Anda di halaman 1dari 30

13

EFEKTIFITAS CURCUMA DOMESTIKA VAN DAN MADU PADA


NYERI GASTRITIS DI KLINIK BUNGA MERPATI

PROPOSAL

MARSUJI UTAMI
201601022

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020
14

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit sistem pencernaan salah satunya adalah penyakit Gastritis atau
Maag. Penyakit Gatritis adalah suatu penyakit yang di tandai dengan adanya
peradangan atau inflamasi yang terjadi pada mukosa lambung (nurhanifah,
Afni & Rahmawati 2018). Peradangan ini mengakibatkan terjadinya
pembengkakan mucosa lambung sampai terlepasnya epitel mucosa superfisial.
Pelepasan sel epitel merangsang adanya proses inflamasi. Salah satu tanda dan
gejala dari penyakit Gastritis adalah timbulnya rasa nyeri yang di rasakan di
daerah epigastrium atau bisa di sebut nyeri ulu hati.(referensi?)
Gastritis merupakan peradangan atau perdarahan mukosa lambung
bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Gastritis (maag) adalah peradangan
pada dinding lambung. Gastritis paling sering ditemui dalam praktek sehari-
hari karena cara mendiagnosisnya berdasarkan gejala klinis. Dan timbul secara
mendadak yang biasanya ditandai dengan rasa mual atau muntah, nyeri,
pendarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun atau sakit kepala (Anggita,
2012).
Angka kejadian gastritis didunia yang di derita oleh penduduk
berjumlah 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya.(referensi)
Kejadian gastriris diberbagai dunia seperti Inggris 22% , Cina 31%, Jepang
14,5%, Kanada 35% dan Perancis 29.5%. (referensi) Asia Tenggara
persentase kejadian gastritis tergolong besar, jumlah 583.635 jiwa dari jumlah
penduduk dalam setiap tahunnya. (referensi) Presentase kejadian gastritis di
Indonesia menurut World Health Organization (WHO) 40,8%. (referensi)
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2010, gastritis mempunyai
urutan ke lima dari 10 besar penyakit terbanyak pasien rawat inap yaitu 24,716
kasus dan peringkat ke enam dari 10 besar penyakit terbanyak rawat jalan di
Rumah Sakit di Indonesia yaitu 88,599 kasus. (referensi) Angka kejadian
gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi
15

274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk. (referensi) Angka kejadian


gastritis tertinggi mencapai 91,6% yaitu di kota Medan, berdasar surve
Departemen Kesehatan RI. (referensi) Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
Propinsi Sumatera Barat tahun 2013 dan tahun 2014 penyakit Gastritis
menempati urutan ke 2 dari 10 besar penyakit terbanyak di Sumatera Barat
jumlah penderita sebesar 202.138 kasus (Depkes RI, 2014). Provinsi Sulawesi
Tengah, tahun 2011 penyakit Gastritis menjadi peringkat ke 3 dari 10 penyakit
terbanyak di Puskesmas dengan jumlah sebesar 12,137 kasus (11,22%). (Profil
Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah, 2010- 2011). Kalau kota Palu penyakit
Gastritis mempunyai urutan ke 2 dari 10 besar penyakit terbanyak yaitu
sebesar 19.480 kasus (data Badan Statistik kota Palu,…).
Pengobatan herbal merupakan salah satu terapi Non Farmakologi atau di
luar ilmu kedokteran dan Ilmu Keperawatan yang perlu di bina dan
dikembangkan dan di awasi serta dipertanggung jawabkan dan merupakan
warisan budaya yang perlu di gali, diteliti, dikembangkan agar berguna bagi
masyarakat. (referensi)
Kunyit (curcuma domestika val) merupakan obat herbal atau tradisional
yang sudah ada sejak nenek moyang kita yang secara turun menurun
digunakan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit terutama penyakit
Gastritis ( Maag) dan sangat mudah di temukan di lingkungan masyarakat.
(referensi) Ekstrak kunyit mempunyai kasiat untuk melindungi mukosa
lambung yang mengalami peradangan, meningkatkan sekresi mukus serta
sebagai fasodilasator vasodilator sehingga pertahanan mukosa lambung
meningkat. (referensi) Kandungan zat yang terdapat pada kunyit adalah
kurkunimoid dan minyak atsiri (referensi)
Secara microscopis madu mempunyai efek proteksi pada lambung yaitu
derajat kerusakan lambung berkurang. Zat-zat yang terkandung pada madu
adalah asam organik, mineral, vitamin dan kaya zat aktif sebagai antioksidan
sehingga bisa melindungi jaringandari kerusakan dan merangsang tumbuhnya
jaringan baru.
16

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti


tentangingin mengetahui bagaimana pengaruh Efektifitas pemberian curcuma
domestica val dan madu pada nyeri gastritis.

Di latar belakang sebaiknya tidak ada teori atau definisi. Perbanyak data yang
menunjang. Dan belum dijelaskan mengapa gastritis penting untuk diteliti
misalnya kalua tidak diobati akankah meningkatkan risiko terjadi kanker lambung
misal. Belum muncul juga penelitian2 sebelumnya yang meneliiti ttg pengaruh
kunyit terhadap gastritis bagaimana hasilnya. Karena ini akan jadi latar belakng
kuat kenapa penelitian ini harus dilakukan. Misal penelitian oleh A mendapatkan
hasil terdapat pengaruh…. Penelitian oleh B mendapatkan hasil tidak ada
pengaruh. Sehingga hasil yang belum konsisten membuat penelitian ini penting
untuk dilakukan dst
Perbaiki kalimatnya juga Bu. Kalimatnya harus mengalir dibaca. Paragraf2 diatas
kalimatnya seperti terpotong-potong.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka pertanyaan dalam penelitian ini yaitu :
”Bagaimana efektifitas pengaruh pemberian curcuma domestica val dan madu
pada nyeri gastritis di Klinik Bunga Merpati ?”.

C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menunjukkan efektifitasmengetahui pengaruh pemberian curcuma
domestica val dan madu terhadap kejadian nyeri pada penderita gastritis
di Klinik Bunga Merpati.

b. Tujuan Khusus
1. Menganalisa Efektifitas Curcuma Domestica Val dan Madu pada Nyeri
Gastritis di Klinik Bunga Merpati.
2. Untuk mengetahui Efektifitas Curcuma Domestica Val dan Madu pada
Nyeri Gastritis di Klinik Bunga Merpati.
17

3. Membuktikkan Efektifitas Curcuma Domestica Val dan Madu pada


Nyeri Gastritis di Klinik Bunga Merpati.
1. Mengetahui sebaran karakteristik penderita gastritis di klinik bunga
merpati
2. Mengetahui kualitas nyeri penderita gastritis di klinik..
3. Mengetahui perbedaan kualitas nyeri penderita gastritis sebelum
dan sesudah pemberian ekstrak…
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat bagi Pendidikan STIKes Widya Nusantara Palu
Manfaat pendidikan keperawatan khususnya Ilmu Keperawatan
STIKes Widya Nusantara diharapkan penelitian ini dapat memperkaya
bahan dalam bidang ilmu keperawatan khususnya yang berhubungan
dengan informasi tentang efektifitas pemberian curcuma domestica val dan
madu pada nyeri gastritis .

b. Tempat Penelitian
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai
informasi tentang efektifitas pemberian curcuma domestica val dan madu
pada nyeri gastritis dan dapat di terapkan pemberian pengobatan herbal ini
pada penderita gastritis di klinik bunga merpati.

c. Peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan agar penelitian ini dapat
memberikan pengetahuan dan dijadikan tolak ukur mengenai efektifitas
pemberian curcuma domestica val dan madu pada nyeri gastritis. Pada
mahasiswa kesehatan atau referensi untuk mengembangkan penelitian
berikutnya dalam bidang ini.
18

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Sistem Pencernaan.


a. Definisi Gastritis
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.
Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung
sampai terlepasnya epitel mukosa superficial yang menjadi penyebab
terpenting dalam gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan
merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung (Sukarmin, 2012).
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung gambaran klinis
yang ditemukan berupa dyspepsia atau indigesti. Berdasarkan endoskopi
19

ditemukan edemamukosa, Sedangkan hasil foto memperlihatkan


iregularitas mukosa (Dongoes, 2006).
Penyakit gastritis atau sering juga disebut penyakit tukak lambung
merupakan tukak (borok, pekung) di dalam lambung, termasuk penyakit
pencernaan. Namun penyakit ini lebih popular disebut sebagai penyakit
maag. Penyakit ini memang sudah mulai dialami oleh orang Indonesia
sejak dari remaja sampai lanjut usia (Saydam,2011).

b. Anatomi dan fisiologi lambung


1. Anatomi
Berdasarkan anatomi lambung terletak oblik dari kiri ke kanan
menyilang di abdomen bagian atas tepat di bawah diafragma. Apabila
lambung dalam keadaan kosong akan berbentuk seperti tabung J, jika
terisi makanan ataupun minuman penuh akan berbentuk seperti buah
alpukat raksasa. Untuk daya tampung normal lambung mampu
menampung isi sekisar 1 sampai 2 liter.
Secara anatomi lambung terdiri dari dua bagian yaitu
a) Lambung terdapat cekungan kurvatura minor.
b) Bagian kiri bawah lambung terdapat kurvatura mayor.

Terdapat 2 macam spinter di lambung yang berguna untuk mengatur


makanan masuk dan keluar dari lambung yaitu
1. Sfingter kardia atau sfingter esofagu bawah.
Yang mempunyai fungsi mengalirkan makanan masuk ke lambung
dan mencegah rifluks isi lambung kembali ke esofagus.
2. Sfingter pilorikum.
Yang mempunyai fungsi mengalirkan makanan masuk kedalam
duodenum pada saat relaksasi saat kontraksi sfingter ini akan
menutup sehingga tidak terjadi aliran balik isi usus halus kedalam
lambung (Endang, 2008).
Lapisan lambung terbagi menjadi 4 bagian yaitu :
1) Lapisan peritoneal luar ( lapisa serosa).
2) Lapisan berotot 3 lapisan :
20

a. Serabut longitudinal bersambung dengan otot esofagus


b. Serabut sirkuler terletak di pylorus membentuk otot
c. sfingter.
d. Serabut oblik terdapat fundus lambung .
3) Lapisan submukosa jaringan areolar berisi pembuluh darah dan
saluran linfe.
4) Lapisan mukosa bagian dalam, tebal, terdapat rugae hilang bila
lambung berisi penuh makanan ataupun minuman. Ada beberapa
tife kelenjar . Kelenjar kardia berada dekat orifisium kardia.
Kelenjar ini mensekresikan mukus. Kelenjar fundus atau gastric
terletak di fundus dan hampir selurus korpus lambung, kelenjar
gastrik memiliki tipe-tipe utama sel. Sel-sel zimognik atau chief cell
mensekresikan pepsinogen. pepsinogen diubah menjadi pepsin
dalam suasana asam. Sel-sel parietal mensekresikan asam
hidroklorida dan faktor intrinsik. Faktor intrinsik diperlukan untuk
absorpsi vitamin B 12 di dalam usus halus. kekurangan faktor
intrinsik akan mengakibatkan anemia pernisiosa. Sel-sel mukus
(leher) ditemukan dileher fundus atau kelenjar-kelenjar gastrik. Sel-
sel mensekresikan mukus. Hormon gastrin diproduksi oleh sel G
yang terletak pada pylorus lambung. Gastrin merangsang kelenjar
gastrik untuk menghasilkan asam hidroklorida dan pepsinogen.
Substansi lain yang disekresikan oleh lambung adalah enzim dan
berbagai elektrolit. Terutama ion-ion natrium, kalium, dan klorida
(Hidayat, 2009).
Persarafan simpatis adalah melalui saraf splenikus major ganlia
seliakum. Serabut-serabut aferen menghantarkan impuls nyeri yang
dirangsang oleh peregangang, dan dirasakan di daerah epigastrium.
Serabut-serabut aferen simpatis menghambat gerakan dan sekresi
lambung dan mengkordinasi aktifitas motoring dan sekresi mukosa
lambung. Seluruh suplai darah di lambung dan pangkreas (serat
hati, empedu, dan limpa) terutama berasal dari daerah arteri seliaka
atau trunkus seliaka yang mempercabangkan cabang-cabang yang
21

mengsuplai kurvatura minor dan mayor. Dua cabang arteri yang


penting dalam klinis adalah arteri gastroduodenalis dan arteri
pangkreas tikoduodenalis (retroduodenalis) yang berjalan sepanjang
bulbus posterior duodenum. Tukak dinding posterior duodenum
dapat mengerosi arteri ini dan menyebabkan perdarahan. Darah
vena dari lambung dan duodenum, serta berasal dari pangkreas,
limpa, dan bagian lain saluran cerna berjalan kehati melali vena
porta (hidayat, 2009).
Terdapat 2 macan cerna di dalam lambung, yaitu
a. Mencerna makanan secara mekanik. kelenjar mukosa lambung
mensekresi 1500-3000 m cairan lambung per hari, berisi
mukus, HCL (hydrocloric acid), pepsinogen, dan air. Hormon
gastrik yang disekresikan langsung ikut aliran darah.
b. Mencerna makanan secara kimiawi yaitu pertama kali protein
dirubah menjadi polipeptida Absorpsi, secara minimal terjadi
dalam lambung yaitu absorpsi air, alkohol,glukosa, dan
beberapa obat. Mikroorganisme akan mati oleh asam lambung
(Hidayat, 2009).

c. Etiologi
Muttaqin, Arif & Sari, Kumala (2011) menyatakan ada beberapa faktor
penyebab gastritis akut terjadinya Gastritis adalah beberapa jenis obat,
alcohol, bakteri, virus, jamur, stress akut, radiasi, alergi atau intoksikasi
dari bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia, dan trauma
langsung. Dengan penjelasan sebagai berikut
1. Obat-obatan.
Obat Anti Inflamasi Nonsteroid/OAINS (Indometasin, Ibuprofen, dan
Asam Salisilat), Sulfanomide, Steroid, Kokain.
2. Minuman beralkohol; seperti whisky, vodka, dan gin.
3. Infeksi bakteri Streptococci, Staphylococci, Proteus spesies,
Clostridium.
4. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus.
22

5. Infeksi jamur; seperti Candidiasis, Histoplasmosis, dan Phycomycosis.


6. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma
pembedahan, gagal napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat,
dan refluks usus-lambung.
7. Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan
minuman berkafein dan alcohol.
8. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu.
9. Iskemia, penurunan aliran darah ke lambung.
10. Trauma langsung lambung.

d. Klasifikasi
Abata (2014) klasifikasi gastritis berdasarkan tingkat keparahannya:
1. Gastritis akut adalah inflamasi akut dari lambung, biasanya terdapat
pada mukosa. Gastritis akut dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
gastritis eksogen akut dan gastritis endogen. Bahan kimia, termis,
bacteri merupakan penyebab Gastritis Eksogen Acut sedan kelainan
tubuh penyebab Gastriti Endogen Akut.
2. Gastritis kronis didefinisikan sebagai peradangan mukosa kronis
menimbulkan atrofi mukosa dan metaplasia epitel (Robbins, 2013).
Gastritis kronis adalah peradangan permukaan mukosa lambung
menahun (Muttaqin & Sari, 2011). Lambung yang mengalami
inflamasi kronis dari tipe tertentu sehingga menyebabkan gastritis dari
tipe yang spesifik disebut gastritis kronis.
Muttaqin & Sari (2011) gastritis kronis diklasifikasikan dengan tiga
perbedaan sebagai berikut:
a) Gastritis superfisial, ditandai kemerahan, edema, serta perdarahan dan
erosi mukosa.
b) Gastritis atrofik, peradanga seluruh lapisan mukosa yang di sebut
ulkus dan kanker lambung, serta anemia pernisiosa. Karena jumlah sel
parietal dan sel chief menurun.
c) Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul-nodul
mukosa lambung yang bersifat irregular, tipis, dan hemoragik.
23

e. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis dari gangguan ini cukup bervariasi, mulai dari keluhan
ringan hingga muncul perdarahan pada slauran cerna bagian atas.Pada
beberapa orang, gangguan ini tidak menimbulkan gejala yang khas
(Brunner & Suddarth, 2002). Manifestasi gastritis akut dan kronik hampir
sama berikut penjelasannya:
1. Manifestasi gastritis akut.
a) Anoreksia.
b) Nyeri pada epigastrium
c) Mual dan muntah.
d) Perdarahan saluran cerna (Hematemesis Melena).
e) Anemia (tanda lebih lanjut).
f) Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium (Inayah, 2004).
g) Kembung dan terasa sesak(Lestari, Wiyono, & Candrawati,2016).
h) Keluar keringat dingin (Lestari et al., 2016).
i) Nafsu makan menurun (Lestari et al., 2016).
j) Suhu badan naik (Lestari et al., 2016).
k) Pusing.
l) Pucat.
m) Lemas.

2. Manifetasi gastritis kronis.


a) Mengeluh nyeri ulu hati.
b) Anoreksia.
c) Naucea.
d) Nyeri seperti ulkus peptic (Inayah, 2004).

f. Patofiologi Gastritis
Berawal mukosa lambung alami pengikisan akibat komsumsi
alcohol, obat anti inflamasi nonsteroid, infeksi helicobacter pylory,
menimbulkan reaksi peradangan.
24

Inflamsi lambung juga dapat dipicu oleh peningkatan sekresi asam


lambung. Ion H+ yang merupakan susunan utama asam lambung
diproduksi oleh sel parietal lambung dengan bantuan enzim Na+/K+
ATPase yang dipicu oleh peningkatan rangsangan persarafan, misal
cemas, stress, marah, melalui serabut parasimpatik vagus akan terjadi
peningkatan transmitter asetilkolin, histamine, gastrin releasing peptide
meningkatkan sekresi lambung. Peningkatan ion H+ tidak diikuti
peningkatan penawarnya seperti prostaglandin, HCO3+, mukus, lapisan
mukosa lambung akan terjadi reaksi inflamasi.
Peningkatan sekresi lambung memicu rangsangan serabut aferen
nervus vagus menuju medulla oblongata melalui kemoreseptor banyak
mengandung neurotransmitter oleh rasa mual dan muntah. Sehingga nutrisi
berkurang juga terjadi penurunan cairan tubuh dan cairan darah
Kekurangan cairan merangsang pusat muntah untuk meningkatkan sekresi
antideuretik hormone (ADH) sehingga terjadi retensi cairan, kehilangan
NaCl dan NaHCO3 berlebihan ditambahkan dengan kehilangan natrium
lewat muntah maka penderita dapat jatuh hipotermia. Muntah juga
mengakibatkan penderita kehilangan K+(hipokalemia) dan penderita dapat
jatuh pada kondisi alkalosis yang diperburuk oleh hipokalemia. Penutupan
celah yang luka dilakukan melalui migrasi sel epitel dan pembelahan sel
yang dirangsang oleh insulin like growth factored dan Gaster ( Sukarmin,
2012).

g. Faktor-faktor resiko gastritis


Brunner & Suddarth(2002) Faktor resiko penyebab gastritis:
1. Pola makan.
Orang yang biasa lambat makan gampang terkena gastritis. Apabila
lambung lambat mengisi maka asam lambung akan merusak mukosa
lambung sehingga timbul nyeri.
2. Merokok
Efek samping dari rokok itu timbul mulai pertama merokok.
Kandungan asap rokok ada 300 macam bahan kimia. Salah satunya
25

adalah nikotin, gas CO. Nikotin mempunyai efek samping menhalangi


rasa lapar, sehingga tidak segera makan yang mengakibatkan perut
kosong sehingga asam lambung meningkat dan dapat terjadi Gastritis.
3. Kopi
Kopi mengandung zat yaitu kafei, yang bisa merangsang susunan syraf
pusat (oto), system pernafasan, system pembuluh darah dan jantung.
Maka bila minum kopi tubuh akan segar, bergairah dan cepat
berfikirseta tidak merasa ngantuk. Kafein merangsang SSP sehingga
kerja lambung meningkat serta memproduksi hormon Gaster dan
Pepsin yang bisa menimbulkan iritasi(gastritis).
4. Helicobakter Pylori
Helicobakter Pylori adalah kuman gram negatif, basil berbentuk kurva
dan batang Helicobakter Pylori adalah bakteri penyebab peradangan
lapisan lambung yang kronis (gastritis) manusia.
5. AINS (Anti Inflamasi Non Steroid)
Obat AINS merupakan golongan obat besar yang secara kimia
heterogen menghambat aktifitas siklooksigenasi, menyebabkan
penurunan sintesis prostaglandin dan precursor tromboksan dari asam
arakhidonat.Misalnya aspirinubufrofen dan noproxen y merupakan
penyebab radang lambung..
6. Alcohol
Alcohol mengirirtasi mukosa lambung sehingga dinding lambung
rentan terhadap asam lambung walaupun kondisi normal.
7. Makanan pedas
Makan makanan pedas berlebihan merangsang system pencernaan,
yaitu lambung dan usus kontraksi, akibatnya rasa panas dan nyeri di
ulu hati yang disertai dengan mual dan muntah. Penderita semakin
berkurang nafsu makannya. Bila kebiasaan mengkonsumsi makanan
pedas lebih dari 1x dalam seminggu selama minimal 6 bulan dibiarkan
terus menerus dapat menyebabkan iritasi pada lambung yang disebut
dengan gastritis.
8. Terlambat makan.
26

Bila seseorang telat makan 2-3 jam,iproduksi asam lambung banyak


dan berlebih sehingga dapat mengiritasi mukosa lambbung serta
menimbulkan rasa nyeri disekitar epigastrium (Dwigint, 2015).
9. Usia
Di Negara berkembang banyak penderita gastritis baik usia dini, usia
muda ataupun dewasa termasuk dalam usia produktif, dimana usia
lebih berisiko terkena gastritis karena banyak kesibukan yang
mempengaruhi pola makan yang tidak teratur dan stres di tempat kerja
dan pola hirup yang buruk.(Gustin 2011).
10. Stress psikis
Stres bisa meningkatkan asam lambung meningkat akibat beban kerja
berat, panik dan tergesa-gesa yang dapat mengiritasi mukosa lambung
dan jika hal itu dibiarkan, lama kelamaan terjadi gastritis (Angkow,
Robot, & Onibala, 2014).
11. Stres Fisik
12. Akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar, refluk empedu dan
infeksi berat merupakan faktor pencetus stres fisik yang
dapatmenimbulkan penyakit gastritis, ulkus dan perdarahan lambung.
(Wijaya & Putri, 2013) Stres fisik bisa membuat perfusi mucosa
lambung terganggu yang mengakibatkan infark kecil serta
meningkatkan produksi asam lambung (Mutaqin, Arif &Sari,
Kumala,2oii).

h. Komplikasi
1. Gastritis akut
Komplikasinya perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA), bisa
juga berupa hematemesis (muntah darah) dan melena (berak darah),
yang berakhir dengan shock hemoragik. Apabila prosesnya hebat,
terjadi ulkus, namun jarang terjadi perforasi (Brunner & Suddarth,
2002).
2. Gastritis kronis
Komplikasinya gangguan penyerapan vitamin B12. Sehingga
27

menyebabkan anemia pernesiaosa, yaitu gangguan penyerapan zat


besi, dan penyempitan daerah pylorus (pelepasan dari lambung ke usus
dua belas jari) (Brunner & Suddarth, 2002).

i. Masalah yang terjadi pada gastritis (Brunner & Suddarth, 2002)


1. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.
2. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan nutrien yang adekuat.
3. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan
cairan tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah.
4. Ansietas berhubungan dengan pengobatan.
5. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.

B. Tinjauan umum Curcuma Domestika Val (kunyit).


a. Latar belakang Curcuma Domestika Val (kunyit).
Curcuma domestica Val ( curcumae domestica rhizoma)
merupakan suku zingiberaceae berbatang semu yang dibentuk dari pelepah
daun-daunnya.[4] Banyak tumbuh di daerah sub tropis sampai tropis
seperti Bangladesh, Cina, Filipina, India, Indonesia, Jamaika, Sri Lanka,
dan Taiwan. Bisa tumbuh di dataran rendah 2.000 meter di permukaan air
laut, dan bisa tumbuh dengan baik pada tanah liat maupun berpasir.
Umumnya kunyit (Curcuma domestica Val) ditanam oleh masyarakat
sebagai tanaman monokultur maupun sebagai tanaman tumpang sari di
pekarangan, kebun, bahkan di hutan.
Tingginya 1,0-1,5 meter, tumbuh tegap berumpun. Mempunyai
daun tunggal dan mempunyai tangkai, berbentuk lancet yang lebar, ujung
dan pangkalnya meruning, bertulang menyirip, permukaannya licin, dan
berwarna hijau pucat. Mempunyai panjang daun 20-40 cm dan lebarnya
15-30 cm. Bunganya merupakan bunga majemuk yang berbentuk kerucut
yang muncul dari batang semunya. Panjang bunga berkisar antara 10-15
cm, berwarna putih sampai kuning muda atau kemerahan. Tiap bunga
punya tiga lembar kelopak dan tiga lembar tajuk.
28

b. Zat-zat yang terkandung dalam Curcuma Domestika Val.


Bagian terpenting kunyit pada rimpangnya. Kulit rimpang
berwarna kecoklatan dan bagian dalamnya berwarna kuning tua, kuning
jingga, atau kuning jingga kemerahan sampai kecoklatan. Induk rimpang
(bulb) bulat panjang seperti telur disebut empu atau kunir lelaki. Rimpang
induk membentuk cabang yang letaknya lateral dan berbentuk seperti jari
(fingers) yang lurus atau melengkung dan mempunyai rasa agak pahit,
getir, kaya akan pigmen dan resin. Sedangkan anak rimpang rasanya agak
manis dan berbau aromatis.
Kunyit mengandung Kurkuminoid berbentuk kristal prisma atau
batang pendek, tak bisa larut dalam air, tapi larut di aseton, etanol,
metanol, bensen, dan khloroform.
Kandungan minyak atsiri rimpang kunyit antara 2,5-6,0 , yang
terdiri dari komponen artumeron, alfa dan beta tumeron, tumerol, alfa
atlanton, beta kariofilen, linalol, 1,8 sineol, zingiberen, dd felandren, d-
sabinen, dan borneol. Selain kurkuminoid dan minyak atsiri, rimpang
kunyit juga mengandung senyawa lain seperti pati, lemak, protein, kamfer,
resin, damar, gom, kalsium, fosfor, dan zat besi. Prosiding SENDI_U 2019
ISBN: 978-979-3649-99-3 699
Kandungan gizi ekstrak kunyit sebagai berikut:
No Bahan Aktif Jumlah
1 Protein 0.090 gram
2 Lemak 0.008 gram
3 Karbohidrat/Pati 11.250 gram
4 Abu 0.925 gram
5 Vitamin A 1.315 IU
6 Vitamin C 3.250 mgram
7 Hidroksiracaikol 0.005 gram
8 Eugenol 0.075 gram
9 Cinole 0.250 gram
10 Tanin 0.003 gram
11 Kurkumin 1.205 gram
12 Caprilic Acid 0.335 gram
13 Camphor/Fosfor 0.420 gram
14 Borneol 0.225 gram
Tabel 1. Kandungan Gizi Ekstrak Kunyit
29

c. Macam-macam manfaat Curcuma Domestika Van.


Kunyit(8) digunakan sebagai obat herbal(9) atau tradisional sudah
sejak dahulu.
Manfaat kunyit antara lain:
1. Kunyit sangat berpengaruh dalam proses penyembuhan penyakit(10)
terutama penyakit maag(10).
2. kunyit juga bisa diaplikasikan untuk perawatan wajah(12) dalam
menyembuhkan jerawat. Untukperawatan wajah biasanya kunyit
dijadikan masker wajah.
3. Ekstrak kunyit dapat memproteksi mukosa lambung dengan
meningkatkan sekresi mukus dan mempunyai efek vasodilator
sehingga kunyit dapat meningkatkan pertahanan mukosa lambung.
4. Adapun kandungan zat aktif kunyit yang dapat melindung mukosa
lambung adalah kurkuminoid dan minyak atsiri.
5. Penggunaan obat pada luka bertujuan untuk mempercepat proses
penyembuhan. Obat yang digunakan dapat berupa obat modern atau
obat alami yang dibuat secara tradisional dari tanaman dan rempah –
rempah. Salah satu tanaman yang paling banyak digunakan ad alah
kunyit (Curcuma domestica Val) (Wienarsih, et al 2012).
6. Kunyit digunakan sebagai antiinflamasi, antiseptic, antiiritansia,
anoreksia, obat luka dan gangguan hati (Wientarsih et al., 2012).
7. Kunyit (Curcuma domestica Val) mengandung senyawa kurkumin
yang dapat mempercepat re – epitelisasi, proliferasi sel, dan sintesis
kolagen (Wientarsih et al, 2012).

C. Tinjauan umum tentang madu.


a. Definisi madu
Madu adalah cairan alami rasa manis dihasilkan lebah madu dari sari
bunga tanaman (floral nektar) atau bagian lain dari tanaman (ekstra floral
nektar) atau ekskresi serangga (Gebremariam, 2014).
b. Kandungan pada madu
30

Madu mengandung sejumlah senyawa dan sifat antioksidan berasal dari


zat-zat enzimatik ( katalase, glukosa oksidase dan peroksidase) dan zat-zat
nonenzimatik ( asam askorbat, α-tokoferol, karotenoid, asam amino,
protein, produk reaksi Maillard, flavonoid dan asam fenolat). Jumlah dan
jenis antioksidan ini sangat tergantung pada sumber bunga atau varietas
madu, dan telah banyak banyak penelitian yang menunjukkan bahwa
adanya hubungan antara aktivitas antioksidan dengan kandungan total
fenol (Khalil, 2012).
Kandungan antioksidan pada madu terdiri dari antioksidan enzimatis dan
non enzimatis. Antioksidan enzi matis pada madu yaitu katalase, glukosa
oksidase, dan peroksidase, sedangkan antioksidan non enzimatis yaitu
asam askorbat, dan protein (pontis, 2014)
c. Kasiat dari madu.
Masyarakat Indonesia menggunakan madu sebagai campuran pada jamu
tradisional untuk meningkatkan khasiat penyembuhan penyakit antara lain:
1. Infeksi saluran pencernaan.
2. Infeksi saluran pernafasan.
3. Dapat meningkatkan kebugaran tubuh.
4. Meningkatkan kecepatan pertumbuhan jaringan baru (Wineri, 2014).

Yang belum ada di tinjauan pustaka penelitian2 sebelumnya yang meneliti kunyit
dan gastritis
D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep yaitu justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang
dilakukan dan memberi landasan topik yang dipilih sesuai dengan
identifikasi masalahnya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil variabel
bebas adalah Curcuma Domestika Val dan Madu sedangkan variabel
terikat yaitu nyeri pada pasien Gastritis di Klinik Bunga Merpat.
Gambaran yang lebih jelas dan terarah alur penelitian ini digambarkan
dalam rangka konsep seperti berikut :

Pasien

Gangguan Sistem Pemberian ekstrak


Pencernaan Curcuma dan madu
(Gastritis)
31

Variable Independen

Nyeri Gastritis
Variable Dependen  Mual, Muntah, Perut
kembung hilang.
 Napsu makan normal
 Merasakan mual,
 Nyeri epigastrium
muntah, perut,
menurun bahkan hilang.
kembung.
 Napsu makan menurun.
 Nyeri epigastrium

Keterangan :

: Diteliti

Gambar 2. Kerangka Konsep

A. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “ Efektifitas Cucuma
Domestika Val dan Madu pada Nyeri Gastritis di Klinik Bunga
Merpati”.terdapat pengaruh pemberian ekstrak……
32

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian Kuantitatif. Dengan
menggunakan pendekatan pra experimental dan desain one group pre and
post test. Observasi dilakukan dua kali yaitu sebelum diberikan perlakuan (01)
disebut pretest, dan sesudah eksperimen (02) disebut dengan posttest.
Pretest Perlakuan Posttest
Kelompok Perlakuan 01 X 02

Gambar 3. Rancangan Penelitian

Keterangan :
01 : pretest sebelum dilakukan pemberian Curcuma dan Madu kepada
kelompok Perlakuan
X : Perlakuan yang di berikan pada pasien nyeri Gastritis
02 : posttest setelah dilakukan pemberian Curcuma dan Madu kepada
kelompok Perlakuan

B. Waktu dan Tempat Penelitian


a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Bunga Merpati.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2020.

C. Populasi Dan Sampel


a. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah Pasien Gastritis yang berobat di Klinik
Bunga dengan jumlah populasi sebanyak 45 orang.
b. Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah Pasien Gastritis diwilayah Klinik Bunga
Merpati dengan jumlah populasi sebanyak 10 orang? . Pengambilan
sampel dengan menggunakan tehnik purposive sampling yang berdasarkan
33

atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat ataupun ciri-ciri yang


sudah diketahui sebelumnya.
Sampel yang akan diteliti harus diperhatikan agar tidak
menyimpang??. Maka sebelum pengambilan sampel perlu ditentukan
dengan kriteria inklusi (penerimaan) dan eksklusi (penolakan):
1) Kriteria Inklusi
a) Responden yeng mempunyai keluhan mual, muntah
b) Responden yang mempunyai keluhan nafsu makan menurun.
c) Responden yang mempunyai skala nyeri Gastritis di atas 5
d) Mampu berkomunikasi, tidak harus bisa membaca atau menulis
tetapi responden mampu memahami dan menjawab pertanyaan
peneliti. Karena akan diberi pertanyaan mengenai keluhan dan
mengukur skala nyeri Gastritis yang dirasakan penderita.
2) Kriteria Eksklusi
a) Responden yang tidak mampu di lakukan pengobatan secara oral.
b) Responden punya komplikasi penyakit

c. Besar Sampel
Besar sampel dihitung berdasarkan rumus :
Z 2 1−α /2. p .qN
n= 2
d 2 ( N−1 ) + Z 1−α / 2. p . q

Keterangan :

n : Jumlah sampel

p : Perkiraan proporsi (0.5)’

q : 1-p

d : Presisi absolute (10%)

Z 1- α/2 : Statistic Z (Z= 1.64)

N : Besar populasi

Berdasarkan rumus tersebut, maka besar sampel dalam penelitian


ini adalah :
34

α
Z 2 1− . p .qN
2
n=
α
d 2 ( N−1 ) + Z 2 1− . p . q
2

(1,64 )2 .0,5 ( 1−0,5 ) 50


n= 2 2
( 0,1 ) ( 50−1 ) + ( 1,64 ) .0,5(1−0,5)

2,68 . 0,5 . 0,5 .50


n=
4,8+ 0,67

33 , 5
n=
5,47

n=6

Jadi, besar sampel dalam penelitian ini adalah 6 sampel

d. Teknik pengambilan sampel


Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan
teknik non random sampling dengan cara consecutive sampling yaitu
memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu
tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi.

D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dan nilai dari objek
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini menggunakan dua
variabel yaitu :
1) Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahan dan timbulnya variabel dependen. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Curcuma
Domestika Van dan Madu.
2) Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel independen. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel dependen adalah nyeri gastritis.
35

E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah karakteristik yang diamati dari sesuatu
yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati atau diukur
itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya
memungkinkan bagi peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran
secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat
diulangi oleh orang lain.
E1. Ekstrak curcuma…
E2. Nyeri gastritis
E3 skala nyeri
dll
Ini definisi operasional masing-masing variabel belum ada
Metode
a. Alat dan bahan
Peralatan yang di gunakan untuk membuat ramuan adalah:
1.Parutan (Fackelmann Double Grater Productnation)
2.Pisau ( Ideal).
3.Saringan (Stainless Stell).
4.Gelas keramik.
5.Mangkok keramik.
Bahan- bahan yang diperlukan adalah:
1.Kunyit 5 ruas.
2.Air mineral ( leminerale).
3.Madu 2 sendok.
b. Prosedur Kerja
1. Persiapan Sampel
Sampel atau kunyit diambil sebanyak 5 rimpang kunyit
kemudian sampel terlebih dahulu dicuci dan dikeringkan sedikit.
Kemudian tanaman kunyit dibersihkan dari kulitnya sehingga pada
proses pembuatan ekstrak nanti kulit luarnya tidak ikut terparut.
2. Pembuatan Ekstrak
36

Ekstrak dibuat dengan cara memarut kunyit dengan parutan


yang telah disiapkan sebanyak 5 rimpang kunyit yang besar di dalam
mangkok keramik menambahkan air sebanyak 50 ml. Kemudian
dilakukan proses penyaringan agar ampas kunyit berpisah dari
ekstraknya. Ekstrak yang sudah disaring kemudian dimasukkan ke
dalam gelas dan siap untuk diminum dengan di tambah 2 sendok madu.
c. Pengujian Ekstrak
Ekstrak yang sudah selesai di buat lalu di suruh minum pasien
Gastritis sebanyak 50 ml setiap pagi dan malam selama jangka waktu
maksimal 1 bulan dan hasil yang diperoleh pada jangka waktu 1 minggu
sudah berangsur-angsur sehat tetapi belum terlalu signifikan.
Metode ini dapat dibuat dengan cara diagram alir sebagai berikut

Kunyit

 Mengambil 5 rimpang
kunyit
 Mencuci
 Mengeringkan sebentar
 Membersihkan dari kulitnya

Parutan

Memarut sampel di dalam mangkok keramik

Mangkok Keramik

Menambahkan air sebanyak 50 ml

Saringan

Menyaring ekstrak tanaman kunyit

Gelas

Memasukkan ekstrak pada gelas


37

Siap untuk diminum + 2 Sendok madu

Mengulangi langkah tersebut setiap hari waktu


pagi dan malam.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perlakuan, pada
variabel independen dengan menggunakan ekstrak Curcuma Domestica Van
dan Madu pada variabel dependen dengan menggunakan skala nyeri pada
Gastritis.???
Instrument: lembar pengumpulan data
Gambar skala nyeri
Kuisioner
Informed consent

G. Teknik Pengumpulan Data


a. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan cara pengisian quisioner untuk mengetahui
keluhan penyakit pasien, kemudian pemberian perlakuan pre-test dan
post-test.
A1 tahap persiapan : pengambilan data sekunder pasien gastritis di klinik
Persiapan alat dan bahan membuat ekstrak
A2. Tahap pelaksanaan: pertemuan 1 .responden yang terpilih informed consent,
mengisi kuisioner, pemberian ekstrak dll
Pertemuan 2 kuisioner, skala vas
Pertemuan 3 dst…

b. Jenis data yang dikumpulkan


1. Data Primer
38

Data primer merupakan data yang diperoleh dengan menggunakan


wawancara lansung kepada pasien Gastritis untuk mengetahui keluhan
dan skala nyeri yang responden rasakan.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data penderita Gastritis yang datang berobat
di Klinik Bunga Merpati.

H. Tehnik Analisis Data


Analisis data yang digunakan untuk hasil pengukuran latihan brandt
daroff menggunakan uji statistik??. Uji statistic yang digunakan antara lain :
uji homogenitas menggunakan uji Leuvene Test, uji normalitas dengan uji
Shapiro Wilk Test. Uji analisis data untuk mengetahui pengaruh Pre dan Post
latihan terhadap keluhan pusing/vertigo?? menggunakan uji Paired T Test
karena dat berdistribusi normal, sedangkan untuk mengetahui beda pengaruh
antar kelompok perlakuan dan kelompok kontrol memakai uji Independent T
Test. Data dalam penelitian ini akan diolah menggunakan software program
SPSS for Windows.

Bab 3 bab paling penting dalam proposal. Harus jelas sejelas-jelasnya apa yang
mau dilakukan, apa yang mau diukur. Mulai dari cara mengambil subyeknya,
kapan subyek dikasih ekstrak dll. Jadi kalau dibaca masih belum jelas subyeknya
mau diapakan saja, yang diukur apa dan bagimana. Kalau masalah bikin
ekstraknya ya mmg sdh lengkap. Tapi detil pelaksaanaan si subyek akan diapain
aja belum jelas.

Definisi operasional belum ada

Karakteristik subyek yang mau diambil apa saja belum ada

Variabel perancu belum disinggung, misal pasien yg merokok bgmn apa jg


diikutkan, yg minum obat2an bagaimana dst.

Tidak dibuat alur penelitian?


39
40
41
42

Anda mungkin juga menyukai