E DENGAN GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN: DISPEPSIA DI RUANGAN
YEHEZKIEL RSU GMIM BETHESDA TOMOHON
DISUSUN OLEH:
JOFLI KAPARANG
PROFESI NURSE
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
Keperawatan pada Tn.E.E dengan Gangguan Sistem: Dispepsia Di Ruangan Yehezkiel RSU
Kami menyadari dalam pemberian asuhan keperawatan ini tidak luput dari berbagai
kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
keperawatan yang lebih baik dan kiranya dapat bermanfaat bagi pendidikan dan penerapan
Tomohon,
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
A. Latar belakang.....................................................................................................4
B. Tujuan Umum.....................................................................................................5
C. Tujuan Khusus.....................................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................................6
A. Definisi................................................................................................................6
B. Etiologi................................................................................................................6
C. Manifestasi Klinis................................................................................................7
D. Patifisiologi.........................................................................................................7
E. Pemeriksaan penunjang.......................................................................................9
F. Komplikasi..........................................................................................................9
G. Penatalaksanaa....................................................................................................10
H. Basic Promoting Physiology Of Health..............................................................10
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN...........................................................12
A. Pengkajian Keperawatan.....................................................................................12
B. Diagnose Keperawatan.......................................................................................13
C. Intervensi Keperawatan......................................................................................13
D. Implementasi keperawatan..................................................................................16
Format pengkajian kasus.................................................................................................19
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................50
BAB V PENUTUP..........................................................................................................53
A. Kesimpulan.........................................................................................................53
B. Saran...................................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................55
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dispepsia merupakan keluhan umum dan keadaan klinik yang sering dijumpai
dalam praktek sehari-hari. Dispepsia berasal dari Bahasa Greek dimana “dys” artinya
buruk dan “pepsia” artinya pencernaan (Arini dan malik, 2019). Dispepsia merupakan
gangguan yang kompleks, mengacu pada kumpulan gejala seperti sensasi tidak nyaman
diperut bagian atas, terbakar, mual muntah, terasa penuh kembung sehingga
menyebabkan nyeri akut (Scale, 2016).
4
oleh aktivitas dan kegiatan yang padat, keinginan untuk mempunyai bentuk tubuh ideal,
dan melemahnya pengawasan dalam mengatur pola makan (Dwigint,2015).
Penatalaksanaan nyeri pada dyspepsia dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
secara farmakologis dan non farmakologis. Menangani nyeri secara farmakologis
dilakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberianan algetik, salah satu tindakan non
farmakologis yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri pada pasien dyspepsia yaitu
tekhnik distraksi, diantaranya distraksivisual, taktil, audiotori, dan intelektual. Salah satu
contoh distraksi auditori yaitu dengan terapi dzikir (Yuniarti, dkk, 2016). Secara
fisiologis, terapi spiritual dengan berdzikir atau mengingat asma Allah akan
menyebabkan otak bekerja. Otak mendapat rangsangan dari luar, maka otak akan
memproduksi zat kimia yang akan memberi rasa nyaman yaitu neuropeptida. Setelah otak
memproduksi zat tersebut, maka zat ini akan menyangkut dan diserap didalam tubuh yang
kemudian akan memberi umpan balik berupa kenikmatan atau kenyamanan (Budiyanto,
dkk, 2015).
B. Tujuan Umum
C. Tujuan Khusus
5
BABI II
LANDASAN TEORI
A. Definisi
1. Adanya satu atau lebih keluhan rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, nyeri
ulu hati/epigastrik, rasa terbakar di epigastrium.
2. Tidak ada bukti kelainan struktural (termasuk didalamnya pemeriksaan endoskopi
saluran cerna bagian atas) yang dapat menerangkan penyebab keluhan tersebut.
3. Keluhan ini terjadi selama 3 bulan dalam waktu 6 bulan terakhir sebelum
diagnosis ditegakkan.
B. Etiologi
Dyspepsia dikarenakan karena ulkus lambung / penyakit acid reflux. Hal ini
menyebabkan nyeri di dada. Beberapa perubahan yg terjadi pada saluran cerna atas
dampak proses penuaan, terutama pada ketahanan mukosa lambung (Wibawa, 2013).
Kadar lambung lansia biasanya mengalami menurunnya hingga 85%. Beberapa obat-
obatan, seperti obat antiinflammatory, bisa menyebabkan dispepsia. Terkadang penyebab
dispepsia belum bisa diketemukan.
6
g. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan
produknya)
h. Stress psikologis, kecemasan, / depresi
i. Infeksi Helicobacter pylory
j. Perubahan pola makan
k. Pengaruh obat-obatan yg dimakan secara berlebihan dan dlm waktu yg lama
l. Alkohol & nikotin rokok
m. Stres
n. Tumor / kanker saluran pencernaan
C. Manifestasi Klinis
D. Pathofisiology
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat
seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan
menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat
mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung,
kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan
merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla
oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun
cairan.
7
PATHWAY
DISPEPSIA
Ketidakseimbangan Muntah
nutrisi kurang dari Nyeri Akut
kebutuhan tubuh
8
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan
untuk menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis kronik,
diabets mellitus, dan lainnya. Pada dispepsia fungsional biasanya hasil
laboratorium dalam batas normal.
2. Radiologis
Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di
saluran makan. Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis
terhadap saluran makan bagian atas, dan sebaiknya menggunakan kontras ganda.
3. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)
Sesuai dengan definisi bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran
endoskopinya normal atau sangat tidak spesifik.
4. USG (ultrasonografi)
Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini makin banyak
dimanfaatkan untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit,
apalagi alat ini tidak menimbulkan efek samping, dapat digunakan setiap saat dan
pada kondisi klien yang beratpun dapat dimanfaatkan
5. Waktu Pengosongan Lambung
Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan pellet radioopak. Pada
dispepsia fungsional terdapat pengosongan lambung pada 30 – 40
% kasus.
G. Komplikasi
Yang mungkin muncul ada pada pasien dispepsia antara lain perdarahan
gastrointestinal, stenosis pilorus, dan perforasi
9
H. Penatalaksanaan
1. Pengertian Nyeri
Nyeri adalah suatu kondisi dimana seseorang merasakan perasaan yang
tidak nyaman atau tidak menyenangkan yang disebabkan oleh kerusakan jaringan
yang telahrusakatau yang berpotensi untuk rusak.
2. Fisiologi
Termasuk suatu rangkaian proses neuro fisiologis kompleks yang disebut
sebagai nosiseptif (nociception) yang merefleksikan empat proses komponen
yang nyata yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi, dimana terjadinya
stimuli yang kuat diperifer sampai dirasakannya nyeri di susunan saraf pusat
3. Faktor-faktor yang mempegaruhi nyeri
Diantaranya persepsi nyeri, usia, jenis kelamin, faktor sosio budaya,
pengalaman masa lalu (Black & Hawks, 2014 dalam Mulyanto dkk, 2014; Potter
& Perry, 2010 ; Lusianahdkk, 2012).
4. Nilai normal :
Angka 0 artinya tidak nyeri
5. Jenis Gangguan
10
Nyeri akut. Salah satu jenis nyeri yang paling sering dirasakan oleh
seseorang adalah nyeri akut.
Nyeri kronis.
Nyeri nosiseptif.
Neuropati.
Phantom pain.
Jenis Nyeri yang Paling Sering Dikeluhkan, Berdasarkan Kelompok Usia
11
BAB III
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang dilakukan
yaitu: mengumpulkan data, mengelompokan data dan menganalisa data.
1. Identitas Pasien
a. Nama
b. Usia
c. Jenis kelamin
d. Jenis pekerjaan
e. Alamat
f. Suku/bangsa
g. Agama
h. Tingkat pendidikan
i. Riwayat sakit dan kesehatan: 1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit saat ini
3. Riwayat penyakit dahulu
Data fokus yang berhubungan dengan dyspepsia meliputi adanya nyeri perut, rasa
pedih di ulu hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu makan berkurang, rasa lekas
kenyang, perut kembung, rasa panas didada dan perut, regurgitasi (keluar cairan dari
lambung secara tiba-tiba) (Ida, 2016). Adapun proses pengkajian yaitu pengkajian primer
(primary assessment). Primary Assessment dengan data subjektif yang didapatkan yaitu
keluhan utama: nyeri pada perut dan mengeluh mual muntah.
12
dengan diare. Riwayat sosial dan medis yaitu, riwayat pengunaan dan penyalagunaan
alkohol. Curigai penyakit hati, penyalah gunaan obat intra vena, gejala putus obat,
pembedahan abdomen sebelumnya, curigai adanya obstruksi usus, penyakit hati atau
gastritis. Alasan mencari pengobatan yaitu, identifikasi perubahan pada gejala:
identifikasi kontak dengan pemberi perawatan kesehatan lainnya untuk penyakit ini.
Pengobatan sebelum masuk rumah sakit yaitu mengidentifikasi pengunaan obat-obatan
buatan rumah, perubahan pada diet, pengunaan obat yang dijual bebas. Nyeri yaitu catat
riwayat dan durasi nyeri dan gunakan metode pengkajian nyeri yaitu Provocate: Quality,
Region, Severe, dan Time. PQRST (Pamela, 2011).
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri Akut
2. Deficit Nutrisi
3. Kekurangan Volume cairan
4. Ansietas
5. Deficit pengetahuan
C. Intervensi keperawatan
No DX kep Intervensi (SIKI)
1. Nyeri Akut Manajemen Nyeri (I. 08238)
Observasi
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
13
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
14
Ajarkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NacL,RL)
Kolaborasi pemberian cairan hipotonis (mis, glukosa 2,5%,
NaCI 0,4%%)
Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. Albumin,
plasmante)
Kolaborasi pemberian produk darah
15
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
D. Implementasi Keperawatan
No DX kep Implementasi
1. Nyeri Akut Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
Mengidentifikasi skala nyeri
Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Mengidentifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
Memonitor efek samping penggunaan analgetik
Meberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
Menkontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
menfasilitasi istirahat dan tidur
Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Menganjurkan memonitor nyri secara mandiri
Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Menganjarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Melakukan Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
16
Memonitor asupan makanan
Memonitor berat badan
Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
Melakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Mengfasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida
makanan)
Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
Memberikan makan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Memberikan suplemen makanan, jika perlu
Menghentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
Mengajarkan diet yang diprogramkan
Melakukan Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
Melakukan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
3. Memeriksan tanda dan gejala hypovolemia (mis. Frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan
Hypovolemia
darah menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa
kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat, haus,
lemah)
Memonitor intake dan output cairan
Menghitung kebutuhan cairan
Memberikan posisi modifled trendelenbung
Memberikan asupan cairan oral
Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Mengajarkan menghindari perubahan posisi mendadak
Melakukan Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis.
NacL,RL)
Melakukan Kolaborasi pemberian cairan hipotonis (mis,
glukosa 2,5%, NaCI 0,4%%)
Melakukan Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis.
Albumin, plasmante)
Melakukan Kolaborasi pemberian produk darah
17
mendiskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang
akan datang
Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami
Menginformasikan secara factual mengenai diagnose,
pengobatan, dan prognosis
Mengajurkan keluarga tetap Bersama pasien, jika perlu
Mengajurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif,
sesuai kebutuhan
Mengajurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Melatih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
Melatih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
Melatih Teknik relaksasi
Melakukan Kolabirasi pemberian obat antiansietas, jika
perlu
18
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA
TOMOHON
UNIT :RSU
NAMA BETHESDA
MAHASISWA TOMOHON
YANG MENGKAJI TANGGAL PENGKAJIAN
: Jofli Kaparang : 23 November 2021
Allo Anamnese :
I. IDENTIFIKASI
A. KLIEN
NAMA INITIAL :TN. E.E
TEMPAT/TGL LAHIR(UMUR) :13 Maret 1960 (61)
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI PEREMPUAN
STATUS PERKAWINAN : Menikah
JUMLAH ANAK : 3 Orang
AGAMA/SUKU : Kristen Protestan
WARGA NEGARA : INDONESIA ASING
BAHASA YANG DIGUNAKAN : INDONESIA
DAERAH……………………………..
ASING………………………………..
PENDIDIKAN :SMA
PEKERJAAN :Petani
ALAMAT RUMAH :Pinaras
B. PENANGGUNG JAWAB
NAMA :NY. M
ALAMAT :Pinaras
HUBUNGAN DENGAN KLIEN :Istri
19
II. DATA MEDIK
A. DIKIRIM OLEH : UGD DOKTER PRAKTEK
B. DIAGNOSA MEDIK :
SAAT MASUK :
Dispepsia
SAAT PENGKAJIAN :
Dispepsia
F. Pemeriksaan penunjang:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…..
Dx : Nyeri Akut
G. TANDA-TANDA VITAL”
1. KESADARAN :
Kualitatif : Compos mentis Somnolens Coma
Apatis Soporocomateus
Kuantitatif :
Skala Coma Glasgow : JUMLAH
Respon Motorik 6
Respon Bicara 5 15
Respon Membuka Mata 4
20
4. NADI :101 x/menit
5. PERNAPASAN :Frekwensi 20 ×/menit
H. PENGUKURAN :
1. Lingkaran Lengan Atas : cm
2. Lipat Kulit Triceps : cm
3. Tinggi Badan : 165cm
I.M.T (indeks massa tubuh) :18.4kg Berat Badan : 50kg
Kesimpulan :berat badan kurang
Catatan :nafsu makan menurun
I. GENOGRAM :
61
Kesimpulan: klein mengatakan sudah menikah dan memiliki 3 orang anak, tinggal
serumah dengan isrti dan anak-anaknya, orang tua klien sudah meninggal dan tidak
memiliki Riwayat penyakit menular dan kronis, hanya klien yang memiliki penyakit kronis
yaitu DM.
21
IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN (11 GORDON)
Kapan Catatan
sampai saat ini jarang patuh pada
Dispepsia 1 bulan lalu
diet dan sebelumnya sudah pernah
minum obat lanzoprazole
Kapan Catatan
Diabetes Melitus 1 bulan lalu sampai saat ini jarang patuh pada
diet yang ditentukan,tidak pernah
olahraga,sudah mendapat
suntikan insulin Novorapid
DATA SUBJEKTIF
a. Keadaan Sebelum Sakit
- Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di RS dengan
penyakit yang sama dan juga DM
- Klien mengatakan jarang berolahraga, tidak mengkonsumsi alcohol, tidak
merokok
- Klien mengatakan semenjak sakit aktivitas sudah terbatas
1. DATA OBJEKTIF
a. Observasi
Kebersihan Rambut :Rambut terlihat lepek
Kulit Kepala :Bersih
Kebersihan Kulit :Bersih
Higinie Rongga Mulut :Bersih
Kebersihan Genitalia :Bersih
Kebersihan Anus :Bersih
TANDA/SCAR VAKSINASI : BCG Cacar
22
B. KAJIAN NUTRISI METABOLIK
1. Data Subjektif
a. Keadaan Sebelum Sakit :
Makan:
Nafsu makan : kurang
Jenis : Nasi, sayur, ikan
Frekuensi, porsi : 3X sehari, tidak dihabiskan
Pantangan : Tidak ada
Alergi : Tidak ada
Minum
Jenis : Air mineral dan susu diabetasole
Jumlah : 7-8 gelas
Makan
Nafsu makan : Kurang
Jenis : Bubur
Frekuensi, porsi : 3X sehari, porsi tidak dihabiskan
Pantangan : Tidak ada
Alergi : Tidak ada
Minum
Jenis : Air mineral dan susu diabetasole
Jumlah : 5-6 gelas
2. Data
Objektif
a. Observasi
- Terpasang IVFD NaCl 20gtt
- Porsi makan tidak dihabiskan karena rasa mual dan muntah
23
Lidah : tidak ada bitnik putih, Tonsil : tidak ada
pembengkakan
Pharing : merah muda tidak ada rasa nyeri
Kelenjar Getah bening leher : tidak ada pembengkakan
Kelenjar parotis: tidak ada, kelenjar tyroid: tidak ada
pembengkakan
Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris
Bayangan vena tidak ada
R.Suprapubic a R.Illiaca
Hepar tidak ada pembesaran Lien
tidak teraba
Percusi :
……………………………………………………………….
Ascites : Negatif
Lain-lain :
d. Terapi
Obat oral Lansoprazole 1x30mg
Domperidone 3x1
Asam folat 2x1
24
C. KAJIAN POLA ELIMINASI
1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit :
BAB klien mengatakan bab 1x/hari,
- warna kuning,
- bau khas,
- konsistensi lembek,
- tidak mengalami kesulitan saat bab.
BAK klien mengatakan bak 5x/hari,
- warna kuning jernih,
- bau khas,
- tidak mengalami kesulitan saat bak
2. Data
Objektif
a. Observasi
- Klien menggunakan pampers
b. Pemeriksaan Fisik
Peristaltik usus..........................×/menit
Palpasi suprapubica : kandung kemih Penuh
Kosong
Nyeri ketuk ginjal : Kiri Negatif
Positif
Kanan Negatif
Positif
Mulut uretra : Tidak ada kelainan
Anus :
Peradangan : Negatif Positif
Fissura : Negatif Positif
Hemorhoid : Negatif Positif
Prolapsus recti : Negatif Positif
Fistula ani : Negatif Positif
Masa Tumor : Negatif Positif
c. Pengertian diagnostik
Laboratorium :
d.Terapi:……………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……
25
D. KAJIAN POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
1. Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan semenjak ia jatuh sakit kemampuan aktivitasnya menurun, tidak
melakukan aktifitas seperti biasa lagi, klien hanya banyak istirihat.
2. Data
Objektif
a. Observasi
Aktivitas harian : 2
Makan 0: Mandiri
Mandi 2
Berpakaian 2 1: bantuan dengan
2 alat 2: bantuan orang
2
Kerapian 3: bantuan orang dan
Buang air besar 2
alat 4: Bantuan penuh
Buang air kecil
0
Mobilitas di tempat tidur
Ambulasi : mandiri/tongkat/kursi roda/tempat tidur
Postur tubuh kifosis
Gaya jalan tidak bisa berjalan, hanya memakai kursi roda
Anggota gerak yang cacat tidak ada
Fiksasi tidak ada
Tracheostomie……………………………………………………………
….
b. Pemerkisaan fisik
JVP:…………………cmH20.Kesimpulan…………………………
Perkusi pembuluh perifer kuku:…………………………………….
Thoraks dan pernapasan
Inspeksi : Bentuk thorax: simetris
Stridor: Negatif Positif
Dyspnoe d”Effort: Negatif Positif
26
Auskultasi : Suara Nafas :vesikuler
Suara Ucapan :normal
Suara Tambahan : tidak ada
Jantung
Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak
Klien menggunakan alat pacu jantung Negatif
Positif
Palpasi : Ictus cordis teraba
Thrill : Negatif Positif
Perkusi : Batas atas jantung SIC II linea para sternalis
dextra
Batas kanan jantung SIC IV linea para sternalis dextra
Batas kiri jantung SIC II linea ara sternalis sinistra
Auskultasi: Bunyi jantung II A : tertutup katup aorta
berbunyi “dub”
Bunyi jantung II P: tertutup katup pulmonalis
berbunyi “dub”
Bunyi jantung I T: tertutup katup triskupidalis
berbunyi “lub”
Bunyi jantung I M: tertutup katup nitralis
berbunyi “lub”
Bunyi jantung III Irama Gallop
Negatif positif
Murmur : Negatif
Positif,Tempat:….
Grade:……
HR : 101 x/menit
Kanan
Refleks Fisiologik : Baik 1 2 3 4 5
Refleks Patologik : Babinski,kiri Negatif Positif
Babinski kanan Negatif Positif
Clubing jari-jari : Negatif Positif
Varices Tungkai : Negatif Positif
Columna Vertebralis
Inspeksi : Kelainan bentuk tidak ada
Palpasi : Nyeri tekan Negatif Positif
27
N III-IV-VI : klien dapat menggerakkan bola matanya kearah
yang di perintahkan
N VIII Romberg Test: Negatif Positif
N XI : klie dapat menggerakkan lehernya ke kanan dan ke kiri
Kaku kuduk : tidak ada
c. Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium
ain-Lain
d. Terapi :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………
E. KAJIAN POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT
1. Data subyektif
a. Keadaan sebelum sakit:
Klien mengatakan tidur 8 jam di malam hari, di siang hari juga Klien
beristirahat selama ±2 jam dan tidak mengalami kesulitan tidur.
2. Data obyektif
a. Observasi :
Ekspresi wajah mengantuk : Negatif Positif
Banyak menguap : Negatif Positif
Palpebrae Inferior berwarna gelap : Negatif Positif
28
b. Keadaan sejak sakit:
Klien mengatakan masih percaya diri untuk bisa berkumpul dengan tetangga
yang datang di rumah maupun saudara yang datang untuk melihat keadaan
klien dan keluarga yang selalu memberikan dukungan
2. Data
obyektif
a. Observasi
Klien tampak percaya diri dan mampu untuk berinteraksi dengan orang yang
ada disekitar
b. Pemeriksaan fisik
Penglihatan
Cornea : Baik
Virus : Baik
Pupil : Baik
Lensa mata : Baik
Tekanan Intra Ocular( TIO): Tekanan intraokula normal
Pendengaran
Pina : Baik
Canalis : Baik
Membran Tympani : Baik
Tes pendengaran : Baik
Pengenalan rasa posisi pada gerakan lengan dan tungkai
…………………………………………………………………………
….
NI : Penciuman dari klien tidak terganggu,
klien dapat mengenal dan membedakan bau
c. Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium
Lain-lain
d. Terapi
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………
29
G. KAJIAN POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
1. Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit:
Klien mengatakan masih mengenal dirinya sebagai kepala keluarga dengan 3
anak, dan Klien mengatakan merasa senang karena dicintai dan dihargai oleh
orang-orang didekat
2. Data
Obyektif
a. Observasi
Kontak mata : Baik
Rentang perhatian : Baik
Suara dan cara berbicara : Baik
Postur Tubuh : Kiposis
b. Pemeriksaan fisik
Kelainan Bawaan yang nyata: Tidak ada
Abdomen : Bentuk : Simetris
Bayangan vena : Tidak ada
Bayangan massa : Tidak ada
Kulit : Lesi kulit : Tidak ada
Penggunaan protesa : Hidung Payudara
Lengan Tungkai
30
2. Data Obyektif
a. Obsevasi
b. Pemeriksaan Fisik
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
............
c. Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium
Lain-lain
d. Terapi :
………………………………………………………………………………………
……
1. Data Subyektif
a. Keadaan Sebelum Sakit :
Klien mengatakan jika ada masalah dengan pekerjaan ataupun dirumah selalu
didiskusikan dengan istrinya dan menyelesaikan masalah bersama serta mendapat
motivasi dan dukungan dari orang terdekat
2. Data Obyektif
a. Observasi
Klien tampak dapat mengatasi masalah yang dihadapinya
Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah : Berbaring : 150/80 mmHg
Duduk : 130/90 mmHg
Berdiri
:…………………………….mmHg
HR : 101x/menit
Kulit : Keringat dingin : Tidak
Basah : Tidak
b. Terapi
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……
31
K. KAJIAN POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN
1. Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan beragama Kristen protestan dan percaya kepada Tuhan Yesus
Kristus sebagai Juruselamat dan mengikuti persekutuan ibadah dan berdoa
2. Data Obyektif
a. Observasi
Klien tampak berdoa terdapat Alkitab dimeja pasien
( Jofli Kaparang )
32
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA
KLASIFIKASI DATA
4 ADL dibantu
Klien mengatakan aktivitas terhambat karena Gerekan terbatas
nyeri yang diraskan
Klien tampak berbaring
Klien mengatakan hanya banyak beristirahat
dan aktivitas yang lain dibantu oleh keluarga ditempat tidur
KU: Sedang
33
FAKULTAS KEPERAWATAN
PATOFLOW/PENYIMPANGAN KDM
DISPEPSIA
Erosi Lambung
Gesekan pada
dinding lambung
Rangsangan Asam Lambung DS: Klien mengatakan nyeri di perut bagian atas
DO: -Klien tampak meringis sesekali
P= asam lambung meningkat
Rangsangan di medulla Q= seperti ditusuk-tusuk
oldongata R=Epigastrium
S= 6 (sedang)
Mual T= hilang timbul
-Klien tampak memegang perut saat nyeri
muncul
Muntah DS: Klien mengatakan sering
terbangun dimalam hari
DS:- Klien mengatakan nafsu makan berkurang Nyeri Akut karena adanya neri yang
-Klien mengatakan merasa mual dan muntah DO: dirasakan yang hilang timbul
-Klien makan sedikit porsi yang tidak dihabiskan tidur ±4 jam
akibat rasa mual muntah DS:- Klien mengatakan aktivitas
-Klien tampak lemas DO:- wajah Klien tampak
terhambat karena nyeri yang diraskan mengantuk
DO: - ADL dibantu -Klien tampak kesulitan tidur
-Gerekan terbatas
-Kongjungtiva pucat
Deficit Nutrisi -Klien tampak berbaring ditempat tidur
-KU: Sedang -Klien tampak banyak
menguap
Gangguan
Mobilitas
Gangguan
Pola
34
FAKULTAS KEPERAWATAN
ANALISA DATA
35
Mual
Muntah
Deficit Nutrisi
3. Ds: Gangguan Pola Tidur
Klien mengatakan
sering terbangun Nyeri Akut
dimalam hari
karena adanya neri
yang dirasakan yang
hilang timbul tidur ±4 Gangguan Pola
jam
Tidur
Klien mengatakan
Ketika sudah
terbagun akan sulit
untuk tidur Kembali
Do:
Wajah Klien tampak
mengantuk
Klien tampak
kesulitan tidur
Kongjungtiva pucat
Klien tampak
banyak menguap
Do:
ADL dibantu
Gerekan terbatas
Klien tampak
berbaring ditempat
tidur
KU: Sedang
36
FAKULTAS KEPERAWATAN
NO RM 100244
37
3. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan Dukungan Tidur (I. 05174)
(D.0055) keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan pola tidur membaik Observasi:
Identifikasi pola aktivitas dan tidur
Pola Tidur (L.05045)
Identifikasi faktor pengganggu tidur
KH:
Keluhan sulit tidur cukup
Terapeutik:
menurun (2) Fasilitasi menghilangkan stres
Keluhan sering terjaga malam sebelum tidur
cukup menurun (2) Lakukan prosedur untuk
Keluhan istirahat tidak cukup meningkatkan kenyamanan
cukup menurun (2) Edukasi
Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
Anjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur
38
FAKULTAS KEPERAWATAN
100244
memonitor TTV:
TD : 128/90 mmHg
R : 20x/menit
N : 110 x/menit
SB : 36°c
Spo2 : 96%
Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri, memberikan posisi
yang nyaman dan mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam
Klien tampak mengikuti yang di
ajarkan
39
Kolaborasi pemberian analgetic
Melakukan kolaborasi dengan perawat
diruangan untuk melayani pemberian obat
Memonitor BB
Menimbang BB : 50kg
3. Gangguan 11.10
Pola Tidur Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur
Klien mengatakan hanya tidur ±4 jam
Aktivitas klien dibantu
40
Menganjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur
Klien mengatakan akan berusaha menepati
kebiasaan waktu tidur
Gangguan Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan
4. Mobilitas 11.15 fisik lainnya
Fisik Klien mengatakan nyeri diperut dan seringkali
juga pada luka Dm dikaki sebelah kanan
41
FAKULTAS KEPERAWATAN
Ruang/kamar :Yehezkiel/ 6
O:
- Melaporkan Nyeri terkontrol cukup
menurun (2)
- kemampuan menggunakan Teknik non
farmakologi cukup menurun (2)
- Dukungan orang terdekat sedang (3)
- Keluhan nyeri sedang (3)
-Klien tampak meringis sesekali
P= asam lambung meningkat Q=
seperti ditusuk-tusuk
R=Epigastrium
S= 5 (sedang) T=
hilang timbul
- Klien tampak memegang perut saat nyeri
muncul
Kes: Compos Mentis
42
14.15 Gangguan S: -Klien mengatakan sering terbangun
pola tidur dimalam hari karena adanya neri yang
dirasakan yang hilang timbul tidur ±4 jam
-Klien mengatakan Ketika sudah terbagun
akan sulit untuk tidur Kembali
43
FAKULTAS KEPERAWATAN
Ruang/kamar :Yehezkiel/ 6
44
P: Intervensi Manajemen Nyeri
Dilanjutkan
Gangguan Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur S: -Klien mengatakan masih sering
pola tidur Klien mengatakan tidurnya ±5 jam terbangun dimalam hari karena adanya
Aktivitas klien dibantu neri yang dirasakan yang hilang
timbul tidur ±5 jam
Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur -Klien mengatakan sudah tidak
Nyeri yang dirasakan hilang timbul sulit untuk tidur kembali jika
terbagun karena nyeri
Melakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan O: - Keluhan sulit tidur sedang (3)
Mengatur posis semi fowler dan - Keluhan sering terjaga malam
mengatur pagar tempat tidur klien sedang (3)
45
-Keluhan istirahat tidak cukup,
sedang (3)
- Wajah Klien tampak
mengantuk
- Kongjungtiva pucat
- Klien tampak banyak
menguap
46
2. Kamis, Nyeri Akut Mengidentifikasi lokasi, durasi, kualitas S: - Klien mengatakan masih nyeri
25/11/21 nyeri pada perut bagian atas
R= Epigastrium - Klien mengatakan nyeri hilang
T= hilang timbul timbul
Q= seperti ditusuk-tusuk
O:
mengidentifikasi skala nyeri - Melaporkan Nyeri terkontrol cukup
menggunakan pain scale meningkat (4)
S= 4 (sedang) - kemampuan menggunakan Teknik
Memonitor TTV non farmakologi cukup meningkat (4)
TD : 121/80 mmHg - Dukungan orang terdekat cukup
R : 20x/menit meningkat (4)
N : 95 x/menit - Keluhan nyeri cukup menurun (3)
SB : 36°c Spo2 -Klien tampak meringis sesekali
: 96% P= asam lambung meningkat Q=
seperti ditusuk-tusuk
Memberikan teknik nonfarmakologis
R=Epigastrium
Klien tampak mengikuti Teknik yang
di ajarkan S= 3 (ringan) T=
hilang timbul
Kes: Compos Mentis
Memonitor BB
47
Menimbang BB : 51kg O: - porsi makan yang dihabiskan
cukup meningkat (4)
Memberikan makanan sedikit tapi sering - perasaan cepat kenyang cukup
Porsi makan yang dikurangi dan menurun (4)
sering agar kebutuhan asupan Nyeri abdomen cukup menurun (4)
makanan dapat terpenuhi dengan BB sedang(3)
baik IMT cukup membaik (4)
Frekuensi makan sedang (3)
Nafsu makan sedang (3)
48
O: -rentang gerak sedang (3)
Mengfasilitasi aktivitas mobilisasi - Gerakan terbatas sedang (3)
dengan alat bantu pagar tempat tidur dan -kaku sendi sedang (3)
juga kursi roda Kelemahan fisik sedang (3)
- ADL dibantu
melibatkan keluarga untuk membantu - KU: Sedang
klien dalam meningkatkan pergerkana
keluarga tampak masih setia A: DX gangguan mobilitas fisik
membantu klien dalam belum teratasi
meningkatkan pergerkan klien P: Intervensi Dukungan Mobilisasi
dilanjutkan
49
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang
merupakan dasar dari kegiatan selanjutnya, yang di laksanakan dengan menggunakan
pendekatan sistematis dalam mengumpulkan data dan menganalisisnya sehingga
dapat di ketahui kebutuhan klien sesuai dengan masalah yang ada (Nursalam, 2016).
Dalam pengkajian Tn. E.E kelompok menggunakan metode wawancara,
observasi dan pemeriksaan fisik. Metode wawancara adalah sebuah dialog yang di
lakukan antara pewawancara dan narasumber. Dalam metode ini, kelompok tidak
menemukan hambatan yang berarti selama melakukan wawancara, Tn. E.E dan
keluarganya dapat menjawab pertanyaan dengan baik. Metode lain yang di gunakan
dalam mengumpulkan data adalah observasi. Metode observasi adalah suatu metode
yang di lakukan dengan mengamati reaksi pasien baik verbal maupun nonverbal
terhadap penyakitnya. Pada metode observasi, melalui hasil pengamatan yang telah
di lakukan pada pengkajian jika berdasarkan teori, faktor pencetus terjadinya
dispepsia adalah bakteri Helicobacter pylori, merokok, stres, efek samping obat-
obatan, alkohol, mengkonsumsi makanan terlalu pedas dan asam. Namun pada kasus
nyata pada Tn.E.E ditemukan pasien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri
diperut bagian atas yang disebabkan karena ketidakpatuhan diet dan kepatuhan
minum obat sehingga dapat meningkatkan
50
sekresi asam lambung. Selain observasi ada juga metode pemeriksaan fisik yang di
lakukan dengan cara Inspeksi, Palpasi, perkusi dan auskultasi.
Keluhan utama pada pasien dengan dispepsia menurut teori yaitu nyeri pada
perut dan mengeluh mual muntah. Pada kasus Tn. E.E ditemukan adanya keluhan
nyeri pada perut bagian atas dan ditemukan adanya mual dan muntah, sehingga
menurut penulis tidak ada perbedaan antara teori dan kasus nyata. Ida (2016)
menyatakan bahwa perlu ditanyakan pada pasien tentang riwayat penyakit terdahulu
seperti adanya penyakit saraf atau riwayat cedera sebelumnya, kebiasaan minum
alcohol, konsumsi medikasi anticoagulant atau agen anti platelet, adanya alergi, dan
status imunisasi. Berdasarkan data yang ditemukan pada Tn. E.E ditemukan riwayat
penyakit dahulu seperti yang disebutkan di atas.
2. Diagnosa
Kegiatan yang di lakukan pada diagnosa keperawatan ini adalah memvalidasi
data, mengoreksi data dan mengelompokkan data, mengidentifikasi data dari
kelompok data dan merumuskan diagnosa.
Secara teori diagnosa yang umumnya muncul pada pasien dengan dispepsia
adalah Nyeri akut, deficit nutrisi, hipovolemia ansietas dan deficit pengetahuan.
Namun pada kasus dispepsia yang dialami oleh Tn. E.E kelompok mengambil
diagnosa keperawatan Nyeri akut, deficit nutrisi, gangguan pola tidur, dan gangguan
mobilitas fisik berdasarkan hasil pengkajian yang di dapatkan
3. Intervensi
Intervensi keperawatan adalah perencanaan asuhan keperawatan untuk
pasien sesuai dengan diagnosa yang di tegakkan sehingga kebutuhan pasien tersebut
dapat terpenuhi (Wilkinson, 2016).
Intervensi yang diambil oleh kelompok berdasarkan standar intervesi
keperawatan indonesia yang sesuai dengan diagnose yang diangkat.
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan tindakan yang telah disusun dalam
intervensi keperawatan (Notoadmojo, 2016). Kelompok melakukan implementasi
sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan
51
5. Evaluasi
Evaluasi adalah asuhan yang di catat dalam catatan kemajuan dan atau
rencana perawatan (Notoadmojo, 2016). Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses
keperawatan yang digunakan untuk menentukan seberapa baik rencana keperawatan
bekerja dengan meninjau respon pasien.
Kelompok melakukan evaluasi setelah melakukan implementasi dan evaluasi
mulai dari selasa 23 sampai kamis 25 November 2021dari 4 diagnosa yang diangkat
adanya perubahan yang dirasakan oleh Tn.E.E.
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dispepsia adalah sekumpulan gejala yang terdiri darinyeri rasa tidak nyaman di
perut bagian atas, mual, muntah, kembung, rasa penuh atau cepat kenyang dan sering
bersendawa. Biasanya berhubungan dengan pola makan yang tidak teratur, makan
makanan yang pedas, asam, minuman bersoda, kopi, obat-obatan tertentu, ataupun
kondisi emosional tertentu misalnya stress.
1. Pengkajian Keperawatan
Hasil pengkajian dari Tn. E.E baik dari data subjektif dan objektif dan
pemeriksaan fisik ditemukan berbagai masalah mulai dari Nyeri akut, deficit
nutrisi, gangguan pola tidur dan gangguan mobilitas fisik
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang didaptkan pada Tn. E.E yaitu:
- Nyeri Akut
- Deficit Nutrisi
- Gangguan Pola Tidur
- Gangguan Mobilitas Fisik
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang akan dilakukan disusun berdasarkan buku SIKI
dan SLKI dengan mempertimbangkan kemungkinan pelaksanaan tindakan pada
klien dan keluarga. Beberapa intervensi pada tinjauan pustaka tidak dilaksanakan
karena mempertimbangkan keefektifan dari tindakan yang akan dilakukan
dengan kondisi klien.
4. Implementasi Keperawatan
Implemetasi keperawatan yang dijalankan sesuai yang direncanakan
sebelumnya oleh kelompok
53
5. Evaluasi
Evaluasi pada Tn.E.E dilakukan dalam bentuk SOAP. Hampir semua kriteria
hasil tercapai dan sesuai dengan harapan, tetapi dengan catatan intervensi tetap
dilanjutkan.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Dalam melaksanakan praktek diharapkan menguasai konsep dasar
materi yang dibahas dan menyesuaikan dengan keadaan di lapangan praktek
sehingga dapat memperkaya wawasan berpikir penulis tentang asuhan
keperawatan pada pasien dengan dispepsia.
2. Bagi Institusi
Diharapkan dapat memperbanyak fasilitas dalam proses pendidikan
dan melengkapi perpustakaan dengan buku-buku keperawatan khususnya
buku tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan dispepsia.
54
DAFTAR PUSTAKA
Arini, A dan R, Malik. 2019. Hubungan pendekatan Belajar Dengan Prestasi Belajar
Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. I
(2),254-254
Budiyanto, T., A.R, Ma’rifah dan P.I Susanti. 2015. Pengaruh terapi Dzikir Terhadap
Intensitas Nyeri. Jurnal keperawatan, 3 (2), 90-96
Departemen Kesehatan RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakrta: Kementrian kesehatan
RI.
https://id.scribd.com/doc/31924029/Asuhan-keperawatan-pada-Dengan-Diagnosa - Medis-
Dispepsia. Diakses pada tanggal 1 Desember 2021
Ida, M. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan gangguan sistem pencernaan.
Jakarta: Pustaka Baru Press. International Reviews Of Immunology, 66(1), 1-
15.
Scale, R. 2016. Faktor Resiko, Klasifikasi dan Terapi Sindrom Dispepsia. I (2).59-66
Yuniarti, Darwin dan N. Huda. 2016. Efektivitas Teknik relaksasi napas dalam
terhadap nyeri. Ilmu keperawatan universitas Riau.
55