perubahan skala nyeri
tenggarong. pasien

129|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132

SIMPULAN kasih kepada Dosen EBN atas bimbingannya


Gastritis merupakan peradangan yang mengenai sehingga mempermudah kami dalam membuat
mukosa lambung. Peradangan ini dapat literature Review ini.
mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung
sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang DAFTAR PUSTAKA
menjadi penyebab terpenting gangguan dalam
sistem pencernaan. Salah satu manifestasi klinis Amin, M. K. (2017). “Penerapan Terapi Kompres
yang terjadi pada pasien gastritis adalah nyeri. Air Hangat Untuk Mengurangi Nyeri Pada
Nyeri yang dirasakan adalah nyeri ulu hati atau Pasien Gastritis Di Ruang Dahlia RSUD Dr.
nyeri epigastrium. Nyeri adalah pengalaman Soedirman Kebumen. Karya Tulis Ilmiah.
sensori dan emosional yang tidak menyenangkan Program Studi Profesi Ners: STIKes
akibat kerusakan jaringan yang aktual dan Muhammadiyah Samarinda.
potensial. Beberapa tindakan mandiri yang dapat Ben, Hui et al. (2012). “Observation Of Pain-
di lakukan perawat untuk membantu klien yaitu Sensitive Points Along The Meridians In
dengan menggunakan Patients With Gastric Ulcer Or Gastritis.”
Evidence-Based Complementary And
Manajemen Nyeri digunakan untuk menghilangkan Alternative Medicine: 1–7.
atau mengurangi nyeri dan meningkatkan rasa
nyaman. Literatur Review ini secara komprehensif Fang, Wen-Jie et. al. (2017). “Chinese Herbal
merangkum, menilai dan meninjau literatur yang Decoction As A Complementary Therapy For
tersedia tentang nyeri gastritis dan terapi Atrophic Gastritis : A Systematic Review And
komplementer untuk menurunkan nyeri pada Meta-Analysis 14: 297–319.
pasien gastritis. Hasil terapi komplementer yakni
Chen, H et al. (2010). “Rabeprazole Combined
menggunakan komunikasi terapeutik untuk
With Hydrotalcite Is Effective For Patients
mengetahui pengalaman nyeri pasien dengan
With Bile Reflux Gastritis After
menggunakan teknik distraksi, relaksasi
Cholecystectomy.” Canadian Journal Of
(Menggunakan napas dalam), pijat efflurage,
Gastroenterology 24(3): 197–201.
guided imaginary, kompres air hangat, teknik
relaksasi otot progresif dalam, relaksasi genggam Hanggarwati, N. D. (2015). Analisis Praktik Klinik
jari. Berdasarkan beberapa penjelasan yang telah Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dalam
dikemukakan, bahwa terapi komplementer yang Dan Pijat Efflurage Terhadap Nyeri
paling sering digunakan adalah relaksasi nafas Abdomen. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi
dalam, karena relaksasi nafas dalam yang Profesi Ners: STIKes Muhammadiyah
digunakan untuk proses terapi tersebut sangat Samarinda.
membantu meringankan nyeri yang dialami pasien
oleh karena itu memudahkan dalam proses Indayani. (2018). “Pengaruh Pemberian Jus Buah
penyembuhan dan dapat dilakukan secara mandiri Pepaya ( Carica Papaya ) Terhadap Tingkat
oleh pasien. Nyeri Kronis Pada Penderita Gastritis Di
Wilayah Puskesmas Mungkid.” STIKES PKU
UCAPAN TERIMAKASIH Muhammadiyah Surakarta: 353–65.
Terima kasih dari penulis kepada Allah SWT atas
Jeon, Woo-Young et al. (2015). “Curcuma
rahmat Nya sehingga literature review ini dapat
Aromatica Water Extract Attenuates Ethanol-
diselesaikan. Selanjutnya penulis ucapkan terima
Induced Gastritis Via Enhancement Of
130|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132

Antioxidant Status .” Evidence-Based Otogenik Dan Distraksi Terhadap Tingkat


Complementary And Alternative Medicine Nyeri Pasien Pada Penyakit Gastritis Di Rs .
2015: 1–7. Sukmul Sisma Medika Dan Rs . Harum
Sisma Medika Jakarta.” NEONATUS 7(2):
Kartika, I. (2015). Pengaruh Mendengar Murottal 42–55.
Al-Qur'an Terhadap Penurunan Intensitas
Nyeri Pasien Shin, K. Y. et al. (2012). “Characteristics Of The
Pasca Pulse Wave In Patients With Chronic
Operasi Gastritis And The Healthy In Korean
Apendisitis.
Medicine.” Proceedings Of The Annual
Jurnal Riau: Universitas Riau.
International Conference Of The IEEE
Krisanti, N. (2014). “Pemberian Guided Imagery Engineering In Medicine And Biology Society,
Relaxation Terhadap Penurunan Nyari EMBS (August): 992–95.
Abdomen Pada Asuhan Keperawatan Ny.S
Shirbeigi, L, N Halavati, L Abdi, Dan J Aliasl.
Dengan Dispepsia Di Ruang IGD RSUD
(2015). “Dietary And Medicinal Herbal
Karanganyar.” Pemberian Terapi Batuk
Recommendation For Management Of
Efektif Dalam Pengeluaran Sputum Pada
Primary Bile Reflux Gastritis In Traditional
Asuhan Keperawatan Tn.S Dengan Ppok
Persian Medicine.” Iran J Public Health 44(8):
Diruang Bugenvil Rsud Dr.Soedirman
1166–68.
Mangun Sumarso Wonogiri.
Subekti, Tri, & Utami, M.S. (2011). “Metode
Nurhanifah, D, Afni, A.R.N & Rahmawati. (2018).
Relaksasi Untuk Menurunkan Stres Dan
“Pengaruh Guided Imaginary Terhadap
Keluhan Tukak Lambung Pada Penderita
Penurunan Nyeri Pada Klien Gastritis Di
Tukak Lambung Kronis.” Jurnal Psikologi
Wilayah Kerja Puskesmas Di Banjarmasin).
38(2): 147–63.
Healthy Mu-Journal. 2(1): 24–30.
Https://Jurnal.Ugm.Ac.Id/Jpsi/Article/Downloa
Ouyang, H., Dan J. D.Z. Chen. 2014. “Review d/7649/5929.
Article: Therapeutic Roles Of Acupuncture In
Supetran, I. (2018). “Efektifitas Penggunaan
Functional Gastrointestinal Disorders.”
Teknik Relaksasi Otot Progresif Dalam
Alimentary Pharmacology And Therapeutics
Menurunkan Tingkat Nyeri Pasien Gastritis
20(8): 831–41.
Di Rumah Sakit Daerah Madani Palu.”
Ruhman, M. (2017). “Analisis Praktik Klinik PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Keperawatan Pada Pasien Dispepsia 6(1).
Dengan Intervensi Relaksasi Nafas Dalam
Dan Relaksasi Aromaterapi Bunga Mawar
Thahir, Nuryanti & Nurlela. (2018). “Pengaruh
Terhadap Perubahan Skala Nyeri Di Ruang
Relaksasi Napas Dalam Terhadap
Unit Gawat Darurat Rsud Aji Muhammad.
Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien
Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Profesi
Gastritis Di Ruang Rawat Inap Rsud Haji
Ners: STIKes Muhammadiyah Samarinda.
Makassar.” Patria Artha Journal Of Nursing
Raghavan, S, Dan J Holmgren. (2012). “Effects Of Science 2(2): 129–34. Http://Ejournal.Patria-
Oral Vaccination And Immunomodulation By Artha.Ac.Id/Index.Php/Jns.
Cholera Toxin On Experimental.” Society
Waluyo, Sunaryo Joko, & Suminar, Seka. (2017).
70(8): 4621–27.

Rogayah. (2017). “Pengaruh Tehnik Relaksasi


REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 3
Utami, A.D. & Kartika, I.R. (2018). RNJ. 1(3) : 123-132

“Perubahan Skala Nyeri Sedang Pada


Pasien Gastritis Di Klinik Mboga Sukoharjo A
N.” 5(1): 20–32.

Wijayanti, Tri, & Dirdjo, M.M. (2015). “Analisis


Praktik Klinik Keperawatan Pada Pasien
Gastritis Dengan Pemberian Relaksasi Nafas
Dalam Dan Relaksasi Genggam Jari
Terhadap Nyeri Akut Akibat Gastritis Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun
2015.” Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Samarinda.

132|RNJ

Anda mungkin juga menyukai