Dosen Pembimbing :
DISUSUN OLEH:
AKADEMI KEPERAWATAN
KESDAM ISKANDAR MUDA LHOKSEUMAWE
TAHUN 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dyspepsia berasal dari bahasa yunani yaitu duis bad (buruk) dan
peptin (pencernaan). Dispepsia merupakan istilah yang digunkan untuk
suatu sindrom atau kumpulan gejala / keluhan yang terdiri dari rasa nyeri
atau rasa tidak nyaman di ulu hati, kembung, mual, muntah, sendawa, rasa
cepat kenyang, perut terasa cepat penuh / begah. Secara garis besar,
penyebab sindrom dispepsia ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu
kelompok penyakit organikn seperti (tukak peptik, gastritis, batu kandung
empedu da lain-lain ) dan kelompok dimana sarana penunjang diagnostik
yang konvensional atau baku (radiologi, endoskopi, laboratorium) tidak
dapat memperlihatkan adanya gannguan patologis struktural atau
biokimiawi, disebut gangguan fungsional. Dispepsia fungsional dibagi
menjadi 2 kelompok, yakni postprandial distress syndrome dan epigastric
pain syndrome.
Pasien yang mengalami penyakit dispepsia sering disertai dengan rasa
nyeri atau rasa tidak nyaman dibagian perut. Nyeri merupakan bentuk
ketidaknyamanan yang dapat dialami oleh setiap orang. Rasa nyeri dapat
menjadi peringatan terhadap adanya ancaman yang bersifat aktual maupun
potensian. Namun, nyeri bersifat subjektif dan sangat idividual. Respons
seseorang terhadap nyeri dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin, usia,
budaya, dan lain sebagainya. Berbagai faktor tersebut harus menjadi bahan
pertimbangan bagi perawat dalam melakukan penatalaksaaan terhadap
rawatan nyeri.
B. TUJUAN PENULISAN LAPORAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengidentifikasi asuhan keperawatan pada
pasien dengan diagnosis dyspepsia (gangguan pencernaan) di Puskesmas
Muara Dua
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnosis dyspepsia
(gangguan pencernaan) di Puskesmas Muara Dua.
b. Melakukan analisa masalah, prioritas masalah, dan menegakkan
diagnose keperawatan pada pasien dengan diagnosis dyspepsia
(gangguan pencernaan) di Puskesmas Muara Dua.
c. Merencanakan tindakan pada pasien dengan diagnosis dyspepsia
(gangguan pencernaan) di Puskesmas Muara Dua.
d. Melakukan tindakan asuhan keperawatan pada pasien dengan
diagnosis dyspepsia (gangguan pencernaan) di Puskesmas Muara Dua.
e. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosis
dyspepsia (gangguan pencernaan) di Puskesmas Muara Dua.
f. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien dengan
diagnosis dyspepsia (gangguan pencernaan) di Puskesmas Muara Dua.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Secara Teoritis
Dengan pemberian asuhan keperawatan secara cepat, tepat, dan
efisien akan menghasilkan keluaran klinis yang baik, menurunkan
angka kejadian disability dan mortalitas pada pasien dengan dyspepsia
(gangguan pencernaan).
2. Secara Praktis
a. Bagi institusi
Dapat sebagai masukan untuk menyusun kebijakan atau pedoman
pelaksanaan pasien dengan dyspepsia (gangguan pencernaan)
sehingga penatalaksanaan ini bisa dilakukan dan dapat menghasilkan
keluaran klinis yang baik bagi pasien yang mendapatkan asuhan
keperawatan diinstitusi Puskesmas.
b. Bidang akademis
Akademis hasil karya tulis ilmiah ini sebagai tambahan ilmu
pengetahuan dalam hal asuhan keperawatan pada pasien dyspepsia
(gangguan pencernaan) khususnya bagi mahasiswa Akper Kesdam IM
Lhokseumawe.
c. Penulis selanjutnya
Hasil penulisan ini dapat menjadi salah satu refensi rujukan bagi
penulis selanjutnya yang akan melakukan studi kasus pada kasus yang
sama dyspepsia (gangguan pencernaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya, Dispepsia dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu Dispepsia organik dan Dispepsia fungsional.
a. Dispepsia organic
5) Karsinoma
d. Kanker hepar. Gejala berupa nyeri hebat pada abdomen dan mungkin
menyebar ke scapula kanan, penurunan berat badan, epigastrik terasa
penuh, dan anoreksia
b. Dispepsia fungsional
Dispepsia ini tidak memunculkan kelainan organik melainkan kelainan
fungsi dari saluran cerna. Penyebabnya antara lain:
1) Faktor asam lambung, pasien biasanya sensitive terhadap kenaikan
produksi asam lambung dan hal tersebut menimbulkan nyeri.
2) Kelainan psikis, stres, dan faktor lingkungan. Stres dan faktor
lingkungan berperan penting pada kelainan fungsional saluran cerna,
menimbulkan gangguan sirkulasi, motilitas, klan vaskularisasi.
3) Gangguan motilitas. Mekanisme timbulnya gejala Dispepsia mungkin
dipengaruhi oleh susunan saraf pusat, gangguan motilitas di antaranya
pengosongan lambung lambat, abnormalitas kontraktif, refluks
gastroduodenal.
4) Penyebab lain-lainnya seperti adanya kuman Helicobacter- pylori,
gangguan motilitas atau gerak mukosa lambung, konsumsi banyak
makan berlemak, kopi, alkohol, rokok, perubahan pola makan dan
pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam
waktu lama (Mardalena, 2018). Stres ringan dapat memicu terjadinya
Dispepsia.Perubahan pola makan.
C. MANIFENSTASI KLINIS
Adanya gas diperut, rasa penuh setelah makan, perut menonjol, cepat
kenyang, mual, tidak ada nafsu makan dan perut terasa panas. Rasa penuh,
cepat keyang, kembung setalah makan, mual muntah, sering bersendawa,
tidak nafsu makan, nyeri uluh hati dan dada atau regurgitas asam lambung
ke mulut. Gejala dispepsia akut dan kronis berdasarkan jangka waktu tiga
bulan meliput: rasa sakit dan tidak enak di ulu hati, perih, mual,
berlangsung lama dan sering kambuh dan disertai dengan ansietas dan
depresi (KTI ADRIANA MUTI Niputu, n.d.)
D. PATOFISIOLOGI
E. PENATALAKSANAAN
KTI Adriana Muti. (2019). KTI Asuhan Keperawatan pada P.A.I Dengan
Dispensia DiRuangan Cempaka RS Polri Titus ULY Kupang.Kupang
Nyeri, P., Pada, A., Dengan, N. S., & Bougenvile, D. I. R. (2019). RSUD
UNGARANOleh : MUHAMMAD NUKHI ARDIYANTO.