DISPEPSIA
“Di buat untuk menyelesaikan salah satu tugas PBL di ruang Melati 3 RSUD Dr. Soekardjo
Kota Tasikmalaya”
2. Barium enema untuk memeriksa saluran cerna pada orang yang mengalami kesulitan
menelan atau muntah, penurunan berat badan atau mengalami nyeri yang membaik atau
memburuk bila penderita makan.
3. Endoskopi biasa digunakan untuk mendapatkan contoh jaringan dari lapisan lambung
melalui tindakan biopsi. Pemeriksaan nantinya di bahwa mikroskop untuk mengetahui
apakah lambung terinfeksi Helicobacter pylori. Endoskopi merupakan pemeriksaan
bakuemas, selain sebagai diagnostik sekaligus terapeutik. Pemeriksaan penunjang lainnya
seperti foto polos abdomen, serologi H. pylori, urea breath test, dan lain-lain dilakukan
atas dasar indikasi (Ida, 2016).
J. Penatalaksanaan Medis
Menurut Ida (2016), penatalaksanaan medis dyspepsia dengan farmakologis dengan
mengenal beberapa obat, yaitu: Antasida yang mana pemberian antasida tidak dapat
dilakukan terus-menerus, karena hanya bersifat simtomatis untuk mengurangi nyeri. Obat
yang termasuk golongan ini adalah simetidin, ranitidin, dan famotidine. Pemasangan cairan
pariental, pemasagan Naso Gastrik Tube (NGT) jika diperlukan (Sukarmin, 2014).
Pengobatan non Farmakologi dengan tindakan-tindakan keperawatan dalam perawatan
pasien dengan gangguan nyeri abdomen yaitu mengatur posisi pasien, hipnoterapi, terapi
relaksasi, manajemen nyeri dan terapi perilaku (Ida, 2016). Penatalaksanaan dispepsia
menurut Suratun & Lusianah (2017) mencakup pengaturan diet dan pengobatan medis, antara
lain sebagai berikut:
1. Membatasi konsumsi makanan yang dapat menyebabkan terjadinya dispepsia seperti
mengkonsumsi makanan pedas, minuman kafein dan beralkohol.
2. Makan dalam porsi kecil tetapi sering dan dianjurkan untuk makan 5-6 kali dalam sehari.
3. Menghindari penggunaan atau konsumsi anti nyeri seperti aspirin dan ibu profen.
Gunakan anti nyeri lain yang lebih aman bagi lambung seperti parasetamol.
4. Mengontrol stres dan rasa cemas.
5. Antasida.
6. Penghambat pompa proton (PPI). Golongan obat ini dapat mengurangi produksi asam
lambung
7. Penyekat H2 reseptor antagonists (H2RAs).
8. Prokinetik dapat membantu proses pengosongan lambung.
9. Antibiotik. Pemberian dilakukan jika dyspepsia disebabkan oleh infeksi.
10. Anti-depressants atau anti-anxiety dapat digunakan untuk menghilangkan rasa tidak
nyaman yang disebabkan oleh dispesia dengan menurunkan sensasi nyeri yang dialami.
11. Psikoterapi
K. Komplikasi
Penderita sindroma dispepsia selama bertahun-tahun dapat memicu adanya. komplikasi yang
tidak ringan. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain, pendarahan, kanker lambung, muntah
darah dan terjadinya ulkus peptikus (Wijaya & Putri, 2017).
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Dispepsia menjadi suatu kondisi yang dapat mengakibatkan munculnya rasa tidak nyama
pada perut bagian atas karena masalah asam lambung atau penyakit maag yang terjadi di
ruang melati 3 RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Maka dari itu kami sebagai
mahasiswa D3 Keperawatan akan membantu memberikan asuhan keperawatan pada pasien
untuk proses penyembuhannya dengan di dasari Laporan Pendahuluan.
REFERENSI
Di akses pada tanggal 02 Desember 2023
https://id.scribd.com/document/564728593/LP-DISPEPSIA